Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.

dokumen-dokumen yang mirip
Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga.

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik.

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni...

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei...

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil.

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

1. Tinjauan Umum

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

Kondisi Perekonomian Indonesia

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005

meningkat % (yoy) Feb'15

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2006

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2011

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2012

Perkembangan Uang Beredar (M2)

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2009

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Transkripsi:

Ikhtisar Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Penurunan laju inflasi terus berlanjut...diikuti dengan kurs yang menguat... Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan perkembangan yang stabil seperti pada tahun 2003 lalu. Hal ini diperlihatkan oleh penurunan laju inflasi, relatif stabilnya nilai tukar yang bahkan cenderung menguat dan penurunan uang primer yang diiringi dengan pergerakan suku bunga ke tingkat yang lebih rendah. Ke depan, laju inflasi diperkirakan masih akan menurun, nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan base money masih dapat terjaga. Namun demikian, kondisi pasar uang yang mengalami ekses likuiditas tetapi tidak diiringi oleh penyaluran kredit merupakan faktor resiko yang perlu diperhatikan. Faktor lain yang perlu dicermati adalah cepatnya penurunan suku bunga SBI sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan turunnya suku bunga deposito riil ke level yang sangat rendah atau bahkan negatif sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi harga asset. Laju inflasi tahunan masih dalam tren menurun. Inflasi pada bulan Januari 2004 mencapai 0,57% (m-t-m), lebih rendah 0,37% dari inflasi pada bulan Desember 2003 yang mencapai 0,94%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara tahunan pada Januari 2004 mencapai 4,82%, lebih rendah dibandingkan 5,06% pada Desember 2003. Inflasi pada Januari 2004 terutama masih terkait dengan kenaikan harga pada kelompok bahan makanan (1,42%, m-t-m), perumahan (0,42%, m-t-m) dan makanan jadi (0,36%, m-t-m). Sejalan dengan perkembangan di atas, inflasi kelompok food tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Lebih rendahnya inflasi pada Januari 2004 tersebut terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat sejalan dengan stabilnya kondisi makroekonomi serta berimbangnya faktor penawaran dan permintaan. Nilai tukar Rupiah cenderung menguat. Rupiah ditutup pada level Rp8.441/ USD atau lebih kuat dibandingkan penutupan pada bulan sebelumnya Rp8.505/ USD. Secara point to point rupiah telah menguat 0,75%. Pergerakan rupiah yang menguat tersebut merupakan akibat dari suku bunga domestik yang relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga yang diikuti dengan persepsi positif pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Kedua faktor ini selanjutnya mendorong arus masuk modal asing yang tercermin pada transaksi pelaku asing di pasar modal yang meningkat. 1

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan... suku bunga turun cukup besar. Uang primer menurun... Uang beredar tetap tumbuh secara positif. Fungsi intermediasi masih positif... Penurunan suku bunga instrumen moneter masih direspon oleh suku bunga perbankan dengan intensitas berbeda. Suku bunga SBI 1 bulan pada Januari 2004 turun menjadi 7,86% dibandingkan 8,31% pada akhir Desember 2003 atau turun 45 bps. Sementara itu, suku bunga SBI 3 bulan turun 19 bps menjadi 8,15% dari 8,34% pada bulan sebelumnya. Hal ini terkait dengan besarnya ekses likuiditas di pasar uang yang tercermin pada kondisi lelang yang oversubscribed. Menurunnya suku bunga SBI juga diikuti oleh turunnya suku bunga PUAB dan suku bunga perbankan lainnya dengan level yang berbeda. Laju penurunan suku bunga simpanan yang lebih cepat dibandingkan penurunan suku bunga kredit menyebabkan spread antara kedua suku bunga tersebut semakin besar. Posisi uang primer pada Januari 2004 turun, sesuai dengan pola musimannya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh masuknya uang kartal ke dalam sistem perbankan seiring dengan berakhirnya hari-hari besar keagamaan dan akhir tahun. Posisi uang primer pada Januari 2004 turun dari Rp166,47 triliun (20,4%, y-o-y) pada Desember 2003 menjadi Rp147 triliun (15,41%, y-o-y). Dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer disebabkan oleh kontraksi OPT, terutama kontraksi SBI. Sejalan dengan perkembangan di atas, posisi test date uang primer Januari 2004 mencapai Rp143,6 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp139,5 triliun. Pada Desember 2003 posisi M1 menunjukkan penurunan, sedangkan M2 menunjukkan peningkatan dibandingkan posisi bulan sebelumnya. M1 menunjukkan penurunan sebesar Rp0,5 triliun menjadi Rp223,8 triliun. Namun demikian, M2 pada Desember 2003 menunjukkan peningkatan sebesar Rp11,0 triliun menjadi Rp955,7 triliun. Meningkatnya M2 terutama didorong oleh peningkatan pada uang kuasi terutama dari simpanan rupiah. Sementara itu, dilihat dari faktor yang mempengaruhi, likuiditas perekonomian yang meningkat disebabkan oleh meningkatnya kredit dan ekspansi rekening pemerintah. Kinerja sektor perbankan terus menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan dan peningkatan net interest margin (NIM) walaupun prosentase non performing loan (NPL) agak sedikit meningkat. 2

Perkembangan Ekonomi, Moneter, Dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Inflasi yang lebih rendah... Pada Januari 2004, inflasi tercatat sebesar 0,57% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,94% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi mencapai 4,82%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,06%. % y-o-y % m-t-m 16,0 3,0 14,0 2,0 12,0 10,0 1,0 8,0 0,0 6,0 y-o-y m-t-m 4,0-1,0 Jan FebMarApr MeiJun Jul Ags Sep OktNovDes Jan FebMarApr MeiJun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan 2004 Grafik 1. Tingkat Inflasi Transportasi & Komunikasi Kesehatan Perumahan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Sandang Bahan Makanan 0,04 0,06 0,41 0,42 0,36 0,47-1,00 0,00 1,00 2,00 Sumber : BPS Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang 1,42 Sumbangan Inflasi...karena inflasi kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang. Inflasi tertinggi tercatat pada kelompok bahan makanan sebesar 1,42% dengan sumbangan sebesar 0,35%, yang terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada sub-kelompok bumbu-bumbuan. Sementara itu, kelompok perumahan dan makanan jadi masing-masing memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,11% dan 0,06%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, inflasi kelompok food pada periode laporan tercatat mengalami kenaikan menjadi 2,04% (y-o-y), sedangkan kelompok non-food menunjukkan penurunan menjadi 7,03% (y-o-y). % (y-o-y) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 FOOD NON-FOOD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2001 2004 % (y-o-y) 16,0 Trimmed Mean 14,0 Headline 12,0 Exclusion 10,0 8,0 6,0 4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 2004 Grafik 3. Inflasi Food dan Non Food Grafik 4. Inflasi Inti Tahunan 3

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi inti yang lebih rendah. Rupiah kembali menguat......didukung oleh suku bunga domestik... Kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah yang disertai dengan menurunnya inflasi global menyebabkan tidak adanya tekanan inflasi terhadap kelompok barang traded. Sementara itu, inflasi inti tercatat kembali turun pada Januari 2004. Pergerakan inflasi inti tahunan berdasarkan metoda exclusion tercatat sebesar 6,02% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan 6,93% pada Desember 2003. Lebih rendahnya inflasi inti terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat sejalan dengan stabilnya kondisi makroekonomi serta berimbangnya faktor penawaran dan permintaan. Nilai tukar rupiah pada Januari 2004 kembali menguat. Secara point to point rupiah menguat 64 point (0,75%) menjadi Rp8.441/USD dari Rp8.505/USD. Secara rata-rata, nilai tukar juga menguat 101 point (1,19%) menjadi Rp8.386/USD dari Rp8.487/USD. Walaupun demikian, menguatnya nilai tukar ini dibarengi dengan meningkatnya volatilitas rupiah dari 0,13% menjadi 0,76%. (Grafik 6). Kecenderungan penguatan nilai tukar rupiah pada Januari 2004 antara lain dipengaruhi oleh suku bunga domestik yang masih berada pada level yang positif dan relatif lebih tinggi (dengan menggunakan uncovered interest rate differential) dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar adalah persepsi positif pasar atas kondisi perekonomian Indonesia baik saat ini maupun yang akan datang. Kedua faktor ini telah menyebabkan masuknya modal asing yang tercermin pada meningkatnya transaksi pelaku asing di pasar modal. Rp/USD 9.500 9,142 8,958 8,921 8,895 9.000 8,922 9,067 8,890 8,803 8.500 8,419 8.000 7.500 8,230 8,508 8,439 8,487 8,337 8,455 8,501 8,386 7.000 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2004 Sumber : Bloomberg Grafik 5. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 Volatilitas Kurs Rp Rata-rata Volatilitas Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2004 Grafik 6. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah...dengan indikator risiko bergerak turun Indikator risiko jangka panjang menunjukkan perkembangan yang menurun, seperti diindikasikan oleh perkembangan yield spread antara Yankee bonds dan US T-notes yang menurun dari 287 bps menjadi 221 bps (Grafik 8). Perkembangan indikator resiko jangka pendek yang diwakili oleh premi swap menunjukkan perkembangan yang searah. Pada Desember 2003, premi swap untuk seluruh tenor tercatat membaik (lebih rendah) dibandingkan bulan sebelumnya. (Grafik 7). 4

16,0 14,0 12,0 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Premi Risiko (bps) 440 390 340 IDR/USD Rp/USD 9.200 9.000 8.800 8.600 10,0 290 Yield Spread 8.400 8,0 240 8.200 6,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2004 Sumber : Bloomberg dan Reuter diolah Grafik 7. Premi SWAP 190 8.000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2003 2004 Grafik 8. Premi Risiko dan Kurs Rupiah Rupiah masih undervalued. Menguatnya rupiah juga diikuti oleh penguatan nilai tukar riil. Indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada Januari 2004 meningkat menjadi 89,30 dari 88,88 pada Desember 2003 (Grafik 9). Sejalan dengan indeks REER, pengukuran dengan Bilateral Real Exchange Rate (BRER) mencerminkan masih kompetitifnya produk ekspor Indonesia dilihat dari sisi harga/nilai tukar dibandingkan beberapa negara partner dagang (Grafik 10). Indeks 100 90 80 88,88 89,30 70 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 2004 Sumber :Bloomberg dan CEIC diolah Grafik 9. Real Effective Exchange Rate Indeks 90 RRC 85 Korea Selatan 80 75 Singapura 70 Malaysia 65 60 Thailand 55 Indonesia 50 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 2004 Grafik 10. Bilateral Real Exchange Rate Penurunan suku bunga instrumen moneter terus berlanjut.. Pada Januari 2004, suku bunga instrumen moneter masih menunjukkan penurunan. Suku bunga SBI 1 bulan turun 45 bps menjadi 7,86%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan turun 19 bps menjadi 8,15%. Sementara itu, suku bunga fasilitas simpanan Bank Indonesia (FASBI) turun 25 bps menjadi 7,75%. Seperti bulan sebelumnya, lelang pada Januari masih diwarnai oleh kondisi oversubscribed yang mencerminkan relatif longgarnya likuiditas perbankan. 5

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan 14 13 12 11 10 9 8 7 SBI 1 BULAN FASBI O/N JIBOR 1 Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2003 2004 Grafik 11. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang Volume PUAB (Triliun Rp) Suku Bunga (%) 3000,0 14,0 2690.7 2500,0 2534.4 2359.0 12,0 2000,0 2157.9 10,0 1678.2 1651.7 1702.8 1844.0 1799.6 1931.0 1858.4 1715.2 8,0 1500,0 1328.2 6,0 1000,0 500,0 0,0 Volume PUAB Pagi Volume PUAB Sore 2,0 Sk. Bunga PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Sore 0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2003 2004 Grafik 12. Nilai Transaksi dan Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore 4,0...diikuti suku bunga PUAB......, suku bunga simpanan serta suku bunga kredit perbankan. Pada Januari 2004, rata-rata suku bunga PUAB pagi mengalami penurunan sebesar 18 bps dari 8,27% menjadi 8,09% (Grafik 12), sedangkan rata-rata suku bunga PUAB sore naik 39 bps dari 5,72% menjadi 6,11%. Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB pagi turun dari Rp2,5 triliun menjadi Rp1,9 triliun, sedangkan rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB sore naik dari Rp2,0 triliun menjadi Rp2,5 triliun. Suku bunga simpanan perbankan juga masih menunjukkan tren penurunan dimana suku bunga deposito 1 bulan dan tabungan pada Desember 2003 masing-masing turun 36 bps dan 27 bps menjadi 6,62% dan 5,14% (Grafik 13). Sementara itu, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) masing-masing turun sebesar 32 bps, 25 bps, dan 18 bps menjadi 15,07%, 15,68% dan 18,69% (Grafik 14). 20 18 16 14 12 10 8 6 SBI 1 Bln WA Jam Dep. 1 Bln 1 Bln Dep. CR Dep 1 Bln WA Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan 22 21 20 19 18 17 16 Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 15 Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep OktNovDes Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep OktNovDes 2002 2003 Grafik 14. Perkembangan Suku Bunga Kredit Covered interest rate parity naik. Berlanjutnya penurunan suku bunga domestik yang diikuti oleh penurunan indikator resiko, telah berdampak pada naiknya covered interest rate parity (CIP) dari 0,97% bulan sebelumnya menjadi 0,45% pada Januari 2004 (Grafik 15) 1. 1 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) premi swap (1 bulan). 6

2,5 2,19 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0-0,5-1,0-1,5 0,51 0,73-0,06 Covered interest rate parity 1,18 0,53-0,21 1,39-0,20 0,17 0,02-0,27 0,26 Trend (Covered Interest Rate Parity) -0,19-0,47 0,26-0,02-0,76-0,57 0,16 0,02 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 0,63 0,45-0,38-0,97 Grafik 15. Covered Interest Rate Parity IHSG Kapitalisasi (Rp miliar) 830 550.000 780 IHSG 500.000 730 680 450.000 Kapitalisasi 630 400.000 580 530 350.000 480 300.000 430 380 250.000 330 200.000 Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Sumber : BEJ 2003 2004 Grafik 16. IHSG dan Kapitalisasi Perkembangan pasar modal yang membaik......diiringi oleh peningkatan pada volume dan nilai perdagangan Kinerja bursa saham selama Januari 2004 masih terus menunjukkan peningkatan yang tercermin pada naiknya indeks harga saham gabungan. Indeks ditutup pada titik 752,932 setelah sempat mencapai titik tertinggi 786,874. Meningkatnya transaksi di bursa saham juga tercermin pada peningkatan kapitalisasi pasar dari Rp460,4 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp501,2 triliun. Dari sisi transaksi, baik volume transaki harian maupun nilai perdagangan harian pasar modal terus bergerak meningkat. Pada Januari 2004, rata-rata volume transaksi harian naik dari 2,02 miliar lembar saham menjadi 2,47 miliar lembar saham. Sementara itu, rata-rata nilai perdagangan harian meningkat dari Rp881,40 miliar menjadi Rp1,1 triliun pada Januari. Untuk rata-rata net beli asing juga meningkat dari Rp271,38 miliar pada Desember 2003 menjadi Rp362,26 miliar pada Januari 2004. Meningkatnya kegiatan di pasar saham dipengaruhi oleh terus turunnya suku bunga perbankan domestik serta adanya arus masuk modal asing seiring dengan stabilnya kondisi makroekonomi Indonesia serta dipicu pula oleh adanya sentimen Januari Effect dimana para investor aktif menyusun portfolio dengan saham-saham unggulan. Uang Primer Uang primer turun... Uang primer pada akhir Januari 2004 tercatat sebesar Rp147,04 triliun (15,41%, y-o-y), atau turun sebesar Rp19,44 triliun dari posisi akhir Desember 2003. Dengan perkembangan ini rata-rata posisi test date uang primer mencapai Rp144,4 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp139,5 triliun (Grafik 17). Dari sisi komponen, penurunan uang primer sebesar Rp19,44 triliun terutama berasal dari penurunan saldo giro positif bank-bank dan mulai masuknya sebagian uang kartal sehubungan dengan berakhirnya perayaan hari-hari besar keagamaan dan akhir tahun. 7

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Triliun Rp 160,0 155,0 150,0 145,0 140,0 Target Indikatif 135,0 130,0 125,0 Aktual Test Date 120,0 115,0 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan 2004 * = test date sementara Grafik 17. Uang primer Triliun Rp 125.000 trend slope = -42,16 115.000 105.000 trend slope = -31,02 trend slope = 79,87 95.000 trend slope = 75,39 trend slope = 51,80 85.000 trend slope = 51,06 52 hari 75.000 40 hari 65.000 55.000 39 hari 35 hari 45.000 11 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 1 1999 2000 2001 2004 Grafik 18. Pergerakan Harian Uang Kartal...disebabkan oleh kontraksi OPT. Dari sisi faktor yang mempengaruhinya, kontraksi uang primer terutama berasal dari kontraksi OPT sebesar Rp30,2 triliun yang juga ditujukan untuk menyerap net ekspansi dari rekening rupiah pemerintah sebesar Rp7,8 triliun. Kontraksi OPT ini berasal dari kontraksi SBI sebesar Rp26,9 triliun dan kontraksi FASBI sebesar Rp3,4 triliun (Tabel 1). Base Money Statutory reserves shortfall Reserve Money Currency - Currency outside banks - Cash in vaults Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya Desember 2003 Januari 2004 Mg I Mg II Mg III Mg IV (Miliar Rp) Perubahan Bulanan 166.474 150.426 145.421 144.040 147.039-19.435 166.474 150.426 145.421 144.040 147.039-19.435 112.746 108.723 103.566 102.196 105.801-6.945 95.488 94.808 90.477 88.965 89.574-5.914 17.258 13.915 13.089 13.231 16.227-1.031 52.199 40.152 40.294 40.341 39.744-12.455 185 185 185 185 185 0 1.529 1.551 1.561 1.503 1.494-35 Net International reserves (USD=Rp7000) Net Domestic Assets 1. Net Claims on Central Government 2. Liquidity Support a. IBRA and IBRA Banks b. Non IBRA Banks 3. Liquidity Credit 4. Other Claims 5. Open Market Operations - SBI - FasBI 6. Net Other Items Memorandum item GWM Excess GWM Sumber : Bank Indonesia 169.378 169.174 168.482 168.348 167.906-1.472-2.904-18.748-23.061-24.308-20.867-17.963-11.699-11.702-15.834-15.229-3.734 7.965 204.210 204.210 204.210 208.038 208.029 3.819 196.743 196.743 196.743 200.571 200.562 3.819 7.467 7.467 7.467 7.467 7.467 0 13.741 13.727 13.707 13.688 13.671-70 2.549 2.557 2.560 2.560 2.576 27-136.519-153.918-153.608-157.715-166.764-30.245-107.025-107.032-119.082-119.134-133.876-26.851-29.494-46.886-34.526-38.581-32.888-3.394-75.186-73.622-74.096-75.650-74.645 541 38.569 38.332 39.398 39.281 38.811 242 13.445 1.635 711 875 748-12.697 Dengan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, pada Januari 2004, baik NDA maupun NIR mengalami kontraksi. NIR tercatat sebesar USD24,0 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD24,2 miliar. Walaupun demikian, realisasi NIR ini masih berada di atas target indikatifnya 8

sebesar USD21,2 miliar. Selanjutnya, NDA juga tercatat mengalami penurunan dari negatif Rp2,9 triliun pada Desember 2003 menjadi negatif Rp20,9 triliun pada Januari 2004. (Grafik 19 dan 20). Triliun Rp 30,0 20,0 10,0 0,0-10,0-20,0-30,0-40,0 NDA (aktual) NDA (adjusted target) -50,0 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan 2004 Grafik 19. Posisi NDA (Miliar USD) 25,0 24,0 NIR (aktual) 23,0 22,0 21,0 20,0 NIR (adjusted target) 19,0 18,0 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan 2004 Grafik 20. Posisi NIR Likuiditas Perekonomian Uang beredar masih meningkat......akibat meningkatnya uang giral... Secara nominal, likuiditas perekonomian pada Desember 2003 masih menunjukkan pertumbuhan yang positif dan relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi M1 mengalami penurunan, menjadi Rp223,8 triliun atau tumbuh 16,60% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 14,14% pada November. Sementara itu, posisi M2 naik menjadi Rp955,7 triliun atau tumbuh 8,12%(y-o-y), relatif sama dibandingkan 8,57% pada bulan sebelumnya. Dengan perkembangan inflasi yang menurun, M1 dan M2 riil secara tahunan juga tumbuh positif masing-masing 2,92% dan 10,99% (Tabel 2 dan Grafik 21). Ditinjau dari komponennya, penurunan M1 pada Desember 2003 bersumber dari turunnya uang kartal, sedangkan uang giral menunjukkan peningkatan. Uang kartal tumbuh 17,17% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan November yang mencapai 19,29%. Sedangkan, uang giral tumbuh 16,18% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 10,04% pada bulan sebelumnya. Selanjutnya peningkatan M2 terutama disebabkan oleh naiknya simpanan dalam rupiah yang tumbuh 7,47% (y-o-y). Komponen simpanan dalam rupiah yaitu simpanan berjangka menunjukkan penurunan (-2,49%, y-o-y), sedangkan tabungan menunjukkan peningkatan (26,18%, y-o-y). Hal ini sesuai dengan pola musiman uang kartal dimana setelah berakhirnya perayaan hari-hari besar keagamaan, masyarakat kembali menempatkan dananya ke sistem perbankan seperti yang tercermin pada peningkatan simpanan rupiah perbankan di atas. 9

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan % y-o-y 15 10 5 0 M1 Riil M2 Riil 25 20 15 10 5 Pertumbuhan Divisia M2 Trend (Pertumbuhan Divisia M2) Pertumbuhan M2 Trend (Pertumbuhan M2) (5) 0 (10) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Sumber: DSM diolah Grafik 21. Pertumbuhan M1 & M2 Rupiah Riil -5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 2001 Grafik 22. Pertumbuhan Divisia M2 dan M2... demikian pula akibat meningkatnya kredit... Dari faktor-faktor yang mempengaruhi, kredit dalam rupiah meningkat sebesar Rp8,05 triliun yang terutama terjadi pada kredit konsumsi, sedangkan kredit investasi dan modal kerja menunjukkan penurunan. Aktiva luar negeri bersih juga menunjukkan peningkatan, walaupun tidak terlalu besar, menjadi Rp271,8 triliun pada Desember 2003 dibandingkan Rp270,8 triliun pada November 2003. Sementara itu, rekening pemerintah mencatat ekspansi sebesar Rp2,7 triliun menjadi Rp479,0 triliun pada Desember 2003. Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi) INDIKATOR BESARAN MONETER 2002 2003 Desember Maret Juni September Oktober November Desember KOMPONEN M2 883.908 877.776 894.213 911.224 926.324 944.647 955.692 M2 Rupiah 743.443 740.216 759.191 773.712 788.686 804.434 816.514 M1 191.939 181.239 194.878 207.587 212.614 224.318 223.799 - Uang Kartal 80.686 72.323 77.091 81.118 84.238 103.788 94.542 - Uang Giral 111.253 108.916 117.787 126.469 128.376 120.530 129.257 Uang Kuasi 691.969 696.537 699.335 703.637 713.710 720.329 731.893 - Uang Kuasi Rupiah 551.504 558.977 564.313 566.125 576.072 580.116 592.715 = Deposito Rupiah 359.847 370.692 363.460 354.362 358.541 355.902 350.885 = Tabungan Rupiah 191.657 188.285 200.853 211.763 217.531 224.214 241.830 - Simpanan Valas 140.465 137.560 135.022 137.512 137.638 140.213 139.178 (dalam miliar USD) 15.71 15.44 16.30 16.39 16.20 16.42 16.44 FAKTOR NFA 250.696 249.736 236.660 240.781 261.406 270.802 271.785 NCG 510.351 510.307 506.218 481.552 487.882 476.335 479.013 Claims on Business Sector 389.296 400.353 417.875 441.205 451.147 461.788 466.828 Kredit 365.410 376.141 390.563 411.696 421.295 432.230 437.944 - Kredit Rupiah 271.851 280.774 299.665 318.820 325.647 333.982 342.027 - Kredit Valas 93.559 95.367 90.899 92.877 95.649 98.249 95.917 Lainnya 23.886 24.212 27.312 29.509 29.852 29.558 28.884 NOI -266.434-282.621-266.199-252.483-247.111-264.278-261.932 Memorandum Items Nilai Tukar (posisi neraca) 8.940 8.908 8.285 8.389 8.495 8.537 8.465 M2 konstan (kurs Rp8500/USD) 876.995 871.476 897.717 913.044 926.405 944.039 956.267 Obligasi Pemerintah yang dikelola reksa dana 35.720 43.543 50.625 59.352 50.928 Adjusted M2 (ditambah OP yang dikelola reksadana) 919.628 921.319 944.838 970.576 977.252 944.647 955.692 NAB Reksadana 46.614 58.380 68.351 85.867 79.236 72.834 70.912 Sumber : Bank Indonesia 10

Pertumbuhan money divisia M2 yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan M2 mengindikasikan masih tingginya posisi uang kartal. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih untuk menyimpan dananya dalam bentuk yang lebih likuid dan jangka pendek sebagai indikasi rencana konsumsi ke depan (Grafik 22). Sementara itu, angka pengganda uang (APU) dan rasio uang kartal terhadap Dana Pihak Ketiga dalam rupiah (C/DPK) relatif tidak menunjukkan perkembangan yang berbeda. APU yang rendah dibarengi dengan rasio C/DPK yang tinggi mencerminkan proses penciptaan uang yang belum optimal oleh perbankan (Grafik 23). 13,0 12,0 11,0 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 C/DPK (%) APU2 (M2/M0) APU1 (M1/M0) Skala Kanan 4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 2001 Sumber: DSM 2,0 1,8 1,6 1,4 1,2 1,0 Grafik 23. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK Sektor Eksternal Nilai ekspor kembali meningkat... Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2003 kembali menembus angka USD5 miliar, yaitu mencapai USD5,23 miliar atau naik 5,93% dibanding bulan sebelumnya yang mencatat nilai USD4,93 miliar. Meningkatnya kinerja ekspor disebabkan oleh meningkatnya ekspor non migas dari USD3,87 miliar menjadi USD4,06 miliar yang terutama terjadi pada komponen ekspor mesin dan peralatan listrik. Ekspor migas juga menunjukkan peningkatan dari USD1,06 miliar menjadi USD1,17 miliar. Peningkatan ekspor migas ini berasal dari peningkatan ekspor minyak mentah dan ekspor gas alam yang dipengaruhi oleh meningkatnya volume ekspor dan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia dari USD29,48 per barel menjadi USD30,50 pada Desember 2003. Sementara itu, komponen ekspor migas lain yaitu hasil minyak mengalami penurunan sebesar 16,22% dibandingkan bulan sebelumnya. 11

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan... secara kumulatif mengalami peningkatan 6,76% dibandingkan 2002 Secara kumulatif nilai ekspor pada periode Januari Desember 2003 mengalami peningkatan 6,76% dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 12,63%, sedangkan ekspor migas tumbuh 5,18%. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD) Keterangan Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai FOB % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Des 2003 thd Jan - Des 2003 total Jan - Des November Desember Jan - Des Jan - Des Nov 2003 Thd 2003 2003 4.933,0 5.225,6 57.158,8 61.023,0 5,93 6,76 100,00 1.059,1 1,167,5 12.112,7 13.642,6 10,23 12,63 22,36 437,7 501,2 5.227,6 5.621,0 14,51 7,53 9,21 101,7 85,2 1.307,5 1.547,6-16,22 18,36 2,54 519,7 581,1 5.577,6 6.474,0 11,81 16,07 10,61 3.873,9 4.058,1 45.046,1 47.380,4 4,75 5,18 77,64 Sumber : BPS...nilai impor juga mengalami peningkatan. Sejalan dengan kinerja ekspor, nilai impor pada Desember 2003 juga menunjukkan peningkatan. Nilai impor pada Desember 2003 mencapai USD2,82 miliar atau naik 4,60% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini disumbang oleh peningkatan kinerja impor nonmigas sebesar 9,06% (m-t-m) menjadi USD2,25 miliar. Sementara itu, impor migas justru mengalami penurunan sebesar 9,91% (m-t-m) menjadi USD0,57 miliar. Namun demikian, secara kumulatif nilai impor dalam periode Januari Desember 2003 masih menunjukkan peningkatan sebesar 3,52% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu mencapai USD32,39 miliar. Pertumbuhan impor pada 2003 terutama didukung oleh peningkatan impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong yang mencatat pertumbuhan masingmasing sebesar 6,92% dan 6,34% hingga mencapai USD2,83 miliar dan USD25,76 miliar. Tingginya pertumbuhan impor barang konsumsi ini sejalan dengan masih tingginya peran konsumsi masyarakat dalam menopang pertumbuhan ekonomi selama 2003. Selanjutnya, kinerja impor barang modal yang masih mencatat pertumbuhan negatif 14,03% (mencapai USD3,79 miliar) mencerminkan masih rendahnya kinerja investasi pada 2003 12

Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD) Total Impor Keterangan Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Des thd Jan - Des 2003 total Jan-Des Nov Des Jan - Des Jan - Des Nov2003 Thd 2003 2003 2.699,4 2.823,6 31.288,9 32.390,3 4,60 3,52 100,00 634,7 571,8 6,525,8 7,531,9-9,91 15,42 23,25 354,1 303,8 3,216,9 3,927,5 14,21 22,09 12,12 280,6 268,0 3,308,7 3,582,9-4,49 8,29 11,06 - - 0,2 21,5-10650,00 0,07 2.064,7 2.251,8 24.763,1 24.858,4 9,06 0,38 76,75 Sumber : BPS Posisi pinjaman luar negeri sedikit meningkat... Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada akhir Desember 2003 tercatat sebesar USD134,85 miliar, terdiri dari pinjaman pemerintah sebesar USD80,85 miliar (60% dari total), pinjaman swasta sebesar USD52,2 miliar (38,7%), serta surat-surat berharga yang dimiliki oleh non-residen sebesar USD1,79 miliar (1,3%). Posisi utang luar negeri ini naik USD1,94 miliar atau 2,46% dari posisi akhir bulan November 2003 (Tabel 5). Peningkatan ini terutama berasal dari meningkatnya kepemilikan surat-surat berharga oleh non-residen, disamping peningkatan posisi utang pemerintah. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD) 2 0 0 2 2 0 0 3 Okt Nov Des Sep*) Okt*) Nov*) Des*) 73.464 72.915 74.661 77.828 78.827 78.913 80.855 56.390 55.650 55.212 53.597 52.495 52.454 52.203 8.021 7.572 7.642 7.576 7.538 7.441 7.463 5.164 4.879 4.870 4.412 4.358 4.305 4.300 2.857 2.693 2.772 3.163 3.179 3.136 3.164 Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total * Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia...namun diiringi dengan naiknya pembayaran pinjaman. 48.369 48.078 47.570 46.021 44.958 45.013 44.740 1.436 1.441 1.470 1.336 1.253 1.388 1.794 131.290 130.005 131.343 132.761 132.575 132.755 134.852 Pembayaran kewajiban pinjaman luar negeri Indonesia pada Desember 2003 mengalami peningkatan menjadi USD3,6 miliar, terdiri dari pembayaran pokok dan bunga masing-masing sebesar USD2,8 miliar dan USD0,8 miliar. Dari jumlah tersebut, sebesar USD0,8 miliar merupakan pembayaran pinjaman pemerintah, sedangkan USD2,8 miliar merupakan pembayaran pinjaman swasta (Tabel 6). Bunga yang dibayarkan oleh pemerintah dan swasta pada bulan tersebut adalah masing-masing sebesar USD0,4 miliar. 13

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Juta USD) Total 2 0 0 3 Total 2002 Mar Jun Sep*) Okt*) Nov*) Des*) 2003 20.983 1.293 2.305 1.497 1.440 1.376 3.563 20.179 16.950 1.135 1.926 1.301 1.200 1.148 2.781 16.647 4.033 158 378 197 240 227 782 3.532 A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 7.374 358 826 498 367 371 788 6.457 5.009 248 562 355 189 211 386 3.988 2.365 110 264 143 177 160 402 2.470 13.609 935 1.478 999 1.074 1.005 2.775 13.721 11.941 886 1.364 946 1.011 938 2.395 12.659 1.668 48 114 53 63 68 380 999 5.808 398 941 427 382 408 233 5.437 5.323 391 909 423 366 397 210 5.306 485 7 32 4 15 11 23 131 4.825 308 908 382 359 388 45 4.742 4.372 307 878 380 347 377 32 4.644 453 1 31 1 12 11 13 99 983 90 33 46 23 20 188 694 951 84 31 43 20 20 178 663 32 6 1 3 3 0 10 32 7.801 537 537 572 692 597 2.542 8.284 6.617 496 455 523 644 541 2.185 7.353 1.183 41 82 49 48 56 357 931 * Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia Kegiatan ekonomi masih bergerak positif...... didukung oleh membaiknya indeks keyakinan dan ekspektasi konsumen Sektor Riil Perekonomian masih terus menunjukkan perkembangan yang positif. Dari sisi permintaan, berbagai indikator kegiatan konsumsi masih menunjukkan indikasi yang terus meningkat. Hal serupa juga terjadi pada indikator kegiatan investasi. Secara umum, dominasi konsumsi swasta masih berlanjut baik terhadap total konsumsi maupun permintaan agregat. Di sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi diperkirakan masih tetap mengalami peningkatan kegiatan. Pertumbuhan tertinggi diperkirakan terjadi pada sektor pengangkutan, listrik dan perdagangan. Peningkatan permintaan dari sisi konsumsi didukung oleh perkembangan beberapa indikator. Pertumbuhan konsumsi swasta didukung oleh Survei Konsumen yang menunjukkan peningkatan baik untuk indeks keyakinan konsumen, kondisi ekonomi dan ekpektasi konsumen (Grafik 24). Survei JETRO yang merupakan survei terhadap sejumlah perusahaan industri Jepang di Indonesia juga mengindikasikan semakin membaiknya ekspektasi permintaan di Indonesia sampai dengan Maret 2004 (Grafik 25). 14

Indeks 140 120 100 80 60 Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen optimis pesimis 40 Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Jan 2001 2004 Grafik 24. Survei Konsumen Difussion Index 40 30 Inventory Harga jual 20 10 0-10 -20-30 -40-50 Permintaan: domestik Permintaan:ekspor Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Jan-Mar 2001 2004 Sumber : JETRO Grafik 25. Survei JETRO Sementara itu, Indeks produksi dan kapasitas produksi menurun... Sementara itu, angka indeks produksi bulan Desember 2003 mengalami penurunan (Grafik 27) yang bersumber dari menurunnya produksi industri tekstil dan pakaian jadi, makanan dan kimia. Ketatnya persaingan dagang dengan China dan Vietnam telah menurunkan daya saing Indonesia dan memberikan dampak kepada industri tekstil, sedangkan industri kimia menurun karena kurangnya pasokan bahan mentah. Penurunan indeks produksi ini pun terlihat dari perlambatan yang terjadi pada pemakaian kapasitas produksi (Grafik 26). 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Total Makanan Tekstil Kimia Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi Indeks 180 Total Makanan 160 Tekstil Kimia 140 120 100 80 60 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 27. Indeks Produksi Kondisi Perbankan Sepanjang tahun 2003, fungsi intermediasi perbankan cenderung membaik... Kinerja sektor perbankan terus menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik sepanjang tahun tercermin dari peningkatan posisi kredit yang disalurkan walaupun pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) agak sedikit mengalami penurunan. Disisi lain, net interest margin (NIM) masih menunjukkan peningkatan walaupun prosentase non performing loan (NPL) agak sedikit meningkat. 15

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Keterangan Total Asset DPK Kredit* SBI NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan Banks (Triliun Rp) Jan-03 Feb-03 Mar-03 Apr-03 Mei-03 Jun-03 Jul-03 Ags-03 Sep-03 Okt-03 Nov-03 1.117,8 1.105,1 1.100,0 1.106,9 1.102,9 1.111,7 1.113,6 1.119,1 1.130,4 1.147,9 1.142,2 824,6 832,0 833,4 837,8 838,1 846,8 852,2 858,0 863,5 879,4 875,4 402,6 411,2 420,5 426,2 428,0 434,1 441,1 447,2 454,2 463,7 475,7 96,1 108,8 116,7 111,0 112,7 123,4 125,8 127,8 128,2 131,2 100,8 8,4 8,2 8,2 8,2 8,3 8,0 8,3 7,8 7,9 7,8 8,1 2,1 1,2 0,6 0,4 1,0 1,2 1,3 1,1 1,3 1,2 1,8 3,8 3,6 4,0 4,0 3,9 4,1 4,4 4,5 4,7 4,5 4,6 95,5 99,5 98,1 99,5 98,4 99,6 100,0 104,2 106,3 107,8 110,5 Sumber : Bank Indonesia...walaupun pengumpulan dana pihak ketiga sedikit menurun... Pada bulan November 2003, pengumpulan DPK tercatat sebesar Rp875,4 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp879,4 triliun (Tabel 7). Sementara itu, persetujuan kredit bulan Desember 2003 (y-o-y) mencatat peningkatan sebesar Rp6,8 triliun dari posisi Rp18,9 triliun menjadi Rp25,7 triliun. Berdasarkan informasi, para debitur cenderung untuk tidak menarik seluruh kredit yang disetujui dan menunggu turunnya suku bunga kredit seiring dengan terus turunnya suku bunga SBI (Grafik 30). Triliun Rp 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 Giro Deposito Tabungan Total Total DPK (Triliun Rp) 900 0 720 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 2002 2003 Grafik 28. Dana Pihak Ketiga 880 860 840 820 800 780 760 740 Kredit Per jenis (Triliun Rp) 250,0 200,0 150,0 100,0 50,0 0,0 Modal Kerja Investasi Channeling Total Kredit Total Adjst Total Kredit (Triliun Rp) Konsumsi Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan Nov 510 480 450 420 390 360 330 300...namun posisi kredit masih meningkat. Apabila dilihat dari jenis kredit yang disalurkan, kredit konsumsi masih mendominasi total kredit yang disalurkan sedangkan kredit investasi dan kredit modal kerja relatif tidak banyak berubah dari bulan sebelumnya. (Grafik 29). 16

Miliar Rp Proporsi (%) 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 Persetujuan Realisasi Proporsi Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 30. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 NPL perbankan agak sedikit meningkat namun NIM juga meningkat... NPL bulan November 2003 agak sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. NPLs-gross dan NPLs-net masing-masing tercatat sebesar 8,1% dan 1,8%, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 7,7% dan 1,18% (Grafik 31). Sementara itu, NIM perbankan menunjukkan peningkatan dari periode sebelumnya yaitu dari Rp4,47 triliun menjadi Rp4,6 triliun yang menunjukkan peningkatan pendapatan perbankan dari selisih perolehan bunga (Grafik 32). Triliun Rp 14,0 450 12,0 400 10,0 350 300 8,0 250 6,0 kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri) 200 4,0 150 100 2,0 50 0,0 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 31. Perkembangan NPL Triliun Rp 5,0 4,69 4,47 4,6 4,39 4,5 4,48 4,12 3,85 4,01 3,95 4,0 3,96 3,55 3,663,82 3,71 3,65 3,93 3,78 3,63 3,42 3,5 3,30 3,38 3,35 3,21 3,0 2,5 2,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 32. Perkembangan Posisi NIM Perbankan...sementara, permodalan juga meningkat. Sejalan dengan membaiknya NIM, indikator perbankan lain seperti kondisi permodalan juga bergerak meningkat hingga mencapai Rp110,5 triliun di bulan November 2003 (Tabel 7). 17

Januari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Prospek Inflasi dipekirakan masih relatif rendah pada kisaran 5,5%plus minus 1%......sedangkan nilai tukar diperkirakan tetap stabil pada kisaran Rp8.300 Rp8.500/USD. Secara keseluruhan, inflasi pada tahun 2004 diperkirakan masih relatif terkendali. Namun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain dampak dari flu burung terhadap harga komoditas daging ayam, telur dan substitusinya dan ancaman banjir yang dapat menyebabkan negative supply shock. Disisi harga, pada triwulan I-2004 tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya tekanan inflasi dari volatile food. Nilai tukar rupiah diperkirakan dalam tren yang stabil dan menguat. Perkiraan ini didukung oleh sentimen positif terhadap rencana penjualan obligasi valas pemerintah serta rencana penjualan saham beberapa bank pemerintah. Sementara itu faktor yang perlu dicermati adalah ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan Federal Reserve atas Fed-Fund Rate serta respon dari bank sentral lain atas gerakan pelemahan nilai tukar USD. 18

Indikator Terkini SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 2 0 0 3 2 0 0 3 2 0 0 4 12,69 12,24 11,40 11,06 10,44 9,53 9,10 8,91 8,66 8,48 8,49 8,31 7,86 12,94 12,68 11,97 11,29 10,88 10,18 9,18 9,06 8,75 8,43 8,38 8,34 8,15 12,64 12,35 11,90 11,44 11,02 10,31 8,95 8,17 7,67 7,47 6,98 6,62 N,a 13,49 13,15 12,90 12,48 12,02 11,55 10,65 9,58 8,58 7,96 7,58 7,14 N,a 12,71 12,30 11,72 11,37 10,78 9,81 9,25 8,99 8,69 8,56 8,63 8,35 8,16 425 399 398 451 495 505 508 530 598 626 617 692 753 127.407 125.936 125.211 124.969 128.844 132.403 131.084 135.148 136.471 140.085 175.498 166.474 147.039 180.111 181.530 181.239 182.963 191.707 195.219 196.589 201.859 207.587 212.614 224.318 223.799 N.a 75.908 74.555 72.323 73.023 75.787 77.091 77.053 80.283 81.118 84.238 103.788 94.542 89.574 104.203 106.975 108.916 109.940 115.920 118.128 119.536 121.576 126.469 128.376 120.530 129.257 N.a 873.683 881.215 877.776 882.809 893.029 894.554 901.713 905.499 911.223 926.324 944.647 955.692 N.a 693.572 699.685 696.537 699.846 701.322 699.335 705.124 703.640 703.636 713.710 720.329 731.893 N.a 550.357 557.107 558.977 562.218 564.550 564.313 567.703 569.503 566.125 576.072 580.116 592.715 N.a 362.553 368.970 370.692 370.398 368.560 363.460 364.615 361.120 354.362 358.541 355.902 350.885 N.a 187.804 188.137 188.285 191.820 195.990 200.853 203.088 208.383 211.763 217.531 224.214 241.830 N.a 143.215 142.578 137.560 137.628 136.772 135.022 137.421 134.137 137.511 137.638 140.213 139.178 N.a 730.468 738.637 740.216 745.181 756.257 759.532 764.292 771.362 773.712 788.686 804.434 816.514 N.a 382.536 390.750 400.353 407.229 410.492 417.875 425.448 432.499 441.205 451.147 461.788 466.826 N.a 358.084 366.467 376.141 382.175 384.158 390.563 397.187 403.544 411.696 421.295 432.230 437.942 N.a H A R G A IHK bulanan (%) y-y % IHK-makanan bulanan (%) y-y% IHK-Non makanan bulanan (%) y-y% 0,80 0,20-0,23 0,15 0,21 0,09 0,03 0,84 0,36 0,55 1,01 0,94 0,57 8,74 7,34 7,12 7,54 6,91 6,62 5,79 6,38 6,20 6,21 5,33 5,06 4,82-0,06-0,09-1,11-0,03-0,14-0,39-0,49 0,03-0,19 0,99 1,39 1,71 0,36 6,14 3,90 4,43 5,45 4,90 4,66 3,97 4,25 3,70 3,98 1,75 1,60 2,04 1,51 0,42 0,49 0,31 0,46 0,48 0,42 1,44 0,82 0,22 0,72 0,36 0,68 10,99 10,25 9,34 9,26 8,55 8,20 7,28 8,04 8,20 7,99 8,26 7,91 7,03 SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD) 8.940 8.905 8.908 8.675 8.279 8.285 8.505 8.535 8.389 8.495 8.537 8.465 8.457 3.936 3.723 4.008 3.922 3.655 4.197 4.085 3.998 3.857 4.044 2.180 328* N.a 2.322 2.632 2.267 2.089 2.227 1.862 2.192 1.705 1.713 1.900 1.240 700* N.a 21,81 22,26 22,68 23,74 23,74 23,66 23,40 23,53 23,63 23,85 24,05 24,20 24,00 INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Perubahan Stok Ekspor Impor * angka sementara ** angka sangat sementara *** terdapat penyesuaian data karena adanya pemindahan kredit BBO, BTO dan kredit bermasalah ke AMU-BPPN r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata 2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor open file dan PDB (BPS) Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV 2 0 0 3 2 0 0 3 2003 4,45 3,65 3,97 4,35 4,12 4,64 4,75 5,01 4,26 1,09-0,41 0,68 19,95-46,84-6,14-16,14 2,90 4,04 2,76 6,48 5,45 0,01 0,76 1,78 19