Lampiran 1. Hasil Analisis Kualitatif Timbal. Dithizon 0,005% b/v. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Kentang (Solanum tuberosum L.)

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Lampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

No Nama RT Area k Asym N (USP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

SNI Standar Nasional Indonesia

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan

1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ABSTRAK ABSTRACT

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

II. METODE PENELITIAN

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Transkripsi:

Lampiran 1. Hasil Analisis Kualitatif Timbal Gambar Kualitatif Dithizon 0,005% b/v Hasil Analisa dengan Larutan 4

Lampiran. Gambar Atomic Absorption Spectrophotometer hitachi Z-000 Lampiran 3. Gambar hot plate 43

lampiran 4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Sampel Sampel (air laut) Larutan sampel Dipipet 5 ml Dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 Ditambahkan 10 ml HNO 3 65% Diuapkan pada hot plate ± 30 menit sampai volume menjadi ½ dari volume awal Diangkat, dimasukkan dalam labu tentukur 5 ml Diencerkan dengan aquabidest sampai garis tanda Disaring dengan kertas whatman, ± ml filtrat pertama dibuang Filtrat selanjutnya ditampung ke dalam botol Dilakukan analisis kualitatif Dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan atom pada λ 83,3 nm untuk kadar timbal Hasil Lampiran 5. Data Kalibrasi Timbal dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). No. Konsentrasi (mcg/l) Absorbansi (X) (Y) 1. 0.0000-0.000 44

. 0.0000 0.0076 3. 40.0000 0.0155 4. 60.0000 0.037 5. 80.0000 0.0300 6. 100.0000 0.0394 No. X Y XY X Y.10-4 1. 0.0000-0.000 0.0000 0.0000 0.0400. 0.0000 0.0076 0.150 400.0000 0.5776 3. 40.0000 0.0155 0.600 1600.0000.405 4. 60.0000 0.037 1.40 3600.0000 5.6169 5. 80.0000 0.0300.4000 6400.0000 9.0000 6. 100.0000 0.0394 3.9400 10000.0000 15.536 a 300.0000 X 50.0000 XY X XY / X / n 8.5340 300.0000 000.0000 4.0343 x10-4 0.114 Y 0.0190 n (0.114) / 300.0000 / 6 6 8.5340 000.0000 33.1606 Y a X + b b Y a X 0.0190 (4.0343 x10-3 )(50.0000) -1.1381 x10-3 Maka persamaan garis regresinya adalah: Y 4.0343.10-4 X 1.1381x10-3 r ( XY XY / n X X ) / n)( Y ( 8.5340 300.00000.114/ 6-4 000.0000 300.0000 / 6 33.1606 10 0.1140.840.879 0.9986 Y) / n / 6 Lampiran 6. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi 45

Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Logam Timbal Y 4.0343x10-4 X 1.1381x10-3 Slope 4.0343x10-4 No Konsentrasi Absorbansi (mcg/l) Y X Yi.10-3 Y-Yi.10-4 (Y-Yi).10-8 1 0.0000-0.000-1.1381-8.6190 74.880 0.0000 0.0076 6.9305 6.695 44.86 3 40.0000 0.0155 14.9990 5.0095 5.0953 4 60.0000 0.037 3.0676 6.338 39.9906 5 80.0000 0.0300 31.136-11.3619 19.099 6 100.0000 0.0394 39.048 1.954 3.8118 300.0000 317.1048 SB n Y Yi -8 317.1048 10 4 8.9037 x10-4 3 x SB Batas deteksi slope 3 x 8.9037 4.034310 4 6.610 ppb 10 x SB Batas kuantitasi slope 10 x 8.9037 10 4.034310 4.0701 ppb 4 Lampiran 7. Hasil Analisis Kadar Timbal dalam Sampel 1. Hasil Analisis Kadar Timbal 46

Sampel No Berat Sampel (ml) Absorbansi (A) Konsentrasi (ng/ml) Kadar (mg/l) Jarak 10 m Kedalaman 5 m Jarak 500 m Jarak m sebelah kanan dari jarak 10 m Jarak m sebelah kiri dari jarak 10 m Jarak 10 m 1 5.0000 0.01 33.0617 0.865 5.0000 0.0131 35.96 0.883 3 5.0000 0.0137 36.7798 0.9194 4 5.0000 0.0137 36.7798 0.9194 5 5.0000 0.01 33.0617 0.865 6 5.0000 0.0151 40.501 1.006 1 5.0000 0.0110 30.5334 0.7633 5.0000 0.0098 7.117 0.778 3 5.0000 0.0105 8.8500 0.71 4 5.0000 0.0097 6.8648 0.6716 5 5.0000 0.0094 6.11 0.6530 6 5.0000 0.0098 33.8053 0.6889 1 5.0000 0.0148 39.5106 0.9878 5.0000 0.0118 3.070 0.8017 3 5.0000 0.0133 35.7883 0.8947 4 5.0000 0.011 31.8138 0.803 5 5.0000 0.018 47.934 1.1983 6 5.0000 0.015 33.8053 0.8451 1 5.0000 0.0149 39.7543 0.9938 5.0000 0.0133 35.7883 0.8947 3 5.0000 0.017 34.3011 0.8575 4 5.0000 0.0145 38.768 0.9691 5 5.0000 0.0113 30.8308 0.7708 6 5.0000 0.0136 36.5319 0.913 1 5.0000 0.0151 40.501 1.006 5.0000 0.0118 3.070 0.8017 3 5.0000 0.0111 30.3351 0.7584 4 5.0000 0.014 33.5574 0.8389 5 5.0000 0.0114 31.0787 0.6769 6 5.0000 0.0117 31.83 0.7955 Lampiran 8. Contoh Perhitungan Kadar Timbal dalam Sampel 1. Contoh Perhitungan Kadar Timbal dalam Air Laut Jarak 10 m Kedalaman 5 m Berat sampel yang ditimbang 5,0000 ml 47

Absorbansi (Y) 0,01 Persamaan Regresi:Y 4,0343 x10-4 X - 1,1381 x10-3 0,01 1,1381x10 X -4 4,0343 x10-3 33.0617 ng/ml Konsentrasi kadar timbal 33.0617 ng/ml Kadar Logam (ng/ml) Konsentrasi (ng/ml) 33.0617 ng / mlx5mlx(5) 5,0000ml 86.5 ng/ml 0.865 mg/l x Volume (ml) x Faktor pengenceran Berat Sampel (ml) Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar timbal dengan cara yang sama terhadap semua sampel. Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Timbal dalam Sampel 1. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 0 m kedalaman 5 m No Kadar (mg/l) (X i X ) (X i X ).10-3 1 0.865-0.070 4.980 0.883-0.0144 0.073 3 0.9194 0.07 0.515 4 0.9194 0.07 0.515 5 0.865-0.070 4.980 6 1.006 0.1095 11.990 Σ 5.3803 3.084 X 0.8967 Dari data yang diperoleh, data ke 6 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q, 1.006-0.9194 Q 0.4830 1.006-0.865 48

Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0,95 yaitu 0.610 sehingga semua data diterima, SD Xi - X n -1-3 3.084 10 6 1 0.0679 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α 0.05, n 6, dk 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel.5706 Kadar timbal dalam air laut: µ X ± (t (α/, dk) x SD/ n ) 0.8967 ± (.5706 x 0.0679/ 6 ) (0.8967 ± 0.0713) mg/l. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 500 m 3. No Kadar (mg/l) (X i X ) (X i X ) x 10-4 1 0.7633 0.0506 5.60 0.778 0.0655 4.90 3 0.71 0.0085 0.7 4 0.6716-0.0411 16.89 5 0.6530-0.0597 35.64 6 0.6889-0.038 5.664 Σ 4.76 17.43 X 0.717 Dari data yang diperoleh, data ke adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q, 0.778-0.7633 Q 0.1190 0.778-0.6530 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0.95 yaitu 0.610 sehingga semua data diterima, SD Xi- X n -1 49

-4 17.4310 6 1 0.0504 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α 0.05, n 6, dk 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel.5706 Kadar timbal dalam air laut: µ X ± (t (α/, dk) x SD/ n ) 0.717 ± (.5706 x 0.0504/ 6 ) (0.717 ± 0.059) mg/l 4. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak m sebelah kanan dari jarak 10 m No Kadar (mg/l) (X i X ) (X i X ) x 10-4 1 0.9878 0.0631 39.8 0.8017-0.13 151.9 3 0.8947-0.03 9.00 4 0.803-0.1044 108.99 5 1.1983 0.736 748.5 6 0.8451-0.0796 63.36 Σ 5.5479 111 X 0.947 Dari data yang diperoleh, data ke 5 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q, 1.1983-0.9878 Q 0.5307 1.1983-0.8017 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0.95 yaitu 0.610 sehingga semua data diterima, SD Xi- X n -1 50

-4 11110 6 1 0.1498 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α 0,05, n 6, dk 5 dari table distribusi t diperoleh nilat t tabel.5706 Kadar timbal dalam air laut: µ X ± (t (α/, dk) x SD/ n ) 0.947 ± (.5706 x 0.1498/ 6 ) (0.947 ± 0.157) mg/l 5. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak m sebelah kiri dari jarak 10 m No Kadar (mg/l) (X i X ) (X i X ) x 10-4 1 0.9938 0.0939 88.17 0.8947-0.005 0.7 3 0.8575-0.044 17.9 4 0.9691 0.069 47.88 5 0.7708-0.191 166.6 6 0.913 0.0133 1.77 Σ 5.3991 3 X 0.8999 Dari data yang diperoleh, data ke 5 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q, 0.7708 0.8575 Q 0.3888 0.9938 0.7708 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0.95 yaitu 0.610 sehingga semua data diterima, Xi- X SD n -1-4 310 6 1 0.0803 51

Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α 0.05, n 6, dk 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel.5706 Kadar timbal dalam air laut: µ X ± (t (α/, dk) x SD/ n ) 0.8999 ± (.5706 x 0.0803/ 6 ) (0.8999 ± 0.084) mg/l 6. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 10 m No Kadar (mg/kg) (X i X ) (X i X ) x 10-4 1 1.006 0.1933 373.6 0.8017-0.011 1.5 3 0.7584-0.0545 9.7 4 0.8389 0.06 6.7 5 0.6769-0.136 184.9 6 0.7955-0.0174 3.0 Σ 4.8776 599.3 X 0.819 Dari data yang diperoleh, data ke 3 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q, 1.006-0.8389 Q 0.5080 1.006-0.6769 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0.95 yaitu 0.610 sehingga semua data diterima, SD Xi - X n -1 599.310 6 1-4 0.1095 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α 0.05, n 6, dk 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel.5706, Kadar Timbal dalam air laut: µ X ± (t (α/, dk) x SD/ n ) 0.819 ± (.5706 x 0.1095/ 6 ) 5

(0.819 ± 0.1149) mg/l Lampiran 10. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Timbal pada Sampel No Sampel x S 1 S 1 0.8967 0.0679 S 0.717 0.0504 3 S 3 0.947 0.1498 4 S 4 0.8999 0.0803 5 S 5 0.819 0.1095 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama (σ 1 σ ) atau bebeda (σ 1 σ ), Ho : σ 1 σ H 1 : σ 1 σ Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0.05/ (5,5)) adalah 7.15 Daerah kritis penerimaan: -7.15 F 0 7.15 Daerah kritis penolakan: jika Fo < -7.15 dan Fo > 7.15 Fo S S 1 0.0679 Fo 0.0504 Fo 1.815 53

Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 σ,simpangan bakunya adalah: S p (n 1)S 1 n 1 1 +(n +n 1)S ( 6 1) 0.0679 +( 6 1) 0.0504 6+ 6 0.0597 Ho : µ 1 µ H 1 : µ 1 µ Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% dengan nilai α 0.5% t 0.05/.81 untuk df 6+6-10 Daerah kritis penerimaan : -.81 t o.81 Daerah kritis penolakan : t o < -.81 dan t o >.81 t o Sp x 1 1/ n - x 1 1/ n 0.8967-0.717 0.0597 5.333 1 1 6 6 54

Karena t o 5.333<,81 maka hipotesis ditolak, berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar timbal dalam ai laut jarak 0 m kedalaman 5 m dengan air laut jarak 500 m. Selanjutnya dilakukan pengerjaan yang sama terhadap sampel yang lain, sehingga didapat nilai masing-masing seperti tertera pada tabel dibawah ini: Tabel hasil pengujian beda nilai rata-rata kadar timbal dalam sampel No Sampel F o S p t o Kesimpulan Hipotesa 1 S 1 terhadap S 1.815 0.0597 5.333 Ditolak S 1 terhadap S 3 0.055 0.1163-0.417 Diterima 3 S 1 terhadap S 4 0.633 0.074-0.075 Diterima 4 S 1 terhadap S 5 0.3845 0.0911 0.17 Diterima 5 S terhadap S 3 0.113 0.1117-3.313 Ditolak 6 S terhadap S 4 0.394 0.067-4.837 Ditolak 7 S terhadap S 5 0.11 0.085.045 Diterima 8 S 3 terhadap S 4 3.480 0.10 0.061 Diterima 9 S 3 terhadap S 5 1.8715 0.131 1.478 Diterima 10 S 4 terhadap S 5 0.538 0.096 1.58 Diterima Lampiran 11. Hasil Analisis Kadar Timbal Setelah Penambahan Masing-masing Larutan Standar pada Sampel Hasil analisis kadar timbal setelah ditambahkan larutan standar timbal Sampel No Berat Sampel (ml) Fp Absorbansi (A) Konst (ng/ml) Kadar C f (mg/l) % Perolehan Kembali m ka 1 5.0000 0.047 64.046 1.6011 11.73 5.0000 0.038 61.815 1.5453 103.43 3 5.0000 5 0.0 57.85 1.446 86.9 4 5.0000 0.05 58.593 1.4648 90.0 5 5.0000 0.009 58.593 1.4648 90.0 6 5.0000 0.018 56.858 1.415 88. 55

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kadar Timbal dalam Sampel Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar timbal dalam air laut jarak m sebelah kanan dari jarak 10 m Persamaan regresi Y 4.0343 x10-4 X - 1.1381 x10-3 -3 0.047 1.1381 x10 X 64.046 ng / ml -4 4.0343 x10 Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku 64.046 ng / ml Konsentrasi(n g / ml) C F volume (ml) x Faktor pengencera n Berat sampel 64.046 ng / ml 5ml x 5 5 000 g 1.6011 mg/l Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) 1.6011 mg/l Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) 0.947 mg/l Berat sampel rata-rata uji recovery 5.0000 ml Kadar larutan standar yang ditambahkan (C * A) C * A Konsentrasi logam yang ditambahkan Berat sampel rata - rata volume (ml) x Faktor pengencera n 4 ng ml 5.0000 ml x 5 ml x 5 600 ng/ml 0.600 mg/ml Maka % Perolehan Kembali Timbal C F -C A x 100% C * A ( 1.6011 0.947) mg / ml x 100% 0.600 mg/ml 11.73 % 56

Lampiran 13. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Timbal dalam Air Laut Jarak m Sebelah Kanan dari Jarak 10 m 1. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Timbal No % Perolehan Kembali (Xi- X ) (Xi- X ) (Xi) 1, 11.73 17.51 306.6, 103.43 8.1 67.40 3, 86.9-8.3 68.89 4, 90.0-5. 7.04 5, 90.0-5. 7.04 6, 88. -7.0 49.8 571.3 546.5 X 95. SD Xi - X n -1 546.5 6 1 10.45 SD RSD x _ 100% X 10.45 x 100% 95. 10.97% 57