BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006)."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat tes telah digunakan di Cina sejak tahun 2200 sebelum masehi, alat tes digunakan untuk seleksi pegawai negeri dan pada abad ke 19 pemerintah Inggris, Perancis, dan Jerman mulai mencontoh ujian pegawai negeri seperti di Cina (Aiken, 2006). Perkembangan tes psikologi sebagai alat penilai mendapat perhatian khusus pada awal abad 19 ketika pemerintah Amerika Serikat meminta para ahli untuk menyusun alat-alat penilai dan alat-alat ukur yang bisa dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan anggota tentara yang akan menghadapi Perang Dunia I. Tahun 1980-an pengembangan tes psikologi baru dimulai dan meningkat hingga tahun 1990-an, hal ini dapat dilihat dari pengembangan-pengembangan tes yang menggunakan pendekatan baru, revisi terhadap tes-tes sebelumnya serta penelitian lebih lanjut terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006). Penggunaan alat tes psikologi di Indonesia, khususnya alat tes intelegensi baru dimulai pada awal tahun 1950-an dan sekarang bisa dilihat banyaknya biro konsultasi yang menjamur di kota-kota besar, hal ini menandakan bahwa masyarakat mulai mempercayai biro-biro konsultasi untuk mengukur aspek psikologis dalam dirinya (Gunarsa, 2000). Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku (anastasi & Urbina, 2006). Tujuan dari tes psikologi

2 adalah untuk mengukur perbedaan antara individu atau reaksi individu yang sama pada situasi yang berbeda. Semua tes psikologi didesain untuk dapat mengukur tingkah laku manusia (Anastasi & Urbina, 2006). Berdasarkan tujuan alat tes psikologi menurut Aiken maka dapat ditarik kesimpulan bahwa alat tes psikologi memiliki empat tujuan utama yaitu, diagnosa, prediksi, dekripsi dan pemahaman diri. Berdasarkan keempat tujuan ini tampak jelas bahwa alat tes psikologi memiliki tujuan yang sangat penting, maka tes psikologi haruslah dijaga dengan baik, agar dalam pelaksanaannya tujuan ini dapat tercapai (Aiken, 2008) Jenis tes psikologi sangat beragam sehingga fungsi dan kegunaannya juga berbeda. Berikut jenis-jenis tes psikologi yaitu, tes intelegensi, tes bakat, tes kreativitas, tes kepribadian, tes prestasi, inventori minat, prosedur tingkah laku, tes neuropsikologi (Gregory, 2004). Intelegenz Struktur Test (selanjutnya disebut IST) merupakan salah satu tes intelegensi yang banyak dipakai saat ini. IST adalah tes intelegensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada tahun 1953 dan telah beberapa kali mengalami revisi. Revisi pertama dilakukan pada tahun 1973, dan kemudian disebut sebagai IST 70, Revisi kedua pada tahun 1999, Amthauer, break, Liepman dan Beuducel kembali merevisi IST menjadi IST 2000., dan revisi ketiga pada tahun 2007, ketiga tokoh tersebut merevisi lagi IST 2000 menjadi IST 2000R. IST terdiri dari sembilan subtes yang dapat mengukur aspek intelegensi yang berbeda-beda dan dapat berdiri sendiri. Satzergaenzung (selanjutnya disebut SE), Wortauswahl (selanjutnya disebut WA), Analogien (selanjutnya disebut AN),

3 Gemeinsamkeiten (selanjutnya disebut GE), Merkaufgaben (selanjutnya disebut ME), Rechenaufgaben (selanjutnya disebut RA), Zahlenreinhen (selanjutnya disebut ZR), Figurenauswahl (selanjutnya disebut FA), Wuerfelaufgaben (selanjutnya disebut WU). IST yang digunakan di Indonesia merupakan hasil adaptasi dari IST revisi pertama yakni IST 70, pengadaptasian IST dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (selanjutnya disebut UNPAD) pada tahun 1973, dan pertama kali digunakan oleh psikologi Angkatan Darat, hingga saat ini IST merupakan tes intelegensi yang sering digunakan oleh biro-biro psikologi salah satunya adalah Unit Pelayanan Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (selanjutnya disebut P3M) Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara (selanjutnya disebut USU). Tercatat dari bulan April 2010 hingga bulan agustus 2010 di Unit P3M Fakultas Psikolog USU, IST telah digunakan oleh lebih dari lima perusahaan besar untuk seleksi penerimaan karyawan (Berdasarkan komunikasi personal, Novi dan Nina, 20 Agustus 2010, 12.15, ruang P3M), sehingga karena terlalu sering digunakan pada individu yang sama dikhawatirkan terjadi proses belajar dalam mengikuti tes IST ini. Kebanyakan alat tes intelegensi berasal dari luar negeri, salah satunya IST yang digunakan di Indonesia. Suatu alat tes jika ingin digunakan disuatu negara, terlebih dahulu tes tersebut diadaptasi ke dalam bahasa dan budaya dari negara tersebut, proses inilah yang dikenal sebagai adaptasi tes. Pengadaptasian IST dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran pada tahun Leoner (dalam Butcher, 1996) mengemukakan bahwa adaptasi tes untuk cross-cultural (antar

4 budaya) harus menyadari akan adanya kemungkinan variasi budaya dalam respon sets dan harus siap untuk mengevaluasi dan mengkompensasi untuk kemungkinan perbedaan, namun faktanya sepanjang pengamatan yang telah peneliti lakukan, peneliti belum menemukan adanya revisi pada tes IST yang telah dilakukan di Sumatera Utara. Norma IST yang digunakan di Indonesia masih merupakan norma IST 70 dari Jerman, padahal sebagaimana pengertian adaptasi tes, variasi budaya dapat mempengaruhi individu dalam merespon alat tes, sehingga norma asli alat tes tidak dapat langsung digunakan untuk alat tes yang akan digunakan di negara lain, namun harus ikut diadaptasi berdasarkan budaya dimana alat tes tersebut diadaptasi. Norma alat tes juga seharusnya diperbaharui setiap tiga sampai lima tahun sekali hal ini dikarenakan karakteristik populasi yang terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu, namun faktanya IST bahkan masih menggunakan norma asli dari Jerman dan tidak pernah diperbaharui. Menurut Handayani dalam jurnal Penyusunan Alat Ukur Intelegensi (ISTversi LP3TUNAIR) tingkat pengawasan terhadap kerahasiaan pada alat tes IST sangat sulit dilakukan, sehingga dikhawatirkan bahwa alat tes ini telah bocor (Handayani, 2004). Penemuan lainnya berdasarkan wawancara dengan dosen Fakultas Psikologi USU, dikhawatirkan bahwa IST telah bocor, karena beberapa tahun belakangan ini tidak jarang ditemukan subjek yang mendapatkan nilai sempurna, tentu hal ini mustahil terjadi walaupun orang yang mengikuti tes tersebut memiliki IQ diatas rata-rata, ataupun jika terdapat kemungkinan terjadi proses belajar

5 (Berdasarkan komunikasi personal, Eka Danta Ginting, 20 Agustus 2010, 12.05, ruang departemen psikologi industri & organisasi). Masalah kebocoran IST ditemukan oleh peneliti sendiri ketika mencari bahan yang terkait dengan psikotes. Peneliti menemukan sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada seorang dokter spesialis anak di blog pribadi yang dimiliki oleh dokter tersebut. Pertanyaan tersebut merupakan salah satu pertanyaan yang terdapat dalam IST subtes SE dan dengan jujur sipenanya mengatakan bahwa pertanyaan diajukan untuk menjawab pertanyaan psikotes yang akan diikuti, selain itu peneliti juga menemukan pertanyaan yang diajukan didalam forum yahoo answer yang menanyakan salah satu pertanyaan yang terdapat di dalam IST subtes SE. Universitas Atma Jaya pada tahun 1997 telah melakukan uji validitas prediktif pada tes IST. Universitas Atma Jaya menggunakan IST dalam ujian saringan masuk mahasiswa baru angkatan tahun tersebut, untuk Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Psikologi. Penggunaan IST dalam ujian saringan masuk mahasiswa baru tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan dilakukannya uji validitas prediktif IST dengan kriteria IP semester 1 untuk mengevaluasi efektivitas tes tersebut sebagai alat seleksi pada tahun Hasil pengujian menunjukkan bahwa IST kurang baik dalam memprediksi keberhasilan prestasi mahasiswa pada semester pertama. Hanya beberapa tes yang berkorelasi signifikan (p 0.05) dengan prestasi mahasiswa dan korelasinya masih dalam taraf yang kecil. Subtes-subtes tersebut adalah SE dengan r = 0,219; AN dengan r = 0,192; ME dengan r = 0,210;

6 RA dengan r =0,251; ZR dengan r = 0,176; GE dengan r = 0,152 ( Santosa dalam Widianti, 2008). Empat tahun berikutnya Fakultas Psikologi Universitas Airlangga melakukan uji validitas dan reliabilitas pada alat tes IST tepatnya pada tahun 2001, penelitian ini menggunakan populasi siswa SMU Negeri maupun swasta Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 176 aitem tes terdapat 131 aitem yang dinyatakan valid dan 45 aitem yang dinyatakan gugur dan dari sembilan subtes, satu subtes yakni ZR (dengan jumlah aitem 20) dinyatakan semua aitemnya valid, sedangkan untuk reliabilitas dari sembilan subtes tersebut semuanya dinyatakan reliabel dengan besar koefisien sebesar 0,463-0,821 pada taraf signifikansi 0,01. Beberapa penelitian yang telah dilakukan ini, masih dirasa kurang untuk meneliti validitas dan reliabilitas tes IST, karena mengingat masih seringnya tes ini digunakan dan juga untuk memenuhi syarat alat tes yang baik adalah alat tes yang harus terus dievaluasi penggunaannya (Hamidah, 2001). Peneliti akan melakukan analisis psikometri pada satu subtes saja, yakni subtes SE. Fungsi subtes ini sendiri adalah untuk melihat proses berpikir mandiri, Common sense, penekanan pada praktis-konkrit, pemaknaan realitas, dan jika dilihat lebih lanjut dari fungsi subtes ini tampak bahwa subtes ini menekankan kemampuan dalam mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, dan proses berpikir mandiri dalam artian tidak dipengaruhi oleh orang lain. Pengetahuan dan pengalaman adalah sesuatu yang terus berkembang, namun mengingat pengadaptasian tes yang dilakukan pada tahun 1976 dan tes tersebut masih dipakai

7 sampai sekarang, tentu hal ini akan menimbulkan pertanyaan apakah alat tes ini masih bisa digunakan untuk mengukur pengetahuan yang kita tahu merupakan sesuatu yang terus berkembang. (Polhaupessy dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009). Tahun 2004 pernah dilakukan penyusunan alat ukur intelegensi (IST versi LP3T UNAIR) oleh Universitas Airlangga. Berdasarkan penelitian ini, Handayani mengatakan bahwa beberapa soal yang ada didalam IST sudah tidak relevan dengan perkembangan yang ada (Handayani, 2004). Hal diperkuat dengan penemuan peneliti yang terlihat jelas pada soal IST subtes SE no 12,15, dan 20. Pertanyaan yang diajukan pada soal tersebut menanyakan tentang informasi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan Uji validitas pada tes IST subtes SE pernah dilakukan pada tahun 2008 di Universitas Atma Jaya dan hasilnya menunjukkan bahwa subtes SE sudah memenuhi fungsinya sebagai power test, karena subtes memiliki derajat kesulitan yang bervariatif (mudah-sulit) dan hasil perhitungan daya diskriminasi dari subtes SE, dapat disimpulkan bahwa subtes SE aitemnya sebagian besar memiliki daya diskriminasi yang tidak baik. Berdasarkan uji validitas dengan metode konvergen validasi terlihat hasil yang signifikan, hal ini berarti subtes SE memiliki beberapa aitem yang mengukur kemampuan reasoning, namun hasil yang diperoleh dari uji validasi diskriminan juga terlihat hasil yang signifikan, namun korelasinya rendah. Hal ini berarti subtest SE memilik konsistensi internal yang rendah dan aitem-aitem dari subtes SE adalah aitem-aitem yang heterogen.

8 B. Identifikasi Masalah Tahun 1973 IST diadaptasi di Bandung oleh Fakultas Psikologi UNPAD, dalam melakukan adaptasi tes harus disadari adanya kemungkian variasi budaya sehingga alat tes juga harus siap untuk dievaluasi, begitu juga dengan norma yang dipakai, yakni norma asli yang berasal dari Negara tempat alat tes tersebut dibuat tidak dapat begitu saja digunakan sebagai acuan di Indonesia, namun berdasarkan pengamatan peneliti penggunaan IST di Sumatera Utara belum pernah dievaluasi, dan norma yang saat ini digunakan adalah norma asli Jerman yang seharusnya diperbaharui setiap tiga tahun sampai lima tahun sekali karena seiring dengan berjalannya waktu terjadi perubahan karakteristik pada populasi tentu hal ini akan berpengaruh dengan hasil yang didapat, sehingga hasil yang didapat tidaklah menunjukkan hasil yang sebenarnya sehingga juga berakibat kepada validitas hasil tes. IST sampai saat ini masih sering digunakan oleh biro-biro psikologi salah satunya P3M USU, sehingga karena terlalu sering digunakan dikhawatirkan terjadi proses belajar ketika individu mengikuti tes ini. Permasalahan lain yang peneliti temukan adalah permasalahan kebocoran IST, di sebuah blog seorang Dokter anak ditemukan pertanyaan yang diajukan kepada dokter tersebut yang menanyakan jawaban untuk pertanyaan no 20 yang terdapat dalam IST subtes SE. pertanyaan lain diajukan dalam forum tanya jawab yahoo answer yang juga menanyakan salah satu pertanyaan yang terdapat dalam tes IST

9 subtes SE aitem no 15, penemuan ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu dosen Fakultas Psikologi USU. Dilihat dari soal tes IST subtes SE peneliti juga menemukan permasalahan lain, yakni soal tersebut sudah tidak sesuai untuk dipertanyakan mengingat ilmu pengetahuan yang ada terus berkembang. Misalnya pada soal no 12,15 dan 20. Berbagai macam permasalahan yang telah peneliti kemukakan, mulai dari IST yang terlalu sering digunakan, IST yang masih mengunakan norma asli dari Jerman, norma yang belum pernah diperbaharui, tingkat kebocoran yang sangat parah, hingga pertanyaan subtes SE yang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman tentu semua hal ini berdampak terhadap kualitas aitem yang menyusun alat tes IST sehingga juga akan berdapat pada validitas dan reliabilitas tes IST, sehingga peneliti merasa perlu untuk menganalisa parameter aitem IST khususnya subtes SE. Analisis karakteristik psikometri pada aitem ini mencakup analisis indeks daya beda, indeks kesukaran dan efektivitas distraktor aitem dari subtes SE. Selanjutnya akan diukur reliabilitas dan validitas konstruk tes dengan menggunakan metode multitrait-multimethode meliputi validitas diskriminan dan validitas konvergen. Reliabilitas aitem menunjukkan sejauh mana perbedaan-perbedaan individu dalam skor tes dapat dianggap sebagai hal yang disebabkan oleh perbedaanperbedaan yang sesungguhnya dalam karakteristik yang dipertimbangkan dan sejauhmana dapat dianggap disebabkan oleh kesalahan peluang (Anastasi & Urbina, 2006). Langkah selanjutnya adalah uji validitas, dengan menggunakan validasi

10 konvergen dan diskriminan yang dilihat dari korelasi SE dengan delapan subtes IST lainnya, WA, AN, GE, RA, ZR, FA, WU dan ME. C. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Seberapa besarkah nilai indeks kesukaran aitem pada IST subtes SE? 2. Seberapa besarkah nilai indeks daya beda aitem pada IST subtes SE? 3. Bagaimanakah efektivitas distraktor pada IST subtes SE? 4. Seberapa besarkah nilai reliabilitas IST subtes SE? 5. Bagaimana validitas konstrak IST subtes SE dilihat dari validitas diskriminan dan validitas konvergen? 6. Bagaimanakah kualitas alat tes IST subtes SE berdasarkan hasil analisis karakteristik psikometri? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah IST masih berfungsi sesuai dengan tujuan IST disusun, khususnya pada subtes SE yang dilihat dari karakteristik psikometri yang dimilikinya. E. Manfaat Penelitian

11 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah manfaat keilmuan dalam bidang psikologi mengenai karakteristik psikometri IST subtes SE sehingga dapat memberikan informasi apakah IST masih sesuai dengan tujuan IST disusun. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan: 1. Informasi kepada para praktisi sejauhmana IST dapat digunakan sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan 2. Informasi mengenai kualitas aitem subtes SE yang dapat dijadikan pertimbangan dalam merevisi norma dan aitem.

BAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai

BAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari tingkah laku manusia merupakan salah satu peran ilmu Psikologi. Dalam mempelajari tingkah laku manusia, para psikolog melakukan berbagai jenis pengukuran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan masuk sebuah sekolah, calon siswa akan diberi tes untuk melihat apakah dia lulus atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan manusia, bahkan boleh dikatakan bahwa dimana ada manusia, disana ilmu psikologi itu berlaku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penggunaan tes psikologi semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kegunaan tes. Masyarakat kian menyadari bahwa tes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia ini, para ahli psikologi

Lebih terperinci

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut: Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes IST sangat familiar digunakan oleh birobiro psikologi saat ini. Untuk mengetahuil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tes psikologi saat ini telah digunakan hampir dalam setiap bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk mengetahui minat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya menekankan pada datadata numerikal (angka) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Revisi Tes a. Definisi Revisi Tes Revisi sebuah tes dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Butcher (2000) mengungkapkan bahwa merubah isi tes seperti, perubahan tampilan booklet,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ada dua macam teori dalam ilmu pengukuran, yakni Teori Tes Modern, yang lebih dikenal dengan item response theory (IRT), dan Teori Tes Klasik. IRT dapat memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini tes Psikologi bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya ilmu pengukuran memiliki dua pendekatan, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya ilmu pengukuran memiliki dua pendekatan, yaitu 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada dasarnya ilmu pengukuran memiliki dua pendekatan, yaitu pendekatan classical test theory (CTT) dan pendekatan teori modern. Pendekatan CTT adalah metode pertama yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intelegensi merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki manusia yang mana dapat membuat manusia berbuat secara terarah, dapat berpikir secara rasional, dan dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Terdapat banyak cara untuk mempelajari perilaku manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewasa ini ada dua macam teori tentang pengukuran, yakni Teori Tes Klasik dan Teori Tes Modern (Suryabrata, 2005) di dalam buku Azwar (2007) menambahakan Teori Skor Murni Kuat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Creswell (dalam Alsa, 2014 h.13) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang berisi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan sesuatu bangsa ditandai oleh tingkat sumber daya manusianya yang berkualitas. Berbicara tentang kualitas manusia, maka pendidikan merupakan sarana

Lebih terperinci

Pengantar Psikodianostik

Pengantar Psikodianostik Modul ke: Pengantar Psikodianostik Dasar dasar Tes Psikologi Validitas dan Reliabilitas Tes Psikologis Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Jenis Tes Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara umum ada dua teori pengukuran yaitu teori tes klasik dan teori tes modern. Teori tes klasik merupakan pendekatan pertama yang dikembangkan dalam pengukuran. Teori pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

Lebih terperinci

INTELLIGENZ STRUKTUR TEST DAN STANDARD PROGRESSIVE MATRICES: (DARI KONSEP INTELIGENSI YANG BERBEDA MENGHASILKAN TINGKAT INTELIGENSI YANG SAMA)

INTELLIGENZ STRUKTUR TEST DAN STANDARD PROGRESSIVE MATRICES: (DARI KONSEP INTELIGENSI YANG BERBEDA MENGHASILKAN TINGKAT INTELIGENSI YANG SAMA) Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 1 No. 2 Mei 2012 Halaman 79-85 INTELLIGENZ STRUKTUR TEST DAN STANDARD PROGRESSIVE MATRICES: (DARI KONSEP INTELIGENSI YANG BERBEDA MENGHASILKAN TINGKAT INTELIGENSI

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI IST (INTELLIGENCE STRUCTURE TEST)

LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI IST (INTELLIGENCE STRUCTURE TEST) R A H A S I A LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI IST (INTELLIGENCE STRUCTURE TEST) Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum PI Tes Dosen Pembimbing: Irvan Budhi Handaka, S.Pd. Di susun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dalam pendidikan terdapat tujuan untuk mengembangkan potensi siswa. Dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas subtes EAS 4 Kecepatan

Lebih terperinci

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Konstruksi Alat Ukur Psikologi MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan tentang Produk. 1. Instrumen tes yang dikembangkan berupa tes berpikir tingkat tinggi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan tentang Produk. 1. Instrumen tes yang dikembangkan berupa tes berpikir tingkat tinggi BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan tentang Produk Berdasarkan pemaparan pada rumusan masalah dalam penelitian pengembangan tes berpikir tingkat tinggi pada materi sistem organ manusia berbantuan komputer

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Penelitian 2007

Ringkasan Laporan Penelitian 2007 VALIDASI TES INTELIGENSI SPM DAN IST PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN MALANG Oleh: Retno Mangestuti, M.Si r_mangestuti@psi.uin-malang.ac.id Rahmat Aziz, M.Si azirahma@psi.uin-malang.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Azwar (2007) bahwa teori pengukuran dapat dibahas dari tiga macam pendekatan secara umum, yaitu (a) pendekatan teori skor murni klasikal (classical true-score theory), (b)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Minat sebagai suatu aspek kejiwaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan kinerja pegawai pria dan pegawai wanita Kantor

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES ANALOGIEN (AN) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI FITRI SUSANTI SIREGAR

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES ANALOGIEN (AN) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI FITRI SUSANTI SIREGAR KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES ANALOGIEN (AN) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh FITRI SUSANTI SIREGAR 071301018 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memperjelas maksud penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional variabel-variabel beberapa istilah: 1. Gaya Belajar Menurut Nasution

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN I DATA PENELITIAN A. Tabulasi Respon Jawaban Subtes Analogien (AN) pada Intelligenz Struktur Test (IST) LAMPIRAN II ANALISIS KARAKTERISTIK PSIKOMETRI AITEM DENGAN PROGRAM ITEMAN VERSI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka di bawah ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai Pengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai Pengaruh 130 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Sub Bagian Tata Usaha Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISIS POKOK UJI DRA. SITI SRIYATI, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UPI ANALISIS POKOK UJI / TEKNIK ANALISIS SOAL TES ISTILAH YANG DIBERIKAN PADA PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Mengacu pada permasalahan dan hasil pengujian hipotesis, simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Skor subtes IST, secara bersama-sama, memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan BAB III METODE PENEITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan burnout pada karyawan ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert-introvert. Penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES SATZERGANZUNG (SE) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI RENA ELVIRA

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES SATZERGANZUNG (SE) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI RENA ELVIRA KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES SATZERGANZUNG (SE) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: RENA ELVIRA 061301042 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA p-issn: 337-5973 e-issn: 44-4838 HUUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEAYA DENGAN PRESTASI ELAJAR FISIKA Effendi Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik Tingkat pengukuran Jenis pengukuran Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan baik dari segi keilmuan dan metode pengukuran

Lebih terperinci

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i.

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i. CIRI & PENGGUNAAN TES N o v i a S i n t a R, M. P s i. PENGGUNAAN TES Dari Bayi s/d Usia Lanjut Ketika bayi lahir akan segera dilakukan tes Apgar - asesmen : detak jantung, pernafasan, otot, refleks dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI TES: suatu metoda untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku ( Sundberg, 1977) BAKU BAKU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika Statistika, Vol. 7 No., 5 3 Nopember 007 Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika Yunia Mulyani Azis Tenaga Pengajar di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pendekatan korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Awal Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya

Lebih terperinci

Psikometri Validitas 1

Psikometri Validitas 1 Modul ke: Psikometri Validitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Pengertian: VALIDITAS Berkaitan dengan apa yang diukur oleh tes dan seberapa tepat tes mengukur

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 4. METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang mencakup responden penelitian, karakteristik responden, teknik pengambilan sampel, jumlah sampel penelitian, tempat pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk membuktikan secara empiris hipotesis pada Bab II tersebut, maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 1., 2016. Hal. 1-7 ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA JIPP Anggun Lestari a dan Fahrul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada beberapa tahun belakangan ini, penggunaan tes psikologi sudah semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua analisis, yaituanalisisregresisederhana, yaitupenelitian melibatkan1 variabelbebasdan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data. A.

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 23 4. METODE PENELITIAN 4.1. Responden Penelitian 4.1.1. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini yang akan menjadi responden adalah karyawan sales dan marketing pada perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua nilai atau lebih. Motivasi, IQ, dan semua atribut dari manusia bisa

BAB III METODE PENELITIAN. dua nilai atau lebih. Motivasi, IQ, dan semua atribut dari manusia bisa BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL Menurut Nisfiannoor (2009), variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau macam-macam nilai. Variabel dapat memiliki

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen sejati (true experimental design), bentuk yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1 VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. Pengertian Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti derajat ketepatan dan kecermatan suatu instrument penelitian sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN Analisis Butir Soal... (Ratna Candra Wulaningtyas) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN AN ITEM ANALYSIS OF FINAL EXAMINATION ITEM OF PENGANTAR

Lebih terperinci

VALIDITAS INSTRUMEN. Dalam teori tes klasik X = T + E

VALIDITAS INSTRUMEN. Dalam teori tes klasik X = T + E VALIDITAS DAN PENETAPAN MATERI-6 VALIDITAS INSTRUMEN Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY VALIDITAS Ketepatan Ketelitian Instrumen VALIDITAS Hasil Pengukuran VALIDITAS INSTRUMEN Validitas suatu tes adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan metode kuantitatif menurut Sugiyono (2008:14), adalah metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketetpatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Pertemuan 7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Tujuan Setelah perkuliahan ini diharapkan dapat: Menjelaskan tentang pengertian validitas dan penerapannya dalam menguji instrument penelitian pendidikan.

Lebih terperinci

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 1 Tadrib Vol. II No. 2 Edisi Desember 2016 TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 Robi Awaludin Alumni UIN Raden Fatah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel BAB III METODE PEELITIA Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara religiusitas dengan sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). R&D merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Suatu alat ukur selayaknya memiliki ketepatan, keakuratan dan konsistensi sesuai dengan apa yang akan diukurnya. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Pada bab ini peneliti akan mengkaji beberapa pokok bahasan diantaranya deskripsi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. A. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tinggi rendahnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian komparasi. Menurut Dra. Aswani Sudjud (dalam Arikunto, 2006: 267) mengatakan jika penelitian komparasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci