PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

Volume 8, Nomor 2, Desember 2012

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB II LANDASAN TEORI

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

Sri Indra Maiyanti, Irmeilyana,Verawaty Jurusan Matematika FMIPA Unsri.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN

Corresponding Author:

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

Transkripsi:

Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER (The Effects of Drect Loan for Communty on Rce Farms Income and Effcency n Penajam Paser Utara Dstrct) Maryah Fakultas Pertanan Unverstas Mulawarman Samarnda 75 Telp.5-797 E-mal: ade_maryah@yahoo.com ABSTRACT The objectve of ths study was to analyze the performance of program and estmate the effects of program on rce farms ncome and effcency. The research used cross-sectonal data from 8 sample farmers, consstng of 5 farmers wth and 5 farmers wthout. The stochastc fronter producton estmaton usng Maxmum Lkelhood Estmaton showed that kalum and labour had postve sgnfcant effect on the output level. Usng TE effect model, the fndngs of study showed that the man factors determnng the rate of effcency were total ncome, dependency rato, and. The average techncal, allocatve, and economc effcences of the farmers were hgher than those of non- farmers. Both and non- farmers were techncally effcent, but allocatvelly and economcally neffcent. The mportance and performance analyss ndcated that performance of was lower than mportance ths program. program was sgnfcantly nfluenced the ncrease n the farmers ncome. The polcy mplcaton of these fndngs ndcated that there was a room to mproved effcency by mprovng techncal aspect of rce producton through extenson programs. Key words:, effcency, stochastc fronter, Importance - Performance Analyss. PENDAHULUAN Program utama pembangunan pertanan perode tahun 5 9 yatu program penngkatan ketahanan pangan (Departemen Pertanan, 5). Komodtas pad sawah adalah salah satu tanaman pangan yang sangat pentng dan strategs kedudukannya sebaga sumber penyedaan kebutuhan pangan pokok berupa beras. Namun, produks pad cenderung stagnan bahkan menurun dan konds kesejahteraan petan tu sendr juga terus mengalam penurunan. Penngkatan produks dan ketersedaan pangan dlaksanakan dengan konsep pemberdayaan masyarakat tan. Konsep n dlakukan melalu pola pendanaan dekonsentras dan bertumpu pada potens daerah. Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memfokuskan program pengembangan sektor pertanan sub sektor tanaman pangan, khususnya pad sawah dan berambs mewujudkan daerahnya sebaga lumbung pad d Kalmantan Tmur. Pertumbuhan produks pad sawah,9%/tahun mash lebh rendah darpada laju pertumbuhan penduduk d Kabupaten PPU sebesar,%/ tahun. Pengembangan pad sawah ddukung dengan adanya peluang pasar berupa kesenjangan pemenuhan beras d Kalmantan Tmur, ketersedaan lahan dan program pendukung berupa pnjaman langsung yang ddana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasonal (APBN). Permasalahannya, tngkat produktvtas usahatan d Kabupaten PPU,-, ton/ha mash lebh rendah jka dbandngkan dengan produktvtas pad d daerah lan yang mampu mencapa,7-, ton/ha. D sampng tu, luas sawah yang baru termanfaatkan sektar rbu ha dengan frekuens tanam sekal setahun dar. ha lahan potensal. Rendahnya produktvtas usahatan pad sawah dan pemanfaatan lahan potensal dduga berkatan erat dengan tngkat penggunaan nput petan yang mash rendah dan kombnas penggunaan nput yang belum optmal. Penggunan rata-rata nput berupa pupuk sepert Urea, SP- dan KCl adalah 8 kg, 5 kg, dan 8.5 kg per hektar. Konds n mash lebh rendah darpada doss rekomendas, yakn Urea 5 kg, SP- 9-5 kg, dan KCl 75- kg per hektar. Penggunaan nput yang rendah dduga dsebabkan oleh modal yang kurang, sehngga petan tdak mampu membel sarana produks dan n berakbat pada rendahnya tngkat produks. Keadaan n membuat petan pad

EPP.Vol. No.. 9 : 9- berupaya mencar tambahan modal melalu pnjaman dar phak lan. Salah satu sumber modal yang dapat dmanfaatkan oleh petan pad sawah d Kabupaten PPU yatu Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat (), sehngga perlu dkaj bagamana peran terhadap permodalan petan pad sawah d Kabupaten PPU? merupakan dana penguatan modal untuk kelompok yang dsalurkan langsung ke rekenng kelompok dan dkelola secara terorgansr dengan mekansme tertentu. Dana n bukan bantuan cuma-cuma, tetap pnjaman yang harus dkembalkan. Dana yang telah tersalur dalam jangka waktu tahun harus dkembalkan untuk dsalurkan kembal kepada kelompok tan lan yang membutuhkan. Dar dana yang tersalur hngga Oktober d Kabupaten PPU tercatat bahwa angsuran yang dlakukan kelompok tan belum lunas, persentase pengembalan baru mencapa 5 persen dar dana yang tersalur atau sebesar Rp, mlyar. Pelaksanaan telah berlangsung lma tahun d Kabupaten PPU. Hal n menmbulkan dugaan bahwa terdapat faktorfaktor program yang pelaksanaannya tdak sesua dengan harapan. Perlu dkaj faktorfaktor apa saja yang harus dperbak dalam pelaksanaan? darahkan pada penguatan modal usaha kelompok yang dkut dengan usaha perbakan tekns buddaya. Adanya n dharapkan petan berseda mengadops teknolog baru dan mampu menngkatkan penggunaan nput produks menjad efsen, sehngga produks dan produktvtas usahatan menngkat dan pada akhrnya mampu menngkatkan pendapatan petan pad sawah d Kabupaten PPU. Oleh karena tu, perlu dkaj bagamana pengaruh program terhadap produks dan pendapatan petan pad sawah d kabupaten PPU? Respon jumlah produks terhadap perubahan jumlah faktor produks menjad ndkator efsens usahatan. Tngkat penggunaan nput yang rendah dan belum optmal akbat kekurangan modal menyebabkan rendahnya tngkat produks, sehngga efsens usahatan pad sawah d Kabupaten PPU dduga pula mash rendah. Penngkatan efsens usahatan dpengaruh oleh knerja petan dalam pengelolaan usahatannya dan pemanfaatan fasltas dana bantuan yang dterma. Knerja petan erat hubungannya dengan konds sosal ekonom petan, bak faktor nternal maupun eksternal. merupakan salah satu faktor eksternal petan, sehngga perlu dkaj bagamana tngkat efsens usahatan pad sawah d Kabupaten PPU dan apakah menjad salah satu faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan pad sawah d Kabupaten PPU? Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dkemukan d atas, maka peneltan n bertujuan untuk mengetahu:. Peran dana terhadap permodalan petan pad sawah penerma d Kabupaten PPU.. Faktor - faktor pelaksanaan yang harus dperbak.. Pengaruh program terhadap tngkat produks dan pendapatan petan pad penerma d Kabupaten PPU.. Tngkat efsens usahatan pad sawah d Kabupaten PPU dan faktor-faktor yang mempengaruh efsens. METODE PENELITIAN Peneltan dlaksanakan d Kecamatan Babulu Kabupaten PPU. Pemlhan lokas dlakukan secara purposve dengan pertmbangan daerah tersebut adalah sentra produks pad yang menerma program, memlk lahan potensal untuk pengembangan pad sawah dan peluang pasar. Peneltan dlaksanakan sejak Jun sampa Agustus 7. Pengamblan contoh dlakukan dengan metode membandngkan antara petan pad sawah penerma dan bukan penerma d desa yatu Desa Rawa Mula dan Babulu Darat. Petan contoh yang dgunakan dalam peneltan n sebanyak 8 orang yatu 5 petan contoh penerma dan 5 petan contoh bukan penerma. Model dan metode analss data dalam peneltan n adalah:. Evaluas Pelaksanaan Program Peran terhadap permodalan dlakukan dengan metode deskrptf kualtatf. Evaluas pelaksanaan program dlakukan dengan analss mportance dan performance (Rangkut, ).. Analss Fungs Produks Stochastc Fronter Model emprs fungs produks stochastc fronter Cobb-Douglas yang dgunakan dalam peneltan n drumuskan pada persamaan berkut: ln Y ln X ln X ln X g ) ln X 5 ln X 5 ln X D e...............(.) d mana: Y = jumlah total produks pad (kg gabah kerng panen), X X X X = luas lahan usahatan pad sawah (ha), = jumlah benh pad (kg), = pupuk N (kg), = pupuk P (kg), 7

Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) X 5 = pupuk K (kg), X = tenaga kerja (keluarga + buruh + ternak + mesn) (HOK), D = varabel dummy untuk (D = jka petan penerma, D = jka petan bukan penerma ), e g = error, dmana e g = v -u, v = a symmetrc, normally dstrbuted random error, u = a one-sded error term (u ). Tanda parameter yang dharapkan adalah:,,,, 5,, 7. Pengujan terhadap perbedaan pendapatan antara petan contoh penerma dan bukan penerma dgunakan uj t.. Analss Efsens Tekns dan Inefsens Konsep efsens menurut Farrel (957), Lau dan Yotopaulos (97) dbedakan menjad tga yatu: () efsens tekns (techncal effcency), dan () efsens harga/alokatf (prce/allocatve effcency), dan () efsens ekonoms (economc effcency). Efsens tekns ddefnskan sebaga raso dar produks aktual dar petan pada tngkat tekns kemungknan produks maksmum. Efsens alokatf menunjukkan kemampuan memlh tngkat nput optmal pada harga nput tertentu. Efsens ekonoms adalah kombnas antara efsens tekns dan efsens harga. Y Y Y E C P X B D A TPP MVP X X MVP Gambar. Pengaruh perubahan teknolog terhadap penggunaan nput dan output usahatan. Sumber: Herdt dan Mandac, 98. F TPP Program merupakan bentuk kredt porgram dar pemerntah yang dharapkan dapat membantu petan dalam mengatas kendala modal dalam pelaksanaan usahatan dan dharapkan dapat menngkatkan efsens penggunaan nput. Perubahan efsens akan dtunjukkan dengan pergeseran kurva produks total ke atas atau pergeseran kurva produk marjnal ke kanan. Lebh lanjut pengaruh program dapat djelaskan pada Gambar. TPP adalah kurva produks total sebelum ada, dengan penggunaan nput sebesar X akan menghaslkan output sebesar Y dan tngkat keuntungan sebesar segtga CP x D. Setelah tersedanya maka kurva bergeser menjad TPP. Sebaga akbatnya, alah pergeseran kurva produk marjnal dar MVP menjad MVP. Dengan asums dalam keadaan pasar bersang sempurna dan petan bertujuan untuk mencapa keuntungan maksmum, maka untuk mencapa keuntungan maksmum petan akan berproduks pada tngkat produks d mana raso harga faktor produks (P x ) terhadap harga output (P y ) sama dengan produk marjnal. Petan akan menngkatkan penggunaan faktor produks (X) dar X satuan menjad X satuan, dan produks (Y) menngkat dar Y satuan menjad Y satuan. Keuntungan yang dperoleh petan setelah adanya sebesar segtga CPxF. Dengan demkan pengaruh program terhadap tngkat penggunaan nput dan output alah terjadnya penngkatan penggunaan nput sebesar X X satuan dan penngkatan output sebesar Y Y. Analss efsens tekns dukur dengan menggunakan rumus berkut: TE E exp( ) u =,,,...,N...(.) dmana TE adalah efsens tekns petan ke-, exp( E ) adalah nla harapan (mean) u dar u dengan syarat, jad TE. Efek nefsens tekns mengacu kepada model efek nefsens tekns yang dkembangkan oleh Battese dan Coell (998) dnyatakan sebaga berkut: Z Z Z Z u 5Z 5 Z 7Z 7 8Z8...(.) d mana: u = efek nefsens tekns, = konstanta, Z = umur petan (tahun), Z = tngkat penddkan formal petan (tahun), = pengalaman petan (tahun), Z

EPP.Vol. No.. 9 : 9- Z Z 5 Z Z 7 = pendapatan total (Rp juta), = luas lahan (hektar), = raso anggota keluarga yang tdak bekerja dengan anggota keluarga yang bekerja, = dummy suku (Jawa =, Bukan Jawa = ), Z 8 = varabel dummy untuk ( = jka petan penerma, = jka petan bukan penerma ), e = error term. Tanda parameter yang dharapkan adalah:,,,,,,., 5 7 8 Agar konssten maka pendugaan parameter fungs produks dan neffcency functon (persamaan. dan persamaan.) dlakukan secara smultan dengan program FRONTIER. (Coell, 99).. Analss Efsens Alokatf dan Ekonoms Efsens alokatf dan ekonoms dukur dengan menurunkan terlebh dahulu fungs baya dual dar fungs produks stochastc fronter. Bentuk fungs baya dual yang dturunkan dar fungs produks stochastc fronter adalah: dmana: 7 j x r O j C k P Y...(.7) j. rb, r bj, k j r dan r b j b j b untuk =,,...,7 merupakan nla parameter j hasl estmas fungs stochastc fronter. P Xj merupakan harga dar nput-nput produks ke-j. Varabel Y O merupakan tngkat output observas dar petan contoh. Efsens ekonoms dperoleh dar raso baya mnmum terhadap baya observas petan contoh, sedangkan efsens alokatf dperoleh dar raso EE/ET. HASIL DAN PEMBAHASAN Peran terhadap Permodalan Usahatan Petan contoh penerma mendapat tambahan modal dar dana antara 8-8 persen dar modal usaha yang dbutuhkan dan ssanya berasal dar modal sendr. Sedangkan petan contoh bukan penerma 88,89% menggunakan modal sendr dan ssanya memperoleh pnjaman dar tengkulak. Berdasarkan hal tersebut, dketahu bahwa permodalan usahatan pad sawah d Kabupaten PPU mash ddomnas oleh modal sendr dan persentase bantuan pemerntah melalu program terhadap permodalan mash relatf kecl, namun cukup berperan sebaga dana stmulan usahatan. Peneltan n sejalan dengan Rachman, dkk (5) yang mengemukakan bahwa 5-9% pembayaan usahatan berasal dar modal sendr. Petan penerma memlk ketersedaan modal sendr yang lebh rendah darpada petan bukan penerma. Ketersedaan modal petan untuk musm tanam berkutnya sangat dpengaruh oleh penjualan hasl panen. Petan penerma cenderung melakukan penjualan langsung setelah panen dan sebagan besar kepada tengkulak, sedangkan petan bukan penerma melakukan penjualan gabah tdak secara langsung setelah panen namun dlakukan penympanan terlebh dahulu baru djual jka dperlukan. Petan penerma belum mampu melakukan penympanan hasl panen dsebabkan kebutuhan dana untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, memenuh kebutuhan hdup keluarga sehar-har, serta untuk melakukan angsuran pnjaman dana. Peran kelompok tan dalam penjualan hasl panen n belum terlhat. Peran kelompok tan untuk melakukan pembelan gabah dar anggotanya n terkendala dengan modal. Berdasarkan konds n maka kelompok tan juga perlu dber bantuan permodalan atau bekerjasama dengan Lembaga Keuangan Mkro (LKM) atau Usaha Pengglngan Gabah Dolog (UPGD) sebaga bagan dar program ketahanan pangan guna memberkan harga yang wajar kepada petan dan membantu permodalan petan. Analss Pendapatan Usahatan Petan contoh penerma memlk rata-rata luasan sawah,8 ha lebh sempt dbandngkan dengan petan contoh bukan penerma dengan rata-rata luasan sawah.5 hektar. Rata-rata produktvtas usahatan pad sawah petan penerma lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma dengan selsh 8 kg. Berdasarkan data (Tabel ) dapat dtark kesmpulan bahwa program berhasl menngkatkan produks melalu produktvtas lahan. Rata-rata jumlah Urea dan KCl yang daplkaskan oleh petan penerma dalam pemupukan pad sawah secara sgnfkan lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma. Jka dbandngkan dengan data penggunaan pupuk sebelum adanya program, maka penggunaan kedua jens pupuk n mengalam penngkatan bak pada petan penerma maupun bukan penerma.

Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) Tabel. Analss pendapatan usahatan pad sawah per hektar d Kabupaten PPU tahun 7. Uraan Jumlah Fsk Nla (%) ( Rp) Produks (kg),9. Penermaan 7,9. Pengeluaran A. Baya Tuna. Benh (kg).98.59.8. Pupuk (kg) a.urea 7.99 8.9. b. SP 55.8.9. c. KCl.5 9.8.. Pestsda 9.5.. TK Luar Keluarga.7,789.. (HOK) Total Baya Tuna,7.9 55. B. Baya Dperhtungkan. TK Dalam Keluarga.8,55..5 (HOK). Sewa Lahan 5.. Total Baya,955.. Dperhtungkan C. Total Baya,. D. Pendapatan atas Baya,95.7 Tuna E. Pendapatan atas Baya,99.7 Total Uraan Bukan Jumlah Fsk Nla (%) ( Rp) Produks (kg),. Penermaan,. Pengeluaran A. Baya Tuna. Benh (kg) 7.5.97.. Pupuk (kg) a.urea 85.57 8..5 b. SP 55...85 c. KCl. 5..7. Pestsda 9. 5.. TK Luar Keluarga.5,. 5.58 (HOK) Total Baya Tuna,898.8 5.95 B. Baya Dperhtungkan. TK Dalam Keluarga.,5..7 (HOK). Sewa Lahan 5..8 Total Baya,75. 8.5 Dperhtungkan C. Total Baya,5.8 D. Pendapatan atas Baya,5.8 Tuna E. Pendapatan atas Baya,7.8 Total Jka asums harga jual yang dterma adalah sama, maka penermaan usahatan petan penerma lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma. Komponen baya terbesar yang dalokaskan petan adalah baya tenaga kerja. Pendapatan tuna petan penerma lebh tngg dan berbeda nyata dengan petan bukan penerma. Hasl n sejalan dengan Noor dan Namuddn (). Importance-Performance Analyss Keseluruhan analss mportance dan performance menunjukkan bahwa tngkat knerja program pada tahun 7 berada lebh rendah darpada tngkat kepentngannya, dengan selsh nla rata-rata sebesar %. Beberapa faktor yang menjad penyebab ketdakmampuan program mencapa efsens ekonoms usahatan pad sawah d Kabupaten PPU mash harus dperbak berada pada kuadran : () Sosalsas Program, () Pelathan dan Pendampngan Penyuluh, () Pergulran Dana pada Kelompok Lan. Analss Efsens Usahatan Pad Sawah Pendugaan Fungs Produks dengan Metode OLS (Ordnary Least Squares) dan MLE (Maxmum Lkelhood Estmaton) Pendugaan parameter fungs produks Cobb-Douglas dengan metode OLS (Tabel ) memberkan gambaran knerja rata-rata dar proses produks petan pada tngkat teknolog yang ada, sedangkan hasl pendugaan dengan metode MLE (Tabel ) menggambarkan knerja terbak (best practce) dar petan contoh pada tngkat teknolog yang ada. Hasl pendugaan fungs produks dengan OLS sebaga dasar untuk menganalss pergeseran fungs produks. Hasl pengujan untuk mengetahu perbedaan slope dan ntersep menggunakan uj F memperoleh hasl F htung yang lebh kecl darpada F tabel yang berart tdak terdapat perbedaan antara beberapa fungs produks yang duj. Peubah dummy untuk status petan penerma menunjukkan hasl yang postf dan tdak nyata, sehngga fungs produks gabungan tanpa dummy yang dgunakan untuk analss selanjutnya. Fenomena n bsa djelaskan dengan Gambar. Penambahan jumlah nput atau penggunaan faktor produks dar X menjad X menyebabkan penambahan baya. Petan penerma dan bukan penerma memlk kecenderungan tngkat penggunaan propors nput yang sama-sama menngkat. Jka produks yang dhaslkan oleh petan penerma berada pada kurva produks yang sama dengan asums harga nput sama, maka petan penerma akan memlk keuntungan lebh besar atau lebh efsen secara ekonoms. Tabel. Hasl pendugaan fungs produks Cobb-Douglas menggunakan metode OLS. Varabel Input Konstanta Lahan (X) Benh (X) Pupuk N (X) Pupuk P (X) Pupuk K (X5) Tenaga Kerja (X) Dummy (D) 8.58.7 a.55..5.7 -.855 - Bukan.. b.95.97...787 a - Gabungan Tanpa dummy 5.75. a.97. a.8.7 b.775 a - Gabungan dengan dummy 5.9.7 a..99 b.8.7 b.7 b. Adj-R 8. 8.9 79.7 79. F htung.9. 5.8.98 Keterangan: a, b, c sgnfkan pada taraf.,.5, dan.,.5. Model fungs produks rata-rata pad sawah gabungan tanpa dummy d Kabupaten PPU menunjukkan bahwa fungs produks yang terbentuk cukup bak (best ft) menggambarkan perlaku petan contoh d dalam proses produks. Hasl pendugaan menunjukkan bahwa keragaman produks pad sawah d Kabupaten PPU dapat djelaskan oleh keragaman nput sebesar 8%. Varabelvarabel yang berpengaruh nyata terhadap

EPP.Vol. No.. 9 : 9- produks rata-rata adalah lahan (X ), pupuk N (X ), pupuk K (X 5 ), dan tenaga kerja (X ). Varabel benh (X ) dan pupuk P (X ) tdak berpengaruh nyata dengan tanda postf. Hasl uj skala usaha menunjukkan nla F htung (.) lebh kecl dar F.5 =.97, menandakan bahwa ekonom skala usaha berada pada konds constant return to scale. In berart bahwa setap penambahan nput secara proporsonal sebesar persen maka output yang dhaslkan sejumlah persen pula, sehngga analss selanjutnya dlakukan terhadap fungs produks usahatan per hektar. Varabel-varabel yang berpengaruh nyata terhadap produks batas (fronter) adalah pupuk K (X 5 ) dan tenaga kerja (X ). Varabel benh (X ), pupuk N (X ), dan pupuk P (X ) tdak berpengaruh nyata dan bertanda postf. Parameter dugaan merupakan raso dar varans efsens tekns (u ) terhadap varans total produks ( ). Nla adalah.95 artnya 9.5 persen dar total varas produks pad sawah dsebabkan oleh perbedaan dar efsens tekns dan ssanya sebesar.5 persen dsebabkan oleh efek-efek stochastc fronter. Tabel. Hasl Pendugaan Fungs Produks Stochastc Fronter dengan Menggunakan Metode MLE Varabel Input Nla Dugaan Konstanta. Benh (X).7 Pupuk N (X).59 Pupuk P (X).5 Pupuk K (X5). Tenaga Kerja (X).77 Log-Lkelhood OLS 5. Log-lkelhood MLE 5.9 LR.85 Sgma-squared ( s ) Standard error.79.88.5.5..8 t-rato.899.89..9897.97 a.75 a.5.7. Gamma ( ).95.5.55 5 Keterangan: a, b, c sgnfkan pada taraf.,.5, dan.,.5. Efsens Tekns Rata-rata produktvtas yang dcapa sektar 9% dar fronter yakn produktvtas maksmum yang dapat dcapa dengan sstem pengelolaan yang terbak (the best practced). Usahatan pad sawah d Kabupaten PPU hanya memlk peluang untuk menngkatkan produktvtas dalam jangka pendek sebesar 7 persen dengan cara mengoptmumkan penggunaan nput usahatan, selebhnya dbutuhkan novas teknolog dan penngkatan manajemen usahatan. Nla rata-rata efsens tekns petan contoh penerma dan bukan penerma (Tabel 5) berbeda nyata secara statstk pada taraf persen dengan nla t-htung.85. Estmas efsens tekns yang lebh tngg pada petan penerma darpada petan bukan penerma dsebabkan oleh tngkat penggunaan nput rl yang lebh bak sehngga produktvtas yang dhaslkan lebh tngg. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata dan menjad determnan nefsens tekns d dalam proses produks usahatan petan contoh adalah pendapatan total, dependency rato, dan. Umur, penddkan, pengalaman, luas lahan keseluruhan yang dmlk petan contoh, dan suku tdak nyata berpengaruh terhadap tngkat nefsens tekns petan contoh karena faktor-faktor n relatf sama antara petan penerma dan bukan penerma. Pendapatan rumah tangga berkorelas postf dengan kemampuan petan dalam menyedakan modal. Kemampuan modal yang menngkat akan mempermudah petan untuk membel nput dalam jumlah yang sesua doss anjuran, mutu yang lebh bak, dan tepat waktu. Angka ketergantungan (Dependency Rato) berpengaruh nyata dan negatf terhadap nefsens tekns. Semakn tngg raso antara anggota keluarga yang tdak bekerja dan bekerja, semakn efsen usahatan. Hal n berkatan dengan pemanfaatan anggota keluarga sebaga tenaga kerja dalam keluarga. berpengaruh negatf dan nyata terhadap nefsens tekns. Artnya, ketersedaan dapat menghlangkan kendala produks dalam memperoleh nput pada saat yang tepat dan dapat menngkatkan efsens tekns petan. Terkat dengan hasl IPA, maka dketahu faktor yang memberkan pengaruh postf terhadap efsens tekns usahatan adalah faktor ketersedaan dana, sedangkan faktor yang mash perlu dperbak adalah pelathan dan pendampngan penyuluh. Dana yang dberkan dalam bentuk uang tuna cenderung d gunakan petan untuk penngkatan penggunaan sarana produks. Pendampngan dar penyuluh akan lebh mendukung petan mengetahu penggunaan nput produks yang efsen. Efsens Alokatf dan Ekonoms Fungs baya fronter (socost fronter) hasl penurunan fungs produks stochastc fronter gabungan tanpa dummy sebaga berkut: ln C.77.58 ln PX. 77 ln PX.9 ln Y.98 ln PX.8 ln PX......(. ln PX. ) d mana: C = baya produks pad sawah per ndvdu petan (Rp); Y = jumlah produks pad sawah; PX = harga rata-rata benh pad, yatu Rp,9.5, PX = harga rata-rata pupuk N, yatu Rp,7; PX = harga rata-rata pupuk P, yatu Rp,8; PX 5 = harga rata-rata pupuk K, yatu Rp,7.5; 5

Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 5 PX = baya tenaga kerja per HOK, yatu Rp,. Rata-rata petan contoh mencapa tngkat efsens alokatf dan ekonoms berturut-turut,8 dan,8. Hal n mengndkaskan bahwa petan belum efsen secara alokatf dan ekonoms. Sebaran efsens alokatf dan ekonoms berdasarkan status petan contoh dalam program (Tabel 5), dperoleh bahwa nla rata-rata efsens alokatf petan penerma dan bukan tdak berbeda nyata. In berart bahwa petan penerma dan petan bukan penerma mencapa tngkat efsens alokatf yang sama pada masng-masng tngkat penggunaan nput, sehngga mash memungknkan untuk mengurang baya melalu realokas nput. Efsens ekonoms yang dcapa oleh petan penerma berbeda nyata dengan petan bukan penerma pada taraf,%. Pencapaan tngkat efsens ekonoms petan penerma lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma dsebabkan oleh pencapaan efsens tekns yang lebh tngg. Hal n bermplkas bahwa penghematan baya dlakukan sebaga perbakan terhadap tngkat efsens alokatf darpada efsens tekns. Tabel 5. Sebaran efsens tekns, alokatf, dan ekonoms berdasarkan status petan dalam program d Kabupaten PPU tahun 7. Selang Efsens.-<.5.5-<..-<.7.7-<.8.8-<.9.9-. Efsens Tekns (%) Bukan.......8.7.. 8.8 75.5 Efsens Alokatf (%) Bukan.8. 8.57... 8.57. 5.7..8. Efsens Ekonoms (%) Bukan.8..9.7 5.7 8.89 8.57. 8.57... Total (5) (5) (5) (5) (5) (5) Rata-rata.978.99.999.8.9.9 t-htung.85 c.. c Keterangan: a, b, c sgnfkan pada taraf.,.5, dan.. Nla efsens ekonoms usahatan yang dcapa bak oleh petan penerma maupun bukan penerma belum efsen. Pelaksanaan program baru mampu mencapa ndkator keberhaslan dalam penguatan modal usahatan, yatu: tersalurnya dana penguatan modal kepada petan dan terjadnya penngkatan produks/ produktvtas usahatan. Ketdakmampuan petan mencapa efsens ekonoms terkat dengan belum terjadnya perubahan manajemen kelompok tan terutama dalam keaktfan menjaln kemtraan usaha untuk penyedaan nput dan pemasaran hasl. Berdasarkan hasl IPA, maka faktor pendampngan penyuluh menjad faktor yang berpengaruh pada tercapanya ndkator keberhaslan n. Fakta d lapangan, hanya Dnas Pertanan Tanaman Pangan dan Bala Penyuluhan Pertanan yang berperan dalam pendampngan kepada petan. Tngkat frekuens penyuluhan rendah dan pertemuan kelompok tan jarang dlakukan sehngga tdak terjad perubahan manajemen kelompok tan. Petan tetap cenderung melakukan pembelan nput secara sendr-sendr. Kelompok tan belum terlbat dalam masalah pembelan nput dan pemasaran hasl. Hal n berdampak pada pencapaan efsens alokatf yang sama antara petan penerma dan bukan penerma. Hal n perlu mendapat perhatan, bahwa pendampngan penyuluh untuk menngkatkan peran aktf kelompok tan sangat dperlukan. Aktvtas kelompok tan melakukan kerjasama dengan phak-phak tertentu dalam hal pemasaran hasl dan pembelan nput secara kolektf dharapkan mampu menngkatkan pencapaan efsens alokatf, sehngga efsens ekonoms usahatan tercapa. Pemerntah daerah perlu memberdayakan kelompok tan dengan member modal untuk melakukan fungs pembelan gabah anggota kelompok tan, sehngga petan mendapat harga wajar dan dapat dmanfaatkan untuk modal tanam berkutnya. Pemerntah Daerah perlu menngkatkan sosalsas program dan pendampngan terhadap petan penerma dengan menambah tenaga penyuluh pertanan dan frekuens pertemuan agar petan memperoleh nformas mengena penggunaan nput yang optmal. Pemerntah Daerah perlu membna kelompok tan penerma dalam hal penyedaan nput secara kolektf dan pemasaran hasl dengan menawarkan jalnan kerjasama dengan phak-phak tertentu. KESIMPULAN Kesmpulan dar hasl peneltan n adalah:. berperan sebaga dana tambahan dengan jumlah yang relatf kecl terhadap permodalan usahatan pad sawah d Kabupaten PPU.. Faktor-faktor program yang mash harus dperbak tngkat knerjanya adalah varabel sosalsas program, pelathan dan pendampngan penyuluh, dan tngkat pergulran dana pada kelompok lan.. Program berpengaruh postf dan nyata terhadap penngkatan produks dan penngkatan pendapatan petan pad sawah d Kabupaten PPU, serta memberkan pengaruh mbas kepada petan bukan

EPP.Vol. No.. 9 : 9- penerma dalam hal penggunaan nput rl yang belum optmal.. Rata-rata petan pad sawah d daerah peneltan efsen secara tekns, tetap belum efsen secara alokatf dan ekonoms dengan nla rata-rata efsens yang dcapa secara berturut-turut,9,,8, and,. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pencapaan efsens tekns adalah pendapatan total, dependency rato, dan. Petan penerma mencapa tngkat efsens usahatan lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma. pelanggan plus analss kasus PLN-JP. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Coell, T. 99. A gude to FRONTIER verson.: A computer program for sdtochastc fronter producton and cost functon estmaton. Centre for effcency and productvty analyss, Unversty of New England, Armdale. Coell, T., D. S. P. Rao and G. E. Battese. 998. An ntroducton to effcency and productvty analyss. Kluwer Academc Publshers, Boston. Farrel, M. 957. The measurement of productvty effcency. Journal of the Royal Statstcs Socety, (): 5-9. Herdt, R. W. and A. M. Mandac. 98. Economc development and cultural change: Modern technology and economc effcency of Phlppne rce farmers. Holmes and Meer Publshers, New York. Namuddn.. Pengaruh program bantuan pnjaman langsung masyarakat () dan faktor sosal ekonom terhadap pendapatan dan penerapan teknolog sap potong d Kabupaten Pasr. Tess Magster Pertanan. Program Stud Pertanan Tropka Basah, Unverstas Mulawarman. Samarnda. Noor, D.. Kebjakan pemberdayaan petan melalu bantuan pnjaman langsung masyarakat d Kabupaten Pasr. Tess Magster Pertanan. Program Stud Pertanan Tropka Basah, Unverstas Mulawarman. Samarnda. Rachman, B., Supryat, dan Supena. 5. Ekonom kelembagaan sstem usahatan pad d Indonesa. SOCA (5):-8. Rangkut, F.. Measurng customer satsfacton: Teknk mengukur dan strateg menngkatkan kepuasan