BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

BAB II LANDASAN TEORI

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara

PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG. Amalia, S.T., M.T.

PENGUKURAN WAKTU KERJA

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LOGO EKONOMI GERAKAN

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

practicum apk industrial engineering 2012

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

BAB II LANDASAN TEORI

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

PETA PETA KERJA. Nurjannah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

practicum apk industrial engineering 2012

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan. Definisi dari penelitian cara kerja adalah kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan secara seksama mengenai cara cara yang berlaku yang diusulkan untuk melaksanakan kerja dengan cara mencari, mengembangkan, dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien agar pekerjaan yang dilakukan akan lebih singkat atau cepat dilakukan. Di dalam penelitian cara kerja ada 4 macam komponen yang harus dipelajari untuk mendapatkan metode kerja yang lebih baik, 4 komponen tersebut adalah : Komponen material Komponen manusia Komponen mesin Komponen lingkungan kerja fisik 2.1 Pengukuran Kerja Pengukuran kerja merupakan bagian dari penelitian cara kerja. Pengukuran kerja adalah pengukuran kerja dilihat dari waktu kerja pada saat operator melakukan kerja. Pengukuran kerja merupakan metode penetapan keseimbangan antara kegiatan

10 manusia yang dikontribusikan dengan output yang akan dihasilkan. Tujuan dari pengukuran kerja adalah untuk menentukan waktu rata rata yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah pekerjaan oleh operator tertentu. Pengukuran kerja dibagi menjadi dua, yaitu pengukuran kerja langsung dan pengukuran kerja tidak langsung. 2.1.1. Pengukuran Kerja Langsung Pengukuran kerja langsung adalah pengukuran waktu kerja yang dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan diukur dan dijalankan. Cara pengukurannya dilakukan dengan menggunakan alatalat seperti : Stopwatch sebagai alat ukur Work sampling 2.1.2. Pengukuran Kerja Tidak Langsung Pengukuran kerja tidak langsung adalah pengukuran waktu kerja dengan cara dihitung dengan metode standar data/formula, pengukuran kerja dengan analisa regresi, penetapan waktu baku dengan data waktu gerakan. Dari sekian banyak cara di atas yang umumnya sering dilakukan adalah dengan cara penetapan waktu baku dengan data waktu yang terdiri atas : - Work Factor (WF) - Methods Time Measurement (MTM) - Maynard Operation Sequence Technique (MOST)

11 -Modular Arrangement of Predetermined Time Standards (MODAPTS) Motion Time Measurement (MTM) Gerakan dasar dalam MTM : Menjangkau (R) : Gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan. Waktunya bergantung pada tujuan, panjang gerakan dan kelasnya. Lima kelas menjangkau adalah : - Menjangkau kelas A : Gerakan menjangkau ke suatu objek di tangan lain. - Menjangkau kelas B : Gerakan menjangkau kearah suatusasaran yang tempatnya berada pada jarak kira-kira tapi tertentu dan diketahui. - Menjangkau kelas C : Gerakan menjangkau kearah objek yang tercampur aduk (mixed) dengan banyak objek lain. - Menjangkau kelas D : Gerakan menjangkau kearah suatu objek yang sangat kecil sehingga diperlukan suatu pegangan (grasping) yang teliti. - Menjangkau Kelas E :

12 Gerakan menjangkau kearah suatu sasaran yang tempatnya tidak pasti. Membawa (M) : Gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu objek ke suatu sasaran. Tiga kelas mengangkut yaitu : - Mengangkut kelas A : Pemindahan objek dari satu tangan ke tangan lain, atau berhenti karena suatu penahan. - Mengangkut kelas B : Pemindahan objek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti. - Mengangkut kelas C : Pemindahan objek ke suatu sasaran yang letaknya pasti. Memutar (T) : Gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan dengan baik dalam keadaan kosong maupun tanpa beban. Memegang (G) : Elemen dasar yang digerakkan dengan maksud utama untuk menguasai sebuah atau beberapa objek baik dengan jari

13 maupun dengan tangan untuk memungkinkan melakukan gerakan dasar berikutnya. Melepas (R) : Gerakan dasar penguasaan atas suatu objek dengan jari atau tangan. Lepas Rakit (D) : Gerakan dasar untuk memisahkan suatu objek dari objek lainnya. Gerakan Mata (E) : Biasanya gerakan ini tidak mempengaruhi waktu gerakan, kecuali bila gerakan diarahkan oleh mata. Gerakan-gerakan badan lainnya Yang dimaksud di sini adalah kaki, telapak tangan, serta bagian-bagian lainnya seperti lutut, pinggang dan lain-lain. 2.2 Penyesuaian dan Kelonggaran Merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan agar operator dapat merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Penyesuaian Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut factor penyesuaian. Besarnya harga p tentunya sedemikian rupa sehingga hasil

14 perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau yang normal. Beberapa cara menentukan faktor penyesuaian : Cara Persentase yang merupakan cara paling awal digunakan dalam melakukan penyesuaian. Disini besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran. Misalnya si pengukur berpendapat bahwa p = 110%. Jika waktu siklusnya telah terhitung sama dengan 14,6 menit, maka waktu normalnya : W n = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit Cara ini merupakan cara yang paling sederhana, tetapi cara ini memiliki kekurangan ketelitian sebagai akibat dari kasarnya cara penilaian. Cara Shumard, Cara ini memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai-nilai sendiri. Tabel 2.1 Tabel Penyesuaian menurut cara Shumard Kelas Penyesuaian Superfast 100 Fast + 95 Fast 90 Fast - 85 Excelent 80 Good + 75 Good 70 Good - 65 Normal 60 Fair + 55 Fair 50

15 Fair - 45 Poor 40 Cara Westinghouse, cara ini mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Konsistensi. - Keterampilan atau Skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang diterapkan. - Usaha didefinisikan sebagai kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketika melakukan kerjanya. - Kondisi Kerja didefinisikan sebagai kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. - Konsistensi adalah faktor yang harus diperhatikan, karena pada setiap pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama. Jika variabilitasnya tinggi maka hal tersebut harus diperhatikan.

16 Tabel 2.2 Tabel Penyesuaian menurut Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterampilan Usaha Kondisi Kerja Konsistensi Superskill Excelent Good Average Fair Poor Excessive Excelent Good Average Fair Poor Ideal Excellenty Good Average Fair Poor Perfect Excellent Good Average Fair Poor A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 A B C D E F A B C D E F +0,15 +0,13 +0,11 +0,08 +0,06 +0,03 0,00-0,05-0,10-0,16-0,22 +0,13 +0,12 +0,10 +0,08 +0,05 +0,02 0,00-0,04-0,08-0,12-0,17 +0,06 +0,04 +0,02 0,00-0,03-0,07 +0,04 +0,03 +0.01 0,00-0,02-0,04

17 Kelonggaran Kelonggaran diberikan untuk 3 hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran untuk Kebutuhan Pribadi Yang termasuk Kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti minum sekedarnya untuk mengilangkan rasa haus, ke kamar kecil, mengobrol dengan teman dan lain lain. Besarnya kelonggaran ini berbeda antara pria (0 2.5%) dan wanita (5%). Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa lelah (Fatique) Rasa lelah (Fatique) tercermin dari menurunnya hasil produksi. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan. 2.3 Peta Kerja Peta kerja adalah alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Melalui peta kerja ini kita mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja ini, antara lain bisa dilihat seperti : Benda Kerja, berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi ukuran pekerjaan, dll.

18 Macam proses yang dilakukan, jenis & spesifikasi mesin, peralatan produksi, tooling, dll. Waktu Operasi (waktu standard) untuk setiap proses atau elemen kegiatan disamping total waktu penyelesaiannya. Kapasitas mesin ataupun kapasitas kerja lainnya yang dipergunakan. 2.3.1 Peta peta kerja keseluruhan Peta-peta Kerja Keseluruhan digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan. Macam-macam peta kerja yang umum dipakai untuk menganalisa proses kerja keseluruhan: a. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti: waktu yang di habiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai. b. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)

19 Peta Aliran Proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. c. Peta Proses Kelompok Kerja (Gang Process Chart) Peta ini digunakan dalam suatu tempat kerja dimana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama yang baik dari sekelompok pekerja. Tujuan pembuatan peta ini ialah untuk menetapkan jumlah oprator yang seharusnya untuk melayani atau menjalankan mesin secara efektif. Keuntungan yang diperoleh, yaitu : - Mesin atau fasilitas kerja dapat dioperasikan secara full capacity. - Menurunkan direct labor cost - Menaikkan moral operator karena adanya distribusi bobot penugasan yang merata. d. Diagram Aliran (Flow Diagram) Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses. Aktivitas, yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ke

20 tempat berikutnya, dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut dan arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran tersebut. 2.3.2 Peta kerja setempat Peta Kerja Setempat digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat. Macam-macam peta kerja yang umum dipakai untuk menganalisa proses kerja setempat: a. Peta Pekerja dan Mesin Peta ini menunjukkan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Peta ini juga menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta ini merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan studi gerakan ini kita bisa menganalisa gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja selama melaksanakan pekerjaannya.

21 2.4 Ekonomi Gerakan Didalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip prinsip ekonomi gerakan (the principles of motion economy) yang dapat menganalisa gerakan gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya. Ekonomi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat memungkinkan dilakukannya gerakan gerakan yang ekonomis. Ekonomi gerakan sangat berhubungan erat dengan studi gerakan yang merupakan analisa yang dilakukan pada bagian bagian badan pekerja dengan harapan agar gerakan gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau juga dihilangkan agar diperoleh penghematan dalam hal waktu kerja dan menghemat pemakaian fasislitas fasilitas yang tersedia dari segi ekonomisnya. Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tubuh Manusia dan Gerakannya Manusia memiliki kendali fisik dan struktur tubuh yang memberikan keterbatasan dalam melaksanakan gerakan kerja. Kedua tangan jangan menganggur pada waktu yang bersamaan kecuali waktu istirahat.

22 Jika memungkinkan kedua tangan (yang sama sama dibutuhkan untuk melakukan seperti halnya dalam proses perakitan) harus memulai dan menyelesaikan gerakannya dalam waktu yang sama. Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah. Untuk menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian bagian tubuh yang memang diperlukan saja yang bekerja. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penghamburan tenaga dan kelelahan (fatigue) yang tidak perlu. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehinnga gerak fokus mata terbatas pada bidang menyenangkan tanpa harus mengubah fokus. Hindari gerakan yang patah patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan. Ekonomi Gerakan Berdasarkan Area Kerja Tempat tempat tertentu yang tak sering dipindah pindah harus disediakan untuk semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin). Letakkan bahan dan peralatan pada jarak dapat dengan mudah dan nyaman dicapai pekerja agar mengurangi usaha mencari cari yang dapat membuang membuang waktu. Tata letak bahan dan peralatan kerja (mesin, meja kerja, dan lainlain) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Di

23 sini prinsip prinsip anthropometri mutlak harus dipelajari dan diaplikasikan pada saat akan merancang fasilitas kerja tersebut. Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara, dan lain lain yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis arus pula diperhatikan benar benar sehingga dapat diperoleh area kerja yang nyaman, aman, dan mampu menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik. Ekonomi Gerakan Berdasarkan Desain Peralatan Kerja yang Digunakan Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja. Jika tiap jari melaukan gerakan tertentu seperti pekerjaan mengetik, maka beban untuk masing masing jari harus dibagi seimbang sesuai dengan energi dan kekuatan yang dimiliki oleh masing masing jari. Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagi macam pekerjaan sekaligus, baik yang sejenis maupun yang berlainan. Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari cari. Desain peralatan juga dibuat sedemikian rupa agar memberi kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.