I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAEANG UHUH Perusahaan sebagai suatu sistem terbuka akan saling tindak secara langsung dan sinambung dengan lingkungan sekitarnya yang merupakan supra sistem. Lingkungan sekitar perusahaan dinamis senant iasa berubah dan berkembang serta secara langsung berdampak terhadap perusahaan. Oleh karena itu agar perusahaan dapat bertahan hidup dan berkembang, perusahaan harus mampu beradaptasi dan belaj ar dari lingkungan sekitar yang khas, sehingga perlu kebijaksanaan dan strategi perusahaan yang sejalan dengan kondisi lingkungan sekitar yang khas pula. Dengan demikian jelas dapat dimengerti mengapa terdapat kebijaksanaan yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, walaupun jenis dan besarnya perusahaan sama. Kebijaksanaan dan strategi perusahaan salah satunya dapat ditinj au dari segi management kualitas, dimana sangat pent ing dalam menun j ang kelancaran dan perkenbangan perusahaan itu sendiri. Sering kali nanagement kualitas ini hanya berorientasi pada hasil produk akhir saja, yang biasanya diberikan sejumlah spesif ikasi berupa tingkat kualitas yang harus dicapai, seperti berat, bentuk, volume, dan lain-lain. Tetapi sebaiknya management kualitas juga mulai memikirkan kearah perbaikan proses. Karena itu penulis
tertarik untuk meneliti pada bagian proses produksi yang ada di PT. Sumber Bahari Prima, dimana perusahaan ini bergerak di bidang pembekuan udang untuk di eksport ke beberapa negara, misalnya : Jepang, Amerika Serikat, dan Autralia. Pada bagian proses produksi ini, penulis akan mencoba memperbaiki mengenai proses sizing udang yang menyangkut ketelitian dan waktu standard operator dalam menseleksi size tertentu. Sehingga dengan perbaikan proses diharapkan akan tercapai produktivitas, misalnya : hemat waktu, mengurangi rework, mengurangi kecacatan (soft), dan lain sebagainya. 2. GAHBARBH OBYEK YANG DITELITI Yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah PT. Sumber Bahari Prima. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembekuan udang. Hal ini diawali karena tumbuh pesatnya usaha pertambakan udang di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Sehingga pada tahun 1987 PT Sumber Bahari Prima didirikan yang berkedudukan di J1. Berbek Industri 1/24 Surabaya, dengan luas tanah 6 Ha. Dan baru beroperasi tahun 1989. Dalam mempertahankan kont inuitas dan perkembangannya suatu perusahaan perlu adanya s i s t i m management yang tergambar melalui struktur organisasi. Bentuk susunan organisasi diperlukan untuk membuat suatu sistem kerja effektif dan effisien, karena struktur organisasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi dan berhasilnya komunikasi antara atasan dan bawahan, serta mencapai tujuan organisasi. Sistim
organisasi yang digunakan di PT. Sumber Bahari Prima yaitu sistim organisasi garis dan staff, karena adanya satu atau lebih tenaga staff yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang mempunyai kewenangan dalam pemberian perintah. Perusahaan ini nempunyai jumlah karyawan 415 orang yaitu terdiri dari 70% adalah karyawan wanita dan ' 30% karyawan Pria. 2.1 Ornanisasi Struktur organisasi dalam suatu perusahaan dibentuk untuk memberi peranan yang jelas pada setiap bagian tugas tertentu, agar tidak terjadi saling mencampuri dalam ha1 wewenang setiap pengambilan keputusan dan diharapkan adanya suatu konunikasi atau kerja sama antara bagian yang satu dengan bagian yang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam ha1 tanggung jawab dan kekuasaan sering kali struktur itu dibedakan antara garis dan staff. Kekuasaan garis mempunyai hak untuk mengarahkan orang lain sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur. Sedang staff tidak lazim memberikan instruksi kecuali pada bawahan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi ini dapat dilihat pada bagan halaman 4.
Gambar 1-1. Struktur organi sasi
2.2.1 Senior Vicc President. Bertanggung jawab ter- hadap operasional perusahaan baik dari luar maupun dalam termasuk perluasannya. 2.2.2 Sekretaris. Membantu senior Vicc President dalam melaksanakan tugasnya mengerjakan administrasi serta pembuatan laporan-laporan. 2.2.3 GM Marketing. Mewakili senior Vicc President seluruh operasional perusahaan baik kedalam maupun keluar terutama bidang marketing maupun production. 2.2.4 Plant Manager. Bertanggung jawab terhadap pro- duksi secara keseluruhan dan melaporkan kepada GM Marketing terhadap segala perubahan. 2.2.5 Personel & G.Aff Manager. Mengelola dan meren- canakan ketenaga kerjaan ternasuk didalamnya recruitment mencari tenaga kerja dan pelatihan. 2.2.6 Finance Accounting Manager. Mewakili pimpinan untuk mengatur dan merencanakan serta mengawasi lancarnya lalu lintas keuangan perusahaan. 2.2.7 PPC. Bertanggung jawab terhadap administrasi produksi atau nerencanakan semua kebutu han
oeerasional produksi dan membuat laporan kepada management tentang perkembangan produksi sehari-hari. 2.2.8 Quality Control. Bertanggung jawab terhadap mutu produk yang dihasilkan dan mengawasi/nengontrol material yang diproses secara keseluruhan. 2.2.9 Processing In Raw Material. Bertanggung jawab terhadap seluruh jalannya proses produksi serta mengawasi dan merencanakan bahan baku 2.2.10 Finished product. Bertanggung jawab terhadap barang hasil produksi serta melaporkannya kepada Plant Manager semua perkembangan hasil produksi termasuk pengemasan dan penyimpanannya. 2.2.11 Further Process. Bertanggung jawab terhadap produk lain-lain yang telah direncanakan oleh management pada pengembangan produk baru. 2.2.12 Engineering. Bertanggung jawab terhadap maintenance dan engineering kepada Plant Manager dan membantu pimpinan dalam merencanakan konstruksi. 2.2.13 Section Head (SH) Marketing Dan SH Purchass. Membantu GM Marketing untuk memasarkan hasil produksi ke negara lain yang sudah dibagi menurut wilayah kerja dan ditentukan oleh Management.
2.2.14 SH Personnel 8 G. Aff. Menbantu personil Aff Manager dalam pelaksanaan tugas operasional yang menyangkut ketenaga kerjaan. 2.2.15 SH Accounting. Hembantu manager Finance Accounting untuk dibagian accounting. Dan mengontrol biaya serta administrasi keuangan,dll. 2.2.16 SH Laboratorium. Bertanggung jawab mutu produk dalam ha1 kadar atau jenis bakteri yang terkandung. Melakukan pengetesan dan penelit ian terhadap hasil produk. 2.2.17 SP Personil. Bertanggung jawab kepada SH Per- sonnel & G. Aff dalam melaksanakan tugas pengaturan personil. 2.2.18 SP G. Aff. Bertanggung jawab terhadap keamanan, para sopir, sanitasi, lingkungan sekitar, hubungan nasyarakat dan pengaturan kendaraan. 3. PROSES PRODUKSI Sebelum hasil produk yang berupa kemasan dengan berat 10,B Kg tiap kenasannya di export ke beberapa negara terlebih dahulu harus melalui beberapa tahapan proses. Adapun urutan proses adalah sebagai berikut :
3-1ProsesCheckinaSizem1wUdang Proses ini adalah untuk nengetahui perbandingan antara proses penimbangan di tambak dengan di pabrik dengan cara sampling. Dimana tiap container yang berisi kurang lebih 1600 Kg saat dari tambak, akan diambil 40 kali sampling dengan tiap kali pengambilan sampel seberat 1 Kg dengan maksud untuk mencari berapa jumlah udang yang ada. Sehingga dari sini dapat diketahui apakah perusahaan untung atau rugi akibat kesalahan penentuan size. Contoh : " Pada saat proses penimbangan di tanbak, kesepakatan antara penjual dan pembeli (pihak perusahaan) ditetapkan size 30 misalnya, size 30 ini didapat dari pengambilan sampel di tambak dengan sepengetahuan kedua pihak. Setelah di check di perusahaan dengan cara pengambilan sampel seperti diatas didapat bahwa rata-rata tiap 1 Kg berisi 29 ekor udang, maka disini dapat dikatakan bahwa pihak perusahaan untung 1 (satu) size. Dimana perbedaan size tiap 1 (satu) kilo gramnya akan berbeda harga Rp.250,-. Sehingga Perusahaan akan untung Rp.250,- tiap kilo gramnya. Demikian juga sebaliknya bila setelah dicheck di perusahaan ternyata tiap 1 (satu) Kg berisi 31 ekor udang, maka perusahaan akan rugi 1 (satu) size.
3.2 Proses Hashing Setelah selesai checking size udang langsung dimasukkan pada tangki pencuci dengan sistim re1 berjalan dengan kecepatan kurang lebih 5 (lima) Km/jan. Proses washing ini berfungsi nembersihkan udang dari kerikil-kerikil dan lumpur. Kemudian pada ujung re1 berjalan ini udang ditampung dalam keranjang dengan kapasitas kurang lebih 20 Kg. 3.3 kqsfxs Penimbanaan Gross Beiaht Keranjang-keranjang udang dari washing tank ini kemudian dibawa ke bagian penimbangan gross weight untuk dilakukan penimbangan tiap 20 Kg. Alasan dilakukan penimbangan ini adalah untuk memudahkan perhitungan jumlah udang setiap kode area dan menyesuaikan kapasitas keranjang yang digunakan. Pada proses ini juga dilakukan pengambilan sampel untuk mengetahui prosentase udang yang : warnanya black, white black, pecah, soft, dan yang luka. Adapun pengambilan sampel tersebut adalah dengan cara setiap selesai penimbangan udang dalam keranjang yang beratnya 20 Kg itu diambil sampel secukupnya kurang lebih 8 ekor udang. Kemudian apabila sudah lewat 20 keran j ang yang sudah dilakukan penimbangan, baru dilakukan penimbangan 1 kilo gramnya. setiap 1 Kg ini diambil dari kumpulan udang yang diambil tiap 20 Kg penimbangan tadi sejumlah kurang lebih 8 ekor udang.
3.4 Proses fk&qm gepala Pada bagian ini selain memotong kepala dari udang juga memisahkan udang antara warna black dan white black dan juga memisahkan udang yang berukuran terlalu ekstrim. Untuk menjaga udang tetap segar maka pada pemukaan udang yang ditaruh diatas meja diberi frost (salju es), dan ini dilakukan setiap salju es hampir habis. Pada bagian ini mempekerjakan 40 orang karyawati yang mempunyai kemampuan laju produksi kurang lebih 1500 Kg/jam yang sudah berupa head loss, dan kepalanya ditanpung di suatu tempat untuk kenudian dibawa ke pabrik makanan ternak 3.5 Gross Beiaht tlead Lnss Setelah udang dipotong kepalanya kemudian dibawa kebagian penimbangan head loss. Kemudian dicuci dengan air kaporit dengan cara disemprot untuk selanjutnya dicelup dalam air kaporit lagi sampai kurang lebih 5 detik, yang berfungsi untuk menghilangkan bakteri. Dari sini udang head loss siap menunggu dan dibawa,ke bagian sortir size. 3.6 hoses Sortir Setelah dari pencucian udang langsung dibawa kemeja operator sort ir size. Tiap-t iap me ja manpu nenampung kurang lebih 40 kg udang. Setelah udang berada diatas meja langsung diberi frost agar udang tetap fresh le- bih lama, untuk selanjutya dilakukan kegiatan sortir
size yang ditangani oleh 2 orang operator tiap meja yang mempunyai kemampuan hampir sama. Hasil sortiran ini ditanpung pada keranjang yang diletakkan diatas meja paling ujung depan berjajar, dengan kapasitas. tiap keranjang kurang lebih 10 kg udang. Sedangkan keranjang ada 7 buah, 3 keranjang masing-masing untuk sortir size 16-20, size 21-25 dan size 26-30 dengan warna black misalnya, kemudian juga 3 keranjang yang lainnya nasing-masing untuk sortir size 16-20, size 21-25 dan size 26-30. Tiap operator menangani 3 keranjang, sedangkan 1 keranjang lainnya ditaruh ditengah-tengah yang digunakan menampung apabila ada udang yang warnanya lain, misalnya white black. Dan untuk udang yang soft ditampung pada keranjang kecil yang ada disebelah masing-masing operator. Media yang dugunakan untuk mensortir size adalah sarung tangan dari rubber gloves dengan tebal + 0,6 mm. Kegiatan sortir ini dilakukan dalan posisi berdiri dengan temperatur lingkungan + 32 "C. Selana proses ini berlangsung, bagian Quality Control selalu nengawasi hasil yang sudah dicapai oleh masing-masing operator. Apabila tiap keranjangnya sudah berisi kira-kira 3-4 kg udang segera diambil untuk dilakukan checking size seperti pada tabel 1-1 halanan 12.
Tabel 1-1 Checking shrimps head loss. Size Checking Shrimps Head Checking PC s Besar Keci 1 loss PC s Lbs PC s 4 Lbs - U-5 2 -" 180 5.* - 20 6-8 2 178 118 7 24-30 8-12 2 116 76 10 32-40 13-15 5 180 150 14 54-56 16-20 5 145 111 18 72-76 21-25 5 110 90 23 92-96 26-30 5 89 7 5 28 112-116 31-40 5 7 3 57 36 144-148 41-50 10 110 90 45 180-184 51-60 10 89 75 54 210-220 61-70 10 7 4 65 63 320-328 71-90 10 6 4 50 82 356-360 91-110 10 49 3 5 110 440-448 Contoh Penggunaan tabel diatas : " Misalkan keranjang yang diambil oleh orang QC adalah size 21-25, maka satu lbs-nya seharusnya berisi 23 ekor udang atau bila empat lbs-nya harus berisi 92-96 ekor udang. Bila ternyata satu lbs- nya tidak 23 ekor tetapi 21,22,24 atau 25, maka tetap dilakukan check untuk 5 ekor besar dan 5 ekor kecil. 5 ekor udang besar dikehendaki mempunyai berat 110 gr apabila lebih besar dari 110 gr maka udang tergolong
besar dan kemudian dilakukan penimbangan untuk 5 ekor udang kecil, bila beratnya kurang dari 90 gr maka udang tergolong kecil. Dan apabila dalam penimbangan untuk 5 ekor udang besar dan kecil diantara berat 90-110 gr maka udang dikatakan memenuhi syarat dan 1010s sortir, demikian seterusnya untuk size yang lain ". Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar syarat batas dibawah : Berat (gr) t 90 110 t Kecil Lolos sort ir Besar Gambar 1-2 Syarat batas setiap penimbangan 5 ekor udang. 3.7 eroses Bctual Weight Setelah hasil sortiran 1010s maka langsung ke bagian penimbangan actual weight untuk di bawa mengetahui berat sesungguhnya, yaitu berat yang sudah tidak melalui proses checking size lagi dan udang inilah yang nantinya di eksport. Dari Actual Weight ini kemudian dilakukan pengelompokkan besar masing-masing size, dengan maksud untuk memudahkan proses penimbangan, yaitu masing-masing size ditimbang 1,8 kg.
3.8 Proses ~enpvsunan udana Dari hasil penimbangan masing-masing size seberat 1,8 kg ini kemudian di lakukan penyusunan nenurut ketentuan atau aturan dari perusahaan. Dan tempat yang digunakan untuk menyusun udang ini adalah Inner Pand ( kotak dari zeng ) dengan ukuran 30 x 20 x 5 Cm. 3-9 CDntact Preezer Dari Inner Pand yang sudah berisi udang tersusun rapi, kenudian dimasukkan ke Contact Freezer yang mempunyai temperatur -20 "C selama 2 jam. Kapasitas dari Contact Freezer ini mencapai kurang lebih 330 Inner Pand dan ada 2 buah Contact Freezer. 3.10 Packing Inner Pand dikeluarkan dari contact Freezer kemudian diberi air agar kotak zeng ini.bisa lepas dari udangnya, karena begitu udang keluar dari Contact Freezer dalam wujud beku. Kemudian udang ini ( masih dalam keadaan beku ) dimasukkan kantong plastik yang berkapasitas 1,8 kg untuk selanjutnya disusun dalam kotak karton yang berisi 6 kantong plastik. Dan kemudian dilakukan pengemasan. ' 3-11 ProsesdiC~UStoraae Hasil dari pengemasan ini langsung dibawa ke Cold Storage yang mempunyai tenperatur -20 O C dan no frost. Kemasan di sini disimpan untuk beberapa lama
sampai senua jumlah pesanan dipenuhi. Pada saat udang disimpan di Cold storage' inilah dilakukan penelitian terhadap kadar bakteri yang terkandung dalam udang tiap kemasannya. Pengambilan sampel untuk ditest di Laboratoriun ini diambil secara random, yaitu tiap 1 ton dianbil sampel 1,8 kg. Dan apabila masih memenuhi syarat udang siap untuk di eksport. Untuk lebih singkatnya, urutan proses produksi dapat dilihat flow pr.oses diagram dibawah ini : Urutan proses pengolahan udang dari raw material sampai siap di export I Material yang datang dari tambak ditampung dalam container untuk menunggu proses checking size Matrial dibawa ke bagian checking size I 11 Lr] Material dilakukan checking size tiap 1 kg T Dibawa ke tangki pencucian Proses pencucian dalam tangki dengan sistim re1 berj alan I Material dibawa ke bagian penimbangan gross weight Proses penimbangan gross weight Dibawa ke bagian proses pemotongan kepala udang
Kepala udang dibawa Proses pemotongan kepala ke pabrik makanan udang ternak Head loss dibawa ke bagian peninbangan gross weight Proses penimbangan gross weight head loss Material head loss dibawa 2 M I+3 ke bagian pencucian air kaporit Proses pencucian dengan air 5 dt u kaporit h Menunggu Material head loss dibawa ke proses sortir size proses sortir size Proses sortir sire i Material dibawa ke bagian checking size ketelitian operator Proses checking size ketelitian operator Material dibawa ke bagian proses penimbangan actual weight Proses penimbangan actual Material dibawa ke penyusunan udang proses Proses penyusunan udang Material dibawa ke Freezer contact Penyimpanan di contact freezer 3 M +v) Dibawa ke bagian packing
Ket : H = Meter 0 Proses pengepakkan Udang dibawa ke cold storage I Penyinpanan di cold storage untuk siap di export Gambar 1-3 Aliran diagram proses produksi 4. HASALBH PENELIPIAN Karena management kualitas yang berorientasi pada proses belum seluruhnya ditemukan, maka timbul beberapa masalah sebagai berikut : - Pada proses sortir size dijumpai banyaknya udang hasil sortiran yang tidak memenuhi standard ketentuan size, yaitu size 16-20, 21-25, dan 26-30. Se hingga harus dilakukan pembongkaran d an pengulangan kembali hasil sortiran. Sebagai akibat pengulangan proses sortir size ini, udang dari proses potong kepala yang semestinya mulai dilakukan proses sortir size harus menunggu, dan kalau terlalu lama menunggu udang bisa menjadi soft, yang berakibat kerugian pada perusahaan. Untuk itu perlu adanya suatu pengendalian proses sizing (sortir size), sehingga dapat ditemukan f aktor-f aktor penyebab pengulangan hasil sortiran operator. - Belum adanya waktu standard pada proses sortir size, sehingga tidak bisa merencanakan jadwal produksi.
5. TUJUAN PENELITIAN Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian yang tertuang dalam penulisan skripsi ini, yaitu: - Mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam melakukan proses sizing udang yang berdasarkan konsep pengendali- an kualitas dan studi waktu & pengukuran kerja. - Dengan melakukan pengendalian proses sizing udang ini, \ 6- diharapkan dapat menemukan dan mengendalikan f aktor- faktor penyebab proses pembongkaran, yang menyangkut cara kerja operator mengenai ketidak telitiannya dalam mensortir size dan tidak adanya waktu standard kerja operator. Sehingga diharapkan dengan cara kerja operator yang sudah terkendali (ditemukan metode baru kemudian menerapkannya ) dan adanya waktu standard kerja operator yang sudah ditetapkan, dapat memecahkan permasalahan diatas, yaitu banyaknya proses pembongkaran ulang hasil sortiran dapat dihindari dan juga dapat merencanakan jadwal produksi dengan baik. Dengan demikian produktivitas akan tercapai. 6. HETODOLOGI YANG DIGUNAKAN - Mencari waktu standard proses sizing sebelum dan sesu- dah ada penelitian. Dimana dalam penelitian ini diusahakan sampai ditemukan adanya suatu metode baru. Kemudian membandingkan kedua waktu standard diatas, sehingga diketahui prosentase peningkatannya, untuk
selanjutnya dapat merencanakan jadwal produksi dengan baik. - Mencari dan menganalisa data ketelitian operator dengan maksud untuk eencari faktor-faktor penyebab proses pembongkaran hasil sortiran operator. 7. BATASM HASBLAH Hengingat banyaknya masalah yang tidak nungkin dibahas semua dalam penulisan skripsi ini, maka dianbil batasan agar permasalahan dapat terarah dan jelas. Penulis hanya akan membahas mengenai : - Bagian proses produksi, yaitu mengenai sizing udang saj a. - Dalam mencari waktu standard hanya terbatas pada 16 (enam belas) operator saja dalam mensortir size 16-20, size 21-25 dan size 26-30 dengan warna udang black. - Dalam mencari dan menganalisa data ketelitian operator, data yang diambil hanya operator yang mensortir size 21-25 saja dengan warna udang black.