PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMART PHONE SAMSUNG GALAXY PADA PT. SAMSUNG ELECTRONICS CABANG MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
KATA KUNCI: kebijakan brand image, atribut produk, atribut tak berwujud, manfaat bagi pelanggan, harga relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

Digest Marketing Vol. 1 No.1 Juli, 2015 ISSN:

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE IPHONE

Nama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi

PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID MEREK SAMSUNG PENULISAN ILMIAH : NOVIASARI TRIWANDANI

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG GALAXY SERIES RIZKI WICAKSONO SUWARDI

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

ELEMEN EKUITAS MEREK DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP

Yuniar Amalia S Manajemen Ekonomi 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM :

Annisa Rafida Manajemen Ekonomi 2016 Darmadi, SE. MM

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

ANALISIS CITRA MEREK DAN KESADARAN MEREK TERHADAP EKUITAS MEREK SABUN MANDI LUX DI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

Bisma, Vol 1. No. 10, Februari 2017 PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BISNIS PADA PT BANK PANIN, Tbk. CABANG UTAMA PONTIANAK

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA NEW AVANZA (STUDI KASUS TOYOTA AUTO 2000 SISINGAMANGARAJA)

Mareta Fitri Zilvania Manajemen Ekonomi 2015

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

PENGARUH BAURAN PEMASARAN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECANTIKAN ORIFLAME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

Nama : Bayu Aprian NPM : Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

Donny Prammono Dosen Pembimbing : Hendri Rahmayani Asri SE, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (Studi Pada PT Sariguna Prima Tirta) Oleh: Lilly Ibrahim (Dosen FE Unismuh Makassar)

JURNAL OLEH : NURMAN ADRI SATRIYO NPM : FAKULTAS EKONOMI (FE) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : Kelas : 3EA01

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPERCAYAAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI CAFE HARMONY WARUJAYENG

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Iphone di ITC Depok. Monica Arum Kusumaningtyas EA13

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK POCARI SWEAT

DWI RAHMAWATI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada

PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PRODUK KARTU AS PADA PT. TELKOMSEL MAKASSAR

PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK PAKAIAN 3SECOND DI SHOWROOM JAVA MALL SEMARANG

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX (PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN DISTRIBUSI) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN BATIK DI SURABAYA

Nama : Eva Astri Arwina NPM : Kelas : 3EA03

Tulus Yulianti Manajemen Ekonomi 2013

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi furniture. Perusahaan ini

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Iphone di Kalangan Mahasiswa Universitas Gunadarma

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN INOVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BATIK BUNGO PADA RUMAH BATIK VINTO MUARA BUNGO

: Yusniar Dwi Kartika Putri NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Reni Diah Kusumawati., SE., MMSI

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: suatu keputusan pembelian.

PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEMEN BOSOWA (Studi Kasus Pada Konsumen Di Kelurahan Antang Makassar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas

Rara Ayu Riandari B ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

: Intan Larasati NPM : Jurusan : Manajemen /S1 Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto

NIM: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Promosi Penjualan dengan Sistem Cara Bayar yang dilakukan

PENGARUH PRODUCT QUALITY DAN PROMOTION MIX TERHADAP REPURCHASE INTENTION ATAS PRODUK KACA DARK GREY PADA PT. REAL GLAS SEMARANG

Subagja (2005), dengan judul: Pengaruh Differensiasi Produk Terhadap. Brand Image B Burger Di Bandung. Dengan hasil penelitian sebagai berikut :

Nanik Zuliana B ABSTRAK

BAB II KERANGKA TEORI. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity ) pada faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

Rudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

BAB IV ANALISIS DATA. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

: Septiani Permata Sari NPM : Pembimbing : Supriyo Hartadi W, SE., MM

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO

Transkripsi:

1 PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMART PHONE SAMSUNG GALAXY PADA PT. SAMSUNG ELECTRONICS CABANG MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ekuitas merek (kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek) terhadap keputusan pembelian produk smartphone Samsung Galaxy pada PT. Samsung Electronics Cabang Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen di Makassar yang membeli smartphone Samsung pada PT. Samsung Electronics Cabang Makassar selama satu tahun terakhir, yaitu banyak 1.332 orang. Penentuan jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan pendekatan Slovin, sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 orang. Teknik analisis data yang dipakai adalah regresi linear berganda. Secara simultan dan secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy pada PT Samsung Electronics Cabang Makassar. Diantara keempat variabel ekuitas merek (brand equity), menunjukkan bahwa variabel kesan kualitas (perceive quality) berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Kata-kata kunci: ekuitas merek dan keputusan pembelian produk. Latar Belakang PENDAHULUAN Smartphone atau telepon cerdas merupakan produk yang trend atau sedang menjadi fenomena pada beberapa tahun belakangan ini. Banyak sekali produsen yang menawarkan beberapa jenis smartphone dari berbagai merek. Jika dulu seseorang sudah cukup dengan menelepon dan mengirim/menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel (SMS), sekarang kedua hal itu (menelepon dan SMS) tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan masyarakat pengguna telepon pada saat ini, terutama pada masyarakat perkotaan. Kini, semua perusahaan manufaktur elektronik berlomba-lomba membuat telepon yang dapat memenuhi permintaan (demand) pasar. Samsung dikenal sebagai salah satu produsen smartphone terbesar di dunia. Di Indonesia, pengguna produk telepon cerdas (smartphone), tidak hanya dari kalangan dewasa saja, namun juga dari kalangan remaja dan anak-anak. Samsung sebagai pemegang merek terus melakukan program promosi, baik dalam bentuk media cetak, hingga elektronik. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pangsa pasar, sehingga perlu adanya pengembangan brand image yang bertujuan untuk meningkatkan target audiens yang luas. Hal tersebut agar dalam waktu yang relatif singkat, pesan yang ingin disampaikan tentang keberadaan merek tersebut dapat lebih cepat, hingga ke konsumen. Fenomena yang bisa dicermati dewasa ini dalam pembelian sebuah smartphone, yaitu dengan membanjirnya berbagai merek di pasar, konsumen dipaksa untuk cermat dalam membeli sebuah smartphone, sebab berbagai merek tersebut dengan harga yang bersaing,

2 maka konsumen sulit mengetahui dengan pasti merek apa yang sebaiknya mereka beli. Di sinilah pentingnya merek (brand). Merek produk memegang peranan penting dalam perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat dalam bisnis smartphone. Merek yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan, bahkan merangsang konsumen untuk loyal terhadap merek perusahaan. Sedangkan, bagi produsen brand image yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pesaing. Kondisi tersebut akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Brand image adalah jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan, dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu produk. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek, yang akan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2008). Seorang konsumen pada hakikatnya memiliki kebutuhan dan keinginan akan suatu barang yang berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan melalui beberapa proses pembelian karena tersedianya berbagai macam pilihan barang yang ada di pasar. Proses pembelian barang lebih diutamakan pada barang yang lebih istimewa (harganya relatif tinggi), sehingga membutuhkan proses pembelian supaya barang tersebut sesuai dengan kualitas dan tingkat harga yang konsumen inginkan. Untuk mengetahui sejauhmana sebuah merek dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian suatu produk, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Samsung Galaxy Pada PT Samsung Electronics Cabang Makassar. Rumusan Masalah Permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah ekuitas merek (kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek) berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk smartphone Samsung Galaxy pada PT. Samsung Electronics Cabang Makassar? Perilaku Konsumen dalam Pembelian TINJAUAN PUSTAKA Dalam perkembangan konsep pemasaran mutakhir, konsumen ditempatkan sebagai sentral perhatian. Para pemasar berusaha mengkaji aspek-aspek konsumen dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang tersedia. Ada dua alasan mengapa perilaku konsumen perlu diketahui, yaitu: pertama, konsumen sebagai titik sentral perhatian pemasaran, karena itu mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Kedua, perkembangan bisnis pada saat ini menunjukkan bahwa lebih banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan penawaran bisa disebabkan oleh faktor, seperti: konsumen tidak mengetahui keberadaan produk tersebut, tidak memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Mangkunegara, 2012).

3 American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita, dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Winardi, 2010). Ada tiga ide penting dari definisi perilaku konsumen, yaitu: 1. Perilaku konsumen yang dinamis, berarti konsumen selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis konsumen tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama di sepanjang waktu dan pasar. 2. Perilaku konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar, berarti untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), apa serta dimana (kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. 3. Perilaku konsumen adalah pertukaran diantara individu. Hal tersebut membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Langkah yang paling tepat untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam proses pembelian adalah segmentasi manfaat (benefit segmentation), yaitu manfaat yang dicari konsumen ketika mereka menggunakan suatu produk. Misalnya sebagian pelanggan membeli produk karena fungsinya (produk), karena perhitungan ekonomi (tarif), untuk kenyamanan dan ketersediaan (distribusi), karena faktor emosi (promosi) atau untuk kombinasi alasanalasan lainnya. Memahami manfaat yang dicari oleh konsumen dapat membantu mengorganisasikan bauran pemasaran dengan cara menarik pasar sasaran. Konsumen tidak membeli produk, mereka mendapatkan manfaat. Dibalik kenyataan tersebut, ada suatu prinsip dasar pemasaran yang berhasil ketika seseorang menggunakan produk, mereka tidak termotivasi semata-mata karena obyektivitas produk, tetapi oleh manfaat yang melekat pada produk (McDonald & Keegan, 2009) Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu: pertama, konsumen individual artinya pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi geografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang berbeda. Kedua, lingkungan yang mempengaruhi konsumen. Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh yang mengitarinya, yaitu: budaya kelas sosial, budaya keluarga, dan situasi. Ketika seorang konsumen melakukan pembelian suatu merek produk, mungkin didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin saja seseorang membeli suatu merek produk karena meniru teman atau juga mungkin karena tetangganya telah membeli terlebih dahulu. Jadi, interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek produk yang dibeli. Dan, ketiga yaitu stimuli pemasaran atau disebut strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah satu-satunya variabel dalam model ini yang dikendalikan oleh pemasar. Dalam hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran, seperti iklan dan jenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar biasanya berhubungan dengan produk apa yang ditawarkan, penentuan harga jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen (Tjiptono, 2012).

4 Merek (Brand) Merek salah satu atribut yang penting dari sebuah yang penggunanya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan, dimana memberikan merek pada suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut (Simamora, 2013). Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan akan memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Tujuan perusahaan adalah menciptakan pembelian ulang konsumen terhadap produk yang dihasilkannya dan pemberian merek dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan konsumen. Dengan demikian, hubungan itu diharapkan dapat menghasilkan pangsa pasar yang lebih besar dan meningkatkan kemampuan menghasilkan keuntungan. Merek merupakan atribut produk yang dianggap penting, terutama dalam menumbuhkan persepsi yang positif dan konsumen akan percaya setelah menilai atribut yang dimiliki suatu merek. Persepsi positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan citra merek. Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasikan barang atau layanan penjual lain (Kotler, 2012). Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek, yaitu: 1. Attribute, merupakan hal yang pertama kali menandai ciri-ciri merek. 2. Benefit, suatu merek lebih dari sekumpulan atribut karena yang dibeli konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Dengan demikian, atribut harus diterjemahkan kedalam manfaat fungsional dan atau emosional. 3. Value, merupakan nilai-nilai yang dianut oleh produsen yang tercermin dalam merek. 4. Culture, merek yang menunjukkan budaya tertentu yang dianut. 5. Personality, merek yang memproyeksikan suatu kepribadian tertentu. 6. User, merek yang memperhatikan macam-macam konsumen yang menggunakan atau membeli produk. Dengan memperhatikan keenam tingkat pengertian merek, maka pemasar harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan keenam tingkat pengertian merek. Pemasar harus menentukan pada tingkatan mana akan menanamkan identitas merek, karena merupakan suatu kesalahan bagi pemasar untuk mempromosikan yang hanya berdasarkan pada atribut merek saja. Hal tersebut akan mengakibatkan: (1) pembeli tidak tertarik pada atribut merek karena sesungguhnya mereka lebih tertarik pada manfaat merek, (2) pesaing dapat dengan mudah meniru atribut-atribut tersebut, dan (3) atribut yang ada sekarang ini kelak akan berkurang nilainya (Kotler, 2012).. Sebuah nama merek terdiri dari huruf, kata, angka, yang dapat dibaca atau diucapkan. Sedangkan, bagian merek yang berupa simbol, desain, warna, huruf yang khas, yang kesemuanya tidak dapat diucapkan, namun dapat dikenali disebut tanda merek. Merek dagang adalah merek yang dilindungi oleh hukum, termasuk didalamnya nama merek dan tanda merek. Hak cipta adalah hak istimewa untuk memproduksi sebuah karya, baik karya tulis, karya musik, maupun karya seni.

5 Ekuitas Merek (Brand Equity) Perusahaan harus melakukan tambahan nilai-nilai personality pada masing-masing merek guna membedakan produk dengan produk pesaing. Pemasar harus mampu menciptakan personality untuk merek yang dimilikinya dan terus menerus memperbaiki kesan personalitas merek agar tidak ketinggalan zaman. Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang tidak dimilikinya di pasar. Kekuatan sebuah merek adalah seberapa banyak konsumen yang mampu mengingat merek, menganggap merek positif, dan memiliki loyalitas terhadap merek. Pengenalan konsumen terhadap sebuah merek beserta asosiasi merek yang mendukung, kuat dan unik, sehingga merek akan mempunyai nilai ekuitas yang tinggi. Ekuitas berarti aset. Aset sebuah merek didapatkan dari kata-kata dan tindakan konsumennya. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada faktor-faktor yang menurut mereka penting, semakin banyak faktor yang dinilai penting, maka merek tersebut dapat dikatakan sebagai merek yang memiliki aset bernilai. Aktivitas konsumen dalam pembelajaran dan proses keputusan pembeliannya dapat membentuk dan mendorong terbentuknya brand equity. Dengan kata lain, sumber brand equity adalah ketika konsumen menyadari keberadaan merek dan memiliki asosiasi merek yang unik, kuat dan cenderung positif. Secara umum, menurut customer-based brand equity merupakan nilai tambah bagi perusahaan, perdagangan dan konsumen pada merek sebuah produk tertentu atau perbedaan nilai antara produk bermerek dan produk tidak bermerek bagi konsumen. Brand equity merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbol yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan (Keller, 2008). Ekuitas merek (brand equity) merupakan dampak diferensial positif bahwa dengan mengetahui nama merek, maka pelanggan akan merespon suatu produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2011). Ekuitas merek yang tinggi dapat memberikan banyak keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Merek yang kuat dapat menciptakan kesadaran merek dan loyalitas merek yang tinggi. Selain itu, nama merek dapat membawa kredibilitas tinggi, sehingga perusahaan bisa lebih mudah meluncurkan lini dan perluasan merek. Merek yang kuat memberikan beberapa pertahanan kepada perusahaan dalam menghadapi persaingan harga yang ketat. Bagi pelanggan, ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam memperkuat pemahaman mereka akan proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan pencapaian kepuasan. Nilai ekuitas merek bagi pemasar atau perusahaan dapat mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau merangkul konsumen lama (Laksana, 2008). Hal tersebut karena dengan merek yang telah dikenal, maka promosi yang dilakukan akan lebih efektif. Ekuitas merek terdiri dari kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, loyalitas merek dan aset-aset merek lainnya seperti paten, cap, maupun saluran hubungan (Andri, 2009). Empat elemen ekuitas merek di luar aset-aset merek lainnya dikenal dengan elemenelemen utama dari ekuitas merek. Elemen ekuitas merek yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat elemen utama tersebut. Dimensi ekuitas merek terdiri dari:

6 1. Kesadaran merek (brand awareness) Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan perwujudan kategori produk tertentu. Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum (continum ranging) dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satusatunya dalam kelas produk bersangkutan, kontinum dapat diwakili oleh tingkat kesadaran mereka yang berbeda. 2. Kesan kualitas (perceived quality) Kesan atau persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. 3. Asosiasi merek (brand association) Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi merek dapat menciptakan nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan merek lainnya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat menghasilkan suatu bentuk citra tentang merek (brand image) di benak konsumen. 4. Loyalitas merek (brand loyalty) Loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena merupakan suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal tersebut merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba dimasa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen di Makassar yang membeli smartphone Samsung pada PT. Samsung Electronics Cabang Makassar selama satu tahun terakhir, yaitu banyak 1.332 orang. Penentuan jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan pendekatan Slovin (Sugiyono, 2010), sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 orang. Model analisis yang digunakan adalah model regresi linear berganda dengan formula: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X4 + e Keterangan: Y : keputusan pembelian X 1 : variabel kesadaran merek (brand awareness) X 2 : kesan kualitas (perceive quality) X 3 : asosiasi merek (brand association) X 4 : loyalitas merek (brand loyalty) a : konstanta b 1 - b 4 : koefisien regresi yang akan dicari nilainya.

7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persamaan Regresi Linier Berganda Dalam melakukan perhitungan analisis regresi, karena pertimbangan praktis, maka semua data diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS 22,0 for Windows. Dari perhitungan dengan menggunakan model full regression, diperoleh hasil sebagaimana pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Analisis Koefisien Regresi Linier Berganda Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant).319.354.901.370 X1.289.046.394 6.298.000 X2.381.059.453 6.494.000 X3.238.064.252 3.711.000 X4.122.067.141 1.836.040 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel 1 kolom Unstandardized Coefficients diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 0,319 + (0,289) X 1 + (0,381) X 2 + (0,238) X 3 + (0,122) X 4 Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: a. Konstanta (a) = 0,319, menunjukkan kesadaran merek konstan, yaitu jika variabel kesadaran merek (X 1 ), kesan kualitas (X 2 ), asosiasi merek (X 3 ), dan kesetiaan merek (X 4 ) = 0, maka pembelian smartphone Samsung Galaxy tetap sebesar 0,319. b. Koefisien X 1 (b 1 ) = 0,289, menunjukkan bahwa variabel kesadaran merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy, atau dengan kata lain jika variabel kesadaran merek meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone akan bertambah sebesar 0,289. c. Koefisien X 2 (b 2 ) = 0,381, menunjukkan bahwa variabel kesan kualitas berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy, atau dengan kata lain jika variabel kesan kualitas meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy akan bertambah sebesar 0,289. d. Koefisien X 3 (b 3 ) = 0,238, menunjukkan bahwa variabel asosiasi merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy, atau dengan kata lain jika variabel asosiasi merek ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy akan bertambah sebesar 0,238. e. Koefisien X 4 (b 4 ) = 0,122, menunjukkan bahwa variabel kesetiaan merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy, atau dengan kata lain jika variabel kesetiaan merek meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy akan bertambah sebesar 0,122. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Uji Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2010). Hasil uji t pada output SPSS tabel 1 menunjukkan bahwa: i. Variabel kesadaran merek (X 1 ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) di bawah (jauh lebih kecil) dari 0,05 dan nilai t hitung 6,298 > t tabel 1,662.

8 ii. Variabel kesan kualitas (X 2 ) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) di bawah (jauh lebih kecil) dari 0,05 dan nilai t hitung 6,494 > t tabel 1,662. iii. Variabel asosiasi merek (X 3 ) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) di bawah (jauh lebih kecil) dari 0,05 dan nilai t hitung 3,711 > t tabel 1,662. iv. Variabel kesetiaan merek (X 4 ) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,040) di bawah (lebih kecil) dari 0,05 dan nilai t hitung 1,836 < t tabel 1,662. b. Uji Simultan (Uji F) Uji-F digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy) secara simultan. Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan software SPSS 22,0 for Windows sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2, kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat α = 5% (4:88) = 2,009. Tabel 2 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 13.944 4 3.486 43.552.000 a Residual 7.444 88.080 Total 21.388 92 a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2 b. Dependent Variable: Y Pada tabel 2 menunjukkan F hitung 43,552 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena F hitung > F tabel (43,552 > 2,009) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05, maka menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel bebas (kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy. Pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) Pengujian koefisien determinan (R 2 ) digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.807 a.652.637.28292 a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2 b. Dependent Variable: Y Tabel 3 menunjukkan bahwa: a. R = 0,807 berarti hubungan antara variabel bebas (kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian

9 smartphone Samsung Galaxy) sebesar 80,7% artinya hubungannya sangat erat. Semakin besar nilai R berarti menunjukkan hubungan yang semakin erat. b. R Square sebesar 0,652 yang berarti 65,2 % keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy dapat dijelaskan oleh kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek. Sedangkan, sisanya 34,8 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c. Std. Error of the Estimate (standar deviasi) adalah 0,28292, berarti model dinilai baik karena semakin kecil standar deviasi, maka model akan semakin baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: secara simultan dan secara parsial variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan kesetiaan merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy pada PT. Samsung Electronics Cabang Makassar. Di antara keempat variabel ekuitas merek (brand equity), menunjukkan bahwa variabel kesan kualitas (perceive quality) berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung Galaxy pada PT. Samsung Electronics Cabang Makassar. DAFTAR PUSTAKA Andri, G. 2009. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa. Keller, K.L. 2008. Strategic Brand Management: Building, Measuring and Management Brand Equity. 3 rd Edition. Upper Saddle River. NJ: Prentince Hall. Kotler, P., & Armstrong, G. 2011. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. 2012. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta: Prenhallindo. Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mangkunegara, A.A. 2012. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama. McDonald, M.H.B., & Keegan, W.J. 2009. Marketing Plans That Work: Kiat Mencapai Pertumbuhan dan Profitabilitas Melalui Perencanaan Pemasaran yang Efektif. Jakarta: Penerbit Erlangga. Setiadi, N.J. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prenada Media. Simamora, B. 2013. Aura Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, F. 2012. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media Publiching. Winardi. 2010. Aspek-aspek Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Edisi Pertama. Bandung: Mandar Maju.