Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Uji Deret Positif. Ayundyah. Uji Integral. Uji Komparasi. Uji Rasio.

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

BARISAN BILANGAN REAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BARISAN BILANGAN REAL

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 10 Maret 2010

BAB III SUB BARISAN DAN TEOREMA BOLZANO-WEIERSTRASS

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

Modul KALKULUS MULTIVARIABEL II

MA3231 Analisis Real

Daftar Isi 3. BARISAN ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

2 BARISAN BILANGAN REAL

MA3231 Analisis Real

Deret Taylor. dengan radius kekonvergenan positif. Maka, dengan menggunakan teorema turunan deret pangkat, (x a) + f 00 (a) 2! (x a) 2 + f 000 (a) 3!

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat

Analisis Riil II: Diferensiasi

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK

BAB IV DERET FOURIER

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

Open Source. Not For Commercial Use

BAGIAN PERTAMA. Bilangan Real, Barisan, Deret

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

BAB 3 LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

MA3231 Analisis Real

PENGANTAR ANALISIS REAL

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

BARISAN DAN DERET TAK BERHINGGA

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Teknik pengintegralan: Integral fungsi pecah rasional (bagian 1)

TEKNIK PENGINTEGRALAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

MATEMATIKA 2. DERET Series ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Fungsi Gamma. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

log2 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT = = 2 1 = 27 8 = 19 Jawaban : C = = = 2( 15 10) Jawaban : B . 4. log3 1 2 (1) .

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

Ilustrasi Persoalan Matematika

1 Sistem Bilangan Real

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

Pengantar Metode Numerik

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib. : Aip Saripudin, M.T.

Transkripsi:

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Tak Hingga Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk a +a 2 + +a n + dengan a n R Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan tak hingga. Barisan Tak Hingga Barisan tak hingga adalah fungsi f : N R. Barisan biasanya hanya dituliskan nilai-nilai fungsinya sebagai berikut: a,a 2,a 3, dengan a n = f(n), n N Notasi lain untuk barisan: {a n }, atau {a n } Contoh-Contoh:. a n = n : 0, 2, 2 3, 3 4, 4 5, 2. b n = ( ) n n : 2, 2, 4 3, 3 4, 6 5, 5 6, 8 7, 7 8, 3. c n = ( ) n + n : 0, 3 2, 2 3, 5 4, 4 5, 7 6, 6 7, 9 8, 4. d n = 0,999: 0,999; 0,999; 0,999; 0,999; Diskusi: Bila n cenderung menuju nilai berapakah suku barisan di atas? Definisi Kekonvergenan Barisan: Barisan {a n } disebut konvergen ke L, ditulis lim a n = L, artinya untuk setiap ǫ > 0, dapat dicari bilangan positif K sehingga untuk n K = a n L < ǫ. Barisan yang tidak konvergen disebut divergen. Contoh: Dengan definisi kekonvergenan barisan, Tunjukkan lim ( n ) = Rumus umum suku barisan tersebut a n = n. Misalkan ǫ sebuah bilangan positif, dicari bilangan asli K supaya, untuk semua n K berlaku a n < ǫ, ( ) a, a 2, a 3,, a K, a K, a K+, a K+2, a K+3, }{{} a n < ǫ

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 2 Kembali pada pernyataan ( ), untuk mencari bilangan K, kita lakukan berikut: a n < ǫ ( n ) < ǫ n ) < ǫ n < ǫ a n < ǫ n > ǫ Dari pernyataan terakhir, dengan memilih bilangan asli K yang lebih besar dari ǫ, maka hubungan ( ) dipenuhi. Contoh: Perhatikan barisan c n = ( ) n + n. Apakah barisan ini konvergen ke -? Bila kita perhatikan nilai suku-suku barisan tersebut adalah sebagai berikut 0, 3 2, 2 3, 5 4, 4 5, 7 6, 6 00,, 7 000, 000 00, 003 002, 002 003, Perhatikan bahwa sukus-suku ganjil (warna biru), cenderung menuju -, sedangkan suku-suku yang genap (warna oranye), cenderung menuju. Dengan demikian, bila ǫ = 2 kita tidak mungkin mendapatkan bilangan asli K sehingga untuk semua n K berlaku a n ( ) <. Jadi lim 2 ( )n + n. Pertanyaan lebih lanjut, apakah lim ( ) n + n ada?, Jelaskan jawaban anda.

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 3 Sifat-Sifat: (sama dengan sifat-sifat limit fungsi yang telah dikenal) Misalkan {a n },{b n } barisan 2 yang konvergen, k R dan p N. lim n = 0 p lim k = k lim (a n ±b n ) = lim a n ± lim b n lim (a n b n ) = lim a n lim b n a n lim = b n lim a n lim b n syarat lim b n 0 Misalkan a n = f(n). Bila lim x f(x) = L maka lim f(n) = L Prinsip Apit: Misalkan {a n }, {b n }, dan {c n } barisan 2 dengan sifat a n c n b n untuk suatu n K (mulai indeks yang K). Bila lim a n = L dan lim b n = L maka lim c n = L lim a n = 0 lim a n = 0 Contoh-Contoh: 3n 2. Tentukan lim 7n 2 + lnn 2. Tentukan lim e n 3. Tentukan lim sin 3 n n 4. Misalkan < r <, tunjukkan lim r n = 0 (perhatikan r >, lalu tulis r = +p, tunjukan 0 r n pn ) bagaimanakah nilai lim r n bila r?

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 4 Barisan Monoton Pengertian kemonotonan barisan persis sama dengan pengertian kemonotonan pada fungsi. Sebuah barisan {a n } disebut monoton tak turun bila memenuhi a n a n+ dan disebut monoton tak naik bila memenuhi a n a n+. Sifat: Bila {a n } dan terbatas di atas, maka {a n } konvergen. Bila {a n } dan terbatas di bawah, maka {a n } konvergen. Catatan: Untuk pengamatan sifat barisan, kemonotonan {a n } cukup dimulai dari suatu indeks, yaitu bagian ekornya, depannya tidak perlu teratur. Contoh: Buktikan barisan {b n } dengan b n = n2 2 n konvergen (tunjukkan {b n } monoton tak naik untuk n 3). Catatan. Untuk menunjukan sebuah barisan {a n } monoton, gunakan salah satu cara berikut: Periksa tanda dari a n+ a n Bila a n selalu positif atau selalu negatif, periksa nilai dari a n+ a n. Bila a n = f(n), bentuk fungsi real f(x), lalu periksa tanda dari f (x). Barisan JuPe

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 5 Deret Tak Hingga Bentuk umum: a +a 2 +a 3 + = Tetapkan barisan {S n } sebagai berikut: a n dengan a n R. }{{} a, a } {{ +a } 2, a } +a {{ 2 +a } 3,,a } +a 2 + +a {{ n}, S S 2 S 3 S n Barisan ini disebut barisan jumlah parsial dari deret Secara intuitif bila n maka S n Definisi: Sebuah deret a n Deret Geometri: a+ar +ar 2 +ar 3 + = Sifat: Deret geometri divergen untuk r. k= Bukti: Sebut S n = a+ar +ar 2 + +ar n. S n rs n = a ar n (tunjukkan!) S n = a( rn ) r r a n a n disebut konvergen ke S bila lim S n = S. k= ar k a,r R ar k konvergen untuk r < dengan nilai S = a r dan Untuk r <, lim S n = a r (lihat contoh 4 halaman 3) Untuk r >, r, {S n } divergen (lihat contoh 4 halaman 3) Untuk r =, {S n } divergen (mengapa?) Contoh: Tentukan nilai deret berikut: 4 3 + 4 9 + 4 27 + 4 8 + Sifat: (uji kedivergenan deret) Bila a n konvergen maka lim a n = 0 sifat ini ekivalen dengan: bila lim a n 0 maka a n divergen. Contoh: Periksa kekonvergenan n 3 2n 3 +2n

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 6 Deret harmonik: + 2 + 3 + + n + = Perhatikan lim a n = lim n = 0, apakah deret ini konvergen? S n = + 2 + 3 + + n = + 2 +( 3 + ( 4) + 5 + 6 + 7 + ) ( 8 + 9 + + ) 6 + + n > + 2 + 2 4 + 4 8 + 8 6 + + n n = + 2 + 2 + 2 + 2 + + n Jadi lim S n =, jadi {S n } divergen atau deret harmonik divergen. Deret Teleskopik / Kolaps : ( ) ( + ) ( + ) + = a a 2 a 2 a 3 a 3 a 4 Pada deret ini : S n = a a n+ Contoh: Periksa kekonvergenan deret Sifat Linear: Jika a n, (a) ca n = c a n k= (k +2)(k+3) ( ) a n a n+ b n deret yang konvergen dan c R maka dan (b) (a n +b n ) = a n + b n Sifat: Jika a n divergen dan c 0 maka ca n divergen Contoh: Tunjukkan 9n divergen

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 7 Pengelompokan Suku-Suku Deret Perhatikan deret + + + +( ) n ++ Suku ke n dari deret ini adalah a n = ( ) n+ Karena lim a n = lim ( ) n+ 0 maka deret ini divergen. Sekarang kita kelompokkan suku-sukunya sebagai berikut: Pengelompokan a: ( )+( )+( )+ = 0 Pengelompokan b: ( ) ( ) ( )+ = Ternyata deret hasil pengelompokannya dapat dibuat konvergen. Hal ini tentu saja salah. Jadi secara umum suku-suku sebuah deret tidak boleh dikelompokkan karena nilainya akan berubah. Sifat: Pengelompokan suku-suku sebuah deret yang konvergen tidak mengubah nilai dan kekonvergenannya. (tetapi posisinya tidak boleh ditukar).

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 8 Deret Positif Pengujian kekonvergenan deret secara umum sukar dilakukan. Untuk deret yang sukusukunya tak-negatif, tersedia berbagai macam sifat untuk menguji kekonvergenannya. Definisi: Sebuah deret a n disebut deret positif bila a n 0. Uji Jumlah Terbatas: Deret positif a n konvergen jumlah parsialnya, S n, terbatas di atas. Contoh: Tunjukkan! + + 3! + konvergen. (perlihatkan n! 2 n ) Uji Integral: Diberikan deret a n dengan a n = f(n). Dibentuk fungsi f(x). Bila f(x) kontinu, positif dan tak naik pada [, ] maka a n konvergen f(x) dx konvergen. (ilustrasikan secara geometri) Perhatikan bahwa a n f(x)dx Contoh 2 :. Uji kekonvergenan deret 2. Deret galatnya adalah e n. Aproksimasilah galat tersebut memakai integral tak wajar. k=2 klnk n e n diaproksimasi nilainya memakai 5 suku pertama n=6 n 5 n e n, sehingga Uji Deret-p: + 2 p + 3 p + 4 p + = k= k p dengan p konstanta. Deret-p konvergen untuk p > dan divergen untuk p (buktikan!). (petunjuk: untuk p > 0 gunakan uji integral, untuk p < 0 gunakan uji suku ke-n) Contoh: Periksa kekonvergenan deret k= k 0,00

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 9 Uji Banding: Misalkan 0 a n b n untuk n N. Bila b n konvergen maka a n konvergen Bila a n divergen maka b n divergen Contoh 2 : Periksa kekonvergenan (a) n 5n 2 4 (b) (untuk soal c, tunjukkan untuk n 3 berlaku (n 2) 2 9 n 2 ). n 2 n (n+) (c) n=3 (n 2) 2 a Uji Banding Limit: Misalkan a n 0, b n 0 dan lim n bn = L. Bila 0 < L < maka kekonvergenan a n dan b n bersamaan. Bila L = 0 dan b n konvergen maka a n konvergen Contoh 2 : Periksa kekonvergenan (a) Uji Hasil Bagi: Misalkan Bila ρ < deret konvergen. Bila ρ > deret divergen. Bila ρ = tidak diperoleh kesimpulan Contoh 2 : Periksa kekonvergenan (a) 3n 2 n 3 2n 2 + (b) a a n deret positif dengan lim n+ a n 2 n n! (b) 2 n n 00 n2 +9n = ρ (c) n! n n (c) lnn n 2 (untuk soal c, gunakan sifat lim (+ n )n = e).

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 0 Ringkasan: Misalkan a n sebuah deret positif: Jika lim a n 0 maka deret divergen. Jika a n mengandung n!, r n atau n n, gunakan uji hasil bagi. Jika a n berbentuk fungsi rasional (pangkat konstan dalan n), gunakan uji banding limit. Sebagai deret pembanding gunakan pangkat tertinggi dari pembilang dibagi penyebut. Jika uji-uji di atas gagal, coba dengan uji banding, uji integral atau uji jumlah terbatas. Catatan: Item 2, 3, dan 4 hanya dapat dipakai untuk deret positif.

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Ganti Tanda Bentuk umum : a a 2 +a 3 a 4 +a 5 a 6 + = ( ) n a n Contoh-contoh:. + + + 2. 2 + 3 4 + 5 6 + 3. 2+3 4+5 6+ a n > 0 n Secara umum kekonvergenan deret ganti tanda sukar untuk ditentukan!!, tetapi untuk yang suku-sukunya menurun pengujiannya mudah dilakukan. Perhatikan deret ganti tanda ( ) n a n dengan 0 < a n+ < a n. Bentuk barisan jumlah parsial: S, S 2, S 3, S 4, S 5, S 6, Perhatikan: S S S S 8 S 6 S 4 S 3 5 7 2 S. barisan: S, S 3, S 5, monoton turun dan terbatas di bawah sehingga konvergen, misalkan limitnya S. 2. barisan: S 2, S 4, S 6, monoton naik dan terbatas di atas sehingga konvergen, misalkan limitnya S. S S n n ganjil dan S S n n genap sehingga S selalu terletak diantara S n dan S n+ n N. Dengan alasan serupa S selalu terletak diantara S n dan S n+ n N. Jadi S S S n+ S n = a n+ = a n+ Bila lim a n = 0 maka semua suku barisan S n menuju limit yang sama yaitu S = S = S, jadi barisan {S n } konvergen. Karena S selalu terletak antara S n dan S n+ maka S S n S n+ s n = a n+ = a n+

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 2 Uji Deret Ganti Tanda Misalkan a a 2 + a 3 a 4 + a 5 a 6 + suatu deret ganti tanda dengan 0 < a n+ < a n. Bila lim a n = 0 maka deret konvergen. Bila nilai deret tersebut diaproksimasi dengan S n maka galatnya a n+. Contoh-contoh: Periksa kekonvergenan deret-deret berikut:. 2 + 3 4 + 5 6 + (deret harmonik ganti tanda) 2. ( ) n n2 2 n Kekonvergenen Mutlak dan Bersyarat Perhatikan deret berikut: + 4 9 + 6 + 25 36 + Deret ini tidak dapat diuji dengan Uji Deret Ganti Tanda, mengapa? Bila setiap suku dari deret tersebut dimutlakkan maka diperoleh deret: + 4 + 9 + 6 + 25 + 36 + Apakah deret terakhir ini konvergen? Beri alasan! Deret a n disebut deret mutlak dari deret Sifat Bila a n konvergen maka a n konvergen. a n Berikan contoh sebuah deret a n yang konvergen tapi a n divergen. Sebuah deret dikatakan a. Bila a n konvergen, dikatakan deret tersebut konvergen mutlak. b. Bila a n konvergentetapi a n divergen,dikatakanderetkonvergenbersyarat.

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 3 Contoh 2 : Periksa kekonvergenan (mutlak/bersyarat/divergen) deret 2 berikut:. 2. 3. cos(n!) n 2 ( ) n+ n ( ) n n2 2 n Uji Hasil Bagi Mutlak Misalkan a n sebuah deret (sebarang). Tetapkan ρ = lim a n+ a n. a. Jika ρ < deret konvergen mutlak. b. Jika ρ > deret divergen. c. Jika ρ = tidak ada kesimpulan Contoh: Periksa jenis kekonvergenan Teorema Penukaran Tempat ( ) n+3n n! Suku-suku sebuah yang konvergen mutlak boleh dipertukarkan posisinya, nilai deretnya tidak akan berubah. Latihan:. 2. Periksa kekonvergenan deret-deret berikut: 4n 3 +3n n 5 4n 2 + ( ) n+ n++ n

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 4 Deret Pangkat Dalam x Bentuk Umum: a n x n = a 0 + a x + a 2 x 2 + dengan x R n=0 Perjanjian: Pada notasi sigma di atas suku a 0 x 0 = a 0, walaupun x = 0. Masalah: Untuk nilai-nilai x berapa saja deret tersebut konvergen. Mungkinkah sebuah deret pangkat divergen untuk semua nilai x R. Berapa nilai dari deret pangkat tersebut. (Jika ada, berupa apa nilainya). Perhatikan deret berikut: a + ax + ax 2 + dengan a konstanta Deret tersebut merupakan deret geometri dengan pengali x dan akan konvergen untuk < x < dengan nilai S(x) = a x. a + ax + ax 2 + = a x < x < Himpunan dari semua nilai x yang menyebabkan suatu deret pangkat konvergen disebut Himpunan/Daerah Kekonvergenan Deret. Pada a + ax + ax 2 +, himpunan kekonvergenannya < x <. Secara umum, alat untuk menentukan daerah kekonvergenan suatu deret pangkat adalah Uji Hasil Bagi Mutlak. Contoh 2 : Tentukan himpunan kekonvergenan dari deret-deret berikut:. 2. 3. n=0 n=0 x n (n+)2 n x n n! n!x n n=0

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 5 Bentuk dari himpunan kekonvergenen hanya berupa salah satu dari 3 bentuk berikut: Terdiri dari titik yaitu x = 0, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0. Berupa sebuah selang/interval ( R, R) (bisa tutup, buka atau setengah buka), dikatakan jari-jari kekonvergenannya R. Seluruh R, dikatakan jari-jari kekonvergenannya. Sebuah deret pangkat selalu konvergen mutlak di dalam inverval kekonvergenannya sedangkan pada kedua ujungnya belum tentu. Bila pada kedua ujungnya juga konvergen, dikatakan deret pangkat tersebut konvergen mutlak di daerah kekonvergenannya. Pada contoh di atas, apakah deret konvergen mutlak di daerah kekonvergenannya? Deret Pangkat Dalam x a Bentuk Umum: a n (x a) n = a 0 + a (x a) + a 2 (x a) 2 + n=0 dengan a konstanta dan x R Bentuk dari himpunan kekonvergenen deret pangkat dalam (x a) selalu berupa salah satu dari 3 bentuk berikut: Terdiri dari titik yaitu x = a, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0. Berupa sebuah selang/interval (a R,a + R) (bisa tutup, buka atau setengah buka), dikatakan jari-jari kekonvergenannya R. Seluruh R, dikatakan jari-jari kekonvergenannya. Contoh: Tentukan interval dan jari-jari kekonvergenan dari deret n=0 (x ) n (n+) 2

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 6 Operasi Deret Pangkat Pada pasal ini akan dikaji: Pendiferensialan, Pengintegralan dan Operasi Aljabar(tambah, kurang, kali dan bagi) dari deret pangkat. Perhatikan sebuah deret pangkat yang konvergen ke fungsi S(x). a n x n = a 0 + a x + a 2 x 2 + = S(x) n=0 Misalkan I adalah interval kekonvergenannya dan x titik di dalam I, maka: S (x) = D x (a n x n ) = na n x n = a + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + dan x 0 n=0 S(t)dt = n=0 x 0 (a n t n )dt = n=0 a n n+ xn+ = a 0 x + 2 a x 2 + 3 a 2x 3 + Dengan operasi Pendiferensialan dan Pengintegralan terhadap deret pangkat kita dapat memperoleh rumus-rumus deret untuk fungsi yang lain seperti dikemukakan pada contoh-contoh berikut ini: Perhatikan deret pangkat: x = + x + x2 + x 3 + < x < Apabila didiferensialkan maka diperoleh: ( x) 2 = + 2x + 3x 2 + 4x 3 + < x < dan bila diintegralkan diperoleh ln( x) = x + x2 2 + x3 3 + x4 4 + < x < Dengan substitusi u = x dan hasilnya var. u diganti dengan x, diperoleh: ln(+x) = x x2 2 + x3 3 x4 4 + < x <

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 7 Hasil Titik Ujung Misalkan f(x) = n=0 a n x n, untuk R < x < R. Jika f kontinu diujung-ujung R dan R dan deretnya konvergen pada titik tersebut maka rumus tersebut berlaku pada ujung-ujung interval. Latihan:. Lakukan substitusi x = t 2 pada deret x lalu integralkan untuk memperoleh rumus tan (x) = x x3 3 + x5 5 x7 7 + < x < 2. Lakukan operasi pendiferensialan pada deret S(x) = + x + x2 + x3 3! + x R untuk memperoleh rumus deret e x. Tugas Mandiri Pelajari Pasal 9.7, Kalkulus karangan Purcell edisi 9 : Operasi aljabar deret pangkat. Deret Taylor dan Maclaurin Pada pasal sebelumnya kita telah melihat bahwa sebuah deret pangkat yang konvergen akan konvergen ke suatu fungsi S(x). Pada pasal ini akan dipelajari proses sebaliknya. Diberikan sebuah fungsi fungsi f(x) dan konstanta real a. Kita akan mencari formula (bila dapat), supaya fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai deret: f(x) = c 0 + c (x a) + c 2 (x a) 2 + c 3 (x a) 3 + () Pada persamaan terakhir, kita harus menentukan nilai-nilai: c 0,c,c 2,c 3,. Bila ruas kiri dan kanan dari persamaan () kita turunkan, diperoleh: f (x) = c + 2c 2 (x a) + 3c 3 (x a) 2 + 4c 4 (x a) 3 + f (x) = c 2 + 6c 3 (x a) + 2c 4 (x a) 2 + 20c 5 (x a) 3 + f (x) = 3!c 3 + 24c 4 (x a) + 60c 5 (x a) 2 + 20c 6 (x a) 3 +. Dengan mensubstitusikan x = a maka diperoleh: c 0 = f(a), c = f (a), c 2 = f (a), c n = f(n) (a) n! (2)

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 8 Teorema Ketunggalan Fungsi f(x) hanya dapat diuraikan secara tunggal dalam bentuk: f(x) = c 0 + c (x a) + c 2 (x a) 2 + c 3 (x a) 3 + dengan c n = f(n) (a) n!. Deret f(a) + f (a)(x a) + f (a) (x a) 2 + f (a) 3! (x a) 3 + disebut deret Taylor dari f(x) disekitar a. Bila a = 0 dinamakan deret MacLaurin. Pertanyaan: Apakah sebuah deret Taylor menggambarkan fungsi semula? Sebagai ilustrasi, perhatikan pada deret Taylor x = + x + x2 + Teorema Taylor: Misalkan f(x) dapat diturunkan terus pada interval (a r,a+r), maka deret Taylor f(a) + f (a)(x a) + f (a) (x a) 2 + f (a) 3! (x a) 3 + akan menggambarkan f(x) pada interval tersebut bila lim R n(x) = lim (x a) n+ = 0 dengan c (a r,a+r) (n+)! Suku R n (x) disebut suku sisa Taylor. Soal-soal: f (n+) (c). Tentukan deret Maclaurin dari f(x) = sin(x) dan tunjukkan hasilnya berlaku untuk semua x R. 2. Seperti soal untuk f(x) = cos(x). 3. Dengan menguraikan ln(x+) atas deret Maclaurin, aproksimasilah nilai ) dx memakai 5 suku pertama dari deret tersebut. 0 ln(x+

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 9 Deret-Deret Maclaurin yang penting:. x = + x + x2 + x 3 + < x < 2. ln(+x) = x x2 2 + x3 3 x4 4 3. tan x = x x3 3 + x5 5 x7 7 4. e x = + x + x2 + x3 3! + 5. sinx = x x3 3! + x5 5! x7 7! + 6. cosx = x2 + x4 4! x6 6! + 7. sinhx = x + x3 3! + x5 5! + x7 7! + 8. coshx = + x2 + x4 4! + x6 6! + 9. (+x) p = + ( ( p ) x + p ) 2 x 2 + ( p dengan ( ) p k = p (p ) (p k+) 2 3 k + < x < + < x < 3) x 3 + < x <

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 20 Aproksimasi Taylor untuk Fungsi Tujuan: menghampiri suatu fungsi dengan sebuah polinom. f(x) p n (x) n derajat polinom yang digunakan Aproksimasi Linear / Polinom Taylor derajat satu f(x) p (x) = c 0 +c (x a) a konstanta (3) Pada masalah ini, kita harus menentukan nilai c 0 dan c agar hampiran tersebut baik. PadahampiranTaylordipilihsupayafungsif danpolinomp nilainyadititikaberimpit sampai turunan pertama. f(a) = p (a) dan f (a) = p (a) Denganmensubstitusikankeduapersamaandiataspada(3)makadiperolehc 0 = f(a) dan c = f (a). f(x) f(a)+f (a)(x a) ilustrasi geometri Contoh: Hampiri nilai ln(0, 9) dengan polinom Taylor derajat satu. (p (0,9) = 0.00000 ; ln(0.9) = 0,05360556578263023). Aproksimasi kuadrat / Polinom Taylor derajat dua f(x) p 2 (x) = c 0 +c (x a)+c 2 (x a) 2 a konstanta (4) Kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai c 0,c danc 2 adalah: f(a) = p 2 (a), f (a) = p 2 (a) f (a) = p 2 (a) Dengan mensubstitusikan ketiga persamaan di atas pada (4) diperoleh c 0 = f(a), c = f (a) dan c 2 = f (a). f(x) f(a)+f (a)(x a)+ f (a) (x a) 2

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 2 Contoh: Hampiri nilai ln(0, 9) dengan polinom Taylor derajat dua. (p 2 (0,9) = 0.05000 ; ln(0.9) = 0,05360556578263023). Aproksimasi Polinom Taylor derajat n f(x) p n (x) = c 0 +c (x a)+c 2 (x a) 2 + +c n (x a) n (5) Nilai c k ditentukan dari syarat f (k) (a) = p (k) n (a) k = 0,,,n. Dengan mensubstitusikan syarat tersebut satu-persatu pada (5), diperoleh: c 0 = f(a), c = f (a), c 2 = f (a),, c n = f(n) (a) n! Bentuk umum hampiran polinom Taylor orde n dari fungsi f(x) disekitar titik a adalah: f(x) p n (x) = f(a) + f (a)(x a) + f (a) (x a) 2 + + f(n) (a) n! (x a) n Hal khusus, bila a = 0 maka p n (x) disebut polinom Maclaurin: Latihan: f(x) p n (x) = f(0) + f (0)x + f (0) x 2 + + f(n) (0) n! x n. Hampiri nilai ln(, ) dengan polinom Taylor derajat empat. (p 4 (,) = 0,09530833333 ; ln(,) = 0,0953079804324860044). 2. Tuliskan polinom Maclaurin orde n dari f(x) = e x.

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 22 Tugas Mandiri: Pelajari metode Horner untuk menghitung nilai polinom. Galat/Error/Kesalahan Galat adalah perbedaan nilai dari suatu besaran dengan nilai hampirannya. ilustrasi: cos(0,2) (0,2)2 + 4! (0,2)4 0,9800667 galat metode (galat pemotongan) galat perhitungan (galat pembulatan) Galat pemotongan terjadi karena adanya pemotongan rumus matematika tertentu, sedangkan galat pembulatan diakibatkan karena keterbatasan penyimpanan bilangan pada alat hitung kita. Perlu diperhatikan, walaupun hasil hitungan numerik selalu berupa hampiran, bila sumber galatnya hanya galat pemotongan, maka kita dapat mengatur besar galat yang terjadi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dijamin oleh rumus berikut: Rumus Sisa Taylor Misalkan f(x) fungsi yang dapat diturunkan sampai (n+) kali disekitar titik a, maka f(x)=f(a) + f (a)(x a) + f (a) dengan R n (x) = f(n+) (c) (n+)! (x a) n+, c diantara x dan a (x a) 2 + + f(n) (a) (x a) n +R n (x) n! (suku sisa Taylor) Secara umum nilai galat R n (x) tidak diketahui, tetapi batas atasnya dapat dicari. Semakin besar n yang digunakan umumnya R n (x) makin kecil, mengapa? Latihan:. Taksirlah batas galatnya bila ln(,) dihampiri dengan p 4 (x). 2. Hampiri e 0,8 dengan galat tidak melebihi 0,00 3. Galat suatu hasil perhitungan numerik adalah E = c2 sinc c dengan 2 c 4. Taksirlah batas maksimum galat tersebut.