BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

BAB I PENDAHULUAN. Tata letak fasilitas didefenisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PENGUKURAN WAKTU KERJA

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO

Lamp n (menit) x/n

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

practicum apk industrial engineering 2012

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

Pengukuran Waktu (Time Study) Jam Henti

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

practicum apk industrial engineering 2012

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MODUL II WORK MEASUREMENT

BENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Tabel 4.1 Antropomerti Yang Dipakai Untuk Perancangan Alat Penakaran dan Pengemasan Gula Pasir

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

BAB III LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

BAB III METODE PENELITIAN

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

Transkripsi:

38 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring dengan adanya tuntunan jaman yang setiap waktu dirasakan semakin tinggi, dan sering pula meningkatnya kebutuhan dari masyarakat baik primer maupun sekunder, maka timbullah suatu inisiatif untuk mendirikan suatu usaha yang bergerak dibidang produksi yang diberi nama CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo yang berpusat di Kota Gorontalo, Jalan Yusuf Hasiru Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo. CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo ini berdiri pada tahun 2000 yang dipimpin oleh Bapak Alm. Drs. Mujiharjono dan masa jabatanya hanya sampai pada tahun 2005, setelah bapak I Wayan Sudiartha, SE menyelesaikan magang ke Jepang, kemudian CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo dialihkan kepada beliau hingga sekarang. Pada awalnya usaha ini bergerak dibidang pengelasan dan pembubutan, pada tahun 2007 CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo mengalami perubahan, tidak hanya bergerak di bidang pengelasan dan pembubutan tetapi bisa memproduksi mesin-mesin, seperti : a. Alat pertanian misalnya : mesin perontok padi b. Alat perkebunan misalnya : mesin perontok jagung, mesin penghancur serabut kelapa mesin pembelah durian c. Alat peternakan misalnya : mesin coper/mesin pemotong rumput gajah

39 d. Mesin gergaji, mesin planer scap, mesin lembar seri, mesin penebal, mesin perata Dengan dukungan dari beberapa pihak maka dilakukan peletakan batu pertama pembangunan CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo di areal dengan luas tanah 15x70 m 2 yang berlokasi di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo pada tanggal, 9 Mei 2000. CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo ini mulanya mempunyai tenaga kerja berjumlah 4 orang, tetapi semakin hari permintaan konsumen semakin meningkat sehingga tenaga kerja bertambah hingga 8 orang untuk meningkatkan produksi dan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Demikian seterusnya hingga CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo dengan usaha pengelasan dan pembubutan mengembangkan pemasarannya kedaerah-daerah diseluruh Propinsi Gorontalo maupun luar daerah gorontalo, untuk daerah gorontalo antara lain Kabupaten Pohuwato Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kabupaten Boalemo. Untuk luar daerah gorontalo antara lain Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.

40 3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang ada di CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo ditunjukan pada gambar dibawah ini: PIMPINAN I Wayan Sudiartha BAGIAN ADM. & KEUANGAN Fitrianti BAGIAN PRODUKSI K. Martan BAGIAN PEMASARAN Wayan Muliawan KARYAWAN Sumber : dok CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo, 2012 Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo 3.1.3 Deskripsi Tugas dan Fungsi Masing-Masing Bagian Job description atau pembagian tugas adalah penempatan personal dalam suatu unit organisasi kerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh personal serta jenjang karier yang di tempuh dalam unit organisasi tersebut. 3.1.3.1 Pimpinan Pemimpin jalannya perusahaan dengan memberikan gambaran dan pengarahan dalam menjalankan perusahaan, serta dapat mengontrol kegiatan produksi, administrasi dan keuangan, serta penjualan dan promosi.

41 3.1.3.2 Bagian administrasi dan keuangan 1. Berkewajiban menangani urusan administarasi dalam perusahaan, 2. Membuat perencanaan anggaran berdasarkan rencana kerja 3. Menyusun rencana penggunaan anggaran berdasarkan rencana kerja operasional 4. Membuat bukti pembayaran dan kelengkapannya 5. Mengawasi pengeluaran anggaran 6. Membuat laporan bulanan 7. Membuat jurnal transaksi 8. Membuat laporan berkala 3.1.3.3 Bagian produksi 1. Membuat perencanaan dan menetapkan kapasitas bahan baku dari produk-produk yang diproduksi per hari, per minggu, per bulan dan per tahun. 2. Bekerjsama melakukan koordinasi baik dengan bagian pemasaran tentang kapasitas produksi per hari guna pendataan penjualan produk 3. Melakukan pengecekan peralatan dan mesin untuk kelayakan operasi sebelum produksi 4. Membuat laporan maintenance peralatan dan mesin secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan. 3.1.3.4 Bagian Pemasaran 1. Menyusun anggaran yang berhubungan dengan penjualan dan segala aktivitas yang berhubungan dengan pemasaran

42 2. Melakukan survey dan pengontrolan tentang kepastian dan fluktuasi harga untuk setiap jenis produk 3. Melakukan kerjasama/koordinasi dengan bagian produksi tentang permintaan dan hasil penjualan produk 4. Senantiasa melakukan pelatihan pengembangan skill secara berkala terhadap tenaga pemasaran 5. Pendelegasian kegiatan pemasaran terhadap para staff sesuai dengan jenis produk 6. Membuat laporan hasil penjuan harian, mingguan, bulanan dan tahunan 7. Merencanakan dan melakukan analisa pasar terhadap jenis produk 3.1.3.5 Karyawan 1. Bertugas melaksanakan kegiatan proses produksi. 2. Membersihkan mesin dan peralatan setelah bekerja 3. Saling bekerjasama dengan kepala bagian produksi, demi mempermudah kegiatan proses produksi 4. Bertanggung jawab atas pekerjaannya

43 3.2. Pengolahan Dan Analisa Data 3.2.1. Pengamatan Awal Sebelum memulai penelitian, pengamatan awal dilakukan untuk mengenal dan mendapatkan gambaran awal mengenai spesifikasi mesin perontok jagung, dan informasi mengenai operator di CV. Catur Tunggal Jaya. Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Perontok Jagung Spesifikasi Tipe mesin : PJ-150 Dimensi : 70 x 30 x 130 Kapasitas : 100-185 kg/ jam Diesel : 5,5 HP Tali vambel : B-61 dan A-33 Merek : Dijang dong (home industri) Harga : Rp. 3.500.000,-juta Sumber : CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo 2012 3.2.2. Pengamatan Kondisi Tenaga Kerja CV. Catur Tunggal Jaya memiliki sistem non-shift dengan jam kerja dari jam 08.00 17.00. Pada tugas akhir ini, pengamatan dilakukan pada operator pembuatan mesin perontok jagung. Pengamatan dilakukan pada dari jam 08.00 17.00. CV. Catur Tunggal Jaya memiliki jam kerja selama 8 jam, hal ini dikarenakan jam kerja yang seharusnya 9 jam telah di kurangi jam istrahat selama 1 jam. sedangkan operator memiliki jam kerja 8.5 jam, karena kerja yang seharusnya 9 jam telah dikurangi jam istrahat selama 0.5 jam. Jam istrahat operator tidak di tentukan oleh perusahaan, biasanya mereka beristrahat secara bergantian. 3.2.3. Data Waktu Elemen Kerja Setelah melakukan pengamatan awal produksi pembuatan mesin perontok jagung maka langkah selanjutnya penulis melakukan pengambilan data

44 waktu untuk tiap elemen kerja yang dikerjakan oleh operator. Pengambilan data waktu menggunakan metode pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timming atau metode snap back) dan data waktu proses tiap elemen kerja yang diambil sekitar 48 yang berasal dari kerja seorang operator yang sama pada setiap elemen kerja. Adapun elemen kerja yang diambil pada pembuatan mesin perontok jagung sebagai berikut : 1. Pembuatan rangka kaki Perhitungan waktu elemen kerja rangka kaki dimulai dari pengukuran besi siku 3 x 3 cm, kemudian pemotongan, dilanjutkan dengan pemeriksaan ukuran dan hasil pemotongan dan perhitungan berakhir saat pengeboran besi siku dengan menggunakan mata bor diameter 10 mm. 2. Membuat penutup bawah saringan Perhitungan waktu elemen kerja membuat penutup bawah saringan dimulai saat seng plat di mal, kemudian di potong dengan menggunakan gunting plat dan perhitungan berakhir saat bagian penutup bawah saringan di mal kembali. 3. Membuat penutup samping bawah (kiri dan kanan) Perhitungan waktu elemen kerja membuat penutup samping bawah (kiri dan kanan) dimulai saat seng plat di mal, kemudian di potong dengan menggunakan gunting plat dan perhitungan berakhir saat bagian penutup bawah saringan di mal kembali. 4. Saringan Jagung Perhitungan waktu elemen kerja rangka kaki dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, dilanjutkan dengan pengeboran menggunakan mata bor diameter 10 mm kemudian dilanjutkan dengan melengkungkan.

45 5. Penutup Atas Perhitungan waktu elemen kerja rangka kaki dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian dilanjutkan dengan melengkungkan. 6. Penutup Samping Atas Perhitungan waktu elemen kerja penutup samping atas dimulai dengan membuat mal kemudian dilanjutkan dengan pemotongan. 7. Penutup Pembuangan Tongkol Perhitungan waktu elemen kerja penutup pembuangan tongkol dimulai dengan membuat mal kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kemudian dimal kembali hasil pemotongan tersebut. 8. Penutup Pembuangan Tongkol Perhitungan waktu elemen kerja penutup pembuangan tongkol dimulai saat pengukuran kemudian dipotong setelah dipotong kemudian dimal. 9. Cerobong Perhitungan waktu elemen kerja pembuatan cerobong dimulai saat di mal kemudian dilanjutkan pemotongan setelah itu dimal kembal. 10. Penutup Cerobong Perhitungan waktu elemen kerja penutup cerobong dimulai dengan pengukuran kemudian di potong setelah itu dilengkungkan. 11. Pluit Perhitungan waktu elemen kerja pembuatan pluit dimulai dengan di mal kemudian dilanjutkan pemotongan setelah itu dimal kembal. 12. Penadah Jagung Perhitungan waktu elemen kerja penadah jagung dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian di mal.

46 13. Kipas Perhitungan waktu elemen kerja kipas dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian pembuatan alur spie. 14. Baling-baling Pemukul Perhitungan waktu elemen kerja baling-baling pemukul dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian dilanjutkan dengan pengeboran dan terakhir diratakan. 15. Dudukan mesin Perhitungan waktu elemen kerja dudukan mesin dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian dilanjutkan dengan pengeboran. 16. Perakitan Perhitungan waktu elemen kerja perakitan dimulai dari pengelasan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kemudian digerinda. 17. Finishing Perhitungan waktu elemen kerja finishing dimulai dari pendempulan, penghalusan kemudian pengecatan. Selanjutnya akan dilakukan pengolahan data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian keseragaman, dan kecukupan data dengan menggunakan Microsoft Excel. Bila data waktu tersebut sudah seragam, dan cukup maka datadata tersebut akan diolah dengan mempertimbangkan performance rating dan allowance dari tiap-tiap operator dan tiap-tiap element kerja yang diamati sehingga diperoleh waktu baku. Pengambilan data waktu proses untuk mesin perontok jagung tiap elemennya dapat dilihat pada Lampiran 1.

47 3.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data dengan Metode Jam Henti Data-data yang dibutuhkan dalam melakukan metode jam henti meliputi data waktu proses dari tiap elemen, data waktu mesin, data waktu performance dan allowance dari setiap operator. Pengambilan data berasal dari pembuatan mesin perontok jagung. Pengujian data terhadap data yang telah diambil dengan menggunakan software Microsoft Excel. Di bawah ini merupakan contoh pengujian data waktu elemen kerja pembuatan rangka kaki pada saat pemotongan besi siku. a. Uji keseragaman data Untuk mengetahui apakah data yang ada saat ini seragam atau tidak maka dilakukan suatu uji keseragaman data. Data yang digunakan dalam perhitungan di bawah ini adalah elemen kerja pembuatan rangka kaki pada saat pemotongan besi siku menggunakan rumus sebagai berikut: BKA x k BKB x k Keterangan : BKA = Batas kendali atas, yaitu batas maksimum dimana data yang tidak lebih dari batas tersebut masih tergolong data yang seragam. BKB = Batas kendali bawah, yaitu batas minimum dimana data yang tidak kurang dari batas tersebut masih tergolong data yang seragam. x = Rata-rata data K = Nilai Z dari = Standar deviasi dari data waktu BKA x k (diperoleh dari tabel distribusi normal) 2

48 BKA 132,0625 1,96 7,9664 BKA 147,6767 BKB x k BKB 132,0625 1,96 7,9664 BKB 116,4482 146 BKA Waktu Pemotongan 136 126 Mean 116 BKB Banyaknya Data Gambar 3.2. Hasil Uji Seragam Elemen Kerja Pemotongan Rangka Kaki Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan excel didapatkan bahwa semua data tidak ada yang keluar dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut seragam. Untuk hasil pengujian seragam tiap elemen kerja yang lain dapat dilihat di dalam Lampiran 2. b. Uji kecukupan data Untuk mengetahui apakah data yang ada saat ini cukup atau tidak maka dilakukan suatu uji kecukupan data. Karena data yang ada saat ini lebih dari 30 maka menggunakan rumus sebagai berikut: 40 ' N 30 N N xi 2 xi 2 xi 2 2

49 Keterangan : N = Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk elemen kerja yang diukur N Xi = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan = Data ke-i N N, maka jumlah pengamatan telah cukup (data dikatakan cukup) N < N, maka harus dilakukan tambahan pengamatan karena data kurang Dari rumus dan hasil penolahan di atas maka dilakukan uji kecukupan data untuk elemen kerja pembuatan rangka kaki pada saat dilakukan pemotongan besi siku 3 x 3 : N ' 40 48840127 6339 6339 2 2 N ' 5,7 N' N data cukup Dari hasil pengolahan data diatas, untuk elemen kerja pemotongan sebelum membuat rangka kaki didapat bahwa untuk uji kecukupan data, jumlah data yang diperlukan cukup. Untuk hasil pengujian kecukupan tiap elemen kerja yang lain dapat dilihat di dalam Lampiran 3. c. Penentuan faktor-faktor penyesuaian (p) Di bawah ini merupakan salah satu contoh dari perhitungan faktor-faktor penyesuaian ( performance rating) yang dikategorikan berdasarkan metode westinghouse untuk seorang operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki yaitu:

50 Tabel 3.2 Faktor Penyesuaian Metode Westinghouse Operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 SKILL Good C1 0,06 2 EFFORT Good C1 0,05 3 CONDITION Good C 0,02 4 CONSISTENCY Good C 0,01 Total 0,14 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012 P = 1 + 0,14 = 1,14 Dari hasil pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa performance rating seorang operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki adalah 1,14. Hasil penentuan performance rating untuk elemen-elemen kerja yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 4. d. Penentuan allowance Di bawah ini merupakan salah satu contoh dari perhitungan kelonggaran (allowance) untuk seorang operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki yaitu:

51 Tabel 3.3. Penentuan Allowance operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki No Faktor Kelonggaran Ref % Kelonggaran (%)diambil A. Tenaga Yang Dikeluarkan Ringan 7.5-12,0 10,00 B. Sikap Kerja Membungkuk 4.0-10 7,00 C. Gerakan Kerja Normal 0 0,00 D. Kelelahan Mata Pandangan yang hampir 6.0-7.5 7,00 terus menerus E. Keadaan suhu tempat kerja Normal 0-5 5,00 F. Keadaan atmosfer Cukup 0-5 2,00 G. Keadaan Lingkungan yang baik Bersih,sehat, cerah, 0 0,00 H. Kebutuhan Pribadi Laki-laki 0-2,5 2,00 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012 Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa allowance untuk elemen kerja pemotongan pada pembuatan rangka kaki adalah 33%. Hasil penentuan allowance untuk elemen-elemen kerja yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 5. a. Perhitungan waktu siklus Ws = x / n Ws = 2636 / 48 Ws = 54,92 detik b. Perhitungan waktu normal Wn = Ws x p Wn = 54,92 x 1,14 Wn = 62,61 detik

52 c. Perhitungan waktu baku 100% Wb Wn 100% allowance % 100 Wb 62,61 10033 Wb 93,44 detik Dari hasil pengolahan data diatas, dapat dilihat bahwa perhitungan waktu baku untuk elemen kerja pemotongan pada pembuatan rangka kaki adalah 93,44 detik. Hasil perhitungan waktu baku untuk elemen-elemen kerja yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 5. 3.4. Pembahasan Dari hasil pengolahan data diatas diperoleh total waktu baku tiap elemen kerja sebagai berikut :

53 No. Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Standart Dan Waktu Baku Elemen Kerja Pembuatan Mesin Perontok Jagung 1 RANGKA KAKI 2 3 PENUTUP BAWAH SARINGAN PENUTUP SAMPING BAWAH (KIRI DAN KANAN) 4 SARINGAN JAGUNG 5 PENUTUP ATAS 6 7 8 PENUTUP SAMPING ATAS PEMBUANGAN TONGKOL PENUTUP PEMBUANGAN TONGKOL 9 CEROBONG 10 PENUTUP CEROBONG Elemen Kerja Ws (detik) Wn (detik) Wb (detik) PENGUKURAN 54,92 62,61 77,87 DIPOTONG 132,06 150,55 224,70 DIPERIKSA 226,63 258,35 339,94 DIBOR 226,63 258,35 346,78 DIMAL 65,10 74,22 97,14 DIPOTONG 115,17 131,29 195,96 DIMAL 175,17 199,69 261,37 DIMAL 62,69 71,46 93,54 DIPOTONG 122,75 139,94 208,86 DIMAL 192,04 218,93 286,55 PENGUKURAN 61,85 70,51 87,70 DIPOTONG 132,31 150,84 225,13 DIBOR 646,63 737,15 989,47 DILENGKUNGKAN 132,06 150,55 210,86 PENGUKURAN 72,06 82,15 102,18 DIPOTONG 133,04 151,67 226,37 DILENGKUNGKAN 131,92 150,39 210,62 DIMAL 62,69 71,46 93,54 DIPOTONG 72,21 82,32 122,86 DIMAL 72,04 82,13 107,50 DIPOTONG 122,65 139,82 208,68 DIMAL 185,06 210,97 276,14 PENGUKURAN 72,73 82,91 103,12 DIPOTONG 132,67 151,24 225,73 DIMAL 166,42 189,72 248,32 DIMAL 71,50 81,51 106,69 DIPOTONG 132,02 150,50 224,63 DIMAL 191,92 218,79 286,37 PENGUKURAN 72,73 82,91 103,12 DIPOTONG 131,96 150,43 224,53 DILENGKUNGKAN 73,54 83,84 117,42

54 No. 11 PLUIT 12 PENADAH JAGUNG 13 KIPAS 14 BALING - BALING PEMUKUL 15 DUDUKAN MESIN 16 PERAKITAN 17 FINISHING Elemen Kerja Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012 Ws (detik) Wn (detik) Wb (detik) DIMAL 71,77 81,82 107,09 DIPOTONG 165,69 188,88 281,92 DIMAL 192,00 218,88 286,49 PENGUKURAN 73,48 83,77 104,19 DIPOTONG 107,56 122,62 183,02 DIMAL 166,63 189,95 248,63 PENGUKURAN 61,90 70,56 87,76 DIPOTONG 72,73 82,91 123,75 ALUR SPIE 133,17 151,81 216,87 PENGUKURAN 175,40 199,95 248,70 DIPOTONG 167,31 190,74 284,68 DIBOR 1092,00 1244,88 1670,98 DIRATAKAN 123,31 140,58 184,00 PENGUKURAN 55,04 62,75 78,04 DIPOTONG 132,38 150,91 225,24 DIBOR 191,92 218,79 293,67 PENGELASAN 5164,67 5887,72 7323,03 PEMERIKSAAN 131,17 149,53 199,37 DIGERINDA 308,67 351,88 472,32 PENDEMPULAN 310,33 353,78 505,40 PENGHALUSAN 978,67 1115,68 1593,83 PENGECATAN 1206,50 1375,41 1964,87 Sehingga total waktu yang digunakan untuk membuat 1 unit produk mesin perontok jagung adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Total waktu pembuatan 1 unit produk perontok jagung. Produk Ws (detik) Wn (detik) Wb (detik) Mesin Perontok Jagung 15325,42 17470,98 23317,54 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012 Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa waktu baku pengerjaan mesin perontok jagung selama 23317,54 detik atau 6 jam 28 menit 38 detik.