Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi."

Transkripsi

1 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Ikhtisar Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah tetap stabil. Perkembangan berbagai indikator ekonomi makro sampai bulan Nopember semakin memperkuat perkiraan bahwa ekonomi tumbuh sekitar 5% (yoy). Kondisi tersebut didasari pada perkembangan investasi dan ekspor yang cukup berarti. Pola pertumbuhan ekonomi yang didominasi oleh konsumsi secara perlahan diharapkan dapat digantikan oleh investasi dan ekspor sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung secara berkesinambungan (suistanable). Perkembangan tersebut memang tidak terlepas dari semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kesinambungan stabilitas ekonomi yang berjalan dengan baik. Kondisi sisi eksternal sebagaimana tercermin dari tetap tingginya daya serap pasar global dan membaiknya harga-harga ekspor juga memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi. Sementara itu, perkembangan harga ke depan diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan. Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, Bank Indonesia tetap melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat dengan menyerap likuiditas secara optimal agar perkembangan tingkat inflasi ke depan tetap selaras dengan upaya pencapaian sasaran inflasi jangka menengah. Perkembangan harga pada bulan Nopember mengalami kenaikan (inflasi) sebesar 0,89% (m-t-m). Inflasi pada bulan November ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya 0,56% (m-t-m) namun lebih rendah dibandingkan dari inflasi pada bulan November Laju inflasi selama Januari sampai November adalah 5,31%, sedangkan inflasi secara tahunan (yoy) pada bulan November adalah sebesar 6,18%. Pada bulan November, seluruh kelompok barang dan jasa mengalami kenaikan harga, dengan kenaikan sebagai berikut: kelompok bahan makanan (2,29%), kelompok sandang (1,29%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,67%), kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,48%), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,25%), kelompok kesehatan (0,20%) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (4%). Nilai tukar rupiah bulan Nopember baik secara point-to-point maupun ratarata bergerak relatif stabil. Secara point to point rupiah menguat 70 point menjadi Rp9025/USD sementara secara rata-rata rupiah menguat 150 point menjadi Rp9022/USD. Selain itu, volatilitas rupiah meningkat sebesar 0,21% menjadi 0,24% pada bulan Nopember namun demikian angka ini masih dalam batas normal. Secara fundamental, penjualan valas oleh pelaku offshore yang mendorong apresiasi rupiah, diimbangi pula oleh pembelian valas dari pelaku domestik. Di sisi lain, terdapat sentimen positif dari dalam negeri antara lain, inflasi Oktober yang cukup moderat, kinerja ekspor yang positif, divestasi saham pemerintah serta bullish harga saham domestik yang pengaruhnya relatif berimbang dengan isu defisit APBN dan rencana pemerintah menaikkan BBM. 1

2 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Suku bunga instrumen moneter belum berubah. Uang primer menurun......sedangkan M2 dan M1 naik. Indikator perbankan masih positif. Suku bunga instrumen moneter selama bulan Nopember masih belum berubah. Suku bunga SBI 1 dan 3 bulan masih tetap pada posisi 7,41% dan 7,30%, demikian pula suku bunga FASBI pada level 7,0%. Perkembangan ini diikuti oleh suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) yang juga masih relatif tetap dengan posisi terakhir pada 6,33% dan 6,65%. Namun demikian, suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi sampai dengan bulan Oktober masih terus menunjukkan penurunan. Posisi uang primer pada akhir Nopember menurun sebesar Rp0,2 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp185,87 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp169,16 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp162,63 triliun. Sementara itu, dengan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp188 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp180,71 triliun. Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari menurunnya saldo positif bank di BI sedangkan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari kontraksi Operasi Pasar Terbuka (OPT). Posisi M2 pada akhir Oktober mengalami peningkatan dari Rp986,8 triliun pada bulan September menjadi Rp995,9 triliun. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp6,7 triliun menjadi Rp247,6 triliun demikian pula uang kuasi meningkat sebesar Rp2,4 triliun menjadi Rp748,3 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang kartal dari Rp99,5 triliun bulan September menjadi Rp105,7 triliun sedangkan kenaikan uang kuasi terutama bersumber dari tabungan yang meningkat Rp3,9 triliun menjadi Rp273,4. Secara umum, perkembangan beberapa indikator perbankan hingga bulan Oktober masih positif khususnya total penyaluran kredit, total aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK). NIM, LDR dan modal masih membaik sedangkan CAR dan NPL relatif stabil. Jumlah kredit yang disalurkan perbankan meningkat menjadi Rp567,3 triliun sementara total aset perbankan bertambah menjadi Rp1218,8 triliun dan DPK naik menjadi Rp928,1 triliun. NIM pada bulan Oktober ini juga masih meningkat menjadi 6,4% disusul kenaikan pada LDR menjadi 49,2% dan modal perbankan pun membaik menjadi Rp115,1 triliun. Indikator lainnya, CAR dan NPL pada bulan Oktober relatif tetap dengan posisi terakhir CAR pada 20,4% dan NPL gross pada 6,7%. 2

3 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang dan Pasar Modal Harga bulan Nopember meningkat... Perkembangan harga bulan Nopember menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi pada bulan Nopember tercatat sebesar 0,89% (m-t-m) lebih tinggi 0,33% daripada inflasi bulan Oktober sebesar 0,56% (m-t-m). Namun demikian, secara tahunan, inflasi pada bulan Nopember kembali menunjukkan penurunan sebesar 4% dari 6,22% (y-o-y) menjadi 6,18% (y-o-y). Sementara itu, inflasi tahun kalender (Januari Nopember ) tercatat 5,31%. % y-o-y % m-t-m 16,0 3,0 14,0 2,0 12,0 Transportasi & Komunikasi Kesehatan Perumahan Sumbangan Inflasi 1 1,0 Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. 8,0 6,0 y-o-y m-t-m 4,0-1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Sumber : BPS Grafik 1. Tingkat Inflasi Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Sandang Bahan Makanan -3,00-2,00-1,00 0 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Sumber : BPS Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang... terutama berasal dari inflasi kelompok bahan makanan. dan sandang. Seperti bulan sebelumnya, semua kelompok pengeluaran dalam perhitungan inflasi mengalami kenaikan. Penyumbang utama kenaikan harga bulan Nopember adalah masih dari kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 2,29% (mt-m) disusul kelompok sandang yang juga mengalami inflasi sebesar 1,29% (m-tm). Komoditas dominan yang menyumbang inflasi pada kelompok bahan makanan adalah daging ayam ras (6%, m-t-m), bawang merah (5, m-t-m) serta daging dan ikan segar (4, m-t-m). % y-o-y 16,0 14,0 12,0 1 8,0 6,0 Headline Exclusion Rp/USD ,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Nov Sumber : Bloomberg Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 3

4 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi inti menurun. Rupiah masih bergerak stabil......dengan demand dan supply valas yang berimbang... Di sisi lain, inflasi inti menunjukkan penurunan sebesar 6% (y-o-y) dari 6,71% (y-o-y) menjadi 6,65% (y-o-y) pada bulan Nopember. Penurunan yang terjadi lebih disebabkan karena pengaruh stabilnya nilai tukar rupiah dan tekanan permintaan domestik yang mulai menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai tukar rupiah bulan Nopember baik secara point-to-point maupun rata-rata bergerak relatif stabil. Secara point to point rupiah menguat 70 point dari Rp9095/ USD pada bulan Oktober menjadi Rp9025/USD sementara secara rata-rata rupiah menguat 150 point dari Rp9172/USD menjadi Rp9022/USD. Volatilitas pergerakan rupiah meningkat sebesar 0,21% dari 3% bulan Oktober menjadi 0,24% namun demikian angka ini masih dalam batas normal (Grafik 5). Secara fundamental, penjualan valas oleh pelaku offshore yang mendorong apresiasi rupiah, diimbangi oleh pembelian valas dari pelaku domestik. Kondisi ini membatasi apresiasi rupiah sehingga dibandingkan mata uang regional rupiah penguatan rupiah relatif terbatas. Selain itu, beberapa sentimen positif dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah antara lain, inflasi Oktober yang cukup moderat serta kinerja ekspor yang positif, diverstasi saham pemerintah di Bank Danamon serta bullish harga saham domestik yang masih berlanjut. Sementara itu sentimen negatif yang berkembang antara lain, harga minyak masih tinggi sehingga defisit APBN diperkirakan meningkat menjadi 1,5% dari PDB serta rencana pemerintah menaikkan BBM. 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Nov 2002 Volatilitas Kurs Rp Rata-rata Volatilitas ,0 9,0 7,0 5,0 3,0 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan 1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 2003 Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Grafik 6. Premi SWAP... sehingga kepercayaan investor masih meningkat. Kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan terlihat semakin membaik. Indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Nopember menurun lebih besar dari bulan Oktober. Premi swap 1 dan 3 bulan menurun masing-masing sebesar 204 bps dan 150 bps menjadi 1,70% dan 2,20% demikian pula premi swap 6 dan 12 bulan keduanya menurun 95 bps menjadi 2,85% dan 3,65%. Indikasi positif lain nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Yankee Bond dengan US T-Notes, bulan Nopember yang kembali menurun sebesar 61 bps menjadi 81,2 bp (Grafik 6 dan 7). 4

5 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Premi Resiko (bp) Rp/USD Yield Spread IDR/USD Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 2003 Sumber : Bloomberg Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah Indeks Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Sumber : CEIC dan blomberg (diolah) Grafik 8. Real Effective Exchange Rate Indeks REER dan BRER stabil. Stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah dan mata uang negara partner dagang, menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Nopember relatif stabil. REER bulan Nopember hanya menurun (0,4 point) dari 84,65 pada bulan Oktober menjadi 82,24 (Grafik 8). Perkembangan yang sama nampak pula dari indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER meningkat 0,38 point dari 66,14 pada bulan Oktober menjadi 66,52 (Grafik 9). Dengan demikian, tingkat competitiveness (daya saing) Indonesia secara riil di antara negara-negara partner dagang masih cukup kompetitif termasuk jika dibandingkan dengan Cina, Korea dan Singapore. Indeks RRC Korea Selatan Malaysia Singapura 65 Thailand 60 Indonesia Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah) Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate SBI 1 Bulan FASBI O/N JIBOR 1 Bulan Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Ags Sep 2003 Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang Suku bunga SBI dan FASBI masih tetap... Suku bunga instrumen moneter selama bulan Nopember masih belum berubah. Suku bunga SBI 1 dan 3 bulan belum berubah dari posisi 7,41% dan 7,30%. Demikian pula suku bunga FASBI yang sampai dengan bulan Nopember masih berada pada level 7,0% (Grafik 10). 5

6 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Volume Pasar Uang (Miliar Rp) , , , ,0 50 Volume PUAB Pagi Volume PUAB Sore 2,0 Sk. Bunga PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Sore Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov 2003 Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore Suku Bunga (%) 14, Jam Dep. 1 9 SBI 1 Bulan 7 Dep 1 WA 5 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan MarMei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan...sedangkan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore menurun......, serta suku bunga deposito yang belum berubah namun tren penurunan suku bunga kredit masih berlanjut. Relatif stabilnya suku bunga instrumen moneter, memberikan ekspektasi positif turunnya rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan Nopember. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi menurun 36 bps dari 6,79% pada bulan Oktober menjadi 6,43% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore menurun 31 bps dari 5,35% di bulan Oktober menjadi 5,04% (Grafik 11). Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/N pagi dan sore masih rendah dimana untuk PUAB O/N pagi volume transaksi hanya meningkat sebesar Rp4 triliun dari Rp2,91 triliun pada bulan Oktober menjadi Rp3,4 triliun sedangkan volume transaksi PUAB O/N sore masih tetap pada Rp2 triliun pada bulan Nopember. Sementara itu, suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) sampai dengan bulan Nopember masih relatif tetap. Suku bunga deposito 1 bulan hanya meningkat sebesar 2 bps dari 6,31% menjadi 6,33%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan hanya meningkat 4 bps dari 6,61% menjadi 6,65% pada bulan Oktober (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga tabungan juga menunjukkan kecenderungan yang sama, naik 1 bps dari 7,34% bulan September menjadi 7,35%. Namun demikian, suku bunga kredit sampai dengan bulan Oktober masih terus menunjukkan penurunan. Suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-masing menurun sebesar 16 bps, 8 bps, dan 14 bps menjadi 13,64%, 14,25%, dan 16,89% (Grafik 13). Walaupun laju penurunan suku bunga kredit investasi dari bulan ke bulan terlihat lebih lambat daripada suku bunga konsumsi dan modal kerja namun trend penurunan yang terjadi menunjukkan indikasi yang positif bagi sektor riil. Selain itu, spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil seiring dengan penurunan suku bunga kredit yang diikuti kenaikan suku bunga deposito. 6

7 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Feb Jun Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit 5, 5 4, 5 3, 5 2, 5 1, 5 0, 5-0, 5-1, 5 Covered Interest Rate Parity Poly. (Covered Interest Rate Parity) 2,19 1,63 1,39 1,58 1,18 1,24 0,51 0,73 0,84 0,53 0,63 2 0,17 0,26 0,26 0,16 0,30 0,45 2 0, ,21-0,20-0,27-0, ,47-0,76-0,57-0,32-0,33-0,23-0,84 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 14. Covered Interest Rate Parity 4,44 3,41 Covered interest rate parity masih meningkat. Seiring dengan semakin menurunnya premi swap, covered interest parity (CIP) pada bulan Nopember tercatat semakin meningkat dari posisi 1,58% menjadi 3.41% atau meningkat 1,83% (Grafik 14) 1. Penurunan premi swap terlihat cukup dominan dalam mempengaruhi kenaikan CIP mengingat suku bunga JIBOR 1 bulan relatif tetap pada 7,41% sementara SIBOR meningkat 0,21% dari 2,09% pada bulan Oktober menjadi 2,30%. Perkembangan ini, secara riil semakin menambah daya tarik penanaman dana di dalam negeri (menjanjikan return yang positif). IHSG Kapitalisasi IHSG Kapitalisasi (Rp miliar) 330 Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Okt Nov Sumber : BEJ 2003 Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi IHSG mengalami peningkatan... Perkembangan pasar modal di bulan Nopember masih meningkat ditandai dengan kenaikan pada nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada bulan Nopember secara point to point ditutup meningkat 117,28 point menjadi 977,76 dari posisi sebelumnya 860,48. Pengaruh ekspektasi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terkendalinya inflasi, relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan perkiraan positif pertumbuhan ekonomi, terlihat masih mendominasi pergerakan saham. Kapitalisasi pasar juga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar Rp81,5 triliun dari Rp585,9 triliun bulan Oktober menjadi Rp667,4 triliun (Grafik 15). Di sisi lain, net beli investor asing 1 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) premi swap (1 bulan). 7

8 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan di bursa masih meningkat yaitu sebesar Rp144,7 miliar dari Rp193,89 miliar bulan September menjadi Rp338,6 miliar....diikuti pula dengan naiknya nilai perdagangan. Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham secara point to point meningkat sebesar Rp0,3 triliun dari Rp1,3 triliun pada akhir bulan Oktober menjadi Rp1,6 triliun. Namun demikian, rata-rata volume transaksi harian relatif tetap atau hanya meningkat 46 juta lembar saham dari 1,94 miliar lembar saham pada akhir bulan Oktober menjadi 1,98 miliar saham. Uang Primer Uang primer menurun... Posisi uang primer pada akhir Nopember menurun sebesar Rp0,2 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp185,87 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp169,16 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp162,63 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp188 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp180,71 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari menurunnya saldo positif bank di BI sebesar Rp1 triliun. Triliun Rp 195,0 185,0 175,0 165,0 155,0 145,0 135,0 125,0 115,0 Target Indikatif Aktual Test Date Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Grafik 16. Uang primer Nov Miliar Rp estimasi (2) = estimasi (1) + error Aktual estimasi (1) = trend+seasonal Jan:I Feb:III Mar:II Apr:I Mei:I Jun: Jul:I Ags:III Sep:I Okt:IV Nov:III Des:II Jan:IV Feb:III Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:III Sep:I Okt: IV Nov:I Des:I Jan:IV Feb:III Mar :I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Agsl:III Sept:II Okt:IV Nov:III Grafik 17. Pergerakan Musiman Uang Kartal...terutama karena kontraksi OPT... Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari kontraksi Operasi Pasar Terbuka (OPT) sebesar Rp5 triliun yang utamanya bersumber dari kontraksi FASBI sebesar Rp18,15 triliun sedangkan SBI mengalami ekspansi sebesar Rp13 triliun. 8

9 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya Okt November Mg I Mg II Mg III Mg IV (Miliar Rp) Perubahan Bulanan Cadangan Devisa Bersih (NIR) Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI) Memorandum item GWM Kelebihan GWM *TPL = Third Party Liability , NIR meningkat sedangkan NDA menurun. NIR pada bulan Nopember meningkat sebesar Rp1,47 triliun dari Rp167,3 triliun bulan Oktober menjadi Rp168,8 triliun (Grafik 18) sedangkan NDA (aktiva domestik bersih) menurun sebesar Rp1,7 triliun dari Rp17,76 triliun pada bulan Oktober menjadi Rp16 triliun (Grafik 19). (Miliar USD) 27,0 26,0 25,0 24,0 23,0 22,0 21,0 2 19,0 NIR (aktual) NIR (adjusted target) 18,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Juni Jul Ags Sep Okt Nov 2003 Grafik 18. Posisi NIR (Trilliun Rp) NDA (adjusted target) NDA (aktual) -5 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov 2003 Grafik 19. Posisi NDA 9

10 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Likuiditas domestik M2 dan M1 meningkat Posisi M2 pada akhir Oktober mengalami peningkatan sebesar Rp9,1 triliun dari Rp986,8 triliun pada bulan September menjadi Rp995,9 triliun dan secara tahunan, M2 pada akhir Oktober tumbuh sebesar 7,5%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp6,7 triliun menjadi Rp247,6 triliun demikian pula uang kuasi meningkat sebesar Rp2,4 triliun menjadi Rp748,3 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang kartal sebesar Rp6,2 triliun dari Rp99,5 triliun bulan September menjadi Rp105,7 triliun sedangkan kenaikan uang kuasi terutama bersumber dari tabungan yang meningkat Rp3,9 triliun menjadi Rp273,4 (Grafik 20). %, y-o-y M1 Riil M2 Riil 25,0 2 15,0 1 5,0 (5) (10) Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil -5,0 Growth Divisia M2 Growth M2 Poly. (Growth Divisia M2) Feb Jun Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt 2001 Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2...disebabkan oleh ekspansi CBS. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp12,9 triliun sehingga posisinya pada akhir Oktober mencapai Rp589,8 triliun. Peningkatan CBS tersebut bersumber dari kenaikan pada kredit rupiah sebesar Rp12,6 triliun. Sementara itu, Net Foreign Assets (NFA) pada bulan Oktober relatif stabil atau hanya meningkat sebesar Rp0,8 triliun sehingga posisinya mencapai Rp259,4 triliun (Tabel 2). 10

11 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi) INDIKATOR BESARAN MONETER KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca) Des Ags Sep Okt Des Jan Mar Jun Sept Okt (%,y-o-y) Indeks money divisia belum berubah sedangkan APU menurun. Relatif stabilnya jumlah simpanan berjangka menyebabkan indeks money divisia bulan Oktober belum berubah signifikan atau hanya menurun sebesar 0,31% menjadi 11,42% dan secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sementara itu, cenderung meningkatnya uang primer di akhir tahun yang lebih besar daripada M2 dan M1 menyebabkan proses penciptaan uang mengalami penurunan seperti yang nampak dari penurunan M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22). 13,0 2,0 12,0 C/DPK (%) APU2 (M2/M0) 11,0 APU1 (M1/M0) Skala Kanan 1,8 1 9,0 1,6 8,0 1,4 7,0 6,0 1,2 5,0 4,0 1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul SepNov Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK 11

12 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Sektor Eksternal Total ekspor meningkat... Nilai ekspor Indonesia selama bulan Oktober tercatat sebesar USD7,26 miliar atau meningkat 1,6% dibandingkan USD7,15 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Peningkatan ini utamanya bersumber dari peningkatan ekspor non migas sebesar 3,1% dari USD5,68 miliar pada bulan September menjadi USD5,86 miliar pada bulan Oktober, sedangkan ekspor migas menurun 4,3% dari USD1,46 miliar pada bulan September menjadi USD1,40 miliar. Komponen utamanya yang menyumbang kenaikan pada ekspor non migas adalah ekspor perabot dan penerangan rumah sebesar USD103 juta sedangkan komponen minyak mentah dan hasil minyak menjadi komponen utama penyumbang penurunan ekspor migas. Ekspor minyak mentah dan hasil minyak masing-masing menurun sebesar 12,8% dan 13% menjadi USD0,53 miliar dan USD0,16 miliar. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD) Keterangan Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai FOB % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Okt Thd Jan-Okt Jan-Okt September Oktober Jan-Okt Jan-Okt Sept thd , , , ,4 1,62 15, , ,8 11,419, ,6-4,27 12,74 22,0 609,0 530,8 4,682, ,4-12,84 11,67 8,93 186,2 161,9 1,363, ,2-13,05 6,77 2,49 672,1 712,1 5,373, ,0 5,95 15,18 10, , , , ,8 3,13 15,76 78,01 Sumber : BPS... begitu pula total impor. Nilai impor pada bulan Oktober mencapai posisi USD4,3 miliar, meningkat USD9 miliar dibandingkan dengan posisi bulan September yaitu USD4,2 miliar. Peningkatan ini utamanya bersumber dari kenaikan impor non migas sebesar 5,7% menjadi USD3,2 miliar demikian pula impor migas khususnya impor gas sebesar 66,7% menjadi USD0,5 juta dari sebelumnya USD0,3 juta (Tabel 4). Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD) Total Impor Keterangan Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Okt Thd Jan-Okt Jan-Okt September Oktober Jan-Okt Jan-Okt Sept thd ,5 4, , ,0 2,12 40, , , , ,3-7,74 46,87 24,57 536,1 489, , ,4-8,69 48,92 12,88 603,5 562, , ,4-6,76 45,49 11,67 0,3 0,5 21,5 6,5 66,66-69, , , , ,7 5,75 38,81 75,43 Sumber : BPS 12

13 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Posisi pinjaman luar negeri naik USD2,5 miliar... Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Oktober USD134,3 miliar, meningkat USD2,5 miliar dibandingkan USD131,8 miliar posisi bulan sebelumnya (Tabel 5). Peningkatan ini disebabkan karena naiknya pinjaman LN pemerintah sebesar USD1,6 miliar menjadi USD78,5 miliar dan kenaikan pinjaman LN swasta sebesar USD0,6 miliar menjadi USD52,4 miliar. Peningkatan pinjaman LN pemerintah utamanya disebabkan karena penguatan Yen sebesar 4,8 point dimana porsi utang LN pemerintah dalam mata uang Yen mencapai 38,5% dari total pinjaman sehingga hal ini meningkatkan posisi utang LN pemerintah sebesar USD1,3 miliar. Sementara itu, peningkatan pada pinjaman LN swasta lebih disebabkan karena naiknya pinjaman lembaga keuangan sebesar USD0,5 miliar menjadi USD8 mliar yang utamanya berasal dari pinjaman bank yang meningkat sebesar USD0,4 miliar. Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total * Angka Sementara Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD) Mar Jun Sep Des Jan Mar Jun Ags Sep*) Okt*) sedangkan pembayaran pinjaman LN menurun. Sementara itu, pembayaran pinjaman luar negeri pada bulan Oktober menurun USD0,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1 miliar. Penurunan tersebut utamanya berasal dari turunnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD0,4 miliar menjadi USD0,8 miliar sementara pembayaran bunga pinjaman LN menurun tipis sebesar USD27 juta menjadi USD191 juta. Sedangkan berdasarkan pemiliknya, penurunan ini disebabkan oleh turunnya pembayaran pinjaman LN swasta sebesar USD0,3 miliar menjadi USD0,5 miliar demikian pula pembayaran pinjaman LN pemerintah menurun sebesar USD0,1 miliar menjadi USD0,5 miliar (Tabel 6). 13

14 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Miliar USD) Total Total Keterangan 2002 Mar Sep Des 2003 Jan Mar Jun Ags Sept* Okt* Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest * Angka Sementara Sektor Riil Permintaan domestik masih tinggi......didukung indikasi positif dari survei konsumen... Perkembangan permintaan domestik sepanjang tahun diwarnai oleh pertumbuhan yang tinggi khususnya untuk konsumsi, investasi dan impor. Konsumsi yang cenderung tumbuh tinggi tersebut sebagian dipenuhi oleh produksi dalam negeri melalui peningkatan utilisasi kapasitas terpasang sedangkan investasi yang tumbuh cukup signifikan belum mampu meningkatkan kapasitas perekonomian. Selain itu, meningkatnya permintaan domestik mendorong perningkatan impor khususnya bahan baku dan barang modal dalam rangka meningkatkan utilisasi dan kapasitas produksi. Berdasarkan survei konsumen terdapat indikasi optimisme prospek kegiatan ekonomi ke depan. Hal ini tercermin dari meningkatnya indeks keyakinan konsumen, indeks ekspektasi konsumen dan indeks kondisi ekonomi saat ini. Indeks keyakinan konsumen meningkat 6,2 point dari bulan sebelumnya menjadi 120,4 sementara indeks ekspektasi konsumen meningkat 3,9 point dari bulan sebelumnya menjadi 143,4 dan indeks kondisi ekonomi saat ini meningkat 8,4 point menjadi 9,3 pada bulan Nopember (Grafik 23). 14

15 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Indeks optimis pesimis Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 4 Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Grafik 23. Survei Konsumen Difussion Indeks Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Grafik 24. Survei JETRO...dan hasil survei JETRO serta utilisasi kapasitas produksi. Survei pada perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO masih mengindikasikan tingginya permintaan domestik dan ekspektasi positif perekonomian ke depan (Grafik 24). Sementara itu, indeks produksi bulan Oktober khususnya untuk industri kayu, rotan dan rumputan, industri makanan, minuman dan tembakau dan industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik menunjukkan peningkatan. Indeks industri kayu, rotan dan rumputan meningkat sebesar 14,8 point menjadi 109,9 sementara itu, industri makanan, minuman dan tembakau meningkat 7,6 point menjadi 90,3 dan industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik meningkat 4,1 point menjadi 108,8 (Grafik 25). Selain itu, utilisasi kapasitas produksi selama bulan Oktober untuk industri makanan meningkat 3,2 point menjadi 42,3 dan industri barang galian bukan logam meningkat 3,1 point menjadi 58,9 (Grafik 26). Indeks Indeks Total Makanan, minuman & Tembakau Tekstil, pak. jadi & kulit Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik 40 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Grafik 25. Indeks Produksi Total Makanan Tekstil Kimia Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul SepNov Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi 15

16 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Kondisi Perbankan Total kredit, aset dan DPK masih membaik... Secara umum, beberapa indikator perbankan sampai dengan bulan Oktober masih menunjukkan perkembangan positif khususnya total penyaluran kredit, total aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Tabel 7). Sementara itu NIM, LDR dan modal masih membaik sedangkan CAR dan NPL relatif stabil. Jumlah kredit yang disalurkan perbankan pada bulan Oktober meningkat cukup besar sebesar Rp12,3 triliun menjadi Rp567,3 triliun sementara total aset perbankan pun meningkat Rp5,4 triliun menjadi Rp1218,8 triliun dan DPK naik Rp1,7 triliun menjadi Rp928,1 triliun (Grafik 28). Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan B a n k (Triliun Rp) Des-02 Des-03 Jan-04 Mar-04 Jun-04 Ags-04 Sept-04 Okt , , , ,7 1208,2 1213,0 1218,4 835,8 902,3 889,1 881,6 912,8 919,3 926,4 928,1 410,3 477,2 475,0 485,9 528,7 547,5 555,0 567,3 38,4 43,2 40,1 43,7 46,4 47,9 48,2 49,2 23,0 19,3 23,8 23,5 20,9 21,0 20,5 20,4 8,1 8,2 8,2 7,8 7,6 7,1 6,9 6,7 2,1 3,0 2,8 2,7 2,1 2,0 2,1 2,1 4,0 3,2 5,2 5,7 5,4 5,3 5,3 6,4 93,0 110,8 117,9 120,9 108,6 109,2 114,0 115,1...NIM, LDR dan modal membaik. Net interest margin pada bulan Oktober ini juga masih meningkat sebesar 1,1% dari 5,3% menjadi 6,4% disusul kenaikan pada LDR sebesar 1% dari 48,2% menjadi 49,2% dan modal perbankan pun membaik dari Ro114 triliun menjadi Rp115,1 triliun atau meningkat Rp1,1 triliun (Grafik 27). Triliun Rp Total DPK (Triliun Rp) Giro Tabungan Deposito Total 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Grafik 27. Dana Pihak Ketiga Miliar Rp Proporsi (%) Persetujuan Realisasi Proporsi Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru

17 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Ketiga konsumsi dan modal kerja meningkat. Kenaikan penyaluran kredit di atas, utamanya berasal dari naiknya kredit konsumsi sebesar Rp8,1 triliun dari Rp134,3 triliun bulan September menjadi RpRp142,4 triliun diikuti kenaikan pada kredit modal kerja sebesar Rp1,9 triliun dari Rp268,8 triliun bulan September menjadi Rp270,7 triliun. Sedangkan kredit investasi mengalami penurunan sebesar Rp2,4 triliun dari Rp114,9 triliun pada bulan September menjadi Rp112,4 triliun (Grafik 29). Kredit Per jenis (Triliun Rp) Total Kredit (Triliun Rp) Modal Kerja Investasi Konsumsi Channeling Total Kredit Total Adjst Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan CAR dan NPL stabil. Indikator lainnya, CAR dan NPL pada bulan Oktober relatif tetap dimana CAR hanya menurun 0,1% dari 20,5% bulan September menjadi 20,4% dan NPL gross menurun 0,2% dari 6,9% bulan September menjadi 6,7% (Grafik 31). Sementara itu NPL net selama Oktober tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada 2,1% (Grafik 30). 14,0 12,0 1 8,0 6,0 4,0 2,0 kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri) Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Grafik 30. Perkembangan NPL Trilion Rp Triliun Rp 7,0 6,5 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 Jan Mar Mei Jul Okt Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan 17

18 Nopember Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Prospek Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sekitar 5% (y-o-y)...namun inflasi IHK masih belum meningkat......nilai tukar rupiah berada pada proyeksi awal tahun. Perkembangan beberapa indikator makro ekonomi sampai dengan Nopember semakin memperkuat perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai sekitar 5% (y-o-y) 2. Hal tersebut terutama terkait dengan peningkatan investasi dan ekspor yang cukup berarti. Secara sektoral, hampir seluruh sektor tumbuh positif dengan sumbangan terbesar berasal dari industri pengolahan, perdagangan, dan pengangkutan. Perkembangan ekonomi yang menggembirakan tersebut tidak terlepas dari semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kesinambungan stabilitas ekonomi makro yang terjaga dengan baik. Meskipun kegiatan ekonomi menunjukkan peningkatan namun tekanan inflasi relatif belum meningkat dan sampai dengan November inflasi masih tercatat sebesar 6,18% (yoy). Untuk keseluruhan tahun, inflasi IHK diperkirakan mencapai tingkat sekitar 6% dan masih dalam kisaran sasaran inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia pada awal tahun sebesar 5,5% + 1% (yoy). Terjaganya tingkat inflasi terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi, terjaganya stabilitas nilai tukar, serta tersedianya pasokan barang-barang. Dengan mempertimbangkan perkembangan eksternal dan internal sampai akhir November, untuk keseluruhan tahun diperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah akan berada dalam proyeksi awal. Kestabilan pergerakan nilai rupiah didukung oleh inflows modal asing jangka pendek yang mengimbangi tingginya demand valas dari pelaku domestik. Masuknya aliran modal asing jangka pendek tersebut utamanya dipicu oleh ekspektasi depresiasi dollar AS sehubungan dengan merebaknya kembali isu kesinambungan defisit ganda perekonomian AS. Selain itu, hal Di pihak lain, indikator makroekonomi dan premi risiko Indonesia terus menunjukkan perbaikan. 2 Sejak akhir Mei, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi

19 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Indikator Terkini SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % Jan Mar Des Feb Mar Jun Sep Okt Nov na na na na na na na na na na na na na SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD) INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor na na Tw. IV Tw.I Tw. III * angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata 2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDBdari BPSw. I *) 19

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni IKHTISAR Pertumbuhan ekonomi masih positif. Bulan Juni mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah melemah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Ikhtisar Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Inflasi menunjukkan peningkatan. Nilai tukar rupiah stabil. Suku bunga instrumen moneter masih stabil. Perkembangan kondisi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Ikhtisar Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah cenderung melemah. Sampai dengan akhir

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Inflasi kembali mengalami penurunan......, nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil. Perkembangan ekonomi makro sampai

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Bulan Januari mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung apresiasi. Sampai bulan Januari 2005, kondisi ekonomi makro

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Ikhtisar Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni...

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni... Ikhtisar Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni......, sementara nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Mei 2004 Ikhtisar Perkembangan ekonomi masih membaik. Laju inflasi Mei lebih rendah dari April......, sementara nilai tukar melemah. Suku bunga relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari, Ikhtisar Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Pada Februari, perkembangan harga mencatat deflasi......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan beberapa indikator makroekonomi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga.

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Ikhtisar Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Pada April, laju inflasi masih relatif terkendali......, sementara itu nilai tukar sedikit tertekan namun masih terkendali. Perkembangan berbagai indikator

Lebih terperinci

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan.

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Ikhtisar Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Pada Maret, laju inflasi masih relatif terkendali......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan perekonomian selama

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei...

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei... Ikhtisar Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei......, sementara nilai tukar masih mengalami tekanan. Suku bunga relatif stabil kecuali suku bunga kredit.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Ikhtisar Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Penurunan laju inflasi terus berlanjut...diikuti dengan kurs yang menguat... Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November... Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Desember Ikhtisar Perekonomian tahun relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember menurun dibanding November......diikuti dengan kurs yang masih stabil...

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

Ekonomi, Moneter dan Keuangan Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER November 2013 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 T i n j a

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 Tim Penulis Laporan triwulan I-2003, Bank Indonesia Kondisi moneter selama triwulan I-2003 tetap stabil dan terkendali meskipun belum

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K 1 B A N K I N D O N E S I A KINERJA TRIWULAN I-2004 : EVALUASI KEBIJAKAN MONETER, PERBANKAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN SERTA ARAH KEBIJAKAN MENDATANG Penyampaian penjelasan ini merupakan salah satu wujud dari

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-27 Selama triwulan I-27, kondisi moneter menunjukkan tren yang semakin membaik. Perkembangan yang membaik tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Mei 213 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 Indeks 17 1 13 1 9 7 Kadin-Roy Morgan AC Nielsen BI BPS Danareksa

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 Selama triwulan III-26, kondisi moneter menunjukkan ukkan perkembangan yang semakin membaik. Perkembangan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 Kondisi moneter pada triwulan II-2006 masih menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Hal ini tercermin dari nilai tukar yang masih menguat, inflasi

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 26 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-27 Kondisi selama triwulan IV-27 menunjukkan perkembangan makroekonomi yang semakin baik dengan stabilitas yang

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 211 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik Tabel Statistik Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Periode Suku Bunga Pasar Uang Antarbank Tingkat Diskonto SBI 1 Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan IV 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan IV 2003, Bank Indonesia Sampai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan I 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan I 2004, Bank Indonesia Membaiknya

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi Akhir semester I 2009 Inflasi sebesar 0,11% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,10 terjadi pada penghujung Jun. Inflasi

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2 Laju inflasi IHK pada triwulan IV-2 mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 Laju inflasi IHK pada triwulan III-2005 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama berasal dari kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Perekonomian Indonesia triwulan IV 2013 dan Januari 2014 menunjukkan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan Pemerintah sejak pertengahan tahun 2013 mulai

Lebih terperinci

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PROSPEK EKONOMI 216: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 215 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PERKEMBANGAN TERKINI 3Q6 3Q7 3Q8 3Q9 3Q1 3Q11 3Q12 3Q13 3Q14 3Q15 EKONOMI GLOBAL: PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pasar modal yang mengalami pasang surut memberikan tanda bahwa kegiatan di pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan keadaan ekonomi makro, maka

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. September 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci