BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. gambarang yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang pariwisata. PT Mitra Wisata Permata

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

BAB II LANDASAN TEORI

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

URAIAN JABATAN. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan Direktorat Pemasaran untuk merencanakan strategi Pemasaran sesuai RKAP

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

PPh terutang, Pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, Beban Pajak Penghasilan Paj

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

Transkripsi:

58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. XYZ pertama kali didirikan pada tahun 2007 dan bergerak di bidang Manufaktur. PT. XYZ ini berlokasi di Jakarta. 2. Visi Dan Misi a. Visi Melakukan yang terbaik bagi kinerja yang sempurna melalui hasil produk dan pelayanan dan menjadikan pelanggan puas dan setia. b. Misi Memberikan kepuasan untuk kebutuhan customer, mulai dari kualitas produk sampai kepada ketepatan waktu pengiriman. Dan tetap memberikan sentuhan motivasi teknologi terbaru pada setiap design yang dihasilkan.

59 3. Struktur Organisasi GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI Dirktur Finance & Accounting Manager Planning Manager Marketing Manager Finance Head Accounting Head Warehouse Head PPIC Head Asst. Marketing Manager Warehouse PPC Production Staff Marketing Sales Sumber : PT. XYZ 4. Wewenang Dan Tanggung Jawab Berdasarkan struktur organisasi dari PT. XYZ, berikut ini adalah Wewenang Dan Tanggung jawab yang di miliki dari tiap-tiap Bagian atau Divisi: a. Direktur 1. Memimpin rapat umum,yaitu dalam hal : a. Menentukan urutan agenda. b. Mengarahkan diskusi ke arah konsesus

60 c. Menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan. 2. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungan dengan dunia luar. 3. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum. b. Finance And Accounting Manager 1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan secara akurat dan tepat waktu. 2. Mengkoordansi dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintahan yang berlaku. 3. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengontrol arus kas perusahaan (Cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan. 4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. 5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan system dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya

61 untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan. 6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya. c. Planning Manager 1. Menyiapkan Work Program dan mengumpulkan approval dari pemimpin perusahaan. 2. Mengatur dan memimpin Daily operational pada departemen produksi. 3. Mengadakan regular meeting untuk menangani berbagai masalah teknis. 4. Memeriksa semua masalah pemrosesan produksi. 5. Berorganisasi dengan supplier mengenai harga produksi dan jadwal produksi. d. Marketing Manager 1. Menentukan harga jual, produk yang akan diluncurkan, jadwal kunjungan serta system promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan. 2. Memonitor perolehan order serta merangkumkan forecast Untuk memastikan kapasitas produksi tersisi secara optimal.

62 3. Memonitor jumlah stock seluruh departemen sales & marketing untuk memastikan umur stock perusahaan tidak melebihi target yang telah ditentukan. 4. Menganalisa dan mengembangkan strategi pemasarn untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target ysng ditentukan. 5. Menganalisa dan memberikan arah pengembangan design dan warna untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. 6. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey seluruh sales team untuk memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang di tentukan. 7. Menerapkan budaya, system, dan peraturan internal perusahaan serta menerapkan managemen biaya untuk memastikan budaya perusahaan dan system serta peraturan di jalankan dengan optimal. e. Finance Head 1. Mengkoordinir perumusan strategi jangka panjang sebagai dasar perumusan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dan bekerja sama dengan direksi lainnya. 2. Memberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menanggulangi berbagai jenis risiko financial yang dapat di hadapi oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan direksi lainnya.

63 3. Memastikan agar seluruh unit usaha dan wilayah kerja perusahaan mematuhi policy dan standart operating procedure (SOP) keuangan yang berlaku duntuk masing- masing fungsi sesuai dengan rencana yang telah di setujui (business unit oversight) 4. Membangun sinergi dan berusaha mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan. 5. Memastikan ketersediaan dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional sehari-hari, dengan melakukan koordinasi erat dengan para pimpinan unit usaha. 6. Memastikan konsolidasi keuangan yang akurat dan tepat waktu untuk keperluan pelaporan kepada direksi dan komisaris perusahaan. f. Accounting Head 1. Merencanakan strategi accounting perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan. 2. Mengatur dan mengarahkan pencatatan nearaca perusahaan sesuai aktivitas sperusahaan tersebut dan menjaga keseimbangan neraca R/L. 3. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas accounting lainnya agar dapat berjalan dengan tepat dan akurat. 4. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi system kerja accounting untuk member masukan terhadap system keuangan dan strategi bisnis.

64 5. Mengarahkan fungsi dan kinrja unit dan bagian accounting agar dapat berjalan optimal dan meningkatkan kinerja SDM accounting itu sendriri. 6. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya untuk mencapai target perusahaan. g. Warehouse Head 1. Memastikan administrasi penerimaan barang material selalu berjalan dengan baik. 2. Memastikan barang material diterima dalam kondisi baik. 3. Menyelesaikan masalah yang terjadi saat penerimaan barang material. 4. Memantau dan mengawasi persedian barang-barang atau stock yang ada di dalam gudang. h. Personal Production Internal Control (PPIC) Head 1. Menganalisis proses produksi yang berlangsung. 2. Mengawasi dan mengevaluasi proses produksi yang berlangsung. i. Assistant Marketing Manager 1. Bertanggung jawab atas kegiatan promosi dan pemasaran di seluruh kantor cabang. 2. Mengontrol seluruh kegiatan pemasaran di cabang perusahaan. 3. Melayani kegiatan pemesanan (order) project.

65 B. Perencanaan Pajak Penghasilan PT. XYZ Perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upaya-upaya yang dilakukan Manajemen dalam memanfaatkan celahcelah yang ada dalam Undang-undang Perpajakan yang berlaku. Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan pada dasarnya dengan memaksimalkan penghasilan yang tidak dikenakan pajak dan memaksimalkan biaya-biaya yang menjadi pengurang penghasilan kena pajak. Perencanaan pajak merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan atau profit sebesar-besarnya dengan biaya sekecil mungkin. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT. XYZ.

66 TABEL 4.1 PT. XYZ LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN TAX PLANNING PERUSAHAAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2013 NO PERKIRAAN / AKUN L/K. KOMERSIAL KOREKSI L/K. FISKAL Setelah Tax Planning FISKAL Setelah Tax Planning A Penghasilan d/ Usaha : 1 Penjualan 6.739.528.046 6.739.528.046 Retur penjualan 0 0 Penjualan bersih 6.739.528.046 6.739.528.046 Harga pokok penjualan 5.755.812.274 5.755.812.274 Laba kotor usaha 983.715.772 983.715.772 2 Biaya Penjualan : Gaji 254.300.000 254.300.000 Angkutan Penjualan 14.733.850 14.733.850 Biaya Kendaraan 41.945.800 + 18.860.650 23.085.150 Lain-lain 0 0 Total Biaya Penjualan 310.979.650 292.119.000 3 Biaya Umum & Adm : Gaji 169.707.001 169.707.001 Keperluan Kantor 12.275.850 12.275.850 Listrik & Air 54.145.616 54.145.616 Pos Telepon & Telex 19.631.701 19.631.701 By. Asuransi 3.901.334 3.901.334 By. Perijinan & Legal 24.567.500 24.567.500 By. PBB 8.473.800 8.473.800 Sewa 0 0 Kebersihan dan keamanan 9.691.000 9.691.000 By. Materai & Benda Pos 32.000 32.000 Penyusutan AT 22.440.401 + 9.013.580 13.426.821 Lain-lain 75 + 75 0 Total Biaya Umum & Administrasi 324.866.278 315.852.623 4 Total Biaya Usaha 635.845.928 607.971.623 5 Pengh. Netto d/ Usaha : 347.869.844 375.744.149 B Pengh. & Biaya usaha : Bunga Bank 5.099.633-5.099.633 0 Adm. & Pajak bunga bank (1.619.927) + 1.619.927 0 Selisih Kurs 0 0 Pendapatan Lain 42.602.330-42.602.330 0 Total pengh di luar usaha 46.082.037 0 C Pengh Sblm Pjk Th. 2013 393.951.881 375.744.149 Sumber: Laporan Laba Rugi PT. XYZ untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013

67 Berikut penjelasan dari laporan keuangan PT. XYZ setelah perusahaan melakukan perencanaan pajak (tax planning) atas pendapatan dan beban sebagai berikut: 1. Penjualan Pelaporan penghasilan PT. XYZ dapat dibedakan menjadi dua macam penghasilan yaitu dari usaha dan luar usaha. Selama tahun 2013 penghasilan yang berasal dari kegiatan usaha sebesar Rp. 6.739.528.046. Dan penghasilan dari luar usaha atau pendapatan lain sebesar Rp.42.602.330. 2. Harga Pokok Penjualan Perusahaan menghitung harga pokok penjualan didasarkan sebagai berikut: Persediaan awal Pembelian bersih Rp.1.825.957.450 Rp.4.851.765.160 Persediaan akhir Rp. 921.910.336 Harga Pokok Penjualan Rp.5.755.812.274 3. Biaya Gaji Dalam akun biaya gaji terdiri atas biaya gaji bagian penjualan dan biaya gaji bagian adminitrasi dan umum serta tunjangan lainnya seperti komisi, tunjangan hari raya, dan bonus sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf a. Berikut penjelasan tax planning atas akun biaya gaji: Biaya gaji bagian penjualan Biaya gaji bagian adm & umum Rp.254.300.000 Rp.156.250.000 Tax planning gaji adm & umum (bentuk tunjangan) Rp. 13.457.001 Komponen biaya gaji bagian adm & umum Rp.169.707.001

68 4. Biaya Angkut Penjualan Dalam akun biaya angkut penjualan terdapat pengeluaran biaya angkut kuli sebesar Rp.14.733.850 sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 5. Biaya Kendaraan Dalam biaya kendaraan terdapat pengeluaran untuk bayar tol, isi bahan bakar minyak, parkir, servis kendaraan direksi dan pulsa pegawai bagian penjualan dengan total sebesar Rp.41.945.800 menurut komersial. Menurut fiskal maka harus dilakukan koreksi positif: Biaya kendaraan (menurut komersial) Koreksi Positif Biaya kendaraan (menurut fiskal) Rp.41.945.800 Rp.18.860.650 Rp.23.085.150 6. Biaya Administrasi & Umum a. Biaya Keperluan Kantor Dalam akun biaya kantor sebesar Rp.12.275.850 merupakan biaya untuk pembelian alat tulis kantor (ATK), trigonal, binder clip, biaya service laptop dan komputer, serta printer juga biaya perbaikan ruangan dan tinta toner mesin photocopy. Berikut penjelasan tax planning atas keperluan kantor: Biaya keperluan kantor Rp. 11.995.850 Tax planning biaya keperluan kantor (biaya untuk beli sepatu kerja) Rp. 280.000 Komponen biaya keperluan kantor Rp.12.275.850

69 b. Biaya Listrik dan Air Dalam akun biaya listrik dan air sebesar Rp.54.145.616 merupakan biaya listrik untuk kegiatan operasioanal pabrik dan air minum untuk seluruh pegawai perusahaan. Biaya ini termaksud sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf a. c. Biaya Pos, Telepon & Telex Dalam akun pos, telepon dan telex sebesar Rp.19.631.701 merupakan biaya untuk telepon kantor dan internet, biaya untuk surat menyurat ke customer, supplier dan pihak lain yang berkepentingan. Sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. d. Biaya Asuransi Dalam akun biaya asuransi sebesar Rp.3.901.334 adalah biaya untuk kendaraan operasional perusahaan, yang sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) sebagai pengurang penghasilan bruto. e. Biaya Perijinan dan Legal Dalam akun biaya perijinan dan legal sebesar Rp.24.567.500 merupakan biaya yang dikeluarkan perusahan untuk, perijinan domisili perusahaan perpanjangan wajib lapor perda no.6, dan notaris. f. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Dalam akun biaya pajak bumi dan bangunan sebesar Rp. 8.473.800 merupakan biaya pajak bumi dan bangunan tahun 2013.

70 g. Biaya Keamanan Dalam akun biaya keamanan sebesar Rp.9.691.000 merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keamanan lingkungan perusahaan, kebersihan lingkungan pabrik. Sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. h. Penyusutan Aktiva Tetap PT. XYZ menghitung menggunakan metode saldo menurun dalam menghitung penyusutan terhadap seluruh aset perusahaan. Penyusutan menurut komersial Rp.22.440.401 sedangkan menurut fiskal adalah sebesar Rp.13.426.821. Biaya yang boleh dibebankan menurut UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf b adalah sebesar Rp.13.426.821 dengan penjelasan sebagai berikut. Biaya penyusutan (menurut komersial) Koreksi Positif Biaya penyusutan (menurut fiskal) Rp.22.440.401 Rp.9.013.580 Rp.13.426.821 7. Penghasilan dan Biaya Diluar Usaha a. Bunga Bank Dalam akun bunga bank perusahaan mencatat pendapatan bunga sebesar Rp.5.099.633 selama tahun 2013. Pendapatan bunga merupakan penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final (PPh Final) dan atas pendapatan tersebut harus dikeluarkan dari penghasilan bruto perusahaan (koreksi negatif) sesuai dengan UU PPh pasal 4 ayat (2).

71 b. Biaya Administrasi Bank Dalam akun biaya administrasi bank, perusahaan mencatat biaya sebesar Rp.1.619.927 selama tahun 2013. Biaya administrasi bank merupakan biaya yang tidak bisa dibebankan atau dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 4 ayat (2). C. Analisa dan Pembahasan Penerapan Tax Planning Pada PT. XYZ PT. XYZ Telah menerapkan perencanaan pajak dengan baik namun masih belum maksimal, oleh karena itu penulis mencoba untuk menganalisa penerapan perencanaan pajak penghasilan wajib pajak badan PT. XYZ menurut penulis. Berikut ini adalah laporan Laba rugi PT. XYZ tahun 2013 hasil analisa penulis setelah menerapkan perencanaan pajak (tax planning).

72 TABEL 4.2 PT. XYZ LAPORAN LABA RUGI SETELAH TAX PLANNING MENURUT PERUSAHAAN DAN PENULIS Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2013 No. PERKIRAAN / AKUN Laporan Laba Rugi Komersial Laporan Laba Rugi Fiskal Setelah Tax Planning Koreksi Fiskal Setelah Tax Planning Selisih Menurut Menurut Menurut Menurut Perusahaan Penulis Perusahaan Penulis A Penghasilan d/ Usaha : 1 Penjualan 6.739.528.046 6.739.528.046 6.739.528.046 6.739.528.046 Retur penjualan 0 0 0 0 Penjualan bersih 6.739.528.046 6.739.528.046 6.739.528.046 6.739.528.046 Harga pokok penjualan 5.755.812.274 5.755.812.274 5.755.812.274 5.755.812.274 Laba kotor usaha 983.715.772 983.715.772 983.715.772 983.715.772 2 Biaya Penjualan : Gaji 254.300.000 254.300.000 254.300.000 254.300.000 Angkutan Penjualan 14.733.850 14.733.850 14.733.850 14.733.850 Biaya Kendaraan 41.945.800 41.945.800 (18.860.650) 23.085.150 23.085.150 Lain-lain 0 0 0 0 Total Biaya Penjualan 310.979.650 310.979.650 292.119.000 292.119.000 3 Biaya Umum & Administrasi : Gaji 169.707.001 169.707.001 169.707.001 169.707.001 Keperluan Kantor 12.275.850 12.275.850 12.275.850 12.275.850 Listrik & Air 54.145.616 54.145.616 54.145.616 54.145.616 Pos Telepon & Telex 19.631.701 19.631.701 19.631.701 20.973.351 1.341.650 By. Asuransi 3.901.334 3.901.334 3.901.334 3.901.334 By. Perijinan & Legal 24.567.500 24.567.500 24.567.500 31.042.500 6.475.000 By. PBB 8.473.800 8.473.800 8.473.800 8.473.800 Sewa 0 0 0 0 Kebersihan dan keamanan 9.691.000 9.691.000 9.691.000 9.691.000 By. Materai & Benda Pos 32.000 32.000 32.000 32.000 Penyusutan AT 22.440.401 22.440.401 (9.013.580) 13.426.821 13.426.821 Lain-lain 75 75 (75) 0 0 Total Biaya Umum & Administrasi 324.866.278 324.866.278 315.852.623 323.669.273 4 Total Biaya Usaha 635.845.928 635.845.928 607.971.623 615.788.273 5 Penghasilan Netto d/ Usaha : 347.869.844 347.869.844 375.744.149 367.927.499 B Penghasilan & Biaya di luar usaha : Bunga Bank 5.099.633 5.099.633 (5.099.633) 0 0 Adm. & Pajak bunga bank (1.619.927) (1.619.927) 1.619.927 0 0 Selisih Kurs 0 0 0 0 Pendapatan Lain 42.602.330 42.602.330 (42.602.330) 0 0 Total penghasilan di luar usaha 46.082.037 46.082.037 0 0 C Penghasilan Sblm Pajak Tahun 2013 393.951.881 393.951.881 375.744.149 367.927.499 7.816.650 Sumber: Data Analisa Hasil Olahan Penulis

73 Berikut adalah penjelasan hasil analisa dan pembahasan penulis terhadap perencanaan pajak pada PT. XYZ. 1. Penjualan Perusahaan dalam pencatatannya menggunakan metode akrual basis yaitu perusahaan mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Saat pengakuan adalah pada saat perusahaan benar mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil usaha kegiatan perusahaan. Berdasarkan analisa penulis, bahwa penerapan perencanaan pajak atas akun penjualan telah sesuai dengan peraturan perpajakan. 2. Biaya Gaji Tax planning yang telah dilakukan perusahaan adalah: Biaya gaji bagian penjualan Biaya gaji bagian adm & umum Rp.254.300.000 Rp.156.250.000 Tax planning gaji adm & umum (bentuk tunjangan) Rp. 13.457.001 Komponen biaya gaji bagian adm & umum Rp.169.707.001 Menurut penulis, strategi tax planning perusahaan atas biaya gaji telah efisien hal ini dikarenakan pemberian fasilitas dalam bentuk tunjangan kepada karyawan dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai dengan UU PPh pasal 6 ayat (1) huruf a.

74 3. Biaya Pos, Telepon & Telex Dalam analisa penulis terhadap akun biaya kendaraan bagian penjualan, perusahaan telah melakukan koreksi fiskal sebesar Rp.18.860.650,- didalamnya terdapat biaya pulsa handphone pegawai bagian penjualan sebesar Rp. 2.683.300. Sesuai dengan KEP-220/PJ/2002 biaya pulsa pegawai sebesar 50% dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. Tax planning nya: Biaya pos, telepon & telex Rp.19.631.701 Tax planning biaya pulsa hp (Rp.2.683.300 X 50%) Rp. 1.341.650 Komponen biaya pos, telepon & telex Rp.20.973.351 4. Biaya perijinan dan legal Berdasarkan penelitian penulis terdapat biaya Undang-undang gangguan untuk 3 tahun ke depan sebesar Rp.6.475.000 yang belum dicatat dalam buku besar perusahaan. Maka Tax planningnya adalah: Biaya perijinan dan legal Rp.24.567.500 Tax planning Biaya Undang-undang gangguan Rp. 6.475.000 Komponen biaya perijinan dan legal Rp.31.042.500 5. Penghasilan Sebelum Pajak Tahun 2013 Dari hasil penelitian tax planning menurut perusahaan dan tax planning analisa penulis, terdapat penurunan penghasilan sebelum pajak sebesar Rp.7.816.650,- dengan perhitungan sebagai berikut: Penghasilan sebelum pajak menurut perusahaan Rp.375.744.149 Penghasilan sebelum pajak menurut analisa penulis Rp.367.927.499 Penurunan penghasilan sebelum pajak Rp. 7.816.650

75 Berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis, penerapan perencanaan pajak PT.XYZ sudah sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan besarnya penghasilan kena pajak dan PPh terhutang setelah penerapan tax planning menurut perusahaan dengan hasil analisa penulis sebagai berikut: TABEL 4.3 PERBANDINGAN PENGHASILAN KENA PAJAK & PPh BADAN TERHUTANG Setelah Tax Planning Keterangan Menurut Menurut Perusahaan Penulis Penghasilan Kena Pajak 375.744.149 367.927.499 PPh Badan Terhutang 60.484.660 59.226.390 (Tarif Khusus WP Badan UKM Pasal 31 E) Kredit pajak: PPh pasal 25 42.926.218 42.926.218 PPh pasal 29 (Kurang Bayar) 17.558.442 16.300.172 Laba Bersih Setelah Pajak 358.185.707 351.627.327 Sumber: Data Analisa Hasil Olahan Penulis Dengan keterangan PPh Badan Terhutang tarif khusus WP Badan UKM pasal 31E sebagai berikut:

76 TABEL 4.4 PERHITUNGAN PPh TERHUTANG WAJB PAJAK BADAN PASAK 31 E MENURUT PERUSAHAAN Tarif Khusus WP Badan UKM PPh Terhutang Pasal 31 E Menurut Perusahaan: Badan PKP Mendapat Fasilitas Pasal 31 E (4.800.000.000 : 6.739.528.046) x 375.744.149 = 267.611.011 PKP Tidak Mendapat Fasilitas Pasal 31 E = 375.744.149-267.611.011 = 108.133.137 Perhitungan Pajak Terhutang: = (50% x 25%) x Rp.267.611.011 : Rp.33.451.376 = 25% x Rp.108.133.137 : Rp.27.033.284 Rp.60.484.660 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis TABEL 4.5 PERHITUNGAN PPh TERHUTANG WAJIB PAJAK BADAN PASAL 31 E MENURUT PENULIS Tarif Khusus WP Badan UKM PPh Terhutang Pasal 31 E Menurut Penulis: Badan PKP Mendapat Fasilitas Pasal 31 E (4.800.000.000 : 6.739.528.046) x 367.927.499 = 262.043.867 PKP Tidak Mendapat Fasilitas Pasal 31 E = 367.927.499-262.043.867 = 105.883.631 Perhitungan Pajak Terhutang: = (50% x 25%) x Rp.262.043.867 : Rp.32.775.483 = 25% x Rp.105.883.631 : Rp.26.470.907 Rp.59.226.390 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis

77 Keterangan: Rumus PKP Mendapat Fasilitas : (4.800.000.000 : peredaran bruto / penjualan 1 tahun) x Penghasilan Kena Pajak (PKP). Sesuai dengan UU PPh. Dengan demikian besarnya jumlah efisiensi pajak yang seharusnya dapat dilakukan oleh perusahaan dengan adanya analisa perencanaan pajak yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: PPh Badan Terhutang menurut perusahaan PPh Badan Terhutang menurut penulis Rp.60.484.660 Rp.59.226.390 Efisiensi pembayaran pajak Rp. 1.258.270 D. Pengukuran dan Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 1. Pengukuran Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 Berikut ini disajikan perhitungan pajak tangguhan PT XYZ untuk tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi yang menimbulkan perbedaan temporer : a. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Liability Method) Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Hitung perbedaan temporer untuk akun-akun yang dikategorikan sebagai unsur beda temporer dengan membandingkan nilai buku menurut akuntansi dan dasar pengenaan pajaknya. 2. Bila akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok aset, maka :

78 - Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan - Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan Sedangkan jika akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok kewajiban, maka : - Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan -Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali selisih yang dihasilkan oleh langkah no.1 (total selisih koreksi fiskal). 4. Bandingkan saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan sesuai langkah no.3 dengan saldo awal tahun sebelumnya. Jika saldo aset pajak tangguhan menurun akan menghasilkan beban pajak tangguhan, sedangkan jika saldo aset pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan. Dan jika saldo kewajiban pajak tangguhan menurun akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan jika saldo kewajiban pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan beban pajak tangguhan.

79 TABEL 4.6 PERHITUNGAN PAJAK TANGGUHAN TAHUN 2013 DENGAN PENDEKATAN NERACA AKUN Accounting Tax Perbedaan DTA / Base Base Temporer DTL AKTIVA LANCAR : KAS Rp. 20.410.817 20.410.817 - BANK Rp. 420.777.790 420.777.790 - PIUTANG DAGANG Rp. 3.094.304.256 3.094.304.256 - PIUTANG KARYAWAN Rp. - - - PERSEDIAAN BARANG Rp. 921.910.336 921.910.336 - TOTAL AK. LANCAR Rp. 4.457.403.199 AKTIVA TETAP : KENDARAAN Rp. 203.001.600 203.001.600 - PERALATAN Rp. 269.003.806 269.003.806 - AK. PENYUSUTAN Rp. (323.530.854) (314.517.274) (9.013.580) DTL TOTAL AK. TETAP Rp. 148.474.552 T O T A L A K T I V A Rp. 4.605.877.751 P A S I V A HUTANG LANCAR : HUTANG DAGANG Rp. 594.325.011 594.325.011 - PAJAK YMH DIBAYAR Rp. 71.155.310 71.155.310 - HUTANG LAIN-LAIN - - - TOTAL HUT. LANCAR Rp. 665.480.321 MODAL SENDIRI : MODAL SAHAM Rp. 2.000.000.000 2.000.000.000 - LABA ( RUGI ) TAHUN LALU Rp. 1.582.211.723 1.582.211.723 - LABA ( RUGI ) TAHUN BERJALAN Rp. 358.185.707 358.185.707 - TOTAL MODAL SENDIRI Rp. 3.940.397.430 T O T A L P A S I V A Rp. 4.605.877.751 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Perhitungan pajak tangguhan 2013 sebagai berikut berdasarkan pendekatan neraca Perbedaan Temporer 9.013.580 Tarif UU PPh Pasal 17 25% Pajak Tangguhan : Kewajiban pajak tangguhan (25% x 9.013.580) 2.253.395 Beban pajak tangguhan tahun 2013 2.253.395

80 b. Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Liability Method) Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Perhatikan rekonsiliasi fiskal yang telah dibuat dan identifikasi akunakun di laba rugi yang termasuk beda waktu 2. Identifikasi koreksi fiskal yang dihasilkan dari akun-akun di atas dan tentukan apakah koreksi fiskal tersebut termasuk koreksi positif atau negatif. Koreksi positif akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan koreksi negatif akan menghasilkan beban pajak tangguhan. 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali koreksi fiskal yang dihasilkan. 4. Tentukan aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan dengan cara merujuk pada saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan tahun sebelumnya

81 TABEL 4.7 PERHITUNGAN PAJAK TANGGUHAN TAHUN 2013 DENGAN PENDEKATAN LABA RUGI Laba Sebelum Pajak Penghasilan 375.744.149 Beda Tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan 20.480.652 Bunga bank (5.099.633) Pendapatan lain (42.602.330) Total Beda Tetap (27.221.311) Beda Waktu: Biaya penyusutan aktiva tetap 9.013.580 Total Beda Waktu 9.013.580 Penghasilan netto fiskal 357.536.418 Penghasilan kena pajak (PKP) 357.536.418 PPh Badan Terhutang tarif pasal 31 E 57.553.707 Kredit Pajak 42.926.218 Hutang PPh Kurang Bayar 14.627.489 Mutasi DTL dari beda waktu 2.253.395 Mutasi DTA / DTL dari akumulasi rugi pajak - Total beban pajak tangguhan 2.253.395 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Berikut dibawah adalah cara untuk menghitung PPh Badan Terhutang tarif pasal 31 E TABEL 4.8 PERHITUNGAN PPh TERHUTANG WAJIB PAJAK BADAN PASAL 31 E Tarif Khusus WP Badan UKM PPh Terhutang Pasal 31 E Menurut Penulis: Badan PKP Mendapat Fasilitas Pasal 31 E (4.800.000.000 : 6.739.528.046) x 357.536.418 = 254.643.173 PKP Tidak Mendapat Fasilitas Pasal 31 E = 357.536.418 254.643.173 = 102.893.245 Perhitungan Pajak Terhutang: = (50% x 25%) x Rp.254.643.173 : Rp.31.830.396 = 25% x Rp.102.893.245 : Rp.25.723.311 Rp.57.553.707 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis

82 Pada tahun 2013 memperoleh laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp.375.744.149, total beda tetap Rp.27.221.311 dan beda waktu Rp.9.013.580. Kredit pajak PPh pasal 25 sebesar Rp.42.926.218. Nilai mutasi DTL dari beda waktu diperoleh sebesar Rp.2.253.395 yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi positif. Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal adalah sebagai berikut : Dr. Beban pajak tangguhan (DTE) Rp.2.253.395 Cr. Kewajiban pajak tangguhan (DTL) Rp.2.253.395 Sedangkan jurnal untuk mengakui Pajak Penghasilan Terhutang sebagai berikut : Dr. Beban pajak kini Rp. 14.627.489 Cr. Hutang pajak penghasilan Rp.14.627.489 Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Dr. Beban pajak kini Rp.14.627.489 Dr. Beban pajak tangguhan (DTE) Rp. 2.253.395 Cr. Kewajiban pajak tangguhan (DTL) Rp.16.880.884 2. Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 a. Penyajian di Neraca Penyajian aset atau kewajiban pajak tangguhan dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Penyajian kewajiban pajak tangguhan dalam neraca harus disajikan terpisah dari kewajiban pajak kini, disajikan dalam kewajiban tidak lancar.

83 TABEL 4.9 PENYAJIAN PAJAK TANGGUHAN NERACA SESUAI PSAK No.46 PER 31 DESEMBER 2013 Kewajiban Lancar Hutang Pajak Penghasilan Rp.14.627.489 Kewajiban Tidak Lancar Beban Pajak Tangguhan Rp.2.253.395 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Kewajiban pajak tangguhan Rp.2.253.395 timbul karena perbedaan temporer akumulasi penyusutan menurut akuntansi dan pajak. Akuntansi mengakui sebesar Rp.323.530.854 sedangkan pajak mengakui sebesar Rp.314.517.274, selisih sebesar Rp.9.013.580 di kali kan tarif PPh 25%. Hutang pajak penghasilan sebesar Rp.14.627.489 berasal dari penghasilan kena pajak Rp.357.536.418 mendapat fasilitas pasal 31 E. Kewajiban pajak tangguhan ini akan disajikan di dalam neraca dalam kelompok non current. b. Penyajian di Laba Rugi Penyajian pajak tangguhan dalam laporan laba rugi harus berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum. Didalam laporan laba rugi, penghasilan dan biaya fiskal yang berhubungan dengan laba rugi dari aktivitas operasi harus disajikan secara terpisah dari penghasilan dan biaya yang berasal dari aktivitas non operasi.

84 TABEL 4.10 PENYAJIAN PAJAK TANGGUHAN LAPORAN LABA RUGI SESUAI PSAK No.46 PER 31 DESEMBER 2013 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini Rp.57.553.707 Beban (penghasilan) pajak tangguhan Rp. 2.253.395 Kredit pajak pasal 25 (Rp.42.926.218) Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak Rp.375.744.149 Rp.16.880.884 Rp.358.863.265 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Laba bersih setelah pajak yang disajikan dalam PSAK No.46 adalah sebesar Rp.358.863.265 terjadi kenaikan laba sebesar Rp.677.558 dari sebelumnya laba bersih menurut perusahaan sebesar Rp.358.185.707. Hal ini membuktikan penerapan PSAK No.46 memberikan dampak yang kurang signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Menurut analisa penulis, perencanan pajak yang dilakukan PT. XYZ sudah baik sekali, hal ini dibuktikan dari PPh Pasal 29 (Kurang Bayar) menurut perusahaan sebesar Rp.17.558.442 sedangkan menurut analisa penulis sebesar Rp.16.300.172 hanya terdapat selisih efisiensi pajak sebesar Rp.1.258.270. Perbanding laba komersial dan laba fiskal setelah tax planning serta PPh terhutang menurut perusahaan dan penulis:

85 TABEL 4.11 TABEL ANALISA PERBANDINGAN PER 31 DESEMBER 2013 Keterangan Perusahaan Penulis Selisih Laba Komersial Rp.393.951.881 Rp.393.951.881 Rp.0 Laba Fiskal Rp.375.744.149 Rp.367.927.499 Rp.7.816.650 PPh pasal 29 (KB) Rp. 17.558.442 Rp. 16.300.172 Rp.1.258.270 Sumber: Data Hasil Olahan Penulis Selisih laba fiskal sebesar Rp.7.816.650 terdiri atas biaya Undang-undang gangguan untuk tiga tahun kedepan yang belum dicatat perusahaan sebesar Rp.6.475.000 dan biaya pulsa handphone pegawai bagian penjualan sebesar Rp.2.683.300 yang hanya bisa dibebankan 50% yaitu sebesar Rp.1.341.650. Selisih PPh pasal 29 (kurang bayar) Rp.1.258.270 merupakan efisiensi pajak menurut analisa yang penulis.