BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Grafik Frekuensi Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di dua Sekolah Dasar yaitu SD Negeri Batur 04 dan SD Negeri Jetak 03 tahun ajaran 2014/2015 yang siswanya masing-masing berjumlah 21 dan 26 siswa. Kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah diuji kesamaan variannya yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelas homogen artinya memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelas eksperimen dapat diberi perlakuan model pembelajaran numbered head together (NHT) dengan penggunaan media kartu domino matematika dan sedangkan kelas kontrol dapat diberi perlakuan model pembelajaran think pair share (TPS) dengan penggunaan media kartu domino matematika. Kedua kelompok diberi alokasi waktu yang sama dalam kegiatan pembelajaran yaitu 2 x pertemuan (4 x 35 menit). Sebelum diberi treatment kedua kelas diberi tes (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Setelah akhir penyampaian semua materi kedua kelompok diberi tes dengan soal yang sama (posttest) tujuannya untuk mengetahui apakah treatment yang digunakan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pada pertemuan pertama kelas eksperimen siswa diajarkan menggunakan model pembelajaran numbered head together dengan berbantu media kartu domino matematika (domat). Awalnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan diberi nomor pada topi yang diletakkan di kepala siswa antara 1 sampai dengan 5. Agar siswa lebih tertarik dan memahami materi guru menggunakan media kartu domino matematika (domat). Para siswa terlihat antusias ketika guru memberikan pertanyaan dan masing- masing kelompok mendiskusikan jawaban. Namun, pada pertemuan pertama ini siswa juga terlihat masih malu dan kurang percaya diri dengan jawaban yang dihasilkan. Hal tersebut terlihat ketika guru menyebutkan salah satu nomor dalam tiap- tiap kelompok untuk menjawab pertanyaan dari 38

39 guru, para siswa terlihat malu- malu dan kurang percaya diri terhadap jawaban sendiri. Pada pertemuan kedua untuk kelas eksperimen sudah lebih baik dari pertemuan pertama, yang terlihat siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan kegiatan yang lebih seru untuk mengaktifkan siswa. Hal tersebut terlihat saat siswa dalam tiap kelompok dengan antusias segera menjawab pertanyaan dari guru dan siap untuk menjawab di depan kelas. Namun, yang menjadi kendala dalam pertemuan ini adalah kegaduhan siswa yang berebut untuk menjawab lebih dulu dari teman yang lain. Selain itu, ada pula siswa yang menyalahkan teman lain dalam satu kelompok ketika terlambat menjawab pertanyaan dari guru. Setelah semua siswa mengerti tentang materi yang disampaikan, guru memberikan soal evaluasi secara individu kepada siswa. Pada kegiatan belajar kelas kontrol juga dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pertemuan pertama guru membuka kegiatan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi, dan siswa diminta untuk memikirkan terlebih dahulu pertanyaan yang disampaikan guru di awal pembelajaran. Secara berpasangan siswa diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan guru. Untuk memudahkan siswa memahami pertanyaan dan materi yang akan disampaikan, guru memberikan bantuan kartu domino matematika (domat). Pada awal pertemuan ini, tidak jauh beda dengan kegiatan belajar yang terjadi pada kelas eksperimen 1 yang masih kurang percaya diri dengan jawaban sendiri, yang kebanyakan dialami siswa putri. Namun siswa laki- laki pada kelas kontrol ini, lebih terlihat percaya diri sehingga, sesekali ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa perempuan, kecenderungan siswa laki- laki sesegera mungkin menjawab. Berbeda dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua siswa lebih antusias dan percaya diri untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dengan pasangan yang sama pada pertemuan pertama, banyak siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, sehingga ketika siswa diberikan tugas kelompok maupun soal evaluasi banyak siswa yang mendapatkan hasil yang baik dibandingkan pertemuan sebelumnya.

40 Berikut merupakan jadwal penelitian dan tes yang dilaksanakan pada kedua kelas eksperimen. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SD Negeri Batur 04 dan SD Negeri Jetak 03 Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2053 No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan 1. 01 Maret 2014 Ijin Penelitian ( pada pertemuan ini, meminta ijin kepada pihak sekolah di kedua SD untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut) 4. 05 Maret 2014 Perkenalan dengan siswa untuk kelas eksperimen Memberikan uji kesetaraan kepada kelas eksperimen dan dengan materi sebelumnya. 5. 03 Maret 2014 Perkenalan dengan siswa untuk kelas kontrol Memberikan uji kesetaraan kepada kelas kontrol dan dengan materi sebelumnya. 6. 2 April 2014 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen 7. 4 April 2014 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen 8. 1 April 2014 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol 9. 3 April 2014 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol 4.2 Hasil Analisis Data Hasil analisis data skor hasil belajar Matematika yang terkumpul dari hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan analisis deskriptif dan Uji t. Langkah-langkahnya sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada saat pra-penelitian. Kedua analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS 16,0 for windows. 4.2.1 Analisis Deskriptif Data Analisis deskriptif pada data penelitian posttest dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for windows. Sebelum analisis deskriptif dilakukan terlebih dahulu dibuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar pretset dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Destribusi frekuensi yang dibuat bertujuan untuk mempermudah dalam membuat interval kelas. Sugiyono (2011) Untuk

41 menentukan jumlah kelas digunakan rumus yang mengacu dari Sturges (K=1 + 3,3 log n) dan n merupakan jumlah siswa. Rumus dalam penentuan interval sebagai berikut: Range/jangkauan = skor maksimal skor minimal Banyaknya kategori / kelas = 1 + 3,3 log n interval 4.2.1.1 Data Pre Tes Data pretest diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal pada kedua kelas eksperimen. Data ini diperoleh dari hasil belajar matematika pada materi sebelumnya. Analisis data pretest dilakukan dengan membuat destribusi frekuensi dari nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Destribusi frekuensi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui persebaran dan interval nilai. Berikut ini hasil perhitungan dan destribusi frekuensi nilai dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Destribusi frekuensi pretest kelas eksperimen : Range/jangkauan = skor maksimal skor minimal = 90 42 = 48 Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 21 =1 + 4,36 = 5, 36 dibulatkan menjadi 5 Interval = = 9,6 (dibulatkan menjadi 10) Berikut disajikan Tabel 4.2 destribusi frekuensi pretest kelas eksperimen

42 Tabel 4.2 Destribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen NO. Interval Kelas Eksperimen Frekuensi Persentase 1 42 51 4 19,04% 2 52 61 4 19,04% 3 62 71 3 14,28% 4 72 81 7 33,33% 5 82 91 3 14,28% Jumlah 21 100% Dari Tabel 4.2 dapat diketahui destribusi skor pretest kelas eksperimen. Interval merupakan persebaran nilai dari hasil pretest yang telah dilaksanakan. Skor hasil pretest pada kelas eksperimen sebagai berikut : siswa yang mendapat skor 42 sampai dengan 51 terdiri dari 4 anak dengan persentase 19,04%. Siswa yang mendapat skor 52 sampai dengan 61 sebanyak 4 anak dengan persentase 19,04%. Siswa yang mendapat skor 62 sampai dengan 71 sebanyak 3 anak dengan persentase 14,28 %. Siswa yang mendapat skor 72 sampai dengan 81 sebanyak 7 anak dengan persentase 33,33% dan siswa yang mendapat skor 82 sampai dengan 91 sebanyak 3 anak dengan persentase 14,28%. Berdasarkan nilai-nilai skor hasil pretest tersebut dapat disajikan ke dalam Grafik 4.1 sebagai berikut. 8 7 6 5 4 3 2 Frekuensi Column1 Column3 1 0 42-51 52-61 62-71 72-81 82-91 Grafik 4.1 Destribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen Destribusi frekuensi pretest kelas kontrol :

43 Range/jangkauan Banyaknya kelas = skor maksimal skor minimal = 92 15 = 77 = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 26 =1 + 4,66 = 5,66 (dibulatkan menjadi 6) interval = = = 12,8 dibulatkan menjadi 13 Berikut disajikan Tabel 4.3 destribusi frekuensi pretest kelas eksperimen 2 Tabel 4.3 Destribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol NO. Interval Kelas Kontrol Frekuensi Persentase 1 15 27 2 7,69% 2 28 40 4 15,38% 3 41 53 4 15,38% 4 54 66 4 15,38% 5 67 79 6 23,07% 6 80 92 6 23,07% Jumlah 26 100% Dari Tabel 4.3 dapat diketahui destribusi skor pretest kelas kontrol. Skor hasil pretest pada kelas kontrol sebagai berikut : siswa yang mendapat skor 15 sampai dengan 27 terdiri dari 2 anak dengan persentase 7,69%. Siswa yang mendapat skor 28 sampai dengan 40 sebanyak 4 anak dengan persentase 15,38%. Siswa yang mendapat skor 41 sampai dengan 53 sebanyak 4 anak dengan persentase 15,38%. Siswa yang mendapat skor 54 sampai dengan 66 sebanyak 4 anak dengan persentase 15,38%. Siswa yang mendapat skor 67 sampai dengan 79 sebanyak 6 anak dengan presentase 23,07% dan siswa yang mendapat skor 80

44 sampai dengan 92 sebanyak 4 anak dengan persentase 23,07% Berdasarkan nilainilai skor hasil pretest kelas kontrol tersebut dapat disajikan ke dalam Grafik 4.2. sebagai berikut. 7 6 5 4 3 2 Frekuensi Column1 Column2 1 0 15-27 28-40 41-53 54-66 67-79 80-92 Grafik 4.2 Destribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen Destribusi frekuensi pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut: Range/jangkauan = skor maksimal skor minimal = 92 15 = 77 Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 47 =1 + 5,51 = 6,51 (dibulatkan menjadi 7) interval = 11 Berikut disajikan Tabel 4.4. destribusi frekuensi skor hasil belajar dari hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

45 Tabel 4.4 Destribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol NO. Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 15 26 0 0% 2 7,69% 2 27 37 0 0% 1 3,84% 3 38 48 4 19,04% 3 11,53% 4 49 59 4 19,04% 4 15,38% 5 60 70 3 14,28% 7 26,92% 6 71 81 7 33,33% 5 19,23% 7 82 92 3 14,28% 4 15,53% Jumlah 21 100% 26 100% Dari Tabel 4.4 dapat diketahui destribusi skor hasil belajar pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Interval merupakan persebaran nilai dari hasil pretest yang telah dilaksanakan. Skor hasil pretest pada kelas eksperimen sebagai berikut: siswa yang mendapat skor 15 sampai dengan 26 terdiri dari 0 anak dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat skor 27 sampai dengan 37 sebanyak 0 anak dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat skor 38 sampai dengan 48 sebanyak 4 anak dengan persentase 19,04%. Siswa yang mendapat skor 49 sampai dengan 59 sebanyak 4 anak dengan persentase 19,04%. Siswa yang mendapat skor 60 sampai dengan 70 sebanyak 3 anak dengan persentase 14,28%. Siswa yang mendapat skor 71 sampai dengan 81 sebanyak 7 anak dengan persentase 33,33% dan siswa yang mendapat skor 82 sampai dengan 92 sebanyak 3 anak dengan presentase 14,28%. Skor hasil belajar pretest pada kelas kontrol antara lain siswa yang mendapat skor 15 sampai dengan 26 terdiri dari 2 anak dengan persentase 7,69%. Siswa yang mendapat skor 27 sampai dengan 37 sebanyak 1 anak dengan persentase 3,84%. Siswa yang mendapat skor 38 sampai dengan 48 sebanyak 3 anak dengan persentase 11,53%. Siswa yang mendapat skor 49 sampai dengan 59 sebanyak 4 anak dengan persentase 15,38%. Siswa yang mendapat skor 60 sampai dengan 70 sebanyak 7 anak dengan persentase 26,92%. Siswa yang mendapat skor 71 sampai dengan 81 sebanyak 5 anak dengan persentase 19,23% dan siswa

46 yang mendapat skor 82 sampai dengan 92 sebanyak 4 anak dengan presentase 15,53%. Berdasarkan nilai-nilai skor hasil pretest tersebut dapat disajikan ke dalam Grafik 4.3 sebagai berikut: F R E K U E N S I 7 6 5 4 3 2 1 0 15-26 27-37 38-48 49-59 60-70 71-81 82-92 Frekuensi Kelas Eksperimen Frekuensi Kelas kontrol Grafik 4.3 Destribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 4.2.1.2 Data Post Tes Data posttest diperlukan untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok setelah dikenai model pembelajaran yang berbeda dengan bantuan media pembelajaran yang sama. Hasil posttest siswa ini diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang diberi perlakukan yang berbeda pada kelas eksperimen. Analisis data posttest dilakukan dengan membuat destribusi frekuensi dari nilai posttest kelas eksperimen dan kelas eksperimen 2kontrol. Destribusi frekuensi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui persebaran dan interval kelas pada nilai posttest. Berikut ini hasil perhitungan dan destribusi frekuensi nilai dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Destribusi frekuensi posttest kelas eksperimen : Range/jangkauan = skor maksimal skor minimal = 100 65 = 35 Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n

47 Interval = 1 + 3,3 log 21 =1 + 4,36 = 5,36 (dibulatkan menjadi 5) = = 7 Berikut disajikan Tabel 4.5 destribusi frekuensi posttest kelas eksperimen Tabel 4.5 Destribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen NO. Interval Kelas Eksperimen Frekuensi Persentase 1 65-71 5 23.80% 2 72-78 2 9,53% 3 79-85 4 19,04% 4 86-92 2 9,53% 5 93-100 8 38,09% Jumlah 21 100% Dari Tabel 4.5 dapat diketahui destribusi skor hasil belajar posttest kelas eksperimen. Interval merupakan persebaran nilai dari hasil posttest yang telah dilaksanakan. Skor hasil posttest pada kelas eksperimen sebagai berikut: siswa yang mendapat skor 65 sampai dengan 71 sebanyak 5 anak dengan peresentase 23,80%. Siswa yang mendapat skor 72 sampai dengan 78 terdiri dari 2 anak dengan persentase 9,53%. Siswa yang mendapat skor 79 sampai dengan 85 sebanyak 4 anak dengan persentase 19,04%. Siswa yang mendapat skor 86 sampai dengan 92 sebanyak 2 anak dengan persentase 9,53%. Siswa yang mendapat skor 93 sampai dengan 100 sebanyak 9 anak dengan persentase 38,09%. Berikut grafik skor posttest kelas eksperimen yang disajikan pada grafik 4.4:

48 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 65-71 72-78 79-85 86-92 93-100 Frekuensi Column1 Column2 Grafik 4.4 Destribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen Destribusi frekuensi posttest kelas kontrol: Range/jangkauan = skor maksimal skor minimal = 100 40 = 60 Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 26 =1 + 4,66 = 5,66 (dibulatkan menjadi 6) interval Berikut disajikan Tabel 4.6 destribusi frekuensi posttest kelas kontrol. Tabel 4.6 Destribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol NO. Interval Kelas Kontrol Frekuensi Persentase 1 40-50 2 7,69% 2 51-60 5 19,23% 3 61-70 6 23,07% 4 71-80 7 26,92% 5 81-90 3 13,04% 6 91-100 3 13,04% Jumlah 26 100%

49 Dari Tabel 4.6 dapat diketahui destribusi skor postest kelas kontrol. Skor hasil posttest pada kelas eksperimen 2 sebagai berikut: siswa yang mendapat skor 40 sampai dengan 50 terdiri dari 2 anak dengan persentase 7,69%. Siswa yang mendapat skor 51 sampai dengan 60 sebanyak 5 anak dengan persentase 19,23%. Siswa yang mendapat skor 61 sampai dengan 70 sebanyak 6 anak dengan persentase 23,07%. Siswa yang mendapat skor 71 sampai dengan 80 sebanyak 7 anak dengan persentase 26,92%. Siswa yang mendapat skor 81 sampai dengan 90 sebanyak 3 anak dengan presentase 13,04% dan siswa yang mendapat skor 91 sampai dengan 100 sebanyak 3 anak dengan presentase 13,04%. Berdasarkan nilai-nilai skor hasil posttest kelas kontrol tersebut dapat disajikan ke dalam Grafik 4.5 sebagai berikut. 8 7 6 5 4 3 2 1 0 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Frekuensi Column1 Column2 Grafik 4.5 Destribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Kontrol Destribusi frekuensi posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut: Range/jangkauan = skor maksimal skor minimal = 100 40 = 60 Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 47 =1 + 5,51 = 6,51 (dibulatkan menjadi 7)

50 interval Dibulatkan menjadi 9 Berikut disajikan Tabel 4.7 destribusi frekuensi skor hasil belajar dari hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.7 Destribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol NO. Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 40-48 0 0% 1 3,84% 2 49-57 0 0% 2 7,69% 3 58-66 1 4,76% 5 19,23% 4 67-75 6 28,57% 6 23,07% 5 76-84 3 14,28% 6 23,07% 6 85-93 3 14,28% 3 11,53% 7 94-100 8 38,09% 3 11,53% Jumlah 21 100% 26 100% Dari Tabel 4.7 dapat diketahui destribusi skor hasil belajar postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Interval merupakan persebaran nilai dari hasil pretest yang telah dilaksanakan. Skor hasil posttest pada kelas eksperimen sebagai berikut : siswa yang mendapat skor 40 sampai dengan 48 terdiri dari 0 anak dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat skor 49 sampai dengan 57 sebanyak 0 anak dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat skor 58 sampai dengan 66 sebanyak 1 anak dengan persentase 4,76%. Siswa yang mendapat skor 67 sampai dengan 75 sebanyak 6 anak dengan persentase 28,57%. Siswa yang mendapat skor 76 sampai dengan 84 sebanyak 3 anak dengan persentase 14,28%. Siswa yang mendapat skor 85 sampai dengan 93 sebanyak 3 anak dengan presentase 14,28% dan siswa yang mendapat skor 94 sampai dengan 100 sebanyak 8 anak dengan persentase 38,09%. Skor hasil belajar postest pada kelas kontrol antara lain: siswa yang mendapat skor 40 sampai dengan 48 terdiri dari 1 anak dengan persentase 3,84%.

51 Siswa yang mendapat skor 49 sampai dengan 57 sebanyak 2 anak dengan persentase 7,69%. Siswa yang mendapat skor 58 sampai dengan 66 sebanyak 5 anak dengan persentase 19,23%. Siswa yang mendapat skor 67 sampai dengan 75 sebanyak 6 anak dengan persentase 23,07%. Siswa yang mendapat skor 76 sampai dengan 84 sebanyak 6 anak dengan persentase 23,07%. Siswa yang mendapat skor 85 sampai dengan 93 sebanyak 3 anak dengan presentase 11,53% dan siswa yang mendapat skor 94 sampai dengan 100 sebanyak 3 anak dengan persentase 11,53%. Berdasarkan nilai-nilai skor hasil posttest tersebut dapat disajikan ke dalam Grafik 4.6 sebagai berikut. F R E K U E N S I 8 6 4 2 0 Frekuensi Kelas Eksperimen Frekuensi Kelas kontrol Grafik 4.6 Destribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Berdasarkan analisis destribusi frekuensi yang dibuat, maka dapat dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif pada penelitian berisi tentang gambaran data tentang jumlah data, nilai maksimum, nilai minimum, mean dan standar deviasi. Data yang akan dianalisis berupa skor hasil belajar Matematika dari hasil posttest kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Berikut ini analisis deskriptif yang disajikan kedalam Tabel 4.8

52 Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kelas_Eksperimen 21 65 100 85,23 12,59724 Kelas_Kontrol 26 40 100 73,84 15,38231 Valid N (listwise) 26 Output Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa skor hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dengan jumlah siswa (N) sebanyak 21 mempunyai skor minimum 65 dan nilai maksimum 100, sedangkan mean 85,23 dan standar deviasinya (ukuran persebaran) sebesar 12,59724. Pada kelas kontrol skor hasil posttest dengan jumlah siswa (N) sebanyak 26 mempunyai nilai minimum 40 dan nilai maksimum 100. Sedangkan mean 73,84 dan standar deviasinya (ukuran persebaran) 15,38231. Semakin kecil standar deviasi berarti semakin kecil persebarannya atau semakin tidak terlalu jauh dari rata-rata, berarti data tersebar disekitar rata-rata. Dari skor posttest tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata skor posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata skor posttest kelas kontrol. 4.3 Analisis Data Untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan dari hasil belajar siswa kelas IV SD yang dikenai model pembelajaran tipe NHT (Number Head Together ) dilengkapi kartu domino matematika (domat) dengan hasil belajar siswa kelas IV SD yang dikenai model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) dilengkapi kartu domino matematika (domat) pada materi bilangan romawi maka dilakukan uji t atau uji beda pada nilai posttest. Uji Beda yang digunakan adalah uji dua sampel tidak berhubungan (Independen Samples T Tes). Independen Samples T Tes digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Uji hipotesis dengan uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil belajarnya. Uji t dilakukan dengan bantuan Independent

53 Sample T-Test dari SPSS 16,0 for windows. Sebelum dilakukan uji beda maka dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas seperti yang dilakukan pada saat uji kesetaraan. 4.3.1 Uji Normalitas dan Homogenitas 4.3.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for windows pada data uji Kolmogorov-Smirnov/Shapiro-Wilk kriterianya adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti berdestribusi normal (Priyatno, 2010). Hasil uji normalitas yang dilakukan dapat dilihat dari Tabel 4.9 sebagai berikut. Tabel 4.9 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 1 Dan Kelas Eksperimen 2 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig. nilai kelas eksperimen.165 21.139.875 21.012 kelas kontrol.117 26.200 *.966 26.526 Berdasarkan output pada Tabel 4.9 diatas diperoleh hasil bahwa data kelas eksperimen dan kelas kontrol yang didapat berdestribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil Siginifikansi > 0,05 yaitu kelas eksperimen 1 0,139 dan kelas eksperimen 2 2,00 jadi dari tabel output bahwa data tersebut dinyatakan berdestribusi normal. Berdasarkan analisis uji normalitas hasil belajar posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dapat disajikan Grafik 4.7 dan 4.8 sebagai berikut:

54 Grafik 4.7. Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen Grafik 4.8 Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol

55 Pada Grafik 4.7 dan 4.8 dapat dilihat sebaran data masih berada disekitar garis normal yang menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdestribusi normal atau persebarannya merata. 4.3.1.2 Uji homogenitas Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen atau memiliki varience sama. Uji homogenitas menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for windows pada uji tests of normality dengan kriterianya adalah jika hasil perhitungan > 0,05 berarti kedua kelas homogen (Priyatno, 2010). Hasil uji homogenitas yang dilakukan dapat dilihat dari Tabel 4.10 sebagai berikut Tabel 4.10 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Nilai Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig..254 1 45.617 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil F hitung levene statistic sebesar 0,245 dengan probabilitas signifikansi 0,617 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varience sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen. 4.3.2 Analisa Uji-t Setelah melakukan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.9 diketahui bahwa persebaran nilai normal serta uji homogenitas pada tabel 4.10 dengan hasil bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau memiliki memiliki varience sama. Langkah selanjutnya adalah uji t test (Independent Sample T-Test) untuk mengetahui perbandingan atau kesetaraan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini data yang diambil adalah dari nilai hasil posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol dan dalam uji kesetaraan data ini menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for windows yaitu dengan tabel F test (Levenes Test). Kelas dapat dikatakan setara apabila tingkat signifikansinya (>

56 0,05) (Priyatno, 2010). Berikut ini disajikan hasil uji t posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Uji Beda Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Mean Std. Error Interval of the Difference Sig. (2- Differe Differe F Sig. T df tailed) nce nce Lower Upper nilai Equal variances assumed.254.617 2.73 2 45.009 11.3919 4 4.16974 2.99365 19.7902 3 Equal variances not assumed 2.79 1 44.9 85.008 11.3919 4 4.08133 3.17164 19.6122 5 Hasil analisis uji beda t-test dapat dilihat pada tabel 4.11 Pada data asumsi equal varience assumed. Dari tabel terlihat bahwa nilai t adalah 2,732 dengan probabilitas signifikansi 0,009 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran tipe NHT (Number Head Together ) dilengkapi kartu domino matematika (Domat) dengan hasil belajar siswa kelas IV SD yang dikenai model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) dilengkapi kartu domino matematika (Domat). 4.4 Uji Hipotesis H 0 diasumsikan sebagai hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antar variabel, sedangkan H a diasumsikan sebagai hipotesis yang menyatakan

57 adanya hubungan antar variabel. Berikut ini merupakan hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini yaitu: H 0 : Tidak ada perbedaan signifikan dari hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Gugus Gajah Mungkur menggunakan model pembelajaran NHT dengan media kartu domino matematika (domat)dengan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran TPS dengan media kartu domino matematika (domat). H a : Terdapat perbedaan signifikan dari hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Gugus Gajah Mungkur menggunakan model pembelajaran NHT dengan media kartu domino matematika (domat)dengan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran TPS dengan media kartu domino matematika (domat). Dari uji F yang menyatakan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan kelas yang setara berarti uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Pengujian hipotesis menggunakan uji dua sisi (Sig. (2-tailed)) dengan probabilitas signifikansi > 0,05. Apabila tingkat signifikansi (> 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak dan apabila signifikansi (< 0,05) maka Ho ditolak dan H a diterima (Priyatno, 2010). Berdasarkan Tabel 4.11 tersebut hasil uji t diketahui bahwa nilai t adalah 2,732 dengan probabilitas signifikansi (<0,05) yaitu 0,009, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sedangkan melihat dari tingkat signifikansi hasil yang didapat dari uji t yaitu 0,009, maka kriteria tingkat signifikansinya adalah signifikan. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran tipe NHT (Number Heads Together ) dilengkapi kartu domino matematika (Domat) dengan hasil belajar siswa kelas IV SD yang dikenai model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) dilengkapi kartu domino matematika (Domat).

58 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2014. Proses dan alur kerja penelitian dimulai dari a) tahap persiapan, b) tahap pelaksanaan, c) tahap penyusunan. Tahap persiapan tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal, pembuatan instrumen, permohonan izin serta survei di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. Tahap pelaksanaan mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrument dan pengambilan data. Pada proses pelaksanaan tidak lepas dari model pembelajaran yang digunakan, serta bagaimana cara melaksanakan model pembelajaran tersebut secara optimal agar mencapai tujuan atau hasil yang optimal pula. Selanjutnya tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan skripsi serta persiapan ujian. Berdasar hasil analisis hasil pretest pada siswa kelas IV SD Negeri Batur 04 dan SD Negeri Jetak 03 tahun ajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut homogen. Artinya data berdestribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan dan kedua kelompok sebelum diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dengan mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan berbantu media kartu domino matematika (domat) sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berbantu kartu domino matematika (domat). Setelah kedua kelas eksperimen diberi perlakuan yang dengan penggunaan model pembelajaran yang berbeda, selanjutnya kedua kelas tersebut diberi posttest atau tes akhir. Dalam pembelajaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan alokasi waktu yang sama yaitu 2 pertemuan atau 4 jam pelajaran. Pada kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan berbantu media kartu domino matematika (domat) agar suasana pembelajaran dalam kelas menyenangkan dan menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran. Melalui kegiatan permainan kepala bernomor dengan berbantu kartu domino matematika

59 (domat), siswa dapat bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok dengan aktif. Sehingga dalam satu kelompok tidak ada siswa yang ketinggalan atau tidak mengerti, melainkan tujuan dari pembentukan kelompok tersebut agar setiap siswa memiliki kesempatan yang sama. Selain itu, dengan bantuan kartu domino matematika mengenai lambang bilangan Romawi dapat membantu siswa lebih aktif mencari jawaban melalui kartu domat tersebut. Pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berbantu kartu domino matematika (domat) juga tidak kalah menarik dalam kegiatan pembelajaran seperti kelas eksperimen. Pada kelas kontrol ini, kegiatan berkelompok siswa hanya berdua atau berpasangan karena tujuan dari penggunaan model ini adalah agar siswa dapat berpikir secara berpasangan. Dengan bantuan kartu domat pula, cara siswa dalam berpikir berpasangan tersebut menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Sehingga suasana dalam kegiatan pembelajaran menjadi semakin hidup. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas didapatkan bahwa kegiatan belajar mengajar pada kelas eksperimen1 berlangsung dengan baik. Baik dari persiapan (kegiatan awal), kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan prosedur dalam model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Begitu pula dengan hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas pada kelas kontrol juga berlangsung dengan baik. Baik tahap persiapan (kegiatan awal), kegiatan ini, dan kegiatan akhir sesuai dengan prosedur dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Hal ini dibuktikan pada rata-rata hasil belajar untuk posttest pada kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan pada kelas kontrol yaitu 85,23 pada kelas eksperimen dan 73,84 pada kelas kontrol. Selisih dari rata-rata posttest kelas eksperimen dan kontrol adalah 11,39. Dari hasil posstest tersebut dibandingkan pretest pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol 60 sedangkan nilai rata-rata posttset kelas eksperimen 85,23. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 25,23 pada kelas

60 eksperimen Begitu pula pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan yaitu nilai pada pretest kelas kontrol 65,38 dan nilai rata-rata posttset kelas kontrol 73,84. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 8,46 pada kelas kontrol. Dari hasil pada kelompok tersebut dapat dilihat bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukan 2,732 dengan ρ value 0,009 < 0,05, artinya terdapat terdapat perbedaan signifikan dari hasil belajar matematika pada siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT dengan media kartu domino matematika (domat) dengan menggunakan model pembelajaran TPS dengan media kartu domino matematika (domat). Dapat dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbadaan rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebesar 85,23 dan kelas kontrol sebesar 73,84. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan karena pada kelas eksperimen 1 diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan penggunaan kartu domino matematika (domat) pada mata pelajaran Matematika sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dibandingkan penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berbantu kartu domino matematika (domat). Pada dasarnya kedua kelas eksperimen sama- sama menggunakan model pembelajaran dengan metode berkelompok dan dikenai media pembelajaran yang sama. Namun, yang menjadi perbedaannya pada kelas eksperimen terdiri dari 1 sampai dengan 5 siswa, sedangkan pada kelas kontrol hanya 2 siswa. Dengan jumlah kelompok yang berbeda pula menjadikan cara berpikir masing- masing kelas eksperimen berbeda. Pada kelas kontrol yang hanya berpikir berpasangan (TPS), siswa hanya terbatas pada pemikiran 2 orang saja untuk menyelesaikan masalah matematika. Sedangkan pada kelas eksperimen, cara berpikir yang dilakukan lebih bervariatif karena terdiri dari banyak anggota (NHT) dengan ide atau pemikiran yang lebih luas. Sehingga, pada kelas eksperimen yang menggunakan metode berpikir berkelompok dengan banyak anggota, maka antar anggota akan saling melengkapi

61 pemahaman satu dengan yang lain. Sehingga, pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran NHT, ketika dilakukan diskusi kelompok siswa akan lebih memberikan kontribusi ide atau gagasan yang lebih banyak untuk menyelesaikan masalah. Berbeda dengan kelas eksperimen kedua yang menggunakan model pembelajaran TPS yang hanya beripikir berpasangan, siswa terlihat enggan menyampaikan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran mereka. Selain itu, ketika menyampaikan ide atau gagasan hanya berputar pada ide dua orang saja. Namun demikian, kedua kelas eksperimen tersebut menggunakan media pembelajaran yang sama, yaitu kartu domino matematika untuk membantu siswa memahami, mempelajari dan memotivasi siswa dalam merangsang kegiatan pembelajaran.