ANALISIS IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PONTJOL SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

Ega Subiyantoro 1), Atika Nurani Ambarwati 2) 1,2 Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang. Abstract

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

ANALISIS INDEKS KEPUASAN PESERTA BPJS TERHADAP PELAYANAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN

Kualitas Pelayanan Penduduk Lanjut Usia pada Komda Lansia Kabupaten Wonosobo

Kris Setyaningsih Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

Diarti, et al, Studi Kualitas Pelayanan Apotek Ditinjau dari Tingkat Kepuasan Konsumen...

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN RESEP DI APOTEK KIMIA FARMA 286 PADANG ASRI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN FARMASI SATU PINTU

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN HARAPAN SERTA PERSEPSI PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK X DI DAERAH SEMINYAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY SERVQUAL, KUADRAN IPA, DAN INDEKS PGCV SKRIPSI. Oleh: HANIK ROSYIDAH JURUSAN STATISTIKA

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI KOTA RANAI KECAMATAN BUNGURAN TIMUR KABUPATEN NATUNA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN LABORATORIUM KLINIK (Studi Kasus Laboratorium Klinik X Jakarta)

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI

KESENJANGAN (GAP) PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN Studi Kasus Minimarket X di Jakarta Timur

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA TOKO BUKU ANGGREK PALEMBANG

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA APOTEK KIMIA FARMA PEKALONGAN RESUME SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik

Universitas Sam Ratulangi Manado

KAJIAN PENERAPAN HOUSE OF QUALITY (HOQ) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN KESEHATAN: Studi di GMC Health Center Yogyakarta

Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan Obat, Assurance

INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PENGINAPAN KURNIA PASIR PENGARAIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 20011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI DI RSUD PARE MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN BELI MASYARAKAT DI SFA TOSERBA KAMPUNG SEWU SURAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERSEPSI KONSUMEN APOTEK TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI TIGA KOTA DI INDONESIA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

Kata kunci : Kualitas pelayanan, Instalasi Farmasi, GAP, RSUD Ratu Zalecha Martapura

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI SF DIGITAL PHOTO SERVICE

Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan (Studi Kasus : Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Puncak Jaya)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI SATELIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

(Submited : 6 Maret 2018, Accepted : 31 Maret 2018)

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

Medula Vol. 2 No. 1 Oktober 2014 ISSN

PENGUKURAN KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA HOTEL XYZ PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN IPA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN ZONE OF TOLERANCE

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUSTOMER SATISFACTION INDEX DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSISSERTA SERVICE QUALITY

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

PENGUKURAN KUALITAS JASA BENGKEL SEPEDA MOTOR SM DI KOTA PADANG DENGAN METODE SERVQUAL

ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. CENTRAL SENTOSA FINANCE SURAKARTA

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN DENGAN PENDEKATAN METODE SEVICE QUALITY DAN FOCUS GROUP DISCUSSION PADA KAFE HOUSE OF PADMANING SURABAYA

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA RSUD KABUPATEN KARANGANYAR. Tutik Nuryanti 1),Slamet Djauhari 2) 1)

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MENGENAI KUALITAS LAYANAN FIRST MEDIA DI BANDUNG MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

ABSTRAK KUALITAS PELAVANAN RESEP DI APOTEK KIMIA FARMA ULIN KOTA BANJARMASIN MENURUT PERSEPSI PASIEN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PENGUNJUNG BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

ANALISIS SERVICE QUALITY UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN TIK DI UNIVERSITAS SILIWANGI

Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

PIMPINAN UMUM / PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. Marchaban, DESS.,Apt. Dewan Penyunting. Dr. Satibi, SSi.,MSi.,Apt. Anna Wahyuni, S.Farm.,M.PH.,Apt.

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

Transkripsi:

1 ANALISIS IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PONTJOL SEMARANG Naily Multi Soraya dan Ngatindriatun Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstract Health has become a staple of the community. Health and well-being is an absolute desire for every human being. Standard of living is increasing, pushing for diperlihatkannya health status in order to improve the quality of life better. Results from the pre assessment questionnaire in pharmacy Pontjol Semarang apparently numbered 53, where the score indicates that the Standards in Pharmacy Pharmaceutical Services Pontjol Semarang is less good. Because the assessment scoring a Drugstore good report or in accordance with government standards is the score of 81-100. This study aims to analyze Important Performance Analysis (IPA) on the level of patient satisfaction with pharmacy Pontjol Semarang diguakan samples in this study a total of 100 respondents who are in pharmacy Pontjol Semarang by using the Important Performance Analysis (IPA). Based on the analysis of Importance Perfomance Analysis (IPA), there are some attributes that a top priority and should be improved performance. Attributes (X1.1) provision of information, attributes (X2.2) speed of service, attributes (X4.2) convenience, attributes (X4.4) alternative medicine, attributes (X5.3) air vents. These attributes that make Pontjol Semarang Pharmacy Services Standard Kefarmasiannya unfavorable. Based on the analysis of GAP (gap) dimension of overall service, can be indicated that the quality of pharmacy services in Semarang Pontjol are categorized in groups. It can be seen from the correspondence between the service provided by the patient's expectations are GAP (gap) / satisfaction rate of 0.2301. GAP analysis results (gap) of each dimension, it can be concluded that the most satisfying dimension in which patients have the greatest level of satisfaction indicated by the value gap is the smallest dimension of security (assurance) of 0.185, direct evidence dimension (tangibles) of 0.188, the next dimension of empathy (empathy ) at 0.2225, the dimensions of reliability (reliability) of 0.2475 and the latter is the dimension of responsiveness (responsiveness) of 0.3075. Keywords: service quality dimensions, Important Performance Analysis (IPA)

2 I. Pendahuluan Kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Kesehatan dan kesejahteraan merupakan keinginan mutlak bagi setiap manusia. Salah satu upaya pembangunan di bidang kesehatan adalah peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada asuhan kefarmasian (pharmaceutical care). Pharmaceutical care adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Depkes RI, 2004). Bentuk interaksi langsung dengan pasien adalah melaksanakan pelayanan resep, pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek dan pelayanan informasi obat. Tujuannya agar pengobatan sesuai harapan dan dapat terdokumentasi dengan baik. Kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan kinerja yang dirasakan dengan harapan, apabila kinerja di bawah harapan, pelanggan akan kecewa tetapi bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas (Supranto, 2006). Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefarmasiaan yang bermutu tinggi, melalui cara pelayanan farmasi apotek yang baik. Standar pelayanan kefarmasian mencakup pengelolaan sumber daya yaitu meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana, pelayanan resep, promosi dan edukasi serta pelayanan resendesial (Depkes RI, 2004). Menurut Wahyono (2002), kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja atau organisasi dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Dengan demikian kinerja merupakan sebuah proses untuk menetapkan apa yang harus dicapai melalui pendekatannya untuk mengelola dan

3 mengembangkan sumberdaya manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan sasaran dalam suatu jangka waktu tertentu. Hasil dari penilaian di Apotek Pontjol Semarang ternyata berjumlah 53, dimana hasil skor menunjukan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Pontjol Semarang adalah kurang baik. Karena dalam penilaian skoring sebuah Apotek dikatakan baik atau sesuai dengan Standar Pemerintah adalah dengan skor 81-100. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat kepuasan pasien di Apotek Pontjol Semarang, bagaimana sikap pasien terhadap Apotek Pontjol Semarang dan bagaimana kondisi kinerja di Apotek Pontjol Semarang. Pada akhirnya dapat ditentukan hubungan antara pelayanan kefarmasian terhadap kepuasan pasien. II. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis) yang terdiri atas dua komponen yaitu analisis kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Sampel dipilih dengan kriteria inklusi pernah berkunjung sebelumnya, minimal dua kali kunjungan ke Apotek Pontjol Semarang, mengambil obat di Apotek Pontjol Semarang pada waktu penelitian berlangsung yaitu pada jam kerja sebagai pasien yang menebus resep, berusia > 17 tahun. Jumlah sampel yang digunakan ada 100 pasien. III. Hasil dan pembahasan A. Uji Validitas dan Reliabilitas Nilai cronbach s alpha semua variabel di atas 0,60, dengan demikian indikator yang digunakan variabel Kehandalan (Reliability), Ketanggapan (Responsiveness),

4 Jaminan (Assurance), Empati (Empathy), Bukti Langsung (Tangibles) terbukti reliabel atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel. Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kehandalan (Reliability) Ketanggapan (Responsiveness) Jaminan (Assurance) Empati (Empathy) Bukti Langsung (Tangibles) Cronbach s Alpha (Persepsi) (Xi) Cronbach s Alpha (Harapan) (Yi) Standar Reliabilitas Keterangan 0,717 0,673 0,60 Reliabel 0,654 0,774 0,60 Reliabel 0,701 0,751 0,60 Reliabel 0,740 0,769 0,60 Reliabel 0,763 0,796 0,60 Reliabel Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Suatu indicator dikatakan valid, apabila df = n - 2 = 100 2 = 98 dan α = 0,05, maka r tabel = 0,1966 (0,197) dengan ketentuan (Nurgiyantoro, dkk, 2004:339) : Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid. Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Kehandalan (Reliability) Ketanggapan (Responsiveness) r hitung (Persepsi) (Xi) r hitung (Harapan) (Yi) r tabel Keterangan 0,485 0,336 0,197 Valid 0,511 0,546 0,197 Valid 0,516 0,484 0,197 Valid 0,574 0,468 0,197 Valid 0,475 0,515 0,197 Valid 0,477 0,641 0,197 Valid 0,524 0,647 0,197 Valid 0,335 0,521 0,197 Valid

5 Jaminan (Assurance) Empati (Empathy) Bukti Langsung (Tangibles) Hasil uji validitas menunjukkan nilai r hitung setiap indikator lebih besar dibanding nilai r tabel, dengan nilai r tabel sebesar 0,197. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid untuk mengukur variabel Kehandalan (Reliability), Ketanggapan (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Empathy), Bukti Langsung (Tangibles). B. Importance Performance Analysis Importance Performance Analysis terdiri atas analisis kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Analisis kuadran berfungsi untuk menunjukan hubungan anatara penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pasien. 0,422 0,404 0,197 Valid 0,529 0,573 0,197 Valid 0,546 0,681 0,197 Valid 0,512 0,553 0,197 Valid 0,467 0,626 0,197 Valid 0,638 0,720 0,197 Valid 0,555 0,285 0,197 Valid 0,608 0,681 0,197 Valid 0,447 0,567 0,197 Valid 0,581 0,512 0,197 Valid 0,584 0,594 0,197 Valid 0,499 0,562 0,197 Valid 0,596 0,662 0,197 Valid

6 Tabel 3. Skor Kinerja dan Kepentingan Kuadran Atribut Nama Atribut Rata-rata (Xi) Rata-rata (Yi) 1 Pemberian Informasi 2.9 3.33 2 Kecepatan Pelayanan 2.81 3.29 A 3 Kenyamanan 2.87 3.24 4 Alternatif Obat 2.9 3.28 5 Ventilasi Udara 2.87 3.3 6 Komunikasi 3.03 3.28 7 Keramahan 3.05 3.24 8 Penyelesaian Masalah 3.05 3.34 B 9 Kesigapan Pegawai 3.02 3.24 10 Kesesuaian Resep 3.01 3.32 Dokter 11 Kualitas Obat 3.06 3.28 12 Parkir 3.09 3.24 C 13 Penanggapan Keluhan 2.92 3.16 14 Kelengkapan Obat 3.09 3.21 15 Tanya jawab 3.07 3.16 16 Kesopanan 3.08 3.2 D 17 Pelayanan setara 3.12 3.21 18 Keluhan 3.08 3.13 19 Penampilan 3.05 3.17 20 Kebersihan 3.07 3.17 21 Kemasan Produk 3.07 3.21 Rata-rata 3.01 3.23 Dari tabel 3 memperlihatkan hasil perhitungan nilai rata-rata tingkat kepuasan dan rata-rata tingkat kinerja untuk setiap kuadran. Hasil perhitungan ditampilkan berupa dua macam grafik IPA. Grafik yang pertama mempergunakan nilai rata-rata pada skala pengukuran tingkat kepuasan dan tingkat kinerja sebagai garis pemisah antar kuadran seperti terlihat pada Gambar 1

7 A Prioritas Utama B Pertahankan C Prioritas Rendah D Berlebihan Gambar 1 Diagram Kartesius Apotek Pontjol Semarang Berdasarkan grafik IPA pada Gambar 1, maka faktor-faktor yang berkaitan dengan pelayanan kefarmasian di Apotek Pontjol Semarang dapat dikelompok dalam masing-masing kuadran sebagai berikut: Kuadran A Kuadran A menjelaskan kinerja di Apotek Pontjol Semarang rendah namun tingkat harapan pasien tinggi. Adapun atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran A

8 berdasarkan urutan prioritas perbaikannya adalah (X1.1) Pemberian Informasi, (X2.2) Kecepatan Pelayanan, (X4.2) Kenyamanan, (X4.4) Alternatif Obat, (X5.3) Ventilasi Udara. Kuadran B Kuadran B menjelaskan kinerja di Apotek Pontjol Semarang tinggi dan tingkat harapan pasien tinggi. Atribut-atribut dan tingkat kesesuaiannya adalah (X1.2) Komunikasi, (X1.3) Keramahan, (X2.1) Penyelesaian Masalah, (X2.4) Kesigapan Pegawai, (X3.1) Kesesuaian Resep Dokter, (X3.3) Kualitas Obat, (X5.5) Parkir Kuadran C Kuadran C menjelaskan kinerja di Apotek Pontjol Semarang rendah namun tingkat harapan pasien rendah. Atribut-atribut dan tingkat kesesuaiannya adalah (X2.3) Penanggapan Keluhan Kuadran D Kuadran D menjelaskan kinerja di Apotek Pontjol Semarang tinggi namun tingkat harapan pasien rendah. Atribut yang terdapat di kuadran ini adalah (X1.4) Obat murah dan lengkap, (X3.2) Tanya Jawab, (X3.4) Kesopanan, (X4.1) Pelayanan tanpa memandang status, (X4.3) Keluhan (X5.1) Penampilan, (X5.2) Kebersihan, (X5.4) Kemasan. C. Analisis Kesenjangan (GAP) Analisis gap yang dimaksud disini adalah selisih antara kinerja Apotek dengan kepentingan Pasien.

9 No. Tabel 4. Perhitungan ServQual Untuk Tiap-Tiap Variabel Ratarata Rata-rata GAP Persepsi Harapan GAP Kinerja Kepentingan Kinerja Kepentingan Rata-rata (Xi) (Yi) Kehandalan (Reliability) 1 2.9 3.33 0.43 2 3.03 3.28 0.25 3 3.05 3.24 0.19 4 3.09 3.21 0.12 3.0175 3.265 0.2475 Ketanggapan (Responsiveness) 5 3.05 3.34 0.29 6 2.81 3.29 0.48 2.95 3.2575 0.3075 7 2.92 3.16 0.24 8 3.02 3.24 0.22 Jaminan (Assurance) 9 3.01 3.32 0.31 10 3.07 3.16 0.09 11 3.06 3.28 0.22 3.055 3.24 0.185 12 3.08 3.2 0.12 Empati (Empathy) 13 3.12 3.21 0.09 14 2.87 3.24 0.37 15 3.08 3.13 0.05 2.9925 3.215 0.2225 16 2.9 3.28 0.38 Bukti Langsung (Tangibles) 17 3.05 3.17 0.12 18 3.07 3.17 0.1 3.03 3.218 0.188 19 2.87 3.3 0.43 20 3.07 3.21 0.14 21 3.09 3.24 0.15 Rata-rata 3.009 3.2391 0.2301 Tabel 4 memperlihatkan perhitungan dari tingkat kinerja dan tingkat kepentingan didapatkan nilai rata-rata setiap variabel dan rata-rata kesenjangan.

10 Hasil analisis kesenjangan (gap) terhadap kualitas pelayanan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara kualitas pelayanan yang diberikan Apotek Pontjol Semarang dengan yang diharapkan pasien. Variabel yang mempunyai GAP terbesar adalah pada variabel ketanggapan (responsiveness) dengan nilai 0,3075 dan GAP terkecilnya adalah jaminan (assurance) dengan nilai 0,185. Hasil analisa rata-rata GAP untuk semua dimensi pelayanan sebesar 0,2301. Dapat diartikan bahwa semakin besar skor kesenjangan maka atribut tersebut semakin diprioritaskan untuk diperbaiki. IV. Simpulan dan Saran Simpulan 1. Berdasarkan hasil analisis kuadran, maka dapat diketahui atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran A, B, C, dan D serta implikasi terhadap hasil tersebut. Atribut yang menjadi prioritas utama yaitu Atribut (X1.1) pemberian informasi, atribut (X2.2) kecepatan pelayanan, atribut (X4.2) kenyamanan, atribut (X4.4) alternative obat, atribut (X5.3) ventilasi udara. Atribut-atribut ini yang membuat Apotek Pontjol Semarang Standar Pelayanan Kefarmasiannya kurang baik. 2. Hasil analisis kesenjangan (gap) terhadap kualitas pelayanan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara kualitas pelayanan yang diberikan Apotek Pontjol Semarang dengan yang diharapkan pasien. Kesenjangan terjadi pada kelima dimensi kualitas pelayanan. Variabel yang mempunyai GAP terbesar adalah pada dimensi ketanggapan (responsiveness) dengan nilai 0,3075 Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa atribut-atribut yang masuk dalam kuadran A harus ditingkatkan kinerjanya. Adapun atribut-atribut yang terdapat

11 dalam kuadran A berdasarkan urutan prioritas perbaikannya adalah sebagai berikut: 1. (X1.1) Pemberian Informasi dengan kesenjangan sebesar 0,43 dapat dilakukan perbaikan dengan cara : a. Petugas kefarmasian yang bertanggung jawab dalam tugas ini sebaiknya yang sudah berpengalaman. b. Meluangkan sedikit waktu untuk menjelaskan informasi obat sampai pasien jelas dan mengerti. 2. (X2.2) Kecepatan Pelayanan dengan kesenjangan sebesar 0,48 dapat dilakukan perbaikan dengan cara : a. Dengan menambah fasilitas seperti nomor tunggu otomatis, sehingga pasien akan lebih tahu nomor tunggu yang diperkirakan. 3. (X4.2) Kenyamanan dengan kesenjangan sebesar 0,37 dapat dilakukan perbaikan dengan cara : a. Merubah posisi ruang tunggu, dan mengganti tempat duduk yang lebih nyaman yaitu sofa b. Dan menambah fasilitas seperti pengeras suara. 4. (X4.4) Alternatif Obat dengan kesenjangan sebesar 0,38 dapat dilakukan perbaikan dengan cara : a. Adanya komunikasi yang baik antara dokter dan petugas kefarmasian. 5. (X5.3) Ventilasi Udara dengan kesenjangan sebesar 0,43 dapat dilakukan perbaikan dengan cara :

12 a. Menambah ventilasi ruangan dengan kipas angin atau pun dengan AC. Hal ini untuk menjaga dari efek pantulan sinar matahari bisa merusak kestabilan obat itu sendiri, b. Dan sebaiknya ruang depan Apotek Pontjol Semarang di tambah dengan kaca yang transparan sehingga pasien bisa melihat kondisi dalam apotek dari luar. V. Daftar Pustaka Anonim, 1992, Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tenatng Kesehatan, Depkes RI, Jakarta Aunur Mulyarto Rofiq., Imam, Santoso., Maharani, Sukma., 2011. Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Bakpao Telo Dengan Metode Importance Performance Analysis. Jurnal Teknologi Pertanian Vol.12 No. 1 (April 2011) 23-30 Bahfen, F. (2006). Aspek Legal Layanan Farmasi Komunitas Konsep Pharmaceutical Care: dalam Majalah Medisina. Edisi I. Vol. I. Jakarta: PT. ISFI. Hal. 20 Departemen Kesehatan RI, 2004. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Jakarta : Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik, Jakarta:Penerbit Salemba Empat Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis : Cetakan Kedelapan. CV. Alfabeta. Bandung Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan dan Marzuki. 2004. Statistik Terapan : Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Cetakan Ketiga (Revisi). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

13 Parasuraman, A., ZeithamI, A.V., Berry L.L., 1988, SERVQUAL : a Multiple Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of Retailing, 64,2-40. Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1980 tenatng perubahan atas peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1965 tentang Apotek; Peraturan Pemerintah No. 51, 2009 PEKERJAAN KEMARFASIAN Supranto, 2006, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta Supranto, 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Meningkatkan Pangsa Pasar. PT. Rineka Cipta, Jakarta Tjiptono Fandy, 2004, Manajemen Jasa, Cetakan III, Andi, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005. Service Quality dan Satisfaction. Edisi 1. Andy. Yogyakarta Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi : Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia.