BAB V HASIL DAN ANALISIS
|
|
- Hendri Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber limbah zat pewarna cair pada departemen Finishing, serta jumlah limbah yang dihasilkan dari proses pencucian alat, mesin, dan lantai produksi. Pada tahap analisis (Analyze) menghasilkan informasi berupa data yang menunjukan sumber penghasil limbah terbesar, pada tahap perbaikan (Improve) dilakukan perbaikan metode pencucian alat, mesin, dan lantai produksi yang diharapkan dapat menurunkan jumlah limbah zat pewarna cair departemen Finishing. Tahap penngendalian (Control) melakukan pengendalian dan mencari kemungkinan proses perbaikan pada sistem dan metode pencucian Hasil Tahap Define Pada tahap Define, ditentukan apa yang menjadi sumber masalah dari jumlah limbah zat pewarna cair menggunakan analisa diagram tulang ikan (fishbone diagram) di bawah ini : 81
2 82 Gambar 5. 1 Gambar Diagram Tulang Ikan Limbah Zat Pewarna Cair Departemen Finishing Sumber : Data Primer, pemetaan dari hasil pengamatan lantai produksi Menurut analisa diagram tulang ikan (fishbone diagram) diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menjadi masalah dari jumlah limbah zat pewarna cair departemen Finishing PT. DyStar Colours Indonesia. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi masalah tersebut : a) Manusia (human) : Tidak mengontrol penggunaan air Tidak peduli pada penggunaan air Tidak peduli pada biaya pengolahan limbah b) Mesin (machine) : Tidak ada mesin pencucian ototmatis Pencucian menggunakan selang biasa (tidak bertekanan) Kapasitas produksi mesin terbatas c) Metode (method) :
3 83 Tidak ada sistem pengendalian pencucian Air pencucian tidak dikontrol d) Proses (process) : Sistem cuci basah (wet floor cleaning) Pergantian produk menghasilkan limbah Jenis produk bermacam-macam e) Lain-lain : Kotoran dari ban forklift menempel di lantai produksi Tidak ada kerja sama dengan perusahaan pengolahan limbah Setelah ditentukan faktor penyebab masalah pada jumlah limbah zat pewarna cair departemen Finishing, selanjutnya adalah menentukan sumber utama yang menjadi masalah jumlah limbah zat pewarna cair dengan mengukur jumlah pemakaian air proses yang digunakan dalam proses pencucian mesin dan alat serta lantai produksi menggunakan flow meter. Gambar 5. 2 Gambar Flow Meter Departemen Finishing Sumber : Data Primer, dokumentasi langsung departemen Finishing
4 84 Tujuan dari pengukuran ini adalah menemukan sumber utama limbah yang menghasilkan limbah dengan jumlah yang banyak yang nantinya akan menjadi masalah utama dan perlu diperbaiki Hasil Tahap Measure Dalam tahap pengukuran (Measure) dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Januari dan Februari, langkah pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui jumlah limbah yang dihasilkan di kondisi saat ini (sebelum perbaikan) sebagai tolak ukur seberapa besar potensi pengurangan limbah zat pewarna cair dapat dilakukan. Data pengukuran jumlah limbah zat pewarna cair departemen Finishing selama bulan Januari (sebelum perbaikan) berdasarkan jumlah pemakaian air proses dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. 1 Tabel Pengukuran Limbah Zat Pewarna Cair Departemen Finishing Januari (sebelum perbaikan) Section Factor mm/day (m 3 ) Section Factor mm/day (m 3 ) Floor 12,1 Floor 18,0 Milling 8,4 Drying 11,2 Milling Mixing 4,5 Filtrarion 5,3 Drying Transfer 3,4 Vessel 4,8 Other 0,9 Pump 2,8 Total 29,4 Other 1,5 Total 43,6 Sumber : Data Primer, pengukuran menggunakan flow meter Pada bulan Februari tercatat bahwa terjadi penurunan jumlah limbah zat pewarna cair departemen Finishing. Pada mesin Milling mengalami penurunan jumlah limbah dari 29,4 m 3 /hari menjadi 26 m 3 /hari dan mesin Drying dari 43,6
5 85 m 3 /hari menjadi 38,4 m 3 /hari, penurunan jumlah limbah departemen Finishing selama 1 bulan menurun dari 73 m 3 /hari menjadi 64,4 m 3 /hari. Tabel 5. 2 Tabel Pengukuran Limbah Zat Pewarna Cair Departemen Finishing Februari (sebelum perbaikan) Section Factor mm/day (m 3 ) Section Factor mm/day (m 3 ) Floor 11,1 Floor 16,8 Milling 7,1 Drying 9,8 Milling Mixing 4,0 Filtrarion 4,7 Drying Transfer 3,0 Vessel 3,7 Other 0,8 Pump 2,3 Total 26,0 Other 1,1 Total 38,4 Sumber : Data Primer, pengukuran menggunakan flow meter Data pengukuran penurunan jumlah limbah selama bulan januari ke februari pada bagian Milling dan Drying dapat diukur pada diagram di bawah ini : Gambar 5. 3 Gambar Diagram Perbandingan Jumlah Limbah Zat Pewarna Cair (Januari- Februari) Sumber : Data Primer, pemetaan dari data penurunan jumlah limbah Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah limbah di bulan Februari, antara lain :
6 86 Meningkatnya kepedulian (awareness) pekerja terhadap biaya pengolahan limbah sehingga dapat menghemat penggunaan air. Briefing tentang besarnya biaya pengolahan limbah cair serta jumlah limbah yang selama ini dihasilkan oleh perusahaan. Mengubah pola pikir (mindset) pekerja tentang pentingnya sebuah upaya dan proses penghematan Analyze Tim Six Sigma melakukan analisa tentang sumber penghasil limbah yang paling besar yaitu pada pencucian lantai produksi (floor) dengan cara membuat analisa FMEA (Failure Mode Effect Analysis) sebagai bahan untuk melakukan langkah perbaikan untuk mengurangi jumlah dan biaya pengolahan limbah cair. Untuk membuat analisa tersebut tim Six Sigma melakukan Brainstorming kepada pihak terkait dalam pelaksanaan proses pencucian lantai produksi untuk menemukan kendala selama proses pengukuran. Hasil dari Brainstorming ini kemudian dimasukan ke dalam bentuk FMEA (terlampir). Hasil dari analisa FMEA (Failure Mode Effect and Analysis) adalah banyaknya faktor yang mempengaruhi jumlah pemakaian air proses yang menjadi limbah zat pewarna cair departemen Finishing, yang paling menjadi masalah adalah metode pencucian yang masih tidak ada prosedur dan kendali pada pemakaian air proses. Dengan tidak adanya kontrol pada penggunaan air proses untuk melakukan pencucian alat, mesin, dan lantai produksi maka jumlah limbah yang dihasilkan
7 87 akan semakin banyak, untuk itu langkah perbaikan pada metode pencucian diperlukan untuk mengatasi masalah ini Improve Langkah-langkah penyempurnaan yang dilakukan oleh team Six Sigma setelah proses analisa melalui FMEA, adalah sebagai berikut : 1. Pencucian Lantai (Floor Cleaning) Proses pencucian lantai tercatat sebagai wastewater generator tertinggi baik di bagian Milling maupun Drying karena sistem dan prosedur pencucian dilakukan dengan cara pencucian basah (wet cleaning), yaitu operator menyemprotkan air ke lantai produksi untuk menghilangkan kotoran zat pewarna. Cara ini sangat tidak efektif karena zat pewarna justru akan tersebar dengan cepat dan area lantai produksi yang harus dibersihkan akan bertambah banyak. Langkah penyempurnaan yang dilakukan adalah dengan cara merubah sistem pencucian lantai dari pencucian sistem basah (wet floor cleaning) menjadi sistem pencucian kering (dry floor cleaning), yaitu menggunakan mesin floor scrubber. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian 2 unit heavy duty floor scrubber adalah USD atau sekitar Rp ,- (dikalikan kurs Rp ,-), dimana 1 unit digunakan untuk bagian Milling dan yang lain untuk bagian Drying. 2. Pencucian Milling dan Mixer (Milling and Mixer Cleaning) Proses pencucian milling dilakukan dengan cara manual, bagian paling sulit dibersihkan adalah milling net, karena memiliki bentuk seperti jala dan sisa produk menempel di sela-sela celah milling net. Pencucian milling net memerlukan waktu
8 88 yang lama dan menggunakan air yang banyak karena peralatan yang dipakai menggunakan selang air tak bertekanan. Cara ini sangat tidak efektif, karena disamping alasan tersebut diatas, sisa air cucian akan tercecer dan jatuh ke lantai produksi, sehingga area produksi menjadi kotor dan licin. Setiap proses penggerusan partikel dengan menggunakan mesin milling dan glassbeads sedikitnya memerlukan 4 unit milling, ini berarti diperlukan sedikitnya proses pencucian 4 unit milling net untuk setiap pergantian produk atau batch. Langkah penyempurnaan yang dilakukan adalah dengan cara merubah sistem pencucian milling net secara manual dengan selang air tak bertekanan diganti dengan water gun yang menghasilkan air bertekanan tinggi. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian 4 unit water gun dengan desain khusus untuk membersihkan milling net adalah sebesar USD 400 atau sekitar Rp ,- (dikalikan kurs Rp ,-). Adapun untuk pembelian 2 unit multi purpose water gun adalah USD atau sekitar Rp ,- (dikalikan kurs Rp ,-). Multi purpose water gun bertekanan tinggi ini juga dapat dipergunakan untuk proses pencucian mixer, pipa transfer, selang, pompa, tangki standarisasi, dan peralatan lain sehingga jumlah air yang dipergunakan dan waktu pencucian jauh lebih sedikit dengan hasil yang lebih optimal. Tabel 5. 3 Tabel Pengukuran Limbah Zat Pewarna Cair Departemen Finishing Maret (setelah perbaikan)
9 89 Section Factor mm/day (m 3 ) Section Factor mm/day (m 3 ) Floor 6,8 Floor 9,6 Milling 4,4 Drying 5,6 Milling Mixing 2,2 Filtrarion 5,3 Drying Transfer 1,9 Vessel 2,5 Other 0,7 Pump 1,5 Total 16,1 Other 0,6 Total 25,2 Sumber : Data Primer, pengukuran menggunakan flow meter Control Setelah proses perbaikan pada tahap Improvement berjalan, langkah selanjutnya adalah terus melakukan pengawasan terhadap langkah perbaikan terus menerus berdasarkan data yang diperoleh dari 3 bulan pengukuran. Untuk mengetahui perkembangan jumlah penurunan limbah zat pewarna cair dari data jumlah limbah di tahun 2014 dan selama 3 bulan pengukuran yaitu dari bulan Januari sebagai tahap awal pengukuran jumlah limbah zat pewarna cair, bulan Februari sebagai tahap kedua pengukuran limbah zat pewarna cair yang mengalami penurunan jumlah limbah, dan bulan Maret sebagai tahap setelah proses perbaikan dilakukan maka jumlah limbah dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :
10 90 Gambar 5. 4 Gambar Diagram Penurunan Jumlah Limbah Zat Pewarna Cair Departemen Finishing Sumber : Data Primer, pemetaan data jumlah limbah departemen Finishing 5.2 Analisis Hasil Setelah mengetahui hasil dari pengolahan data pada penelitian penurunan jumlah limbah zat pewarna cair, selanjutnya adalah menganalisis beberapa hal untuk menjawab tujuan dari penelitian ini Analisis Jumlah Penurunan Limbah Dari uraian hasil pengumpulan data di atas, dapat dianalisa penurunan jumlah limbah zat pewarna cair rata-rata per hari di departemen Finishing yang dikumpulkan ke dalam bak penampungan limbah (pond) dari proses Define (data jumlah limbah selama tahun 2014), Measure I, Measure II, Improve (Januari Maret 2015) adalah sebagai berikut :
11 91 Gambar 5. 5 Gambar Diagram Penurunan Jumlah Limbah Departemen Finishing Sumber : Data Primer, pemetaan data penurunan jumlah limbah departemen Finishing Dapat dilihat bahwa penurunan jumlah limbah terus terjadi berdasarkan data jumlah limbah di tahun 2014 (define) dan data pengukuran selama 3 bulan yaitu Januari (measure I), Februrari (measure II), Maret (improve) Analisa Penurunan Biaya Pengolahan Limbah Besarnya biaya pengolahan limbah zat pewarna cair rata-rata per hari di departemen Finishing selama periode yang sama jumlah limbah di tahun 2014 dan data pengukuran selama 3 bulan (Januari, Februari, dan Maret). Jumlah penurunan biaya pengolahan limbah zat pewarna cair departemen Finishing dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :
12 92 Gambar 5. 6 Gambar Diagram Penurunan Jumlah Biaya Pengolahan Limbah Departemen Finishing Sumber : Data Primer, pemetaan data penurunan jumlah limbah departemen Finishing Tabel 5. 4 Tabel Analisis Biaya Tahap Perbaikan Pencucian Lantai Produksi Sumber : Data Sekunder, berkas dokumen departemen Finishing Biaya pengolahan limbah zat pewarna cair departemen Finishing adalah sebagai berikut : Jumlah rata-rata limbah setiap hari (tahun 2014) = 88,7 m 3 Jumlah rata-rata limbah setiap hari (bulan Maret 2015) = 41,3 m 3
13 93 Biaya pengolahan limbah = USD 19,79 /m 3 Biaya pengolahan limbah cair Finishing (sebelum improvement) adalah : 88,7 m 3 /hari x USD 19,79/m 3 = USD 1.754/hari Biaya pengolahan limbah cair Finishing (setelah improvement) adalah : 41,3 m 3 /hari x USD 19,79/m 3 = USD 817/hari Potensi penghematan biaya pengolahan limbah cair Finishing : Biaya di tahun 2014 = USD 1.754/hari Biaya di bulan Maret 2015 = USD 817/hari Total Penghematan = = USD 937/hari Total Penghematan selama 1 tahun = USD 937 x 365 = USD Jadi, total penghematan selama 1 tahun setelah adanya perbaikan adalah sebesar USD atau sekitar Rp , Analisa Nilai Sigma Jumlah Limbah Zat Pewarna Cair Analisa nilai Sigma jumlah limbah zat pewarna cair dari departemen Finishing setelah proses improvement dilakukan dengan membuat control chart dari jumlah limbah cair yang dihasilkan. Dari data yang terkumpul periode Januari Maret 2015 terlampir, didapatkan data sebagai berikut : Jumlah sample n = = 90 sample
14 94 Jumlah Xn = = m m 3 Central Line = 90 = 58,3 m 3 Jumlah Xn = 3 sample (Januari, Februari, Maret) Nilai A2 = 1,023 (sesuai tabel konstanta X-Chart) UCL = X + A2 * R LCL = X - A2 * R R adalah selisih dari nilai terbesar jumlah limbah cair dikurangi nilai terkecil jumlah limbah cair, R = 31,0 m 3 (Perhitungan nilai R terlampir). UCL = 58,3 m 3 + (1,023 * 31,0 m 3 ) = 58,3 m ,7 m 3 = 90 m 3 UCL = 58,3 m 3 - (1,023 * 31,0 m 3 ) = 58,3 m 3-31,7 m 3 = 26,6 m3 Setelah nilai UCL (Upper Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit) diketahui, maka dapat dibuat control chart jumlah limbah zat pewarna cair dari
15 95 departemen Finishing. Nilai UCL dan LCL ini akan menentukan berapa jumlah cacat yang muncul, karena masalah utama dari penelitian ini adalah banyaknya jumlah limbah zat pewarna cair maka jumlah cacat difokuskan pada data yang melebihi batas UCL. Apabila jumlah limbah zat warna cair yang dihasilkan berada di luar range UCL, maka sample tersebut dianggap cacat (defect). Gambar 5. 7 Gambar Diagram Control Chart Jumlah Limbah Cair Departemen Finishing Sumber : Data Primer, pengukuran dan pemetaan langsung jumlah limbah cair Dari gambar peta kendali di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 3 sample yang melebihi UCL dan dianggap sebagai cacat (defect) yaitu data jumlah limbah pada tanggal 24 Januari sebesar 92,9 m 3, tanggal 26 Januari sebesar 91,8 m 3, dan tanggal 26 Februari sebesar 90,7 m 3. Selanjutnya nilai sigma dihitung melalui perhitungan DPMO (Defect Per Million Opportunity dengan menggunakan jumlah cacat atau jumlah limbah yang melebihi batas kritis dari tabel kendali pada Gambar 5.7 dibagi dengan jumlah sample atau jumlah hari dari pengambilan data sebanyak 90 hari lalu dikalikan sejuta sebagai bentuk dari DPMO, sebagai berikut :
16 96 3 DPMO = x = ,333 atau sekitar 3 Sigma.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan, pengamatan langsung ke lapangan dan wawancara langsung dengan
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB III METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB III METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Pada proses metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan diagram alir seperti yang ditunjukan pada gambar 3.1 Gambar 3.1
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan
Lebih terperinciMETODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTEPRETASI
56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinci3.1 Persiapan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA CONTAINER AKI MOBIL TYPE N-70 PADA PT.
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan menerapkan metode Six Sigma guna meningkatkan kualitas pada produk Cold Rolling Coil (CRC) di PT Krakatau Steel Tbk. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal tertentu yang dibagi menjadi tiga
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define
Lebih terperinciOleh : Miftakhusani
USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dengan melihat rata rata persentase piring dan mangkok cacat yang diproduksi oleh PT. Sango Ceramics pada bagian rangkaian proses pembakaran 1230 dapat diketahui
Lebih terperinciPerbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma
Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Sri Widiyawati, Sebtian Assyahlafi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1- semester genap 2006/2007 USULAN PERBAIKAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI WALL PANEL STANDART (118X315)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang
Lebih terperinci2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...
ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
Perencanaan Perbaikan Kualitas Produk Shuttlecock Merk Supermen Dengan Metode Six Sigma Pada MIDO Shuttlecock Industry Tegal SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Strata Satu ( S1) Pada
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciBAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...
ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK
SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu
48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SPRING PLATE DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control)
Laporan Tugas Akhir ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SPRING PLATE DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) (Studi Kasus Pada PT Kyoda Mas Mulia) Diajukan Guna
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
Lebih terperinciDamper DB2B24SSC, diantaranya adalah:
BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV-1 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENGUMPULAN DATA 4.1.1 Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan Melihat kemajuan yang dicapai oleh PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. ini, Tidak berapa lama setelah PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.
ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu, obyek psikologis merupakan obyek yang bisa diraba maupun obyek abstrak (Rasyid,1993:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian
Lebih terperinciBAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah
BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pada saat ini perkembangan dunia industri Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat. Pesatnya perkembangan membuat banyak pabrik yang berdiri, dan mengembangkan usahanya
Lebih terperinciChristian Kusasih Dewi Rachmawati ABSTRAK
PENDEKATAN METODE SIX SIGMA (DMAIC) TERHADAP PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KAIN PADA DEPARTEMEN DYEING (Studi Kasus: PT. INDONESIA SYNTHETIC TEXTILE MILLS) Christian Kusasih 0800781173 Dewi Rachmawati
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisis Pengendalian Kualitas Produk TROLLY SHOPING CART. Dengan Menggunakan Pendekatan Six Sigma DI PT. ABDI JUANG INVESTAMA
TUGAS AKHIR Analisis Pengendalian Kualitas Produk TROLLY SHOPING CART Dengan Menggunakan Pendekatan Six Sigma DI PT. ABDI JUANG INVESTAMA Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam mencapai gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
72 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Masalah yang terdapat dalam suatu sistem memerlukan metoda untuk memecahkannya. Oleh karena itu, dengan membuat metodologi pemecahan yang benar maka akan mempermudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan mampu memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen. Hal ini. sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap industri pada umumnya berusaha menjaga agar produk yang dihasilkan mampu memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen. Hal ini mendorong perusahaan untuk
Lebih terperinciSejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici
Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul
Lebih terperinciUSULAN PENGURANGAN JUMLAH PRODUK CACAT PADA CAT MELAMINE DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. P
USULAN PENGURANGAN JUMLAH PRODUK CACAT PADA CAT MELAMINE DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. P Iphov Kumala Sriwana 1, Nius Tri Haryanto 2 Teknik Industri Universitas ESA UNGGUL Jln Arjuna Utara No.9 Kebon
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk
Lebih terperinci4.3 Jenis-jenis dan Definisi Cacat Data Jenis-jenis dan Jumlah Cacat
ABSTRAK Dengan semakin ketatnya persaingan antar industri garment saat ini, agar perusahaan dapat tetap bertahan dan berkembang di kemudian hari, hal ini dapat memicu setiap perusahaan garment untuk melakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perencanaan pengendalian kualitas pada produk box cetak menggunakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai perencanaan pengendalian kualitas pada produk box cetak menggunakan konsep six sigma pada PT Pura Barutama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Produk Cacat Side Flat Mini Harflex Normal Menggunakan Metode Six Sigma di Line SM I Pada PT Bakrie Building Industries
TUGAS AKHIR Analisa Produk Cacat Side Flat Mini Harflex Normal Menggunakan Metode Six Sigma di Line SM I Pada PT Bakrie Building Industries Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2005/2006 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT HANGER TIPE TAC 6212 PADA PROSES INJECTION
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu
Lebih terperinciUPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC PROCESS QUALITY IMPROVEMENT EFFORTS TO REDUCE THE
Lebih terperinciDiajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinci