c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2
|
|
- Hadian Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0, m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0, m 2 1,1513 m 1m x 1140 kg/m 3 = 0,107 kg.m Dimana : Density = massa jenis sabuk yang beratnya 1,14 gr/cm 3 (Lihat lampiran 1 ) a) Gaya sentrifugal sabuk. Gaya sentrifugal sabuk dihitung dengan rumus. T c = M (v) 2 = 0,107 kg.m (2,40 m/s) 2 = 0,61 N b) Tegangan maksimum sabuk. Tegangan maksimum sabuk dihitung dengan rumus. T = stress. area Dimana : T= tegangan maksimal sabuk = σ a T 1 = sisi kencang sabuk = 2 Mpa 82 mm T 2 = sisi kendor sabuk = 164 N T 1 = T T c = 164 N 0,61 N = 163,3 N
2 Dimana T T T 2 = T = maka, = = 9,66 N a) Daya yang ditransmisikan sabuk Daya yang ditransmisikan sabuk dapat dihitung dengan rumus. P = ( T 1 T 2 ) V Dimana :P= daya yang ditranmisikan sabuk = (163,3 N 9,66 N) 2,40 m/s V = kecepatan sabuk = 368,73 watt
3 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini di jelaskan bagaimana proses bahanbahan yang sudah disiapkan di buat dan di rakit sedemikian rupa agar menjadi mesin pencacah rumput sesuai dengan desain yang di buat. 4.2 Alat dan Bahan Sebelum memulai pengerjaan lakukan langkah persiapan alat dan bahan seperti dibawah ini. A. Peralatan yang digunakan: 1. Mesin Las 6. Penekuk Plat 2. Kunci-kunci (ring, pas) 7. Meteran 3. Mesin Bor 8. Penyiku 4. Mesin Gerinda 9. Penitik 5. Pemotong Plat 10. Palu B. Bahan yang digunakan: 1. Besi L 4 cm x 4 cm x 3 mm 2. Plat besi 240 cm x 120 cm x 1,2 mm 3. Elektroda 2,6 4. Mur & Baut 5. Saklar handle On/Off 6. Motor Listrik 7. V-Belt 8. Pully 9. Dempul, thinner dan cat besi 10. Kabel
4 4.3 Modifikasi Pisau Potong Pisau potong ini menggunakan bahan baja karbon High carbon steel, dengan C 0,8-1,5 (%) ketebalan 0,7 mm. Alasan pemilihan bahan tersebut dikarenakan besi tersebut tahan karat, tahan terhadap perubahan suhu, mudah difabrikasi sehingga mampu mencapai ketajaman maksimal dan kuat. Gambar 4.1 Pisau Potong 4.4 Proses Pembuatan Poros Pisau Potong Poros pisau terbuat dari baja ST60 dengan ukuran 20 mm dan panjangnya. 187 mm. Pada proses pembuaatanya di lakukan dengan di bubut. pahat yang di guanakan adalah pahat TCT (Tungston Carbide Tipe Tools). dan di dapatkan hasil seperti Gambar 4.2 Gambar 4.2 Proses Pembubutan Poros Kemudian pembuatan alur pengunci mata pisau pada poros menggunakan mesin frais sedalam 0,4 mm dan panjang 30 mm.
5 Gambar 4.3 Proses pembuatan alur pengunci mata pisau 4.5 Proses Pembuatan Besi Penahan Bahan untuk membuat besi penahan rumput gajah saat dipotong terbuat dari besi pegas daun dengan tebal keseluruhan 23 mm dan tebal ujung (yang ditajamkan) 19 mm dan lebar 15 mm dan panjang mm. Pada pembuatan menggunakan gerinda potong dan kikir. Proses pembuatannya : a. Benda kerja di potong menggunakan gerinda potong dengan panjang 90 mm dan lebar 50 mm. b. Benda kerja di gerinda pada ujungnya dengan ukuran 0,7 mm c. Benda kerja di kikir menggunakan kikir halus untuk menajamkan ujung benda kerja (diasah). Besi penahan ini mempunyai fungsi sebagai penahan rumput gajah saat dipotong oleh pisau,supaya rumput gajah bias dipotong dengan mudah. Besi penahan ini dipasang dibelakang mata pisau dengan ukuran celah ± 0,8 mm. Gambar 4.4 Besi penahan
6 4.6 Pembuatan Mata Pisau Mata pisau potong dibuat dari besi pegas daun suspensi mobil, alat yang digunakan untuk membuat mata pisau potong adalah: Jangka sorong, Gerinda potong, bor listrik, dan kikir. Cara pengerjaanya memotong pegas daun dengan panjang 360 mm dan lebar 32 mm, potong bahan menjadi dua bagian dengan ukuran sama yaitu 180 mm,gerinda atau bentuk bahan menyerupai pisau dapur dengan ukuran lebar mata pisau 20 mm, panjang 130 mm dan yang 50 mm tidak digerinda karena harus dilubangi atau dibor dengan ukuran 12 mm sebanyak tiga lubang yang digunakan untuk memasang mata pisau pada dudukan pisau, menajamkan (mengasah) mata pisau dengan gerinda sehingga didapatkan ujung mata pisau yang tajam dengan ukuran lebar 0,7 mm. Gambar 4.5 Mata Pisau Potong Tampak Depan 4.7 Proses Pembuatan Rangka 1. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan langkah awal dari proses pembuatan rangka mensin pencacah rumput. Dalam gambar kerja selain harus memiliki kejelasan informasi mengenai bentuk atau desain mesin. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara perancangan dan pembuatan komponen alat/mesin. Gambar kerja juga menentukan langkah awal proses pengerjaan mesin pencacah rumput. 2. Persiapan mesin dan perkakas Persiapan mesin dan perkakas dilakukan sebelum memulai proses pembuatan rangka mesin pencacah rumput. Dengan adanya persiapan mesin
7 dan alat perkakas yang tepat, diharapkan tidak terjadi hambatan selama proses pembuatan rangka sesuai dengan alat yang digunakan. 3. Pemotongan bahan Mesin dan alat perkakas telah tersedia maka proses selanjutnya adalah melakukan rencana pemotongan (cutting plan). Cutting plan adalah proses mengukur dan menandai benda kerja dengan menggunakan mistar siku dan penggores sebelum melakukan pemotongan pada benda kerja. Pemotongan profil hollow dilakukan dengan mesin gerinda potong. Cutting plan memudahkan pemotongan untuk menghasilkan komponen yang sesuai gambar kerja. Cutting plan bahan merupakan rencana pemotongan bahan agar kebutuhan bisa sehemat mungkin, dalam artian meminimalkan jumlah sisa bahan yang terbuang selama pemotongan berlangsung. Setelah cutting plandi kerjakan pada bahan maka selanjutnya adalah pemotongan bahan dengan ukuran yang sesuai dengan rencana pemotongan. Pemotongan bahan menggunakan gergaji tangan atau gerinda potong. 4. Proses pembuatan rangka mesin pencacah rumput Proses pembuatan rangka mesin pencacahrumputyang dibahas pada laporan inimeliputi proses pemotongan, proses pengeboran, proses pengelasan, perakitan danfinishing. Berikut ini adalah langkah-langkah dari pembuatan rangka: 1. Besi siku dipotong (ukuran 4 cm x 4 cm x 3 mm) dengan ukuran panjang 680 mm berjumlah 4 buah untuk kaki rangka. 2. Besi siku dipotong (ukuran 4 cm x 4 cm x 3 mm) dengan ukuran panjang 850 mm berjumlah 4 buah untuk panjang rangka. 3. Besi siku dipotong (ukuran 4 cm x 4 cm x 3 mm) dengan ukuran panjang 500 mm berjumlah 4 buah untuk lebar rangka. 4. Besi siku dipotong (ukuran 4 cm x 4 cm x 3 mm) dengan ukuran panjang 500 mm berjumlah 4 buah untuk dudukan bearing dan motor listrik. 5. Rangkai besi dengan ukuran panjang 500 mm (2 buah) dan besi dengan ukuran panjang 850 mm (2 buah) kemudian di las titik sehingga akan membentuk persegi.
8 6. Rangkaian besi yang telah berbentuk persegi kemudian di rangkai dengan besi ukuran panjang 680 mm (4 buah) pada setiap sudutnya, kemudian di las titik sehingga akan menjadi kaki rangka. 7. Besi siku dengan ukuran panjang 500 mm (2 buah) dan ukuran panjang 850 mm (2 buah) dirangkai dibagian bawah rangka dengan tinggi dari ujung bawah kaki rangka adalah 100 mm, kemudian di las titik sehingga membentuk persegi dibagian bawah rangka. 8. Merangkai dudukan bearing. Besi siku dengan ukuran 500 mm (2 buah) di rangkai dibagian atas antara rangkaian persegi atas, kemudian di las titik sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Merangkai dudukan motor listrik. Besi siku dengan ukuran 500 mm (2 buah)dirangkai dibagian bawah antara rangkaian persegi bawah, kemudian di las titik sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan Gambar 4.6 Proses Pemotongan Bahan Gambar 4.7 Proses Pengelasan Gambar 4.8 Rangka Tampak depan Gamabar 4.9 Rangka tampak samping
9 4.8 Proses Pembuatan Saluran Masuk (Input) Potong besi plat dengan tebal 1 mm dengan ukuran 499 mm x 330 mm untuk sisi bawah dan samping. Memotong besi plat dengan ukuran 147 mm x 201 mm untuk sisi atas. Membentuk plat menyerupai cerobong dan kemudian menyatukan sisi bawah dan atas menggunakan las. Mengebor bagian samping dengan ukuran 10 mm, untuk mengaitkan cover pada rangka. Fungsi dari saluran input ini adalah untuk masuknya rumput gajah menuju proses pencacahan oleh pisau potong saluran input ini juga menggambarkan penampilan dari mesin ini sehingga di buat semenarik mungkin. Sistem kerjanya yaitu menggunakan gaya grafitasi untuk mengumpankan rumput gajah ke pisau potong. Gambar 4.10 Saluran Input tampak samping Gambar 4.11 Saluran Input 4.9 Proses Pembuatan Casing Potong plat besi dengan ukuran 485 mm x 420 mm sebanyak dua lembar untuk casing depan dan belakang. Membentuk plat dengan bentuk bulat pada bagian atas lebih besar. Potong besi plat dengan ukuran 485 mm x 100 mm untuk bagian samping. Menyambung besi plat bagian atas,bawah,dan samping
10 menggunakan las. Melubangi bagian tengah casing dengan ukuran 200 mm untuk lubang poros. Sebelah samping kanan dan kiri disambung besi siku dengan panjang 100 mm kemudian masing-masing besi siku dilubangi dengan ukuran lubang 10 mm berjumlah empat lubang kanan dua lubang kiri dua lubang. Besi siku digunakan sebagai dudukan casing untuk dipasang pada rangka. Fungsi casing sebagai penutup pada saat proses pemotongan rumput gajah agar rumput gajah tidak tercecer kemana-kemana. Sehingga rumput gajah dapat langsung bisa keluar dari saluran output. Casing juga menggambarkan penampilan dari mesin ini sehingga di buat semenarik mungkin. Gambar 4.12 Casing tampak depan Gambar 4.13 Casing tampak samping Gambar 4.14 Casing
11 4.10 Proses Pembuatan Saluran Output Potong plat besi dengan ukuran 220 mm x 200 mm untuk saluran output bagian bawah. Potong 220 mm x 100 mm sebanyak dua lembar untuk bagian samping. Menyambung bagian bawah dan bagian samping menggunakan las. Saluran output dilas atau disamung dengan casing. Fungsi saluran output sebagai saluran keluar rumput gajah sesudah dipotong atau dicacah Proses pengecatan Langkah yang dilakukan dalam pengerjaan proses pengecatan adalah sebagaiberikut: 1. Membersihkan seluruh bagian permukaan benda dengan menggunakan amplas dan air untuk menghilangkan korosi. Proses pengamplasan dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.15 Proses pengamplasan 2. Bagian-bagian yang berlubang diberikan dempul. 3. Kemudian di amplas lagi untuk menghaluskan dempul. 4. Memberikan cat dasar atau epoxy pada seluruh bagian benda yang akan di cat. Proses pengecatan dapat dilihat pada Gambar 4.16.
12 Gambar 4.16 Pengecatan dasar (epoxy) 5. Mengamplas kembali bagian yang telah diberi cat dasar (epoxy) sampai benar-benar halus dan rata sebelum dilakukan proses pengecatan. 6. Melakukan proses pengecatan warna. Pengecatan warna dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.17 Pengecatan warna 4.12 Proses Perkitan Mesin Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk menempatkan dan memasang bagian-bagian suatu mesin yang digabung dari satu kesatuan menurut pasangannya, sehingga akan menjadi rakitan mesin yang siap digunakan sesuai dengan fungsi yang direncanakan.
13 Sebelum melakukan perakitan hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini: 1. Komponen-komponen yang akan di rakit telah selesai dikerjakan dan ukurannya telah sesuai dengan perencanaan awal. 2. Komponen-komponen standar siap pakai ataupun dipasangkan. 3. Mengetahui jumlah yang akan di rakit dan mengetahui cara pemasangannya. 4. Mengetahui tempat dan urutan pemasangan dari masing-masing komponen yang akan digunakan. 5. Menyiapkan semua alat-alat bantu untuk proses perakitan. Sedangkan ada beberapa komponen-komponen dari mesin ini adalah sebagai berikut: 1. Motor listrik 2. Cassing 3. Poros 4. Pisau 5. V-belt 6. Pully 7. Kabel 8. Saklar On/Off 9. Mur & baut 10. Engsel pintu 11. Bearing duduk Langkah-langkah perakitan mesin pencacah rumput adalah sebagai berikut: 1. Casing di pasang dibagian rangka paling atas kemudian di kencangkan dengan menggunakan mur & baut. Dapat dilihat pada Gambar 4.18.
14 Gambar 4.18 Proses pemasangan casing 2. Motor listrik dipasang dibagian rangka bawah dan sesuaikan dengan dudukannya, kemudian kencangkan dengan menggunakan mur & baut. Dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.19 Proses pemasangan motor listrik 3. Pully pada bagian motor listrik dan poros dipasang. 4. Memasang poros pada bearing duduk. Dapat dilihat dalam Gambar Gambar 4.20 Proses pemasangan poros pada bearing duduk
15 5. Bearing duduk dipasang pada rangka bagian atas dan sesuaikan dengan dudukan yang telah dibuat. Dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.21 Proses pemasangan bearing duduk pada rangka 6. Merakit pisau pencacah sebelum dipasang pada poros. Dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.22 Proses perakitan pisau pencacah 7. Memasang besi penahan pemotong Gambar 4.23 Pemasangan besi penahan pemotong 8. Memasang pisau pencacah pada poros dan dikencangkan dengan baut. Dapat dilihat pada Gambar 4.24.
16 Gambar 4.24 Pemasangan pisau pencacah 9. V-belt dipasang pada pully motor dan dihubungkan dengan pully pada poros, posisi V-belt harus tegak lurus. Dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.25 Pemasangan v-belt 10. Memasangkan corong sebagai tempat untuk memasukkan rumput, kemudian dikencangkan dengan menggunakan mur & baut. dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.26 Pemasangan corong 11. Memasangkan saklar On/Off pada rangka mesin kemudian menyambungkannya dengan motor listrik menggunakan kabel.
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI
BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen
Lebih terperinciBAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN
BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN
30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN
BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen
Lebih terperinciBAB III PERENCAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar
Lebih terperinciIII. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut
16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN
digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai
Lebih terperinciBAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin
BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI
28 BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian utama Dinamometer Arus Eddy adalah : 4.1.1 Alat Alat yang digunakan meliputi : 1. Mesin Bubut 2. Mesin
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahan yang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,
Lebih terperinciBAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.
BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses yang mengolah dari bahan mentah menjadi suatu barang jadi. Berikut ini pemilihan bahan yang digunakan dalam pembuatan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI
BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih
BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Rotary Welding Machine. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBUATAN ALAT
BAB III METODE PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir / Flowchart Dalam proses pembuatan suatu alat atau produk memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis serta pengetahuan
Lebih terperinciPERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK
PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK Nama : Hery Hermawanto NPM : 23411367 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT Latar Belakang Begitu banyak dan
Lebih terperinciBAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain
BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING 3.1 RAHANG PENAHAN Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain yaitu - Kaki penahan - Batang ulir. Yang semua komponen akan
Lebih terperinciIII. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.
24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS
28 BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS Langkah-langkah penyelesaian alat mulai dari perancangan hingga pembuatan dapat dilihat pada Diagram
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK
BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBUATAN
BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. KONSEP PEMBUATAN ALAT Membuat suatu produk atau alat memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis. Pemilihan mesin atau proses yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS
BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN KOMPONEN PENDUKUNG UTAMA
BAB III PEMBUATAN KOMPONEN PENDUKUNG UTAMA 3.1 Alat-alat yang dibutuhkan dalam Pembuatan Gokart Sebelum dilakukan proses pembuatan gokart terlebih dahgulu dilakukan perencanaan yang berupa perancangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada Rangka Gokart Kendaraan Gokart terdiri atas beberapa komponen pembentuk baik komponen utama maupun komponen tambahan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur Penyediaan Alat dan bahan Perancangan Chasis Pembuatan Chasis Pengujian Chasis Analisa dan Pembahasan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Mengacu pada rumusan masalah dan pembahasan pada bab 4 terkait proses pembuatan komponen rangka pada mesin perajang sampah organik, didapat beberapa kesimpulan,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT PEMOTONG RUMPUT MAKANAN TERNAK SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKSI
PERANCANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT PEMOTONG RUMPUT MAKANAN TERNAK SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKSI Sudiro, ST Sfaf Pengajar, Program Studi D3 Mesin Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin
BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: ERICK SEPTA WAHYUDI NIM. I8612018 PROGRAM DIPLOMA TIGA
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBUATAN
BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Aliran Diagram aliran merupakan suatu gambaran dasar yang digunakan dasar dalam bertindak. Seperti pada proses perencanaan diperlukan suatu diagram alir yang
Lebih terperinciPOROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :
POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU Perkembangan dan kemajuan manusia untuk mempermudah melakukan suatu pekerjaan,maka mesin perajang tembakau dapat membantu para petani tembakau
Lebih terperinciBAB III METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat Pelaksanaaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulisan melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian AC dan pengisian sepeda motor
Lebih terperinciKeg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel
Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa/peserta PPG akan dapat : 1)
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan suatu langkah awal pengerjaan benda kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja 1. Identifikasi Ukuran Identifikasi ukuran komponen merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan casing mesin pemoles. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA Gambar 3.1 Mesin Sentris (Sumber: Dokumentasi PT. Sinar Rejeki Mesindo) 3.1 Pengertian Mesin Pengering Sentris Mesin pengering sentris (Mesin Sentris) adalah mesin
Lebih terperinciV.HASIL DAN PEMBAHASAN
V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan
Lebih terperinciMESIN BOR. Gambar Chamfer
MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi
Lebih terperinciDitinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong
Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu
Lebih terperinciMAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT
MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT
Lebih terperinciMESIN PEMIPIH DAN PEMOTONG ADONAN MIE
LAMPIRAN 26 27 7 10 23 22 16 12 20 3 29 2 15 9 28 5 29 8 6 17 1 25 13 11 18 1 2 21 19 Jumlah Nama Bagian No Reg Bahan Ukuran Ket Perubahan : Pengganti dari : Diganti dengan : MESIN PEMIPIH DAN PEMOTONG
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciPERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Erwin Shah NIM :
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Erwin Shah NIM : 20120130104 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul Proses Produksi Pada Pembuatan Mesin Penyangrai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan alat pendingin tidak pernah lepas dalam hidup manusia. Manusia butuh alat pendingin untuk menyimpan berbagai benda, seperti: bahan baku masakan (sayur, daging,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Alat Dan Bahan Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota maka alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi. 3.1.1. Alat Alat-alat yang dibutuhkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI Disusun Oleh: Nama : Yulianus Dodi NIM : 201531014 Fakultas/Jurusan : Teknik Mesin UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN JUNI 2017
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciMESIN PENIRIS MINYAK PADA KACANG (BAGIAN PROSES PRODUKSI)
MESIN PENIRIS MINYAK PADA KACANG (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: JEVON OTNIEL NIM I 8613018 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Semester V DAFTAR ISI No. JST/MES/MES345/00 Revisi : 0 Tgl. : 5 September 0 Hal dari NOMOR DOKUMEN No. JST/MES/MES345/0 No. JST/MES/MES345/0 URAIAN MENYAMBUNG PIPA LURUS DENGAN LAS MIG MENYAMBUNG PIPA
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT
PROSES PRODUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh : MOH ICHSAN IZZUDIN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinci: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT
ANALISIS PEMBUATAN JIG PENGUBAH SUDUT KEMIRINGAN VALVE SILINDER HEAD SEPEDA MOTOR MATIC Nama NPM : 20410985 Jurusan Fakultas : Ardi Adetya Prabowo : Teknik Mesin : Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr.
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Identifikasi gambar kerja merupakan langkah untuk mengetahui gambar
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan langkah untuk mengetahui gambar kerja sebagai acuan dari perancang yang ditujukan untuk membuat komponenkomponen
Lebih terperinci