VIII. Termodinamika Statistik

dokumen-dokumen yang mirip
3. Termodinamika Statistik

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel

IX. Aplikasi Mekanika Statistik

Perumusan Ensembel Mekanika Statistik Kuantum. Part-1

ANALISA KELAKUAN PARTIKEL BERDASARKAN STATISTIK MAXWELL-BOLZTMANN BOSE-EINSTEIN DAN FERMI-DIRAC SKRIPSI. Rio Tambunan

VI. Teori Kinetika Gas

peroleh. SEcara statistika entropi didefinisikan sebagai

2.7 Ensambel Makrokanonik

DESKRIPSI, SILABUS DAN SAP MATA KULIAH FI-472 FISIKA STATISTIK

Ensembel Kanonik Klasik

Chap. 8 Gas Bose Ideal

Statistik + konsep mekanika. Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah:

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

n i,n,v = N (1) i,n,v Kedua, untuk nilai termperatur tertentu, terdapat energi rerata n i,n,v E i = N < E i >= N U (2) V i,n,v n i,n,v N = N N (3)

Teori Ensambel. Bab Rapat Ruang Fase

TERMODINAMIKA & FISIKA STATISTIK (Tes 3)

FI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem /2017 PR#1 : Review of Thermo & Microcanonical Ensemble Dikumpulkan :

Nama Anggota Kelompok: 1. Ahmad Samsudin 2. Aisyah Nur Rohmah 3. Dudi Abdu Rasyid 4. Ginanjar 5. Intan Dwi 6. Ricky

Teori Ensambel. Bab Rapat Ruang Fase

2.11 Penghitungan Observabel Sebagai Rerata Ensambel

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

Chap 7. Gas Fermi Ideal

Pendahuluan. Bab Keadaan mikro dan keadaan makro. 1.2 Ruang Fase

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2.

Atau dengan menginverse S = S(U), menjadi U=U(S), kemudian menghitung:

KONDENSASI BOSE-EINSTEIN. Korespondensi Telp.: , Abstrak

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

TERMODINAMIKA MIRZA SATRIAWAN

KETENTUAN AGUNG ( THE GOLDEN RULE ) Suparno Satira

Fungsi Gelombang Radial dan Tingkat Energi Atom Hidrogen

sifat-sifat gas ideal Hukum tentang gas 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor

BAB V MOMENTUM ANGULAR Pengukuran Simultan Beberapa Properti Dalam keadaan stasioner, momentum angular untuk elektron hidrogen adalah konstan.

3. Teori Kinetika Gas

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:

Sifat Gas secara Teori dan Distribusi Kecepatan Molekul

BAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya

V. Potensial Termodinamika

T 21 Penentuan Variabel Ekstensif Ekonomi Melalui Model Termodinamika Dengan Simulasi Statistika Fuzzy (1,1)

Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1

Hukum Termodinamika 1. Adhi Harmoko S,M.Kom

TERMODINAMIKA & FISIKA STATISTIK

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.

BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Widya Wati, M.Pd 1

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

II. Persamaan Keadaan

1. 1 APA TERMODINAMIKA ITU

Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda.

11/25/2013. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Tekanan. Tekanan. KINETIKA KIMIA Teori Kinetika Gas

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BA B B B 2 Ka K ra r kt k eri r s i tik i k S is i tem Ma M kr k o r s o ko k p o i p k i Oleh Endi Suhendi

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK

a. Lattice Constant = a 4r = 2a 2 a = 4 R = 2 2 R = 2,8284 x 0,143 nm = 0,4045 nm 2

Ensembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal

Chap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

Ensembel Grand Kanonik Klasik. Part-1

Mengenal Sifat Material. Teori Pita Energi

Fisika Statistik. Jumlah SKS : 3. Oleh : Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Analisis Distribusi Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan Indonesia Menggunakan Temperatur Negatif Distribusi Boltzmann

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

model atom mekanika kuantum

BAB I PENDAHULUAN (1-1)

KATEGORI TEORI SELEKSI TINGKAT PROVINSI OSN PERTAMINA 2014 BIDANG FISIKA

BAB V RADIASI. q= T 4 T 4

SOLUTION QUIZ 1 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

Bab VIII Teori Kinetik Gas

BAB II DASAR TEORI. dibuat melingkar (loop) dengan luasan sebesar da, maka arus I dalam luasan yang

I. Pendahuluan. Berasal dari dua kata Yunani: thermos (heat) dan dynamis (power). B. terhadap cabang Fisika dan ilmu lainnya

FONON I : GETARAN KRISTAL

Termodinamika Usaha Luar Energi Dalam

FUNGSI GELOMBANG. Persamaan Schrödinger

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

W = p V= p(v2 V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

Teori Kinetik Zat. 1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya. 2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.

Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas.

PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM. Asep Sutiadi (1974)/( )

Efek de Haas-Van Alphen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IV. Entropi dan Hukum Termodinamika II

PENGARUH EKSPANSI CEPAT ADIABATIS TERHADAP PERUBAHAN SUHU GAS IDEAL SKRIPSI

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

Karakteristik Limit dari Proses Kelahiran dan Kematian

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Transkripsi:

VIII. Termodinamika Statistik 8.1. Pendahuluan Mereka yang mengembangkan termodinamika statistik: - Boltzmann - Gibbs dan setelah kemauan teori kuantum: - Satyendra Bose - lbert Einstein - Enrico Fermi - Paul Dirac Pada termodinamika statistik (menurut Boltzmann) dibedakan macrostate dan microstate suatu sistem. microstate dari sebuah sistem dapat dielaskan bila posisi dan kecepatan setiap setiap partikel diberikan macrostate dari sebuah sistem dapat dielaskan bila sifat-sifat makroskopik sistem (seperti tekanan, temperatur, volume, umlah mole etc.) diketahui M. Hikam, Termodinamika Statistik 86

Microstate Macrostate v 1 P r 1 r 2 v V T v 2 Pada kenyataannya yang dapat kita ketahui, tentu saa, macrostate. Sangat sulit untuk mengetahui kecepatan dan posisi partikel pada suatu waktu tertentu umlah molekul terlalu banyak. Namun dapat kita pahami bahwa cukup banyak microstate yang berbeda dapat berkorespondensi dengan macrostate yang sama. Contoh pada pelemparan empat koin Rp 100.- (koin kecil). Satu sisi koin berupa gambar garuda, yang lain sapi. Macrostate Kemungkinan microstate (G = garuda, S= sapi) Jumlah microstate 4 garuda GGGG 1 3 garuda, GGGS, GGSG, GSGG, SGGG 4 1 sapi 2 garuda, GGSS, GSGS, SGGS, SGSG, 6 2 sapi GSSG, SSGG 1 garuda, GSSS, SGSS, SSGS, SSSG 4 3 sapi 4 sapi SSSS 1 M. Hikam, Termodinamika Statistik 87

Prinsip dasar pada pendekatan statistik setiap microstate memiliki kemungkinan keadian yang sama. Jumlah total microstate : 1+ 4 + 6 + 4 + 1 =16 Peluang mendapatkan macrostate terbesar pada kondisi 2 garuda dan 2 sapi, yakni: 6/16 = 37,5% Untuk 100 koin: Macrostate Garuda Sapi 100 0 99 1 90 10 80 20 60 40 55 45 50 50 45 55 40 60 20 80 10 90 1 99 0 100 Jumlah Microstate 1 1,0 10 2 1,7 10 13 5,4 10 20 1,4 10 28 6,1 10 28 1,0 10 29 1,4 10 28 5,4 10 20 1,7 10 13 1,0 10 2 1 Posisi 50-50 itulah yang paling mungkin. M. Hikam, Termodinamika Statistik 88

Kalau kita teruskan ke distribusi kecepatan: Jumlah molekul lau, v Lihat arah: Jumlah molekul kecepatan v x M. Hikam, Termodinamika Statistik 89

8.2. Probabilitas Termodinamik Dalam sistem tertutup dan terisolasi, energi E dan umlah partikel N adalah keduanya konstan. microstate yang mungkin adalah yang memenuhi kedua kondisi ini. Ketika waktu beralan karena ada interaksi antar partikel, bisa saa sekelompok partikel berubah energinya yang mengakibatkan perubahan keadaan energi setiap partikel. microstate akan berubah namun setiap kemungkinan microstate harus memenuhi kondisi E dan N yang konstan. Jumlah microstate yang mungkin yang berkorespondensi dengan suatu macrostate k disebut probabilitas termodinamika, W k. W 1 W 2 Jumlah microstate secara keseluruhan (assembly) Ω menadi: Ω = W k k Sifat-sifat makroskopis benda tergantung pada nilai rata-rata dalam waktu sifat-sifat mikroskopisnya. Contoh tekanan gas tergantung pada harga rata-rata lau momentum dalam suatu area tertentu. M. Hikam, Termodinamika Statistik 90

Jadi dibutuhkan suatu cara untuk menentukan umlah partikel ratarata N pada level energi dalam assembly. N disebut umlah penempatan (occupation number) rata-rata pada level. mbil N k sebagai umlah penempatan pada level di macrostate k. Maka rata-rata grup yang menempati level : N kwk g N = k 1 = N kw k Wk Ω k k Secara rata-rata waktu uga akan didapat hasil serupa. Dapat ditulis: 1 N = Ω k N k W k 8.3. Berbagai Macam Termodinamika Statistik Statistika partikel biasanya dapat dibedakan sbb: Statistik Bose-Einstein Statistik Fermi-Dirac Statistik Maxwell-Boltzmann Untuk membedakan hal ini digunakan konsep partikel identik sbb: Suatu sistem (misal gas) terdiri dari N partikel dalam volume V: M. Hikam, Termodinamika Statistik 91

Sebut: Q i koordinat gabungan (posisi dan spin) partikel ke-i s i keadaan kuantum partikel ke-i Keadaan seluruh gas: {s 1, s 2, s 3,...} dengan fungsi gelombang pada keadaan ini: Ψ = Ψ [ s 1, s2, s3,..] (Q 1, Q 2,... Q N ) Beberapa kasus:. Kasus Klassik (Statistik Maxwell Boltzmann) Dalam kasus ini (Statistik MB) partikel dapat dibedakan (distinguishable) berapa pun umlah partikel dapat menempati keadaan tunggal s yang sama tidak ada simetri yang dibutuhkan ketika dua partikel ditukar B. Deskripsi Mekanika Kuantum Simetri elas dibutuhkan ketika teradi pertukaran partikel Partikel secara intrinsik tidak dapat dibedakan (indistinguishible) Dapat teradi pembatasan untuk menempati keadaan tertentu Karena keadaan simetri ini, keadaan kuantum erat hubungannya dengan spin partikel: (a) Spin bulat (integral spin) (b) Spin setengah (half integral spin) Dengan demikian statistika mekanika kuantum terbagi dua: (a) Partikel dengan Spin bulat (Statistik Bose-Einstein) Setiap partikel memiliki momentum angular spin total (diukur dalam unit h ) bilangan bulat: 0, 1, 2, 3, 4,... M. Hikam, Termodinamika Statistik 92

Fungsi gelombang total bersifat simetri, yakni Ψ( Q Q i ) = Ψ( Q i Q ) Tidak dapat dibedakan setiap pertukaran partikel tidak menghasilkan keadaan baru (b) Partikel dengan Spin kelipatan ½ (Statistik Fermi-Dirac) Setiap partikel memiliki momentum angular spin total (diukur dalam unit h ) kelipatan ½ yakni 1, 3,... Fungsi gelombang total bersifat antisimetri, yakni Ψ( Q Q i ) = Ψ( Q i Q ) Tidak dapat dibedakan Karena sifat antisimetri dan partikel indistinguishable maka dua atau lebih partikel tidak mungkin pada keadaan yang sama. Prinsip eksklusi Pauli Resumé: Klassik Kuantum Maxwell-Boltzmann Bose-Einstein Fermi-Dirac Distinguishable indistinguishable, spin: 0,1,2,3,4,... indistinguishable spin:, 3,... Tak ada simetri simetri ntisimetri Tak ada batasan umlah menempati satu keadaan Tak ada batasan umlah menempati satu keadaan contoh: Foton, He 4 2 2 2 2 Prinsip eksklusi Pauli contoh: Elektron, He 3 M. Hikam, Termodinamika Statistik 93

Supaya elas tinau kasus 2 partikel dengan keadaan kuantum yang mungkin ada tiga s = 1, 2, 3. Maxwell-Boltzman: 1 2 3 B B B B B B B B B Bose-Einstein: 1 2 3 Fermi Dirac: 1 2 3 M. Hikam, Termodinamika Statistik 94

Pada statistik Maxwell-Boltzmann partikel-partikel dapat dibedakan dan umlah partikel yang menempati energi yang sama tidak dibatasi. da seumlah N partikel (assembly) dan suatu macrostate dengan umlah penempatan N 1, N 2, N,..etc. dan level degenerasi g 1, g 2, g,..etc. Contoh: Kemungkinan susunan keberadaan dua partikel (a dan b) pada tiga level energi: Level Keadaan (1) (2) (3) 1 ab 2 ab 3 b 4 a b 5 b a 6 a B 7 b 8 a B 9 b Kalau ada N partikel, umlah kemungkinan distribusi: w = N g Pada semua level menadi: Π w = Π N g M. Hikam, Termodinamika Statistik 95

N Tetapi Π g tidak sama dengan W k karena pertukaran partikel menyebabkan keadaan yang berbeda, hal ini berkontribusi pada N! N! kemungkinan distribusi: =, adi N 1! N 2!... Π! W k = Resume Π N! N N umlah partikel g umlah level! Π Maxwell-Boltzmann: N g N g = N! Π w = Bose-Einstein: ( g + N 1)! w = ( g 1)! N! Fermi Dirac: g! w = ( g N )! N! g N N! N 8.4. Interpretasi Statistik tentang Entropi Pada suatu sistem PVT: T S = U + P V µ N disini µ merupakan potensial Kimia. M. Hikam, Termodinamika Statistik 96

Dari sudut pandang statistik, perubahan energi adalah akibat perubahan umlah microstate yang mungkin. ada hubungan antara model statistik dengan entropi. Dalam hal ini entropi dapat dihubungkan dengan probabilitas termodinamik (umlah microstate dalam assembly) Karena entropi merupakan besaran ekstensif, maka entropi total S merupakan umlah entropi-entropi S 1 dan S 2 dari individual sistem. S = S 1 + S 2 Sementara itu Ω = Ω 1 Ω 2 Jadi entropi tidak mungkin berbanding lurus dengan probabilitas termodinamika. Katakanlah S merupakan fungsi tertentu dari Ω seperti S = J(Ω), maka J(Ω 1 ) + J(Ω 2 ) = J(Ω 1 Ω 2 ) Karena J(Ω 1 ) hanya fungsi Ω 1, maka J ( Ω1 ) dj = ( Ω1 ) Ω1 dω1 sehingga: dj ( Ω1 ) = Ω 2 J'(Ω 1 Ω 2 ) dω1 dengan cara yang sama: dj ( Ω2 ) = Ω 1 J'(Ω 1 Ω 2 ) dω2 dari persamaan-persamaan tersebut: dj Ω ( Ω1 ) dj 1 = Ω ( Ω2 ) 2 dω1 dω2 M. Hikam, Termodinamika Statistik 97

dan karena Ω 1 dan Ω 2 independen, maka persamaan tersebut hanya benar bila sama dengan suatu konstanta, misal = a. Jadi untuk sebarang sistem: dj ( Ω) Ω = a d Ω dω dj(ω) = a Ω sehingga J(Ω) = a ln Ω Supaya sesuai dengan termodinamika klassik, a = k (konstanta Boltzmann) S = k ln Ω Persamaan terakhir ini menunukkan pengertian entropi dari tinauan fisika statistik. pakah masih sealan dengan definisi umum bahwa entropi merupakan ukuran ketidakteraturan? Tentu saa dapat dibenarkan. Kita tahu bahwa Ω merupakan umlah microstate, penambahan umlah ini mencerminkan ketidakteraturan. Kalau kita dapat memiliki Ω = 1 (hanya satu keadaan), maka S = k ln Ω = 0 kondisi teoritis untuk T = 0. Disini sistem teratur sempurna. Dapat dibuktikan dalam banyak hal (Sears-Salinger, page 325) bahwa definisi entropi secara termodinamik ds = d'q sealan T dengan definisi statistik S = k ln Ω. M. Hikam, Termodinamika Statistik 98

8.5. Fungsi Distribusi Maxwell-Boltzmann Dari N g W k = N! Π N! dapat dibuktikan (lihat Sears-Salinger page 335-336) fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann: N N µ ε = exp g k B T 8.6. Fungsi Partisi dan Sifat-sifat Termodinamika Sistem Fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann dapat ditulis: µ ε N = N (exp ) g exp k B T k B T Karena N = N, maka: N = N = N (exp µ k B T ) g exp ε k B T Jumlah suku terakhir ini disebut fungsi partisi: ε Z = g exp k B T Dari hal tersebut: µ 1 exp = k B T Z Distribusi Maxwell-Boltzmann menadi: N N ε = exp g Z k B T M. Hikam, Termodinamika Statistik 99

Seterusnya dapat dibuktikan dengan mudah (untuk distribusi Maxwell-Boltzmann, see page 340): F = NkT ln Z S = T U + Nk ln Z G = NkT ln Z + fungsi (T) U = NkT 2 ln Z T V ln Z P = NkT V T Jelas tampak dari pendekatan statistik, besaran-besaran fisika dapat diturunkan ika fungsi partisi diketahui. M. Hikam, Termodinamika Statistik 100