Analisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara Analitik Dengan Bantuan Komputer



dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN KECEPATAN DAN PERCEPATAN MEKANISME ENGKOL PELUNCUR PADA KOMPONEN MESIN

Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

Effect Of Input Angle, Dimenssion Ratio-Mechanism Link To The Output, Transmission Angle And Motion Characteristic

RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF

Program Studi Teknik Mesin S1

ANALISIS POSISI MENGGUNAKAN DOT PRODUCT

Bab V. Untuk menentukan besarnya kecepatan suatu titik yang bergerak. terhadap sebuah badan yang juga bergerak, perhatikan titik B yang

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ORIENTASI PADA PRA PLOTTING PETA BERSISTEM KOORDINAT LOKAL TERHADAP SISTEM KOORDINAT FIX (TETAP)

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

PERSIAPAN UJIAN TENGAH SEMESTER 7 BIDANG MINAT KOMPUTASI MATEMATIKA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB V TRANSFORMASI 2D

Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar

Transformasi Geometri Sederhana

ANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX. Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS)

Bab IV. Mekanisme paling sederhana yang dipelajari adalah mekanisme. engkol-peluncur segaris seperti pada gambar 4.1

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,

ANALISA DINAMIK GAYA GONCANG MOTOR BAKAR SATU SILINDER DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK MATLAB

ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA

Can be accessed on:

MODUL MATEMATIKA WAJIB TRANSFORMASI KELAS XI SEMESTER 2

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Bab III Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap

PENGARUH BEBAN DAN KONDISI PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK GERAK SISTEM PENGGERAK PRESISI

BAB III PERENCANAAN APLIKASI DESAIN JARINGAN

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

Analisa Kinematika Mesin Pemotong Pipa Model Helix

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

PRINCIPLES OF STATIC

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

PENGENALAN BENTUK BANGUN GEOMETRIS DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESKRIPSI DAN PENCOCOKAN

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

5- Persamaan Tiga Momen

BAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan

Studi Kasus Perbandingan antara Lot-for-Lot dan Economic Order Quantity Sebagai Metode Perencanaan Penyediaan Bahan Baku

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

BAB III METODE YANG DIUSULKAN

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Perancangan Termodinamik Sirkuit Gas Motor Stirling FP150W dengan Metode Penskalaan (Scaling Method)

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

ALGORITMA MIDPOINT UNTUK PENGGAMBARAN GRAFIK BERKECEPATANG TINGGI

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto

DISAIN SISTEM LOADING DAN UNLOADING UNTUK ALAT ANGKUT MATERIAL DENGAN RODA TUNGGAL BERBASIS MEKANISME EMPAT BATANG

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 25-31, April 2002, ISSN :

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Sistem Bilangan Kompleks

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SIMULASI KINEMATIKA LENGAN ROBOT INDUSTRI DENGAN 6 DERAJAT KEBEBASAN

ANALISA KINEMATIKA DAN DINAMIKA CONNECTING ROD MOTOR BAKAR SATU SILINDER HONDA REVO

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN

KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

APLIKASI PROGRAM SIXBAR FOR WINDOW UNTUK MENGHITUNG MEKANISME BALOK JALAN WATT

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

PEMICU 1 29 SEPT 2015

BESARAN VEKTOR B A B B A B

Keywords: Mechanism Slider Crank, Matlab, Variation round, crank length, PID.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi

Matematika Teknik Dasar-2 2 Bilangan Kompleks - 1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

PERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN SUDUT ELEVASI DAN AZIMUTH ANTENA STASIUN BUMI BERGERAK DALAM SISTEM KOMUNIKASI SATELIT GEOSTASIONER

Matematika Teknik Dasar-2 5 Perkalian Antar Vektor. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

Bahairotul Lu lu Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111, Indonesia

Fisika Dasar 9/1/2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) E120

BAB GETARAN HARMONIK

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto

Medan dan Dipol Listrik

Jadi momentum anguler adalah jumlah momen dari momentum linear jika sumbu putar sistem berhimpit.

Pembahasan a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat) b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

BAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

APLIKASI PENCARIAN RUTE OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE TRANSITIVE CLOSURE

19. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) B. Refleksi (Pencerminan) C. Rotasi (Perputaran)

Transkripsi:

Analisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara Analitik Dengan Bantuan Komputer Oegik Soegihardjo Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Abstrak Analisis perpindahan serta kecepatan sudut mekanisme empat batang, biasanya dilakukan secara grafis. Untuk mengidentifikasi perpindahan maupun kecepatan sudut mekanisme empat batang di satu posisi, cara grafis bisa dilakukan dengan sederhana dan cepat. Namun bila analisis dilakukan untuk mengidentifikasi perpindahan serta kecepatan mekanisme empat batang di seluruh posisi batang input yang berputar 360 o, cara grafis akan memakan banyak waktu. Untuk kasus semacam ini, cara analitik dengan bantuan komputer merupakan cara penyelesaian yang tepatkata kunci: mekanisme empat batang, batang (link), perpindahan, kecepatan sudut. Kata kunci: mekanisme empat batang, batang (link), perpindahan, kecepatan sudut. Abstract Displacement and angular velocity analysis for four bar mechanism, usually being done using graphical method. This method could be used easily for displacement and angular velocity analysis of four bar mechanism in one position. If the analysis being carried out is applied for the whole position of four bar mechanism in which the input link rotates 360 o, graphical method will be inappropriate and time consuming. For this kind of situation, analytical method with the aid of computer becomes best solution for displacement and angular velocity analysis. Keywords: four bar mechanism, link, displacement, angular velocity. 1. Mekanisme Empat Batang Mekanisme empat batang (four bar mechanism) digunakan pada sebagian peralatan mekanik untuk mencapai proses atau gerakan tertentu. Mekanisme semacam ini terdiri dari batang-batang yang bergerak relatif satu terhadap yang lain. Dalam notasi yang umum, batang tersebut juga disebut sebagai link. Sambungan dua batang yang memungkinkan gerakan relatif antara dua batang yang disambung, disebut joint. Dengan demikian mekanisme empat batang yang dimaksud, terdiri dari empat batang (link) yang dihubungkan oleh sambungan-sambungan (joint) sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya gerakan relatif diantara batang-batang yang ada. Dalam analisis kinematika, perpindahan serta kecepatan dari sambungan (joint) mekanisme empat batang mempunyai peran sangat penting. Klasifikasi mekanisme empat batang menurut J. T. Kimbrel dibedakan menjadi tiga, yaitu crank rocker mechanism, double rocker mechanism serta drag link mechanism. Ketiga mekanisme empat batang yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 1. (a) Crank rocker Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Februari 2003. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Mesin Volume 5 Nomor 1 April 2003. (b) Double rocker 114

Analisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara. (Oegik Soegihardjo) angle dan θ3 adalah rocker angle. Setiap perubahan θ1, posisi titik A, titik B besarnya sudut β, θ2, dan θ3 selalu berubah. Jarak OA-OB atau r4 disebut sebagai fixed link. 2.1 Analisis Perpindahan Secara Analitik (c) Drag link (double crank) Gambar 1. Jenis-Jenis Mekanisme Empat Batang [2]. Pada mekanisme empat batang jenis crank rocker mechanism, batang 1 (input link) berputar 360 o, sedangkan batang 3 (output link) hanya berosilasi (gambar 1.a). Pada double rocker mechanism tidak ada satupun batang (link) yang bergerak rotasi (gambar 1.b), sedangkan pada drag link mechanism dua diantara empat batang (link) bergerak rotasi terhadap sumbu putarnya (gambar 1.c). 2. Analisis Mekanisme Empat Batang Secara Analitik Mekanisme empat batang yang akan di analisis pada tulisan ini adalah jenis crank rocker mechanism. Pada mekanisme jenis ini batang 1 (input link) bergerak melingkar dan batang 3 (output link) berosilasi. Secara umum, mekanisme empat batang jenis crank rocker mechanism beserta parameter-parameter yang akan dipakai untuk analisis dapat dilihat pada gambar 2. Dengan mengacu pada gambar 2, analisis perpindahan secara analitik dapat dilakukan sebagai berikut [2]: d 2 = r4 2 + r1 2-2r1r4 cos θ1 (1) Dengan memperhatikan segitiga ABOB, maka didapatkan: d 2 = r2 2 + r3 2-2r2r3 cos β (2) Berbagai sudut yang diperlukan dalam analisis perpindahan (displacement), dapat dihitung berdasarkan persamaan-persamaan berikut: cos β = (r2 2 + r3 2 - d 2 )/(2r2r3) (3) cos δ = ( d 2 + r2 2 - r3 2 )/(2dr2) (4) cos α = ( d 2 + r3 2 - r2 2 )/(2dr3) (5) cos σ = ( d 2 + r4 2 - r1 2 )/(2dr4) (6) φ = 180 - σ θ1 (7) θ2 = δ σ (8) θ3 = 180 - σ α (9) Posisi sambungan (joint) A dab B bisa ditentukan dengan persamaan berikut: XA = r1 cos θ1 (10) YA = r1 sin θ1 (11) XB = r4 - r3 cos (α + σ) (12) YB = r3 sin (α + σ) (13) 2.2 Analisis Kecepatan Sudut Secara Analitik Dalam bentuk vektor, batang dari suatu mekanisme dinyatakan sebagai re iθ. Dengan demikian, berdasarkan gambar 3, analisis kecepatan sudut secara analitik dapat dilakukan sebagai berikut [2]: Gambar 2. Mekanisme Empat Batang dan Parameternya [2]. Batang 1 (OAA atau r1) merupakan batang penggerak (input link atau driver). Batang 1 berputar 360 0 pada poros OA. Batang 2 (AB atau r2) menghubungkan batang 1 dan batang 3. Batang 3 (BOB atau r3) merupakan output link. θ1 adalah sudut engkol (crank angle), β adalah transmission angle, θ2 adalah coupler Gambar 3. Mekanisme Empat Batang Dinyatakan Dalam Bentuk Vektor [2]. OAB = r1e iθ 1 + r2e iθ 2 (14) OAB = r4 + r3e iθ 3 (15) Penggabungan persamaan (14) dan (15) akan didapatkan: 115

r1e iθ 1 + r2e iθ 2 = r4 + r3e iθ 3 (16) Jika persamaan (16) dideferensialkan terhadap waktu, didapatkan: ir1 ωr1 e iθ 1 + ir2 ωr2 e iθ 2 = 0 + ir3 ωr3 e iθ 3 (17) Jika persamaan (17) dibagi dengan i, kemudian e iθ dinyatakan dalam bentuk ekivalennya (sin dan cos), serta memisahkan komponen riil dengan komponen imajinernya, akan menghasilkan: r2 ωr2 cos θ2 - r3 ωr3 cos θ3 = -r1 ωr1 cos θ1 (18) r2 ωr2 sin θ2 - r3 ωr3 sin θ3 = -r1 ωr1 sin θ1 (19) Dalam persamaan (18) dan (19) ada dua parameter yang tidak diketahui, yaitu ωr2 dan ωr3. Dengan demikian kedua persamaan tersebut dapat diselesaikan secara simultan untuk mendapatkan kedua parameter yang tidak diketahui tersebut. Dua parameter yang tidak diketahui tersebut (ωr2 dan ωr3) merupakan kecepatan sudut dari batang 2 dan batang 3. Dengan menggunakan aturan Cramer, kedua parameter tersebut dapat dihitung melalui persamaan: ωr2 = ωr1 (r1/r2) (sin (θ1 - θ3)/sin (θ3 - θ2)) (20) ωr3 = ωr1 (r1/r3) (sin (θ1 - θ2)/sin (θ3 - θ2)) (21) Dengan persamaan-persamaan di atas, semua parameter yang diperlukan untuk analisis perpindahan serta kecepatan sudut mekanisme empat batang dapat dihitung. 3. Algoritma Pemrograman Berdasarkan persamaan-persamaan penyelesaian analitik untuk menghitung perpindahan serta kecepatan sudut dari mekanisme empat batang, algoritma pemrograman untuk analisis mekanisme tersebut dapat dikembangkan sebagai berikut: 3.1 Data masukan Data masukan untuk pemrograman ini berupa sudut engkol (θ1) yang akan bergerak mulai 0 0 sampai dengan 360 0 serta kecepatan sudut batang 1 (ωr1 ). Data masukan lainnya berupa dimensi batang 1 (crank, r1), batang 2 (coupler, r2), batang 3 (rocker, r4) serta jarak OA - OB (fixed link, r4). 3.2 Proses perhitungan Proses perhitungan pada program komputer didasarkan pada persamaan-persamaan yang diuraikan pada bagian 2.1 (analisis perpindahan) maupun bagian 2.2 (analisis kecepatan sudut). Semua parameter yang dihitung akan selalu berubah sesuai dengan perubahan θ1. Kisar perubahan θ1 selama bergerak dari 0 0-360 0 dapat dilihat pada hasil analisis di lampiran 2 dan lampiran 3. Lampiran 1 merupakan source program untuk analisis perpindahan dan kecepatan sudut mekanisme 4 batang. Source program dibuat dengan Fortran 77. 3.3 Data keluaran Data keluaran yang dihasilkan dari analisis mekanisme empat batang ini berupa hargaharga θ2 (coupler angle), θ3 (rocker angle ), β (transmission angle), posisi titik A (Xa,Ya) dan titik B (Xb,Yb), ωr2 (coupler angular velocity), ωr3 (rocker angular velocity). Data keluaran ditabulasikan di lampiran 2 dan lampiran 3. 4. Hasil Simulasi dan Analisis 4.1 Data Simulasi Simulasi dilakukan untuk mekanisme empat batang yang batang inputnya (crank) berputar 360 o. Data lain yang dipakai dalam simulai adalah sebagai berikut: panjang batang input (crank): 2; 3; 4, dan 5 satuan panjang panjang batang penghubung (coupler): 15 satuan panjang panjang batang output (rocker): 9 satuan panjang jarak OA OB (fixed link): 12 satuan panjang kecepatan sudut (angular velocity) batang input: 5 rad/detik. Data di atas merupakan data masukan untuk simulai perpindahan dan kecepatan sudut mekanisme empat batang. Simulasi dilakukan untuk satu putaran poros engkol (input link atau driver) mulai O o sampai dengan 360 o dengan kenaikan setiap 20 o. Simulasi dilakukan dengan merubah panjang poros engkol mulai 2, 3, 4 dan 5 satuan panjang, sedangkan data masukan lain dibuat tetap. Tujuan melakukan hal ini adalah untuk melihat bagaimana perubahan dimensi poros engkol akan mempengaruhi variable-variabel dalam mekanisme empat batang. Sebenarnya dengan simulasi semacam ini, ada berbagai variable yg bisa diubah-ubah untuk melihat bagaimana pengaruh variable yang diubah tersebut akan berpengaruh terhadap variable lainnya yang bisa dipakai sebagai indicator untuk melihat karakteristik mekanisme empat batang. 4.2 Hasil Simulasi Hasil simulasi dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 3. Lampiran 2 adalah hasil simulasi mekanisme empat batang dengan 116

Analisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara. (Oegik Soegihardjo) panjang poros engkol 2 dan 3 satuan panjang, sedangkan lampiran 3 adalah hasil simulasi mekanisme empat batang dengan panjang poros engkol 4 dan 5 satuan panjang. Xa dan Ya pada hasil simulasi menunjukkan koordinat titik A (sambungan antara poros engkol (r1) dan batang penghubung, (r2), selama poros engkol berputar satu putaran. Sedangkan Xb dan Yb merupakan koordinat titik B (sambungan antara batang penghubung (r2) dan batang output (rocker, r3), selama poros engkol berputar satu putaran). Parameter i menyatakan besarnya sudut engkol terhadap sumbu X (positif untuk putaran poros engkol berlawanan dengan arah jarum jam (ccw)). Parameter omr adalah kecepatan sudut (angular velocity) dari batang penghubung (coupler), sedangkan parameter oms adalah kecepatan sudut dari batang output (rocker). Parameter beta adalah harga transmission angle yang merupakan salah satu indicator untuk mengevaluasi baik tidaknya mekanisme yang sedang disimu-lasi. 4.3 Analisis Perpindahan Dari ke empat hasil simulasi, dapat dilihat bahwa berdasarkan koordinat titik B (yang ditunjukkan melalui parameter Xb dan Yb) maka gerakan batang output (rocker) merupakan gerakan bolak-balik (osilasi). Semakin panjang dimensi poros engkol, semakin besar osilasi batang output. Untuk panjang poros engkol 2 satuan panjang, koordinat simpangan maksimal titik B adalah (14.6, 8.6) dan (10.1, 8.8). Untuk panjang poros engkol 5 satuan panjang, koordinat simpangan maksimal titik B adalah (19.3, 5.3) dan (7.7, 7.9). Parameter beta, yang menunjukkan harga transmission angle dapat memberikan indikasi tentang smooth atau tidaknya suatu mekanisme empat batang. Untuk mendapat-kan mekanisme empat batang yang dalam operasinya diharapkan cukup smooth, harga beta direkomendasikan lebih besar dari 40 o dan lebih kecil dari 120 o. Dari hasil simulasi, mekanisme yang paling baik (berdasarkan smooth atau tidaknya mekanisme saat beroperasi) adalah mekanisme dengan panjang poros engkol 2 satuan panjang. Kondisi ini memenuhi batasan nilai transmission angle (40 120 derajat). Dimensi poros engkol lainnya (3, 4 dan 5 satuan panjang), tidak memenuhi batasan nilai yang disyaratkan karena harga batas bawah transmission angle yang disyaratkan tidak dipenuhi. Besarnya batas bawah transmission angle yang dicapai dalam simulasi adalah 36 o, 26 o dan 17 o untuk panjang poros engkol 3, 4 dan 5 satuan panjang. 4.4 Analisis Kecepatan Sudut Untuk semua simulasi, kecepatan sudut dari poros engkol adalah sama, yaitu sebesar 5 rad/detik. Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa semakin besar dimensi poros engkol, semakin besar kecepatan sudut maksimum dari batang penghubung (coupler, dengan parameter kecepatan sudut omr) maupun batang output (rocker, dengan parameter kecepatan sudut oms). Tanda + pada parameter omr dan oms menunjukkan bahwa arah kecepatan sudut berlawanan dengan arah dengan jarum jam (counter clock wise), sedangkan tanda menunjukkan arah sebaliknya (clock wise). Untuk panjang poros engkol 5 satuan panjang, kecepatan sudut maksimum untuk batang penghubung adalah 3,6488 rad/det (untuk sudut poros engkol 340 o ), dan kecepatan sudut maksimum untuk batang output adalah 4,0973 rad/det (untuk sudut poros engkol 320 o ). Besar kecilnya kecepatan sudut dari batangbatang pada mekanisme empat batang ini akan berpengaruh terhadap besar kecilnya gaya yang timbul pada batang-batang tersebut. Pada simulasi ini memang tidak dilakukan perhitungan mengenai besarnya gaya yang timbul pada masing-masing batang, namun demikian besarnya kecepatan sudut yang terjadi pada masing-masing batang, mengindikasikan bahwa gaya-gaya yang lebih besar akan muncul pada batang-batang yang mempunyai kecepatan sudut lebih besar. Informasi ini juga menjadi indikator tentang smooth atau tidaknya mekanisme empat batang yang disimulasi. 5. Kesimpulan Analisis mekanisme empat batang secara analitik dengan bantuan komputer dapat mengevaluasi seluruh kondisi batang (link) sesuai dengan perubahan posisi batang 1 secara cepat. Data hasil simulasi menunjukkan apakah ada kondisi tertentu yang kurang memenuhi syarat, seperti transmission angle yang terlalu besar atau terlalu kecil; atau osilasi batang 3 yang terlalu kecil maupun terlalu besar serta berbagai kondisi lain yang memberi informasi tentang karakteristik mekanisme empat batang. Jika hasil simulasi menunjukkan indikasi bahwa mekanisme empat batang yang sedang disimulasi mempunyai kondisi yang tidak sesuai dengan persyaratan, sehingga diperlukan perubahan data masukan untuk mencapai kondisi yang disyaratkan, maka analisis ulang dapat dilakukan kembali dengan cepat. 117

Daftar Pustaka 1. Holowenko, A.R., Dynamics of Machinery, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1985. 2. Kimbrell, J.T., Kinematics Analysis and Synthesis, McGraw-Hill, Inc., Singapore, 1991. 3. Koffman, B.E., Friedman, F.L., Fortran with Engineering Applications, Addison-Wesley Publishing Company, New York, 1993. 118

Analisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara. (Oegik Soegihardjo) Lapiran 1. Source Program Mekanisme Empat Batang (Fortran 77) 119

Lapiran 1. (lanjutan) Source Program Mekanisme Empat Batang (Fortran 77) 120

Analisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara. (Oegik Soegihardjo) Lampiran 2. Data Hasil Simulasi (Panjang Poros Engkol 2 dan 3 satuan panjang) 121

Lampiran 2. Data Hasil Simulasi (Panjang Poros Engkol 4 dan 5 satuan panjang) 122