HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) TK 2 (b) TK 3 (c) TK 4 Gambar 5. Manggis dengan tingkat kematangan berbeda

PENGARUH BAHAN PELAPIS DAN SITOKININ CPPU TERHADAP PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA PENYIMPANANN SUHU DINGIN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. lama dibandingkan perlakuan air dan asam asetat 0,5% (Tabel 2). Aplikasi BA 25


HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Manggis (Garcinia mangostana L.)

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam CaCl 2 terhadap Susut

Lampiran 1. Prosedur Analisa

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Ca(OH) 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-3(2) JALAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik

KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

I. PENDAHULUAN. Buah pisang tergolong buah klimakterik. Di samping harganya yang masih

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. Buah jambu biji mengalami perubahan sifat fisik dan kimia selama waktu

(Citrus reticulata Blanco). ;...,. ".,.., #

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. Buah pisang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Pisang

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penanganan pascapanen buah yang tidak tepat di lapang dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Cendawan pada Stek (a), Batang Kecoklatan pada Stek (b) pada Perlakuan Silica gel

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

Kriteria Kematangan Pascapanen Pisang Raja Bulu dan Pisang Kepok

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah jambu biji merupakan buah klimakterik yang berkulit tipis. Jambu biji

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Tingkat Kelangsungan Hidup

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Panen dan Mutu Buah Manggis

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Formula Gel Lidah Buaya Terbaik Sebagai Pelapis Buah Manggis Percobaan tahap satu dilakukan untuk mendapatkan formula gel lidah buaya terbaik yang dapat memperpanjang umur simpan dan memperlambat perubahan mutu buah manggis selama penyimpanan. Perlakuan terbaik pada tahap satu digunakan sebagai salah satu bahan pelapis pada percobaan tahap dua. Perubahan mutu buah manggis dapat diketahui melalui perubahan karakteristik fisikokimia buah. Perubahan tersebut meliputi perubahan kondisi kadar air kulit buah, susut bobot buah, kemudahan buah dibuka, kandungan PTT, TAT, rasio PTT/TAT, dan persentase serangan cendawan pada buah. Tabel 6 menunjukkan rekapitulasi hasil analisis ragam untuk percobaan tahap satu. Sidik ragam percobaan tahap satu terdapat pada lampiran 5. Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam Percobaan Tahap Satu Variabel Pengamatan Respon terhadap Perlakuan Gel Lidah Buaya Kadar Air Kulit Buah (%) tn Susut Bobot Buah (%) tn Resistensi Buah (Kgf/cm 2 ) tn PTT (%) tn TAT (%) tn Rasio PTT/TAT tn Keterangan: tn perlakuan tidak berpengaruh nyata berdasarkan uji F 5% Hasil analisis pada Tabel 6 menunjukkan bahwa selama penyimpanan, perlakuan gel lidah buaya tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air kulit buah, susut bobot buah, resistensi buah, kandungan PTT, TAT, serta rasio PTT/TAT buah manggis. Hal ini dapat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan yang tinggi (27.1 3.7 o C) disertai kelembaban udara yang rendah (65 83 %) pada saat penyimpanan. Kondisi tersebut dapat meningkatkan laju respirasi dan transpirasi buah manggis. Hal ini dimungkinkan terjadi karena gel yang melapisi buah tidak dapat menghambat terjadinya respirasi dan transpirasi secara optimal. Sehingga walaupun ada perbedaan dengan kontrol namun perbedaan tersebut kecil

25 dan berdasarkan analisis statistik tidak berbeda nyata antar perlakuan pada semua variabel pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian Hasanah (29) pada paprika menunjukkan bahwa jika dikombinasikan dengan perlakuan suhu rendah yang tepat, gel lidah buaya mampu membentuk lapisan yang baik untuk menghambat proses respirasi dan transpirasi. Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat nyata antara kadar air kulit dengan susut bobot buah manggis. Korelasi antara keduanya bernilai negatif (-.436**) artinya setiap penurunan kadar air kulit buah diikuti oleh peningkatan persentase susut bobot buah. Selain itu, berdasarkan analisis korelasi juga dapat diketahui bahwa terdapat keterkaitan yang nyata antara kadar air kulit dengan resistensi buah manggis. Korelasi antara keduanya bernilai negatif (-.187*) artinya setiap penurunan kadar air kulit buah diikuti oleh peningkatan resistensi buah atau buah semakin sulit dibuka. Hasil analisis korelasi kadar air kulit terhadap susut bobot buah dan resistensi buah manggis terdapat pada lampiran 6. Menurut Kader (23) pelapisan buah diharapkan dapat menutup sebagian stomata sehingga menurunkan laju respirasi dan mencegah penguapan air. Penghambatan terhadap kedua proses metabolism tersebut dapat memperkecil tingkat kerusakan buah yang telah dipanen. Penguapan air menyebabkan tekanan turgor sel melemah sehingga diduga sel-sel kulit buah memampat dan saling menempel. Hal ini menyebabkan buah menjadi keras dan sulit dibuka. Dalam hal ini, beberapa buah pada perlakuan tanpa gel telah mengeras pada 14 HSP. Sedangkan pengerasan buah pada perlakuan gel jus daun dan gel tepung 1 g/l terjadi pada 16 HSP. Adapun pengerasan buah pada perlakuan gel tepung 5 g/l terjadi pada 18 HSP. Buah manggis yang telah mengeras sangat mudah dijangkiti cendawan. Berdasarkan pengamatan secara visual dapat diketahui bahwa serangan cendawan pada buah manggis telah terjadi pada 16 HSP yaitu pada perlakuan tanpa gel, gel jus daun, dan gel tepung 1 g/l. Sedangkan perlakuan gel tepung 5 g/l baru dijangkiti cendawan pada 18 HSP. Setelah 2 HSP dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam persentase buah yang dijangkiti cendawan pada buah yang diberi gel dan tidak dilapisi gel. Buah yang tidak dilapisi gel 23.8%

26 dijangkiti cendawan. Sementara itu buah yang dilapisi gel rata-rata hanya 12.1% yang dijangkiti cendawan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa gel lidah buaya memiliki senyawa alami yang dapat mereduksi jumlah cendawan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kismayanti (27) dan Hasanah (29) yang menyatakan bahwa gel lidah buaya dapat mereduksi total mikroba dan total kapang khamir pada permukaan buah selama penyimpanan, baik pada suhu ruang maupun suhu dingin. Selama penyimpanan, kandungan PTT dan TAT aril buah manggis juga mengalami perubahan. Padatan total terlarut menunjukkan kandungan total gula pada aril buah. Sementara total asam tertitrasi menunjukkan kandungan total asam pada aril buah. Pada umumnya kematangan buah berkorelasi positif dengan perubahan kandungan gula dan berkorelasi negatif dengan kandungan asam buah. Berdasarkan Tabel 6 semua perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan PTT, TAT, dan rasio PTT/TAT aril buah yang disimpan. Hasil penelitian Osman dan Milan (26) menunjukkan bahwa buah manggis yang masak dan layak dikonsumsi memiliki rasio PTT/TAT sebesar 27.78. Buah yang diberi perlakuan gel tepung 5 g/l sampai 18 HSP memiliki rasio PTT/TAT sebesar 27. tidak berbeda dengan perlakuan tanpa gel namun lebih besar daripada buah yang diberi perlakuan gel jus daun dan gel tepung 1 g/l. Dalam hal ini, gel tepung 5 g/l tidak mempengaruhi rasa buah sehingga formulasi ini lebih layak diaplikasikan sebagai bahan pelapis buah manggis daripada formulasi lainnya. Berdasarkan perubahan kualitas buah baik fisik maupun kimia tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan gel tepung 5 g/l lebih baik daripada perlakuan tanpa gel, gel jus daun, dan gel tepung 1 g/l dalam memperlambat terjadinya pengerasan yaitu sampai 18 HSP pada suhu ruang, mereduksi total cendawan, dan mempertahankan rasio PTT/TAT pada kriteria yang layak konsumsi. Proses pembuatan gel dari bahan tepung juga lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan gel dari jus daun (Lampiran 2 dan 3). Oleh karena itu, gel tepung 5 g/l dapat ditentukan sebagai formula gel lidah buaya terbaik. Gel tepung 5 g/l dijadikan sebagai salah satu bahan pelapis pada percobaan tahap dua. Selanjutnya gel tepung 5 g/l disebut sebagai gel lidah buaya.

27 Pengaruh Pemberian Bahan Pelapis dan CPPU terhadap Perubahan Mutu dan Umur Simpan Buah Manggis Berdasarkan hasil analisis uji F pada Tabel 7 dan lampiran 7 dapat diketahui bahwa selama penyimpanan perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata pada taraf 1% terhadap kadar air kulit dan susut bobot buah, juga berpengaruh nyata pada taraf 5% terhadap resistensi atau kemudahan buah dibuka dan kecerahan kulit buah manggis, serta tidak berpengaruh nyata terhadap nilai a/b kulit, kecerahan sepal, nilai a/b sepal, PTT, TAT, dan rasio PTT/TAT pada buah manggis yang diamati. Adapun perlakuan konsentrasi CPPU serta kombinasi perlakuan bahan pelapis dan CPPU tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air kulit, resistensi buah, susut bobot buah, kecerahan kulit, nilai a/b kulit, kecerahan sepal, nilai a/b sepal, PTT, TAT, dan rasio PTT/TAT pada buah manggis yang diamati. Tabel 7. Pengaruh Bahan Pelapis, Konsentrasi CPPU, dan Kombinasinya terhadap kualitas buah manggis selama penyimpanan Variabel Pengamatan Perlakuan Bahan Pelapis (C) CPPU (S) Kombinasi C*S Kadar Air Kulit (%) ** tn tn Resistensi (Kgf/cm 2 ) * tn tn Susut Bobot Buah (%) ** tn tn Kecerahan Kulit (L) * tn tn Nilai a/b Kulit tn tn tn Kecerahan Sepal (L) tn tn tn Nilai a/b Sepal tn tn tn PTT tn tn tn TAT tn tn tn Rasio PTT/TAT tn tn tn Keterangan: * perlakuan berpengaruh nyata berdasarkan uji F 5% ** perlakuan berpengaruh nyata berdasarkan uji F 1% tn perlakuan tidak berpengaruh nyata berdasarkan uji F 5% Kadar Air Kulit Buah Gambar 2 dan 3 serta lampiran 8 menunjukkan bahwa pada sampai 2 HSP kadar air kulit buah manggis cenderung mengalami peningkatan. Namun, mulai 4 HSP sampai akhir periode penyimpanan kadar air kulit cenderung mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Qanytah (24) yang menunjukkan bahwa kadar air kulit buah manggis cenderung menurun selama

28 penyimpanan. Penurunan kadar air ini diakibatkan oleh hilangnya air pada kulit buah akibat proses transpirasi. Pada periode penurunan tersebut diduga laju kehilangan air lebih besar daripada tingkat kandungan air yang dihasilkan pada proses respirasi. Kadar Air Kulit (%) 74 72 7 68 66 64 62 6 1 2 Kontrol Lilin Lebah 6% Gel Lidah Buaya 3 Waktu Penyimpanan (HSP) Gambar 2. Pengaruh Bahan Pelapis terhadap Kadar Air Kulit Buah selama Penyimpanan Kadar Air Kulit (%) 74 72 7 68 66 64 62 6 1 2 ppm 1 ppm 2 ppm 3 ppm 3 Waktu Penyimpanan (HSP) Gambar 3. Pengaruh Konsentrasi CPPU terhadap Kadar Air Kulit Buah selama Penyimpanan Hasil uji lanjut pada Tabel 8 menunjukkan perlakuan lilin lebah 6 % dan tanpa bahan pelapis memiliki rata-rata kadar air kulit buah yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan kitosan 1.5 % dan gel lidah buaya. Hal ini menunjukkan

29 bahwa pemberian bahan pelapis tidak memberikan pengaruh yang dalam menghambat proses kehilangan air dari kulit buah. signifikan Tabel 8. Hasil Uji Lanjut Pengaruh Bahan Pelapis terhadap Kadar Air Kulit Buah Manggis Bahan Pelapis (C) Kadar Air Kulit Buah (%) Tanpa Bahan Pelapis (kontrol) 65.42 a Lilin Lebah 6% 65.32 a 64.81 b Gel Lidah Buaya 64.82 b Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 1% Adapun perlakuan CPPU serta kombinasi perlakuan bahan pelapis dan CPPU tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air kulit buah selama penyimpanan (Tabel 7). Hal ini menunjukkan tidak terdapat interaksi antara bahan pelapis dan CPPU yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air kulit buah manggis. Daya Resistensi Kulit Buah Daya resistensi menunjukkan kemampuan buah dibuka setelah diberi sejumlah tekanan. Semakin besar nilai resistensi kulit buah maka semakin besar tingkat kekerasan buah tersebut sehingga lebih sulit dibuka secara normal. Resistensi (Kgf/cm2) 5 4 3 2 1 Kontrol Lilin Lebah 6% Gel Lidah Buaya batas atas tingkat resistensi yang dapat diterima 1 2 Waktu Pengamatan (HSP) 3 Gambar 4. Pengaruh Bahan Pelapis terhadap Resistensi Buah Manggis selama Penyimpanan

3 Resistensi (Kgf/cm2) 5 4 3 2 1 ppm 1 ppm 2 ppm batas atas tingkat resistensi yang dapat diterima 3 ppm 1 2 Waktu Pengamatan (HSP) 3 Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi CPPU terhadap Resistensi Buah Manggis selama Penyimpanan Gambar 4 dan 5 serta lampiran 9 menunjukkan terdapat pola respon yang sama pada daya resistensi buah terhadap perlakuan bahan pelapis dan CPPU. Mulai - 6 HSP terjadi penurunan tingkat resistensi buah. Hal ini menunjukkan sampai 6 HSP buah mengalami pelunakan. Pada 8-16 HSP resistensi cenderung stabil pada kisaran tingkat kulit buah yang lunak. Setelah 18 HSP sampai akhir periode pengamatan terjadi peningkatan resistensi buah. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengerasan buah pada beberapa perlakuan. Tabel 9. Hasil Uji Lanjut Pengaruh Bahan Pelapis terhadap Resistensi Buah Bahan Pelapis ( C) Resistensi Buah (Kgf/cm 2 ) Tanpa Bahan Pelapis 2.6 b Lilin Lebah 6% 2.41 a 2.2 ab Gel Lidah Buaya 2.36 a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5% Berdasarkan hasil uji lanjut pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa secara umum perlakuan lilin lebah 6 % dan gel lidah buaya memiliki daya resistensi buah rata buah yang diberi yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan tanpa bahan pelapis. Hal ini berarti rata- lilin lebah 6 % dan gel lidah buaya lebih sulit dibuka daripada buah yang diberi tidak diberi bahan pelapis. Adapun tingkat resistensi perlakuan kitosan 1.5 % tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol juga tidak berbeda nyata dengan perlakuan lilin lebah 6 % dan gel lidah buaya.

31 Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa perlakuan lilin lebah 6 % dan gel lidah buaya memiliki tingkat resistensi buah rata-rata yang tinggi (> 3 Kgf/cm 2 ) mulai 28 HSP. Sedangkan perlakuan kitosan 1.5 % dan tanpa bahan pelapis memiliki tingkat resistensi yang agak tinggi (< 3 Kgf/cm 2 ) sampai 3 HSP. Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa konsentrasi CPPU tidak berpengaruh nyata terhadap resistensi buah. Begitu pula dengan kombinasi perlakuan bahan pelapis dan CPPU. Buah yang mengeras cenderung akan mudah dijangkiti cendawan. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sel-sel buah sudah rusak bahkan mati. Saat ini, bahan pelapis yang digunakan juga diarahkan untuk dapat mereduksi organisme- buaya organisme yang dapat menurunkan mutu buah. Kitosan dan gel lidah merupakan bahan alami yang memiliki kandungan anti mikroba. Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa buah yang dilapisi kitosan 1.5 % dan gel lidah buaya tidak ada yang dijangkiti cendawan sampai akhir pengamatan. Namun, pada 28 HSP terdapat buah yang dijangkiti cendawan pada perlakuan lilin lebah 6 %. Susut Bobot Buah Gambar 6 dan terhadap perlakuan bahan pelapis dan CPPU selama penyimpanan. Berdasarkan Gambar 6 dan 7 dapat diketahui bahwa persentase susut bobot buah terus pengamatan terhadap susut bobot buah terdapat pada lampiran 1. Susut Bobot Buah (%) 14, 12, 1, 8, 6, 4, 2,, 7 menunjukkan pola respon susut bobot buah manggis mengalami peningkatann selama penyimpanan. Hasil analisis uji F per waktu Kontrol Lilin Lebah 6% Gel Lidah Buaya 1 2 Waktu Pengamatan (HSP) Gambar 6. Pengaruh Bahan Pelapis terhadap Susut Bobot Buah Manggis selama Penyimpanan 3

32 Susut Bobot Buah (%) 14, 12, 1, 8, 6, 4, 2,, ppm 1 ppm 2 ppm 3 ppm 1 2 Waktu Pengamatan (HSP) Gambar 7. Pengaruh CPPU terhadap Susut Bobot Buah Manggis selama Penyimpanan 3 Hasil uji lanjut pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan lilin lebah 6 % memiliki susut bobot rata-rata buah yang terendah dibandingkan n perlakuan bahan pelapis lainnya. susut bobot buah yang lebih rendah dibandingkan perlakuan tanpa bahan pelapis namun masih lebih tinggi daripada buah yang diberi lilin lebah 6%. Berdasarkan hasil uji lanjut terhadap bahan pelapis tersebut dapat diketahui bahwa pemberian bahan pelapis dapat memperkecil persentase susut bobot buah manggis. Menurut Baldwin (25) pelapisan dapat menghambat dan respirasi buah sehingga dapat mengurangi kehilangan air, memperlambat proses pematangan, serta mengurangi kerusakan buah yang dilapisi. Adapun perlakuan CPPU serta kombinasi perlakuan bahan pelapis dan CPPU tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap susut bobot buah selama penyimpanan (Tabel 7). Perlakuan kitosan 1.5 % dan gel lidah buayaa memiliki Tabel 1. Hasil Uji Lanjut Pengaruh Bahan Pelapis terhadap Susut Bobot Buah Bahan Pelapis ( C) Susut Bobot Buah (%) Kontrol 6.26 a Lilin Lebah 6% 4.8 c 5.62 b Gel Lidah Buaya 5.62 b Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 1 % proses metabolisme buah pada saat penyimpanan diantaranya proses transpirasi

33 Perubahan Warna Kulit dan Sepal Buah Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa perlakuan bahan pelapis berpengaruh nyata terhadap kecerahan warna kulit buah manggis. Sementara perlakuan CPPU serta kombinasi bahan pelapis dan CPPU tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap susut bobot buah. Tabel 11. Hasil Uji Lanjut DMRT (p<1%) Pengaruh Bahan pelapis terhadap Kecerahan Kulit Buah Bahan Pelapis ( C) Kecerahan Kulit Buah Kontrol 34.44 b Lilin Lebah 6% 34.7 ab 34.74 ab Gel Lidah Buaya 35.1 a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 1 % Hasil uji lanjut pada Tabel 11 menunjukkan bahwa perlakuan gel lidah buaya memiliki tingkat kecerahan kulit buah rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan tanpa bahan pelapis. Perlakuan lilin lebah 6 % dan kitosan 1.5 % memiliki tingkat kecerahan yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan gel lidah buaya juga perlakuan tanpa bahan pelapis. Hal ini menunjukkan bahwa gel lidah buaya dapat meningkatkan kualitas penampilan buah secara visual. Salah satu diantaranya dengan meingkatkan tingkat kecerahan buah. Dengan merubah nilai a dan b menjadi nilai hue menurut notasi munsell dapat diketahui bahwa selama penyimpanan bahan pelapis dan konsentrasi CPPU mempunyai nilai hue yang sama, baik kulit maupun sepal buah. Hue menggambarkan warna yang setara dengan penglihatan manusia. Nilai hue kulit buah, baik sebagai respon pemberian bahan pelapis maupun CPPU, bernilai sama yaitu 2.5 YR pada HSP, 1 R pada 16 HSP, dan 2.5 YR pada 3 HSP (Gambar 8A). Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa pada awal sampai pertengahan periode penyimpanan terdapat peningkatan warna merah pada kulit buah. Kemudian pada akhir periode penyimapanan kembali terdapat peningkatan warna kuning buah. Hal ini menunjukkan pada akhir pengamatan terdapat buah yang berwarna kecokelatan dan terjadi pengerasan buah.

34 A B Gambar 8. Perubahan Nilai Hue pada Kulit (A) dan Sepal (B) Buah Manggis selama Penyimpanan Tidak berbeda dengan kulit buah, nilai hue sepal buah, baik sebagai respon pemberian bahan pelapis maupun konsentrasi CPPU, juga bernilai sama yaitu 2.5 Y pada HSP, 5 YR pada 16 HSP, dan 7.5 YR pada 3 HSP (Gambar 8B). Hal ini menunjukkan bahwaa selama penyimpanan sepal buah mengalami penurunan warna hijau menjadi warna coklat kekuningan. Hal ini diduga diakibatkan oleh terjadinya degradasi klorofil pada sepal. Menurut Winarno dan Aman (1979) proses degradasi klorofil mengakibatkan bagian tanaman yang berwarna hijau akan berubah menjadi kuning. Kesegaran Sepal Kesegaran sepal merupakan salah satu penentu mutu buah manggis yang dapat diekspor. Kesegaran sepal buah manggis cepat mengalami penurunan selama penyimpanan. Tabel 12 menunjukkan nilai rata-rata skor kesegaran sepal selama penyimpanan sebagai pengaruh kombinasi perlakuan bahan pelapis dan CPPU. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa kombinasi perlakuan yang menyebabkan penurunann kesegaran sepal tercepat yaitu kombinasi perlakuan lilin lebah - tanpa CPPU dan gel lidah buaya CPPU 1 ppm. Pada 12 HSP skor kesegaran sepal kedua perlakuan tersebut dibawah batas minimum kategori segar (3 ±.3291). Kombinasii perlakuan tanpa bahan pelapis - CPPU 1 ppm dan tanpa

35 bahan pelapis - CPPU 2 ppm menyebabkab kesegaran sepal dapat bertahan sampai 18 HSP. Gambar kesegaran sepal perlakuan tanpa bahan pelapis CPPU 1 ppm (CS1) dan tanpa bahan pelapis CPPU 2 ppm (CS2) pada 14 HSP terdapat pada lampiran 11. Tabel 12. Nilai Rata-rata Skor Kesegaran Sepal Perlakuan Waktu Penyimpanan (HSP) 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 22 24 CS 5, 5, 5, 5, 5, 4,7 4, 3,3 2,7 1,7,,, CS1 5, 5, 5, 5, 5, 4,7 4,7 4,3 4,3 3,,7,3, CS2 5, 5, 5, 5, 5, 4,7 4, 3,7 3,3 2,7 1,,, CS3 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4,3 3,7 3,3 2,3,3,, C1S 5, 5, 5, 5, 5, 4,7 4,3 3, 3, 1,7,,, C1S1 5, 5, 5, 5, 5, 4,3 3,7 3, 2,7 2,3,7,3, C1S2 5, 5, 5, 5, 5, 4,7 4,3 3, 3, 1,,,, C1S3 5, 5, 5, 5, 5, 5, 3,7 3,3 2,3 1,7,,, C2S 5, 5, 5, 5, 5, 3,7 2,3 1,7 1,3 1,3,,, C2S1 5, 5, 5, 5, 5, 4,3 3,3 3,3 2,3,7,,, C2S2 5, 5, 5, 5, 5, 4,7 4,7 4,3 3, 1,,,, C2S3 5, 5, 5, 5, 5, 4,7 2,3 2, 2,3 1,,,, C3S 5, 5, 5, 5, 5, 5, 3,7 3,3 2,7 2,,,, C3S1 5, 5, 5, 5, 5, 4,3 3, 2,3 2, 1,3,,, C3S2 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4, 3,3 3,3 2,3,,, C3S3 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4, 4, 4, 1,,7,, Keterangan: Batas minimum kesegaran sepal yang termasuk kategori segar yaitu skor 3 ±.3291 Padatan Total Terlarut dan Total Asam Tertitrasi Aril Buah Perubahan kualitas kimia aril buah diantaranya dapat diketahui melalui variabel-variabel pengamatan seperti padatan total terlarut, total asam tertitrasi, serta rasio antara keduanya. Hasil percobaan 2 menunjukkan bahwa padatan total terlarut aril buah selama penyimpanan cenderung mengalami peningkatan (lampiran 12). Menurut Winarno dan Aman (1979) kandungan PTT buah akan meningkat dengan cepat ketika buah mengalami pematangan kemudian akan terus menurun seiring lama penyimpanan. Penurunan kandungan PTT pada buah selama penyimpanan

36 disebabkan oleh berubahnya gula-gula sederhana menjadi alkohol, aldehida, dan asam amino. Adapun kandungan total asam tertitrasi aril buah cenderung mengalami penurunan selama penyimpanan (lampiran 13). Penurunan ini diduga disebabkan oleh penggunaan asam-asam organik sebagai substrat dalam respirasi buah selama proses pematangan buah. Hasil analisis pada Tabel 7 menunjukkan bahwa bahan pelapis, CPPU, serta kombinasi perlakuan bahan pelapis dan CPPU tidak berpengaruh nyata terhadap padatan total terlarut, total asam tertitrasi, dan rasio PTT/TAT aril buah manggis. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bahan pelapis dan CPPU tidak berpengaruh terhadap kandungan kimia buah manggis terutama terhadap rasa buahnya. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Pratiwi (28) yang menyatakan bahwa perlakuan pelapisan dan sitokinin tidak mempengaruhi kandungan kimia buah manggis.