SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN III-2004 Harga properti residensial pada Triwulan III-2004 meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial Harga diindikasikan masih meningkat namun melambat Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada triwulan II-2004 yang menggambarkan perkembangan harga rumah baru di 14 kota besar Indonesia termasuk wilayah Jabotabek, mengindikasikan terjadinya kenaikan harga dengan indeks sebesar 121,81. Secara q-t-q terjadi peningkatan sebesar 1,23%, peningkatan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,53%). Dilihat berdasarkan tipe rumahnya, secara q-t-q peningkatan tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah yakni sebesar 1,33%, diikuti oleh rumah tipe besar dan tipe kecil masing-masing sebesar 1,20% dan 1,16%. Berdasarkan wilayahnya, secara q-t-q kota Palembang merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi, yakni sebesar 3,70% terutama terjadi pada rumah tipe menengah. Sementara itu harga rumah di kota Manado dan Pontianak relatif tetap. Sedangkan untuk harga rumah wilayah Jabotabek mengalami kenaikan harga sebesar 1,13%. (Indeks) 140 135 130 125 115 110 105 95 90 Grafik 1 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Gabungan 14 Kota Besar Di Indonesia (q-t-q) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV * (%) 5.0 4.5 4.0 3.5 2.5 1.5 0.5 IHPR % Perubahan Metodologi Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di 12 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2003. Dan pada triwulan 1 2004 ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 14 kota. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah (tipe kecil, tipe menengah dan tipe besar) dan selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 1
Pada triwulan mendatang diprakirakan kenaikan harga sedikit lebih rendah Para pengembang (developer) mengekspektasikan harga properti residensial pada triwulan IV-2004 akan mengalami kenaikan dengan indeks sebesar 123,14. Secara q-t-q terjadi kenaikan sebesar 1,09% lebih rendah dibandingkan triwulan III 2004 sebesar 1,23%. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada rumah tipe menengah sebesar 1,57% sedangkan rumah tipe kecil dan besar mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,01% dan 0,70%. Secara q-t-q, kota yang diprakirakan mengalami kenaikan harga rumah tertinggi adalah kota Bandung (3,95%). Sebaliknya wilayah yang diperkirakan tidak mengalami kenaikan harga adalah Bandar Lampung, Semarang, Medan, dan Menado. Sedangkan untuk wilayah Jabotabek diprakirakan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,31%. Grafik 2 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Kecil (q-t-q) (Indeks) (%) 140 135 130 125 115 110 105 95 90 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* IHPR - Tipe Kecil % Perubahan 6.0 5.0 4.0 Grafik 3 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Menengah (q-t-q) (Indeks) (%) 140 80 60 40 20 0 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* 7.0 6.0 5.0 4.0 IHPR - Tipe Menengah % Perubahan Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 2
Grafik 4 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Besar (q-t-q) (Indeks) (%) 125 3.5 115 2.5 110 105 1.5 95 0.5 90 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* IHPR - Tipe Besar % Perubahan Harga Harga barang kelompok tempat tinggal biaya tempat pada tinggal triwulan pada triwulan II-2004 I-2004 III-2004 meningkat (inflasi) Dari hasil pengamatan terhadap indeks harga jenis kelompok biaya tempat tinggal pada IHK-BPS pada triwulan III-2004 (September 2004) memberikan indikasi arah yang sama dengan indikasi kenaikan harga properti residensial dengan indeks sebesar 121,76. Secara q-t-q, harga biaya tempat tinggal menunjukkan kenaikan harga sebesar 2,37%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,99%. Sementara pada triwulan IV-2004 (Oktober 2004) sub kelompok barang/jasa untuk jenis biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 0.39%. IHPR secara tahunan mengalami perlambatan (%) 5.00 4.50 4.00 3.50 0 2.50 0 1.50 0 0.50 0 Grafik 5 Perkembangan IHPR dan Indeks Harga Biaya Tempat Tinggal (q-t-q) Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV * Perubahan IHPR Perubahan IHK Sub Kel. Biaya Tempat Tinggal Secara tahunan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III-2004 mencatat kenaikan sebesar 5,12%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,20%). Melambatnya angka pertumbuhan tahunan tersebut terutama terjadi pada rumah tipe menengah yakni sebesar 4,53%, diikuti oleh rumah tipe kecil sebesar 4,95%. Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Palembang (9,14%) dan terendah terjadi Padang (1,29%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek hanya mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 3,40%. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 3
dan pada Tw IV-2004 diprakirakan tetap melambat. Sementara pada triwulan IV-2004, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) secara tahunan diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni sebesar 4,94% (triwulan III-2004, sebesar 5,12). Melambatnya pertumbuhan tahunan tersebut terutama terjadi pada rumah tipe besar sebesar 4,62%, diikuti rumah tipe kecil sebesar 4,88% dan rumah tipe menengah sebesar 5,33%. Menurut wilayahnya, peningkatan pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Bandung (7,84%), diikuti oleh kota Yogyakarta (7,77%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 3,42%. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 4
Tabel 1 Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan III-2004 NO KOTA Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG 9 8 2.35 1.84 7.49 6.77 2.55 5.60 2 BANDAR LAMPUNG 0 1.17 0 0.39 2.30 6.62 12.28 7.11 3 BANJARMASIN 1.37 5 1.25 1.56 2.98-1.25 2.19 1.32 4 DENPASAR 0.22 0 0 7 9.15 4 7.19 6.46 5 PALEMBANG 4.84 5.01 1.25 3.70 8.58 10.10 8.48 9.14 6 SEMARANG 1.24 1.79 0 1 6.96 8.39 5.28 6.88 7 YOGYAKARTA 1.23 0.53 3.83 1.86 8.06 3.65 14.61 8.73 8 PADANG 0.27 0 0 9 2.19 1.69 0 1.29 9 MEDAN 0 0.53 0 0.18 1.25 3.22 2.17 2.22 10 M A KA SSA R 4.64 3.74 0 2.79 9.19 7.11 3.38 6.58 11 MANADO 0 0-0 0.68 4.69-2.72 12 SURABAYA 0 0.83 5.76 2.20 3.13 4.33 11 6.14 13 PONTIANAK 0 0 0 0 - - - - 14 JABOTABEK 1.36 0.90 1.14 1.13 4.86 2.16 3.18 3.40 Gabungan 14 Kota 1.16 1.33 1.20 1.23 4.95 4.53 5.86 5.12 Tabel 2 Ekspektasi Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan IV-2004 NO KOTA Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG 2.50 3.17 6.17 3.95 5.72 8.89 8.87 7.84 2 BANDAR LAMPUNG 0 0 0 0 1.39 5.89 12.28 6.55 3 BANJARMASIN 3.42 3.74 1.79 2.98 6.30 0.31 7 3.23 4 DENPASAR 1.17 8 0 0.75 4.95 3.95 1.98 3.62 5 PALEMBANG 0.47 1.44 0 0.67 9.09 1.44 1.25 7.32 6 SEMARANG 0 0 0 0 6.71 7.08 4.66 6.16 7 YOGYAKARTA 0 9 0.21 0.10 7.20 2.37 13.90 7.77 8 PADANG 0.64 5.84 0 2.16 2.53 7.62 0 3.37 9 MEDAN 0 0 0 0 1.25 0.53 1.31 3 10 M AKASSAR 2.90 1.89 0 1.60 12.35 9.14 0 7.08 11 MANADO 0 0-0 -1.26 4.69-1.73 12 SURABAYA 0 0.41 0.52 1.31 6.22 3.90 7.79 6.00 13 PONTIANAK 0 3.82 0 1.27 - - - - 14 JABOTABEK 0 0.48 0.44 0.31 4.62 2.43 3.19 3.42 Gabungan 14 Kota 1 1.57 0.70 9 4.88 5.33 4.62 4.94 Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 5
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 6