Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS PELAYANAN PAJAK TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS PELAYANAN PAJAK TAHUN 2015

DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PROFILE DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung KATA PENGANTAR

TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PELAYANAN PAJAK PEMERINTAH KOTA BANDUNG

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

User [Pick the date]

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

VISI DAN MISI DINAS PELAYANAN PAJAK PEMERINTAH KOTA BANDUNG. Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah menetapkan Visinya yaitu:

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

Rencana Kerja Tahunan 2015 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KECAMATAN PANYILEUKAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita sampaikan ke hadirat Allah SWT, Atas. curahan rahmat dan hidayah-nya. Dokumen Rencana Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

L A P O R A N K I N E R J A

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas Kinerja Sekretariat DPRD Kota Bandung. merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun

BAB I P E N D A H U L U A N

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2014 sebagai pertanggungjawaban kinerja yang telah dihasilkan dalam tahun tersebut. LKIP tahun 2014 merupakan laporan hasil kerja atas pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang telah dilakukan pengukuran atas pencapaiannya, dilakukan evaluasi dan analisis kinerja sehingga memiliki nilai informasi yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholders). Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung melaporkan hasil kinerja atas perencanaan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang telah dirumuskan dalam dokumen Rencana Strategis Tahun 2013-2018, Rencana Kerja Tahun 2014, serta Anggaran Tahun 2014. Penyusunan LKIP tahun 2014 dimaksudkan untuk memenuhi dua kebutuhan. Pertama, sebagai media pertanggungjawaban kinerja kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kedua, sebagai sarana untuk mengevaluasi dan menganalisis capaian kinerja Dinas Pelayanan Kota Bandung secara berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kinerja yang akan datang. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja LAKIP Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 i

Instansi Pemerintah merupakan pendekatan yang digunakan dalam penyusunan LKIP. Laporan Kinerja ini, merupakan akhir dari serangkaian perencanaan, pelaksanaan, pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja selama tahun 2014 sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja yang telah dicapai selama satu tahun dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Harapan kami adalah semoga LKIP 2014 ini, dapat menjadi pedoman dalam mensikapi berbagai tantangan kedepan dalam rangka peningkatan kinerja di lingkungan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Bandung, 2015 KEPALA DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG, Drs. PRIANA WIRASAPUTRA, MM. Pembina Utama Muda NIP.19600308 198503 007 LAKIP Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Halaman i iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Gambaran Umum Organisasi... 1 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi. 3 1.3 Landasan Hukum.. 5 1.4 Ruang Lingkup 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 7 2.1 Renstra Disyanjak..... 7 2.2 Renstra Disyanjak Hasil Reviu 9 2.3 Indikator Kinerja Utama (Hasil Riviu). 14 2.4 Perjanjian Kinerja (Hasil Riviu).. 14 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 17 3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja.. 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama. 3.3 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 3.4 Analisis Pencapaian Kinerja 3.5 Akuntabilitas Keuangan Kinerja 3.6 Prestasi dan Penghargaan... 17 19 20 24 79 81 BAB IV PENUTUP... 83 LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II : : Prosentase ketaatan Wajib Pajak Perjanjian Kinerja Tahun 2015 LAKIP Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 iii

LAKIP Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Organisasi Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, sesuai Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Sedangkan pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung selaku unsur pembantu pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan 1

mampu meningkatkan peran serta fungsi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung sebagai sub sistem dari sistem Pemerintahan Daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat. Dengan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 sebagai pengganti Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, maka dari itu berubah pula nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah menjadi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang disingkat DISYANJAKKota Bandung dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) menjadi Unit Pelayanan Pajak (UPP) yang terbagi di lima wilayah kerja yaitu : Bandung Tengah, Bandung Utara, Bandung Barat, Bandung Timur, Bandung Selatan, Dinas Pelayanan Pajak berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Bandung di bidang Pendapatan Daerah. Sedangkan yang menjadi landasan hukum tentang uraian tugas pokok dan fungsi Dinas Pelayanan Pajak, Pemerintah Kota Bandung menerbitkan Peraturan Walikota Bandung No.534 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Berdasarkan peraturan Walikota tersebut, susunan organisasi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung berkedudukan sebagai unsur pelaksanaan Pemerintah Kota Bandung di bidang Pendapatan Daerah, Sebagai bahan landasan tersebut diatas maka Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan dinas yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan. Untuk Mendukung Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan nilai evaluasi SAKIP A, maka Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung berkontribusi dalam pencapaian tersebut dengan melakukan revisi Rencana Strategis (RENSTRA) 2013-2018 dan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2013-2018.Dengan adanya revisi tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan 2

meningkatkan kualitas penyusunan perencanaan yang efektif dan efesien.penyusunan LKIP tahun 2014 Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung secara otomatis dilakukan revisi LKIP Tahun 2014. 1.2. Tugas Pokok dan Fungsi Sejalan dengan dinamika penyelenggaraan pemerintahan dan sinergitas program pembangunan yang berkelanjutan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, untuk mengoptimalkan kemampuan daerah dalam membangun daerah, telah diterbitkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Memperhatikan Pasal 98 pada undang-undang tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 yang memutuskan jenis pajak daerah yang dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak. Perubahan aturan mengenai perpajakan tersebut, jenis pajak daerah yang dikelola Pemerintah Kota Bandung bertambah menjadi 9 (sembilan) mata pajak. Sebelum adanya pelimpahan wewenangan pajak ke daerah, Pemerintah Kota Bandung hanya memungut dan mengelola 6 (enam) mata pajak daerah, yaitu : 1. Pajak Hotel; 2. Pajak Restoran; 3. Pajak Hiburan; 4. Pajak Reklame; 5. Pajak Penerangan Jalan; 6. Pajak Parkir; menjadi bertambah 3 (tiga) mata pajak : Pajak Air Tanah, PBB P2 dan BPHTB, sehingga ketentuan-ketentuan yang mengatur perpajakan di Kota Bandung perlu diadakan penyesuaian. Atas dasar hal tersebut, untuk meningkatkan pencapaian kinerja dinas daerah dalam pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Bandung, maka dilakukan perubahan susunan organisasi dinas daerah dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung 3

Nomor 05 Tahun 2013 Pasal 2, struktur dinas daerah mengalami perubahan baik komposisi, tugas pokok dan fungsi maupun nomenklaturnya. Salah-satu dinas daerah yang mengalami perubahan yaitu Dinas Pendapatan Kota Bandung baik tugas pokok dan fungsi maupun nomenklaturnya, sehingga struktur organisasi pun perlu disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Nomenklatur Dinas Pendapatan Kota Bandung menjadi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung dengan tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pajak daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah KotaBandung No. 05 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung mempunyai tugas dan kewajiban Membantu Walikota dalammelaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang pendapatan daerah berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Pelayanan PajakKota Bandung mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang Pelayanan Pajak; b. Pelaksanaan tugas teknis pelayanan pajak yang meliputi: perencanaan pajak, pemungutan pajak, dan pengendalian pajak daerah; c. Pelaksanaan teknis administratif Dinas; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung dipimpin oleh Kepala Dinas,yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh : a. Sekretariat, membawahi: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Keuangan; dan 3. Sub Bagian Program dan Anggaran. b. Bidang Perencanaan, membawahi: 1. Seksi Perencanaan Pajak Daerah; 2. Seksi Data dan Potensi Pajak;dan 4

3. Seksi Analisa dan Pelaporan. c. Bidang Pajak Pendaftaran, membawahi: 1. Seksi Pendaftaran dan Pendataan; 2. Seksi Verifikasi, Otorisasi dan Pembukuan;dan 3. Seksi Penyelesaian Piutang. d. Bidang Pajak Penetapan, membawahi: 1. Seksi Penilaian dan Pengaduan; 2. Seksi Penetapan dan Pembukuan;dan 3. Seksi Penagihan. e. Bidang Pengendalian, membawahi: 1. Seksi Penyuluhan; 2. Seksi Pengawasan; dan 3. Seksi Penindakan. f. Unit Pelayanan Pemungutan,terdiri atas: 1. UPP Bandung Barat; 2. UPP Bandung Utara; 3. UPP Bandung Tengah; 4. UPP Bandung Selatan; dan 5. UPP Bandung Timur g. Kelompok Jabatan Fungsional 1.3. Landasan Hukum LKIP KotaBandung ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan NegaraYang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah 5

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.; 7. Peraturan Daerah KotaBandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBandung Tahun 2013-2018. 1.4. Ruang Lingkup Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KotaBandung Tahun 2014ini menyesuaikan hasil reviu dengan Kemenpan RB dan konsultasi serta koordinasi dengan Bagian Organisasi RB, maka menggunakan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM ORGANISASI 1.2. TUPOKSI ORGANISASI BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENSTRA DISYANJAK 2.2. HASIL REVIU RENSTRA DISYANJAK (HASIL PENYELARASAN DARI IKU DAN PK DARI YANG LAMA KE YANG BARU) 2.3. IKU HASIL REVIU BARU 2.4. PK HASIL REVIU BARU BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA 3.2. CAPAIAN IKU 3.3. PENCAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS 3.4. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA 3.5. AKUNTABILITAS KEUANGAN KINERJA 3.6. PRESTASI DAN PENGHARGAAN BAB IV PENUTUP 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Renstra Disyanjak Dengan berdasarkan pada Perda No 03 Tahun 2014 tanggal 28 Mei 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018. Rancangan RPJMD termaksud merupakan dasar dari penyusunan Rencana Strategis Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang kemudian diterjemahkan ke dalam Rencana Kerja pada setiap tahunnya. Ketiga komponen yang terdiri dari RPJMD, Rencana Strategis dan Renja tersebut, saling terkait dan menghasilkan sinergi yang cukup kuat dalam menciptakan pedoman strategis bagi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung terutama dalam mendukung pencapaian pada Misi ke-4 Kota Bandung yaitu MEMBANGUN PEREKONOMIAN YANG KOKOH, MAJU, DAN BERKEADILAN, dari Visi Kota Bandung yaitu : Mewujudkan Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera atau mewujudkan BANDUNG JUARA. Bertitik tolak dari kewenangan tugas dan fungsi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung sebagaimana diuraikan pada bab terdahulu, maka dirumuskan visi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang mempunyai peran dan fungsi dalam menjembatani keadaan masa kini dan masa datang yang diinginkan serta dapat menggerakkan unsur organisasi untuk bertindak lebih terarah sebagaimana diuraikan di atas terutama dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi yang secara mutlak harus didukung oleh sumberdaya manusia aparatur yang mampu mengelola unsur-unsur organisasi secara optimal, efektif dan efisien serta mampu merumuskan kebijakan-kebijakan yang implementatif yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Guna mewujudkan hal-hal tersebut, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah menetapkan Visinya yaitu: 7

Professional dan Prima dalam Pengelolaan Pajak Daerah Menuju Bandung Unggul, Nyaman dan Sejahtera Pengelolaan Pajak Daerah yang dimaksud adalah sesuai dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) dan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Menurut Undang-undang dan Perda tersebut serta berdasarkan potensi yang ada, jenis pajak yang dikelola oleh Dinas Pelayanan PajakKota Bandung terdiri dari: a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Parkir; g. Pajak Air Tanah; h. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); i. Pajak Bumi dan Bangunan Misi Dalam rangka mewujudkan visi yang telah disepakati dan ditetapkan, disusun misi organisasi yang merupakan dasar/alasan keberadaan suatu organisasi.sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010, Misi DISYANJAK adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi DISYANJAK. Rumusan misi DISYANJAK yang baik membantu lebih jelas penggambaran visi DISYANJAK yang ingin dicapai, serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh DISYANJAK bersangkutan. 8

2.2. Renstra Disyanjak Hasil Reviu (Hasil Penyelarasan Dari IKU Dan PK Dari Yang Lama Ke Yang Baru) Dalam penyempurnaan Visi dan Misi yang merupakan hasil reviu serta rekomendasi/konsultasi dengan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Reforfmasi Birokrasi maka disusunlah visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator sesuai arahan Kemenpan RB tersebut untuk memperjelas jalan, atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi, misi, tujuan dan sasaran DISYANJAK. Atas dasar konsultasi dan arahan tersebut maka diadakan penyerderhanan dan penyempurnaan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas, dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan. Untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Adapun hasil hasil rekomendasi a. Rekomendasi Tim Reviu Kemempan-RB Terhadap Misi SKPD 1. Misi Ke 3 dan 4 bisa di drop karena bukan core business-nya Disyanjak. b. Uraian Misi Setelah Reviu 1. Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak Daerah 9

2.2.1 MISI Perubahan Misi Sebelum dan Setelah Reviu MISI (sebelum reviu) 1. Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak Daerah 3. Menumbuhkembangkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak 4. Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat, akuntabel dan pelaksanaan kinerja yang optimal MISI (setelah reviu) 1. Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak Daerah Di Drop Di Drop 2.2.2.TUJUAN Uraian Tujuan Sebelum dan Setelah Reviu TUJUAN (sebelum reviu) Optimalisasi penerimaan pajak daerah Melaksanakan kebijakan Insentif dan disinsentif TUJUAN (setelah reviu) Optimalisasi penerimaan pajak daerah. Terpenuhinya aspek keadilan dan kemampuan masyarakat dalam pengenaan pajak daerah. Meningkatkan kepuasan atas Pelayanan Pajak Daerah Terwujudnya Partisipasi dan kepatuhan Masyarakat Terhadap Pentingnya Membayar Pajak Meningkatkan kepuasan atas Pelayanan Pajak Daerah. Di Drop Terwujudnya Laporan keuangan SKPD dan Laporan Akuntabilitas kinerja yang wajar dan akuntabel Di Drop 10

Tujuan dan Indikator Tujuan TUJUAN Uraian Optimalisasi penerimaan pajak daerah. Terpenuhinya aspek keadilan dan kemampuan masyarakat dalam pengenaan pajak daerah. Meningkatkan kepuasan atas Pelayanan Pajak Daerah. Indikator Jumlah Penerimaan pajak daerah: 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Parkir 5. Pajak BPHTB 6. Pajak Penerangan Jalan 7. Pajak Reklame 8. Pajak Air Tanah 9. PBB Jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan insentif pajak IKM bidang pelayanan pajak daerah 2.2.3.SASARAN Uraian Sasaran Sebelum dan Setelah Reviu SASARAN (sebelum reviu) Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah agar tercapainya Penerimaan pajak daerah sesuai potensi Mengembangkan insentif fiskal untuk menarik sektor swasta/masyarakat dalam pembiayaan dan penyediaan fasilitas publik Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat membayar pajak. Meningkatnya pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan perpajakan daerah. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (birokrasi). SASARAN (setelah reviu) Tercapainya target Penerimaan Pajak Daerah Insentif (pengurangan) pajak bagi wajib pajak kategori tertentu sesuai dengan perundangan yang berlaku sebagai bentuk penghargaan. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat membayar pajak. Di Drop Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (birokrasi). 11

2.2.4.INDIKATOR KINERJA SASARAN Uraian Indikator Kinerja Sasaran Sebelum dan Setelah Reviu INDIKATOR KINERJA (sebelum reviu) Penerimaan pajak daerah Jumlah realisasi penerimaan pajak dibandingkan dengan target tahun berjalan dari 9 Mata Pajak Daerah yaitu : 1. Pajak Hotel 2. PajakRestoran 3. PajakHiburan 4. PajakParkir 5. Pajak BPHTB 6. PajakPeneranganJalan 7. PajakReklame 8. Pajak Air Tanah 9. PBB Jumlah kelompok sasaran/jenis yang mendapatkan insentif pajak IKM bidang pembayaran pajak daerah Prosentase Wajib Pajak yang taat membayar Pajak Daerah Prosentase jumlah Wajib Pajak (WP) yang ditindaklanjuti terhadap nota pengantar yang harus ditindaklanjuti. INDIKATOR KINERJA (setelah reviu) Jumlah Penerimaan pajak daerah: 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Parkir 5. Pajak BPHTB 6. Pajak Penerangan Jalan 7. Pajak Reklame 8. Pajak Air Tanah 9. PBB Di Drop Jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan insentif pajak IKM bidang pelayanan pajak daerah Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah secara tepat waktu Di Drop 12

INDIKATOR KINERJA (sebelum reviu) Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah pengaduan yang masuk. Prosentase Temuan BPK/ Inspektorat yang ditindaklanjuti. Penilaian AKIP/Lakip SKPD oleh Kementerian PAN /inspektorat. Prosentase tertib Administrasi Barang / Aset Daerah. INDIKATOR KINERJA (setelah reviu) Di Drop Prosentase Temuan BPK/ Inspektorat yang ditindaklanjuti. Nilai hasil evaluasi AKIP SKPD oleh Kemenpan RB /Inspektorat. Di Drop 2.2.5.TARGET KINERJA SASARAN Rincian Target Kinerja Sasaran Setelah Reviu INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI AWAL RENSTRA TARGET KINERJA PADA TAHUN HASIL REVIU TAHUN 2015 KONDISI AKHIR RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Jumlah Penerimaan Pajak Daerah : 1. Pajak Hotel Triliun Rp. 1,194 1,400 1,613 1,850 2,118 2,426 2,426 177,490 199,350 236 281 326 381 381 2. Pajak Restoran 118,700 135 156 181 216 261 261 3. Pajak Hiburan 37,767 45 56,5 66,5 76 87 87 4. Pajak Parkir 7,797 12 15 18 21 22,5 22,5 5. Pajak BPHTB Miliar Rp. 415,761 439,650 488 540 602 670 670 6. Pajak Penerangan Jalan 135,297 156 180 210 245 275,658 275,658 7. Pajak Reklame 17,604 23 26,5 30 35,181 42 42 8. Pajak Air Tanah 3,566 30 33 36,5 40 45 45 9. PBB 280,104 360 422 487 557 642 642 Jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan insentif pajak Jumlah Kelompoks asaran 0 12 13 14 15 15 15 13

INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI AWAL RENSTRA TARGET KINERJA PADA TAHUN HASIL REVIU TAHUN 2015 KONDISI AKHIR RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah % 72.95 81.9 83 84 85 86 86 Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah secara tepat waktu % 66.87 80.9 82 83 84 85 85 IKM bidang pelayanan pajak daerah Nilai 86.78 516.14 75.5 79.5 83.5 87.5 87.5 Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Nilai Hasil Evaluasi AKIP SKPD oleh Kemenpan RB/ Inspektorat % - 80 80 85 90 90 90 Nilai 53.41 63.89 65 68 70 76 76 2.3. INDIKATOR KINERJA UTAMA (HASIL REVIU) NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 2 3 4 1 Jumlah Penerimaan Pajak Daerah : 1.400.000.000.000,00 1. Pajak Hotel 202.850.000.000,00 2. Pajak Restoran 140.000.000.000,00 3. Pajak Hiburan 45.000.000.000,00 Rp. 4. Pajak Parkir 12.000.000.000,00 5. Pajak BPHTB 428.000.000.000,00 6. Pajak Penerangan Jalan 158.000.000.000,00 7. Pajak Reklame 24.000.000.000,00 8. Pajak Air Tanah 30.000.000.000,00 9. PBB 360.000.000.000,00 14

2.4. PERJANJIAN KINERJA (HASIL REVIU) Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji yang penting dan perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Penetapan Kinerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2013-2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2014. Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah menetapkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 dengan uraian sebagai berikut: 15

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Tercapainya target penerimaan pajak daerah Insentif (pengurangan) pajak bagi wajib pajak katagori tertentu sesuai dengan perundangan yang berlaku sebagai bentuk penghargaan Meningkatnya Kesadaran dan Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Jumlah Penerimaan Pajak Daerah : 1.400.000.000.000,00 1. Pajak Hotel 202.850.000.000,00 2. Pajak Restoran 140.000.000.000,00 3. Pajak Hiburan 45.000.000.000,00 Rp. 4. Pajak Parkir 12.000.000.000,00 5. Pajak BPHTB 428.000.000.000,00 6. Pajak Penerangan Jalan 158.000.000.000,00 7. Pajak Reklame 24.000.000.000,00 8. Pajak Air Tanah 30.000.000.000,00 9. PBB 360.000.000.000,00 Jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan insentif pajak Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah secara tepat waktu. Jumlah KelompokSasaran 12 % 81.9 % 80.9 Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik IKM bidang pelayanan pajak daerah Nilai 516.14 5 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (Birokrasi) Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Nilai Hasil Evaluasi AKIP SKPD oleh Kemenpan RB/ Inspektorat % 80 Nilai 63.89 LAKIP Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 16

LAKIP Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 17

LAKIP Tahun 2014 Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung 31

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. DinasPelayanan PajakKota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. 3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcomeyang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. 17

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang seharusnya terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala triwulanan dan tahunan. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja harus cukup menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Indikator kinerja instansi pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi. Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu. Nilai capaian atas pengukuran kinerja dapat dikategorikan dan diinterprestasikan sebagai berikut: No. Capaian Kinerja Interprestasi 1 >100% Melebihi / melampaui target 2 =100% Tercapai 3 <100% Tidak Tercapai Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Dalam laporan ini,dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran 18

yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai ketentuan tersebut,pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Penetapan Kinerja SKPD Tahun 2014 dan Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 dan hasil review atas Rencana Strategis Dinas Pelayanan Pajak Tahun 2013-2018, telah ditetapkan 5 (lima) sasaran dengan 7 (tujuh)indikator kinerja dengan rincian sebagai berikut : Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator Sasaran 5 terdiri dari 2 indikator 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas Pelayanan PajakKota Bandung juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung tahun 19

2014 menunjukan hasil sebagai berikut: 1 Tabel 3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG Tahun 2014 NO Indikator Kinerja Satuan % Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 Jumlah Rupiah Penerimaan Pajak 1.400.000.000.000 1.400.939.931.883 100,07 (Rp) Daerah: 1.Pajak Hotel 202.850.000.000 204.674.481.155 100,90 2.Pajak Restoran 140.000.000.000 142.676.225.417 101,91 3.Pajak Hiburan 45.000.000.000 40.980.498.102 91,07 4.PPJ 158.000.000.000 159.123.681.023 100,71 5.Pajak Parkir 12.000.000.000 12.198.543.998 101,65 6.BPHTB 428.150.000.000 418.786.427.368 97,81 7.Pajak Reklame 24.000.000.000 23.694.034.638 98,73 8.Pajak Air Tanah 30.000.000.000 26.230.430.978 87,43 9.P B B 360.000.000.000 372.575.609.204 103,49 Rata-rata Capaian IKU 100,07 % Kinerja Capaian Sasaran Melebihi Target Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata capaian IKU sebesar 100,07% dengan Kinerja Capaian Sasaran melebihi target. Karena IKU merupakan ukuran keberhasilan dari suatu SKPD, maka bisa dikatakan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah berhasil mencapai target yang ditetapkan. 3.3. Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Secara umum Dinas Pelayanan PajakKota Bandung telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra 2013-2018. Jumlah Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai misi dan visi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2013-2018 sebanyak 5 (lima) sasaran. 20

Pada tahun 2014 ditetapkan 5 (lima) sasaran strategis dengan 7 (tujuh) indikator kinerja yang ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2014. Dari 5 (lima) sasaran dengan indikator kinerja sebanyak 7 (tujuh) indikator kinerja, pencapaian kinerja sasaran Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Sasaran Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN 1 Melebihi Target 2 2 Tercapai 3 3 Tidak Tercapai 0 Jumlah 5 21

No A Sasaran Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan Jumlah Indikator 00.00 s/d 49.99 Tidak Tercapai (<100%) 50.00 s/d 64.99 65.00 s/d 74.99 75.00 s/d 89.99 90.00 s/d 99.99 Tercapai (100%) Melebihi Target (>100%) 1 Tercapainya target penerimaan pajak daerah 1 1 2 3 B 4 5 Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat membayar pajak daerah. Insentif (pengurangan) pajak bagi Wajib Pajak kategori tertentu sesuai dengan perundangan yang berlaku sebagai bentuk penghargaan. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pajak Daerah. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (birokrasi). 2 2 1 1 1 1 2 1 1 Jumlah 7 5 2 22

Dari 5 (lima)sasaran diatas, pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran terhadap target yang sudah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.4 PENCAPAIAN TARGET MISI Tingkat Pencapaian No. Misi Jumlah Indikator Sasaran Melebihi Target (>100%) Tercapai(100%) Tidak Tercapai (<100%) Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Menjadikan Pajak Daerah sebagai penopang pembangunan 4 1 100,07% 3 100% 2 Meningkatkan kualitas pelayanan Pajak Daerah 3 1 125,00% 2 100% Jumlah 7 2 112,50 % 5 100% 23

Dari lima sasaran dengan tujuh indikator kinerja, pencapaian kinerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.5 KATEGORI PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN No. A. Kategori Menjadikan Pajak Daerah sebagai penopang pembangunan Jumlah Indikator Persentase 4 100% 1 Melebihi Target 1 25% 2 Tercapai 3 75% 3 Tidak Tercapai 0 0% B. Meningkatkan kualitas pelayanan Pajak Daerah 3 100% 1 Melebihi Target 1 33,33% 2 Tercapai 2 66,67% 3 Tidak Tercapai 0 0% 3.4. Analisis Pencapaian Kinerja Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. 24

Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis, dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2014 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 5 sasaran dan 7 indikator kinerja dari 2 Misi, sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung tahun 2013-2018, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : I. Sasaran 1: TERCAPAINYA TARGET PENERIMAAN PAJAK DAERAH Penjelasan Umum. Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, bahwa Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa 25

berdasarkan peraturan perundang-undangan, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Daerah.Pajak dipungut karena adanya suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan yang menurut peraturan perundang-undangan dikenakan pajak. Pajak Daerah di Kota Bandung terdiri dari sebagai berikut : A. Pajak Pendaftaran 1. Pajak Hotel, 2. Pajak Restoran, 3. Pajak Hiburan, 4. Pajak Penerangan Jalan, 5. Pajak Parkir, 6. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan B. Pajak Penetapan 1. Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan. 2. Pajak Reklame, 3. Pajak Air Tanah, Pajak-pajak daerah tersebut telah memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan pembangunan baik sarana maupun prasarana yang diperuntukan bagi kesejahteraan masyarakat Kota Bandung.Untuk anggaran tahun 2014 DPRD kota Bandung telah menetapkan pendapatan pada APBD sebesar Rp. 4,732 Trilyun, dimana pendapatan tersebut digunakan untuk belanja pembangunan Kota Bandung yang besarnya Rp. 5,16 trilyun. Dengan komposisinya pendapatan APBD tersebut yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) Rp 1,7 triliun, dana perimbangan Rp 1,9 triliun, dan pendapatan daerah lainnya yang sah Rp 1,02 triliun. Dari perbandingan komposisi di atas dapat dilihat bahwa PAD mempunyai porsi cukup besar yaitu hampir mencapai 36%, yang sebagian besarnya merupakan pendapatan dari Pajak Daerah sebagaimana telah ditetapkan target pendapatan Rp.1,4 trilyun dari pajak daerah untuk tahun 26

2014. Adanya kenaikan target sebesar 31,7% dari target Tahun 2013 Rp.1,063 trilyun ke penetapan target Rp. 1,4 trilyun di tahun 2014. Dari data tersebut terlihat bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu pendukung penting pembangunan Kota Bandung. Dengan semakin tinggi pendapatan asli daerah, maka semakin tinggi kemampuan suatu daerah untuk membiayai sendiri penyelenggaraan pembangunan daerahnya. Untuk mencapai target tersebut diperlukan optimalisasi penggalian potensi pajak daerah, serta peningkatan pelayanan terhadap wajib pajak. Pajak daerah seharusnya bersifat visible, dalam arti bahwa pajak seharusnya jelas bagi pembayar pajak daerah, objek dan subjek pajak dan besarnya pajak terutang dapat dengan mudah dihitung sehingga dapat mendorong akuntabilitas daerah. Pajak yang diserahkan kepada daerah seharusnya relatif mudah diadministrasikan atau dengan kata lain perlu pertimbangan efisiensi secara ekonomi berkaitan dengan kebutuhan data, seperti identifikasi jumlah pembayar pajak, penegakkan hukum (lawenforcement) dan sistem informasi. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Tahun 2014 Tabel 3.6 Capaian Sasaran 1 Tahun 2014 NO Indikator Kinerja Satuan % Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 1 Jumlah Penerimaan Pajak Daerah 1.Pajak Hotel 2.Pajak Restoran Rupiah (Rp) 1.400.000.000.000 1.400.939.931.884 100,07 202.850.000.000 204.674.481.155 100,90 140.000.000.000 142.676.225.418 101,91 3.Pajak Hiburan 45.000.000.000 40.980.498.102 91,07 4.PPJ 158.000.000.000 159.123.681.023 100,71 5.Pajak Parkir 12.000.000.000 12.198.543.998 101,65 6.BPHTB 428.150.000.000 418.786.427.368 97,81 7.Pajak Reklame 24.000.000.000 23.694.034.638 98,73 8.Pajak Air Tanah 30.000.000.000 26.230.430.978 87,43 9.P B B 360.000.000.000 372.575.609.204 103,49 Rata-rata Capaian 100,07 % Kinerja Capaian Sasaran Melebihi Target 27

Secara keseluruhan target penerimaan pajak daerah dapat tercapai dengan realiasi penerimaan jumlah Rp. 1.400.939.931.884,- dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.400.000.000.000,- atau sebesar 100,07%,dengan komposisi 5 (lima) mata pajak daerah dapat terpenuhi targetnya dan 4 (empat) mata pajak yang tidak dapat tercapai target dengan grafik dan penjelasan sebagai berikut: Realisasi Target Pendapatan Pajak Tahun 2014 500.000.000.000 400.000.000.000 300.000.000.000 200.000.000.000 100.000.000.000 0 Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan PPJ Pajak Parkir BPHTB Pajak Pajak Air Reklame Tanah PBB Target Realisasi Pajak Hotel REALISASI BULANAN PAJAK HOTEL TAHUN 2014 BULAN POKOK DENDA JUMLAH JAN 20.630.821.514 33.106.500 20.663.928.014 FEB 13.172.845.784 25.254.828 13.198.100.612 MAR 12.838.771.221 16.003.398 12.854.774.619 APR 15.681.492.987 16.973.545 15.698.466.532 MEI 13.292.537.625 12.529.243 13.305.066.868 JUN 18.922.936.523 66.232.037 18.989.168.560 JUL 17.638.818.292 8.851.775 17.647.670.067 AGU 14.334.483.916 66.891.959 14.401.375.875 SEP 18.622.377.676 186.221.798 18.808.599.474 OKT 17.668.895.659 18.580.646 17.687.476.305 NOV 19.321.228.125 24.743.213 19.345.971.338 DES 22.026.853.504 47.029.387 22.073.882.891 JUMLAH 204.152.062.826 522.418.329 204.674.481.155 28

Realisasi Pendapatan Pajak Hotel 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES Pajak Hotel (Rp) Pada Tahun 2014 realisasi pendapatan mata pajak hotel adalah sebesar Rp.204.674.481.155,- yang merupakan jumlah total antara realisasi pokok sebesar Rp. 204.152.062.826 dan denda sebesar Rp.522.418.329,- dimana pajak hotel ini terdiri dari hotel bintang yang terbagi dalam klasifikasi hotel bintang Lima, hotel bintang empat, hotel bintang tiga, hotel bintang dua dan hotel bintang satu. Selain itu terdapat pula mata pajak hotel melati yang terdiri dari hotel melati tiga, hotel melati dua dan hotel melati satu, serta Rumah Kos. Dari semua klasifiksi pajak hotel/rumah kos, maka hotel bintang 4 memberikan andil yang paling besar terhadap realisasi pencapaian target pajak daerah yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila di lihat dari realisasi bulanan maka perolehan pajak hotel berada pada puncaknya di Bulan Januari dan Bulan Desember yang berada pada kisaran 20 Milyar dan pendapatan terendah berada pada bulan Maret di kisaran 12 Milyar. Dari data yang disajikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat hunian hotel di kota Bandung mencapai puncaknya pada awal tahun dan akhir tahun, salah satu faktornya adalah banyaknya pendatang yang ingin menghabiskan waktu akhir tahunnya di kota bandung dimana Bandung dikenal sebagai salah 29

satu kota tujuan wisata baik bagi wisatawan domestik maupun bagi wisatawan mancanegara. Untuk besarnya realisasi sub mata pajak hotel, terlihat pada tabel dan grafik berikut ini: REALISASI PAJAK HOTEL TAHUN 2014 Uraian Jumlah Hotel Bintang 5 50.399.452.438 Hotel Bintang 4 79.451.849.291 Hotel Bintang 3 35.363.258.946 Hotel Bintang 2 15.204.208.869 Hotel Bintang 1 1.533.038.669 Hotel Melati 3 14.478.832.575 Hotel Melati 2 4.187.973.313 Hotel Melati 1 2.732.291.615 Rumah Kos 801.157.110 Denda 522.418.329 JUMLAH 204.674.481.155 Realisasi Pajak Hotel Rumah Kos Hotel Melati 1 Hotel Melati 2 Hotel Melati 3 Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5-20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 Jumlah (Rp) 30

CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK HOTEL TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 37.579.299.997 46.716.803.245 124,32% Triwulan II 82.690.300.000 94.709.505.205 114,54% Triwulan III 132.311.800.000 145.567.150.621 110,02% Triwulan IV 202.850.000.000 204.674.481.155 100,90% Capaian Kinerja Pajak Hotel 250.000.000.000 140,00% 200.000.000.000 124,32% 114,54% 110,02% 100,90% 120,00% 100,00% 150.000.000.000 80,00% 100.000.000.000 60,00% 40,00% 50.000.000.000 20,00% 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 0,00% Dilihat dari capaian kinerja per triwulannya, dari grafik di atas menampilkan tren penurunan. Terlihat dari capaian triwulan ke-1 yang berhasil memperoleh capaian kinerja sebesar 124,32%, selanjutnya menurun hingga pada triwulan IV hanya mencapai 100,90%. Sebagai bahan pertimbangan untuk penetapan target triwulanan tahun berikutnya, diharapkan dapat memaksimalkan target pada triwulan pertama. Hal ini didasarkan pada besarnya angka hunian hotel Bulan Desember, yang pajaknya baru dibayarkan Bulan Januari tahun berikutnya. 31

Pajak Restoran REALISASI BULANAN PAJAK RESTORAN TAHUN 2014 BULAN POKOK DENDA JUMLAH JAN 12.070.573.753 25.916.707 12.096.490.460 FEB 10.294.465.651 16.612.231 10.311.077.882 MAR 9.756.653.139 23.933.391 9.780.586.530 APR 11.223.031.509 21.302.179 11.244.333.688 MEI 10.918.499.172 12.550.577 10.931.049.749 JUN 12.663.166.279 36.065.408 12.699.231.687 JUL 11.965.282.575 34.236.254 11.999.518.829 AGU 13.481.292.318 21.213.648 13.502.505.966 SEP 12.800.621.605 23.990.286 12.824.611.891 OKT 10.962.265.043 16.198.706 10.978.463.749 NOV 11.884.532.159 17.072.737 11.901.604.896 DES 14.377.532.688 27.421.993 14.404.954.681 JUMLAH 142.397.915.891 276.514.117 142.674.430.008 16.000.000.000 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 Realisasi Pendapatan Pajak Restoran - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES Pajak Restoran (Rp) Pada tahun 2014 perolehan pajak restoran adalah sebesar Rp.142.674.430.008,- yang merupakan jumlah total antara realisasi pendapatan pokok sebesar Rp. 142.397.915.891,- dan denda sebesar Rp.276.514.117,- dimana realisasi pajak restoran dapat melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp. 140.000.000.000,- atau sebesar 101,91%. 32

Mata pajak restoran terdiri dari sub mata pajak restoran, pajak rumah makan, dan pajak katering, dimana pendapatan terbesar pajak restoran ini disumbang oleh sub mata pajak restoran sebesar Rp. 89.944.407.257,-. Bila dilihat dari pendapatan per bulan maka perolehan pajak restoran terbesar berada pada bulan Desember yaitu sebesar 14 Milyar, hal ini dapat terjadi dengan keterkaitan antara tingginya tingkat hunian hotel di kota Bandung pada akhir tahun yang diikuti dengan tingginya pendapatan pajak restoran pada bulan Desember. Untuk besarnya realisasi sub mata pajak restoran, terlihat pada tabel dan grafik berikut ini: REALISASI PAJAK RESTORAN TAHUN 2014 Uraian Jumlah Restoran 89.944.407.257 Rumah Makan 43.595.922.456 Katering 8.857.586.178 Denda 276.514.117 JUMLAH 142.674.430.008 Realisasi Pendapatan Pajak Restoran Denda 276.514.117 Katering 8.857.586.178 Rumah Makan 43.595.922.456 Restoran 89.944.407.257-20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 Realisasi Pajak Restoran 33

CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK RESTORAN TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 24.300.000.000 32.188.154.872 132,46% Triwulan II 60.750.000.000 67.122.825.688 110,49% Triwulan III 94.530.000.000 105.389.406.682 111,49% Triwulan IV 140.000.000.000 142.676.225.417 101,91% Capaian Kinerja Pajak Restoran 160.000.000.000 140.000.000.000 120.000.000.000 132,46% 110,49% 111,49% 101,91% 140,00% 120,00% 100,00% 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 80,00% 60,00% 40.000.000.000 40,00% 20.000.000.000 20,00% 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 0,00% Dilihat dari capaian kinerja per triwulannya pada grafik di atas menampilkan tren penurunan. Terlihat dari capaian triwulan ke-1 yang sangat tinggi yaitu sebesar 132,46%, selanjutnya menurun hingga pada triwulan IV hanya mencapai 101,91%. Sebagai bahan pertimbangan untuk penetapan target triwulanan tahun berikutnya, sebaiknya pembebanan target pendapatan pajak restoran dapat dimaksimalkan pada triwulan 34

pertama. Hal ini didasarkan pada besarnya angka hunian hotel Bulan Desember yang berdampak pada besarnya pendapatan bidang kuliner, sedangkan pajaknya baru dibayarkan Bulan Januari tahun berikutnya. Pajak Hiburan REALISASI BULANAN PAJAK HIBURAN TAHUN 2014 BULAN POKOK DENDA JUMLAH JAN 3.885.641.317 5.317.789 3.890.959.106 FEB 2.745.201.606 2.045.421 2.747.247.027 MAR 3.176.600.050 153.374.523 3.329.974.573 APR 3.355.721.424 19.246.462 3.374.967.886 MEI 3.393.045.054 9.607.674 3.402.652.728 JUN 3.607.998.861 4.769.358 3.612.768.219 JUL 3.278.511.583 6.578.563 3.285.090.146 AGU 2.296.908.287 17.537.278 2.314.445.565 SEP 3.457.772.242 8.970.075 3.466.742.317 OKT 3.324.057.945 3.983.625 3.328.041.570 NOV 3.567.519.833 2.126.420 3.569.646.253 DES 4.641.173.009 16.789.703 4.657.962.712 JUMLAH 40.730.151.211 250.346.891 40.980.498.102 Realisasi Pajak Hiburan 5.000.000.000 4.500.000.000 4.000.000.000 3.500.000.000 3.000.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES Realisasi Pajak Hiburan 35

Untuk Pajak hiburan pada tahun 2014 ini mengalami penurunan realisasi yang cukup signifikan dimana realisasi pendapatan berada dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 40.980.498.102 atau sebesar 91,07% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp. 45 Milyar. Jumlah realisasi pendapatan mata pajak hiburan ini merupakan akumulasi dari pendapatan pokok sebesar Rp. 40.730.151.211,- dan denda sebesar Rp. 250.346.891,-. Mata Pajak hiburan terdiri dari 14 sub mata pajak dengan perolehan tertinggi berasal dari pajak Bioskop sebesar 17 Milyar dan terendah berasal dari pajak diskotik sebesar Rp. 23.874.000,- hal ini disebabkan adanya himbauan pembatasan jam operasional tempat hiburan malam dari pihak kepolisian. Untuk besarnya realisasi sub mata pajak hiburan, terlihat pada tabel dan grafik berikut ini: REALISASI PAJAK HIBURAN TAHUN 2014 Uraian Jumlah Bioskop 17.442.352.018 Insidentil 359.820.750 Pameran 111.948.000 Diskotik 23.874.000 Karaoke 10.632.568.027 Klab Malam 1.372.913.487 Sirkus - Billiard 407.232.541 Bowling 32.058.000 MPA 4.082.122.997 Panti Pijat 3.689.151.251 Mandi Uap / Spa 92.736.581 Fitnes 2.381.318.756 Olahraga 102.054.803 Denda 250.346.891 JUMLAH 40.980.498.102 36

Realisasi Pendapatan Pajak Hiburan Denda Fitnes Panti Pijat Bowling Sirkus Karaoke Pameran Bioskop - 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 Realisasi Pendapatan Pajak Hiburan CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK HIBURAN TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 8.524.900.001 9.968.180.706 116,93% Triwulan II 18.762.400.001 20.398.716.703 108,72% Triwulan III 30.012.400.000 29.424.847.567 98,04% Triwulan IV 45.000.000.000 40.980.498.102 91,07% 50.000.000.000 45.000.000.000 40.000.000.000 35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 Capaian Kinerja Pajak Hiburan 116,93% 108,72% 98,04% 91,07% Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 140,00% 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 37

Pada grafik diatas menggambarkan tren capaian kinerja per triwulan Pajak Hiburan yang menampilkan tren penurunan. Terlihat dari capaian triwulan ke-1 sebesar 116,93%, selanjutnya terus mengalami penurunan hingga pada triwulan III dan IV Pajak Hiburan tidak berhasil mencapai target yaitu hanya mencapai 91,07% pada triwulan terakhir. Sebagai bahan pertimbangan untuk penetapan target triwulanan tahun berikutnya, sebaiknya pembebanan target pendapatan pajak hiburan dapat dimaksimalkan pada triwulan pertama. Hal ini didasarkan pada besarnya angka hunian hotel Bulan Desember yang berdampak pada besarnya pendapatan sektor hiburan, serta adanya libur nasional yang cukup banyak sehingga akan menaikkan pendapatan sektor hiburan pada bulan tersebut, sedangkan pajaknya baru dibayarkan Bulan Januari tahun berikutnya. Pajak Reklame REALISASI BULANAN PAJAK REKLAME TAHUN 2014 BULAN POKOK DENDA JUMLAH JAN 1.175.439.183 3.119.011 1.178.558.194 FEB 2.727.358.847 2.558.896 2.729.917.743 MAR 2.498.861.047 2.280.224 2.501.141.271 APR 1.352.914.522 2.588.360 1.355.502.882 MEI 1.296.657.770 1.611.661 1.298.269.431 JUN 2.228.020.601 4.417.665 2.232.438.266 JUL 1.619.817.142 4.241.943 1.624.059.085 AGU 2.139.889.613 6.507.194 2.146.396.807 SEP 2.946.921.152 8.766.240 2.955.687.392 OKT 2.449.151.647 9.303.822 2.458.455.469 NOV 1.661.097.083 580.125 1.661.677.208 DES 1.545.275.478 4.580.412 1.549.855.890 JUMLAH 23.641.404.085 50.555.553 23.691.959.638 38

3.500.000.000 3.000.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 Realisasi Pendapatan Pajak Reklame - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES Pajak Reklame (RP) CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK REKLAME TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 3.450.000.000 6.409.617.208 185,79% Triwulan II 8.050.000.000 11.295.827.787 140,32% Triwulan III 12.650.000.000 18.021.971.071 142,47% Triwulan IV 24.000.000.000 23.694.034.638 98,73% 39

Capaian Kinerja Pajak Reklame 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 185,79% 140,32% 142,47% 98,73% Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 200,00% 180,00% 160,00% 140,00% 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Pajak Reklame merupakan salah satu mata pajak lainnya yang pada tahun 2014 ini tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 24 Milyar, dimana realisasi pendapatan untuk pajak reklame ini sebesar Rp.23.694.034.638,- atau terealisasikan sebesar 98,73 %. Hal ini disebabkan adanya moratorium pemberian ijin reklame baru di tanah Pemerintah Kota seperti pada Berm, sebagai salah satu kebijakan Pemerintah Kota Bandung dalam menata estetika kota. Pajak reklame terdiri dari enam sub mata pajak dimana perolehan terbesar berasal dari sub mata pajak reklame papan sebesar 21 Milyar dan terkecil berasal dari sub mata pajak reklame balon udara sebesar Rp. 16.190.000,- Untuk besarnya realisasi sub mata pajak reklame, terlihat pada tabel dan grafik berikut ini: 40

REALISASI PAJAK REKLAME TAHUN 2014 Uraian Jumlah Reklame Papan 21.760.647.373 Reklame Kain Spanduk 500.523.224 Reklame Berjalan 563.938.933 Reklame Balon Udara 16.190.000 Reklame Bando Jalan 800.104.555 Reklame Template - Denda 50.555.553 JUMLAH 23.691.959.638 Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Denda Reklame Bando Jalan Reklame Balon Udara Reklame Berjalan Reklame Kain Spanduk Reklame Papan - 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 Pajak Reklame (Rp) Pajak Penerangan Jalan Pajak penerangan jalanpada tahun 2014 dalam realisasi di akhir triwulan ke empat menghasilkan pendapatan sebesar Rp.159.123.681.023,- atau sebesar 100,71% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 158 Milyar.Untuk pajak penerangan jalan ini Dinas Pelayanan Pajak hanya menerima pembayaran dari pihak otoritas kelistrikan nasional yaitu PLN yang besaran pajaknya telah ditetapkan oleh pihak PLN, adapun realisasi 41

pajak penerangan jalan dapat meningkat seiring dengan kenaikan tarif daftar listrik. Untuk besarnya realisasi mata pajak penerangan jalan, terlihat pada tabel dan grafik berikut ini: REALISASI BULANAN PAJAK PPJU TAHUN 2014 BULAN JUMLAH JAN 12.667.061.594 FEB 12.642.692.275 MAR 12.375.291.368 APR 11.913.177.314 MEI 12.804.552.181 JUN 12.714.989.557 JUL 13.721.817.409 AGU 13.427.226.203 SEP 13.420.973.133 OKT 13.959.658.837 NOV 14.590.321.280 DES 14.885.919.872 JUMLAH 159.123.681.023 16.000.000.000 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 Realisasi Pendapatan PPJ - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES PPJU (Rp) 42

CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK PPJ TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 36.750.000.000 37.685.045.237 102,54% Triwulan II 74.250.000.000 75.117.764.289 101,17% Triwulan III 114.750.000.000 115.687.781.034 100,82% Triwulan IV 158.000.000.000 159.123.681.023 100,71% Capaian Kinerja Pajak Penerangan Jalan 180.000.000.000 103,00% 160.000.000.000 140.000.000.000 120.000.000.000 102,54% 102,50% 102,00% 100.000.000.000 101,50% 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 101,17% 100,82% 100,71% 101,00% 100,50% 100,00% 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 99,50% 43

Pajak Parkir REALISASI BULANAN PAJAK PARKIR TAHUN 2014 BULAN POKOK DENDA JUMLAH JAN 1.239.966.716 3.925.420 1.243.892.136 FEB 818.055.283 2.256.540 820.311.823 MAR 835.350.554 3.693.636 839.044.190 APR 901.531.781 2.489.410 904.021.191 MEI 914.138.699 6.236.106 920.374.805 JUN 1.001.095.415 3.750.220 1.004.845.635 JUL 947.683.155 2.733.415 950.416.570 AGU 1.161.653.910 6.443.644 1.168.097.554 SEP 1.087.663.455 4.289.130 1.091.952.585 OKT 1.050.305.947 2.911.395 1.053.217.342 NOV 1.064.626.322 2.328.949 1.066.955.271 DES 1.133.008.538 2.406.358 1.135.414.896 JUMLAH 12.155.079.775 43.464.223 12.198.543.998 Realisasi Pendapatan Pajak Parkir 1.400.000.000 1.200.000.000 1.000.000.000 800.000.000 600.000.000 400.000.000 200.000.000 - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES Pajak Parkir (Rp) 44

CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK PARKIR TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 2.320.000.000 2.903.249.149 125,14% Triwulan II 5.050.000.000 5.732.489.780 113,51% Triwulan III 8.050.000.000 8.942.956.489 111,09% Triwulan IV 12.000.000.000 12.198.543.998 101,65% Capaian Kinerja Pajak Parkir 14.000.000.000 140,00% 12.000.000.000 10.000.000.000 125,14% 113,51% 111,09% 101,65% 120,00% 100,00% 8.000.000.000 80,00% 6.000.000.000 60,00% 4.000.000.000 40,00% 2.000.000.000 20,00% 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 0,00% Realisasi Pajak Parkir Tahun 2014 sebesar Rp12.198.543.998,- dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 12.000.000.000,-, dimana raihan capaian kinerja tertinggi terdapat pada Triwulan I. Pada Tahun 2014 ini tarif pajak parkir mengalami kenaikan dari semula Rp. 2000,-/jam, menjadi Rp. 3000,-/jam. Kenaikan tarif sebesar 50% seharusnya mendongkrak naik pendapatan pajak parkir, tetapi pada Tahun 2014 kenaikan tersebut belum terlihat signifikan. Diharapkan pada Tahun 2015 kenaikan tarif parkir ini akan memberikan peningkatan yang cukup besar pada pendapatan pajak. 45

Pajak Air Tanah REALISASI BULANAN PAJAK AIR TANAH TAHUN 2014 BULAN POKOK DENDA JUMLAH JAN 324.165.994-324.165.994 FEB 118.864.572-118.864.572 MAR 720.509.063 47.240 720.556.303 APR 2.396.097.435 16.536.433 2.412.633.868 MEI 2.239.803.388 23.173.761 2.262.977.149 JUN 2.990.953.500 35.632.131 3.026.585.631 JUL 2.498.050.534 12.753.298 2.510.803.832 AGU 2.420.770.919 18.191.653 2.438.962.572 SEP 2.811.548.434 22.209.284 2.833.757.718 OKT 2.162.008.912 11.597.594 2.173.606.506 NOV 2.626.646.981 10.955.979 2.637.602.960 DES 4.719.815.013 46.723.480 4.766.538.493 JUMLAH 26.029.234.745 197.820.853 26.227.055.598 6.000.000.000 Realisasi Pendapatan Pajak Air Tanah 5.000.000.000 4.000.000.000 3.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES PAT (Rp) 46

CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK AIR TANAH TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 2.100.000.000 1.163.586.869 55,41% Triwulan II 6.000.000.000 9.067.790.478 151,13% Triwulan III 16.500.000.000 16.649.307.639 100,90% Triwulan IV 30.000.000.000 26.230.430.978 87,43% 35.000.000.000 30.000.000.000 Capaian Target Pajak Air Tanah 151,13% 160,00% 140,00% 25.000.000.000 120,00% 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 55,41% 100,90% 87,43% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 5.000.000.000 20,00% 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 0,00% Pada Tahun 2014 ini,pajak Air Tanah mengalami penurunan yang cukup tajam dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 30.000.000.000,- hanya dapat terealisasirp. 26.230.430.978,- atau sebesar 87,43%. Capaian terendah berada pada Triwulan ke-1 yaitu hanya sebesar 55,41%, yang disebabkan karena beberapa hal, salah satunya yaitu adanya kenaikan tarif Nilai Perolehan Air yang awalnya sebesar Rp. 500,- per meter kubik menjadi Rp. 5.000,- per meter kubik sehingga wajib pajak lebih membatasi pemakaian air tanah. Kedua adalah adanya keterlambatan nota Nilai 47

Perolehan Air Tanah dari BPLH yang tentunya menghambat pendistribusian SKPD atas pajak terhutang kepada semua wajib pajak air tanah. Namun demikian kenaikan tarif nilai perolehan air lebih kepada kebijakan Pemerintah Kota Bandung sebagai salah satu cara dalam rangka menjaga dan mencegah penggunaan air permukaan dan air bawah tanah yang berlebihan. Pajak Bumi dan Bangunan CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 9.000.000.000 18.316.683.950 203,52% Triwulan II 43.200.000.000 85.661.191.410 198,29% Triwulan III 216.000.000.000 314.210.018.032 145,47% Triwulan IV 360.000.000.000 372.575.609.204 103,49% Capaian Kinerja PBB 400.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 203,52% 198,29% 250,00% 200,00% 250.000.000.000 200.000.000.000 150.000.000.000 100.000.000.000 50.000.000.000 145,47% 103,49% 150,00% 100,00% 50,00% 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 0,00% 48

Realisasi pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada Tahun 2014 dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu Rp.372.575.609.204,- atau sebesar 103,49% pada triwulan terakhir. Capaian kinerja tertinggi pada Tahun 2014 justru berada pada triwulan pertama yaitu mencapai 203,52%. Tingginya capaian kinerja pada triwulan pertama ini disebabkan target yang ditetapkan dari Dinas Pelayanan Pajak sangat kecil, karena pada triwulan pertama Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) PBB sedang dalam proses pencetakan masal sehingga belum diterima wajib pajak. Penerimaan pajak PBB pada triwulan pertama lebih didasarkan pada kebutuhan antara penjual rumah/tanah yang mempersyaratkan pelunasan PBB tahun berjalan, selain itu adanya pembayaran piutang PBB tahun sebelumnya atau wajib pajak yang langsung melakukan pembayaran PBB ke Bank bjb, tanpa sebelumnya menerima SPPT PBB terlebih dahulu. BPHTB REALISASI BULANAN BPHTB TAHUN 2014 BULAN JUMLAH JAN 9.160.166.333 FEB 25.040.029.325 MAR 33.233.655.408 APR 35.318.856.204 MEI 24.693.714.122 JUN 34.367.578.928 JUL 34.242.030.465 AGU 30.861.225.430 SEP 36.543.584.301 OKT 33.075.884.121 NOV 37.747.453.680 DES 84.501.340.051 JUMLAH 418.785.518.368 49

Realisasi Pendapatan BPHTB 90.000.000.000 80.000.000.000 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 - JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES BPHTB (Rp) PerolehanPajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan pada tahun 2014 tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp.428.150.000.000,- pencapaian realisasi hingga triwulan ke IV adalah sebesar Rp. 418,786.427.368 atau sebesar 97,81 %. Apabila kita melihat capaian kinerja penerimaan per triwulan maka realisasi penerimaan pajak BPHTB tertinggi pada Triwulan pertama dimana pencapaian realisasi dibandingkan target untuk triwulan pertama sebesar 153,38%. Tetapi untuk target dan realisasi BPHTB tidak dapat kita tentukan besarannya karena bila dilihat dari karakteristik pembayaran pajaknya tidaklah tetap dan bersifat insidentil dimana ketika terjadi transaksi jual beli rumah/tanah CAPAIAN KINERJA TRIWULANAN BPHTB TAHUN 2014 BULAN TARGET REALISASI CAPAIAN Triwulan I 43.965.000.000 67.434.760.066 153,38% Triwulan II 142.886.250.000 161.820.559.220 113,25% Triwulan III 263.790.000.000 263.460.840.516 99,88% Triwulan IV 428.150.000.000 418.786.427.368 97,81% 50

Capaian Kinerja BPHTB 450.000.000.000 400.000.000.000 350.000.000.000 153,38% 180,00% 160,00% 140,00% 300.000.000.000 250.000.000.000 113,25% 99,88% 97,81% 120,00% 100,00% 200.000.000.000 80,00% 150.000.000.000 60,00% 100.000.000.000 40,00% 50.000.000.000 20,00% 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target Realisasi Capaian 0,00% PerbandinganRealisasi kinerja Tahun 2014 dengan Tahun 2013 Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun 2013 Perbandingan Antara Kinerja Indikator Sat Tahun 2013 Tahun 2014 Kinerja uan Target Realisasi % Target Realisasi % 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Penerimaan 1.063.000.000.000,- 1.194.159.468.709,- 112,34 1.400.000.000.000 1.400.939.931.883 100,07 (Rp) Pajak Daerah 1.Pajak Hotel 148.000.000.000,- 177.490.303.830,- 119,93 202.850.000.000 204.674.481.155 100,90 2.Pajak Restoran 102.000.000.000,- 118.700.322.856,- 116,37 140.000.000.000 142.676.225.418 101,91 3.Pajak Hiburan 35.500.000.000,- 37.767.188.531,- 106,39 45.000.000.000 40.980.498.102 91,07 4.PPJ 121.500.000.000,- 135.297.036.036,- 111,36 158.000.000.000 159.123.681.023 100,71 5.Pajak Parkir 7.500.000.000,- 7.796.908.376,- 103,96 12.000.000.000 12.198.543.998 101,65 6.BPHTB 350.000.000.000,- 415.761.410.854,- 118,79 428.150.000.000 418.786.427.368 97,81 7.Pajak Reklame 18.500.000.000,- 17.603.910.300,- 95,16 24.000.000.000 23.694.034.638 98,73 8.PAT 3.000.000.000,- 3.566.097.210,- 118,87 30.000.000.000 26.230.430.978 87,43 9.P B B 277.000.000.000,- 280.104.269.023,- 101,13 360.000.000.000 372.575.609.204 103,49 51

Target-Realisasi Tahun 2013 & Tahun 2014 1.600.000.000.000 1.400.000.000.000 1.200.000.000.000 1.000.000.000.000 800.000.000.000 600.000.000.000 400.000.000.000 200.000.000.000 0 2013 2014 Target Realisasi Target Realisasi Dari data diatas dapat kami jelaskan bahwa terdapat kenaikan target sebesar Rp. 337.000.000.000,- atau 31,7 % dari target Tahun 2013 sebesarrp.1.063.000.000.000,- menjadi Rp.1.400.000.000.000,- pada Tahun 2014. Meskipun berat dalam pencapaian targetnya namun dari data potensi pajak daerah yang ada dan adanya peningkatan penerimaan yang dapat diperhitungkan secara time series per bulan sampai dengan per tri wulan di Tahun 2014 dari penerimaan objek pajak sehingga optimalisasi pajak daerah dapat tercapai. Secara keseluruhan target pajak terpenuhi pada 2013, namun ada beberapa mata pajak daerah yang tidak dapat terpenuhi targetnya dengan beberapa alasan yang mendasar dikarenakan adanya moratorium penambahan wajib pajak reklame yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame sehingga tidak tercapainya target. 52