Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil."

Transkripsi

1 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Ikhtisar Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil. Secara umum, perkembangan makroekonomi sampai dengan bulan Februari masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tumbuh sesuai dengan perkiraan awal yaitu sekitar 5%-6% (yoy). Optimisme tersebut semakin kuat seiring dengan semakin berimbangnya sumber pertumbuhan, khususnya peran investasi yang semakin meningkat. Secara sektoral, berbagai indikator sisi penawaran masih menunjukkan perkembangan yang postif seperti peningkatan impor bahan baku dan barang modal untuk kegiatan produksi serta dari sisi pembiayaan oleh perbankan melalui kredit modal kerja. Dari sisi perkembangan harga-harga, inflasi pada bulan Februari masih relatif terkendali. Sementara itu, nilai tukar rupiah juga bergerak relatif stabil dengan tingkat volatilitas yang rendah. Suku bunga instrumen moneter juga masih stabil dan berada level yang rendah sehingga hal ini masih mendorong suku bunga kredit untuk terus menurun dan mendukung upaya pemulihan sektor riil. Namun demikian, adanya tekanan kenaikan harga barang yang lebih tinggi dan memburuknya ekspektasi inflasi sebagai konsekuensi rencana kenaikan harga BBM perlu mendapat perhatian yang khusus. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat (tight bias) untuk mengendalikan inflasi dengan tetap memberikan iklim yang kondusif bagi upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Perkembangan harga bulan Februari menunjukkan penurunan dibandingkan bulan Januari. Bulan Februari mencatat deflasi sebesar 0,17% (m-t-m) lebih rendah 1,60% daripada inflasi bulan Januari yang mencatat nilai 1,43% (mt-m). Secara tahunan, perkembangan harga mencatat inflasi sebesar 7,15% (y-o-y) lebih rendah 0,17% dari periode sebelumnya yang mencatat 7,32% (y-o-y). Deflasi pada bulan Februari terjadi karena penurunan yang terjadi pada harga kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga. Selain itu, kelompok yang memberikan sumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar negatif 0,40%. Nilai tukar rupiah selama bulan Februari masih bergerak stabil. Secara ratarata, rupiah hanya melemah tipis 51 point pada bulan Februari menjadi Rp9252/USD demikian pula secara point-to-point rupiah relatif stabil pada Rp9258/USD dengan rata-rata volatilitas pergerakan rupiah yang rendah. Stabilnya rupiah dilatarbelakangi oleh relatif berimbangnya permintaan dan penawaran valas. Sementara itu, penguatan mata uang regional Asia terhadap dolar masih berlanjut dan mata uang kuat dunia (hard currency) cenderung melemah terhadap dollar dipicu oleh ekspektasi kenaikan fed fund rate. 1

2 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Suku bunga instrumen moneter masih stabil. Uang primer kembali menurun......demikian pula M2 dan M1. Kinerja perbankan nasional masih stabil. Suku bunga instrumen moneter sampai bulan Februari masih belum banyak berubah. Suku bunga SBI 1 bulan berada pada posisi 7,43% demikian pula SBI 3 bulan berada pada posisi 7,29%. Selain itu, suku bunga FASBI belum berubah dari posisi 7,00% demikian pula suku bunga JIBOR 1 bulan masih tetap pada posisi 7,42%. Suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) sampai dengan bulan Januari 2005 juga belum banyak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Suku bunga deposito 1 bulan hanya meningkat sebesar 12 bps menjadi 6,43%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan meningkat 10 bps menjadi 6,71%. Suku bunga kredit modal kerja menurun menjadi 13,40%, suku bunga kredit investasi menurun menjadi 13,98%, demikian pula kredit konsumsi menurun menjadi 16,32%. Posisi uang primer pada akhir bulan Februari menurun sebesar Rp3,71 triliun menjadi Rp180,03 triliun. Posisi sementara test date rata-rata uang primer bulan Februari dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp158,05 triliun (tumbuh 11,9%, y-o-y) dengan target indikatif sebesar Rp164,46 triliun sementara itu menggunakan GWM baru (8%), test date uang primer tercatat sebesar Rp177,05 triliun dengan target indikatif Rp184,20 triliun. Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari turunnya uang kartal yang beredar di masyarakat dan saldo giro positif bank di BI. Posisi M2 pada akhir Januari mengalami penurunan sebesar Rp17,65 triliun pada bulan Desember menjadi Rp1015,87 triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 7,24%. Penurunan ini utamanya berasal dari turunnya M1 dan uang kartal masing-masing sebesar Rp5,64 triliun Rp12,01 triliun. Sementara itu, dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG), kontraksi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) dan penurunan NFA. Penurunan CBS tersebut bersumber dari turunnya kredit yang utamanya bersumber dari turunnya kredit rupiah. Kondisi perbankan sampai dengan awal tahun 2005 masih terus stabil dan pada beberapa indikator tetap menunjukkan perbaikan. Rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan menunjukkan peningkatan seperti yang juga terlihat pada jumlah modal perbankan. Di sisi lain, kualitas kredit seperti yang tercermin dari Non Performing Loan (NPL) secara gross juga membaik. Namun demikian, jumlah kredit yang disalurkan menurun khususnya kredit modal kerja dan kredit investasi sementara kredit konsumsi masih meningkat. Indikator lainnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) masih relatif stabil. 2

3 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang dan Pasar Modal Bulan Februari mencatat deflasi... Berbeda dengan bulan lalu, perkembangan harga bulan Februari menunjukkan penurunan dibandingkan bulan Januari. Bulan Februari mencatat deflasi sebesar 0,17% (m-t-m) lebih rendah 1,60% daripada inflasi bulan Januari yang mencatat nilai 1,43% (m-t-m). Secara tahunan, perkembangan harga mencatat inflasi sebesar 7,15% (y-o-y) lebih rendah 0,17% dari periode sebelumnya yang mencatat 7,32% (y-o-y). % y-o-y % m-t-m 16,0 3,0 14,0 2,0 12,0 Transportasi & Komunikasi Kesehatan Perumahan Sumbangan Inflasi 10,0 1,0 Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. 8,0 0,0 6,0 y-o-y m-t-m 4,0-1,0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Sumber : BPS Grafik 1. Tingkat Inflasi Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Sandang Bahan Makanan -3,00-2,00-1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Sumber : BPS Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang...terutama berasal dari kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga. Apabila dilihat dari kelompok barang dan jasa, deflasi pada bulan Februari terjadi karena penurunan yang terjadi utamanya pada harga kelompok bahan makanan sebesar 1,46% (m-t-m) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02% (m-t-m). Sementara itu kelompok barang dan jasa lainnya mencatat kenaikan harga antara lain kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,54% (m-t-m) dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,38% (m-t-m). Selain itu, kelompok yang memberikan sumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar negatif 0,40%. % y-o-y 16,0 Rp/USD ,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan Headline Exclusion Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb ,142 9,067 8,890 8,922 8,921 8,895 8,803 8,508 8,419 8,439 8,487 8,337 8,455 8,501 8, Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Sumber : Bloomberg diolah 8,386 8,570 8,620 8,432 Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 9,382 9,246 9,172 9,234 9,252 9,003 9,032 9,180 9,022 9,201 3

4 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi inti juga turun. Nilai tukar rupiah stabil......dilatarbelakangi relatif stabilnya permintaan dan penawaran valas... Sejalan dengan penurunan pada inflasi IHK, inflasi inti bulan Februari juga mencatat perkembangan yang sama. Inflasi inti menurun sebesar 0,27% dari 7,15% (y-o-y) bulan Januari menjadi 6,88% (y-o-y). Ekspektasi inflasi masyarakat yang terus meningkat sejak pertengahan tahun lalu terkait dengan rencana kenaikan harga BBM terlihat mulai melambat dan ditengarai merupakan penyebab melambatnya inflasi inti, sementara determinan lainnya seperti kondisi eksternal dan output gap ditengarai stabil. Nilai tukar rupiah selama bulan Februari masih bergerak stabil. Kestabilan tersebut tercermin dari nilai Rupiah yang tidak mengalami penurunan yang tipis serta rata-rata volatilas Rupiah yang masih rendah. Rupiah secara rata-rata hanya melemah tipis 51 point dari Rp9201/USD bulan Januari menjadi Rp9252/ USD dan secara point-to-point rupiah melemah tipis 91 point dari Rp9167/ USD pada bulan Januari menjadi Rp9258/USD. Sejalan dengan itu, rata-rata volatilitas pergerakan rupiah masih sangat rendah yaitu menurun 0,06% dari 0,15% pada bulan Januari menjadi 0,08% bulan Februari (Grafik 5). Stabilnya rupiah dilatarbelakangi oleh relatif berimbangnya permintaan dan penawaran valas. Pembelian dolar dilakukan oleh korporasi untuk membiayai kebutuhan impor dan ekspektasi kenaikan BBM sedangkan di sisi lain pasokan valas berasal dari kelompok pelaku offshore non bank. Sementara itu, penguatan mata uang regional Asia terhadap dolar masih berlanjut dipengaruhi oleh relaksasi Yuan dan mata uang kuat dunia (hard currency) cenderung melemah terhadap Dollar dipicu oleh ekspektasi kenaikan Fed Fund rate dan pernyataan Greenspan bahwa pelemahan dolar bukan merupakan kebijakan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Di akhir bulan, rupiah cenderung apresiasi seiring dengan isu pengalihan cadangan devisa Bank of Korea dari USD ke non USD yang mendorong pelemahan USD terhadap mata uang lain. 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Volatilitas Kurs Rp Rata-rata Volatilitas 0,0 Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb ,0 9,0 7,0 5,0 3,0 1,0 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Grafik 6. Premi SWAP 4

5 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari , turut mendukung ekspektasi positif investor. Stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah dan turunnya harga domestik turut menjaga ekspektasi investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia. Indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Februari relatif masih stabil sama seperti bulan Januari. Premi swap 1 dan 3 bulan masing-masing hanya meningkat sebesar 20 bps dan 13 bps menjadi 5,45% dan 5,88% demikian pula premi swap 12 bulan hanya meningkat 20 bps menjadi 6,85% sedangkan premi swap 6 bulan tidak berubah pada posisi 6,35%. Indikasi positif lainnya nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Indonesian Global Bond dengan US T-Notes 1, yang menurun dan pada Februari. Premi risiko tercatat menurun sebesar 32,7 point dari 222,8 bulan Januari menjadi 190,1 point (Grafik 6 dan 7) Indeks Yield Spread Rp/USD Mar Apr Mei Mei Jun Ags Sep Okt Okt Des Des Jan Feb Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah 2 50 Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Sumber : CIEC dan blomber (diolah) Grafik 8. Real Effective Exchange Rate Indeks REER dan BRER menurun. Berbeda dengan bulan sebelumnya, mata uang negara-negara partner dagang selama Februari cenderung menguat sedangkan nilai rupiah bergerak stabil. Selain itu, perkembangan harga-harga di negara-negara terebut juga mengalami penurunan seperti Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Februari menurun dibandingkan bulan sebelumnya. REER menurun 1,02 poin dari 83,3 menjadi 82,28 (Grafik 8). Perkembangan yang sama nampak pula pada indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER yang juga menurun 0,83 poin dari 67,31 pada bulan Januari menjadi 66,48 (Grafik 9). Selain Indonesia, negara lain yang mengalami penurunan indeks adalah China, sedangkan negara-negara lainnya mengalami kenaikan indeks. Penurunan indeks tersebut menyebabkan tingkat competitiveness (daya saing) Indonesia secara riil di antara negara-negara partner dagang cukup kompetitif. 1 Sejak bulan Januari 2005 menggunakan selisih antara Global Bond Indonesia dengan US T Notes yang lebih mencerminkan yield spread. 2 Selisih antara Global Bond Indonesia dengan US treasury bills berjangka waktu 10 tahun 5

6 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Indeks RRC 85 Korea Selatan 80 Singapura Malaysia 65 Thailand 60 Indonesia 55 Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Feb Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah) Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate SBI 1 Bulan FASBI O/N JIBOR 1 Bulan 6 Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Ags Sep Nop Des Jan Feb Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang Suku bunga SBI dan FASBI relatif belum berubah... Suku bunga instrumen moneter sampai bulan Februari masih belum banyak berubah dimana suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 1 bps menjadi 7,43% dari 7,42% demikian pula SBI 3 bulan masih berada pada posisi 7,29%. Selain itu, suku bunga FASBI belum berubah dari posisi 7,00% demikian pula suku bunga JIBOR 1 bulan masih tetap pada posisi 7,42% (Grafik 10). Volume Pasar Uang (Miliar Rp) 4000,0 3500,0 3000,0 2500,0 2000,0 1500,0 1000,0 500,0 0,0 Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore Suku Bunga (%) Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0, Jam Dep. 1 SBI 1 Bulan Dep 1 WA Mar Jul Nop Mar Jul Nop Mar Jul Nop Mar Jul Nop Grafik 12 Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito dan Penjaminan..., sedangkan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore meningkat... Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan Februari mengalami sedikit kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi meningkat 120 bps dari 5,50% pada bulan Januari menjadi 6,70% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore meningkat 220 bps dari 4,48% bulan Januari menjadi 6,70% (Grafik 11). Peningkatan rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi diikuti pula dengan naiknya rata-rata volume transaksi perdagangan yaitu sebesar Rp1,30 triliun sedangkan untuk PUAB O/N sore menunjukkan penurunan rata-rata volume transaksi perdagangan yaitu sebesar Rp0,37 triliun. 6

7 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari , suku bunga deposito belum berubah dan tren penurunan suku bunga kredit masih berlanjut. Sementara itu, tren suku bunga simpanan dan suku bunga kredit masih tidak berubah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Trend suku bunga simpanan masih terus meningkat sedangkan suku bunga kredit terus menurun. Suku bunga deposito 1 bulan meningkat sebesar 12 bps dari 6,31% menjadi 6,43%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan meningkat 10 bps dari 6,61% menjadi 6,71% pada bulan Januari (Grafik 12). Sementara itu, suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-masing turun sebesar 1 bps, 7 bps dan 25 bps. Kredit modal kerja menurun dari 13,41% bulan Desember menjadi 13,40%, kredit investasi menurun dari 14,05% bulan Desember menjadi 13,98%, demikian pula kredit konsumsi menurun dari 16,57% bulan Desember menjadi 16,32% (Grafik 13). Perkembangan ini mendorong pertumbuhan sektor riil dan selain itu, spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 13 Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0-1,0-2,0-3,0 Covered Interest Rate Parity Poly. (Covered Interest Rate Parity) 2,19 1,63 1,39 0,51 0,73 1,18 1,24 0,84 0,53 0,02 0,17 0,26 0,26 0,16 0,63 0,30 0,45 0,02 0,10-0,06-0,21-0,20-0,19-0,02-0,27-0,47-0,76-0,57-0,32-0,33-0,23-0,84 Grafik 14. Covered Interest Rate Parity 4,44-1,81-1,97 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb ,54-1,42-0,69 Covered interest rate parity menurun. Pada bulan Februari, SIBOR mencatat kenaikan yang cukup tinggi yaitu 108 bps dari 1,63% bulan Januari menjadi 2,71% sedangkan di sisi lain suku bunga dalam negeri yang diwakili oleh JIBOR dan premi swap relatif tetap pada posisi masing-masing 17,45% dan 5,43%. Perkembangan ini menyebabkan covered interest parity (CIP) pada bulan Februari menurun dari posisi 0,54% menjadi negatif 0,69% (Grafik 14) 3. Namun demikian, membaiknya prospek perekonomian domestik di tengah komitmen yang kuat dari otoritas fiskal dan moneter dalam menjaga stabilitas makro serta didukung oleh terjaganya kondisi keamanan masih akan menjadi insentif penanaman di dalam negeri. 3 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) premi swap (1 bulan). 7

8 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan IHSG Kapitalisasi (Rp miliar) , ,000 Kapitalisasi , IHSG 500, , , Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Okt Des 200,000 Feb Sumber : BEJ Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi IHSG stabil pada level yang tinggi......sedangkan rata-rata nilai perdagangan stabil. Secara umum, kondisi pasar saham masih bullish dengan tingkat price earning ratio bursa Indonesia yang masih cukup tinggi di kawasan ASEAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada bulan Februari secara point to point ditutup meningkat 36,89 point menjadi 1083,37 dari posisi sebelumnya 1046,48. Investor asing selama bulan Februari masih melakukan net beli sebesar Rp604,18 miliar dengan pembelian tertinggi terjadi pada pertengahan bulan yaitu sebesar Rp299,11 miliar. Kapitalisasi pasar juga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar Rp26,78 triliun dari Rp711,07 triliun bulan Januari menjadi Rp737,86 triliun (Grafik 15). Di sisi lain, rata-rata nilai perdagangan di pasar saham secara point to point selama bulan Februari relatif stabil pada posisi Rp1,50 triliun. Demikian pula rata-rata volume perdagangan relatif tidak banyak berubah dari 2,16 miliar lembar saham pada akhir bulan Januari menjadi 1,43 miliar saham. Secara sentimen, perkembangan positif di pasar saham tersebut didorong oleh berbagai faktor seperti membaiknya peringkat utang Indonesia serta beberapa perusahaan, ekspektasi perolehan laba tahun 2004, rencana pelepasan kepemilikan pemerintah atas saham perbankan, dan pengumuman membaiknya realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia Selain itu, faktor sentimen global dari kenaikan indeks di beberapa bursa dunia dan regional tampaknya ikut pula mendukung positifnya perkembangan IHSG. 8

9 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Uang Primer Uang primer menurun... Posisi uang primer pada akhir bulan Februari menurun sebesar Rp3,71 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp180,03 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer bulan Februari dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp158,05 triliun (tumbuh 11,9%, y-o-y), di bawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp164,46 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer tersebut adalah Rp177,05 triliun, di bawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp184,20 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari turunnya uang kartal yang beradar di masyarakat sebesar Rp5,24 triliun demikian pula saldo giro positif bank di BI menurun sebesar Rp0,80 triliun. Triliun Rp 195,0 185,0 175,0 165,0 155,0 145,0 135,0 125,0 115,0 Target Indikatif Grafik 16. Uang Primer Aktual Test Date Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Miliar Rp estimasi (2) = estimasi (1) + error Aktual estimasi (1) = trend+seasonal Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jun :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jun :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jul :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV Grafik 17. Pergerakan Musiman Uang Kartal...terutama karena kontraksi NCG... Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) sebesar Rp11,14 triliun sementara di sisi lain Operasi Pasar Terbuka (OPT) mengalami ekspansi sebesar Rp3,90 triliun yang utamanya bersumber dari ekspansi FASBI sebesar Rp3,71 triliun. 9

10 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya Jan Februari 2005 Mg I Mg II Mg III Mg IV (Miliar Rp) Perubahan Bulanan Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta Cadangan Devisa Bersih (NIR) Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI) Memorandum item GWM Kelebihan GWM 183, , , , ,035-3, , , , , ,033-2, , , ,431 97,075 99,898-5,246 14,812 15,797 15,105 13,778 17,135 2,323 63,061 62,627 63,824 62,263 62, , , , , ,503 2,027 11,271 11,915 8, ,532-5, , , , , ,105-11,148 16,034 16,025 16,026 16,026 16, ,346 12,337 12,338 12,338 12, ,688 3,688 3,688 3,688 3, ,674 33,674 33,674 33,674 33, , , , , ,876 3, , , , , , ,997-24,627-23,229-35,291-28,287 3, , , , , ,390 1,515 61,304 61,232 61,440 60,827 60, ,757 1,395 2,384 1,436 1, *TPL = Third Party Liability..., NIR stabil sedangkan NDA menurun. Cadangan devisa bersih (NIR) pada bulan Februari relatif stabil pada posisi USD24,93 miliar (Grafik 18) sementara itu aktiva domestik bersih (NDA) di sisi lain menunjukkan menurun sebesar Rp5,74 triliun dari Rp11,27 triliun pada bulan Desember menjadi Rp5,53 triliun (Grafik 19). (Miliar USD) NIR (adjusted target) NIR (aktual) Feb Apr Jun Ags Okt Des Mar Mei Jul Sep Nop Feb Grafik 18. Posisi NIR (Triliun Rp.) 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0-10,0-20,0-30,0-40,0-50,0 NDA (adjusted target) Feb Apr Jun Ags Okt Des Mar Mei Jul Sep Nop Feb Grafik 19. Posisi NDA NDA (aktual)

11 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Likuiditas domestik Sesuai dengan pola musimannya M2 dan M1 menurunº Sesuai dengan pola musimannya, posisi M2 pada akhir Januari mengalami penurunan sebesar Rp17,65 triliun dari Rp1033,52 triliun pada bulan Desember menjadi Rp1015,87 triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 7,24%. Penurunan ini utamanya berasal dari turunnya M1 sebesar Rp5,64 triliun menjadi Rp248,17 triliun demikian pula uang kuasi menurun sebesar Rp12,01 triliun menjadi Rp767,70 triliun. Penurunan yang terjadi pada M1 terutama berasal dari turunnya uang kartal sebesar Rp7,47 triliun dari Rp109,26 triliun bulan Desember menjadi Rp101,79 triliun sedangkan uang giral mengalami kenaikan Rp1,83 triliun menjadi Rp146,38 triliun (Grafik 20). %, y-o-y M1 Riil M2 Riil 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 (5) (10) Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan ,0 Growth Divisia M2 Growth M2 Poly. (Growth Divisia M2) -5,0 Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan Grafik 20. Pertumbuhan M1 & M2 Riil Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2...disebabkan oleh kontraksi NCG, CBS dan NFA Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) sebesar Rp9,21 triliun menjadi Rp488,80 triliun, kontraksi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp2,95 triliun menjadi Rp612,85 triliun dan penurunan NFA sebesar Rp3,57 triliun menjadi Rp260,06 triliun. Penurunan CBS tersebut bersumber dari turunnya kredit sebesar Rp4,53 triliun yang utamanya bersumber dari turunnya kredit rupiah sebesar Rp3,36 triliun menjadi Rp435,51 triliun (Tabel 2). 11

12 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan INDIKATOR BESARAN MONETER KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca) Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas Des Des Jan Mar Jun Sep Des (dalam miliar Rp, posisi) Jan %,y-o-y Indeks money divisia menurun sedangkan APU meningkat. Mulai meningkatnya suku bunga deposito memberikan insentif penempatan dana di perbankan sehingga indeks money divisia bulan Januari menurun sebesar 1,37% menjadi 8,24% namun secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sesuai dengan kecenderungan masyarakat untuk menempatkan dananya kembali ke sistem perbankan di awal tahun, jumlah uang primer mengalami penurunan yang lebih besar daripada penurunan pada M1 dan M2. Hal ini menyebabkan proses penciptaan uang mengalami peningkatan seperti yang nampak dari naiknya M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22). 13,0 12,0 11,0 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 C/DPK (%) APU1 (M1/M0) Skala Kanan APU2 (M2/M0) 4,0 1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK 2,0 1,8 1,6 1,4 1,2 12

13 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Sektor Eksternal Total ekspor menurun... Nilai ekspor Indonesia selama bulan Januari tercatat sebesar USD6,13 miliar atau menurun 4,83% dibandingkan USD6,44 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Penurunan ekspor tersebut didorong oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 4,13%, yakni dari USD5,12 miliar pada bulan Desember menjadi USD4,91 miliar demikian pula ekspor migas menurun sebesar 7,56% dari USD1,32 miliar bulan Desember menjadi USD1,22 miliar. Penurunan yang terjadi pada ekspor migas utamanya berasal dari turunnya hasil minyak sebesar 33,82% menjadi USD0,06 miliar dan gas yang juga menurun sebesar 18,93% menjadi USD0,62 miliar.. Keterangan Tabel 3. Impor Indonesia Nilai FOB Januari Desember Januari Jan - Des (Juta USD) % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Jan 2005 Thd Januari 2005 total Des 2004 thd Jan 2004 Januari 2004 Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas 5, , , ,8-4,84 21, , , , ,5-7,56 1, ,4 17,31 14, ,4-33,83-30, ,7-18,94-2, , , , ,3-4,13 27, Sumber : BPS... begitu pula total impor. Sejalan dengan itu, nilai impor pada bulan Januari juga mengalami penurunan sebesar 16,67% dari USD4,80 miliar menjadi USD4,00 miliar. Penurunan impor tersebut terutama disebabkan oleh turunnya impor non migas sebesar 18,17% dari USD3,59 miliar bulan Desember menjadi USD2,93 miliar demikian pula impor migas menurun sebesar 12,26% dari USD1,21 miliar pada bulan Desember menjadi USD1,06 miliar. Komponen utama impor migas yang mengalami penurunan adalah impor hasil minyak yang menurun 21,61% dari USD0,69 miliar pada bulan Desember menjadi USD0,54 miliar. Keterangan Tabel 4. Impor Indonesia Nilai CIF Januari Desember Januari Jan - Des (Juta USD) % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Jan 2005 Thd Januari 2005 total Des 2004 thd Jan 2004 Januari 2004 Total Impor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas 3, , , ,7-16,67 19, , , ,2-12,26 48, , , ,7-21,62 62, ,1-93,75-93, , , , ,5-18,17 11, Sumber : BPS 13

14 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Posisi pinjaman luar negeri stabil... Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Januari relatif stabil atau hanya menurun USD24 juta dari USD136,14 miliar bulan Desember menjadi USD136,11 miliar. Hal ini disebabkan karena berimbangnya penurunan posisi utang LN pemerintah dan swasta masing-masing sebesar USD0,96 miliar dan USD76 juta dengan kenaikan utang LN dari surat-surat berharga sebesar USD1,01 miliar (Tabel 5). Utang LN pemerintah mengalami penurunan dari USD80,27 miliar bulan Desember menjadi USD79,31 miliar demikian pula utang LN swasta menurun dari USD52,50 miliar bulan Desember menjadi USD52,42 miliar. Sementara disisi lain, utang LN dari surat-surat berharga mengalami kenaikan dari USD3,36 miliar menjadi USD4,37 miliar. Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total * Angka Sementara...sedangkan pembayaran pinjaman LN menurun. Mar Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri Jun Sep Des Jan Mar Jun Des*) (Juta USD) Jan*) ,008 77,709 81,666 81,480 81,217 78,591 80,278 79,313 53,750 53,288 52,991 51,942 52,839 52,836 52,080 52,501 52,425 7,806 7,056 7,571 7,537 7,726 7,968 7,587 8,180 8,014 4,850 4,059 4,414 4,316 4,385 4,479 3,766 3,872 3,725 2,956 2,997 3,157 3,221 3,341 3,489 3,821 4,308 4,289 45,944 46,232 45,420 44,405 45,113 44,868 44,493 44,321 44,411 1,203 1,290 1,253 1,794 1,759 2,626 2,467 3,361 4, , , , , , , , , ,116 Sementara itu, pembayaran pinjaman luar negeri pada bulan Januari menurun USD1,54 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1,20 miliar. Penurunan tersebut berasal dari turunnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD1,14 miliar menjadi USD1,00 miliar dan pembayaran bunga pinjaman LN yang juga menurun sebesar USD399 juta menjadi USD200 juta. Sedangkan berdasarkan pemiliknya, kenaikan ini disebabkan oleh turunnya pembayaran pinjaman LN pemerintah sebesar USD882 juta menjadi USD494 juta demikian pula pembayaran pinjaman LN swasta menurun sebesar USD664 juta menjadi USD711 juta (Tabel 6). 14

15 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia Total 2002 Mar Total Sep Des 2003 Jan Mar Jun Des* (Juta USD) Jan* 20,983 1,293 1,717 1,966 18,900 1,464 1,990 2,697 2,751 1,205 16,950 1,135 1,524 1,471 15,669 1,216 1,788 2,123 2,152 1,005 4, , A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 7, , ,147 1, , , , , , ,219 1,186 12, ,294 1,550 1, , ,170 1,073 11, ,249 1,441 1, , , , , , , , , , , , , , , * Angka Sementara Sektor Riil Kontribusi investasi telah melampaui konsumsi swasta....dari sisi konsumen, ekspektasi konsumen menurun. Dari sisi permintaan, kontribusi pertumbuhan (share of growth) investasi sejak triwulan III-2004 telah melampaui konsumsi swasta dan peran investasi non bangunan sudah melebihi investasi bangunan. Secara sektoral, berbagai indikator sisi penawaran masih menunjukkan perkembangan yang postif seperti peningkatan impor bahan baku dan barang modal untuk kegiatan produksi serta dari sisi pembiayaan oleh perbankan melalui kredit modal kerja. Berbagai perkembangan di sisi penawaran tersebut mengindikasikan respon sisi penawaran cukup baik dalam memenuhi peningkatan permintaan. Namun demikian, seiring dengan rencana kenaikan BBM oleh pemerintah, optimisme konsumen terhadap perkembangan perekonomian Indonesia ke depan (hasil survei konsumen) sedikit tertahan,. Indeks keyakinan konsumen bulan Februari menurun 0,41 poin dari 107,1 menjadi 106,7 diikuti indeks kondisi ekonomi saat ini yang menurun tipis 0,15 poin dari 91,8 menjadi 91,7 demikian pula ekspektasi konsumen menurun 0,68 poin dari 122,4 menjadi 121,7 (Grafik 23). Hasil yang sama juga terlihat dari hasil survei perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO (Grafik 24) dimana permintaan domestik dan permintaan ekspor diperkirakan menurun sedangkan di sisi lain inventori meningkat yang mencerminkan bahwa perusahaan masih menunggu kepastian rencana kenaikan BBM oleh pemerintah. 15

16 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Indeks 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 optimis pesimis Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Oct Dec Feb Difussion Permintaan: domestik Permintaan:ekspor -40 Inventory Harga jual:domestik -50 Jun Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt Feb Grafik 23. Survei Konsumen Grafik 24. Survei JETRO...demikian pula dari sisi produsen. Sejalan dengan itu, dari sisi penawaran, total indeks produksi bulan Januari menunjukkan penurunan indeks dari 124 bulan Desember menjadi 122,7. Industri yang menunjukkan penurunan indeks tertinggi utamanya adalah industri pengolahan yang menurun 11 point menjadi 96,6 dan industri makanan, minuman dan tembakau yang menurun 6,7 poin menjadi 88,1. Sementara itu, industri lainnya relatif stabil (Grafik 25). Sejalan dengan itu, indeks utilisasi kapasitas produksi selama bulan Januari secara total menunjukkan sedikit penurunan yaitu sebesar 1 poin dari 76,47 menjadi 75,47. Penggunaan kapasitas produksi di industri makanan menunjukkan penurunan indeks yang tertinggi yaitu sebesar 15,43 poin dari 77,17 bulan Desember menjadi 61,74 namun hal ini diimbangi dengan kenaikan indeks pada industri kimia sebesar 14,56 poin dari 67,02 bulan Desember menjadi 81,58 (Grafik 26). Indeks Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 25. Indeks Produksi Total Makanan Tekstil Kimia 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi 16

17 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Kondisi Perbankan Kinerja perbankan nasional masih menunjukkan perbaikan... Kondisi perbankan sampai dengan awal tahun 2005 masih terus stabil dan pada beberapa indikator tetap menunjukkan perbaikan. Rasio permodalan (CAR) perbankan menunjukkan peningkatan seperti yang dikonfirmasi pula oleh peningkatan jumlah modal perbankan. Selain itu, kualitas kredit seperti yang tercermin dari Non Performing Loan (NPL) secara gross juga membaik. Sementara itu, akumulasi pendapatan perbankan telah menunjukkan angka positif (laba) sejak Januari 2005, setelah mengalami rugi sejak tahun Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Keterangan Des-02 Des-03 Jan-04 B a n k Mar-04 Jun-04 Sept-04 Des-04 Jan-05 Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM (%) Modal 1.112, , , ,0 1185,7 1213,0 1272,0 1258,4 835,8 902,3 889,1 881,6 912,8 926,4 963,0 950,1 410,3 477,2 475,0 485,9 528,7 555,0 595,0 590,7 38,4 43,2 40,1 43,7 46,4 48,2 50,0 49,5 23,0 19,3 23,8 23,5 20,9 20,5 19,4 22,3 8,1 8,2 8,2 7,8 7,6 6,9 5,8 5,9 2,1 3,0 2,8 2,7 2,1 2,1 1,7 1,7 4,0 3,2 5,2 5,7 5,4 5,3 6,3 5,8 93,0 110,8 117,9 120,9 108,6 114,0 118,6 122,3... CAR dan modal membaik sedangkan NPL relatif stabil. CAR pada bulan Januari meningkat 2,9% dari 19,4% pada bulan Desember menjadi 22,3%. Hal ini dikarenakan adanya perubahan komposisi aktiva produktif kepada aktiva yang berisiko rendah dan akumulasi laba/rugi perbankan. Perkembangan yang sama terjadi pula pada modal perbankan yang selama bulan Januari meningkat Rp3,7 triliun dan berada pada posisi Rp122,30 triliun (Grafik 27). Sementara itu, NPL baik secara gross maupun net masih stabil dan berada pada posisi 5,90% (NPL gross) dan 1,70% (NPL net). Triliun Rp Total DPK (Triliun Rp) Giro Tabungan Deposito Total Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 27. Dana Pihak Ketiga Miliar Rp Proporsi (%) ,0 Persetujuan Realisasi Proporsi 60,0 50,0 40, ,0 20,0 10,0 0 0,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru 17

18 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Kredit modal kerja dan investasi menurun namun kredit konsumsi masih meningkat. Menurunnya jumlah kredit yang disalurkan atas, utamanya berasal dari turunnya kredit modal kerja dan kredit investasi sementara kredit konsumsi masih meningkat. Kredit modal kerja menurun Rp6,91 triliun (2,42%) dibandingkan bulan Desember dari Rp285,74 triliun menjadi Rp278,82 triliun, kredit investasi menurun tipis sebesar Rp0,66 triliun (negatif 0,57%) dari Rp116,86 triliun menjadi Rp116,20 triliun. Sementara itu kredit konsumsi masih menunjukkan peningkatan sebesar Rp3,04 triliun (2,02%) dibandingkan bulan Desember yaitu dari Rp150,95 triliun menjadi Rp153,99 triliun (Grafik 29). Penurunan jumlah kredit tersebut disinyalir adalah akibat dari adanya pelunasan kredit dan hapus buku. Kredit 350,0 300,0 250,0 200,0 150,0 100,0 50,0 0,0 Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan Total Kredit (Triliun Rp) 690 Modal Kerja Investasi Konsumsi Channeling Total Kredit Total Adjst Mar Sep Jan Mar Sep Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan LDR dan NIM menurun tipis. Indikator lainnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bulan Januari menurun tipis 0,5% dari 50% pada bulan Desember menjadi 49,5% demikian pula Net Interest Margin (NIM) menurun tipis dalam besaran yang sama dengan LDR yaitu dari 6,3% pada bulan Desember menjadi 5,8% (Grafik 31). Triliun Rp 14, , , , ,0 kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri) 200 4,0 2, ,0 0 Jan Mar Mei Juli Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 30. Perkembangan NPL Triliun Rp 6,5 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 3, , ,5 2, Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan

19 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Prospek PDB Tw I-2005 diproyeksikan akan mencapai 5-6%......inflasi diperkirakan akan mendapat tekanan......nilai tukar rupiah relatif stabil. Perekonomian domestik triwulan I-2005 diperkirakan tumbuh sesuai perkiraan awal pada kisaran 5-6% (y-o-y) 4. Harapan atas pertumbuhan yang berkelanjutan menjadi semakin kuat karena didukung oleh sumber pertumbuhan yang lebih berimbang, khususnya peran investasi yang semakin meningkat. Dari sisi eksternal, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I-2005 diperkirakan masih sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Transaksi berjalan tercatat masih mengalami surplus, terutama karena adanaya penigkatan kinerja ekspor. Lalu lintas modal baik swasta dan pemerintah juga menunjukkan perkembangan yang cukup bai. Perkembangan tersebut akan menyebabkan cadangan devisa pada akhir triwulan I-2005 diperkirakan akan meningkat. Perkembangan inflasi di bulan-bulan mendatang diperkirakan akan mendapat tekanan sebagai akibat kenaikan harga BBM yang dilakukan Pemerintah. Kenaikan tersebut diperkirakan akan meningkatkan ekspektasi inflasi dari masyarakat dan pada gilirannya mendorong kenaikan harga-harga komoditas. Bank Indonesia memperkirakan bahwa kenaikan harga BBM akan memberikan dampak langsung terhadap inflasi sebesar 0,65%, dan dampak tidak langsung sebesar 0,58%. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia akan memonitor secara seksama perkembangan inflasi di bulan-bulan mendatang. Selain itu, untuk mengurangi tekanan kenaikan harga barang yang lebih tinggi, dan memburuknya ekspektasi inflasi, Bank Indonesia akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah terutama dalam rangka untuk menjaga kecukupan pasokan dan distrubusi bahan pokok. Pergerakan nilai tukar rupiah pada triwulan I-2005 diperkirakan masih stabil. Meskipun dibayangi oleh rencana kenaikan suku bunga Fed Fund rate dan masih tingginya harga minyak dunia, nilai tukar diperkirakan akan stabil pada triwulan I-2005 seiring beberapa faktor positif yang dapat menopang nilai rupiah seperti semakin membaiknya neraca pembayaran Indonesia serta meningkatnya arus modal yang masuk baik di sektor swasta dan Pemerintah. Lalulintas modal swasta menunjukkan perkembangan yang cukup baik tercermin dari realisasi arus modal portofolio. Sementara dari sisi pemerintah, terdapat potensi peningkatan arus modal masuk lebih lanjut melalui moratorium 2005 dan penerbitan obligasi internasionalƒ sehingga dapat mengurangi tekanan beban pembayaran ULN pemerintah. 4 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi

20 Februari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Indikator Terkini SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD) Jan Mar Des Jan Mar Jun Des Jan Feb ,69 11,40 8,31 7,86 7,42 7,34 7,43 7,42 7,43 12,94 11,97 8,34 8,15 7,33 7,25 7,29 7,29 7,29 12,64 11,90 6,62 6,27 5,86 6,23 6,43 6,43 na 13,49 12,90 7,14 6,68 6,11 6,31 6,71 6,71 na 12,71 11,72 8,35 7,99 7,38 7,15 7,14 7,13 7, na na na na na na na na na na na na 0,80-0,23 0,94 0,57 0,36 0,48 1,04 1,43-0,17 8,74 7,12 5,06 4,82 5,11 6,83 6,4 7,32 7, na na 21,81 22,68 24,20 24,00 25,70 23,70 24,40 24,63 24,93 INDIKATOR KUARTALAN Tw. IV Tw.I Tw. III Tw. IV Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor 4,35 4,46 5,13 5,01 6,43 6,89 0,68 4,24 15,71 6,48 0,85 8,47 1,78 6,54 24,95 * angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata 2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPSw. I 2004*) 20

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni IKHTISAR Pertumbuhan ekonomi masih positif. Bulan Juni mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah melemah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Ikhtisar Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah cenderung melemah. Sampai dengan akhir

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Ikhtisar Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Inflasi menunjukkan peningkatan. Nilai tukar rupiah stabil. Suku bunga instrumen moneter masih stabil. Perkembangan kondisi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Bulan Januari mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung apresiasi. Sampai bulan Januari 2005, kondisi ekonomi makro

Lebih terperinci

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Ikhtisar Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah tetap stabil. Perkembangan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Inflasi kembali mengalami penurunan......, nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil. Perkembangan ekonomi makro sampai

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Mei 2004 Ikhtisar Perkembangan ekonomi masih membaik. Laju inflasi Mei lebih rendah dari April......, sementara nilai tukar melemah. Suku bunga relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni...

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni... Ikhtisar Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni......, sementara nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari, Ikhtisar Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Pada Februari, perkembangan harga mencatat deflasi......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan beberapa indikator makroekonomi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga.

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Ikhtisar Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Pada April, laju inflasi masih relatif terkendali......, sementara itu nilai tukar sedikit tertekan namun masih terkendali. Perkembangan berbagai indikator

Lebih terperinci

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan.

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Ikhtisar Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Pada Maret, laju inflasi masih relatif terkendali......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan perekonomian selama

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei...

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei... Ikhtisar Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei......, sementara nilai tukar masih mengalami tekanan. Suku bunga relatif stabil kecuali suku bunga kredit.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Ikhtisar Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Penurunan laju inflasi terus berlanjut...diikuti dengan kurs yang menguat... Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November... Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Desember Ikhtisar Perekonomian tahun relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember menurun dibanding November......diikuti dengan kurs yang masih stabil...

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

Ekonomi, Moneter dan Keuangan Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 Tim Penulis Laporan triwulan I-2003, Bank Indonesia Kondisi moneter selama triwulan I-2003 tetap stabil dan terkendali meskipun belum

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K 1 B A N K I N D O N E S I A KINERJA TRIWULAN I-2004 : EVALUASI KEBIJAKAN MONETER, PERBANKAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN SERTA ARAH KEBIJAKAN MENDATANG Penyampaian penjelasan ini merupakan salah satu wujud dari

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-27 Selama triwulan I-27, kondisi moneter menunjukkan tren yang semakin membaik. Perkembangan yang membaik tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 Selama triwulan III-26, kondisi moneter menunjukkan ukkan perkembangan yang semakin membaik. Perkembangan

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER November 2013 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 T i n j a

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Mei 213 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 Indeks 17 1 13 1 9 7 Kadin-Roy Morgan AC Nielsen BI BPS Danareksa

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 Kondisi moneter pada triwulan II-2006 masih menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Hal ini tercermin dari nilai tukar yang masih menguat, inflasi

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 211 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi Akhir semester I 2009 Inflasi sebesar 0,11% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,10 terjadi pada penghujung Jun. Inflasi

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan I 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan I 2004, Bank Indonesia Membaiknya

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PROSPEK EKONOMI 216: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 215 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PERKEMBANGAN TERKINI 3Q6 3Q7 3Q8 3Q9 3Q1 3Q11 3Q12 3Q13 3Q14 3Q15 EKONOMI GLOBAL: PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Perekonomian Indonesia triwulan IV 2013 dan Januari 2014 menunjukkan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan Pemerintah sejak pertengahan tahun 2013 mulai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan IV 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan IV 2003, Bank Indonesia Sampai

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 26 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan

Lebih terperinci

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik Tabel Statistik Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Periode Suku Bunga Pasar Uang Antarbank Tingkat Diskonto SBI 1 Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci