ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

dokumen-dokumen yang mirip
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak terlepas dari perekenomian yang berbasis dari sektor

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

Analisis Saluran Pemasaran dan Transmisi Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit pada Petani Swadaya (Ermi Tety, Evy Maharani & Selviana Deswita)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

Transkripsi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut productvty and (2) the added value receved by farmers from processng of the coconut nto copra. The locaton of research was selected purposvely n the 3 dstrct n North Halmahera Regency wth the hghest producton of copra. The collecton of prmary data was conducted through drect ntervew by utlzng a questonnare. Coconut productvty was calculated by formula used by Hernanto (1996), whle added value was analysed wth the analytcal method Added Value used by Idham(2007). The result of analyss ndcates that (1) the productvty of copra s about 0,520-0,853 ton per ha, wth the agregat value of 0,731 ton copra per ha; (2) processng of coconut nto copra that gves a small added value, about 106 IDR per kg of copra. Key words : Coconut, Productvty, Added Value, Copra, North Halmahera PENDAHULUAN Indonesa merupakan salah satu negara agrars yang kehdupan perekenomannya tdak bsa lepas dar sektor pertanan. Hal n karena sektor pertanan, mash tetap memegang peranan pentng yakn sebaga penyeda bahan pangan bag seluruh masyarakat, serta menopang pertumbuhan ndustr dalam hal penyedaan bahan baku ndustr. Sub sektor perkebunan, merupakan bagan dar sektor pertanan yang memberkan kontrbus besar dalam perekonoman Indonesa. Secara umum tanaman perkebunan mempunya peranan yang besar, terutama dalam penyedaan lapangan kerja, pendapatan dar ekspor dan sumber pertumbuhan ekonom. Tanaman kelapa (Cocos nucfera. Lnn.) dalam perekonoman Indonesa merupakan salah satu komodt strategs karena perannya yang sangat besar, bak sebaga sumber pendapatan maupun sumber bahan baku ndustr. Data Drektorat Jenderal Perkebunan menunjukkan bahwa luas tanaman kelapa Indonesa mencapa 3.728.600 ha, sektar 92,40% dantaranya adalah kelapa dalam yang dusahakan sebaga perkebunan rakyat dengan kepemlkan lahan terbatas, pemanfaatannya belum optmal serta penerapan teknolog yang belum utuh. Produks kelapa tercatat 15,4 mlar butr atau 3,2 juta ton setara kopra dengan sektar tujuh juta petan yang terlbat dalam perkebunan kelapa. Data n menunjukkan bahwa produktvtas kelapa yang dhaslkan petan d Indonesa mash kurang dar satu ton per hektar, lebh rendah dar Flpna yang sudah mencapa dua ton per hektar. Padahal, merujuk pada rset Deptan, produktvtas kelapa yang dhaslkan petan dalam neger mash mampu mencapa 2 ton per hektar. Rendahnya produktvtas dsebabkan banyaknya tanaman yang sudah tua dan rusak Sektar 98,225 perkebunan kelapa merupakan perkebunan rakyat dengan kepemlkan lahan terbatas, pemanfaatannya belum optmal serta penerapan teknolog yang belum utuh. Selan rendahnya produktvtas tanaman, persoalan lan pada pengembangan kelapa d Indonesa yakn pemanfaatan produk hlr maupun hasl sampngan belum banyak dlakukan. Selama n komodtas kelapa baru sebatas dmanfaatkan pada produk prmernya saja dalam bentuk kelapa segar maupun kopra untuk bahan baku mnyak goreng. Program dversfkas kelapa Indonesa baru mampu menghaslkan 22 ragam produk turunan kelapa. Angka n mash jauh d bawah Flpna yang telah memproduks lebh dar 100 jens dversfkas produk berbass kelapa. Hasl sampng dan lmbah belum dmanfaatkan secara optmal, sehngga belum dapat dhaslkannya nla tambah yang berart secara ekonom, bak

154 d tngkat petan maupun d tngkat prosesor. Penanganan agrbsns perkelapaan yang mash tersegmentas atau bersfat sektoral cenderung merugkan poss petan kelapa sebaga penghasl produk prmer, persangan dengan mnyak nabat lannya, khususnya kelapa sawt telah menekan pengembangan tanaman kelapa. Data BPS Halmahera Utara tahun 2009, menunjukkan bahwa tanaman kelapa mash menjad tanaman unggulan d daerah n, dengan luas areal perkebunan kelapa mencapa 61.143,65 hektar dengan produks ± 83.379,60 ton per tahun, dan jumlah petan kelapa yang mencapa 36.112 kepala keluarga. Luasnya perkebunan kelapa d daerah n karena tanaman kelapa (Cocos nucfera. Lnn) memang sudah lama dkenal d daerah Halmahera Utara, sejak dntroduks sektar awal abad 19 yang lalu. Potens kelapa d atas, mestnya menjad potens yang luar basa yang dapat dkembangkan bag penngkatan ekonom masyarakat, namun sayangnya konds yang terjad adalah potens yang ada belum dapat dmanfaatkan secara maksmal sehngga belum mampu melepaskan masyarakat dar konds kemsknan, yang sampa saat n mash cukup memprhatnkan. Hasl analss dengan menggunakan 15 varabel krtera penentuan status desa, menunjukkan bahwa 80% dar 196 desa, pada 17 kecamatan d kabupaten n, dkategorkan desa tertnggal, dengan 19% penduduknya tergolong mskn. Mash tnggnya tngkat kemsknan masyarakat yang dduga sebaga akbat keclnya pendapatan yang dterma petan karena rendahnya nla tambah dar kopra yang dhaslkan. D beberapa tempat buah kelapa telah dkembangkan pula sebaga produk olahan dar kelapa dan hasl sampngnya, sepert desscated coconut, nata de coco, serat sabut, dan arang aktf. Namun bag petan d Halmahera Utara, buah kelapa umumnya hanya dmanfaatkan untuk kelapa sayur dan mnyak goreng.n hanya menjual hasl buah kelapa dalam bentuk kopra yang dduga yang memlk nla tambah rendah.. Dalam peneltan n nla tambah kelapa dartkan sebaga penngkatan nla pengolahan kelapa menjad kopra, yang dperoleh dar selsh Jurnal Agroforestr Volume VI Nomor 2 Jun 2011 nla output dengan nla nput yang dhtung dalam Rp/kg kopra yang dhaslkan, dnyatakan dalam rupah per klogram (Rp/kg). Nla output adalah hasl kal jumlah produks kopra dengan harga kopra dkalkan dengan jumlah produks kopra kemudan dbag dengan jumlah nput kelapa, sedangkan nla nput tu sendr adalah jumlah baya kelapa dtambah baya penolong, kemudan dbag dengan jumlah nput kelapa Konds yang telah durakan datas danggap perlu mendapat perhatan berbaga phak terutama pemerntah daerah dan perguruan tngg setempat untuk mengkaj lebh jauh berbaga hal yang terkat dengan produktftas kelapa rakyat dan nla tambah yang dterma petan kelapa dar pengolahan yang dlakukan selama n yang hanya djadkan kopra. Untuk tu dlakukan suatu peneltan yang bertujuan untuk: (1) mengetahu produktftas kelapa rakyat (2) mengetahu nla tambah yang dterma petan dar pengolahan buah kepala menjad kopra. Manfaat yang dapat dberkan dar adanya peneltan n antara lan: 1) Tersedanya data tentang produktvtas kelapa d daerah n, 2) nformas tentang nla tambah kelapa sebaga pembandng bag petan kelapa dalam membuat keputusan untuk tetap memproduks kopra atau mencoba beralh ke produk olahan kelapa lannya. 3) Bahan nformas bag pemerntah daerah setempat dalam menyusun program pengembangan usahatan kelapa dan pengolahannya d masa mendatang. METODE PENELITIAN Pelaksanaan Peneltan Peneltan n mengunakan metode analss deskrptf, yakn memusatkan pada suatu kelompok manusa, suatu set konds, suatu sstem pemkran maupun suatu perstwa pada masa sekarang (Nazr, 1983). Daerah sampel dtentukan secara sengaja (purposve samplng) yakn d Kecamatan, dan Utara, pada tahun perode panen 2011. Penentuan daerah peneltan ddasarkan pada pertmbangan kecamatan tersebut merupakan daerah dengan luas lahan kelapa dan produks kopra tertngg d masng-masng wlayah. Petan Analss Produktvtas Dan Nla Tambah Kelapa Rakyat (Stud Kasus D 3 Kecamatan D Kabupaten Halmahera Utara)

Jurnal Agroforestr Volume VI Nomor 2 Jun 2011 sampel dambl secara acak (smple random samplng) sebanyak 90 petan sampel. Analss Data 1. Produktftas Kelapa Produktftas kelapa adalah nla produks kelapa dbag dengan luas areal kelapa, dapat dformulaskan sebaga berkut : (Hernanto, 1996) Produks Pr oduktftas = Luas Lahan 2. Nla Tambah Buah Kelapa Nla tambah kelapa adalah penngkatan nla pengolahan kelapa menjad kopra, yang dperoleh dar selsh nla output dengan nla nput yang dhtung dalam Rp/kg kopra yang dhaslkan, dnyatakan dalam rupah per klogram (Rp/kg). Nla output adalah hasl kal jumlah produks kopra dengan harga kopra dkalkan dengan jumlah produks kopra kemudan dbag dengan jumlah nput kelapa, sedangkan Nla nput adalah jumlah baya kelapa dtambah baya penolong, kemudan dbag dengan jumlah nput kelapa. Nla tambah danalss dengan menggunakan Metode Output Input, yang dformulaskan sebaga berkut : (Idham, 2007) NT = NO NI NO Y x HY = JIA BIP + BL NI = JIA Keterangan : NT = Nla tambah kelapa ke- (Rp/kg) NO = Nla output ke (Rp/ kg) NI = Nla nput ke- (Rp/buah) Y = Jumlah produks kopra ke- (kg) HY = Harga jual kopra ke- (Rp/kg) JIA = Jumlah nput kelapa ke- (buah) BIP = Baya nput dan penolong ke- (Rp/ proses) BL = Baya lan ke- HASIL DAN PEMBAHASAN 155 Konds Pertanan Rakyat Sektor pertanan, sampa dengan tahun 2010 mash merupakan salah satu sektor penggerak roda perekonoman d Kabupaten Halmahera Utara. Penggunaan dan luas lahan pertanan d Kabupaten Halmahera Utara Kegatan pertanan yang dkembangkan d Kabupaten Halmahera Utara adalah pertanan rakyat dengan mengusahakan berbaga jens komodt perkebunan, pangan maupun hortkultura. Jens dan produks komodt perkebunan d Kabupaten Halmahera Utara dapat dlhat pada tabel 1. Salah satu produks tanaman perkebunan rakyat yang banyak dhaslkan d Halmahera Utara adalah kelapa. Hasl produks kelapa rakyat tersebut kemudan dproses menjad kopra yang merupakan hasl utama petan d wlayah n. Data produks kopra menurut kecamatan secara rnc dapat dsmak pada Tabel 2. Tabel 2. Produks Kopra pada d Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2010. Kecamatan Tengah Utara Tmur Utara Utara Teluk Malfut Loloda Utara Loloda Kepulauan Produks (Ton) 4.282,2 2.104,2 6.426,0 8.598,6 5.080 8.566,2 4.474,8 5.337,0 4.473 5,956 2.316,6 2.680,2 1.762,2 1.006 1.706,4 1.584,0 1.166,4 Presentase 6.34 3.12 9.52 12.73 7.52 12.69 6.63 7.90 6.62 8.82 3.43 3.97 2.61 1.49 2.53 2.35 1.73 Jumlah 67.519,8 100 Sumber : Dnas Pertanan Halmahera Utara. 2010

156 Jurnal Agroforestr Volume VI Nomor 2 Jun 2011 Tabel 1. Produks Tanaman Perkebunan d Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2004-2008. Jens Tanaman Kelapa Cengkeh Pala Kakao Kop Vanl Lada Produks (Ton) / Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 66.180,60 66.956,40 67.444,20 82.179 83.379,60 320,71 336,83 884,26 858 782,8 857,92 925,76 951,04 1.313 1.828,64 2.942,75 3.003,58 2.572,24 2.932 1.939 83,4 96,3 97,2 69,3 84,7 2,52 3,6 13,86 15,7 16,9 1,95 1,95 3,9 5,1 5,1 Sumber : Dnas Pertanan Halmahera Utara. 2009 Luas Lahan Kelapa Lahan yang dkuasa petan merupakan salah satu faktor produks pentng dalam berusahatan. Banyak cara yang serng dapak untuk mengukur besar keclnya usahatan. Ukuran yang dgunakan dalam peneltan n adalah luas tanaman utama sesua dengan yang dkemukakan oleh Hernanto (1996). Dstrbus petan menurut ukuran luas lahan kelapa d Kabupaten Halmahera Utara secara detal dtamplkan pada Tabel 3. Tabel 3. Dstrbus Petan Menurut Luas Lahan Kelapa d Kabupaten Halmahera Utara. Luas Lahan (Ha) Jumlah Petan Per Kecamatan (orang) Utara Jml Per sen tase 0,5 1 12 13 16 41 45,56 1,1 2 6 7 6 19 21,11 2,1-3,5 10 5 6 21 23.33 >3,5 2 5 2 9 10.00 Jumlah 30 30 30 90 100 Sumber : Data prmer dolah, 2011 Hasl peneltan menunjukkan bahwa luas lahan mnmum yang dkuasa petan adalah sebesar 0,5 hektar sedangkan luas lahan maksmum adalah 6 hektar. Hal n berart petan dlokas peneltan tdak dkategorkan petan dengan lahan sempt. Umumnya petan kelapa mengusasa lahan yang berukuran luas kurang dar 0,5-1 hektar, yakn sebesar 45,56 persen dan sebagan besar terdstrbus pada Kecamatan Utara. Untuk persentasenya petan dengan ukuran luas lahan 2,1 3,5 hektar adalah sebesar 23,33 persen dar total petan, dan sebagan besar terdstrbus pada Kecamatan. Petan dengan ukuran luas lahan sangat luas (lebh luas dar 3,5 hektar) sebagan besar terdstrbus d Kecamatan dengan persentase sebesar 10 persen dar total petan. Populas Kelapa Populas kelapa dartkan sebaga jumlah tanaman kelapa produktf per hektar, yang dmlk oleh petan. Pada lokas peneltan jumlah populas kelapa per hektar rata-rata adalah sebanyak 144 pohon dengan jumlah mnmum sebanyak 47 pohon dan jumlah maksmum adalah 196 pohon. Dstrbus petan menurut populas Tanaman kelapa produktf per hektar d Kabupaten Halmahera Utara dtamplkan pada Tabel 4 berkut. Tabel 4. Dstrbus Petan Menurut Populas Tanaman Kelapa Produktf d Kabupaten Halmahera Utara. Populas Kelapa (Pohon / Ha) Jumlah Petan Per Kecamatan (orang) Jmh Per sen tase 47 66 1 2 2 5 5,55 67 86 3 3 1 7 7,78 87-106 6 8 10 24 26,67 107 126 12 8 7 27 30,00 127 146 5 5 7 17 18,89 147 166 3 3 2 8 8,89 167 186 0 0 0 0 0.00 187-206 0 1 1 2 2,22 Jumlah 30 30 30 90 100 Sumber : Data prmer dolah, 2011 Umur Tanaman Kelapa Dalam konds pertumbuhan yang optmal, jens kelapa dalam telah dapat dpanen haslnya Analss Produktvtas Dan Nla Tambah Kelapa Rakyat (Stud Kasus D 3 Kecamatan D Kabupaten Halmahera Utara)

Jurnal Agroforestr Volume VI Nomor 2 Jun 2011 setelah berumur 6-7 tahun. Produks buah kelapa akan terus menngkat sampa tanaman kelapa mencapa umur 60 65 tahun, bahkan lebh bla konds pertumbuhan tanaman tetap bak. Setelah mencapa umur puncak produks, khasl buah kelapa akan turun secara berangsur-angsur. Dstrbus petan menurut umur tanaman kelapa d Kabupaten Halmahera Utara dapat dsmak pada Tabel 5. Tabel 5. Dstrbus Petan Menurut Umur Tanaman Kelapa d Kabupaten Halmahera Utara. Per Umur Petan Per Kecamatan (orang) sen Tanaman Jml tase (Tahun) Utara 10 17 3 2 3 8 8,89 18 25 3 7 2 12 13,33 26 33 6 3 9 18 20.00 34 41 8 7 5 20 22.22 42 49 1 1 2 4 4,44 50 57 2 2 2 6 6,67 58 65 4 6 5 15 16,67 66 73 3 2 2 7 7.78 Jumlah 30 30 30 90 100 Sumber : Data prmer dolah, 2011 Berdasarkan data Tabel 5 terlhat bahwa jumlah petan domnan terdstrbus pada tanaman kelapa berumur 18 sampa dengan 41 tahun yakn sektar 55,5 persen. Ssanya sektar 8,89 persen adalah petan dengan tanaman kelapa yang berumur muda. Sedangkan petan pemlk tanaman tua berksar 7,78 persen. Data n menunjukkan bahwa sebagan besar petan memlk tanaman kelapa yang mash produktf. Besarnya jumlah petan pada kelompok umur tanaman 18 41 tahun salah satunya penyebabnya adalah telah dlakukan peremajaan tanaman kelapa sektar awal tahun 1980 sampa dengan akhr tahun 1990-an, oleh Dnas Pertanan Kabupaten Maluku Utara. Peremajan dlakukan dengan menanam sejumlah tanaman baru menggantkan tanaman tua. 1. Produktftas Kelapa Petan kelapa d Halmahera Utara basanya menjual hasl produks kelapa dalam bentuk kopra, dengan harapan petan bsa mendapatkan nla tambah lebh tngg. Mesk begtu, petan tetap dhadapkan pada persoalan rendahnya produktvtas kelapa. rendahnya produktvtas karena usa kelapa sudah lebh dar 50 tahun. Petan juga tdak memberkan perlakuan khusus sepert pemupukan dan pengaturan akar. Secara detal, rata-rata produks dan produktftas kopra 157 menurut musm panen d Kabupaten Halmahera Utara dapat dsmak pada tabel 6. Tabel 6. Rata-rata Produktftas Kelapa setara Kopra d Kabupaten Halmahera Utara. Produktftas per tahun Per Kecamatan Utara Agregat Kabupaten Lahan (ton/ha) 0.853 0.698 0,520 0,731 Index 15,88 13,85 9,163 12,96 Pertanaman (kg/tanaman) Sumber : Data prmer dolah, 2011 Data Tabel 6 menunjukkan bahwa secara agregat, produktftas kopra yang dhaslkan petan d Kabupaten Halmahera Utara adalah 0,731 ton kopra /ha dengan nla produktftas maksmum adalah 0,853 ton kopra /ha d Kecamatan, dan produktftas mnmum d Kecamatan Utara yakn sebesar 0,520 ton kopra/ha. Angka-angka n menunjukkan bahwa produktftas kopra d daerah n mash lebh rendah dar Flpna yang sudah mencapa dua ton per hektar, bahkan mash lebh rendah dar produktftas kopra d Gorontalo, yang mencapa yakn rata-rata 1 ton kopra/ha (Helyanto dan Tenda 2010). Bla ukuran produktftas ndex pertanaman yang dgunakan, maka data hasl peneltan menunjukkan bahwa produktftas per tanaman secara agregat hanya sebesar 12,96 kg atau sektar 65 buah per pohon. Produktftas per tanaman mnmum terdapat d Kecamatan Utara yang sebesar 9,16 kg atau sektar 46 buah per pohon, sedangkan produktftas per tanaman maksmum terdapat d Kecamatan, yakn 15,88 kg atau sektar 79 buah kelapa per pohon. Rendahnya produktvtas salah satunya dsebabkan usa kelapa sudah lebh dar 50 tahun. 2. Nla Tambah Kelapa Nla tambah kelapa dalam peneltan n adalah penngkatan nla sebaga akbat pengolahan kelapa sebaga bahan baku menjad kopra. Nla tambah dperoleh dar selsh nla output dengan nla nput yang dhtung dalam rupah per kg kopra yang dhaslkan. Nla tambah kelapa menurut kecamatan secara rnc dapat dsmak pada Tabel 7.

158 Tabel 7. Nla Tambah kelapa Dperoleh d Kabupaten Halmahera Utara, Tahun 2011 Total Nla menurut kecamatan Kabupaten Uraan Utara Jumlah Output kopra (Kg) Jumlah Input Kelapa (Bh) Nla Output Nla Input (Rp/Kg kopra) Nla Tambah 1 1 1 1 5 5 5 5 649 733 617 658 524 553 803 357 124 (70) 260 106 Sumber : Data prmer dolah, 2011 Data Tabel 7. menunjukkan bahwa nla tambah yang dterma petan d lokas peneltan secara umum relatf kecl yakn sebesar Rp 106 /kg kopra yang dhaslkan. Jka dplah berdasarkan kecamatan, maka hasl perhtungan menunjukkan bahwa Kecamatan memlk nla tambah terrendah yakn Rp (70)/ kg kopra yang dhaslkan, sedangkan untuk dua kecamatan lannya relatf lebh tngg yakn Rp.124/kg dan Rp 260/kg kopra. Nla tambah merupakan penambahan nla suatu produk sebelum dolah, dan setelah dolah per satuan. Dalam peneltan n nla tambah kelapa dhtung untuk mengetahu penambahan nla dar proses pengolahan buah kelapa menjad kopra. Nla tambah dketahu dar selsh nla output (NO) dan nla nput (NI) yang dhtung dalam rupah per klogram kopra yang dhaslkan. Rata-rata nla tambah per klogram kopra yang dhaslkan dapat dsmak pada Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata Nla Tambah Kelapa d Kabupaten Halmahera Utara, Tahun 2011 Uraan Nla Output Nla Input Nla Tambah Produk Kopra Per Kecamatan Utara Agregat Kabupaten 649 733 617 658 524 803 357 553 124 (70) 260 106 Sumber : Analss data prmer, 2011 Nla output per klogram bahan baku yang dgunakan, dperoleh dengan mengalkan harga jual kopra dengan dengan jumlah kopra yang Jurnal Agroforestr Volume VI Nomor 2 Jun 2011 dhaslkan, lalu dbag dengan jumlah bahan baku kelapa yang dgunakan. Nla nput dperoleh dar baya nput kelapa dan dan baya lan sepert baya pemasaran. Data Tabel 8 menunjukkan bahwa secara agregat nla tambah kelapa d Kabupaten Halmahera Utara mash bernla postf yakn sebesar Rp 106 per kg kopra yang dhaslkan. Rendahnya nla tambah kelapa dalam proses pengolahan kopra, karena dar tap 5 buah kelapa hanya dperoleh ± 1 kg kopra, atau dengan kata lan untuk menghaslkan 1 kg kopra dbutuhkan 5 buah kelapa. Rendahnya harga jual kopra yakn Rp 3.291 per kg, turut menyebabkan nla output yang dhaslkanpun rendah yakn Rp 658 per kg. Jka dlhat per kecamatan, maka nla tambah kelapa d kecamatan dan Kecamatan Utara relatf lebh tngg dar nla tambah kelapa secara keseluruhan. Sedangkan untuk nla tambah kelapa d Kecamatan menghaslkan nla yang negatf. In dapat dartkan bahwa proses pengolahan kopra yang dlakukan menghaslkan produk dengan nla yang lebh rendah dbandng djual dalam bentuk bahan baku kelapa buah. Salah satu faktor yang menyebabkan nla tambah yang bertanda negatf adalah nla nput yang lebh tngg dbandngkan dengan nla output yang ada. Hal n karena harga jual kelapa buah d daerah yang relatf tngg yakn Rp 740 per buah. Tnggnya harga jual kelapa buah salah satunya dsebabkan dekatnya lokas Kecamatan dengan Pasar Kabupaten yang terletak d Kecamatan. Walaupun nla output d dan Utara relatf sama, tetap nla nput d Utara jauh lebh rendah sehngga nla tambah kelapa yang dhaslkanpun lebh besar darpada nla tambah kelapa d. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan 1. Produktftas kelapa berksar antara 0,520 ton kopra/ha sampa dengan 0,853 ton kopra /ha, dengan nla agregat sebesar 0,731 ton kopra /ha. 2. Pengolahan kelapa menjad kopra d daerah peneltan memberkan nla tambah kelapa Analss Produktvtas Dan Nla Tambah Kelapa Rakyat (Stud Kasus D 3 Kecamatan D Kabupaten Halmahera Utara)

Jurnal Agroforestr Volume VI Nomor 2 Jun 2011 yang relatf kecl yakn Rp. 106 per kg kopra yang dhaslkan. Saran 1. Perlunya upaya pemerntah untuk mendorong penngkatan produkstftas kopra rakyat salah satunya dengan melakukan peremajaan terhadap tanaman kelapa yang lama. 2. Perlu perhatan untuk mengembangkan produk alternatf dar dagng buah kelapa yang memlk nla tambah yang lebh tngg 159 3. Perlunya upaya pemerntah setempat untuk mengembangkan dversfkas produk olahan dar bahan dasar kelapa selan dagng buah kelapa, msalnya dengan memanfaatkan ar, tempurung bahkan sabut kelapa sebaga alternatf bag penngkatan pendapatan rumahtangga tan petan kelapa. DAFTAR PUSTAKA Bro Pusat Statstk, 2009. Halmahera Utara Dalam Angka. BPS Kabupaten Halmahera Utara. Helyanto B. dan E. Tenda, 2010. Varetas Kelapa Dalam Unggul Spesfk Gorontalo, Buletn Palma No. 38, Jun 2010 Hernanto.F., 1996. Ilmu Usahatan, Ser Pertanan. Penebar Swadaya., IKAPI Jakarta. Idham. A. 2007. Analss Nla Tambah dan Pendapatan usaha ndustr Kemplang Rumahtangga Berbahan Baku Utama Sagu dan Ikan, Artkel Jurnal Pembangunan Manusa. Meda Perkebunan, Kelapa, Rwayatmu Dulu? sumber nspras agrbsns dakses Maret 2011 Nazr, M.1983. Metode Peneltan. Ghala Indonesa Jakarta. Prhtyan. E, Perkebunan, Komodtas Kelapa yang Terabakan, 2011 http://www.deptan.go.d. dakses 15 Februar 2011 Rduwan. 2008, Metode dan Tekns Menyusun Tess, Penerbt Alfabeta, Bandung Suratyah, K. 2006. Ilmu Usahatan. Penebar Swadaya. Jakarta.