TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembahasan pada bab selanjutnya. Pembahasan teori meliputi pengertian data

METODOLOGI. (a). (b) (c) Gambar 3. Pola sebaran data dengan = 0.05, 5, dan 50

Cici Suhaeni 1, I Made Sumertajaya 2, dan Anik Djuraidah 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. Selang Kepercayaan Bootstrap bagi Arah Rata-rata dan Arah Median

Forum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics. journal.ipb.ac.id/index.php/statistika

4, digunakan. metode P sedangkan jika δ maks

KAJIAN PERBANDINGAN ARAH RATA-RATA DATA SIRKULAR (STUDI KASUS: DATA WAKTU KEDATANGAN PASIEN IGD)

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III UJI STATISTIK DAN SIMULASI. Menggunakan karakteristik dari distribusi tersebut dan transformasi / = ( ) (3.1.1) / = ( ) (3.1.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran terhadap data yang bersatuan waktu atau derajat arah yang nilainilainya

BAB III REGRESI PADA DATA SIRKULAR

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Hujan dan Curah Hujan

BAB 1 PENDAHULUAN. awal peradaban manusia. Pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa

Abdul Aziz Nurussadad 1, Made Sumertajaya 2, Ahmad Ansori Mattjik 2 1 Mahasiswa Departemen Statistika, FMIPA IPB 2 Departemen Statistika, FMIPA-IPB

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

Matematika Semester IV

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SIRKULAR-LINEAR BERGANDA

Forum Statistika dan Komputasi, April 2011 p : ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

BAB III METODE THEIL. menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang dinyatakan

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

Transformasi Geometri Sederhana

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

ARAH ROTASI PADA ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER-SIRKULAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

3.3 Pengumpulan Data Primer

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

BAB II LANDASAN TEORI

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

: Purnomo Satria NIM : PENDISKRIPSIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

Ukuran Statistik Bagi Data

DESKRIPSI PEMELAJARAN

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM MENAKSIR PARAMETER REGRESI UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P I SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR. Kuis Tes lisan Tes tertulis Pengamatan Penugasan


PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS :

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

I. PENDAHULUAN. merangkum, dan mempresentasikan data dengan cara informatif. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

BAB I BESARAN DAN SATUAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

Bab 1 : Skalar dan Vektor

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

PENS. Probability and Random Process. Topik 2. Statistik Deskriptif. Prima Kristalina Maret 2016

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

Bagian 1 Sistem Bilangan

7. Himpunan penyelesaian dari 2(x 3) 4(2x + 3) adalah... a. x -1 c. X 1 e. x -3 b. x 1 d. x -3

Statistika Deskriptif & Distribusi Frekuensi

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak

Pengumpulan & Penyajian Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

PROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

Metode Penelitian Kuantitatif Aswad Analisis Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGUKURAN DESKRIPTIF

A. MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Penduga Titik dan Selang Kepercayaan Penduga bagi parameter populasi ada dua jenis, yaitu penduga titik dan penduga selang atau disebut sebagai selang kepercayaan. Penduga titik dari suatu parameter adalah bilangan tunggal yang dapat dianggap sebagai nilai yang paling dekat dengan Penduga titik diperoleh dengan cara memilih statistik yang sesuai dan menghitung nilai statistik tersebut dari data contoh yang diberikan. Statistik yang terpilih disebut sebagai penduga titik dari (Devore 2004). Statistik adalah suatu fungsi peubah acak yang tidak tergantung pada (Casella & Berger 2001). Standar deviasi dari suatu penduga (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan (Johnson & Bhattacharyya 1992). Jika galat baku dari statistik melibatkan parameter yang tidak diketahui, maka nilai dari galat baku dapat diduga. Dengan mensubstitusikan nilai dugaan parameter ini ke maka dihasilkan dugaan galat baku statistik (Devore 2004). Galat baku dari statistik ini yang dijadikan sebagai dasar dalam menentukan selang kepercayaan. Selang kepercayaan merupakan penduga parameter yang berupa kisaran nilai. Sebuah selang kepercayaan dengan tingkat kepercayaan sebesar C bagi parameter adalah selang yang dihitung dari data contoh dengan suatu metode tertentu yang memiliki peluang sebesar C untuk menghasilkan selang yang mengandung nilai parameter sesungguhnya (Moore & McCabe 1998). Secara matematis, Casella & Berger (2001) mendefinisikan selang dugaan tertutup bagi parameter yaitu selang tertutup yang ujung bawah dan ujung atasnya masingmasing dan atau untuk anggota ruang sampel X. Jika adalah sampel yang terambil secara acak, maka disebut selang dugaan acak bagi. Jika adalah sampel acak, maka disebut selang penduga (acak) bagi. Sedangkan, peluang dari selang penduga bagi untuk mencakup nilai disebut peluang pencakupan dituliskan sebagai berikut :

4 Jika besarnya peluang pencakupan adalah, maka selang ini disebut selang kepercayaan bagi. Misalnya, untuk maka diperoleh selang kepercayaan 95% bagi. Bentuk umum dari selang kepercayaan adalah (Moore & McCabe 1998) : Dugaan titik adalah perkiraan untuk parameter yang tidak diketahui. Batas kesalahan (margin of error) menunjukkan seberapa akurat nilai dugaan tersebut dapat dipercaya, berdasarkan variasi dugaan yang diperoleh. Selanjutnya, Levy & Lemeshow (1999) memaknai selang kepercayaan 95% sebagai berikut : jika kita lakukan pengambilan sampel berukuran dari sebuah populasi yang sama berulangkali, dan untuk setiap sampel dilakukan perhitungan selang kepercayaan, maka 95% dari selang kepercayaan tersebut akan mencakup nilai parameter populasi yang sesungguhnya. Penentuan selang kepercayaan bagi parameter populasi dapat dilakukan dengan pembalikan statistik uji, menggunakan besaran pivot, pivoting fungsi sebaran kumulatif, dan metode bayes. Baik buruknya selang kepercayaan dugaan yang diperoleh dari berbagai metode tersebut, dapat dievaluasi dengan melihat dua aspek, yaitu lebar selang dan peluang pencakupan. Lebar selang didefinisikan sebagai selisih antara batas atas dan batas bawah selang kepercayaan (Casella & Berger 2001). Data Sirkular Data sirkular merupakan salah satu jenis data berarah (directional data). Secara umum, data berarah dibagi menjadi dua, yaitu data berarah dua dimensi dan tiga dimensi. Untuk data berarah dua dimensi disebut data sirkular (circular data) dan untuk tiga dimensi disebut data bola (spherical data) (Jammalamadaka & SenGupta 2001). Banyak cara memperoleh data sirkular, namun yang utama, data sirkular diperoleh dari dua instrumen pengukuran yaitu kompas dan jam. Hasil pengukuran menggunakan kompas adalah data bersatuan arah (derajat/radian) sedangkan hasil pengukuran menggunakan jam adalah waktu (dalam hal ini bisa

5 berupa jam/hari/bulan/tahun) (Mardia & Jupp 2000). Contoh pengamatan yang diukur menggunakan kompas adalah arah angin dan arah migrasi binatang. Sedangkan, contoh pengamatan yang diukur menggunakan jam adalah waktu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pengamatan sirkular dapat dianggap sebagai titik pada lingkaran dengan satu unit jari-jari, atau satu unit vektor pada garis (Mardia & Jupp 2000). Representasi numerik dari data sirkular adalah sudut yang diukur berdasarkan pemilihan titik awal (starting point) dan arah positif rotasinya yaitu searah atau berlawanan arah dengan jarum jam. Pemilihan titik awal ini bersifat sembarang sehingga besarnya sudut untuk sebuah pengamatan bisa berbeda-beda. Meskipun titik awal dan arah rotasinya bersifat sembarang, analisis statistika sirkular tetap memberikan hasil yang sama. Namun, penentuan titik awal yang bersifat sembarang ini, membuat data sirkular tidak dapat dianalisis menggunakan prosedur analisis statistika untuk data linier karena akan memberikan kesimpulan yang tidak tepat (Jammalamadaka & SenGupta 2001). Khusus data sirkular bersatuan waktu, harus dikonversikan menjadi data sirkular bersatuan derajat arah. Misalkan, x adalah data hasil pengamatan bersatuan waktu dan adalah nilai maksimumnya. Rumus konversi data sirkular bersatuan waktu menjadi bersatuan derajat arah adalah : Untuk menganalisis data sirkular ada dua fungsi trigonometri yang digunakan sebagai dasar, yaitu sinus dan cosinus. Kedua fungsi dasar trigonometri ini digunakan untuk membantu menentukan posisi suatu data dan untuk menyelaraskan dua sistem koordinat, yaitu sistem koordinat kartesius (X,Y) dengan titik pusat 0 dan sumbu tegak lurus X dan Y yang melalui pusat, dan sistem koordinat polar (r α) dengan r adalah jarak titik pusat ke keliling lingkaran dan α adalah sudutnya. Misal titik P dengan koordinat polar (r α). Maka koordinat kartesius titik P adalah :, dan. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 1. Pada statistika sirkular yang diperhatikan adalah arah, bukan besarnya vektor, sehingga untuk kemudahan diambil vektor-vektor ini menjadi vektor unit

6 yaitu vektor yang mempunyai panjang satu, atau r = 1. Setiap arah berhubungan dengan sebuah titik P dalam keliling suatu lingkaran. Kebalikannya, titik ini dalam suatu lingkaran dapat dinyatakan sebagai sudut. Jika titik P terletak dalam keliling lingkaran, perubahan koordinat polar dan koordinat kartesius adalah (1) Gambar 1. Hubungan antara koordinat kartesius dan koordinat polar Ukuran Pemusatan Data Sirkular (Preferred Direction) Ukuran pemusatan data sirkular yang dikaji dalam penelitian ini adalah arah rata-rata dan arah median. Penjelasannya adalah sebagai berikut. a. Arah rata-rata (mean direction) Perhitungan rata-rata yang tepat untuk data sirkular diperoleh dengan memperlakukan data sebagai vektor-vektor unit, kemudian arah rata-rata adalah arah dari vektor resultannya. Misalkan adalah pengamatanpengamatan sirkular dengan sebagai vektor-vektor unit yang berkaitan. Misalkan dan adalah komponen-komponen kartesius dari. Vektor resultan dari didapatkan dari penjumlahan komponen-komponen vector. Dengan menggunakan persamaan (1), vektor resultan dari menjadi : (2) dan arah rata-rata sirkularnya ( adalah dengan dan. Untuk berbagai kemungkinan nilai C dan S, arah rata-rata akan bernilai : 1. jika 2., jika

7 3. jika 4. jika 5. tidak terdefinisi, jika. (Fisher 1995; Jammalamadaka & SenGupta 2001; Mardia & Jupp 2000). b. Arah Median (Median Direction) Arah median contoh diperkenalkan oleh Mardia pada tahun 1972 dan dikenal dengan Mardia median. Untuk sekumpulan sudut atau titik data, arah median didefinisikan sebagai sebuah sudut (atau titik tengah dari dua sudut yang berdekatan jika ukuran contohnya genap) yang memenuhi : (i) setengah dari titik-titik data terletak pada busur dan (ii) mayoritas dari titik-titik data tersebut lebih dekat ke daripada. (iii) Simpangan rata-rata sirkular dari, yaitu adalah minimum (Mardia & Jupp 2000; Fisher 1995; Ratanaruamkarn 2009). Ukuran Konsentrasi dan Penyebaran Ukuran konsentrasi data dapat dilihat dari panjang rata-rata resultan dan ukuran penyebaran data dapat dilihat dari ragam sirkular. Dari persamaan (2) dapat dihitung panjang dari vektor resultan, yaitu : ; dan panjang rata-rata resultan (mean resultant length), yaitu : Jika data cenderung mengumpul disekitar rata-ratanya, maka akan bernilai 1. Namun, jika data cenderung menyebar di sekeliling lingkaran maka bernilai 0. Untuk keperluan deskriptif dan inferensia, penggunaan panjang rata-rata resultan lebih baik dari pada ukuran penyebaran data. Namun, untuk tujuan pembandingan dengan data pada garis, terkadang lebih baik menggunakan ragam sirkular sebagai ukuran penyebaran data (Mardia & Jupp 2000), yaitu :

8 Titik sudut dalam arah yang sama mengindikasikan pemusatan yang besar, nilai R dapat sebesar n. Sebaliknya data yang menyebar merata pada sekeliling lingkaran mengindikasikan tidak adanya pemusatan, R dapat mendekati nilai 0. Artinya, semakin besar ragam sirkular maka semakin besar pula sebaran data dan semakin kecil konsentrasi data terhadap arah rata-ratanya (Jammalamadaka & SenGupta 2001). Sebaran von Mises dan Parameter Konsentrasi Sebaran von Mises diperkenalkan oleh von Mises pada Tahun 1918. Parameter pada sebaran ini adalah arah rata-rata ( ) dan parameter konsentrasi ( ). Fungsi kepekatan peluang dari sebaran von Mises adalah : dengan yang merupakan fungsi Bessel orde nol. Parameter konsentrasi menunjukkan seberapa besar data menuju suatu arah tertentu. Parameter konsentrasi dilambangkan dengan. Pendugaan pada sebaran von Mises dilakukan menggunakan metode kemungkinan maksimum. Hasil dugaannya adalah (Fisher 1995) :... untuk untuk untuk Jika berarti sebaran data mendekati sebaran seragam dan jika berarti sebaran data terkonsentrasi pada arah rata-ratanya. Metode Bootstrap Bootstrap adalah prosedur statistika berbasis komputer menggunakan teknik pengambilan contoh ulang dengan pengembalian (resampling with replacement). Metode yang diperkenalkan oleh Efron (1979) ini merupakan salah

9 satu alternatif metode untuk menduga sebaran statistik, galat baku statistik, bias, selang kepercayaan, dan beberapa parameter lain selain rata-rata (Efron 1981; Efron & Tibsirani 1993). Efron memberikan dua pendekatan bootstrap, yaitu bootstrap non parametrik dan bootstrap parametrik. Berikut akan dijelaskan bagaimana konsep kedua pendekatan ini dan kapan pendekatan tersebut cocok digunakan. a. Bootstrap non parametrik Pada pendekatan bootstrap non parametrik, sebaran peluang populasi tidak diketahui. Metode ini bertujuan untuk memperoleh dugaan parameter dan sebaran populasi. Asumsikan adalah contoh acak dari sebaran peluang populasi F yang tidak diketahui dan adalah parameter yang ingin diduga. Prinsip pembangkitan contoh bootstrap adalah sebagai berikut. Ambil contoh berukuran n secara acak dengan pengembalian dari fungsi sebaran empiris. adalah sebaran diskret yang menentukan peluang untuk stiap pengamatan, untuk. Lakukan sebanyak B kali. Untuk setiap contoh bootstrap dihitung dugaan, sehingga diperoleh gugus data. Sebaran dari B buah dapat digunakan untuk menduga sebaran dari. Nilai rata rata dari B buah adalah penduga bootstrap. Pada umumnya, ukuran B antara 50 200 untuk menduga galat baku, dan paling sedikit 500 untuk menduga selang kepercayaan (Efron & Tibsirani 1993). b. Bootstrap Parametrik Pada bootstrap parametrik, sebaran populasi data asli diketahui, tetapi sebaran statistiknya tidak diketahui (Otieno 2002). Pendekatan bootstrap parametrik membangkitan contoh bootstrap dengan sebaran parametrik (Amiri et al. 2008). Berikut adalah prosedur dari pendekatan ini. Misalkan adalah contoh dari pengamatan yang berasal dari populasi dengan fungsi sebaran. adalah parameter yang tidak diketahui. Dari data tersebut, dihitung dugaan. Ambil contoh bootstrap,, berukuran n dari sebaran. Hitung penduga dari setiap contoh bootstrap,. Ulangi proses ini sebanyak B kali, sehingga diperoleh. Sebaran penarikan contoh dari

10 dapat didekati dengan frekuensi sebaran dari. (Benton & Krishnamoorthy 2002). Efron (1993) memberikan ilustrasi bootstrap parametrik untuk menghitung galat baku dari koefisien korelasi. Bootstrap parametrik cenderung memberikan dugaan yang lebih halus mengenai sebaran dari data dengan ukuran contoh kecil dan untuk parameter yang hanya melibatkan sedikit nilai numerik dari data contoh, misalnya median, nilai minimum, dan nilai maksimum (Otieno 2002). Selang Kepercayaan Boostrap untuk Data Sirkular Metode pendugaan selang kepercayaan bootstrap untuk data sirkular pertama kali diusulkan oleh Ducharme (1985) menggunakan metode busur simetri (syimmetric arc). Kemudian, Fisher & Hall (1989) mengembangkannya menjadi tiga metode, yaitu metode busur ekor sama (equal-tailed arc), metode busur simetri (syimmetric arc) dan metode busur berbasis kemungkinan (likelihood based arc). a. Busur Ekor Sama (Equal-Tailed Arc) Metode busur ekor sama menggunakan dugaan titik dari ukuran pemusatan (Preferred Direction, PD) sebagai pengamatan tengah. Titik ujung selang kepercayaan didefinisikan sebagai lokasi dimana dari nilai bootstrap terletak antara ujung selang dan PD. Ilustrasi mengenai metode ini dapat dilihat pada Gambar 2a. Metode ini cukup baik untuk mengatasi sebaran miring. Fisher (1995) menyebut metode ini sebagai metode dasar. Prosedur penentuan selang kepercayaan 100% bagi ukuran pemusatan populasi adalah menghitung perbedaan antara ukuran pemusatan dari data asli dan ukuran pemusatan dari contoh bootstrap ke-b, yaitu : adalah ukuran pemusatan contoh bootstrap ke-b. Kemudian, nilai-nilai diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. Misalkan, adalah bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan dan. Selang kepercayaan 100% bagi ukuran pemusatan populasi adalah

11, dengan adalah nilai pada posisi ke- dan adalah nilai pada posisi ke-. b. Metode Busur Simetri (Symmetric-Arc Method) Metode busur simetri menggunakan dugaan titik dari ukuran pemusatan sebagai titik tengah interval dan memilih sudut D*, sedemikian rupa sehingga dari nilai-nilai terletak dalam selang. Besar D* di atas dan bawah dugaan titik adalah sama. Ilustrasi untuk metode ini dapat dilihat pada Gambar 2b. Metode ini dirancang untuk menduga selang dengan asumsi sebaran simetri. Fisher (1995) menyebut metode ini sebagai metode sebaran simetris. Prosedur penentuan selang kepercayaan 100% bagi ukuran pemusatan populasi adalah menghitung perbedaan mutlak antara ukuran pemusatan data asli dan contoh bootstrap ke-b, yaitu :, b = 1,.., B Kemudian, nilai-nilai diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. Misalkan adalah bilangan bulat yang lebih kecil atau sama dengan dan. Selang kepercayaan 100% untuk ukuran pemusatan populasi adalah. c. Busur Berbasis Kemungkinan (Likelihood Based Arc) Metode busur berbasis kemungkinan adalah metode yang paling fleksibel. Melalui metode ini, dimungkinkan untuk menemukan selang sempit yang memenuhi persyaratan dari selang kepercayaan 100%. Caranya adalah dengan memilih busur terpendek yang mengandung dari nilai-nilai. D** adalah lebar selang kepercayaan. Gambaran mengenai metode ini diilustrasikan pada Gambar 2c. (a) (b) (c) Gambar 2. Selang kepercayaan busur ekor sama, busur simetri, dan busur berbasis kemungkinan