BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

3 BAB III LANDASAN TEORI

Material Requirements Planning (MRP)

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

PERENCANAAN MATERIAL YANG DIBUTUHKAN (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL OLEH WAHYU PURWANTO

BAB II LANDASAN TEORI. melaksanakan kegiatan utama suatu perusahaan.

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Distribution Requirement Planning (DRP)

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis

BAB II LANDASAN TEORI

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. disepakati dengan pelanggan dan akan berakibat menurunnya customer

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. Requirement Planning Pada PT. WILKEN MITRA PERKASA SURABAYA.

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 Landasan Teori

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta

BAB I PENDAHULUAN. CV. New Sehati merupakan UKM (Usaha Kecil Menengah) keripik yang

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CARDED FIBER PADA PT. HILON INDONESIA- BALI.

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekonomi & Bisnis Manajemen

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada masa sekarang ini keadaan ekonomi yang tumbuh dengan pesat

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 9 & 10 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI. Input dan Output MRP. Material Requirement Planning. Master Production Schedule(1)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENULISAN ILMIAH. : Angelica Herpiani NPM : Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Perencanaan Kebutuhan Material (MRP)

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan permintaan. MRP menyangkut keduanya yaitu penjadwalan produksi dan inventory control. MRP menyediakan sistem ketepatan penjadwalan, sistem pengaturan barang yang efisien dan mekanisme penjadwalan kembali untuk rencana perbaikan apabila terjadi perubahan. MRP menjaga agar tetap pada tingkat minimum dan juga menjamin permintaan barang agar tetap tersedia apabila dibutuhkan. 2.1.2 Tujuan Sistem MRP Tujuan utama dari sistem MRP yaitu : 1. Menjamin tersedianya barang, komponen komponen, produk produk untuk perencanaan produksi dan untuk pengiriman ke customer. 2. Mempertahankan kemungkinan terjadinya lower level pada persediaan. 3. Merencanakan aktivitas pembuatan, jadwal pengiriman dan aktivitas pembelian. Hal di atas adalah hasil yang dapat dicapai secara bersamaan sehingga membuat MRP menjadi berguna sekali. 5

6 2.1.3 Input dan Output Sistem MRP a. Input MRP Ada tiga input utama pada sistem MRP, yaitu : 1. Master Production Schedule (Jadwal Induk Produksi) MPS merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas (pekerja, mesin, dan bahan) yang dimiliki. MPS didasarkan pada peramalan atas permintaan tak tergantung (independent demand) dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Pada MPS terdapat Jadwal Pembelian Utama yang berhubungan langsung dengan kegiatan pembelian produk dan semua bahan baku yang ada. Kebutuhan untuk semua bagian dijadwalkan dalam periode waktu pada Jadwal Pembelian Utama. Jadwal ini menunjukkan bahan baku apa saja yang dapat dibeli untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan, berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan kapan bahan baku tersebut dibutuhkan. Jadwal Pembelian Utama dapat dihasilkan dengan adanya input berupa : a. Ramalan Pembelian Ramalan pembelian merupakan perkiraan pembelian yang akan dilakukan oleh perusahaan pada tahun yang akan datang. Ramalan pembelian ini dibuat dengan melihat pembelian yang terjadi dan ramalan pembelian yang dilakukan pada periode periode sebelumnya. b. Pesanan konsumen. Pesanan konsumen adalah pesanan barang yang dilakukan oleh konsumen pada perusahaan. Pesanan konsumen terjadi karena tidak adanya stok

7 pada saat pembelian oleh konsumen. Pesanan konsumen ini merupakan input untuk membuat Jadwal Pembelian Utama. c. Perencanaan kapasitas pembelian. Perencanaan kapasitas pembelian digunakan untuk menentukan kapasitas pembelian yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Perencanaan kapasitas pembelian dibuat agar pembelian yang dilakukan tidak melebihi kemampuan dan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Inventory Status Record (Catatan Keadaan Persediaan) ISR berisikan informasi tentang semua barang barang, komponen komponen atau sub-assembly untuk setiap end item. ISR juga berisikan susunan on-hand dan on-order pada persediaan. Permintaan untuk end item adalah angka akhir yang dijadwalkan pada periode waktu dan dicatatkan pada MPS. Pada sistem ini ISR berisi status dari semua bahan baku dan produk dalam pengaturan persediaan. Seperti jumlah minimum yang diperbolehkan, kode bahan baku, kode produk dan lain lain. Dengan demikian apabila terdapat pesanan dari konsumen, maka status dari barang dapat diketahui dengan segera sehingga dapat diambil keputusan dan tindakan yang tepat. 3. Product Structure Record (Catatan Struktur Produk) Product Structure Record juga dikenal sebagai Bill Of Materials (BOM) yang berisikan informasi pada tiap end item atau sub-assembly untuk produksi pada end item. Pada sistem ini BOM berisi informasi mengenai semua bahan baku dan komponen yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Informasi

8 yang dihasilkan BOM dapat digunakan sebagai analisa standar harga penjualan untuk semua produk. Dengan BOM maka sistem ini akan menghasilkan informasi yang dapat digunakan pimpinan perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan harga yang standar serta meningkatkan manajemen perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Gambar 2.1 : Forecasts Customer Orders Inventory Transaction MASTER PRODUCTION SCHEDULE Menunjukkan produksi untuk menghasilkan dan kapan diperlukan Engineering Changes INVENTORY STATUS RECORD Berisikan on-hand, lead time, lot size dan safety stock PRODUCT STRUCTURE RECORD Berisikan BOM dan menampilkan bagaimana produk dibuat MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING Menguraikan BOM per MPS requirement, lead time offset dan memberikan laporan mengenai : apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, kapan pesan dan apa yang dipesan untuk mempercepat, memperlambat atau membatalkannya Gambar 2.1. Material Requirements Planning (MRP) inputs b. Output MRP Dari ke tiga input utama tersebut yang telah dijelaskan di atas, maka pada sistem ini akan menghasilkan output berupa informasi perencanaan pemesanan

9 yang akan ditangani oleh perusahaan. Dari informasi tersebut perusahaan dapat memesan kembali bahan baku kepada supplier yaitu berupa bahan baku yang dapat digunakan pada saat ini dan bila diperlukan dapat dilakukan penjadwalan ulang seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya. Dari informasi yang dihasilkan sistem maka informasi tersebut akan diolah kembali untuk menghasilkan informasi berupa : a. Perencanaan pemesanan pembelian selanjutnya. b. Pemesanan pembelian yang akan dilaksanakan. c. Penjadwalan ulang (reschedule) apa yang telah dijadwalkan. Output sistem MRP ini dapat kita lihat pada Gambar 2.2 : MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING Planned order releases Purchase Orders (PO) Work Orders (WO) Reschedule Notices (RN) Gambar 2.2. Material Requirements Planning (MRP) outputs Informasi yang dihasilkan tersebut telah disesuaikan dengan kapasitas pembelian dan kemampuan perusahaan. Informasi yang dihasilkan juga dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan untuk perkembangan perusahaan. Dengan meningkatkan kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan, maka perencanaan yang diambil selalu up to date dan

10 valid sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk : 1. Menganalisa situasi dan kondisi penjualan yang terjadi. 2. Merencanakan bahan baku apa saja yang harus dipesan dan berapa jumlahnya. 3. Kapan pemesanan bahan baku tersebut harus dilakukan, dipercepat, ditunda atau bahkan dibatalkan 4. Menghindari terjadinya penyimpanan bahan baku yang tidak diperlukan. 5. Menjaga kestabilan penjualan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh perusahaan 6. Mengurangi biaya pembelian bahan baku. 7. Meningkatkan pelayanan kepada konsumen. 8. Meningkatkan manajemen perusahaan. 9. Membantu mendapatkan keuntungan yang optimal pada perusahaan. 2.1.4 Prinsip Prinsip Dasar MRP MRP mempunyai asumsi tertentu terhadap karakteristik produk serta proses yang digunakan dalam sistem manufaktur. Oleh karena itu MRP mempunyai beberapa prinsip, syarat dan asumsi sebagai berikut : a. Prinsip Dasar Prinsip dasar dalam MRP terdiri dari dua yaitu fase waktu (time phasing) dan status persediaan. Fase waktu berarti penambahan dimensi waktu dalam status

11 data persediaan dengan perekaman informasi pada tanggal yang spesifik dari periode perencanaan yang dikaitkan dengan jumlahnya. Informasi status persediaan akan mengungkapkan berapa jumlah yang harus dipesan atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan. Gambaran umum dari suatu persediaan dapat dijelaskan sebagai berikut : A + B C = X. Dimana : A = jumlah persediaan yang dimiliki. B = jumlah yang sedang dipesan. C = jumlah kebutuhan kotor. X = jumlah yang tersedia (sisa persediaan). b. Syarat MRP Syarat pendahuluan dari sistem MRP yang standar adalah : 1. Ada dan tersedianya MPS (Jadwal Induk Produksi) dimana terdapat jadwal rencana dan jumlah pesanan dari item atau produk. 2. Item persediaan mempunyai identifikasi khusus. 3. Tersedianya struktur produk pada saaat perencanaan. 4. Tersedianya informasi tentang persediaan untuk semua item yang menyatakan keadaan persedian sekarang dan yang akan datang atau yang direncanakan. c. Asumsi MRP Asumsi dari sistem MRP yang standar adalah sebagai berikut : 1. Adanya file file yang terintegrasi. 2. Waktu ancang untuk semua item diketahui.

12 3. Setiap item persediaan selalu ada dalam pengendalian. 4. Semua komponen untuk suatu proses produksi dapat tersedia pada saat produksi akan dilakukan. 5. Pengadaan dan pemakaian komponen bersifat diskrit. 6. Proses pembuatan suatu item tidak tergantung terhadap proses pembuatan item lainnya. 2.1.5 Mekanisme Dasar Proses MRP Sebelum menjelaskan mekanisme dasar proses MRP, kita dapat memperhatikan contoh tampilan horizontal dari MRP dalam Gambar 2.3 : MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING Lot Size : 1 Lead Time : 2 Safety Stock : 0 On Hand : 20 Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirements 5 10 18 0 10 6 0 14 Schedule Receipts 20 Projected On-Hand 20 Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Release Gambar 2.3. Tampilan Horizontal dari MRP

13 Penjelasan yang berkaitan dengan format tampilan horizontal dari MRP diatas akan dibahas berikut ini : a. Lead Time Lead Time merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu pesanan sampai item yang dipesan sampai pesanan diterima di gudang. Dalam Gambar 2.3 diketahui bahwa waktu tunggu (lead time) adalah 2 minggu. b. On Hand On Hand merupakan inventory on-hand yang menunjukkan kuantitas dari item yang secara fisik ada dalam stock-room. Dalam Gambar 2.3 diketahui bahwa inventory on-hand adalah 20 unit. c. Lot Size Lot Size merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP berapa banyak kuantitas yang harus dipesan. Pada contoh di atas diketahui bahwa ukuran kuantitas pesanan adalah sebesar 1 unit. d. Safety Stock Safety Stock merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan (demand) dan penawaran (supply). MRP merencanakan untuk mempertahankan tingkat stok pada level ini (safety stock level) pada semua periode waktu. Dalam contoh yang dikemukakan pada Gambar 2.3 di atas, stok pengaman diasumsikan nol. e. Planning Horizon Planning Horizon merupakan banyaknya waktu ke depan (masa mendatang) yang tercakup dalam perencanaan. Dalam hal ini panjang planning

14 horizon dibuat berdasarkan asumsi bahwa suatu material sampai kapan dapat dipergunakan dalam proses produksi. Dalam contoh yang dikemukakan pada Gambar 2.3 di atas, horizon perencanaan adalah 8 minggu. f. Gross Requirements Gross Requirements merupakan total dari semua kebutuhan, termasuk kebutuhan yang diantisipasi (anticipated requirements), untuk setiap periode waktu. Dalam contoh yang dikemukakan pada Gambar 2.3 di atas, diketahui bahwa kebutuhan kotor (gross requirements) untuk periode 1 adalah 5 unit, periode 2 adalah 10 unit, periode 3 adalah 18 unit, periode 4 adalah 0 unit dan periode 5 adalah 10 unit, periode 6 adalah 6 unit, periode 7 adalah 0 unit dan periode 8 adalah 14 unit. g. Schedule Receipts Schedule Receipts adalah jadwal pesanan material dari perusahaan dan kapan material tersebut diterima. Pada Gambar 2.3 diketahui bahwa schedule receipts adalah 20 unit dan diterima pada periode 2. h. Project On-Hand Projected On-Hand adalah kuantitas yang diharapkan ada dalam inventory pada akhir periode dan tersedia untuk permintaan dalam periode yang berikutnya. Projected on-hand dihitung berdasarkan formula, yaitu : Projected On-Hand = On-hand pada awal periode + Schedule Receipts Gross Requirements. Diketahui bahwa on-hand pada periode 1 adalah 20 unit, sehingga projected on-hand untuk periode 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 dapat dihitung sebagai berikut :

15 Projected on-hand periode 1 = 20 + 0 5 = 15 unit. Projected on-hand periode 2 = 15 + 20 10 = 25 unit. Projected on-hand periode 3 = 25 + 0 18 = 7 unit. Projected on-hand periode 4 = 7 + 0 0 = 7 unit. Projected on-hand periode 5 = 7 + 0 10 = -3 unit. Projected on-hand pada periode 5 telah menjadi negatif. Pada projected on-hand nilai akhir tidak boleh negatif sehingga untuk projected on-hand pada periode 5 ditetapkan menjadi 0 unit. Projected on-hand periode 6 = 0 + 0 6 = -6 unit. Projected on-hand pada periode 6 telah menjadi negatif sehingga untuk projected on-hand periode 6 menjadi 0 unit. Projected on-hand periode 7 = 0 + 0 0 = 0 unit. Projected on-hand periode 8 = 0 + 0 14 = -14 unit. Projected on-hand pada periode 8 telah menjadi negatif sehingga untuk projected on-hand periode 8 menjadi 0 unit. i. Net Requirements Net Requirements merupakan kekurangan material yang diproyeksikan untuk periode ini, sehingga perlu diambil tindakan ke dalam perhitungan planned order receipts agar menutupi kekurangan material pada periode itu. Diketahui bahwa pada projected on-hand yaitu pada periode 5, 6 dan 8 nilainya menjadi negatif, sehingga untuk memenuhi kekurangan item tersebut maka pada nilai net requirements pada periode 5 adalah 3 unit, periode 6 adalah 6 unit dan periode 8 adalah 14 unit.

16 j. Planned Order Receipts Planned Order Receipts merupakan kuantitas pesanan pengisian kembali (pesanan pembelian) yang telah direncanakan oleh MRP untuk diterima pada periode tertentu guna memenuhi kebutuhan bersih (net requirements). Nilai pada planned order receipts selalu sama dengan nilai pada net requirements, sehingga planned order receipts pada periode 5 adalah 3 unit, periode 6 adalah 6 unit dan periode 8 adalah 14 unit. k. Planned Order Release Planned Order Release merupakan kuantitas planned order yang ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode tertentu agar item yang dipesan itu akan tersedia pada saat dibutuhkan. Planned order release selalu memiliki kuantitas yang sama dengan planned order receipts, tetapi ditetapkan mundur ke belakang dengan menggunakan panjang waktu tunggu (lead time) yaitu 5 2 = 3. Sehingga planned order releases untuk periode 3 adalah 3 unit, periode 4 adalah 6 unit dan periode 6 adalah 14 unit. Jadi hasil dari contoh tampilan horizontal proses MRP di atas dapat kita lihat pada Gambar 2.4. Dari hasil proses MRP tersebut dapat diketahui bahwa terjadi kekurangan bahan baku pada periode 5 sebanyak 3 unit, periode 6 sebanyak 6 unit dan periode 8 sebanyak 14 unit. Sehingga perlu dilakukan perencanaan pemesanan bahan baku pada periode 5 sebanyak 3 unit, periode 6 sebanyak 6 unit dan periode 8 sebanyak 14 unit. Hal ini dilakukan agar pada saat dibutuhkan bahan baku tersebut selalu tersedia.

17 Lot Size : 1 Lead Time : 2 Safety Stock : 0 On Hand : 20 Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirements 5 10 18 0 10 6 0 14 Schedule Receipts 20 Projected On-Hand 20 15 25 7 7 0 0 0 0 Net Requirements 3 6 14 Planned Order Receipts 3 6 14 Planned Order Release 3 6 14 Gambar 2.4. Tampilan Horizontal hasil dari proses MRP

18