BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di RSIFC khususnya di gudang Instalasi Farmasi. Hasil penelitian meliputi tahap penyimpanan dan analisis SWOT untuk mengetahui posisi Instalasi Farmasi. A. Tahap Penyimpanan 1. Kecocokan Antara Barang Dengan Kartu Stok Dan Komputer Indikator ini digunakan untuk mengetahui ketelitian petugas gudang dan mempermudah dalam pengecekan obat, serta membantu dalam perencanaan dan pengadaan obat sehingga tidak menyebabkan terjadinya akumulasi atau kekosongan obat (Fakhriadi et al,2011). Dari hasil pengamatan tiap item barang dilengkapi dengan kartu stok. Kartu stok berisi tanggal, jumlah barang masuk, jumlah barang keluar, sisa stok dan keterangan. Pada kolom keterangan diisi bulan kadaluarsa atau lokasi pengiriman barang dari gudang farmasi. Kecocokan antara barang dengan kartu stok dan komputer di gudang farmasi dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Kecocokan barang dengan kartu stok dan komputer Jumlah Barang yang Sesuai Jumlah Sampel % Kecocokan barang Kartu Stok Komputer % Sumber Data: data sekunder yang diolah Pada tabel 4 dapat terlihat bahwa kecocokan barang dengan kartu stok dan komputer adalah sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketelitian dan kedisiplinan petugas gudang dalam mencatat jumlah sebenarnya pada saat pengeluaran dan pemasukan obat. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Pudjaningsih dan Santoso (2006) yang memberikan persentase minimal 100%, maka pengelolaan obat tahap penyimpanan pada indikator kecocokan antara barang dengan kartu stok 17

2 18 dan komputer sudah efisien. Tabel kecocokan antara barang dengan kartu stok dan komputer selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Turn Over Ratio (TOR) Indikator ini digunakan untuk mengetahui berapa kali perputaran modal dalam satu tahun atau untuk mengukur tingkat efisiensi persediaan (Fakhriadi et al, 2011). Semakin tinggi nilai TOR menunjukkan semakin efisien pengelolaan persediaan dan semakin rendah nilai TOR maka pengelolaaan obat tidak efisien atau jumlah persediaan menumpuk sehingga kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan menjadi kecil (Nafilla,2008). Nilai TOR dapat dilihat berdasarkan anggaran obat RSI Fatimah Cilacap tahun 2012 seperti ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5.Anggaran Obat RSIFC tahun 2012 Nilai Pembelian Persediaan Awal Persediaan Akhir Nilai TOR Rp Rp Rp ,4 kali Sumber data : Bagian Keuangan RSIFC Berdasarkan tabel 5 diperoleh nilai TOR pada tahun 2012 sebanyak 4,4 kali. Jika dibandingkan dengan nilai standar Seto et al (2012) yang memberikan nilai frekuensi 4-12 kali pertahun maka pengelolaan obat di gudang IFRS sudah efisien. Menurut Seto et al (2012) nilai TOR menunjukkan seberapa cepat persediaan obat dibeli, dijual dan digantikan kembali. 3. Sistem Penataan Gudang Sistem penyimpanan obat di gudang IFRSIFC menggunakan gabungan antara metode FIFO dan metode FEFO. Metode FIFO (First In First Out) adalah obat yang terlebih dahulu digunakan adalah obat yang lebih dahulu masuk dalam penyimpanan (Fakhriadi et al, 2011), sedangkan metode FEFO (First Expired First Out) persediaan barang yang dikeluarkan atau dijual yaitu barang yang terakhir masuk dalam penyimpanan karena mempunyai Expired Date (ED) lebih pendek dari barang yang sudah ada (Seto et al,2012). Proses penyimpanan obat di

3 19 gudang Instalasi Farmasi RSIFC lebih memprioritaskan metode FEFO, baru kemudian metode FIFO. Secara skematis proses penyimpanan obat di gudang IFRS dapat dijelaskan sebagai berikut: Menerima barang dan dokumen-dokumen pendukungnya. Memeriksa barang (dilihat kesesuaian antara faktur dan barang yang ada meliputi nama, jumlah bentuk sediaan dan tanggal kadaluarsa). Pengarsipan Memasukkan data-data ke komputer Menulis jumlah barang masuk dan tanggal ED pada kartu stok Meletakkan barang di rak Gambar 3. Skema proses penyimpanan barang di IFRSIFC Kesesuaian antara penyimpanan obat di gudang IFRSIFC dengan standar (Seto et al, 2012) adalah sebagai berikut: Tabel 6. Kesesuaian antara penyimpanan obat di gudang Instalasi Farmasi RSIFC dengan standar (Seto et al,2012) Pelaksanaan di gudang Instalasi Farmasi RSIFC Standar (Seto dkk, 2012) Ya Tidak 1. Metode FIFO 2. Metode FEFO 3. Penggolongan berdasarkan bentuk sediaan 4. Penggolongan secara alfabetis 5. Penggolongan secara farmakologi 6. Penggolongan narkotika dan psikotropika Sistem penyimpanan obat di gudang IFRSIFC sudah baik karena sesuai dengan standar Seto et al (2012). Dalam penyimpanan obatnya sudah menggunakan metode FIFO dan FEFO, penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan, farmakologi, narkotika dan psikotropika serta

4 20 diurutkan secara alfabetis. Untuk penggolongan obat tahap penyimpanan di gudang IFRSIFC dapat dilihat pada lampiran 5. Pengelolaan obat merupakan peringkat ketiga yang dapat menyebabkan medication error (Depkes RI, 2008). Menurut Seto et al (2012) tujuan dari penyimpanan obat sesuai dengan FIFO dan FEFO serta diatur penyimpanannya sesuai penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan, golongan narkotika. golongan psikotropika, farmakologi dan diurutkan secara alfabetis yaitu : 1) Mempermudah dalam proses pengambilan obat. 2) Menghindari kesalahan dalam pengambilan obat. 3) Meminimalisir waktu dan tenaga yang digunakan. 4. Persentase Barang Kadaluarsa Dan Rusak Adanya barang kadaluarsa dan rusak menunjukkan kurangnya pengawasan obat di gudang serta kurang baiknya sistem distribusi obat (Depkes, 2010). Persentase barang kadaluarsa dan rusak di RSIFC pada tahun 2012 dapat dihitung berdasarkan tabel 7 di bawah ini. Tabel 7.Barang kadaluarsa dan rusak di IFRSIFC pada tahun 2012 Jumlah Jenis Barang yang tersedia Jumlah jenis barang yang kadaluarsa/ rusak % barang kadaluarsa / rusak % Sumber Data : Gudang IFRSIFC Bardasarkan tabel 7 didapatkan persentase barang kadaluarsa dan rusak sebesar 6%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masih ditemukannya barang kadaluarsa dan rusak sebesar 6% di RSIFC karena kurangnya pengawasan obat di gudang farmasi.. Perhitungan persentase obat kadaluarsa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan tabel daftar barang kadaluarsa dan rusak pada lampiran 3. Menurut Seto et al (2012) adanya barang kadaluarsa menunjukkan siklus manajemen logistik yang tidak berjalan dengan baik sehingga diperlukan adanya pemeriksaan secara berkala dan menjaga barang/ obat dari kerusakan.

5 21 Berdasarkan keterangan Kepala IFRSIFC untuk memperkecil resiko adanya barang-barang kadaluarsa dan rusak telah dilakukan peningkatan pemantauan yaitu: 1) Menuliskan bulan kadaluarsa pada kartu stok sebelum melakukan penyimpanan barang. 2) Melakukan pengecekan secara berkala pada barang-barang yang ada setiap 6 bulan sekali. Bila terdapat barang dengan bulan kadaluarsa 6 bulan setelah pengecekan maka barang tersebut ditulis di buku laporan barang hampir kadaluarsa. 3) Untuk barang-barang yang mempunyai tanggal kadaluarsa kurang dari 6 bulan maka dilakukan penarikan dan diletakkan di tempat khusus. 4) Pemantauan barang kadaluarsa melalui sistem komputer, mulai diberlakukan tahun B. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan IFRSIFC. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oppurtunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). 1. Analisis Situasi Tahap Penyimpanan Di Gudang IFRSIFC a. Sistem Penataan Perbekalan Farmasi Dalam penyimpanan obat di gudang IFRSIFC ditata sesuai dengan metode FIFO dan FEFO, penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan, farmakologi, narkotika dan psikotropika serta secara alfabetis. Hal ini bertujuan yaitu: 1) Minimalisasi waktu dan tenaga 2) Mempermudah dalam pengambilan obat 3) Menghindari kesalahan dalam pengambilan obat b. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Inventory Adanya sistem informasi manajemen inventory menurut Sheina et al (2010) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai, untuk memenuhi kebutuhan seperti :

6 22 1) Sistem dapat membantu mencatat barang masuk maupun barang keluar dengan efektif. 2) Menudahkan dalam perubahan data yang ada. 3) Kebutuhan informasi mengani perbekalan farmasi dapat disajikan dengan cepat. 4) Pembuatan pelaporan yang di hasilkan lebih akurat. c. Persyaratan Gudang Gudang IFRSIFC sudah memenuhi persyratan gudang menurut Seto et al (2012) yaitu: 1) Dinding kokoh, kuat, kering dan tidak lembab demikian juga dengan lantainya. 2) Adanya peralatan pendukung seperti, timbangan besar, timbangan gram dan miligram serta anak timbangnya yang ditera setiap tahun, pallet, kereta dorong pengangkut barang dan kulkas. 3) Adanya ruang penyimpan biasa yaitu untuk menyimpan sebagian besar persediaan obat farmasi seperti, cairan, tablet, kapsul, obat suntik, dan lain lain. 4) Ruang penyimpanan bersuhu dingin. 5) Ruang penyimpanan narkotika dan psikotropika. 6) Ruang penyimpanan untuk bahan mudah terbakar. d. Akses Penerimaan Barang Dari Distributor Lokasi gudang IFRSIFC terletak didekat jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan angkut barang dan mempermudah proses pengiriman barang dari distributor obat. Lokasi gudang IFRSIFC dapat dilihat pada lampiran 6. e. Akurasi Adanya kecocokkan antara barang dengan kartu stok dan komputer mencapai 100% menyimpulkan bahwa adanya ketelitian petugas gudang (Fakhriadi et al, 2011). f. Pendidikan Tenaga Gudang Gudang IFRSIFC memiliki 4 tenaga gudang terdiri dari 1 orang koordinator gudang dan 3 staf gudang. Latar belakang

7 23 pendidikan dari koordinator gudang dan 2 orang staf gudang bukan berasal dari tenaga kefarmasian. Pembagian tugas terdiri dari 2 shif yaitu pagi jam WIB dan siang jam WIB. Untuk meningkatkan potensi tenaga gudang dilakukan dengan mengikutsertakan tenaga gudang dalam pelatihan maupun seminar tentang standar perbekalan farmasi. g. Adanya Obat Kadaluarsa atau rusak Masih ditemukannya barang kadaluarsa dan rusak pada tahun 2012 sebesar 6%. Menurut Fakhriadi et al (2011) adanya barang kadaluarsa menunjukkan kurangnya pengawasan obat di gudang farmasi dan kurang baiknya sistem distribusi obat. h. Distributor Menurut keterangan Kepala IFRSIFC dalam menjalin kerjasama dengan distributor diperlukan adanya seleksi terlebih dahulu. Salah satu alasan adanya seleksi adalah untuk memperoleh adanya jaminan memperoleh mutu perbekalan farmasi yang baik. Setiap distributor mempunyai aturan tersendiri untuk meretur barang hampir kadaluarsa misalnya 1 sampai 2 bulan sebelum kadaluarsa. Tetapi terdapat barang-barang tertentu yang tidak dapat diretur sehingga diperlukan perencanaan yang baik dan sesuai dengan situasi agar tidak terjadi penumpukkan barang yang berpotensi menjadi barang kadaluarsa. 2. Analisis Faktor Strategi SWOT Di bawah ini merupakan hasil pengamatan lingkungan internal dan lingkungan eksternal tahap penyimpanan IFRSIFC berdasarkan analisis situasi tahap penyimpanan dan wawancara dengan Kepala IFRSIFC. a. Faktor Internal Kekuatan : 1) Sistem penataan perbekalan farmasi 2) Pemanfaatan sistem informasi manajemen evaluasi inventory

8 24 3) Persyaratan gudang 4) Akses penerimaan barang dari distributor 5) Akurasi Kelemahan : 1) Pendidikan tenaga gudang 2) Jumlah SDM gudang untuk memenuhi shif 3) Adanya obat kadaluarsa atau rusak 4) Penanggung jawab gudang bukan berasal dari tenaga kefarmasian b. Faktor Eksternal Peluang : 1) Terjaminnya mutu perbekalan farmasi dari distributor 2) Adanya perkembangan sistem informasi manajemen evaluasi inventory 3) Adanya usaha peningkatan kualitas SDM dalam bidang perbekalan farmasi Ancaman : 1) Adanya perubahan modul inventory 2) Adanya peraturan distributor tentang barang yang tidak dapat diretur 3) Adanya permintaan barang atau obat saat shif malam

9 25 3. Faktor Strategi Internal dan Eksternal IFRSIFC Tabel di bawah ini merupakan hasil penilaian faktor internal dan faktor eksternal : Tabel 8. Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) Faktor Bobot Rating Skor Komentar Kekuatan: Sistem penataan perbekalan farmasi 0,15 4 0,60 Sesuai standar Pemanfaatan sistem informasi manajemen evaluasi inventory 0,15 4 0,60 Secara optimal Persyaratan gudang 0,15 4 0,60 Sesuai standar Seto Akses penerimaan barang dari distributor 0,05 4 0,20 Mudah dijangkau Akurasi Kelemahan: Pendidikan tenaga gudang 0,10 0, ,40-0,20 Penggunaan optimal secara Bukan berasal dari kefarmasian Jumlah SDM gudang untuk memenuhi shif 0, ,20 Belum terdapat untuk shif malam Adanya obat kadaluarsa 0, ,10 Berhubungan kerugian RS dengan Penanggung jawab gudang 0, ,20 Total Skor 1,00 1,70 Bukan berasal dari kefarmasian

10 26 Tabel 9.Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) Faktor Bobot Rating Skor Komentar Peluang : Terjaminnya mutu perbekalan farmasi dari distributor 0,25 4 1,00 Adanya distributor seleksi Adanya sistem manajemen inventory perkembangan informasi evaluasi 0,20 4 0,80 Penggunaan optimal yang Adanya usaha peningkatan kualitas SDM dibidang perbekalan farmasi 0,15 4 0,60 Pengikutsertaan dalam pelatihan atau seminar Ancaman : Adanya perubahan modul inventory 0, ,15 Ikuti perubahan tersebut Adanya peraturan distributor tentang barang yang tidak dapat di retur 0, ,15 Perlu perencanaan yang baik Adanya permintaan barang atau obat saat shif malam 0, ,20 Tidak adanya shif malam di gudang IFRS Total Skor 1,00 1,90

11 27 4. Penentuan Posisi IFRSIFC KETERANGAN : : PROFIL SWOT IFRSIFC : POSISI SWOT IFRSIFC Gambar 4. Profil dan Posisi SWOT IFRSIFC Gambaran posisi SWOT IFRSIFC adalah sebagai berikut, kekuatan bobot skornya 2,4 atau 60% dari bobot skor maksimal 4, kelemahan bobot skornya -0,70 atau 17,5% dari bobot skor maksimal -4, peluang bobot skornya 2,4 atau 60% dari bobot skor maksimalnya 4 dan ancaman bobot skornya -0,5 atau 12,5%. Dari jumlah skor kekuatan, kelemahan, peluang

12 28 EFAS dan ancaman tersebut kemudian digambarkan profil SWOT IFRSIFC seperti gambar 5. Untuk lebih mengetahui posisi IFRSIFC pada grafik dengan mengetahui strength posture yang merupakan penjumlahan kekuatan dan kelemahan untuk sumbu X [ kekuatan + kelemahan = 2,4 + (-0,70) = 1,70] dan mengetahui competitive posture yang merupakan penjumlahan dari peluang dan ancaman untuk sumbu Y [ peluang + ancaman = 2,4+ (-0,5) = 1,9]. Jadi posisi IFRSIFC pada titik (1,70 ; 1,90) berarti strategi yang sesuai dengan IFRSIFC adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Artinya, IFRSIFC memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. 5. Alternatif Strategi Alternatif strategi dirumuskan berdasarkan model analisis matriks SWOT berdasarkan dari Tabel IFAS dan EFAS. Matriks ini dapat mengahsilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. Tabel 10 Matrik SWOT IFRSIFC IFAS Opportunities (O) 1. Terjaminnya mutu perbekalan farmasi dari distributor 2. Adanya perkembangan sistem informasi manajemen evaluasi inventory 3. Adanya usaha peningkatan kualitas SDM di bidang perbekalan farmasi Threats (T) 1. Adanya perubahan modul inventory 2. Adanya barang yang tidak dapat diretur 3. Adanya permintaan barang atau obat saat shif malam Strengths (S) 1. Sistem penataan perbekalan farmasi 2. Pemanfaatan sistem informasi manajemen inventory 3. Persyaratan gudang 4. Akses penerimaan barang dari distributor 5. Akurasi Strategi SO 1. Menjalin hubungan baik dengan distributor (S 1 - O 1 ) 2. Meningkatkan Sumber daya yang ada (S 1 - O 2 O 3,,S 3 - O 2 O 3, S 5 - O 2 O 3 ) 3. Meningkatkan penggunaan sistem manajemen inventory di segala aspek (S 2 - O 2 O 3 ) Strategi ST 1. Melakukan penyesuaian antara perencanaan dan pengadaan barang dengan jenis obat/ barang yang sering digunakan (S 1 -T 2 ) 2. Mengikuti standar sistem manajemen inventory yang berlaku (S 2 -T 1 ) Weaknesses (W) 1. Pendidikan tenaga gudang 2. Jumlah SDM gudang untuk memenuhi shif 3. Adanya obat kadaluarsa 4. Penanggung jawab gudang Strategi WO 1. Mengikutsertakan tenaga gudang dalam seminar maupun pelatihan tentang perbekalan farmasi (W 1 -O 1 O 2 O 3, W 4 - O 1 O 2 O 3 ) 2. Meningkatkan pemantauan mutu dan tanggal kadaluarsa barang (W 3 -O 2 O 3 ) Strategi WT 1. Memberikan pengarahan kepada tenaga gudang tentang standar tahap penyimpanan perbekalan farmasi (W 1 -T 1 T 2 ) 2. Mengadakan evaluasi tenaga gudang (W 2 -T 3 )

13 29 6. Isu-Isu Utama Berdasarkan tabel 10 dapat dirumuskan alternatif strategi IFRSIFC untuk meningkatkan daya saing dan kinerja operasionalnya yang memungkinkan Instalasi Farmasi menjadi salah satu Unit Bisnis Strategis (UBS) di RSIFC yaitu: a. Strategi Strengths Oppurtunities (Kekuatan- Peluang) 1) Menjalin hubungan baik dengan distributor. Menurut Siagian (2003) pemasok mempunyai dampak langsung terhadap pengelolaan suatu perusahaan. Diperlukan adanya hubungan yang intim, serasi dan saling mempercayai antara perusahaan dengan pemasok agar kesinambungan dan pertumbuhan perusahaan tersebut tetap baik di tengah persaingan. Menjalin kepercayaan dengan distributor antara lain dengan cara pembayaran tepat waktu. 2) Meningkatkan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana penyimpanan. Menurut Seto et al (2012) ruang penyimpanan harus efektif dan efisien agar memberikan kenyamanan pada karyawan yang akan berdampak juga pada konsumen atau pelanggan atau bagian lain dari organisasi yang membutuhkan pelayanan dan akhirnya memberikan kepuasan kepada semua pihak yang terkait. Dalam usaha peningkatan kualitas SDM dapat mengikutsertakan tenaga gudang dalam pelatihan maupun seminar tentang perbekalan farmasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas tenaga gudang. 3) Meningkatkan penggunaan sistem manajemen inventory disegala aspek mulai dari pemilihan distributor sampai dengan evaluasi barang kadaluarsa. Adanya penggunaan sistem komputerisasi menurut Sheina et al (2010) dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai.

14 30 b. Strategi Weaknesses Oppurtunities (Kelemahan-Peluang) 1) Mengikutsertakan tenaga gudang dalam seminar maupun pelatihan tentang perbekalan farmasi untuk meningkatkan pengetahuan tenaga gudang tentang perbekalan farmasi. 2) Meningkatkan pemantauan mutu dan tanggal kadaluarsa obat. Menurut Fakhriadi et al (2011) adanya obat kadaluarsa atau rusak menyebabkan adanya kerugian rumah sakit. Untuk itu diperlukan peningkatan pemantauan mutu dan tanggal kadaluarsa obat agar kualitas terhadap pelayanan kefarmasian tetap terjaga dan untuk meminimalisir kerugian rumah sakit karena adanya obat kadaluarsa ataupun rusak c. Strategi Strengths-Threats (Kekuatan-Ancaman) 1) Melakukan penyesuaian antara perencanaan dan pengadaan barang dengan barang yang sering di gunakan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi penumpukkan barang di gudang yang dapat menyebabkan kerugian rumah sakit. 2) Mengikuti standar sistem manajemen inventory yang berlaku d. Strategi Weaknesses-Threats ( Kelemahan-Ancaman) 1) Memberikan pengarahan kepada tenaga gudang tentang standar tahap penyimpanan perbekalan farmasi. 2) Mengadakan evaluasi tenaga gudang. Menurut Seto et al (2012) penggunaan tenaga gudang haruslah seefektif mungkin, jangan berlebihan sehingga banyak waktu menganggur teapi juga jangan sampai mengalami kekurangan tenaga sehingga akan menimbulkan antrian di pusat pelayanan penerimaan barang. Harus disesuaikan antara jumlah karyawan, beban kerja dan volume perbekalan farmasi.

15 31 7. Penetapan Strategi Pengembangan Posisi IFRSIFC berada pada kuadran 1 yaitu memiliki peluang dan kekuatan sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Adapun strategi Strengths Oppurtunities (SO) atau faktor-faktor kunci keberhasilan untuk pengembangan IFRSIFC adalah: a. Menjalin hubungan baik dengan distributor. b. Meningkatkan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana penyimpanan. c. Meningkatkan penggunaan sistem manajemen inventory disegala aspek.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif observasional dan pendekatan mixed method ( kualitatif dan kuantitatif). Metode kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif melalui observasi dan wawancara mengenai penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif melalui observasi dan wawancara mengenai penyimpanan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini termasuk non-eksperimental, yang berupa desain deskriptif melalui observasi dan wawancara mengenai penyimpanan sediaan farmasi di Gudang

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat di Puskesmas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah, yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008 Nama Informan : Umur : Pendidikan : Jabatan : Masa Kerja :

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : penyimpanan, gudang obat, indikator penyimpanan, puskesmas

INTISARI. Kata Kunci : penyimpanan, gudang obat, indikator penyimpanan, puskesmas EVALUASI PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DI GUDANG FARMASI PUSKESMAS SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Indah Kurniawati 1), Nurul Maziyyah 1) Program Studi Farmasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental, yang berupa desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental, yang berupa desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah non-eksperimental, yang berupa desain deskriptif melalui hasil observasi dan wawancara mengenai sistem penyimpanan sediaan farmasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Nama : Ana Listiya Wardani Npm : 10212721 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Titi Nugraheni,SE., MM LATAR BELAKANG Setiap perusahaan selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jalan Raya Puputan No. 86 Renon Denpasar, (0361)244445

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 WAWANCARA Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato URAIAN HASIL WAWANCARA Sistem perencanaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di BAZNAS Tulungagung. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: yang pertama yaitu wawancara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Vol. X Jilid 2 No.7 Desember 2016 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Siska Lusia Putri dan Beby Purnama Sari *) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan obat menurut Siregar dan Amalia (2003) merupakan salah satu manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam penyediaan pelayanan kesehatan secara keseluruhan karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO Astuti Ibrahim 1), Widya Astuty Lolo 1), Gayatri Citraningtyas 1) 1) Program studi farmasi FMIPA UNSRAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya. 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah Sakit?

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya. 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah Sakit? L 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I Tgl : 04 Maret 2009 Pukul : 13.00-14.00 Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya Daftar Pertanyaan : 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan secara organik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 Januari 2012 melalui wawancara mendalam atau indepth interview kepada informan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002, tentang perubahan atas peraturan Menkes RI No.922/Menkes/PER/X/1993 mengenai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. 1 Rumah sakit Permata Medika adalah rumah sakit tipe C di

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. 1 Rumah sakit Permata Medika adalah rumah sakit tipe C di sendiri. 1 Rumah sakit Permata Medika adalah rumah sakit tipe C di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di The Valley Bistro Café dan Resort Hotel yang berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penulisan karya ilmiah ini berada di Kota Bandung terletak pada koordinat 107 BT and 6 55 LS. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Luas

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU

ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU Nama : Indah Adiyati NPM : 13211556 Dosen Pembimbing : Reni Diah Kusumawati, SE, MMSI Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional. Data berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan Januari 2013. Subjek penelitian

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku dan penggerak dari pembangunan nasional. Masyarakat yang sehat merupakan salah satu kunci suksesnya pembangunan. Atas dasar itu, maka dilaksanakanlah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif observasional dan bersifat cross sectional. Menurut Dahlan (2006) penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA NAMA : GITA RACHMAWATI NPM : 13210024 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : Ir. TITIEK IREWATI, MM BAB I PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol.04 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

Analisis SWOT ANALISIS SWOT

Analisis SWOT ANALISIS SWOT 1 Analisis SWOT Pengertian Proses pengambilan keputusan strategis umumnya senantiasa dikaitkan dengan masalah msisi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, sebagai strategic planner

Lebih terperinci