BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. membandingkan perhitungan program dan perhitungan manual.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

EVALUASI TIKUNGAN PADA STA DI RUAS JALAN SIMPANG LAGO SEKIJANG MATI

BAB 3 METODOLOGI. a. Dimulai dengan tinjauan pustaka yang berguna sebagai bahan dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4.1.URAIAN MATERI 1: MERENCANA ALIGNEMEN VERTICAL JALAN

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

EVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM BENTLEY MX ROAD Rizky Rhamanda NRP:

Eng. Ibrahim Ali Abdi (deercali) 1

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

2.1 ANALISA JARINGAN JALAN

BAB II STUDI PUSTAKA

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal

Analisis Tegangan dan Regangan

BAB II STUDI PUSTAKA

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

BAB III LANDASAN TEORI

ELEMEN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PENGHUBUNG PERKEBUNAN PT. JEK (JABONTARA EKA KARSA) BERAU-KALIMANTAN TIMUR

BAB II DASAR TEORI D3 TEKNIS SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Debi Oktaviani Nofita Milla Ana Farida

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Klasifikasi Jalan

I Dewa Made Alit Karyawan*, Desi Widianty*, Ida Ayu Oka Suwati Sideman*

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN LAYOUT SIMPANG JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titik

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

Lentur Pada Balok Persegi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan disain yang menggunakan material tersebut telah sangat luas sehingga material

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Dasar Perencanaan Geometrik Pengertian

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

OPTIKA GEOMETRI. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Topi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini.


MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. melayani kapal, dalam bongkar/muat barang dan atau menaikkan/menurunkan

DAFTAR NOTASI. tarik dan mempunyai titik pusat yang sama dengan. titik pusat tulangan tersebut, dibagi dengan

Tinggi mata pengeraudi merupakan faktor utaraa

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

BAB II STUDI PUSTAKA

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN PANDAAN TAPEN KOTA MADYA SALATIGA TUGAS AKHIR

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

yang mempunyai panjang kelandaian lebih dari 250 m yang sering dilalui kendaraan berat.

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Dasar Perencanaan Geometrik

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Bab II Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. harus memiliki jarak pandang yang memadai untuk menghindari terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan

BAB VII PERENCANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

Transkripsi:

BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat melayani lalu linta eara optimal dan memberikan kenyamanan erta keamanan bagi para pengguna jalan. Untuk itu dalam perenanaan geometrik jalan perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi bentuk dari geometrik jalan terebut, eperti halnya kela jalan, klaifikai medan, jari-jari kelengkungan renana, udut tikungan, kelandaian tanjakan/turunan jalan, panjang lengkung jalan vertikal, dan elevai jalan. Pada perenanaan geometrik jalan dibagi menjadi tiga elemen yaitu alinyemen horizontal yang merupakan proyeki horizontal dari umbu jalan tegak luru bidang peta ituai, dan alinyemen vertikal yang merupakan perpotongan bidang vertikal bidang permukaan perkeraan jalan melalui umbu jalan, erta penampang melintang jalan yang juga merupakan potongan melintang jalan tegak luru umbu jalan.. Klaifikai Jalan Pada umumnya jalan raya dapat dikelompokkan dalam klaifikai menurut funginya, dimana peraturan ini menakup tiga golongan penting, yaitu:

6 a. Jalan Arteri (Utama) Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama, dengan iri-iri perjalanan jarak jauh, dan keepatan rata-rata tinggi. Dalam kompoii lalu lintanya tidak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan bermotor. Jalan raya dalam kela ini merupakan jalan-jalan raya berjalur banyak dengan kontruki perkeraan dari jeni yang terbaik. b. Jalan Kolektor (Sekunder) Jalan kolektor adalah jalan raya yang melayani angkutan dengan iri-iri perjalanan jarak edang, dan keepatan rata-rata edang.. Jalan Lokal (Penghubung) Jalan penghubung adalah jalan yang melayani angkutan etempat dengan iri-iri perjalanan yang dekat, keepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan mauk tidak dibatai. Dimana merupakan kontruki jalan berjalur tunggal atau dua. Adapun klaifikai jalan menurut medan yang dilalui terebut terdiri dari tiga medan jalan yaitu ebagai berikut: Tabel.1 Klaifikai Menurut Medan Jalan No. Jeni Medan Kemiringan Medan (%) 1 Dataran (D) < 3 Perbukitan (B) 3 5 3 Pegunungan (P) > 5 Keepatan renana untuk untuk maing-maing fungi dan medan jalan di tetapkan eperti dapat dilihat pada Tabel..

7 Tabel. Keepatan Renana Seuai Klaifikai Fungi dan Medan Jalan Fungi Keepatan Renana (km/jam) Jalan Datar Bukit Pegunungan Arteri 70 10 60 80 40 70 Kolektor 60 90 50 60 30 50 Lokal 40 70 30 50 0 30.3 Jarak Pandang Jarak pandang adalah uatu jarak yang diperlukan oleh eorang pengemudi pada aat mengemudi edemikian ehingga jika pengemudi melihat uatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan euatu untuk menghindari bahaya terebut dengan aman. Jarak pandang dibedakan menjadi dua, yaitu Jarak Pandang Henti (Jh) dan Jarak Pandang Mendahului (Jd). Adapun jarak minimum yang diperlukan orang untuk melakukan perhentian aat melihat halangan didepannya adalah ebagai berikut: Tabel.3 Jarak Pandang Henti (Jh) Minimum Vr (km/jam) 10 100 80 60 50 40 30 0 Jh minimum (m) 50 175 10 75 55 40 7 16 Sedangkan jarak minimum yang diperlukan pengendara untuk dapat mendahului adalah ebagai berikut: Tabel.4 Jarak Pandang Mendahului (Jd) Minimum Vr (km/jam) 10 100 80 60 50 40 30 0 Jd minimum (m) 800 670 550 350 50 00 150 100

8.4 Alinyemen Jalan Alinyemen jalan merupakan bagian dari geometrik jalan yang difokukan pada perenanaan tikungan jalan dan tanjakan maupun turunan uatu jalan. Maka dari itu perenanaan alinyemen jalan haru diperhitungkan dengan baik, agar hail perenanaan yang didapatkan dapat memberikan kenyamanan dalam berkendara..4.1 Alinyemen Horizontal Ditinjau eara keeluruhan, penetapan alinyemen horizontal haru dapat menjamin keelamatan maupun kenyamanan bagi pemakai jalan. Dengan demikian maka menurut peraturan Bina Marga etiap keepatan renana yang ditetapkan mempunyai jari-jari minimum yang diperbolehkan untuk direnanakan. Tabel.5 Panjang Jari-Jari Minimum Vr (km/jam) 10 100 80 60 50 40 30 0 R min (m) 600 370 10 110 80 50 30 15 Adapun jeni kurva dari alinyemen horizontal dibagi menjadi tiga yaitu: a. Full Cirle Bentuk tikungan ini dipergunakan apabila dalam perenanaannya diperoleh nilai R yang bear. Jeni tikungan ini hanya terdiri dari bagian uatu lingkaran aja. b. Spiral Cirle Spiral Dalam bentuk tikungan ini, merupakan lengkung peralihan dari bagian luru (tangen) menjadi bentuk lingkaran. Fungi utama dari peralihan lengkung terebut adalah agar perubahan entrifugal yang timbul pada waktu

9 kendaraan memauki atau meninggalkan tikungan dapat terjadi eara berangur-angur dan tidak mendadak. Dengan demikian diharapkan agar kendaraan dapat melintai jalur yang telah diediakan dengan nyaman.. Spiral Spiral Tikungan berbentuk piral-piral adalah lengkung tanpa buur lingkaran. Pada tikungan piral-piral dipergunakan pada tikungan yang tajam. Adapun peramaan yang digunakan untuk menari parameter tikungan ama eperti parameter yang digunakan pada tikungan piral irle piral. Khuu untuk piral-piral digunakan bila L < 5 meter. Khuu untuk tikungan jeni piral piral, tikungan ini tidak mempunyai lengkung irle. Maka berlaku kondii ebagai berikut: Karena θ = 0, maka = θ L = 0, maka L = L.4. Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu: a. Lengkung Vertikal Cembung Lengkung vertikal embung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di ata permukaan jalan yang berangkutan. Adapun jeni-jeni lengkung vertikal embung adalah: g1 = + g = - g1 = + g = - g1 = - g = - Gambar.1 Jeni Lengkung Vertikal Cembung

10 b. Lengkung Vertikal Cekung Lengkung vertikal ekung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di bawah permukaan jalan. Adapun jeni-jeni lengkung vertikal embung adalah: g1 = - g = + g1 = - g = + g1 = + Gambar. Jeni Lengkung Vertikal Cekung g = +.5 Parameter Perenanaan Geometrik Jalan.5.1 Parameter Perhitungan Alinyemen Horizontal Adapun parameter-parameter dalam perhitungan alinyemen horizontal terdiri dari:.5.1.1 Full Cirle Gambar.3 Alinyemen Horizontal Tipe Full Cirle

11 Parameter yang digunakan dalam perhitungan full irle yaitu: a. Jarak antara TC dan PI Nilai T (jarak antara TC dan PI) dapat dihitung dengan rumu ebagai berikut: 1 T = R.tan...(.1) dimana: T = Jarak antara TC dan PI R = Jari-jari tikungan = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan b. Jarak PI ke Punak Lengkung Tikungan 1 E = R e 1...(.) dimana: E = Jarak PI ke punak lengkung tikungan R = Jari-jari tikungan = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan. Panjang Lengkung Tikungan L π = R...(.3) 180 dimana: L = Panjang lengkung tikungan R = Jari-jari tikungan π = 3,14 = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan

1.5.1. Spiral Cirle Spiral Gambar.4 Alinyemen Horizontal Tipe Spiral Cirle Spiral Parameter yang digunakan dalam perhitungan piral irle piral, yaitu: a. Sudut Puat Lengkung Spiral 90L θ =...(.4) πr dimana: θ = Sudut puat lengkung piral R = Jari-jari tikungan π = 3,14 L = Panjang lengkung piral b. Jarak Titik SC dan CS diukur dari Titik TS dan ST x 3 L = L...(.5) 40R dimana: x = Jarak titik SC dan CS diukur dari titik TS dan ST R = Jari-jari tikungan L = Panjang lengkung piral

13. Jarak Titik SC dan CS diukur dari Bagian Tangen Jalan L y =...(.6) 6R dimana: y = Jarak titik SC dan CS diukur dari bagian tangen jalan R = Jari-jari tikungan L = Panjang lengkung piral d. Abi dari p pada gari tangen Spiral k = x R in θ...(.7) dimana: k = Abi dari p pada gari tangen Spiral x = Jarak titik SC dan CS diukur dari titik TS dan ST R = Jari-jari tikungan θ = Sudut puat lengkung piral e. Panjang Pergeeran Lengkung Cirle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan ( 1 oθ ) p = y R...(.8) dimana: p = Panjang pergeeran lengkung irle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan R = Jari-jari tikungan y = Jarak titik SC dan CS diukur dari bagian tangen jalan θ = Sudut puat lengkung piral f. Jarak Antara Titik TC dan Titik PI T = ( R + p) tan + k...(.9) dimana: T = Jarak antara titik TC dan titik PI

14 R = Jari-jari tikungan P = Panjang pergeeran lengkung irle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan k = Perpanjangan bagian tangen jalan akibat pergeeran lengkung irle g. Jarak PI ke Punak Lengkung Tikungan E = ( R + p) e R...(.10) dimana: E = Jarak PI ke punak lengkung tikungan R = Jari-jari tikungan P = Panjang pergeeran lengkung irle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan h. Sudut Puat Lengkung Cirle = θ...(.11) dimana: = Sudut puat lengkung irle θ = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan = Sudut puat lengkung piral i. Panjang Lengkung Cirle L πr =...(.1) 180 dimana: L = Panjang lengkung irle R = Jari-jari tikungan

15 = Sudut puat lengkung irle π = 3,14 j. Panjang Lengkung Tikungan L = L + L...(.13) dimana: L = Panjang lengkung tikungan L = Panjang lingkung piral L = Panjang lengkung Cirle CATATAN: L > 5 meter L p = 4 R 0,5 meter Jika nilai p eperti pada peramaan di ata maka tikungan menjadi full irle.5.1.3 Spiral Spiral Gambar.5 Alinyemen Horizontal Tipe Spiral Spiral

16 Parameter yang digunakan dalam perhitungan piral piral, yaitu: a. Jarak dari titik TS ke titik SC x 3 L = L...(.14) 40R dimana: x = Jarak titik SC dan CS diukur dari titik TS dan ST R = Jari-jari tikungan L = Panjang lengkung piral b. Jarak Titik SC dan CS diukur dari Bagian Tangen Jalan L y =...(.15) 6R dimana: y = Jarak titik SC dan CS diukur dari bagian tangen jalan R = Jari-jari tikungan L = Panjang lengkung piral. Perpanjangan Bagian Tangen Jalan Akibat Pergeeran Lengkung Cirle k = x R in θ...(.16) dimana: k = Perpanjangan bagian tangen jalan akibat pergeeran lengkung irle x = Jarak titik SC dan CS diukur dari titik TS dan ST R = Jari-jari tikungan θ = Sudut puat lengkung piral d. Panjang Pergeeran Lengkung Cirle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan ( 1 oθ ) p = y R...(.17)

17 dimana: p = Panjang pergeeran lengkung irle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan R = Jari-jari tikungan y = Jarak titik SC dan CS diukur dari bagian tangen jalan θ = Sudut puat lengkung piral e. Jarak Antara Titik TC dan Titik PI T = ( R + p) tan + k...(.18) dimana: T = Jarak antara titik TC dan titik PI R = Jari-jari tikungan P = Panjang pergeeran lengkung irle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan k = Perpanjangan bagian tangen jalan akibat pergeeran lengkung irle f. Jarak PI ke Punak Lengkung Tikungan E = ( R + p) e R...(.19) dimana: E = Jarak PI ke punak lengkung tikungan R = Jari-jari tikungan P = Panjang pergeeran lengkung irle diukur tegak luru dari bagian tangen jalan = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan

18 g. Panjang Lengkung Tikungan L = L...(.0) dimana: L = Panjang lengkung tikungan L = Panjang lingkung piral L = Panjang lengkung Cirle h. Sudut Lengkung Spiral θ =...(.1) dimana: θ = Sudut puat lengkung piral = Sudut tangen/udut defleki/udut tikungan i. Panjang Lengkung Peralihan L π = θr...(.) 90 dimana: L = Panjang lingkung piral θ = Sudut puat lengkung piral R = Jari-jari tikungan π = 3,14.5. Parameter Perhitungan Alinyemen Vertikal g1 = + g = - g1 = + g = - g1 = - g = - g1 = - g = + g1 = - g = + g1 = + Gambar.6 Jeni Lengkung Vertikal Cembung dan Cekung g = +

19 Pada daarnya perenanaan perhitungan lengkung vertikal ekung ama dengan vertikal embung. Yang menjadi perbedaan adalah dalam perhitungan kelandaiannya. Adanya kelandaian makimum dimakudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak teru tanpa kehilangan keepatan yang berarti. Kelandaian makimum untuk berbagai keepatan renana dapat dilihat pada Tabel.6. Tabel.6 Kelandaian Makimum untuk Berbagai Vr Vr (km/jam) 10 110 100 80 60 50 40 <40 Kelandaian Makimum (%) 3 3 4 5 8 9 10 10 Adapun parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan lengkung vertikal adalah ebagai berikut: A = g - g 1... (.3) Jika nilai beda aljabar negatif (-) maka lengkung vertikal berbentuk embung, edangakan jika nilai beda aljabar (A) adalah poitif maka lengkung vertikal berbentuk ekung. Panjang lengkung vertikal, L dapat diperoleh dari peramaan-peramaan berikut: 1. Lengkung Cembung Vertikal a. Berdaarkan Jarak Pandang Henti Jh < L Jh > L A Jh L =...(.4) 399 399 L = Jh...(.5) A

0 b. Berdaarkan Jarak Pandang Mendahului Jh < L Jh > L A Jd L =...(.6) 840 840 L = Jd...(.7) A. Berdaarkan Kenyamanan A V L =...(.8) 389 d. Berdaarkan Keluwean L = 0, 6V...(.9) e. Berdaarkan Drainae L = 50A...(.30). Lengkung Cekung Vertikal a. Berdaarkan Jarak Pandang Henti Jh < L Jh > L A Jh L =...(.31) 10 + 3,5Jh 10 + 3,5Jh L = Jh...(.3) A b. Berdaarkan Kenyamanan A V L =...(.33) 389. Berdaarkan Keluwean L = 0, 6V...(.34) d. Berdaarkan Drainae L = 50A...(.35)

1 Berdaarkan peramaan rumu untuk menghitung panjang lengkung vertikal tidak emua peramaan dan hail dapat digunakan. Karena pada etiap hail dan perenanaan berkaitan pula dengan tingkat keekonomian atau penghematan biaya. Untuk mengatai maalah terebut, maka jalan perlu diberikan rambu-rambu untuk pengendara agar dapat mengantiipai keadaan atau kondii jalan di depannya. Peramaan-peramaan yang digunakan dalam perhitungan lengkung vertikal adalah ebagai berikut: AL EV = (untuk X = ½ L)...(.36) 800 A y = ± x L...(.37) y = Elev.P ± g x y...(.38) dimana: L = Panjang lengkung vertikal EV = Jarak dari titik PVI ke makimum lengkung (L/). y' = Panjang lekuk y = Elevai jalan A = Perbedaan aljabar untuk kelandaian g = Kelandaian tangen (%) CATATAN: - kelandaian mendaki (pendakian), diberi tanda, g(+) - kelandaian menurun (penurunan), diberi tanda, g( )