BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERILAKU Defenisi Perilaku Perilaku diartikan sebagai respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak, dan perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang paling berinteraksi (Wawan, 2010).Dilihat dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Maulana, 2009). Teori S-O-R (stimulus-organisme-respon) menurut Skiner (1938), membedakan respon menjadi dua jenis, pertama respondent response (reflexive), yakni respon yang ditimbulkan oleh ransangan-ransangan tertentu yang disebut eleciting stimuli karena menimbulkan respons yang relatif tetap, dan kedua operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh ransangan yang lain. 6

2 Bentuk Perilaku Berdasarkan teori SOR (stimulus-organisme-respons) maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi perilak tertutup (convert behavior), respon ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut (misalnya, mengetahui bahaya rokok, tetapi ia masih merokok) dan selanjutnya perilaku terbuka (overt behavior), dimana respons seseorang terhadap stimulus bersifat terbuka dalam bentuk tindakan nyata, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain, misalnya membaca buku pelajaran, rajin belajar, berhenti merokok, dan selalu memeriksakan kehamilan bagi ibu hamil (Maulana,2009) Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor genetik (keturunan) dan lingkungan, dimana faktor genetik merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya Lingkungan merupakan kondisi untuk perkembangan perilaku tersebut (Syafrudin,2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku selanjutnya ada dua jenis yaitu Faktor internal, faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri yaitu berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar dan faktor eksternal, faktor yang berada diluar individu yang bersangkutan yang meliputi objek, orang, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilaku (Natoatmodjo, 2007).

3 8 Teori Lawrence Green menganalisis bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu pertama faktor predisposisi, faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya, lalu kedua faktor pemungkin, faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan, misalnya sarana dan prasarana yang mendukung kesehatan, seperti puskesmas, posyandu dan sebagainya dan yang ketiga ada faktor penguat, yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, misalnya sikap suami, istri, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan (Natoatmojo, 2010) Domain Perilaku Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan adanya 3 ranah atau domain perilaku, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut : 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu, dan Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Maulana, 2009).

4 9 Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu pertama Tahu, tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau ransangan yang telah diterima sebelumnya, kata kerja yang dapat mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan. Kedua Memahami, memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulakan, dan meramalkan.ketiga Aplikasi/ penerapan, aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya), apikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata. Keempat Analisis, analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek kedalam bagianbagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain, kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. Kelima Sintesis, sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada, sebagai contoh dapat menyusun, merencanakan, dan meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. Keenam Evaluasi, evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan

5 10 justifikasiataupenilaian terhadap suatu materi atau objek, evaluasi dilakukan dengan menggunak kriteria sendiri atau kriteria yang sudah ada (Maulana, 2009). 2. Sikap Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi yang bersifat emosional terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek, dan sikap tidak dapat dilihat tetapi dapat ditafsirkan terlebuh dahulu dari perilaku tertutup, selain itu sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif seperti senang, benci dan sedih, kognitif seperti pengetahuan tentang suatu objek, dan konatif seperti kecendrungan bertindak (Maulana,2009). Sikap terdiri atas empat tingkatan, mulai dari terendah sampai tertinggi yakni pertama Menerima (receiving), menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/objek (misalnya, sikap terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian terhadap ceramah-ceramah gizi).kedua Merespon (responding), memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap.terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu menerima ide tersebut. Ketiga Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Keempat Bertanggung jawab (responsible), merupakan sikap yang paling tinggi, dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih, meskipun mendapat tantangan dari keluarga.pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung (langsung ditanya) dan tidak langsung (Maulana, 2009).

6 11 3. Praktik atau tindakan Suatu sikap tidak secara otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata, diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan dukungan atau support (Maulana,2009). Tingkatan praktik meliputi pertama respon terpimpin (guided response), hal ini berarti dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.kedua mekanisme (mechanism), mekanisme berarti dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau telah merupakan kebiasaan.ketiga adopsi (adoption), suatu praktik atau tindakan yang telah berkembang dengan baik, hal ini berarti tindakan tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan bergizi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana (Maulana, 2009) Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita Perilaku ibu berkaitan dengan pola asuh dan pola asuh keluarga mempengaruhi keadaan gizi balita karena balita masih memiliki ketergantungan dalam mendapatkan makanan (Huriah, 2006).Peran ibu sangat penting karena secara kultural di Indonesia ibu berperan mengatur keadaan rumah tangga sehari hari termasuk mengatur makanan keluarga,selain itu ibu rumah tangga adalah penentu utama dalam pengembangan sumber daya manusia dalam keluarga dan pengembangan diri anak sebelum memasuki usia sekolah (Prakoso, 2012).

7 12 Perilaku ibu dalam pemberian nutrisi sangat berkaitan dengan indeks masa tubuh atau status gizi dari anak dan Orang tua serta lingkungan keluarga berperan penting dalam membentuk preferensi makanan, perilaku makan, dan asupan energi anak-anak (Mau, 2014) Makanan Bergizi bagi Balita Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada massa balita diantaranya energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih -120 kkal/kg berat badan, dimana untuk tiap 3 bulan pertambahan umur kenutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/kg berat badan (Hasdianah, 2014). Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan, apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang (Sibagariang, 2010) Pemberian makanan dengan pemenuhan gizi yang seimbang adalah cara yang tepat untuk menjaga kesehatan serta tumbuh kembang balita. Dalam pemenuhan gizi yang seimbang tersebut diperlukan nutrisi-nutrisi penting sebagai asupan makanan untuk balita, yaitu Karbohidrat, merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup karena kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun, apabila jumlah karbohidrat dalam jumlah yang tinggi dapat

8 13 menyebabkan terjadi peningkatan Berat Badan (BB) atau obesitas dimana karbohidrat dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, tepung, umbi, gandum (Hasdianah, 2014). Protein dikonsumsi secara seimbang karena protein dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana protein digunakan setelah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi pasokannya di dalam tubuh, dan protein dapat diperoleh dari ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti.lemak, sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik bagi balita. Sumber makanan yang mengandung lemak adalah daging, mentega, mayones, keju dan susu.vitamin dan mineral disarankan untuk selalu dihidangkan dalam menu makanan sehari-hari karena vitamin tidak dihasilkan tubuh dalam jumlah banyak.vitamin sangatmembantu dalam melawan radikal bebas. Vitamin dapat dijumpai dalam roti, buah-buahan, sayuran, susu, daging (Hasdianah, 2014) Pengaturan Pemberian Makanan Balita Pemberian makanan kepada balita, dimana pemberian makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia balita dan dilakukan secara bertahap, karena kerja saluran balita belum sempurna. Pengaturan makanan dimulai daripemberian ASI, makanan lumat/lunak, makanan lembek, samapai akhirnya makanan padat. Berikut ini anjuran makan untuk anak usia 0 5 tahun sesuai anjuran Depkes (2011) adalah : Usia 0 sampai 6 bulan Diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari pada pagi, siang dan malam hari. Menyusui sesusai kebutuhan bayi,

9 14 jika bayi tidur selama 2-3 jam bangunkan bayi untuk disusui, dan jika ibu bekerja atau tidak berada dirumah, ibu memerah ASI dan minta orang lain untuk memberikan ASI perah dengan cangkir kecil atau sendok. Usia 6 sampai 9 bulan Pemberian ASI masih diteruskan, Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) seperti bubur susu, pisang, pepaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring secara bertahap sesuai pertambahan umur. Selanjutnya berikan bubur tim lumat dengan kuning telur atau ayam atau ikan atau tempe atau tahu atau daging atau sapi atau wortel atau bayam atau kacang hijau atau santan dan atau minyak.anakusia 6 bulan : 2 x 6 sdm peres per hari, usia 7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres per hari dan usia 8 bulan : 3 x 8 sdm peres per hari Usia 9 sampai 12 bulan Pemberian ASI masih diteruskan, MP-ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembek, selanjutnya Tambahan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ bayam/ santan/ kacang hijau/ santan/ minyakdanusia 9 bulan : 3 x 9 sdm peres per hari, usia 10 bulan : 3 x 10 sdm peres per hari, usia 11 bulan : 3 x 11 sdm peres per hari dan berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti buah, biskuit, kue. Takaran makanan untuk anak usia 1 5 tahun berdasrkan Ukuran rumah Tangga (URT) akan dijelaskan pada tabel dibawah ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014

10 15 Tabel 2.1 Anjuran Jumlah Porsi Per Hari Menurut Kecukupan Energi untuk Kelompok Umur 1 sampai 5 tahun berdasarkan URT Bahan Makanan Anak Usia 1-3 tahun 1125 kkal Anak Usia 4-5 tahun 1600 kkal Nasi 3 porsi 4 porsi Sayuran 1,5 porsi 2 porsi Buah 3 porsi 3 porsi Tempe 1 porsi 2 porsi Daging 1 porsi 2 porsi Asi Dilanjutkan hingga 2 tahun Susu 1 porsi 1 porsi Minyak 3 porsi 4 porsi Gula 2 porsi 2 porsi Keterangan : 1. Frekuensi makan anak usia 1 5 tahun 3 kali sehari 2. Nasi 1 porsi = ¾ gelas = gr = 175 kkal 3. Sayuran 1 porsi = 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan) = gr = 25 kkal 4. Buah 1 porsi = 1 buah sedang pisang ambon = gr = kkal ( 1 buah sedang pisang = 3 x 15 cm) 5. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = gr = 80 kkal (1 potong sedang = 4 x 6 x 1 cm) 6. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = gr = kkal (1 potong sedang daging = 6 x 5 x 2 cm) 7. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45gr= kkal 8. Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 24 sdm = 200 gr = kkal 9. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal 10. Minyak 1 porsi = 1sdt = 5 gr = kkal 11. Gula = 1 sdm = 3 sdt = 20 gr = kkal

11 16 Berikut ini daftar makanan penukar Ukuran Rumah Tangga (URT) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun GOLONGAN I : BAHAN MAKANAN SUMBER HIDRAT ARANG Satu satuan penukar mengandung 175 kkal, 4 g protein, dan 40 g karbohidrat Bahan Berat URT Bahan Berat URT makanan makanan nasi nasi tim bubur beras nasi jagung kentang singkong* talas ubi biskuit meja roti putih kraker ¾ gelas 1 gls 2 gls ¾ gls 2 bj sdg 1 ptg sdg 1 bj sdg 1 bj sdg 4 bh 2 iris 5 bh besar meizena tepung beras tepung singkong* tepung sagu* tepung terigu tepung hunkwe* mie basah mie kering havermout bihun sdm 8 sdm 8 sdm 7 sdm 8 sdm 8 sdm 1 ½ gls 1 gls 6 sdm ½ gls Keterangan: bahan makanan yang ditandai (*) kurang mengandung protein sehingga perlu ditambah ½ sayuran penukar bahan makanan sumber protein

12 17 GOLONGAN II: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI Satu satuan penukar mengandung 95 kkal, 10 g protein, dan 6 g lemak Bahan makanan Daging sapi Daging ayam Hati sapi Didih sapi Babat Usus sapi Telur ayam biasa Telur ayam negeri Telur bebek Telur puyuh Ikan segar Ikan asin Ikan teri Udang basah Bakso daging Berat URT 1 ptg sdg 1 ptg sdg 1 ptg sdg 2 ptg sdg 2 ptg sdg 3 bulatan 2 btr 1 btr 1 btr 6 btr 1 ptg sdg 2 ptg sdg 2 sdm ¼ sdm 10 bj bsr GOLONGAN III: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI Satu satuan penukar mengandung 80 kkal, 6 g protein, 3 g lemak, dan 8 g karbohidrat Bahan makanan Kacang hijau Kacang kedelai Kacang merah Kacang tanah terkelupas Kacang tanah Kacang tolo Oncom Tahu tempe Berat URT 2 ½ sdm 2 ½ sdm 2 ½ sdm 2 sdm 2 sdm 2 ½ sdm 2 ptg sdg ½ bj bsr 2 ptg sdg

13 18 GOLONGAN IV: SAYURAN Hendaknya digunakan campuran dari daun-daaun seperti: bayam, kangkung, daun singkong dengan kacang panjang, buncis, wortel, dan sebagainya. g sayuran campur adalah lebih kurang 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan) mengandung kkal, 3 g protein, dan 10 g karbohidrat beligo bayam biet buncis bunga kol cabai hijau daun bawang daun bluntas daun kecipir daun koro daun labu salam daun leunca daun lobak daun mangkokan daun melinjo daun pakis daun pepaya daun singkong daun talas daun ubi daun waluh genjer jagung muda jantung pisang jamur segar kacang panjang kacang kapri kangkung katuk kecipir ketimun kol (kubis) jucai labu siam Labu waluh Lobak Nangka muda Oyong (gambas) Pare Pecay Pepaya muda Rebung Sawi Selada Seledri Tauge Tebu terubuk Tekokak Terong Tomat Wortel GOLONGAN V: BUAH-BUAHAN Satu satuan penukar mengandung 40 kkal dan 10 g karbohidrat Bahan Berat URT Bahan makanan Berat URT makanan Alpukat Apel Anggur Belimbing Jambu biji Jambu air Jambu bol Duku Durian Jeruk manis Kedondong kemang ½ bh bsr ½ bh sdg 10 biji 1 bh bsr 1 bh bsr 2 bh sdg ¾ bh sdg 15 bh 3 biji 2 bh sdg 1 bh bsr 1 bh bsr Mangga Nanas Nangka masak Pepaya Pisang ambon Pisang raja sereh Rambutan Salak Sawo Sirsak Semangka Melon ½ bh bsr 1/6 bh sdg 3 bj 1 bh sdg 1 bh sdg 2 bh kcl 8 bh 1 bh bsr 1 bh sdg ½ gls 1 ptg bsr 1 ptg bsr

14 19 GOLONGAN VI: SUSU Satu satuan penukar mengandung 110 Kkal, 7 g protein, 9 g karbohidrat, dan 7 g lemak Bahan makanan Susu sapi Susu kambing Susu kerbau Susu kental tak manis keju Berat URT 1 gls ¾ gls ½ gls ½ gls 1 ptg sdg Bahan makanan Tepung susu Whole Tepung susu Skim* Tepung saridele Yoghurt Berat URT 5 sdm 4 sdm 4 sdm 1 gls Keterangan: yang ditandai (*) perlu ditambah 1 ½ satuan penukar minyak untuk melengkapi lemaknya GOLONGAN VII: MINYAK Satu satuan penukar mengandung 45 Kkal dan 5 g lemak Bahan Berat URT Bahan Berat URT makanan makanan Minyak kacang Minyak goreng Minyak ikan Margarin ½ sdm ½ sdm ½ sdm ½ sdm Kelapa Kelapa parut Santan Lemak sapi ptg kcl 5 sdm ½ gls 1 ptg kcl GOLONGAN VIII: GULA Satu satuan penukar mengandung 30 Kkal dan 7,5 g karbohidrat Bahan makanan Gula pasir Gula palm/aren Madu Jam (selai) Permen Sirup Berat URT 1 sdm 12 sdm 1 ¼ sdm 1 ½ sdm 4 gls 2 sdm

15 20 Untuk memudahkan penggunaan, bahan makanan dalam daftar ini dinyatakan dengan alat ukur yang lazim terdapat dirumah tangga.cara ini terbukti cukup teliti dan praktis dalam penyusunan diet.dibawah ini dicantumkan persamaan antara ukuran rumah tangga dengan gram. Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gr 1 sdm tepung susu = 5 g 1 sdm tepung beras. Tepung sagu = 6 g 1 sdm terigu, meizena, hunkwee = 5 g 1 sdm minyak goreng, margarin = 10 g 1 gls nasi = 140 g = 70 g beras 1 ptg pepaya (5x15 cm) = g 1 bh sdg pisang (3x15 cm) = g 1 ptg sdg tempe (4x6x1 cm) = 25 g 1 ptg sdg daging (6x5x2 cm) = g 1 ptg sdg ikan (6x5x2 cm) = g 1 bj bsr tahu (6x6x6 ½ cm) = g Ukuran rumah tangga untuk cairan: 1 sdm = 3 sdt = 10 ml 1 gls = 24 sdm = 240 ml 1 ckr = 1 gls = 240 ml Arti singkatan: Bh = buah ckr = cangkir Pk = pak gls = gelas Bj = biji sdg = sedang Kcl = kecil Btg = batang ptg = potong Bsr = besar Bks = bungkus Sdt = sendok teh sdm = sendok makan

16 Pengaruh Makanan Bagi Kesehatan Balita Gizi menjadi bagian sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, begitu juga memiliku keterkaitan yang erat dengan kesehatan dan kecerdasan karena itu, gizi menjadi salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena ketika status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja sebaliknya jika balita yang tercukupi dengan baik akan kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuhnya, biasanya terlihat lebih aktif, cerdas, ceria, periang dan pandai bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya (Hasdianah, 2014) Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada balita bertjuan sebagai berikut : 1) memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan, memlihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan, dan perkembangan fisik serta mental, 2) memdidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan (Hasdianah, 2014). 2.2 Status Gizi Defenisi Status Gizi Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk variabeltertentu, atau perwujudan dari nutrituredalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2003). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara lain : gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Hasdianah, 2014).

17 Pengukuran Status Gizi Cara pengukuran status gizi balita yang paling sering di masyarakat adalah antropometri gizi yaitu ukuran berbagai dimensi tubuh manusia yang berkaitan dengan asupan gizi atau sebagai akibat dari asupan gizi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Par i, 2016). Parameter status gizi merupakan ukuran tunggal dari tubuh manusia yang meliputi umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan untuk dapat menentukan status gizi, parameter antropometri harus dibandingkan dengan ukuran lain misalnya umur atau parameter antropometri lain seperti tinggi badan. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan untuk menilai status gizi pada periode pertumbuhan adalah: 1) berat badan menurut umur (BB/U), 2) tinggi badan menurut umur (TB/U), 3) berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan 4) indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) (Par i, 2014). Indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U), penentuan status gizi dengan menggunakan indeks berat badan menurut umur adalah menilai status gizi dengan cara membandingkan berat badan anak dengan dengan berat badan pada standar (median) menurut umur anak tersebut. Kelebihan indeks BB/U adalah mudah dimengerti oleh masyarakat dan oleh sebab itu pemantauan status gizi yang dilakukan di posyandu sering menggunakan indeks ini, selain itu kelebihan indeks BB/U dapat untuk mengukur status gizi akut atau kronis, sensitif terhadap perubahan berat badan walaupun kecil, dan dapat digunakan digunakan untuk mendeteksi kegemukan (Par i, 2016). Disamping mempunyai kelebihan, indeks BB/U juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain penyebab

18 23 gangguan pertumbuhan tidak spesifik karena dapat bersifat kronis atau akut, interpretasi berat badan yang keliru jika terdapat edema, memerlukan data umur yang akurat, kemungkinan kesalahan dalam pengukuran berat badan karena pakaian atau gerakan, dan terkadang anak tidak boleh ditimbang karena dianggap sebagai barang dagangan (Par i, 2016) Menimbang Berat Badan dengan Dacin Dacin merupakan alat penimbangan berat yang yang berbentuk tangkai panjang, terbuat dari logam, dan sudah banyak dikenal masyarakat.penimbangan berat badan balita di Posyandu disarankan menggunaka dacin mempunyai ketelitian 0,1 kg, karena pertumbuhan berat badan balita berumur lebih dari 1 tahun dalam 1 bulan berkisar 0,2-0,3 kg (Par i, 2016). Terdapat 9 langkah penimbangan berat badan dengan menggunakan dacin didalam buku Pegangan Kader dari Departemen Kesehatan RI (2001) : a) Dacin digantungkan pada penyangga yang kuat. b) Dacin digantung dan diikat dengan tali yang kuat. Cara memeriksanya adalah dengan menarik batang dacin kebawah kuat-kuat. c) Sebelum dacin digunakan, bandul geser diletakkan pada angka 0 (nol). Setelah itu, batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman. d) Sarung timbang yang kosong dipasangkan pada dacin. Pada keadaan ini bandul geser tetap pada angka 0 (nol). e) Batang dacin yang sudah dibebani celana timbang, diseimbangkan lagi dengan cara menggantungkan kantong plastik yang berisi pasir atau benda lain yang halus sampai seimbang.

19 24 f) Anak dinaikkan ke dalam sarung timbang, kemudian ditimbang pada dacin sampai batang dacin dalam keadaan seimbang. g) Menentukanan berat badan anak, dengan cara membaca angka di ujung bandul geser. h) Mencatat hasil penimbangan pada buku catatan. i) Menggeser bandul ke angka 0, kemudian meletakkan batang dacing dalam tali pengaman, setelah itu anak atau bayi dapat diturunkan. Dalam melakukan pekerjaan ini tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada ibu anak Klasifikasi Status Gizi Dalam buku petunjuk teknik pemantauan status gizi, kategori status gizi dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk, dan menggunakan standar pertumbuhan WHO 2005 untuk menentukan status gizi balitadengan indeks berat badan menurut usia (BB/U), karena berat badan adalah suatu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh, dimana massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya terinfeksi penyakit (Par i, 2016). Baku tentang antropometri ada beberapa macam, yaitu baku Boston dan Harverd, baku Tunner, baku NCHS dan standar pertumbuhan WHO 2005, akan tetapi sejak tahun 2008 standar pertumbuhan anak di Indonesia direkomendasikan menggunakan standar WHO 2005, dimana standar ini bersifat preskriptif yaitu bagaimana seharusnya anak tumbuh sesuai dengan standar anak sehat (Par i, 2016).

20 25 Table 2.2 Klasifikasi Status Gizi dari Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 dengan Indeks BB/U Berat Badan menurut Umur (BB/U) Umur 0 60 bulan Kategori Status Gizi Gizi lebih Gizi baik Gzi kurang Gizi buruk Ambang Batas*) >2 SD -2 SD s.d 2 SD -3 SD s.d <-2 Sd <-3 SD 2.3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Beberapa faktor yang mendorong terjadinya ganggua gizi terutama pada anak balita antara lain: 1) Pengetahuan, masalah gizi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak akan menurunkan konsumsi makan anak, keragaman bahan dan keragamaan jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan, 2) Persepsi, banyak makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau banyak digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap makanan itu, 3) Kebiasaan atau pantangan, larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, atau daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara turun-temurun, padahal makanan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh, 4) Kesukaan jenis makanan tertentu atau disebut juga faddisme, makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan., 5) Sosial ekonomi, keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan dan tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga mentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Hasdianah, 2014).

21 Perbaikan Masalah Gizi Balita Mengatasi masalah gizi pada balita dapat dilakukan melalui konseling, masalah gizi dapat diketahui dari hasil pemantauan pertumbuhan yang dilakukan dengan menggunakan grafik pertumbuhan anak (GPA), jika berdasarkan GPA anak tumbuh dengan baik, nasihat selanjutnya adalah memberikan makanan yang sesuai dengan umur anak sehingga anak akan tumbuh dengan baik (Par i, 2016). Pesan untuk masyarakat umum dan berbagai lapisan dalam kondisi sehat: syukuri dan nikmati anekaragam makanan, banyak makan sayuran dan cukup buahbuahan, biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok, batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak, biasakan sarapan, biasakan minum air putih yang cukup dan aman, biasakan membaca label pada kemasan pangan, cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir, lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahnkan berat badan normal (Kemenkes, 2014). Cara memcegah terjadinya masalah gizi kurang yaitu lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan perkarangan rumah menjadi taman gizi, perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan PHBS bidang gizi yang harus diperhatikan adalah : 1) makan dengan gizi seimbang, 2) minum tablet besi selama hamil, 3) memberi bayi ASI eksklusif, 4) mengkonsumsi garam beryodium, 5) memberi bayi dan balita kapsul vitamin A (Hasdianah, 2014).

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta LAMPIRAN 74 Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Daftar bahan makanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dinyatakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Johanes Sandro Timanta Sembiring Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 14 Oktober 1992 Alamat : Jl. Sei Batugingging Psr.X No.5 Medan Agama : Kristen Protestan Jenis Kelamin : Laki-laki

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 LAMPIRAN 104 105 LAMPIRAN I HUBUNGAN PEMBERIAN MPASI LOKAL, FREKUENSI PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS WAIPARE, KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

DATA RIWAYAT HIDUP. : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990

DATA RIWAYAT HIDUP. : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990 Lampiran 1 DATA RIWAYAT HIDUP Nama : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990 Agama : Islam Alamat : Jl. dr. Sumarsono No.19 Medan Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1996 lulus Taman

Lebih terperinci

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA BAB II POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA 2.1 Pola Makan Sehat Sesuai Gizi Seimbang Gizi berasal dari bahasa Arab Al-Gizal yang artinya makanan dan manfaatnya untuk

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar 2.1. Konsep Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang

Lebih terperinci

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 18 SERI BACAAN ORANG TUA UBI JALAR Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum LAMPIRAN 1 Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Peneliti : Rahmadiani Putri NIM : 2013-32-168 Judul : Hubungan antara Glikemiks Load dan Profil

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Bayi Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan MP ASI Sasaran : Ibu yang mempunyai Bayi usia 0-2 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilandak Waktu : 30 menit (08.00-08.30)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

LAMPIRAN 1. Tanda tangan, LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN CAIRAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA VEGETARIAN DI PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYAWIRA Saya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jayapura, Februari 1990 Balai Informasi Pertanian Propinsi Irian Jaya. ttd Ir. Jantje Laimeheriwa Nip

KATA PENGANTAR. Jayapura, Februari 1990 Balai Informasi Pertanian Propinsi Irian Jaya. ttd Ir. Jantje Laimeheriwa Nip PENGANEKA RAGAMAN MENU MAKANAN RAKYAT DEPARTEMEN PERTANIIAN BALAII IINFORMASII PERTANIIAN IIRIIAN JAYA 1990 KATA PENGANTAR Untuk menunjang Pembangunan di Irian Jaya, khususnya dalam upaya memantapkan peningkatan

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BALAI BESAR REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD) UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. SKB No. 5 Karadenan Cibinong Bogor, 16913 Telp. (0251) 8654702 8654705 Fax. 8654701

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI 1. Perilaku Ibu a. Pengertian Respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik,

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan Berikan Makan Lebih Banyak Selagi Bayi Tumbuh HalHal Yang Perlu Diingat Mulai beri makan di usia Usia antara 6 bulan sampai 2 tahun, seorang anak perlu terus disusui. Bila Anda tidak menyusui, beri makan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

40. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: 41. Santoso S. SPSS Versi 10. Jakarta: PT.

40. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: 41. Santoso S. SPSS Versi 10. Jakarta: PT. 79 4. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: McGraw Hill, 21 41. Santoso S. SPSS Versi 1. Jakarta: PT.Gramedia: 2 42. Mosure J. Vitamin E. Available from : URL: http://www.ohiostate.edu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan: TIM MAKARONI 25 gr makaroni 250 cc air 25 gr daging giling 25 gr tahu, potong kecil 25 gr wortel, parut kasar 25 gr tomat, iris halus 1. Rebus makaroni bersama dengan air, daging giling, dan tahu sampai

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi Supported by : Pedoman Gizi

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas

Lebih terperinci

MENUJU KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA YANG MEMENUHI PRINSIP GIZI SEIMBANG MELALUI PEMANFAATAN PEKARANGAN

MENUJU KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA YANG MEMENUHI PRINSIP GIZI SEIMBANG MELALUI PEMANFAATAN PEKARANGAN MENUJU KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA YANG MEMENUHI PRINSIP GIZI SEIMBANG MELALUI PEMANFAATAN PEKARANGAN DRAJAT MARTIANTO Departemen Gizi Masyarakat FEMA-IPB, Manado, 19 Maret 2013 L/O/G/O PRINSIP GIZI SEIMBANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI ASI adalah karunia Tuhan yang sangat berharga karena didalam ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Batita atau Toddler a. Konsep Batita atau Tooddler Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun), dimana pada periode ini anak berusaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian FIK 31 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian KESBANG 32 Lampiran 3 Gambaran Pendampingan Makanan pada Partisipan Kelompok Eksperimen Partisipan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU

PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU BALITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN PERMAINAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN Tanggal Pengamatan - - Kelurahan

Lebih terperinci

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe Makan Pagi Nasi tim Cah brokoli+ goreng Ayam bacem Pepaya Air Putih Master Menu Rumah Sakit (siklus 0 hari) Hari ke- Porsi Porsi Porsi Makan Siang Makan Malam URT gram URT gram URT gram Nasi merah Sop

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) 2.1.1 Pengertian MP-ASI MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

BAB IX Spesifikasi Teknis

BAB IX Spesifikasi Teknis Kepada Yth Penyedia Barang/Jasa Untuk Pengadaan Bahan Makanan untuk 50 orang Panti Sosial Asuhan Anak (PSTW) Yogyakarta, bahwa pada BAB IX di Spesifikasi Teknis kami ralat khususnya jumlah barang. BAB

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

INOVASI SNACK SEHAT BERBAHAN BAKU LOKAL

INOVASI SNACK SEHAT BERBAHAN BAKU LOKAL MENYUSUN MENU 3B-A INOVASI SNACK SEHAT BERBAHAN BAKU LOKAL Disusun oleh : Gusti Setiavani, S.TP, MP Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas yang ditandai dengan

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali 67 Lampiran 1 : Kuesioner Food Frekuesi (FFQ) Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif Nama : Umur : Jenis kelamin : Tanggal wawancara : No. Sampel : Bahan Makanan Berapa kali konsumsi per... Porsi tiap

Lebih terperinci

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN TUMIS DAGING sayuran Bahan: 250 gr daging sapi has dalam, iris melintang tipis 4 buah sosis sapi, iris 1 cm 200 gr bak coy, lepaskan dari bonggolnya 100 gr wortel, kupas, iris tipis 100 gr kapri, siangi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PERILAKU GIZI SEIMBANG IBU KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN BALITA DI KABUPATEN BOJONEGORO Nama sheet

Lebih terperinci

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON LAMPIRAN 65 KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON No Sampel : Enumerator : Tanggal Wawancara : Nama Responden : Alamat

Lebih terperinci

Bab 1.Pengenalan MP ASI

Bab 1.Pengenalan MP ASI Bab 1.Pengenalan MP ASI Apa sih MPASI itu? MPASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI. Pendamping ASI, jadi ASI tetap diberikan kepada bayi ya... Hal pertama yang harus kita ingat adalah usia bayi,

Lebih terperinci

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana Gizi Masyarakat Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id 1 Permasalahan gizi yang dihadapi oleh Indonesia seakan tidak pernah mau berakhir dan semakin diperparah oleh terjadinya krisis ekonomi tahun 1996.

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Pola makan dan status (Metriyani) 1 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA THE DIETARY HABITS AND NUTRITIONAL STATUS OF GRADE X STUDENTS OF THE CULINARY SERVICES

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI 1. Pengertian Makanan Pendamping ASI Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT

Lebih terperinci

SUSTAINABLE DIET FOR FUTURE

SUSTAINABLE DIET FOR FUTURE BIODATA 1. Nama : Iwan Halwani, SKM, M.Si 2. Pendidikan : Akademi Gizi Jakarta, FKM-UI, Fakultas Pasca sarjana UI 3. Pekerjaan : ASN Pada Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI SUSTAINABLE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Petunjuk Pelaksanaan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Petunjuk Pelaksanaan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Tahun 2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi pangan yang berkualitas sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang sehat, aktif, cerdas, dan produktif. Kualitas konsumsi dipengaruhi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN TAHUN 2012

Lebih terperinci

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam MENU MAKAN PAGI KETUPAT JALA TALAS KETUPAT JALA TALAS Bahan 225 gr Talas 100 gr Talas 100 gr Ubi 50 gr Ubi 200 gr Santan 60 gr Santan 5 gr Garam 5 gr Garam 3 gr Gula KETUPAT Talas dan ubi yang sudah digiling

Lebih terperinci

BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI. A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita

BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI. A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita Makanan jajanan menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

Penyusunan Menu Bayi & Balita. Catur Saptaning W, S.Gz, MPH

Penyusunan Menu Bayi & Balita. Catur Saptaning W, S.Gz, MPH Penyusunan Menu Bayi & Balita Catur Saptaning W, S.Gz, MPH Sub Topik 1. Prinsip dasar menyusun menu seimbang 2. Tahap pengaturan menu bayi dan balita 3. Keterampilan makan bayi dan balita 4. Panduan untuk

Lebih terperinci

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia 57 Lampiran 1 LembarObservasi Penelitian Pola Makan Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia Nama (inisial) : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : Alamat : Jenis makanan Sumber

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 90 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Tingkat asupan Protein, Lemak, Natrium, Kalium, Serat, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Senam Bugar Lansia di

Lebih terperinci

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Yuliana 1, Lucy Fridayati 1, Apridanti Harmupeka 2 Dosen Fakultas Pariwisata dan perhotelan UNP

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/07/72/Th. XII, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan Juni 2009 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan indeks dari 115,86 pada Mei 2009 menjadi 116,03

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Instrument / Angket Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP POLA KONSUMSI SISWA Petunjuk pengerjaan: Para siswa yang terhormat, dengan kerendahan hati dimohon keihklasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id 1 Merupakan salah satu jenis rematik dengan ciri khas menyerang dibagian sendi terutama sendisendi jari atau dikenal

Lebih terperinci