URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

Analisis SWOT dan Pemilihan Strategi

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

Strategi Pengembangan Usaha Dalam Pemberdayaan Ekonomi Pegawai Negeri Sipil Di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Warga Winaya

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK SOLID FURNITURE PADA PT. WIRAMAS INTI LESTARI SKRIPSI. Oleh : RIO SAILENDRA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Analisis SWOT ANALISIS SWOT

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB III METODE KAJIAN

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah strategi bersaing PT. Bintang

Transkripsi:

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO 0700054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2007 1

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) Abstrak Kehadiran teknologi informasi merupakan faktor utama tersedianya pelayanan yang cepat, akurat, terartur, akuntabel dan terpecaya di dalam berbagi aspek kehidupan pada era sekarang ini, diantaranya ialah institusi pendidikan, guna menggembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan maka digunakanlah teknologi informasi atau yang lebih dikenal dengan e-learning. Dalam tulisan ini akan dikemukakan hasil analisis SWOT dalam e-learning dan urgensi e-learning dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan serta berbagai peran dan fungsi teknologi informasi sebagai solusi permasalahan pendidikan konvensional. 1. Latar Belakang E-learning sebagai model pembelajaran baru dalam pendidikan memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan yang selama ini dibebankan dengan banyaknya kekurangan dan kelemahan pendidikan konvensional (pendidikan pada umumnya) diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan konvensional. Teknologi informasi yang mempunyai standar platform internet yang bisa menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet itu sendiri yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung belum lagi karakter internet yang murah, sederhana dan terbuka mengakibatkan internet bisa digunakan oleh siapa saja (everyone), dimana saja (everywhere), kapan saja (everytime) dan bebas digunakan (available to every one). Pengembangan pendidikan menuju e-learning merupakan suatu keharusan agar standar mutu pendidikan dapat ditingkatkan, karena e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional (Rosenberg 2001; 28), dengan demikian urgensi teknologi informasi dapat dioptimalkan untuk pendidikan. 2

2. Analisis SWOT Terhadap E-Learning Untuk menyatakan peran dan fungsi teknologi informasi pada pendidikan (elearning) maka perlu dianalisis dengan metode SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat). Adapun tahap analisis SWOT menurut Rangkuti (1977) adalah : a. Identifikasi faktor-faktor eksternal dan internal b. Memberi nilai peubah dengan pembobotan serta rating dari 1 sampai 5. Bobot dikalikan rating dari setiap faktor untuk mendapatkan skor untuk faktor-faktor tersebut. Sesuai dengan pola empat sel kuadran metode SWOT berikut ini akan dijelaskan posisi institusi pendidikan dalam perpaduan antara kondisi internal dan eksternal untuk menyatakan peran dan fungsi teknologi informasi Peluang Lingkungan (Opportunities) Sel 3 : Mendukung Strategi Turn Around Sel 1 : Mendukung Strategi Agresif Kelemahan Internal (Weaknesses) Kekuatan Internal (Strengths) Sel 4 : Mendukung Strategi Defensif / Survival Sel 2 : Mendukung Strategi Diversifikasi Ancaman Lingkungan (Threats) Gambar 1. Diagram Analisis SWOT Sel satu adalah situasi yang paling menguntungkan, institusi pendidikan menghadapi beberapa lingkungan dan mempunyai kekuatan yang mendorong dalam pemanfaatan peluang yang ada. Sel dua adalah situasi dimana institusi pendidikan dengan kekuatan internal menghadapi suatu lingkungan yang tidak menguntungkan. Sel tiga adalah institusi pendidikan menghadapi lingkungan yang sangat menguntungkan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menangkap peluang. 3

Sel empat adalah situasi perusahaan yang paling tidak menguntungkan. Institusi pendidikan menghadapi ancaman lingkungan yang utama dari suatu posisi yang relatif lemah. Berikut untuk memperjelas posisi institusi pendidikan serta peran dan fungsi teknologi informasi maka akan dipetakan posisi institusi pendidikan berupa matrik SWOT yaitu akan dilihat gabungan antara pemanfaatan kekuatan untuk menangkap peluang, mengatasi kelemahan dengan mengambil kesempaatan, menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman, meminimalkan kelemahan dan menghindarkan ancaman.: Internal Faktor Eksternal factor Strengths (S) Identifikasi Pendidikan 1. Sumber Daya Manusia yang akrab dengan teknologi informasi 2. Tersedianya dana 3. Persetujuan seluruh anggota yang terlibat. Weaknesses (W) Identifikasi Kelemahan 1. Sumber Daya Manusia yang asing dengan teknologi informasi 2. Kurang tersedianya dana 3. Tidak ada Persetujuan seluruh anggota yang terlibat. Opportunities (O) Identifikasi Peluang 1.Tersedia alat-alat teknologi informasi (sarana dan prasarana) 2. Lingkungan pendidikan yang terjangkau networking 3.Tersedia lembaga lembaga pendukung pendidikan 4. Sumber Daya alam yang mendukung. Strategi SO SDM yang uggul, dana yang tersedia dan persetujuan seluruh anggota merupakan kekuatan yang dapat menangkap peluang untuk menyediakan sarana dan prasarana, menyediakan networking serta mendapat dukungan dari lembaga pendidikan dan dapat memanfaatkan SDA yang ada. Keadaan ini institusi pendidikan disarankan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO SDM yang jelek, dana yang tidak tersedia dan tidak ada persetujuan dari anggota merupakan kelemahan yang berakibat tidak dapat menangkap peluang berupa sarana dan prasarana, lingkungan yang tersedia networking, lembaga pendidikan yang mendukung serta sumber daya alam yang memadai. Keadaan institusi pendidikan disarankan untuk memanfaatkan peluang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Threats (T) Identifikasi Ancaman 1 Tidak tersedia alat-alat teknologi informasi (sarana dan prasarana) 2. Lingkungan pendidikan yang tidak terjangkau networking 3. Tidak tersedia lembaga lembaga pendukung pendidikan 4. Sumber Daya alam yang tidak mendukung. Strategi ST SDM yang uggul, dana yang tersedia dan persetujuan seluruh anggota merupakan kekuatan tetapi mendapat ancaman dari lingkungan berupa sarana dan prasarana yang tidak tersedia, networking tidak terjangkau, lembaga terkait tidak mendukung, SDA yang tidak memadai. Keadaan institusi pendidikan disarankan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindarkan ancaman. Strategi WT SDM yang jelek, dana yang tidak tersedia dan tidak ada persetujuan dari anggota merupakan kelemahan yang diperparah oleh ancaman dari lingkungan berupa sarana dan prasarana yang tidak tersedia, tidak terjangkaunya networking, tidak mendapat dukungan dari lingkungan terkait, SDA yang tidak tersedia. Keadaan institusi pendidikan disarankan bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Gambar 2. Matriks SWOT 4

Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk menghilangkan berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di banyak institusi pendidikan yaitu dengan cara: 1. Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio, televisi, computer ) 2. Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Wireless Network connection, LAN ) 3. Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat berdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi. Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8)mengurangi biaya operasi; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlombalomba berinvestasi dalam bidang TI untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat. 3. Faktor-Faktor Pendukung E-Learning E-learning dalam pendidikan memiliki peran menggeser lima cara dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke on line atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata, Rosenberg (2001). Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa factor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu: 1. Infrastruktur 2. Sumber Daya Manusia 3. Kebijakan 4. Finansial 5. Konten dan Aplikasi. 5

Maksud dari faktor diatas adalah agar teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat, pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya. E-learning yang merupakan salah satu produk teknologi informasi tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun faktorfaktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan. Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan terakhir, penyediaan perangkat kerasnya. 4. Model Platform Peningkatan Mutu Pendidikan Dari analisa sebelumnya direkomendasikan platform yang dapat diterapkan dalam model peningkatan mutu pendidikan melalui e-learning, berikut model platform yang dimaksud: Input Pendidikan 1. Informasi 2. Energi dan Tenaga 3. Bahan-bahan Proses pendidikan Faktor-faktor Kebijakan (mencakup sistem pembiyaan dan arah pengembangan) isi atau materi(kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi) SDM(tenaga pengajar) Penyediaan perangkat kerasnya (sarana dan prasarana) Sumber Dana Output pendidikan Orang-orang terdidik berbasis teknologi informasi Gambar 4. Alternatif Model Platform (Value Chain Based Model) 6

Informasi Energi/Tenaga Bahan-bahan Input Pendidikan Proses Pendidikan Out put pendidikan Faktor-faktor Kebijaka isi atau materi SDM Penyediaan perangkat kerasnya Sumber Dana Gambar 5. Alternatif Model Platform (Flow Based Model) 7

5. Etika Dalam Pengunaan Teknologi Informasi Dalam masyarakat kita sering mendengar etika yang dimaksud etika itu sendiri dalam kamus bahasa indonesia dijelaskan ; 1. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral. 2. Kumpulan asas atau nilai yang bekenaan dengan akhlak 3. Nilai mengenai benar dan salah. Perhatikan diagram dibwah ini : Etika Etika Umum Sikap Thd Sesama Etika Khusus Etika Keluarga Etika Individual Etika Profesi Etika Sosial BioMedis Hukum Bisnis Tek. Informasi Lain-lain Etika Politik Lingkungan Hidup 8

Berdasarkan diagram diatas maka teknologi terdapat pada bagian etika profesi, etika profesi itu sendiri yaitu Standar Teknis; Pelaksanaan jasa profesional relevan dengan bidangnya. Kopentensi; Pelaksanaan jasa profesional sesuai kopetensi, dengan kehati-hatian dan ketekunan. Tanggung jawab profesi; Pelaksanaan jasa profesional menggunakan pertimbangan moral dan bertanggunjawab atas pekerjaan yang dilakukannya. Obyektivitas; pelaksanaan jasa profesional secara obyektif dan bebas dari bantuan kepentingan. Serta Kerahasiaan; tidak boleh mengungkapkan informasi yang diperoleh tanpa persetujuan, kecuali ada kewajiban profesional/hukum. 9

DAFTAR PUSTAKA Munir Dr (2007), Strategi Pengembangan B2b E-Commerce, Bahan Kuliah pada Prodi Pendidikan Ilmu Komputer UPI Bandung,Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 12 November. Soekartawi (2003). E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Presentasi pada Seminar e-learning perlu e-library, Universitas Petra, Surabaya, 3 Februari. Wahid,Fathul (2003). Peran Teknologi Informasi Dalam Modrenisasi Pendidikan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 3 Juli. Sidik,Ahmad,Ridwan (2007), Etika Komputer Dan Tanggung Jawab Professional di Bidang Teknologi Informasi, SMA Islam Nuruk Karomah, 6 September. 10