DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Penduduk dan Tenaga Kerja

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

III. METODE PENELITIAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun Figure 2. Trend Of Population Number In Subang,

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

2. PEMERINTAHAN,HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Pasal 2. permen_14_2008

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

Gambaran Umum BAB I GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PROFIL PROVINSI JAWA BARAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN BAB I

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Disperindagsar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH   

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang - Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan daya saing serta penguatan tata kelola dan pencitraan publik untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Prioritas pendidikan nasional saat ini meliputi pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta penguatan tata kelola dan pencitraan publik, untuk itu pemerintah memandang perlu memanfaatkan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan seoptimal mungkin untuk memacu pembangunan pendidikan daerah dalam rangka membangun pendidikan nasional secara keseluruhan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dimulai dari suatu kegiatan penyusunan perencananaan pengembangan pendidikan di daerah. Dalam kerangka ini, Kabupaten Subang perlu menyusun rencana pengembangan pendidikan yang komprehensif, khususnya Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 yang didukung dengan data dan informasi yang akurat, lengkap, aktual dan relevan, sehingga diharapkan masalah-masalah pembinaan Pendidikan Dasar dan Menengah di Subang dapat ditanggulangi secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia, baik melalui dana dekonsentrasi maupun dana APBD propinsi, APBD Kabupaten/Kota serta bantuan masyarakat lainnya. Dalam konteks tersebut diatas Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah baik yang diselenggarakan melalui Pendidikan Formal maupun Non Formal merupakan lembaga yang sangat dominan memberikan pengaruh terhadap kepentingan semua tingkat pendidikan. Karena hal tersebut maka pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah Subang 2009-2014 menjadi penting dan strategis, khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Tuntutan pengembangan kompetensi out put/lulusan lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah, harus berorentasi guna memenuhi kebutuhan nasional maupun global. Dengan berbagai kepentingan yang berorientasi strategis, Dinas Pendidikan Kabupaten Subang menyusun dokumen Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Subang 2009-2014, sebagai bagian dari perencanaan pendidikan Kabupaten Subang secara keseluruhan. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 1

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan penyusunan dokumen Rencana Pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten (RENSTRA) Subang tahun 2009-2014, adalah : 1. Umum : Sebagai acuan strategis Pembangunan Pendidikan Kabupaten Subang tahun 2009 sampai 2014, yang komprehensif dan terpadu sesuai dengan potensi dan kebutuhan Kabupaten Subang, dengan tetap mengacu pada standar pendidikan nasional. 2. Khusus : Sebagai panduan teknis implementasi Program pengembangan Pendidikan Formal dan Pendidiklan Non Formal Kabupaten Subang 2009-2014, meliputi pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta penguatan tata kelola dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan di Subang. 1.3. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional ; 2. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan daerah; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan ; 6. Keputusan Mendiknas RI nomor 052/U/2001, tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal, Penyelenggaraan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kabupaten Subang; 8. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Subang; 9. Peraturan Bupati Subang Nomor: 14C Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Subang 1.4. HUBUNGAN RENSTRA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINYA RENSTRA (Rencana Strategis) Dinas Pendidikan Kabupaten Subang adalah suatu dokumen perencanaan Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten yang bersifat menyeluruh baik yang diselenggaran dalam bentuk Pendidikan Formal, maupun Pendidikan Non Formal meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB), Paket A/B/C, PAUD, Keaksaraan Fungsional (KF) dan Pembinaan Olah Raga Pelajar. Renstra disusun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 2

Subang, dengan substansi pokok berdasarkan masukan dari Bidang TK/SD, Bidang DIKMENUMJUR, dan Bidang PNF pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang serta pihak lain yang relevan. PEDO MAN PEDO MAN PEDO MAN RENSTRA- KL RENJA- KL RKA-KL RINCIAN APBN PEMERINTAH PUSAT PEDO MAN DIJABAR KAN PEDO MAN RPJP NASIONAL RPJM NASIONAL RKP RAPBN APBN DIACU DIPERHATI KAN DISERASIKAN MELALUI MUSRENBANG PEDO MAN DIJABAR KAN RPJPD DAERAH RPJM DAERAH RKPD, KUA DAN PPA RAPBD APBD PEDO MAN PEDO MAN PEMERINTAH PUSAT RENSTRA- SKPD RENJA SKPD RKA- SKPD RINCIAN APBD Gambar 1.1 Hubungan Renstra Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Meskipun Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Subang mencakup pembangunan pendidikan Formal dan Non Formal Tahun 2009-2014, namun dokumen ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangungan Pendidikan Nasional yang dtetapkan dalam Renstra Pendidikan Nasional, dan Pembangunan Pendidikan Kabupaten Subang Bidang Pendidikan yang secara keseluruhan yang telah digariskan dalam RPJMD Kabupaten Subang Tahun 2009 2014.. Pada RPJMD ke-2 arah prioritas pembangunan di bidang pendidikan adalah penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun, dengan target RRLS tahun 2014 mencapai 9,07 tahun dan untuk AMH diharapkan mencapai 93,6%. Pembangunan Kesehatan diarahkan pada peningkatan mutu konsumsi pangan melalui Program Perbaikan Gizi Keluarga dengan target gizi buruk dan kurang 7 % dan AHH mencapai 73,02 tahun. Pembangunan ketenagakerjaan pada periode ini adalah pemberian live skill di semua SMK, peningkatan keterampilan kerja untuk menyiapkan jiwa wirausaha, transformasi tenaga kerja yang menguntungkan sebagaimana strategi agribisnis serta penyiapan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bila ada investor dengan target jumlah pengangguran 40 ribuan dan TPAK 60%. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 3

Dalam konteks ini RENSTRA berperan sebagai dokumen acuan perencanaan, baik selama lima tahun maupun tahapan tahunannya, memuat Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan yang disusun dengan tupoksi dan bersifat indikatif, untuk mencapai target yang telah digariskan dalam RPJMD ke-2 2009-2014, sekaligus sebagai media informasi bagi masyarakat dan stakeholder pendidikan yang memiliki perhatian dan kepedulian dalam peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan di Kabupaten Subang 1.5. PROSES PENYUSUNAN Sesuai dengan pengertian dan alur penyusunannya, RENSTRA merupakan rencana yang bersifat bottom up dengan memperhatikan spesifikasi kebutuhan pengembangan pendidikan masing-masing Bidang Pendidikan Kabupaten Subang. dalam sebuah dokumen yang disebut dengan Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD Dinas Pendidikan Kabupaten Subang tahun 2009-2014. Agar perumusan tujuan dan sasaran menjadi terukur, dirumuskan indikator kinerja, terutama indikator kinerja pada tingkat sasaran. Indikator kinerja sasaran ini merupakan gambaran prestasi kerja yang akan dicapai dengan pendekatan outcome (hasil) dari program-program bidang kewenangan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan. Berikut Tahapan Penyusunan Renstra Dinas Pendidikan : A. TAHAPAN KEGIATAN : 1. Pengumpulan data dan informasi Data dan informasi awal dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya yaitu dokumen perencanaan, data dasar, data/ informasi sekolah/lembaga, lembar individu sekolah, program yang sedang berjalan, dan Visi Misi Kabupaten, 2. Kompilasi dan analisa data informasi Data dan informasi yang dikumpulkan dari sumber data dikompilasi dan dianalisis. Hasil analisisnya berupa poin-poin permasalahan, kondisi objektif, potensi positif dan potensi negatif yang akan dibawa ke forum Rapat Kerja Daerah. 3. Rapat Kerja Daerah Dinas Pendidikan Rapat Kerja Daerah Dinas Pendidikan dihadiri oleh Stakeholders, Kepala Sekolah, IGTKI, Dewan Pendidikan, PGRI, BMPS, dan Komite Sekolah. Pada Rapat Kerja Daerah ini dibahas poin-poin permasalahan,kondisi objektif perkembangan pendidikan, potensi positif dan potensi negatif pendidikan di Kabupaten Subang. Rapat Kerja Daerah ini menghasilkan rekomendasi yang digunakan untuk bahan penyusunan Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 4. Pengolahan Hasil Rakerda Rekomendasi yang dihasilkan dari Rapat Kerja Daerah Dinas Pendidikan dikaji kembali untuk penyusunan Visi. 5. Pernyataan Visi Visi dirumuskan dan ditentukan berdasarkan rekomendasi hasil pengkajian. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 4

6. Pernyataan Misi Misi dirumuskan berdasarkan visi yang diharapkan. Misi dikaji kembali disesuaikan berdasarkan dengan kondisi objektif, potensi positif maupun potensi negatif. Proses pengkajian tersebut juga sebagai bahan untuk perumusan tujuan. Gambar 1.2. Proses Penyusunan Renstra 2009-2014 SUMBER DATA : - Dokumen perencanaan - Data dasar - Data/ informasi sekolah/lembaga - Lembar individu sekolah - Program yang sedang berjalan PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI KOMPILASI DAN ANALISA DATA INFORMASI Rapat Kerja Daerah Dinas Pendidikan - Stakeholders - Kepala Sekolah - IGTKI - Dewan Pendidikan - PGRI - BMPS - Komite Sekolah PENGOLAHAN HASIL RAKERDA PERNYATAAN VISI PERNYATAAN MISI PERUMUSAN TUJUAN PERUMUSAN RENSTRA : - Perumusan Indikator Kinerja - Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran - Kebijakan dan Program Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 5

7. Perumusan Tujuan Tujuan dirumuskan berdasarkan Misi dan kondisi ke depan yang diharapkan. 8. Perumusan Renstra Perumusan Renstra meliputi perumusan Indikator Kinerja, perumusan Mencapai Tujuan dan Sasaran dan penyusunan Kebijakan dan Program. Cara B. OUTPUT YANG DIHARAPKAN Output yang diharapkan dari proses ini adalah tersusunnya dokumen Renstra secara lengkap dalam bentuk narasi dan lampiran. 1.6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN Rencana Strategis SKPD Dinas Pendidikan berdasarkan sistematika sebagai berikut : tahun 2009 2014 disusun Bab I : PENDAHULUAN Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan Renstra dengan dokumen Perencanaan lainnya, proses penyusunan Renstra Tahun 2009 2014 dan sistematika penyusunan. Bab II : GAMBARAN PELAYANAN DAN KINERJA SKPD TAHUN 2004-2008 Memuat Gambaran Tupoksi SKPD Dinas Pendidikan, Gambaran Pelayanan dan Kinerja SKPD sesuai Tupoksi, yaitu Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman; dan memuat Isu Strategis. Bab III : VISI DAN MISI SKPD DINAS PENDIDIKAN Memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Dinas Pembangunan Tahun 2009 2014. Bab IV : STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH SKPD DINAS PENDIDIKAN Memuat Kebijakan Pembangunan Dinas Pendidikan, dan Strategi Pencapaian Pembangunan Tahun 2009 2014. Bab V : PROGRAM PEMBANGUNAN SKPD DINAS PENDIDIKAN Memuat Program Pembangunan dan Indikator Kinerja Masing-Masing Program, dan Kegiatan Indikatif dari Berbagai Sumber Pendapatan. Bab VI : PENUTUP Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN KINERJA 2004-2008 2.1. GAMBARAN TUPOKSI SKPD DINAS PENDIDIKAN Dinas Pendidikan merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pendidikan, dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.Berdasarkan Peraturan Bupati Subang Nomor 14C.1 TAHUN 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, tugas pokok Dinas Pendidikan adalah melaksanakan kewenangan Daerah di bidang pendidikan serta tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pendidikan mempunyai fungsi : - Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pendidikan - Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di dibidang pendidikan yang meliputi Pendidikan Anak USia Dini (PAUD, TK, RA, KOBER, SPS, TPA), Pendidikan Dasar (SD,MI, SMP, MTs), Pendidikan Menengah (SMA, MA, dan SMK), Pendidikan Non Formal dan In Formal Perguruan Agama Islam serta Pembinaan Keolahragaan Pelajar. - Pelaksanaan teknis fungsional di bidang pendidikan - Pengelolaan administrasi umum, meliputi urusan umum, urusan keuangan dan urusan kepegawaian. Struktur organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Subang adalah sebagai berikut: (1) Kepala Dinas (2) Sekretariat, membawahkan Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Kepegawaian (3) Bidang Program, membawahkan Seksi Perencanaan, Seksi Data dan Informasi, dan Seksi Evaluasi dan Pelaporan (4) Bidang Pendidikan TK dan SD, membawahkan Seksi Kurikulum, Seksi Kesiswaan dan Seksi Sarana dan Prasarana. (5) Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan, membawahkan Seksi Kurikulum, Seksi Kesiswaan dan Seksi Sarana dan Prasarana. (6) Bidang Pendidikan Non Formal dan Pembinaan Keolahragaan Pelajar, membawahkan Seksi Pendidkan Anak Usia Dini dan Kelembagaan, Seksi Keaksaraan dan Kesetaraan, serta Seksi Pembinaan Keolahragaan Pelajar. (7) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) (8) Kelompok Jabatan Fungsional Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 7

Berikut adalah bagan struktur organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Subang KEPALA DINAS SEKERTARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN Kelompok Jabatan Fungsional BIDANG PROGRAM BIDANG PENDIDIKAN TK DAN SD BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH, UMUM DAN KEJUJURAN BIDANG PENDIDIKAN NON FORMAL DAN PEMB. KEOLAHRAGAAN PELAJAR SEKSI PERENCANAAN SEKSI KURIKULUM SEKSI KURIKULUM SEKSI PAUD DAN KELEMBAGAAN SEKSI DATA DAN INFORMASI SEKSI KESISWAAN SEKSI KESISWAAN SEKSI KEAKSARAAN DAN KESETRATAAN SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI PEMBINAAN KEOLAHRAGAAN PELAJAR UPTD Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Subang Dengan Struktur diatas maka Dinas Pendidikan Kabupaten Subang memiliki : a. Jabatan Struktural i. Eselon II, 1 orang ii. Eselon IIIa, 4 orang iii. Eselon IVa, 12 orang iv. Kepala UPTD Kecamatan 30 orang v. Kepala UPTD SKB 1 orang b. Jabatan Fungsional i. Para guru dari mulai jenjang TK, SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA/SMK ii. Para guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah iii. Jabatan fungsional Pamong Belajar di UPTD Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 8

iv. Jabatan fungsional Pengawas TK/SD, Pengawas SLTP dan Dikmen sebanyak 21 orang 2.2. GAMBARAN PELAYANAN DAN KINERJA SKPD SESUAI TUPOKSI 1. KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA a. Geografis Kabupaten Subang adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Barat. Secara Geografis terletak antara 107 31' - 107 54' Bujur Timur dan 6 11' 6 49' Lintang Selatan. terletak antara 0 derajat Lintang Utara hingga 3 derajat Lintang Selatan, serta 98 derajat dan 101 derajat Bujur Timur dengan luas wilayah 250.176 Ha atau 4,64% dari luas Jawa Barat. Kabupaten Subang berada di bagian Utara Jawa Barat, membentang dari Gunung Tangkuban Perahu dibagian selatan hingga Pantai Utara dibelahan utara dengan batas administratif : 1. Utara : Laut Jawa 2. Selatan : Kab. Bandung 3. Barat : Kab. Karawang Kab. Purwakarta 4. Timur : Kab. Indramayu Kab. Sumedang. Keadaan topografi kabupaten subang memiliki topografi yang lengkap di mulai dari daerah pegunungan (500-1500) mdpl dengan luas 41.035,09 Ha atau 20 % dari luas wilayah Kab. Subang. Daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 mdpl dengan luas wilayah 71.507,16 Ha atau 35,85 dari seluruh luas Kab. Subang. Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-500 mdpl dengan luas 92.939,7 Ha atau 45,15 % dari luas wilayah Kab. Subang. Suhu udara rata-rata yang relatif sejuk, berkisar antara 21 derajat celcius sampai 27 derajat celcius, sedangkan di zona tengah pantai sebagai kawasan dataran rendah (0-50 mdpl), suhu udaranya relatif panas, sehingga rata-rata berkisar 30 derajat celcius sampai 33 derajat celcius. Dengan adanya variasi iklim ini menjadikan kelembaban udara di atas wilayah subang mencapai 72% - 91% dengan curah hujan rata-rata 1600-3000 mm/tahunnya, dengan musim kemarau rata-rata pertahunnya selama 4 bulan. b. Pemerintahan Daerah Kabupaten Subang Sampai dengan Tahun 2007 Kabupaten Subang terdiri dari 22 daerah Kecamatan. Dari 22 Kecamatan ini terbagi lagi atas Desa/Kelurahan. Jumlah daerah kecamatan dan Desa/Kelurahan pada setiap Kecamatan sebagai berikut : Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 9

Tabel 2.1 KECAMATAN DAN JUMLAH DESA DI KABUPATEN SUBANG No Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa 1 Kecamatan Sagalaherang 13 2 Kecamatan Jalancagak 17 3 Kecamatan Cisalak 13 4 Kecamatan Tanjungsiang 11 5 Kecamatan Cijambe 8 6 Kecamatan Cibogo 6 7 Kecamatan Subang 4 8 Kecamatan Kalijati 16 9 Kecamatan Cipeundeuy 7 10 Kecamatan Pabuaran 11 11 Kecamatan Patokbeusi 10 12 Kecamatan Purwadadi 11 13 Kecamatan Cikaum 9 14 Kecamatan Pagaden 17 15 Kecamatan Cipunagara 10 16 Kecamatan Compreng 8 17 Kecamatan Binong 18 18 Kecamatan Ciasem 9 19 Kecamatan Pamanukan 8 20 Kecamatan Pusakanagara 7 21 Kecamatan Legon kulon 7 22 Kecamatan Blanakan 9 Jumlah 229 Sumber : Dinamika Pembangunan Kabupaten Subang (2007) Perubahan tatanan wilayah pemerintahan di dalam Kabupaten Subang terjadi pada tahun 2008. Yaitu pemekaran kecamatan yang asalnya 22 kecamatan menjadi 30 kecamatan. Sedangkan tatanan wilayah setelah pemekaran adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 KECAMATAN DAN JUMLAH DESA SESUDAH PEMEKARAN No Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa 1 Kecamatan Sagalaherang 7 2 Kecamatan Jalancagak 7 3 Kecamatan Cisalak 9 4 Kecamatan Tanjungsiang 10 5 Kecamatan Cijambe 8 6 Kecamatan Cibogo 9 7 Kecamatan Subang 8 8 Kecamatan Kalijati 10 9 Kecamatan Cipeundeuy 7 10 Kecamatan Pabuaran 8 11 Kecamatan Patokbeusi 10 12 Kecamatan Purwadadi 10 13 Kecamatan Cikaum 9 14 Kecamatan Pagaden 10 15 Kecamatan Cipunagara 10 Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 10

16 Kecamatan Compreng 8 17 Kecamatan Binong 9 18 Kecamatan Ciasem 9 19 Kecamatan Pamanukan 8 20 Kecamatan Pusakanagara 7 21 Kecamatan Legon kulon 7 22 Kecamatan Blanakan 9 23 Kecamatan Serangpanjang 6 24 Kecamatan Ciater 7 25 Kecamatan Kasomalang 8 26 Kecamatan Dawuan 10 27 Kecamatan Pagaden Barat 9 28 Kecamatan Tambakdahan 9 29 Kecamatan Sukasari 7 30 Kecamatan Pusakajaya 8 Jumlah 253 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) c. Demografi dan Angkatan Kerja Menurut hasil sensus tahun 1971, jumlah penduduk kabupaten subang adalah 0,90 juta, meningkat menjadi 1,07 juta pada sensus tahun 1980. Pada sensus berikutnya (tahun 1990) telah mencapai1,21 juta sedangkan jumlah penduduk kurun waktu 1993-2007 adalah berkisar antara 1,23 juta 1,42 juta jiwa. Walaupun demikian, LPP-nya pertahun mengalami penurunan masing-masing periode 1971-1980 sebesar 1,72 %, periode 1980-1990 sebesar 1,25 %, dan 1990-2000 1,01 % sedangkan periode 2000-2007 adalah sebesar 1,12 %. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang demikian dapat diindikasikan bahwa Kabupaten Subang terbukti mampu melaksanakan program-program kependudukan terutama pengendalian laju penduduk yang secara faktual selama 3 (tiga) dasawarsa trend pertumbuhan penduduk yang semakin menurun. Salah satu fokus perhatian para ahli kependudukan yang dilakukan terhadap suatu populasi penduduk, adalah struktur umur penduduk. Hal ini berkaitan dengan pola populasi penduduk apakah termasuk kedalam pola penduduk muda ataukah pola penduduk tua. Berikut adalah tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Subang menurut Kelompok Umur. Tabel 2.3. JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN SUBANG MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 1994 2007 Kelompok Umur Rasio Tahun Jumlah [0 14] [15 64] 65+ Ketergantungan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1994 382.046 801.585 48.256 1.231.887 47,66 1995 356.168 815.844 65.679 1.237.691 43,66 1996 357.642 821.789 61.218 1.240.649 43,52 1997 344.301 850.658 51.200 1.246.159 40,47 1998 337.563 842.744 74.306 1.254.613 40,06 1999 322.870 884.606 67.444 1.274.920 36,50 Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 11

2000 344.802 889.907 80.690 1.315.399 38,75 2001 341.613 903.335 83.573 1.328.521 37,82 2002 344.920 926.462 80.972 1.352.354 37,23 2003 351.383 948.882 70.740 1.371.005 37,03 2004 346.835 945.245 92.230 1.384.310 36,69 2005 374.025 930.852 87.120 1.391.997 40,18 2006 329.547 974.875 97.712 1.402.134 33,80 2007 348.690 960.004 113.334 1.422.028 36,32 Sumber: BPS Kab. Subang Menurut tabel tersebut, Kabupaten Subang termasuk ke dalam pola penduduk muda karena jumlah penduduk di bawah umur 64 jauh lebih banyak daripada jumlah penduduk 64 ke atas. Aspek lain yang diamati dari struktur umur adalah rasio beban ketergantungan, yaitu suatu ukuran untuk mengamati seberapa banyak penduduk yang termasuk usia non-produktif menjadi beban usia produktif. Rentang rasio beban ketergantungan menurut tabel tersebut di atas ada pada rentang 33,80 sampai 47,66. Itu artinya paling sedikit 33 orang usia non produktif yang memiliki ketergantungan kepada penduduk usia produktif dan paling besar 47 orang usia non produktif yang memiliki ketergantungan kepada penduduk usia produktif. Dalam kaitan ini, yang dimaksud dengan usia produktif adalah penduduk yang berusia pada kelompok [15-64] tahun; sedangkan yang dimaksud dengan usia non-produktif adalah penduduk dalam kelompok usia [0-14] tahun dan [65+] tahun. Menurut sensus penduduk oleh BPS, pada tahun 2007 penduduk Subang usia 10 tahun keatas / usia kerja cukup besar yakni sebanyak 1.212.704 orang, angkatan kerja ini dapat dikelompokkan atas, bekerja sebanyak 457.326 orang (37,71 %), penduduk bukan angkatan kerja sebanyak 718.220 orang (59,22 %) yang terdiri dari penduduk bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. d. Agama, Suku dan Bahasa Sebagian besar penduduk Subang beragama Islam, namun kehidupan beragama masyarakat Subang yang sangat toleran dan menghargai adanya perbedaan, pelaksanaan ibadah bagi penduduk pemeluk agama lainnya berjalan dengan baik dan damai, hampir tidak ditemukan permasalahan antar pemeluk agama di Kabupaten Subang dalam menjalankan ibadah menurut kepercayaan masing-masing. Mayoritas suku dan bahasa di Kabupaten Subang adalah suku dan bahasa Sunda, yang sangat menghargai nilai-nilai adat dan budaya tradisional serta terbuka terhadap nilai positif lainnya yang datang dari luar, kondisi ini sangat memberikan pengaruh baik terhadap penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Subang. Adapun sebagian masyarakat yang ada di pantura, kalaupun wilayah Subang berada di tatar Priangan, sebagian banyak masyarakatnya yang menggunakan bahasa Jawa dan bercorak tradisi sebagaimana tradisi masyarakat Pantura lainnya. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 12

Suku lainnya yang berkembang di Kabupaten Subang, antara lain suku Batak, dan Jawa., serta kelompok etnis Tionghoa. Interaksi sosial masyarakat antar suku yang dapat terjaga dengan baik menjadi dasar bagi peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa di Kabupaten Subang. Dibidang budaya, sinergi antara nilai-nilai adat dan agama, serta nilai modern universal yang positif, diungkapkan dalam beberapa karya seni. Masyarakat Subang sebagai masyarakat yang religius dengan sendirinya menciptakan berbagai kekayaan karya seni dan membentuk tradisi. Beberapa karya seni tradisional yang sangat dikenal bahkan go international adalah Gotong Sisingaan, Karawitan dan Jaipongan. Selain beberapa seni tradisional lainnya yang masih tetap lestari diantaranya Toleat, Gemyung, dan Kendang Renteng. Karena adanya akar historis yang panjang serta adanya berbagai latar belakang proses pembauran sekaligus pembentukan masyarakat yang sedemikian, dengan sendirinya hal ini membentuk kesadaran kolektif masyarakat Subang yang relatif sangat terbuka, respek, dan egaliter; tercermin pada sikap sosial yang penuh toleransi, solid dan harmonis, baik hubungannya antara strata sosial, antar suku maupun antar pemeluk beragama yang ada di Kabupaten Subang. 2. KONDISI PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG TAHUN 2004-2008 a. Jumlah Sekolah Kondisi umum yang dapat dilihat pertama kali dengan jelas dari tahun 2004 sampai 2007 adalah peningkatan jumlah sekolah di hampir semua jenjang sekolah. Peningkatan jumlah sekolah yang signifikan terjadi pada jenjang TK dan SMP dengan peningkatan jumlahnya lebih dari 100% dibandingkan dengan tahun 2004. pada jenjang SMA, peningkatan yang terjadi 76% jika dibandingkan dengan tahun 2004. Sedangkan pada jenjang SD peningkatan yang terjadi hanya 3%. Berikut adalah tabel jumlah sekolah setiap jenjang pendidikan tahun 2004 sampai tahun 2008. Tabel 2.4 JUMLAH SEKOLAH SETIAP JENJANG PENDIDIKAN 2004 2008 Jumlah Sekolah Jenjang 2004 2005 2006 2007 2008 TK 71 83 91 154 285 SD 861 862 882 889 984 SMP 73 97 97 132 186 SMA 25 25 38 44 62 SMK 17 22 37 40 43 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) Pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah sekolah pada setiap jenjang. Jumlah TK/RA meningkat 85,06 % (131 sekolah), sedangkan SD/MI meningkat 10,69 % (95 sekolah). Jumlah SMP/SMPT/MTS bertambah 40,90% (54 sekolah), Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 13

jumlah SMA/MA meningkat 40,90 % (18 sekolah), dan jumlah SMK meningkat 7,5 % (3 sekolah). Jumlah sekolah ini berpengaruh terhadap nilai rasio sekolah antar satuan dan jenjang pendidikan. Berikut ini disajikan rasio sekolah antar satuan pendidikan dan jenjang pendidikan per kecamatan tahun 2007/2008. Tabel 2.5 RASIO SEKOLAH ANTAR SATUAN DAN JENJANG PENDIDIKAN PER KECAMATAN TAHUN 2007/2008 No Kecamatan Rasio Sekolah SMP : SD SM : SMP SMK : SMA 1 Kecamatan Sagalaherang 1 : 5,33 1 : 4,50 Tdk ada SMK 2 Kecamatan Jalancagak 1 : 4,40 1 : 1,50 1 : 1,00 3 Kecamatan Cisalak 1 : 3,40 1 : 2,14 1 : 1,00 4 Kecamatan Tanjungsiang 1 : 8,00 1 : 1,00 1 : 3,00 5 Kecamatan Cijambe 1 : 4,83 1 : 2,00 1 : 1,00 6 Kecamatan Cibogo 1 : 4,40 1 : 2,50 1 : 1,00 7 Kecamatan Subang 1 : 4,61 1 : 0,86 1 : 0,82 8 Kecamatan Kalijati 1 : 4,82 1 : 1,83 1 : 1,50 9 Kecamatan Cipeundeuy 1 : 7,25 1 : 2,00 1 : 1,00 10 Kecamatan Pabuaran 1 : 5,00 1 : 2,25 1 : 1,00 11 Kecamatan Patokbeusi 1 : 5,88 1 : 2,67 1 : 1,00 12 Kecamatan Purwadadi 1 : 4,44 1 : 1,80 1 : 1,50 13 Kecamatan Cikaum 1 : 7,00 1 : 5,00 1 : 0,00 14 Kecamatan Pagaden 1 : 5,78 1 : 3,00 1 : 1,00 15 Kecamatan Cipunagara 1 : 5,00 1 : 3,50 1 : 0,00 16 Kecamatan Compreng 1 : 4,86 1 : 1,75 1 : 2,00 17 Kecamatan Binong 1 : 5,67 1 : 3,00 Tdk ada SMK 18 Kecamatan Ciasem 1 : 5,75 1 : 1,71 1 : 1,00 19 Kecamatan Pamanukan 1 : 4,91 1 : 1,57 1 : 1,50 20 Kecamatan Pusakanagara 1 : 7,43 1 : 1,40 1 : 0,50 21 Kecamatan Legon kulon 1 : 4,20 Tdk ada SM Tdk ada SMA & SMK 22 Kecamatan Blanakan 1 : 6,00 1 : 6,00 Tdk ada SMK JUMLAH 1 : 5,17 1 : 1,86 1 : 1,10 Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Subang 2007/2008 Dengan dilakukannya pemekaran wilayah kecamatan pada tahun 2008, maka rasio sekolah antar jenjang per kecamatan pun berubah. Hal ini menuntut kajian lebih komprehensif dalam penetapan rencana pembangunan bidang pendidikan, karena bagaimanapun juga rasio sekolah dengan komposisi 30 kecamatan dari asalnya 22 Kecamatan merupakan starting point bagi wilayah kecamatan baru yang tidak dapat disangkut pautkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian dalam konteks Kabupaten, Jumlah sekolah, Rasio dan Data Pokok Pendidikan lainya tidak mengalami perubahan yang signifikan sebagai akibat pemekaran ini. Tabel 2.6 RASIO SEKOLAH ANTAR JENJANG PER KECAMATAN SETELAH PEMEKARAN TAHUN 2008/2009 No Kecamatan SMP : SD Rasio Sekolah SM : SMP SMK : SMA 1 Kecamatan Sagalaherang 1 :5.00 Tidak ada SM Tidak ada SM 2 Kecamatan Serangpanjang 1 : 7.67 1 : 1.50 Tidak ada SMK,MA 3 Kecamatan Jalancagak 1 : 3.50 1 :1.14 1 : 0.40 4 Kecamatan Ciater 1 : 7.33 Tidak ada SM Tidak ada SM 5 Kecamatan Cisalak 1 : 3.60 1 : 2.50 1 : 1.00 6 Kecamatan Kasomalang 1 : 4.44 1 : 4.00 1 : 1.00 7 Kecamatan Tanjungsiang 1 : 4.50 1 : 1.20 1 : 4.00 8 Kecamatan Cijambe 1 : 4.50 1 :3.00 1 : 1.00 9 Kecamatan Cibogo 1 : 5.20 1 : 2.50 1 : 1.00 10 Kecamatan Subang 1 : 5.29 1 : 0.67 1 : 0.75 Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 14

11 Kecamatan Kalijati 1 : 3.50 1 : 3.00 1 : 1.50 12 Kecamatan Dawuan 1 : 8.33 Tidak ada SM Tidak ada SM 13 Kecamatan Cipeundeuy 1 : 4.00 1 : 2.33 1 : 0.50 14 Kecamatan Pabuaran 1 : 3.60 1 : 2.50 1 : 1.00 15 Kecamatan Patokbeusi 1 :5.88 1 : 4.00 1 : 1.00 16 Kecamatan Purwadadi 1 : 4.63 1 : 1.60 1 : 1.50 17 Kecamatan Cikaum 1 : 7.00 1 : 5.00 1 : 0.00 18 Kecamatan Pagaden 1 : 4.71 1 : 3.50 1 : 1.00 19 Kecamatan Pagaden Barat 1 : 7.76 Tidak ada SM Tidak ada SM 20 Kecamatan Cipunagara 1 : 8.75 1 : 4.00 1 : 0.00 21 Kecamatan Compreng 1 : 4.86 1 : 2.33 1 : 2.00 22 Kecamatan Binong 1 : 4.33 1 : 3.00 Tidak ada SMK 23 Kecamatan Tambakdahan 1 : 8.33 Tidak ada SM Tidak ada SM 24 Kecamatan Ciasem 1 : 6.50 1 : 1.67 1 : 1.00 25 Kecamatan Pamanukan 1 : 4.29 1 : 1.40 1 : 1.50 26 Kecamatan Sukasari 1 : 6.25 Tidak ada SM Tidak ada SM 27 Kecamatan Pusakanagara 1 :4.00 1 : 3.50 1 : 1.00 28 Kecamatan Pusakajaya 1 : 11.50 1 : 2.00 1 : 0.00 29 Kecamatan Legon kulon 1 : 4.50 Tidak ada SM Tidak ada SM 30 Kecamatan Blanakan 1 : 7.20 1 : 5.00 Tidak ada SMK,MA Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) Dari data diatas dapat dilihat distribusi dan komposisi sekolah pada umumnya dipengaruhi oleh faktor geografis dan kepadatan penduduk antar daerah kecamatan Untuk jenjang Pendidikan Dasar, yakni rasio antara SD dengan SMP kondisi ideal terdapat di Kecamatan Cisalak, Jalan Cagak, Kalijati, dan Pabuaran dengan perbandingan 3.50 3.60, rata-rata pada 1 unit SMP terdapat 3 atau 4 SD, sedangkan kondisi yang sangat tidak seimbang terjadi pada daerah Kecamatan Dawuan, Tambakdahan, dan Cipunagara dengan rasio SD : SMP sebesar 8.00, ini berarti 1 SMP harus mampu melayani 8 SD. Perbandingan jumlah SMP dengan Sekolah Menengah (SMA/SMK/MA) di 12 kecamatan berkisar antara1 : 1,14 1 : 2,50 artinya dengan 1 SMA/SMK menampung 1 2 SMP/MTs sedangkan perbandingan di 9 daerah kecamatan lainnya ada pada nilai antara 1 : 2,50 1: 5,00. kondisi ini merupakan gambaran bahwa perkembangan Sekolah Menengah di Kabupaten Subang sangat dominan. Lulusan SMP yang relatif besar, sangat memungkinkan peningkatan jumlah Sekolah Menengah di sebagian besar kecamatan, sementara pada 7 kecamatan lainnya sama sekali belum memiliki Sekolah Menengah. Satu hal yang menarik untuk dicermati adalah rasio/perbandingan jumlah SMK dengan SMA, pada Kecamatan Subang, Cipunagara,Jalan Cagak, Cipeundeuy, Cikaum, dan Pusakajaya perbandingan antara SMA dengan SMK ratarata dibawah 1, artinya jumlah SMK jauh lebih banyak dibandingkan dengan SMA. Kecamatan Cikaum, Cipunagara dan Pusakajaya nilai perbandingannya adalah 0,00 yang berarti di daerah ini tidak memiliki SMA, yang ada hanya SMK. Sedangkan di daerah kecamatan Sagalaherang, Binong, Legon kulon dan Blanakan tidak terukur nilai perbandingannya karena pada masing-masing kecamatan tidak memiliki SMK atau SMA. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 15

TAMAN KANAK-KANAK (TK) Melihat dari Data Pokok TK Kabupaten Subang pada tabel di bawah, penyelenggaraan lembaga pendidikan TK dari tahun 2004 ke tahun 2006 tidak menunjukan perkembangan yang siginifikan, indikasi ini dapat diasumsikan, pendidikan TK di Kabupaten Subang belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat. Berbagai alasan dapat kita kemukakan, diantaranya, Pertama : pendidikan TK relatif mahal, khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawah, Kedua : lembaga ini bukan sebagai sarana belajar Pendidikan Dasar, sehingga tidak ada kewajiban orang tua untuk memasuki anak ke lembaga TK dan Ketiga : belum sepenuhnya masyarakat menyadari pentingnya pendidikan TK sebagai sarana pengembangan sikap dan mental anak sebelum memasuki pendidikan sekolah.tetapi pada tahun 2006 ke 2007 terjadi peningkatan jumlah TK yang sangat pesat. Peningkatan jumlah TK sekitar 63 sekolah. Kondisi ini tentu diikuti oleh peningkatan jumlah murid, guru dan jumlah kelas sebagai konsekuensi logisnya. Peningkatan pesat ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya kesadaran orangtua siswa terhadap pentingnya pendidikan TK untuk perkembangan sikap dan mental anak sebelum memasuki pendidikan sekolah. Tabel 2.7 DATA POKOK TK KABUPATEN SUBANG TAHUN 2004, 2005, 2006 dan 2007 No Komponen 2004 2005 2006 2007 2008 1 Sekolah 71 83 91 154 285 2 Murid 2671 3152 3425 5690 6188 3 Guru 209 228 231 564 644 4 Kelas 255 274 104 200 830 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) SEKOLAH DASAR (SD) Mengacu pada Tabel Data Pokok SD Kabupaten Subang yang tertera di bawah, jumlah SD di Kabupaten Subang lebih dari cukup, dan hampir dapat dipastikan pada setiap desa dan kelurahan terdapat SD. Pertambahan SD tidak begitu banyak setiap tahunnya, diikuti oleh pertambahan jumlah siswa yang relatif stabil. Kondisi ini merupakan akses yang luas guna memberikan kesempatan bagi anak usia 7-12 tahun untuk dapat bersekolah. Akan tetapi rata-rata siswa per kelas dan siswa per sekolah belum mencapai kondisi ideal sehingga permasalahan yang muncul adalah belum idealnya rasio guru dan murid yang sedikit banyaknya berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa mengulang SD selama tiga tahun terakhir yang masih cukup tinggi, walaupun mengalami penurunan. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 16

Tabel 2.8 DATA POKOK SD KABUPATEN SUBANG TAHUN 2004, 2005, 2006 dan 2007 No Komponen 2004 2005 2006 2007 2008 1 Sekolah 861 862 882 889 984 2 Siswa 146451 147874 157975 160756 168.835 3 Guru 5714 5906 6315 6478 9414 4 Kelas 5952 5734 6385 5806 8031 5 Ruang Kelas 4918 4924 5017 5593 5905 6 Lulusan 23381 22362 23127 22876 26.940 7 Putus sekolah 14 0 0 8 132 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) Berikut adalah data rekap jumlah sekolah dan siswa SD/MI tahun 2008/2009 per Kecamatan dan se-kabupaten Subang. Tabel 2.9 JUMLAH SEKOLAH DAN SISWA SD/MI TAHUN 2008/2009 PER KECAMATAN No KECAMATAN SEKOLAH DASAR (SD) MADRSASAH IBTIDAIYAH (MI) STATUS SEKOLAH STATUS SEKOLAH JML SISWA N S JML N S JML JML SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 SAGALAHERANG 23 0 23 3,237 SERANGPANJANG 19 0 19 2,545 JALANCAGAK 25 1 26 4,671 CIATER 19 0 19 2,978 CISALAK 26 0 26 4,307 KASOMALANG 25 0 25 4,270 TANJUNGSIANG 27 0 27 3,903 CIJAMBE 21 0 21 3,772 CIBOGO 24 0 24 3,780 SUBANG 71 3 74 14,294 KALIJATI 40 0 40 6,198 DAWUAN 25 0 25 3,801 CIPEUNDEUY 26 0 26 4,767 PABUARAN 35 0 35 7,080 PATOKBEUSI 42 0 42 9,051 PURWADADI 36 0 36 5,575 CIKAUM 33 0 33 5,181 PAGADEN 30 1 31 6,295 PAGADEN BARAT 22 0 22 2,951 CIPUNAGARA 30 0 30 6,094 COMPRENG 28 0 28 4,937 23 0 BINONG 23 4,301 0 2 2 144 0 4 4 414 0 2 2 234 0 3 3 263 0 10 10 898 0 7 7 706 0 10 10 915 0 6 6 709 0 2 2 223 0 1 1 73 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 331 0 1 1 99 0 5 5 615 0 1 1 45 0 2 2 219 0 2 2 238 0 1 1 134 0 5 5 462 0 6 6 565 1 2 3 542 Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 17

23 TAMBAKDAHAN 24 0 24 4,233 1 0 1 156 24 CIASEM 62 0 62 12,541 0 3 3 323 25 PAMANUKAN 25 3 28 6,641 0 2 2 259 26 SUKASARI 22 0 22 4,566 0 3 3 334 27 PUSAKANAGARA 26 0 26 5,036 1 2 3 263 28 PUSAKAJAYA 23 0 23 4,965 0 3 3 317 29 LEGONKULON 12 0 12 1,945 0 6 6 898 30 BLANAKAN 29 1 30 6,792 0 6 6 597 JUMLAH 873 9 882 160,707 3 99 102 10,976 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) Tabel 2.10 REKAP JUMLAH SEKOLAH DAN SISWA SD/MI/SEDERAJAT TAHUN 2008/2009 DATA SEKOLAH SD MI Jumlah 2+3 SDLB SALAFIYAH ULA TOTAL 4+5+6 1 2 3 4 5 6 7 STATUS Negeri 872 3 875 2 0 877 Swasta 10 99 109 7 11 127 JUMLAH SEKOLAH 882 102 959 9 11 979 JUMLAH SISWA 159.024 9.811 168.835 336 459 169.630 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa 169.630 anak usia sekolah telah bersekolah di 979 sekolah dasar dan sederajat (MI, SDLB, dan Salafiyah Ula). Dengan persebaran siswa SD dan MI sebanyak 168.835, SDLB sebanyak 336 siswa dan Salafiyah Ula sebanyak 459 siswa. Dari tabel 2.9 dapat diketahui persebaran sekolah dan siswa SD /MI di kabupaten Subang. Jumlah Sekolah Dasar (SD) se- Kabupaten Subang adalah 872 sekolah, MI 102 sekolah, SDLB 9 sekolah dan Salfiyah Ula 11 sekolah. SD paling banyak terdapat di Kecamatan Subang (74 SD) dan paling sedikit terdapat di Kecamatan Legonkulon sebanyak 12 SD. Jumlah tersebut berbanding lurus dengan jumlah siswa. Sedangkan untuk MI, jumlah MI paling banyak terdapat di Kecamatan Tanjungsiang dan Cisalak yaitu 10 MI. Kecamatan Kalijati dan Dawuan tidak memiliki MI samasekali. Sekolah Dasar (SD) pada umumnya berstatus negeri dengan perbandingan SDN : SDS adalah 1 : 97, sedangkan MI pada umumnya berstatus swasta dengan perbandingan MIN : MIS adalah 1 : 33. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 18

SEKOLAH LANJUTAN PERTAMA (SMP) Peningkatan jumlah SMP dalam 3 tahun terakhir cukup besar, sekitar 80,82 %. Peningkatan pesat terutama terjadi dari tahun 2006 ke tahun 2007, bertambah 35 unit sekolah. Perkembangan jumlah sekolah per tahun dari tahun 2004 sampai tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.11. DATA POKOK SMP KABUPATEN SUBANG TAHUN 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008 No Komponen 2004 2005 2006 2007 2008 1 Sekolah 73 97 97 132 186 2 Siswa 42311 45508 52593 57987 70.443 3 Guru 1859 1.874 1.943 2752 3.825 4 Kelas 1005 1019 1.075 1.038 1.588 5 Ruang Kelas 806 806 903 2654 1.643 5 Lulusan 13906 12314 13864 14812 18.971 7 Putus Sekolah 46 6 15 8 212 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) Pertambahan jumlah SMP juga diikuti oleh penambahan jumlah siswa. Jumlah siswa putus sekolah sangat signifikan dari tahun 2004 ke tahun 2005, fluktuasi jumlah siswa putus sekolah antar tahun 2005 sampai 2007 relatif tidak signifikan. Diasumsikan intervensi program Bantuan Oparasional Sekolah (BOS) untuk SMP dan MTs sedikit banyak mempengaruhi peningkatan jumlah siswa SMP atau pendidikan sederajat lainnya.namun pada tahun 2008 jumlah siswa putus sekolah meningkat dengan pesat. Meskipun demikian dalam upaya perluasan kesempatan belajar bagi anak usia 13-15 tahun ke depan Kabupaten Subang masih membutuhkan penambahan SMP disamping program-program lainnya guna meningkatkan angka partisipasi sekolah bagi penduduk usia 13-15 tahun di Kabupaten Subang. SEKOLAH MENENGAH (SM) Pada tahun 2010 perbandingan jumlah siswa di jenjang Sekolah Menengah SMA dan SMK diharapkan 40 : 60. Hal ini dimaksudkan untuk penyiapan lebih banyak tenaga kerja menengah yang profesional. Oleh karena itu dua tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Subang berupaya terus meningkatkan jumlah SMK di Kabupaten Subang melalui dana APBD Provinsi maupun dana APBD Kabupaten, sedangkan untuk pembangunan USB SMA diharapkan dibiayai dengan sharing dana antara pemerintah Kabupaten dengan pemerintah propinsi. Kondisi sampai dengan tahun 2007 komposisi jumlah siswa SMA dan SMK masih belum cukup ideal. Dengan kondisi terakhir perbandingan siswa SMA-SMK adalah 50,67 : 49,33 (atau dibulatkan menjadi 51: 49) menunjukkan masih beratnya Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 19

pekerjaan Dinas Pendidikan untuk mencapai target perbandingan 40 : 60 untuk jumlah siswa SMA : SMK. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.12. DATA POKOK SMA DAN SMK KABUPATEN SUBANG TAHUN 2004, 2005, 2006 dan 2007 No Komponen 2004 2005 2006 2007 2008 SMA 1 Sekolah 25 25 38 44 62 2 Siswa 12780 12770 15562 17086 18.350 3 Guru 550 592 731 755 1.418 4 Kelas 329 329 382 442 564 5 Ruang Kelas 195 328 251 232 270 6 Lulusan 3791 4096 3791 3791 4505 7 Mengulang 12 13 7 19 8 8 Putus Sekolah 17 12 15 20 81 SMK 1 Sekolah 17 22 37 40 43 2 Siswa 8320 8511 11703 16632 14.427 3 Guru 547 512 660 683 1.111 4 Kelas 175 214 255 309 409 5 Ruang Kelas 87 180 180 180 221 6 Lulusan 2678 2678 2678 2678 3.163 7 Mengulang 18 24 16 22 27 8 Putus Sekolah 57 57 10 57 40 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) Untuk mewujudkan kondisi ideal perbandingan jumlah siswa SMA dengan SMK dengan perbandingan 40 : 60, upaya-upaya yang dilakukan dan diprogramkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Subang, adalah melakukan konseling bakat dan minat bagi siswa kelas III SMP dan MTs, hasil konseling ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi orang tua dan anak dalam menetapkan pilihan pendidikan lanjutan yang sesuai kemampuan, bakat dan minat anak. Selain itu, perbandingan jumlah SMA dan SMK sampai tahun 2007 tidak terlalu jauh berbeda, SMA 44 unit dan SMK 40 unit. Namun peningkatan jumlah sekolah dari tahun 2004 ke tahun 2007 lebih dari 80% baik untuk SMA maupun SMK. Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sekolah sampai jenjang yang tinggi. Perbandingan antara guru dengan siswa juga tidak jauh berbeda antara SMA dan SMK yaitu 1: 23 pada SMA dan 1 : 24 pada SMK. Yang terlihat jauh berbeda pada kondisi terakhir tahun 2007 adalah perbandingan antara kelas dengan siswa. Pada jenjang SMA perbandingannya adalah 1 : 39 sedangkan di SMK adalah 1 : 54. Secara teori, dilihat dari angka tersebut menunjukkan masih kurangnya jumlah kelas untuk menampung siswa. Akan tetapi di realitas lapangan selain kurangnya jumlah kelas yang menjadi masalah juga tidak meratanya distribusi siswa. Dengan kata lain ada sekolah yang jumlah siswa per kelasnya penuh, juga ada sekolah yang jumlah siswa per kelasnya kurang dari 20 siswa terutama sekolah swasta yang terhitung masih baru berdiri. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 20

b. Tingkat Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah Salahsatu komponen krusial dalam kompilasi IPM, ialah Indeks Pendidikan, dimana indeks ini terdiri atas dua komponen krusial, yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf untuk penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Kemampuan membaca dan menulis merupakan kemampuan minimum yang harus dimiliki penduduk, karena banyak informasi yang membutuhkan kemampuan tersebut, bahkan untuk supaya berkembang dalam berbagai aspek kehidupan kemampuan membaca dan menulis ini menjadi dasar bagi setiap penduduk. Di Kabupaten Subang masih banyak penduduk yang tercatat sebagai buta huruf. Tahun 2007 tercatat masih terdapat 88.173 penduduk yang buta huruf. Jumlah buta huruf terhitung tahun 2004 sampai 2007 disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.13. JUMLAH BUTA HURUF DI KABUPATEN SUBANG TAHUN Tahun 2004-2007 Tahun Warga Buta Huruf 2004 87,85 2005 88,34 2006 90,03 2007 91,17 Sumber : Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Subang 2007 Sedangkan pengertian melek huruf adalah banyaknya/ persentase penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin. Kenyataannya masih banyak penduduk usia 15 tahun ke atas atau lebih yang tidak mampu membaca dan menulis. Hal ini dapat disebabkan karena memang sejak lahir sampai sekarang penduduk tersebut belum atau tidak pernah sekolah, atau pernah sekolah tetapi putus sekolah sebelum mampu membaca dan menulis. Kedua kondisi di atas besar kemungkinan disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua secara ekonomi untuk menyekolahkan anaknya, ataupun karena kurangnya kesadaran orang tua akan arti pentingnya pendidikan. Sedangkan Rata-Rata Lama Sekolah adalah lama pendidikan penduduk Subang yang berusia 15 tahun ke atas. Angka tersebut memberikan gambaran tentang seberapa lama penduduk Kabupaten Subang dalam mengenyam pendidikan. Sehingga semakin lama penduduk memperoleh pendidikan, maka semakin tinggi pula kualitas SDM penduduk tersebut dan lebih jauh lagi penduduk tersebut akan lebih memiliki peluang untuk memperoleh hidup yang lebih layak. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 21

Tabel 2.14. ANGKA MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH KABUPATEN SUBANGTAHUN 1999 2007 Tahun AMH RRLS (%) (%) 1999 86,20 5,40 2000 85,00 5,84 2001 86,80 5,99 2002 87,53 6,14 2003 87,78 6,51 2004 87,85 6,72 2005 88,34 6,75 2006 90,03 6,77 2007 91,17 6,93 Sumber : BPS Kab. Subang Tabel 2.15. ANGKA MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH PER KECAMATAN DI KABUPATEN SUBANG TAHUN 2007 NO KECAMATAN AMH RANGKING AMH RRLS RANGKING RRLS 1 Sagalaherang 93.96 6 6.76 11 2 Jalancagak 96.47 1 7.59 4 3 Cisalak 95.16 3 7.75 3 4 Tanjungsiang 94.11 5 6.93 9 5 Cijambe 92.98 7 7.06 6 6 Cibogo 92.68 9 6.98 7 7 Subang 95.23 2 8.24 1 8 Kalijati 94.64 4 7.5 5 9 Cipeundeuy 92.29 11 6.28 17 10 Pabuaran 86.44 21 6.76 12 11 Patokbeusi 92.78 8 6.45 15 12 Purwadadi 91.68 12 6.96 8 13 Cikaum 87.63 19 6.1 20 14 Pagaden 90.54 15 6.66 13 15 Cipunagara 88.41 16 5.75 22 16 Compreng 81.18 22 6.11 19 17 Binong 88.19 17 6.18 18 18 Ciasem 92.35 10 7.89 2 19 Pamanukan 90.68 14 6.34 16 20 Pusakanagara 87.75 18 6.62 14 21 Legonkulon 91.58 13 6.05 21 22 Blanakan 86.81 20 6.78 10 KAB. SUBANG 91.17 6.93 Sumber : BPS Kab. Subang Tingkat melek huruf di Kabupaten Subang seperti terlihat pada table 6 adalah pada tahun 1999 tercatat 86,2%, tahun 2000 tercatat 85%, tahun 2001 tercatat 86,80%, tahun 2002 tercatat 87,53%, tahun 2003 tercatat 87,78%, tahun 2004 Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 22

tercatat 87,85%, tahun 2005 tercatat 88,34%, tahun 2006 tercatat 90,03% dan tahun 2007 tercatat 91,17%. Dan kecamatan yang memiliki buta huruf terbanyak adalah Kecamatan Compreng (81.18%), kecamatan Pabuaran (86,44%) sebagaimana table di atas, sedangkan berdasarkan usia, Buta Huruf terbanyak terdapat pada usia di atas 65 tahun ke atas sebesar 47.74%, usia 60 64 tahun sebesar 23%, usia 55 59 sebesar 11.04 % sebagaimana table di bawah ini. Tabel 2.16. ANGKA MELEK HURUF BERDASARKAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2007 Kelompok Umur Tidak Dapat Baca Tidak Dapat Baca (%) 15 19 399 0,37 20 24 290 0,32 25 29 284 0,30 30 34 935 0,91 35 39 2.435 1,91 40 44 4.158 3,83 45 49 6.124 5,83 50 54 9.518 10,12 55 59 7.395 11,04 60 64 13.984 23 65 + 54.100 47,74 JUMLAH 99.622 9,28 Sumber : BPS Kab. Subang Adapun untuk Rata-Rata Lama Sekolah pada tahun 1999 tercatat 5,4 tahun, tahun 2000 tercatat 5,84 tahun, tahun 2001 tercatat 5,99 tahun, tahun 2002 tercatat 6,14 tahun, tahun 2003 tercatat 6, 51 tahun, tahun 2004 tercatat 6,72 tahun, tahun 2005 tercatat 6,75 tahun, tahun 2006 tercatat 6,77 tahun dan tahun 2007 tercatat 6,93 tahun. Ini berarti bahwa peningkatan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Subang mengalami kecenderungan naik tetapi belum signifikan dan masih jauh dari harapan untuk mencapai tahapan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun (dalam pengertian RRLS masih di bawah 9 tahun). Dan kecamatan yang memiliki RRLS terendah adalah kecamatan Cipunagara (5,75 tahun), kecamatan Legonkulon (6,05 tahun) sebagaimana table di atas. c. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk usia 10 tahun ke atas dapat memberikan gambaran akan kondisi dan kualitas sumber daya manusia secara spesifik. Berikut adalah data penduduk menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan. Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 23

Tabel 2.17. PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG Tingkat Pendidikan DITAMATKAN DI KABUPATEN SUBANG TAHUN 2000-2007 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tdk/Blm Pernah Sekolah & Tdk/Blm Tamat SD 444782 453655 488365 442553 409680 420798 542614 453030 (40.38) (41.01) (43.09) (38.54) (35.36) (36.55) (45.07) (37.36) SD SLTP SLTA DIATAS SLTA Jumlah 420115 426056 412629 448792 420430 364824 320125 434848 (38.15) (38.51) (36.41) (39.08) (36.82) (31.69) (26.59) (35.86) 133364 126630 132075 145745 220675 206481 193692 182114 (12.11) (11.45) (11.65) (12.69) (19.04) (17.94) (16.09) (15.02) 90735 86117 88313 90406 91510 131511 120229 115577 (8.24) (7.79) (7.79) (7.87) (7.90) (11.42) (9.99) (15.02) 13300 13773 11832 20753 16415 27606 27191 27135 (1.12) (1.24) (1.04) (2.81) (1.41) (2.39) (2.26) (2.24) 1101296 1106231 1133214 1148269 1158710 1151220 1203851 1212704 (100) (100) (100) (100) (100) (100) (100) (100) Sumber : BPS Kab. Subang Dari Tabel 2.17 dapat tergambar bahwa penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Subang secara umum pada tahun 2000 2007 yang menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) cenderung fluktuatif berkisar 26,59 38,51% dan pada tahun 2007 ini meningkat tajam menjadi 35,86%. Fenomena tersebut harus mendapat perhatian serius, karena dalam waktu yang sama jumlah yang tamat SLTP dan SLTA menurun menjadi 15,02% dan 9,53% sedangkan yang tamat di atas SLTA kondisinya stagnan dan di tahun 2007 hanya mencapai 2,24%. Hal ini juga dapat menjadi indikasi bahwa akibat kurangnya lapangan kerja di Kabupaten Subang, maka siswa yang telah menamatkan pendidikan dan siap memasuki dunia kerja lebih memilih untuk mencari pekerjaan di luar Kabupaten Subang. Rinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 3. CAPAIAN SASARAN KINERJA 2004-2008 a. Aspek Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Sasaran kinerja pada aspek perluasan dan pemerataan akses pendidikan adalah nilai APM, APK, RRLS, AMH, Angka Melanjutkan Sekolah, Rasio Siswa per Kelas, Rasio Jumlah mahasiswa profesi terhadap jumlah lulusan S-1/D4, Persentase peserta pendidikan kecakapan hidup terhadap lulusan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan, dan Penyediaan atau Penambahan Prasarana Gedung Sekolah/Ruang Belajar. Pencapaian sasaran kinerja aspek ini sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 pada beberapa indikator disajikan dalam tabel berikut : Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 24

Tabel 2.18. PENCAPAIAN SASARAN KINERJA ASPEK PERLUASAN DAN PEMERATAAN AKSES PENDIDIKAN No Indikator Kunci Kinerja Kondisi Awal Realisasi 2005 Realisasi 2006 Realisasi 2007 Realisasi 2008 Target 2009 (2004) 1 APM SD/MI/ SDLB/Paket A 98.71 97.35 98.50 99.14 96.25 98,25 2 APK SMP/MTs/ SMPLB/Paket 69.18 84.03 96.25 95.08 99.15 98 B 3 APM SMA/SMK/ 50.50 50.50 44.17 44.82 45,02 68,20 MA/SMALB/Paket C 4 Rata-Rata Lama Sekolah 6.72 6.75 6.77 6.93 6.81 7,54 (RLS) 5 Angka Melek Huruf (AMH) 87.85 88.34 90.03 91.17 91.18 91,38 6 Angka Partisipasi Kasar (APK) 108.94 109 110.80 113.25 102.48 106,26 SD/MI 7 Angka Partisipasi Kasar (APK) 78.05 80 82.39 84.85 95.18 96,25 SMP/MTs 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) 30.35 38 44.17 44.82 38.04 46,5 SMA/MA/SMK 9 Angka Partisipasi Murni (APM) 95.05 95 96.39 97.79 95.03 97,8 SD/MI 10 Angka Partisipasi Murni (APM) 63.54 64.2 65.23 66.27 81.33 80,25 SMP/MTs 11 Angka Partisipasi Murni (APM) 28.10 31 32.95 35.03 32.49 38,90 SMA/MA/SMK 12 Angka Drop Out (DO) SD/MI 362 154 223 110 206 0,1 % 13 Angka Drop Out (DO) 458 81 81 77 133 0,1 % SMP/MTs 14 Angka Drop Out (DO) 138 125 69 86 174 0,25 % SMA/MA/SMK 15 Angka Melanjutkan SD/MI ke 88 88.50 90.86 93.26 98.7 98,65 SMP/MTs 16 Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 55.85 56.75 57.15 57.56 70.19 70 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Subang (2009) b. Aspek Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Sasaran kinerja aspek peningkatan mutu, relevansi dan daya saing adalah angka mengulang, angka lulusan, tingkat kelayakan/ profesionalisme, rata-rata nilai UN, kualifikasi guru, pendidik yang memiliki sertifikat pendidik, Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (Kumulatif), Sekolah/Madrasah Berbasis Keunggulan Lokal, Perolehan Medali Emas pada Olimpiade Internasional, Dosen yang memenuhi Kualifikasi S-2/S-3, Jumlah Program Studi (Prodi) masuk 100 besar Asia, 500 besar Dunia, atau berakreditasi taraf OECD/Internasional (kumulatif), Jumlah Paten yang Diperoleh, Kenaikan Publikasi Internasional, Rasio Jumlah Siswa SMK : SMA, Jumlah sertifikat Kompetensi yg diterbitkan Pendidikan Menengah Kejuruan, Pendidikan Tinggi (Vokasi dan Profesi), Pendidikan Non Formal; dan Perbaikan dan penambahan fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, KKS dan sumberdaya yang mendukung lainnya. Pencapaian sasaran Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2009-2014 (Rancangan Kedua) 25