BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jml=N * F Jumlah Rata-rata 67.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SD Negeri 3 Kandangan Kabupaten Grobogan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada BAB IV ini akan diuraikan hal-hal sebagai berikut yaitu hasil penelitian yang terdiri kondisi tempat penelitian, pembahasan hasil penelitian terdiri dari siklus 1, siklus II daan hasil aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi subyek penelitian Penelitian tentang penerapan metode kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar ini dilaksanakan kurang lebih selama 2 minggu dari tanggal 28 November 2016 sampai 15 Desember 2016. Penelitian ini merupakan penelitain tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi tersebutdengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selanjutnya akan dibahas tentang pelaksanaan tindakan kelas tiap siklus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 3 x pertemuan.penelitian Tindakan Kelas dengan Metode Kooperatif Tipe STAD berbantuan Media Gambar terdiri dari 4 sintak yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Di bawah ini akan dijelaskan langkah-langkah penerapan model STAD berbantaun Media Gambar. B. Pelaksanaan Penelitian 1. Pelaksanaan Pra Siklus Pra Siklus ( Kondisi awal ) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 4 SD Ngurensiti 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016 / 2017 yang berjumlah 30 siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari 39

40 nilai hasil ulangan siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian besar siswa belum mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 25siswa belum mencapai nilai KKM sedangkan 5 siswa sudah mencapai nilai KKM dengan jumlah rata-rata nilai 70 dengan prosentase 16,67 %.Dibawah ini adalah nilai siswa pra siklus. Berdasarkan tabel nilai siswa pra siklus diatas dapat disimpulkan dengan rekapitulasi prosentase dibawah ini. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Nilai IPA pada siswa kelas 4 ( Pra Siklus ) No Nilai Sebelum Tindakan Ketuntasan Interval Frekuensi Prosentase Keterangan 1 40 50 Tidak tuntas 8 26,67 % Tidak tuntas 2 51 60 Tidak tuntas 12 39, 99 % ( 20 ) 3 61-70 Tuntas 10 33,33 % Tuntas ( 10 ) Total 30 100 % Rata-rata 58,67 Nilai Tertinggi 70 Nilai Terendah 44 Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan berjumlah 20 siswa yang tidak tuntas dengan prosentase 66,67 % dengan rata-rata 58,67 %. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan berjumlah 10 siswa dengan prosentase 33,33 %. Nilai terendah adalah 44 dan nilai tertinggi 70. Sehingga peneliti perlu melakukan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas 4 SDN Ngurensiti 01. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini.

41 Gambar 1 Diagram Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus tuntas 33,33% tidak tuntas 66,67% Berdasarkan dari hasil nilai pra siklus diatas dapat juga dilihat dari grafik dibawah ini nilai terendah dan nilai tertinggi. Grafik 3. Hasil Nilai Pra Siklus Nilai Pra siklus 80 70 60 50 40 30 20 44 70 Nilai terendah nilai tertinggi 10 0 Nilai terendah nilai tertinggi Dari hasil nilai yang dilakukan sebelum tindakan / pra siklus tersebut peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi dikelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru yang mengajar dikelas tersebut menggunakan metode ceramah dan menggunakan papan tulis sehingga dalam proses belajar siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, karena

42 siswa hanya mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru, sehingga siswa tidak antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan pembelajaran diatas perlu diadakan perbaikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran dikelas. Penggunaan media selain dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi juga dapat meningkatkan hasil dan perhatian siswa untuk menyimak dan mendengarkan isi materi yang disampaikan oleh guru. Pada pembelajaran ini diperlukan interaksi proses belajar mengajar yaitu hubungan antara guru dengan siswa yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dapat meningkatkan aktivitas serta kompetensi belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut yang harus dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar yang didalamnya terdapat diskusi kelompok, presentasi kelompok, pemberian skor atau reward. Dalam diskusi kelompok ini diharapkan siswa dapat belajar secara aktif dalam mengemukakan pendapat, menerima ide atau gagasan, saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas, saling menghargai sesama teman, saling melengkapi pendapat teman dan dapat melatih sikap percaya diri pada siswa. 2. Pelaksanaansiklus 1 Siklus I Penelitian siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan waktu 3 hari karena pada setiap pertemuan membahas satu materi pokok. Penelitian pada siklus I ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan berbantuan media gambar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah tiap anggota kelompok terdiri 5 6 orang siswa secara heterogen yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin atau sesuai dengan nomor urut absen. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I adalah sebagai berikut :

43 a. Persiapan pembelajaran Dalam tahap persiapan pembelajaran menggunakan model STAD ini langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : - Sebelum menyajikan materi pembelajaran, guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan juga guru memotivasi siswa untuk belajar - Mengomando siswa didalam kelompok secara heterogen. Masingmasing kelompok terdiri 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang setiap kelompok dan pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas. b. Pelaksanaan tindakan Tahap penyajian materi secara garis besar memerlukan waktu 15 20 menit. Sebelum menyajikan materi pelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memberi motivasi untuk berkooperatif. Guru memberikan materi dengan menggunakan bantuan media gambar. Materi yang diberikan guru yaitu pada kompetensi tentang sifat dan contoh perubahan benda cair, padat dan gas. Pada siklus I pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan untuk memulai materi dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan absensi terlebih dahulu b. Guru menjelaskan materi tentang pengertian sifat benda dan memberi contoh c. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok d. Guru membagi media gambar e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pelaksanaan model kooperatif tipe STAD f. Guru membagi lembar kerja g. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan diskusi berkelompok h. Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi i. Pada kegiatan penutup guru memberikan pmentapan materi. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD ini dilaksanakan didalam kelas. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, guru membagikan

44 media gambar tersebut dan menjelaskan tentang sifat dan contoh benda, siswa mengamati penjelasan guru. Setelah melakukan pengamatan, guru membagi lembar kerja siswa. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok tersebut. Kemudian setelah itu tiap kelompok memilih satu ketua untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi. Guru membantu siswa menjawab pertanyaan jika ada kesulitan. Saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan kepada observer ( guru lain ) atau teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan mengisi lembar observasi dan mengambil foto selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dijadikan refleksi bagi peneliti. Kelemahan kelemahan yang terjadi menjadi tolak ukur untuk ditindaklanjuti pada siklus II. Pertemuan kedua ini guru melakukan pemahaman materi, evaluasi. Adapaun langkah-langkah pertemuan pada siklus 1 adalah pada awal kegiatan guru mengingatkan kembali materi yang diajarkan pada pertemuan pertama serta menambahkan materi selanjutnya. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah : a. Guru menjelaskan materi b. Guru dan siswa melakukan tanya jawab dengan mengamati gambar yang sudah c. Siswa berdiskusi mengamati dan memberikan kesimpulan d. Guru memberi contoh kembali agar siswa lebih memahami e. Guru membagi lembar kerja sebagai evaluasi Pembelajaran pertemuan kedua ini guru membagikan media gambar tersebut dan menjelaskan tentang sifat dan contoh benda, siswa mengamati penjelasan guru. Setelah melakukan pengamatan, guru membagi lembar kerja siswa. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, dan melakukan tanya jawab. guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok tersebut. Kemudian setelah itu tiap kelompok memilih satu ketua untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi.

45 Guru membantu siswa menjawab pertanyaan jika ada kesulitan. Kemudian hasil refleksi digunakan untuk evaluasi pada pembelajaran selanjutnya. Selanjutnya dilanjutkan pertemuan ketiga ini guru melakukan pemahaman materi, pemberian soal, tanya jawab dan membagi lembar kerja. Adapaun langkah-langkah pertemuan pada siklus 1 adalah pada awal kegiatan guru mengingatkan kembali materi yang diajarkan pada pertemuan pertama serta menambahkan materi selanjutnya. Pada kegiatan ini yang dilakukan guru adalah : a. Guru mengulas materi b. Guru dan siswa mengamati gambar c. Guru memberikan penjelasan terkait gambar tersebut d. Siswa mengamati e. Guru memberikan soal lembar kerja dan soal akhir siklus I f. Guru membahas jawaban yang dikerjakan siswa g. Kemudian guru memberikan remidi bagi siswa yang nilainya di bawah KKM Sesuai rencana pada pengamatan ini, proses pengumpulan data dengan tehnik observasi dilakukan pada saat pembelajaran yang dibantu oleh observer. c. Pengamatan Pada kegiatan pengamatan ini dilakukan terhadap persiapan, proses, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Guru mengkaji lembar observasi yang sudah disediakan oleh peneliti. Observasi dilakukan langsung untuk mengamati dan mengumpulkan data dari penggunaan media gambar yang dilakukan pada proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dikelas setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut : a. Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 orang

46 b. Sebagian siswa masih bingung dalam menentukan tempat duduk karena siswa belum terbiasa dengan model pembelaaran yang akan diajarkan dan siswa masih malu-malu dengan temannya. c. Siswa masih canggung dalam mengeluarkan pendapat pada saat diskusi dan masih di dominasi oleh siswa yang merasa lebih pintar d. Sebagian kelompok kurang aktif dalam berdiskusi e. Banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru dan bermain sendiri dengan teman kelompoknya f. Proses belajar mengajar berjalan dengan baik meskipun masih banyak mengalami kekurangan seperti ada anak yang kurang mendengarkan dan bercanda dengan temannya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan guru pada Pra siklus atau tindakan sebelumnya dapat dibandingkan dengan siklus I ini bahwa nilai siswa mengalami peningkatan. Dibawah ini adalah hasil observasi aktivitas guru siklus I siswa pada mata pelajaran IPA. Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN YA TIDAK 1 Pra pembelajaran v 2 Memulai dengan pertanyaan v 3 Membuat desain rencana v proyek 4 Membuat jadwal v 5 Memantau siswa v 6 Menilai siswa v 7 Refleksi v 8 penutup v

47 Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN SL SR KD TP 1 Pra pembelajaran v 2 Memulai dengan pertanyaan v 3 Mengamati media gambar v 4 Membuat jadwal v 5 Memantau siswa v 6 Menilai siswa v 7 Refleksi v 8 Penutup v Berdasarkan tabel observasi aktivitas siklus I diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai IPA pada siswa kelas 4 (Siklus I ) No Nilai Sebelum Tindakan Ketuntasan Interval Frekuensi Prosentase Keterangan 1 50-60 Tidak tuntas 11 36,66 % Tidak tuntas 2 61 70 Tidak tuntas 4 13,33 % ( 15 ) anak 3 71-80 Tuntas 1 3,33 % Tuntas ( 15 ) 4 81-90 Tuntas 10 33,33 % anak 5 91-100 Tuntas 4 13,33 % Total 30 100 % Rata-rata 73,66 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 55 Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa Nilai ketuntasan belajar siswa setelah diadakan pembelajaran STAD tersebut pada siklus I berjumlah 15 siswa yang tidak tuntas dengan prosentase 50 % dengan rata-rata 83,66 %. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan berjumlah 15 siswa dengan prosentase 50 %. Nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi 100. Dari tabel nilai hasil kentuntasan belajar siklus I dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbantuan Media Gambar dapat

48 meningkatkan hasil belajar IPA dikelas 4 terbukti dengan hasil peningkatan pada siklus I tersebut yang sudah mencapai nilai KKM 70. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini. Gambar 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Hasil Belajar Siklus I tuntas 50% tidak tuntas 50% Dari gambar 2 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode Kooperatif tipe STAD berbantuan Media Gambar pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 50 % mengalami ketuntasan dibanding nilai pada pra siklus yaitu sebesar 33,33 % yang mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan dari hasil nilai Siklus I dapat dilihat pada grafik dibawah ini nilai terendah dan nilai tertinggi pada siklus I : Grafik 4. Hasil nilai siklus I Nilai siklus I 120 100 80 60 40 20 0 50 nilai terendah 100 nilai tertinggi nilai terendah nilai tertinggi

49 Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah data nilai siswa tuntas dan tidaknya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. d. Refleksi Tabel 10. Data hasil siswa siklus 1 berdasarkan nilai KKM NO KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE 1 Tuntas 15 50 % 2 Belum tuntas 15 50 % Jumlah 30 100 % Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil observasi serta permasalahan yang dihadapi selama tindakan yang berlangsung pada siklus pertama. Pada siklus pertama diperoleh data bahwa siswa memiliki semangat bekerjasama dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar ini. Tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan ini yaitu membandingkan antara hasil kondisi awal dengan hasil pengamatan pada siklus I. Kegiatan ini diawali dengan diskusi bersama guru kelas kemudian dilanjutkan dengan pembahasan hasil siklus I. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan siklus I maka dapat disajikan tabel seperti dibawah ini. Tabel 11. Perbandingan hasil kondisi awal dengan hasil siklus I No 1 2 3 Kondisi Awal Ulangan pada pra siklus Nilai terendah = 44 Nilai tertinggi = 70 Nilai rata-rata = 58,67 Siklus I Ulangan pada siklus I Nilai terendah = 50 Nilai tertinggi = 100 Nilai rata-rata = 73,66

50 Berdasarkan tabel dan diagram diatas diperoleh nilai terendah dan tertinggi pada pra siklus dan siklus I. Nilai pada pra siklus sebelum menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar diperoleh nilai terendah 44 dengan jumlah 20 siswa dan setelah menerapkan model pembelajaran STAD berbantuan media gambar nilai terendah pada siklus I yaitu 50 dengan jumlah 15 siswa. Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan nilai hasil belajar siswa setelah diterapkannya model kooperatif STAD berbantuan media gambar tersebut. Sedangkan nilai tertinggi pra siklus sebelum menerapkan model kooperatif STAD berbantuan media gambar diperoleh nilai 70 dengan jumlah 10 siswa sedangkan pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 100 dengan jumlah 15 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pra siklus dan siklus I terdapat peningkatan hasil belajar, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM 70. Dan hal itu masih perlu dilakukan inovasi-inovasi dan semangat baik dari guru maupun siswa. Tabel 12. Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Nilai Siswa Pra Siklus Dan Siklus I 80 70 60 50 40 30 20 10 0 58,67 pra siklus 73,66 siklus I siklus I pra siklus

51 3. Pelaksanaan siklus II Siklus II Penelitian siklus kedua ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu dimulai pada awal bulan November 2016 sampai bulan Desember. Berdasarkan hasil refleki siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat didiskripsikan sebagai berikut : a. Persiapan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran dalam siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yaitu dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dalam kegiatan inti lebih ditekankan pada peningkatan kompetensidengan materi yang berbeda pada siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus I belum sesuai rencana awal sebelum tindakan dilakukan. Siswa masih belum optimal dalam berdiskusi dan menyampaikan pendapat dengan baik. Keaktifan siswa dalam berdiskusi juga masih kurang. Nilai rata-rata siswa pada siklus I terendah mencapai 55 yang artinya nilai rata-rata tersebut belum mencapai nilai KKM.Mengacu pada hasil refleksi siklus I itulah guru berasumsi bahwa perlu dilakukan tindakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap siklus II. b. Pelaksanaan tindakan Pada siklus II ini dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan materi sifat dan contoh perubahanbenda. Selama pelaksanaan tindakan siswa diberi aktivitas mandiri maupun kelompok agar siswa terlatih untuk bertanggung jawab dan menyampikan ide. Pada siklus II pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan untuk memulai materi dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru membuka pelajaran dengan berdo a b. Guru menjelaskan materi tentang pengertian sifat benda dan memberi contoh c. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok d. Guru membagi media gambar

52 e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang pelaksanaan metode kooperatif STAD berbantuan media gambar f. Guru membagi lembar kerja g. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan diskusi berkelompok h. Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi i. Pada kegiatan penutup guru memberikan pemantapan materi dan memberikan motivasi untuk belajar c. Pengamatan Pengamatan pada siklus II ini setelah dilakukan penerapan dengan model pembelajaran STAD. Pada siklus II ini peneliti memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berjalan sesuai dengan rencana awal yang telah dibuat sebelum pelaksanaan tindakan siklus I. Hal tersebut dapat dibuktikan pada pertemuan siklus II. Proses pembelajaran terlihat tenang, siswa tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru. Pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan olehguru siswa sudah meningkat aktivitasnya sehingga tidak lagi mengandalkan hasil pekerjaan teman yang dianggap mampu / pintar. Terbukti bahwa ketika guru memberi sebuah pertanyaan hampir semua siswa mnegacungkan jari karena ingin bertanya. Disamping itu juga terlihat pada nilai siklus II yang meningkat dengan signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil nilai di bawah ini. Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN YA TIDAK 1 Pra pembelajaran v 2 Memulai dengan pertanyaan v 3 Membuat desain rencana v proyek 4 Membuat jadwal v 5 Memantau siswa v 6 Menilai siswa v 7 Refleksi v 8 penutup v

53 Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN SL SR KD TP 1 Pra pembelajaran v 2 Memulai dengan pertanyaan v 3 Mengamati media gambar v 4 Membuat jadwal v 5 Memantau siswa v 6 Menilai siswa v 7 Refleksi v 8 Penutup v Berdasarkan tabel observasi aktivitas siklus I diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel nilai siswa pada siklus II diatas dapat disimpulkan dengan rekapitulasi prosentase dibawah ini. Tabel 15. Distribusi Frekuensi Nilai IPA pada siswa kelas 4 (Siklus II ) No Nilai Sebelum Tindakan Ketuntasan Interval Frekuensi Prosentase Keterangan 1 50-60 Tidak tuntas 0 0 % Tidak tuntas 2 61 70 Tidak tuntas 1 3,33 % ( 1 ) anak 3 71-80 Tuntas 13 43,33 % Tuntas ( 29 ) 4 81-90 Tuntas 4 13,33 % anak 5 91-100 Tuntas 12 39,99 % Total 30 100 % Rata-rata 96,67 % Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70 Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa Nilai ketuntasan belajar siswa setelah diadakan pembelajaran STAD tersebut pada siklus II berjumlah 29 siswa dengan kategori tuntas sedangkan 1 siswa dengan kategori tidak tuntas. Nilai terendah yaitu 70 sedangkan nilai tertinggi 100. Hal dapat

54 menjadi bukti bahwa penerapan model kooperatif STAD berbantuan media gambar dapat meningkatkan nilai belajar dan keaktifan siswa ketika di dalam kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini. Gambar 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai Hasil Belajar Siklus II tidak tuntas tuntas 3,33% 96,66% Dari diagram lingkaran pada gambar 3 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan metode Kooperatif STAD berbantuan media gambar mengalami peningkatan sebesar 96,66 % dengan kategori tuntas, sedangkan 3,33 % dengan kategori tidak tuntas. Jumlah nilai tertinggi 100 senbanyak 29 siswa sedangkan dengan nilai terendah sebanyak 1 siswa. Hal itu dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Berdasarkan dari hasil nilai Siklus II dapat dilihat pada grafik dibawah ini nilai terendah dan nilai tertinggi siklus II.

55 Grafik 5. Hasil nilai siklus II Nilai siklus II 120 100 80 60 40 20 70 100 nilai terendah nilai tertinggi 0 nilai terendah nilai tertinggi d. Refleksi Pada akhir siklus II guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II yaitu pada permulaan pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Pada siklus II nilai hasil belajar meningkat mencapai prosentase 96,66 % dengan jumlah 29 siswa. Sedangkan yang 3,33 % atau 1 siswa belum bisa dikategorikan tuntas. Karena pada siklus II ini siswa sudah aktif dalam pembelajaran dan berdiskusi tetapi masih ada beberapa siswa yang memang kurang memperhatikan dan masih bercanda sendiri. Karena siswa tersebut memang siswa tinggal kelas dan membutuhkan perhatian khusus karena kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua. Sehingga pada tahap ini siswa tersebut harus diberi dukungan dan motivasi untuk belajar agar siswa tersebut dapat mengikuti teman-temannya. Untuk siswa yang belum tuntas guru harus memberikan evaluasi tersendiri agar tersebut dapat mengikuti dan belajar dengan baik. Selain itu untuk siswa yang sudah tuntas dan mencapai nilai KKM diberi reward dengan memberikan nilai tambahan dan bagi siswa yang belum mencapai nilai KKM diberi dorongan, motivasi dan semangat untuk meningkatkan hasil belajar mereka.

56 Dibawah ini adalah tabel nilai perbandingan dari nilai pra siklus, siklus I, dan siklus II. Tabel 16. Perbandingan Nilai hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II No 1 2 3 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Ulangan pada pra siklus Ulangan pada siklus I Ulangan pada siklus II Nilai terendah = 44 Nilai terendah = 50 Nilai terendah = 70 Nilai tertinggi = 70 Nilai tertinggi = 100 Nilai tertinggi = 100 Nilai rata-rata = 58,67 Nilai rata-rata = 73,66 Nilai rata-rata = 96,66 Selain itu jumlah siswa dengan kategori tuntas dan tidak tuntas dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 4. Nilai Perbandingan tiap siklus Diagram Nilai Perbandingan tiap siklus Frekuensi 30 25 20 15 10 5 0 pra siklus siklus I siklus II terendah 20 15 1 tertinggi 10 15 29

57 C. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Pra siklus Fokus pembelajaran ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar. Metode ini menggambarkan kerjasama antar kelompok dengan siswa yang aktif kegiatan pembelajaran. Hasil observasi sebelum tindakan menyatakan bahwa nilai hasil belajar siswa dan keaktifan siswa ketika di dalam kelas masih sangat rendah khususnya pada mata pelajaran IPA. Hal itu disebabkan cara penyampaian materi pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Proses pembelajaran menunjukkan hasil belajar yang rendah pada sebagian besar jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM ada 20 anak dengan terendah 44 sedangkan tertinggi ada 10 anak dengan nilai tertinggi 70. 2. Siklus I Setelah adanya tindakan dan penerapan metode kooperatif STAD berbantuan media gambar ini teruatama pada mata pelajaran IPA mengalami peningkatan baik dari siswa maupun dari guru. Pada siklus I ini siswa sudah mulai aktif ketika berada di ruang kelas. Walaupun masih ada beberapa anak yang tidak mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Nilai hasil belajar siklus I nilai terendah 50 dengan jumlah 15 siswa sedangkan nilai tertinggi 100 dengan jumlah 15 anak. Pada siklus ini mengalami perkembangan yang cukup baik. 3. Siklus II Dengan menggunakan metode kooperatif STAD pada mata pelajaran IPA siklus II mencapai peningkatan yang signifikan yaitu 29 siswa mencapai nilai diatas KKM dengan kategori tuntas sedangkan 1 siswa dengan kategori tidak tuntas. Hal ini disebabkan karena siswa yang mengalami nilai tidak tuntas tersebut memang siswa tinggal kelas. Siswa tersebut harus diberi perhatian khusus karena perkembangan dan daya pikirnya tidak seperti anak-anak pada umumnya. Maka dari itu guru harus bisa memotivasi dan memberikan dukungan penuh terhadap siswa tersebut.

58 Berdasarkan hasil perolehan nilai hasil evaluasi yang dicapai pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat melatih siswa dalam berbicara dan melatih daya fikir agar terus berkembang. Selain itu juga dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam kelas.