BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.
|
|
- Utami Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura meliputi sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman biofarmaka (Fizzanty dan Kusnandar, 2012). Menurut Widjanarko (2012), komoditi buah dan sayur saat ini telah menjadi komoditas yang amat penting dalam sendi-sendi kehidupan manusia, karena berbagai faktor seperti faktor kebiasaan hidup, nilai gizi, nilai estetika dan komoditas perdagangan. Saat ini produk hortikultura Indonesia tidak hanya harus bersaing di pasar internasional, tetapi juga di dalam negeri. Hal tersebut dikarenakan produk negara lain yang masuk ke pasar Indonesia semakin meningkat jumlahnya. Komoditi yang diimpor tersebut sebagian besar merupakan komoditi yang juga ditanam di Indonesia seperti bawang-bawangan, kentang, buah-buahan seperti jeruk, apel dan komoditi lainnya. Komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk memasuki pasar internasional dan pasar lokal adalah buah-buahan. Selain merupakan penyedia vitamin dan mineral bagi tubuh, buah-buahan juga mempunyai peluang pasar yang baik. Pertambahan jumlah penduduk, peningkatan taraf penghasilan serta kesadaran masyarakat akan gizi berdampak positif terhadap peningkatan kebutuhan buahbuahan (Rahardi dkk., 2003). Perkembangan komoditi buah-buahan di Indonesia berjalan cukup pesat (Widjanarko, 2012). Salah satu komoditas buah-buahan subtropis yang sangat 1
2 2 potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah stroberi. Tanaman stroberi termasuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, daya tariknya terletak pada warna buah yang merah mencolok dan rasanya manis segar. Buah stroberi mempunyai peluang pasar yang semakin luas, karena buah subtropis ini tidak hanya dikonsumsi segar tetapi stroberi juga dapat diolah menjadi sirup, selai, dodol, manisan, jus dan bahan baku pembantu pembuat es krim (Budiman dan Dewi, 2006). Stroberi merupakan salah satu produk buah yang diekspor ke luar negeri akan tetapi selama ini belum mampu memenuhi semua permintaan dari segi volume maupun kualitas (Yuliana dkk., 2013). Menurut Timmermans (2006) ada peluang bagi logistik dalam konfigurasi rantai pasok berperan dalam menjaga kondisi agar kualitas awal produk dapat dipertahankan dan masa hidup produk (shelf life) bisa diperpanjang. Perkembangan impor buah stroberi pada tahun mengalami penurunan, hal ini dikarenakan produksi buah stroberi domestik mengalami peningkatan dengan adanya para petani yang banyak berpindah untuk bertani buah stroberi daripada bertani sayuran yang sering mengalami kenaikan harga yang tidak stabil (Pratama, 2008). Ekspor stroberi cenderung naik dikarenakan kemampuan untuk berproduksi buah stroberi dalam negeri meningkat dan konsumsi dalam negeri telah tercukupi sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspor (Pratama, 2008). Pada tahun nilai rata-rata ekspor stroberi segar pertahun mencapai kg atau sebanyak 19 ton. Dengan 19 ton pertahun atau 1,6 ton per bulan tentunya masih jauh dari harapan. Kebutuhan stroberi segar di Jepang yang setiap bulannya
3 3 mencapai 4000 ton per bulan baru bisa disuplai sebesar 0,04% oleh Indonesia (Anonim, 2014). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, produksi stroberi di Indonesia pada tahun 2009 sebesar ton dan mengalami perkembangan produksi 29,87% (5.714 ton) di tahun 2010 yaitu mencapai ton. Di tahun 2011 volume produksi stroberi meningkat lagi menjadi sebesar ton dengan presentasi peningkatan 65% serta tahun 2012 juga mengalami peningkatan tajam sebesar 313,78%. Namun pada tahun 2013 dan 2014 produksi stroberi mengalami penurunan bertahap. Informasi mengenai perkembangan luas panen, rata-rata hasil dan produksi stroberi di Indonesia pada tahun disajikan dalam Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1. Perkembangan luas panen, rata-rata hasil dan produksi stroberi di Indonesia pada Tahun Tahun Stroberi Peningkatan/penurunan terhadap tahun sebelumnya Luas Rata-rata Produksi Luas panen Hasil Produksi panen hasil (Ton) Absolut % Absolut % Absolut % (Ha) (Ton/Ha) , , ,98-1,34-5, , , ,84 20,14 93, , , ,93 168,05 404, , , ,02-88,35-42, , , ,64-46,46-38, ,83 Sumber: Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014 Penurunan produksi stroberi tidak terlepas dari faktor karakteristik stroberi yang mudah rusak (perishable) sehingga dapat mengurangi jumlah buah yang dapat dijual serta menjadi suatu faktor penghambat dalam pendistribusian stroberi terutama untuk jarak jauh. Sifat mudah rusak buah stroberi disebabkan oleh
4 4 kepekaan terhadap suhu tinggi, kerusakan mekanis akibat benturan dan kehilangan air. Suhu optimum untuk penyimpanan stoberi adalah 32 F atau 0 C (Kaban, 2009). Kerusakan dapat pula diakibatkan oleh terjadinya pembusukan oleh mikroorganisme. Penyimpanan buah stroberi merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap metabolisme pascapanen buah stroberi segar. Hal ini dikarenakan buah stroberi merupakan buah non klimaterik sehingga proses pematangan setelah dipanen adalah proses menuju senescene atau penuaan dengan begitu untuk menjaga mutu stroberi segar maka sebaiknya dilakukan pemasaran yang cepat. Hal ini terkait pada proses distribusi barang hingga sampai ke konsumen, sehingga dengan melakukan proses distribusi barang dengan cepat akan dapat mengurangi terjadinya penurunan mutu buah stroberi (Mitcham, 1996). Menurut Fizzanty dan Kusnandar (2012), semakin banyak produk yang rusak saat diangkut dari produsen ke konsumen akhir, maka akan semakin berat beban biaya logistik karena semakin banyak produk yang tidak dapat dijual. Permasalahan tersebut merupakan bagian dari permasalahan logistik dan akan semakin nyata terutama pada produk-produk yang tidak tahan lama (non durable goods) atau produk segar seperti komoditas hortikultura. Aktivitas logistik dan distribusi yang harus diperhatikan diantaranya mencakup transportasi, penyimpanan dan prasarana yang baik agar aktivitas tersebut dapat menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat mencegah penurunan hilangnya kualitas produk selama penyimpanan dan transportasi. Minimnya penanganan pascapanen di kebun stroberi juga menjadikan produk stroberi lokal memiliki mutu yang lebih rendah dan umur simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan stroberi impor. Menurut Hanif (2015), di Indonesia
5 5 buah stroberi pada suhu ruang normal rusak setelah 3-4 hari panen dan varietas tertentu justru ada yang hanya bertahan 1 hari saja. Petani dan pedagang stroberi belum menggunakan sentuhan teknologi yang mampu menahan laju pembusukan dan menekan kerusakan ketika proses pemasaran. Padahal dengan jumlah hari yang sama yaitu selama 80 jam atau hampir 4 hari stroberi mampu melakukan perjalanan dari ladang Watsonville milik Driscoll s di California ke Washington DC dengan kualitas terjaga. Menurut Haryanto dkk (2007), penanganan pascapanen bertujuan agar buah yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan. Dengan demikian, mutu buah seperti kandungan nutrisi dan kesegarannya mampu dipertahankan dan terdistribusikan dengan baik hingga sampai ke tangan konsumen. Untuk mempertahankan produk hortikultura tetap dalam kondisi segar dan tidak rusak sampai ke tangan konsumen, memerlukan inovasi yang cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan produk hortikultura memiliki sifat yang mudah rusak (perishable) baik secara fisik maupun kimia. Selain itu buah stroberi tidak memiliki lapisan kulit seperti halnya buah jenis berry lainnya, hal ini menyebabkan stroberi rentan akan kerusakan baik gangguan mikrobiologi maupun kerusakan mekanis serta mempercepat kehilangan air sehingga perlu dilakukan proses pemasaran yang cepat. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan memberi pelapis yang edible sehingga stroberi dapat dilindungi. Edible coating pada buah dan sayuran berprospek untuk dapat memperbaiki kualitas tampilan dan umur simpan buah atau sayuran serta memberikan tekanan terhadap gas (O2 dan CO2) dan uap air (Nussinovitch, 1997). Menurut Valverde dkk. (2005), selain sebagai barrier terhadap gas dan air edible coating juga dapat
6 6 mengurangi pengunaan limbah kemasan karena sifatnya yang biodegradable serta dapat memperlambat kerusakan dan meningkatkan keamanan dari kontaminasi mikroorganisme selama proses, penanganan dan penyimpanan buah dan sayuran. Menurut Valverde dkk. (2005) dalam penelitiannya yang menggunakan gel lidah buaya untuk melapisi buah anggur crimson, berhasil memperpanjang umur simpan buah anggur dari 7 hari menjadi 35 hari. Gel lidah buaya tidak berwarna dan berbau, tidak mempengaruhi rasa atau rupa dari buah, aman digunakan, alami serta aman bagi lingkungan. Gel lidah buaya yang terdiri dari polisakarida berperan menghalangi kelembaban dan oksigen yang dapat mempercepat pembusukan makanan. Gel lidah buaya berpotensi untuk diaplikasikan dalam teknologi edible coating, karena gel tersebut terdiri dari polisakarida yang mampu menghambat transfer gas CO2 dan O2 serta mengandung banyak komponen fungsional yang mampu menghambat kerusakan produk pascapanen yang berfungsi sebagai antimikrobia (Dweck dan Reynold, 1999). Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan kualitas fisik dan kimiawi stroberi dengan perlakuan coating Aloe vera dan tanpa coating Aloe vera pada stroberi selama proses distribusi dan penyimpanan, mengidentifikasi pengaruh stroberi coating Aloe vera dengan distribusi dan tanpa distribusi terhadap kualitas fisik dan kimiawi stroberi selama proses distribusi dan penyimpanan. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan pascapanen stroberi di Desa Sobowono adalah tidak adanya dukungan teknologi yang memadai sehingga buah stroberi mudah rusak (perishable) selama proses distribusi dan mempunyai umur simpan yang pendek.
7 7 Sifat stroberi yang mudah rusak dapat mengurangi jumlah buah yang dapat dijual serta menjadi suatu faktor penghambat dalam pendistribusian stroberi terutama untuk jarak jauh. Perubahan kualitas stoberi selama proses distribusi dapat disebabkan karena kualitas disetiap tier rantai pasok (supply chain) mengalami penurunan karena kurangnya sentuhan teknologi sehingga mengakibatkan jumlah produksi untuk sampai ke tangan konsumen akan lebih sedikit apabila dibandingkan produksi stroberi pascapanen. Diperlukan pengamatan dan perlakuan yang baik untuk dapat menurunkan dampak perubahan kualitas selama proses distribusi dengan melihat kualitas stroberi pada setiap tingkatan rantai pasok (supply chain) dan memetakan setiap kualitasnya, sehingga didapatkan hasil pengamatan kepada setiap tingkatan rantai pasok (supply chain) komoditas tersebut. Penyusutan dapat terjadi selama transportasi komoditas. Besarnya susut tidak hanya disebabkan oleh sifat komoditas yang mudah rusak, tetapi juga oleh kondisi transportasi, seperti kemasan yang digunakan, sarana prasarana transportasi serta penanganan yang kurang tepat selama pengangkutan. Kemasan selama transportasi yang dinilai layak yakni kemasan yang mampu meminimalisasi kerusakan, sehingga mutu komoditas yang diangkut dapat dipertahankan. Selain kemasan, penyusutan komoditas dalam sarana transportasi yang digunakan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak merusak komoditas (Gardjito dkk., 2015). Selama transportasi, kondisi harus dijaga sehingga tidak merusak komoditas baik secara fisiologis maupun fisik. Tidak adanya pengendalian suhu dan minimnya penanganan pascapanen stroberi pada tiap tingkatan rantai pasok menyebabkan stroberi rentan mengalami perubahan mutu selama proses transportasi.
8 8 Jenis dan sifat komoditas juga mempengaruhi perlakuan yang harus diberikan selama transprtasi jarak jauh maupun jarak dekat. Untuk itu, proses transportasi perlu mendapatkan perhatian lebih. Pada dasarnya, penanganan selama transportasi hampir sama dengan penanganan untuk penyimpanan karena samasama bertujuan untuk mempertahankan mutu, mengurangi penyusutan dan memperpanjang masa simpan. Pengendalian suhu menjadi faktor yang sangat penting dalam kesuksesan transportasi dalam artian kesuksesan menjaga mutu komoditas selama transportasi. Tingginya biaya transportasi dan kondisi infrastruktur yang masih minim merupakan faktor penghambat dalam peningkatan daya saing produk hortikultura Indonesia (Natawidjaya et al., 2007). Salah satu perlakuan terhadap produk terolah minimal untuk memperpanjang masa simpannya yakni dengan menggunakan pelapis edible (edible coating). Keuntungan pelapis edible selain dapat melindungi produk pangan juga penampakan asli produk dapat dipertahankan, dapat langsung dimakan serta aman. Proses pelapisan buah stroberi segar (edible coating) dengan gel Aloe vera diharapkan dapat menghambat penurunan kualitas selama proses distribusi agar buah stroberi segar memenuhi standar mutu hingga sampai di tangan konsumen. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh penambahan coating Aloe vera dan tanpa coating Aloe vera terhadap kualitas fisik dan kimia buah stroberi segar selama proses distribusi dan penyimpanan? 2. Bagaimana pengaruh penambahan coating Aloe vera terhadap kualitas fisik dan kimia buah stroberi segar dengan proses distribusi dan tanpa proses distribusi selama penyimpanan?
9 9 Penelitian ini berfokus pada penggunaan Aloe vera sebagai bahan pelapis stroberi dengan perlakuan distribusi dan tanpa distribusi sehingga dapat diketahui ketahanan coating dalam mempertahankan kualitas stroberi selama proses distribusi dan tanpa didistribusi, mengingat edible coating merupakan alternatif yang dapat direkomendasikan kepada pelaku rantai pasok untuk mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpan stroberi selama proses distribusi. 1.3 Batasan Masalah Batasan-batasan dalam penelitian ini antara lain : 1. Stroberi yang digunakan sebagai objek penelitian adalah stroberi dengan tingkat kematangan 2/3 (warna merah sudah 2/3 bagian stroberi) dan umur tanam stroberi ± 3 bulan. 2. Penelitian ini menganalisis aplikasi pelapis gel Aloe vera pada stroberi segar dengan distribusi dan tanpa distribusi (penelitian sebelumnya). 3. Karakteristik kualitas stroberi segar yang diteliti meliputi kualitas fisik (susut bobot, panjang, diameter, warna, tekstur) dan kualitas kimiawi (kadar air, kadar gula, vitamin c, total asam tertitrasi). 4. Penelitian alur distribusi stroberi berfokus di Desa Sobowono, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang merupakan tempat budidaya stroberi. 5. Proses simulasi pengkondisian lingkungan stroberi segar selama proses distribusi menggunakan bahan pengemas yang sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan (tidak merubah jenis kemasan).
10 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi perubahan kualitas fisik dan kimiawi stroberi dengan perlakuan coating Aloe vera dan tanpa coating Aloe vera pada stroberi selama proses distribusi dan penyimpanan. 2. Mengidentifikasi pengaruh stroberi coating Aloe vera dengan distribusi dan tanpa distribusi terhadap kualitas fisik dan kimiawi stroberi selama proses distribusi dan penyimpanan. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, khususnya seluruh pelaku rantai pasok buah stroberi segar. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memperkirakan umur simpan dan mengetahui perlakuan terbaik antara (coating) Aloe vera dan tanpa coating Aloe vera dalam mempertahankan kualitas stroberi segar selama proses distribusi dan penyimpanan. 2. Memperoleh pengetahuan mengenai respon kualitas fisik dan kimiawi antara stroberi coating Aloe vera dengan distribusi dan tanpa distribusi untuk selanjutnya dapat diaplikasikan perlakuan terbaik pada tingkatan pengepul.
BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu produk hortikultura yang mudah rusak dan membusuk pada saat panen maupun setelah panen. Kerusakan buah-buahan diawali dengan adanya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. diminati tampilan buah eksotis ini yang menarik. Selain itu, stroberi adalah buah
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroberi (Fragaria x ananassa) adalah salah satu buah yang banyak diminati tampilan buah eksotis ini yang menarik. Selain itu, stroberi adalah buah yang penting secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroberi (Fragaria sp.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroberi (Fragaria sp.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang penting di dunia, terutama untuk negara-negara berikilim subtropis. Seiring perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Jawa sebesar ton (Badan Pusat Statistik, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu produk hortikultura Indonesia yang memiliki nilai ekonomis penting. Cabai termasuk ke dalam salah satu di antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk pertanian ini diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. Allah SWT menciptakan alam dan isinya antara lain hewan dan tumbuhtumbuhan
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT menciptakan alam dan isinya antara lain hewan dan tumbuhtumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, yakni tidak ada yang sia sia dalam ciptaan Nya. Manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai jenis makanan dan minuman dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pola makan sehat bagi kehidupan manusia. Sebagaimana al-qur an. menjelaskan dalam surat Abbasa (80) :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu jenis pangan yang disebut dalam al-qur an yang pengulangannya mencapai 33 kali, yaitu 14 kali untuk kata Hal ini menunjukkan peran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hayati yang begitu banyak, salah satunya adalah buah stroberi (Fragaria sp.).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang begitu banyak, salah satunya adalah buah stroberi (Fragaria sp.). Meskipun stroberi bukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis umbi-umbian banyak terdapat di Indonesia. Salah satu jenis umbi yang dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi dengan masa panen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buah dan sayuran. Salah satunya adalah buah tomat (Lycopersicon esculentum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah dan sayuran. Buah yang berasal dari negara subtropis dapat tumbuh baik dan mudah dijumpai di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciKARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY
KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENYIMPANAN DENGAN SUHU RENDAH TERHADAP MUTU BUAH STROBERI
PENGARUH PENYIMPANAN DENGAN SUHU RENDAH TERHADAP MUTU BUAH STROBERI 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Stroberi merupakan tanaman buah yang pertama kali ditemukan di Chili, Amerika, dan termasuk dalam komoditi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Buah-buahan merupakan komoditas pertanian yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah-buahan banyak mengandung vitamin, mineral, dan serat yang bermanfaat bagi tubuh.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi pada bagian umbi di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042
Lebih terperinciI PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah merupakan salah satu jenis pangan yang sangat penting peranannya bagi tubuh kita, terlebih karena mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Alfiah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produksi devisa yang diperoleh dari sektor perikanan 34% berasal dari ekspor udang sebesar 125.596 ton pada tahun 2007 (Swastawati et al., 2008). Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang beranekaragam dan melimpah. Beberapa jenis buah yang berasal dari negara lain dapat dijumpai dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah buah pisang. Tahun 2014, buah pisang menjadi buah dengan produksi terbesar dari nilai produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan salah satu produk hortikultura. Jagung manis memiliki laju respirasi yang tinggi sehingga mudah mengalami
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN
PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang
Lebih terperincisebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain karena bentuknya yang eksotik, buah naga juga memiliki rasa yang manis dan beragam manfaat untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1 Ekspor komoditas hortikultura tahun Volume. Nilai (US$)
PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan salah satu hasil pertanian yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Perkembangan volume dan nilai perdagangan tanaman hias, sayur-sayuran, buah-buahan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Dengan semakin majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai asupan gizi. Oleh karena
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN Oleh : Usman Ahmad Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Buah merupakan salah satu produk pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan. Buah mengandung banyak nutrisi, air, dan serat, serta kaya akan karbohidrat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengemasan merupakan proses perlindungan suatu produk pangan yang bertujuan menjaga keawetan dan konsistensi mutu. Produk yang dikemas akan memiliki masa simpan relatif
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik berkulit tipis, memiliki rasa yang manis dan menyegarkan, juga memiliki kadar
Lebih terperinciBeberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,
Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor
I 1.1. PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Hortikultura sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura dari kelompok tanaman sayuran umbi yang sangat potensial sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan
1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, umumnya dijadikan sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF) memiliki ciri diameter sekitar 3,1 cm. Panen pisang Cavendish dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hortikultura khususnya buah-buahan. Buah-buahan mempunyai banyak manfaat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara tropik yang sesuai untuk budidaya tanaman hortikultura khususnya buah-buahan. Buah-buahan mempunyai banyak manfaat. Seperti yang telah disebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L. adalah jenis tanaman yang hidup baik pada daerah tropis dan wilayah iklim sedang. Di daerah tropis terong
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x
57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Stroberi (Fragaria x ananassa) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis pati bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang berguna untuk tubuh. Selain kandungan vitamin dan mineral
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT Alsuhendra 1, Ridawati 1, dan Agus Iman Santoso 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati konsumen. Salah satu contoh kultivar jambu yang memiliki
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI Oleh : DEVI KUNTARI NPM : 0824010021 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu komoditi yang banyak di budidayakan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang merupakan salah satu komoditi yang banyak di budidayakan oleh masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi Lampung. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lahan pekarangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mayoritas penduduk di negara berkembang adalah petani. Oleh karena itu, pembangunan pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user
digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan akan konsumsi buah-buahan di Indonesia semakin meningkat. Suhendra (2011) mengatakan bahwa setiap tahun konsumsi buah di Indonesia terus tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan serta dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki nilai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu produk pertanian Indonesia adalah produk holtikultura. Salah satu produk holtikultura adalah sayur-sayuran. Sayuran merupakan sebutan umum bagi hasil pertanian
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA
Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Kebanyakan pasca panen produk hortikultura segar sangat ringkih dan mengalami penurunan mutu sangat cepat.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan industri stroberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jambu biji merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Jambu biji ini sangat populer karena mudah didapat dan memiliki harga yang cukup murah.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7)
Lebih terperinciTEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h
TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Produk hortikultura tomat dapat dikatakan sebagai produk yang dikonsumsi pada kualitas tinggi, tetapi tidak mudah menanganinya. Penangan pengemasan pascapanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya
TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN
KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN Oleh : Kiki Isma Agniati 123020391 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Lebih terperinci