Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Krisan pada PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Oleh: Melly Kusumawardhani A14104048 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITIUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN MELLY KUSUMAWARDHANI. Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Krisan pada PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Di bawah bimbingan IMAN FIRMANSYAH. Permintaan bunga krisan di Indonesia setiap tahun cenderung mengalami peningkatan, bahkan pernah mencapai 25 persen. krisan sebagai bunga potong sangat disenangi konsumen di Indonesia karena keindahannya dan termasuk salah satu komoditi utama tanaman hias disamping mawar, anggrek dan gladiol, keragaman bentuk, warna dan mudah dirangkai serta memiliki kesegaran bunga cukup lama, bahkan bisa bertahan sampai tiga minggu. Seperti halnya krisan, permintaan bibit krisan pun relatif tinggi karena permintaan bibit diturunkan dari permintaan terhadap komoditas yang bersangkutan. Permintaan tersebut datang dari pasar dalam dan luar negeri. Volume ekspor dan impor bibit krisan mencapai 43.614.000 bibit dengan nilai sebesar US $ 2.922.13. Tingginya permintaan bibit krisan ini merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan, sehingga kini banyak perusahaan dalam negeri yang membudidayakan bibit krisan guna memenuhi permintaan pasar yang ada, baik dalam maupun luar negeri dan salah satunya adalah PT. Inggu Laut Abadi. PT. Inggu Laut Abadi melakukan perbanyakan krisan dengan sistem kultur jaringan. Perusahaan mampu memproduksi 180.000-200.000 bibit per bulan dan telah mampu memenuhi permintaan pasar sekitar 60 persen. Dari rata-rata permintaan 9000 bibit per hari, perusahaan telah mampu menyediakan 5000 bibit per hari. Harga jual per bibit yang ditetapkan perusahaan relatif rendah dibanding para pesaingnya, sehingga permintaan bibit ke perusahaan relatif tinggi. Terkait dengan hal tersebut, pemilik berupaya untuk mempertahankan harga jualnya (harga jual yang selama ini dietapkan perusahaan). Melalui harga jual yang rendah diharapkan petani tetap mampu membeli bibit ke perusahaan. Namun, tujuan tersebut terkendala oleh adanya peningkatan biaya produksi yang dialami perusahaan terutama biaya bahan baku. Bahan kimia yang merupakan bahan baku utama dalam kegiatan kultur jaringan diperkirakan akan habis pada tahun 2008 sehingga perusahaan harus melakukan pembelian bahan kimia baru guna menjaga kelangsungan kegiatan kultur jaringannya tersebut. Adanya pembelian bahan kimia tentu saja akan menambah biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan karena harga bahan kimia yang berlaku saat ini cenderung mengalami peningkatan dibanding harga lima tahun lalu. Penambahan dalam biaya produksi ini akan berpengaruh pada harga pokok produksi yang pada akhirnya berdampak pada harga jual bibit. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode penetapan harga pokok produksi yang tepat guna membantu perusahaan dalam memperkirakan harga jual per bibit yang diproduksi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kebijakan perusahaan dalam penetapan harga pokok produksi, menganalisis metode-metode penetapan harga pokok produksi, serta merumuskan alternatif metode penetapan harga pokok produksi bagi perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT. Inggu Laut Abadi, Cianjur Jawa Barat dengan waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2008.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan toko kimia Intra Lab yang menjadi langganan perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan seperti laporan harian, bulanan, dan tahunan serta dari Dinas Pertanian Bogor, BPS, hasil penelitian terdahulu, dan literatur-literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Metode yang digunakan untuk menetapkan harga pokok produksi pada penelitian ini adalah metode full costing, variable costing, dan metode perusahaan. Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator dan program komputer Ms. Excel. Hasil analisis dari setiap metode yang digunakan, akan dibandingkan besarnya harga pokok produksi yang timbul dan dilakukan perbandingan antar metode-metode tersebut dengan metode penetapan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan perusahaan. Dari hasil analisis perbandingan dan perhitungan penghematan tersebut dapat dilakukan pemilihan alternatif metode penetapan harga pokok produksi yang tepat bagi perusahaan. Metode penentuan harga pokok produksi yang diterapkan PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tidak termasuk ke dalam metode full costing, variable costing, maupun activity based costing. Penentuan harga pokok produksi perusahaan hanya didasarkan pada biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan dalam periode berjalan (satu bulan), mulai dari kegiatan pembuatan media ½ Murashige and Skoog (MS) sebagai bahan baku dalam kultur jaringan sampai dengan pemanenan bibit krisan yang sudah berakar. Penetapan harga pokok produksi sampai tahun 2007 masih memperhitungkan bahan kimia makro dan mikro dengan harga lama. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2008 ini perusahaan berencana akan melakukan pembelian bahan kimia makro dan mikro, sehingga biaya bahan baku yang dimasukkan ke dalam perhitunga harga pokok produksi adalah harga bahan kimia makro dan mikro tahun 2008. Komponen harga pokok produksi yang diperhitungkan perusahaan meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik (BOP). Biaya bahan baku terdiri dari biaya pembuatan media ½ Murashige and Skoog (MS) dan biaya bahan penolong yang terdiri dari pestisida, sekam bakar, polybag, rootone, plastik wrap, karet, tisu gulung, spirtus, dan mata pisau. Biaya tenaga kerja meliputi tenaga kerja tetap yaitu gaji karyawan bagian laboratorium, kebun atau green house (GH), dan upah tenaga kerja harian serta biaya tenaga kerja variabel yaitu upah lembur dan uang makan karyawan. Adapun BOP terdiri dari BOP tetap yaitu biaya listrik kebun dan kantor, biaya pemeliharaan dan perbaikan peralatan laboratorium dan inventaris kantor, Gaji karyawan administrasi dan umum, serta biaya penyusutan yang terdiri dari penyusutan Laminair Air Flow (LAF), laboratorium, GH, AC, dan autoklaf serta BOP variabel yang hanya terdiri dari biaya bahan bakar gas. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, memperlihatkan adanya perbedaan harga pokok antara metode perusahaan dengan perhitungan harga pokok metode full costing maupun variable costing, baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga bahan kimia makro dan mikro. Rata-rata harga pokok produksi baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga bahan kimia makro dan mikro dengan metode variable costing memiliki nilai terkecil bila dibandingkan
dengan metode perusahaan maupun full costing. Untuk rata-rata harga pokok per bibit sebelum kenaikan dengan menggunakan metode full costing menghasilkan nilai tertinggi, sedangkan rata-rata harga pokok per bibit dengan menggunakan metode perusahaan berada di antara metode full costing dan variable costing. Rata-rata harga pokok per bibit dengan menggunakan metode perusahaan adalah sebesar Rp 137,313 per bibit, dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga pokok dengan variable costing yang hanya Rp 59,369 per bibit. Metode variable costing dapat menghasilkan penghematan sebesar Rp 77,944 per bibitnya, sedangkan metode full costing justru menghasilkan harga pokok yang lebih besar dibanding metode perusahaan, yaitu sebesar Rp 15 per bibitnya. Adapun untuk rata-rata harga pokok per bibit setelah kenaikan dengan menggunakan metode perusahaan adalah sebesar Rp 112,014 per bibit, dua kali lipat lebih tinggi jika dibanding harga pokok dengan variable costing yang hanya Rp 49,717 per bibit. Metode variable costing dapat menghemat sebesar Rp 62,297 per bibitnya, sedangkan metode full costing justru menghasilkan harga pokok yang lebih besar dibanding metode perusahaan, yaitu sebesar Rp 10,878 per bibitnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan diantaranya perusahaan sebaiknya tidak memasukkan biaya pembelian plastik packing, dus packing, dan lakban ke dalam perhitungan harga pokok produksi, metode penetapan harga pokok produksi yang disarankan kepada perusahaan yaitu metode variable costing karena akan menyebabkan harga jual yang rendah pula sehingga diharapkan sesuai dengan daya beli petani yang umumnya rendah, serta untuk minimisasi biaya, perusahaan sebaiknya meminimalkan biaya pemeliharaan dan perbaikan.
Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Krisan pada PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Oleh: Melly Kusumawardhani A14104048 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITIUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Krisan pada PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat : Melly Kusumawardhani : A14104048 Menyetujui, Dosen Pembimbing Drs. Iman Firmansyah, M. Si NIP 131 760 851 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019 Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BIBIT KRISAN PADA PT. INGGU LAUT ABADI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU Bogor, Mei 2008 Melly Kusumawardhani A14104048
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Majalengka pada tanggal 19 Oktober 1986 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Mahrudin Rahman dan Ibu Elly Kuslaeli Somantri. Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK. Budi Asih Cikijing tahun 1992. Kemudian melanjutkan ke pendidikan dasar di SD Negeri Cidulang III dan lulus pada tahun 1998. Penulis menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri I Cikijing pada tahun 2001. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMU Negeri I Kuningan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan seleksi Masuk IPB). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kegiatan kampus baik yang bersifat intra maupun ekstra. Organisasi yang pernah diikuti penulis yaitu OMDA HIMARIKA (Organisasi Mahasiswa Daerah Himpunan Mahasiswa Aria Kamuning Kuningan) pada tahun 2004-2007 dan Unit Kegiatan Mahasiswa Koperasi Mahasiswa pada tahun 2005-2006.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-nya, penulisan skripsi yang berjudul Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Krisan pada PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis proses penetapan harga pokok produksi bibit krisan yang selama ini dilakukan oleh perusahaan, untuk kemudian dapat dibandingkan dengan metode perhitungan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Melalui hasil perbandingan diharapkan dihasilkan suatu metode yang tepat yang dapat digunakan perusahaan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihakpihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Bogor, Mei 2008 Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak dan Mamah tercinta beserta seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang, kesabaran, pengorbanan serta do a yang tiada hentinya selama penulis menempuh pendidikan. 2. Drs. Iman Firmansyah, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi. 3. Ir. Joko Purwono, MS atas kesediaannya menjadi dosen penguji utama dan Etriya, SP atas kesediaannya menjadi dosen penguji wakil komisi pendidikan. 4. Ir. Harmini, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan penulis. 5. Bapak Drs. Bambang Haryanto, MS beserta Ibu, serta seluruh karyawan PT. Inggu Laut Abadi (Mas Wahyu, A Dede, Neng, Ikun, Ace, A Agus, Amang, T Nyai, T Lilis, Syarif, A Asep, A Cecep) atas semua informasi dan kebersamaan yang diberikan. 6. Andi Riyandi yang senantiasa setia dan sabar mendengarkan keluh kesah penulis selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi. Terima kasih atas segala kebaikan dan pengorbanan yang diberikan. 7. Teman-teman terhebat dan terbaik USA (Sri Maryati, Nia Rosiana, Sri Wahyu Lestari, R. Irsan Nurgozali, Medina Rachma, Taufik Firmansyah, dan Doni Kurniawan serta Kak Feryanto yang senantiasa setia mendampingi serta memberikan masukan-masukan yang berharga bagi penulis selama masa