Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PASTED BAG KEMASAN SEMEN DENGAN METODE FMEA (Studi Kasus: Pabrik Kantong PT. Semen Padang) Rizki Alfi, M. Harif Sistem Produksi Industri, Akademi Teknologi Industri Padang Jl. Bungo Pasang Kampus ATIP Tabing Padang Telp. ( ) Abstrak Pasted bag adalah kantong kemasan semen untuk semua tipe semen yang diproduksi oleh PT. Semen Padang dan untuk memenuhi kebutuhan kemasan semen di unit Packing Plant. Pada setiap tahapan dalam pengolahan bahan baku (kertas kraft) hingga menghasilkan barang jadi (kantong kemasan semen) yang diproses oleh bagian-bagian mesin yang bekerja, tidak semua output yang dihasilkan dapat sempurna dengan baik, untuk itu perlu ditindak lanjuti penyebab kegagalan kualitas tersebut. Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) merupakan salah satu metode dalam hal pengendalian kualitas yang melacak secara langsung penyebab dari kegagalan suatu proses ataupun suatu produk. Jumlah data Occurance kegagalan diambil dalam satu shift produksi pada mesin tubing machine dan bottomer machine yang berjumlah 250 kegagalan dari produksi. Dari FMEA, ditemukan sembilan kategori kegagalan dengan nilai RPN mulai dari yang teritinggi adalah sebagai berikut; 1) Lipatan tube yang membalik, RPN 6. 2) Tidak terpasangnya valve pada tube, RPN 245. ) Logo gambar, tulisan hilang dan terputus, RPN ) Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setengah jadi, RPN ) Posisi gambar tidak sesuai dengan spesifikasi, RPN ) Tidak terbukanya bottom tube pada mesin opening unit, RPN ) posisi valve pada tube maju, RPN ) Posisi valve pada tube mundur, RPN 80. 9) Hasil pengeleman pada bottom tube tidak merata, RPN 42. Dengan asumsi RPN kumulatif 89% sebagai acuan yang tergolong kegagalan prioritas, diagram pareto menunjukkan kegagalan no 1 sd 6 adalah kegagalan mayor untuk acuan usulan perbaikan proses produksi. Kata Kunci: FMEA, Pasted Bag, RPN 1. PENDAHULUAN Dengan banyaknya permintaan pasar terhadap suatu barang saat ini membuat perusahaan harus mampu meningkatkan hasil produksinya dan mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keuntungan bagi perusahaan. Salah satu aspek yang mempengaruhi keuntungan bagi perusahaan adalah kegagalan pada hasil produksi, semakin besar kegagalan yang terjadi dalam produksi maka semakin banyak pula bahan baku yang hilang dan terbuang sia-sia dalam produksi. Produk gagal adalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sehingga menyebabkan nilai atau mutunya kurang sempurna. Hal ini berarti, juga tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Produk gagal yang terjadi setelah proses produksi mengacu pada produk yang tidak diterima oleh konsumen, maka untuk itu perlu dilakukan pencegahan terhadap kegagalan produksi, dengan penggabungan persyaratan teknis dan strategi manajemen sehingga nantinya dapat dilakukan penanganan, pengendalian, pencegahan lebih lanjut. Oleh karena itu para pelaku bisnis harus memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan pada proses produksi. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yakni: material, mesin, dan metode yang digunakan maupun tenaga kerja yang ada pada perusahaan itu sendiri. Pabrik Kantong PT. Semen Padang adalah salah satu sub unit perusahaan PT. Semen Padang dari departemen utilitas yang membuat kantong kemasan semen untuk semua tipe semen yang diproduksi oleh PT. Semen Padang dan juga untuk memenuhi kebutuhan kantong kemasan semen ke setiap Packing Plant. Dari setiap tahapan-tahapan dalam pengolahan bahan baku (kertas kraft) hingga membentuk barang jadi (kantong kemasan semen) yang diproses oleh bagian-bagian mesin yang bekerja, tidak semua output yang di hasilkannya tersebut dapat sempurna dengan baik, 126

2 efeknya akan mengakibatkan kecacatan pada produk, untuk itu perlu ditindak lanjuti apa penyebab dari kegagalan tersebut. Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) merupakan salah satu metode dalam hal pengendalian kualitas yang melacak secara langsung penyebab dari kegagalan suatu proses atau suatu produk. FMEA adalah teknik yang digunakan untuk mendefenisi, mengidentifikasi, dan menghilangkan kegagalan dan masalah pada proses produksi yang berlanjut pada hasil akhir, baik permasalahan yang telah diketahui maupun masalah yang berpotensi terhadap sistem. FMEA dapat memberikan usulan perbaikan pada proses produksi yang mempunyai tingkat resiko kegagalan yang tinggi. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan jumlah kegagalan yang terjadi dan apa penyebabnya, menentukan tingkat resiko dari jenis kegagalan yang terjadi berdasarkan pengolahan data Tabel FMEA, dan memberikan usulan perbaikan kepada pihak perusahaan sebagai bahan dasar pertimbangan untuk mencegah setiap kemungkinan kegagalan yang timbulkan. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Biro Pabrik Kantong PT. Semen Padang. Data yang dibutuhkan yaitu data penyebab kerusakan, frekuensi terjadinya kegagalan, derajat kegagalan dan tingkat pendeteksian tejadinya kegagalan. Secara rinci tahapan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi proses pembuatan kantong kemasan semen. a. Mesin yang bekerja pada proses produksi dan jenis kegagalan yang terjadi. b. Frekuensi kegagalan menurut masing-masing jenisnya. c. Frekuensi terjadinya kegagalan dilihat dari segi mesin, manusia, material dan metode. 2. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Pada tahap ini dilakukan pengukuran terhadap setiap tahapan dalam proses produksi kantong kemasan semen. Tahapan pengerjaan yang dilakukan adalah: a. Mengidentifikasi fungsi pada proses produksi. b. Mengidentifikasi potensi failure mode proses produksi. c. Mengidentifikasi potensi efek kegagalan produksi. d. Mengidentifikasi penyebab-penyebab kegagalan proses produksi. e. Mengidentifikasi mode deteksi proses produksi. f. Menentukan rating terhadap severity, occurance dan detection dan RPN proses produksi. Pengukuran terhadap besarnya nilai severity, occurance dan detection pada proses pembuatan kantong kemasan semen. Dapat ditentukan pada hal berikut: a. Nilai Severity, severity adalah langkah utama untuk menganalisa resiko, yaitu seberapa besar dampak atau itensitas kejadian yang mempengaruhi hasil akhir proses. Dampak tersebut mulai dari skala 1 sampai 10, dimana `rating 10 merupakan dampak terburuk. b. Nilai Occurance, apabila sudah ditentukan rating proses severity, maka tahap selanjutnya adalah menentukan rating terhadap nilai occurance. Occurance merupakan seberapa besar banyaknya kegagalan selama masa produksi produk. c. Proses kontrol saat ini (Current Process Control), merupakan suatu upaya yang saat ini dilakukan oleh pihak perusahaan untuk mencegah dari setiap kegagalan yang terjadi dalam proses produksi. d. Nilai Detection, setelah diperoleh nilai occurance, selanjutnya menetukan nilai detection. Detection merupakan suatu upaya untuk mengetahui setiap kegagalan yang terjadi dalam proses produksi. e. Setelah mendapatkan nilai severity, occurance dan detection pada pembuatan kantong kemasan semen, maka akan diperoleh nilai RPN (Risk Priority Number) dengan cara mengkalikan nilai severity, occurance dan detection (RPN= S x O x D) yang kemudian dilakukan pengurutan berdasarkan nilai RPN yang tertinggi sampai terendah. 127

3 f. Analisis hasil penelitian.dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil tersebut dilakukan analisis berdasarkan dari pengolahan data serta pemahaman yang mengacu pada teori yang digunakan. g. Membuat suatu usulan perbaikan, pada tahapan usulan, perbaikan dilakukan berdasarkan hasil nilai RPN tertinggi yang di ambil dari nilai severity, occurance dan detection.. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam memproduksi kantong kemasan semen ada beberapa tahapan-tahapan proses yang dilakukan agar dapat menghasilkan kantong kemasan semen yang berkualitas, diantaranya di proses oleh dua mesin yaitu; tubing machine untuk memproduksi kantong setengah jadi, sedangkan bottomer machine untuk memproduksi kantong jadi. Produk yang dihasilkan pada mesin tubing masih dalam bentuk setengah jadi atau yang disebut dengan tube, dimana untuk bagian atas dan bawahnya belum dilem dan di lipat. Maka untuk langkah selanjutnya Inline Conveyor akan mengantarkan tube secara otomatis kedalam tumpukan tube (tube bundle) di rotary feeder pada Bottomer Machine dengan bantuan stack loader untuk proses pengeleman dan pelipatan. Kapasitas produksi pada mesin Bottomer ini dapat mencapai helai kantong/jam dengan speed mesin 250/mnt. Pada proses kedua mesin tersebut, ditemui beberapa jenis dan jumlah kegagalan pada proses produksi yang dihasilkan. Jenis dan jumlah kegagalan tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Kegagalan Produksi Berdasarkan Occurance) N o N o Jenis Kegagalan Logo gambar, tulisan hilang dan terputus. Posisi gambar tidak sesuai dengan standar spesifikasi. Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setengah jadi. Jenis Kegagalan Tidak terpasang nya valve pada tube. Posisi valve pada tube mundur. Posisi valve pada tube maju. Tidak terbukanya bottom tube pada mesin opening unit. Hasil pengeleman pada lipatan tube tidak merata. Tubing Machine Spesifikasi Produk ½ jadi Hasil Printing warna gambar sangat jelas dari tiap bagian pada klis stempel. Hasil Printing warna gambar sangat jelas dari tiap bagian pada klis stempel. Tube terputus antara satu dengan yang lainya, berdasarkan perforasi yang sudah dibuat. Bottomer Machine Spesifikasi Produk ½ jadi dan produk jadi Penempelan valve sejajar dengan bottom tube. Pembukaan lapisan bottom tube pada opening harus sempurna, agar mempermudah untuk proses selanjutnya. Seluruh permukaan sudut kantong di lumuri lem, kecuali pada bagian Valve. 128 Jumlah Produk Gagal 17 Helai tube. 1 Helai tube. 42 Helai tube. Jumlah Produk Gagal 29 Helai Kantong. 2 Helai Kantong. 19 Helai Kantong. 22 Helai tube. 12 Helai Kantong. 6 Lipatan tube yang Tidak membalik, berdasarkan pembuakaan 7 Helai Kantong.

4 membalik. lapisan tube pada opening. Hasil tabel diatas menjelaskan, jumlah produk gagal yang paling banyak terjadi adalah Lipatan tube yang membalik dengan jumlah kegagalan 7 helai tube pada mesin Bottomer, sedangkan yang terkecil adalah Hasil pengeleman pada lipatan tube tidak merata dengan jumlah kegagalan 12 helai kantong, juga pada mesin bottomer. Dan jumlah produk gagal secara keseluruhan antara tubing machine dan bottomer machine adalah 250 kegagalan proses produksi, berdasarkan data yang diambil dalam 1 shift dengan jumlah produksi kantong jadi kemasan semen. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan mengenai proses pembuatan kantong kemasan semen, maka dilakukan suatu deskripsi berdasarkan fungsi proses yang terjadi dilapangan yang dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan pengamatan pada proses produksi kantong kemasan semen pada Pabrik Kantong PT. Semen Padang, maka diperoleh kriteria proses baik dan proses gagal yang terjadi pada tiap proses kantong kemasan. Adapun kriteria yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kriteria Kantong Kemasan Semen No Fungsi Proses Klasifikasi Proses Baik Proses Gagal Hasil printing warna pada seluruh Posisi printing gambar tidak 1 Printing. permukaan kertas berdasarkan sesuai dengan spesifikasi, adanya gambar yang tertera pada klise hasil printing hilang dan stempel sangat jelas dan juga hasil terputus. gambar tidak ada yang bergeser. 2 Pengeleman. - - a. Bagian tepi Hasil pengeleman yang merata Hasil pengeleman yang tidak dibagian tepi kertas kraft merata dan menciprat. Hasil pengeleman menciprat dan membuat lapisan kertas b. Bagian atas menempel, sehingga lapisan Hasil pengeleman tidak menciprat. dan bawah. bottom tidak dapat dibuka oleh mesin opening. Cutting. 4 Opening. 5 6 Penempelan Valve. Bottom pasting. Pola perforasi yang terdapat pada kertas dapat terpotong. Lembaran bottom dapat dibuka dengan sempurna. Penempatan valve sejajar dengan lipatan bottom tube. Hasil pengeleman merata dengan baik. Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setegah jadi. Tidak dapat terbuka dengan sempurna. Tidak terpasangnya valve, posisi valve yang maju dan mundur dari penempatan pada tube. Hasil pengeleman tidak merata pada tube bottom. Berdasarkan fungsi proses, jumlah dan jenis kegagalan yang sudah diketahui pada sebelumnya, maka hal yang dilakukan untuk selanjutnya adalah membuat tabel FMEA Process yaitu berfungsi untuk memberikan pembobotan nilai Severity, Occurance, dan Detection, bedasarkan potensi mode kegagalan, efek kegagalan, penyebab kegagalan serta proses kontrol saat ini, sehingga dapat memperoleh nilai Risk Priority Number (RPN). Hasil pengolahan data tabel FMEA ini dapat dilihat pada tabel. 129

5 Tabel. Daftar Nilai RPN Setiap Jenis Kegagalan No Potential Effect of Failure S O D RPN RANK 1 Logo gambar, tulisan hilang dan terputus Posisi gambar tidak sesuai dengan spesifikasi Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setengah jadi Tidak terpasangnya valve pada tube Posisi valve pada tube mundur Posisi valve pada tube maju Tidak terbukanya bottom tube pada mesin opening unit Lipatan tube yang membalik Hasil pengeleman pada bottom tube tidak merata Berdasarkan dari hasil tabel diatas menunjukan, terdapat enam kategori bentuk kegagalan yang memiliki nilai RPN yang tinggi, yang mana penetuan nilai RPN tersebut diambil dari berdasarkan nilai severity, occurance dan detection yang tinggi. Apabila terdapat nilai severity yang tinggi, maka kegagalan yang terjadi akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir produksi, dan bila terdapat nilai occurance yang tinggi, maka biaya produksi akan meningkat dikarenakan banyaknya terjadi defect dalam produksi. Begitupun pada penilaian detection, yang dapat berakibatkan pada ketidakpuasan pada customer, yang di akibatkan banyaknya barang defect yang lolos dari pengawasan atau pengecekan. DIAGRAM PARETO TINGKAT RPN % % 97% 100% 100% % 74% % 80% 60% % % % 80 24% % RPN % RPN Kumulatif 0 0% Gambar 1. Diagram Pareto Berdasarkan RPN Tertinggi 10

6 Dari pengurutan nilai RPN tertinggi dengan menggunakan diagram pareto di atas serta dengan pertimbangan bahwa, kegagalan; liipatan tube yang membalik, tidak terpasangnya valve pada tube, logo gambar, tulisan hilang dan terputus, tidak terputusnya tube menjadi lembaran kantong setengah jadi serta posisi gambar tidak sesuai dengan spesifikasi, merupakan kegagalan mayor yang diasumsikan sampai pada 89% RPN kumulatif, patut mendapatkan perhatian dahulu untuk perbaikan. Dari hasil tabel Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di atas dapat dilihat mode-mode yang menyebabkan kegagalan produksi dan berdasarkan nilai RPN yang didapat dari proses opening, proses pemasangan valve, proses cutting, proses opening, serta proses printing sebelumnya, yang berperan penting dalam pembuatan kantong kemasan semen. Dilihat dari dampak yang dihasilkan dari kegagalan akan berpengaruh terhadap penurunan kualitas produk, maka perlu dilakukan perbaikan. Secara rinci usulan perbaikan dari setiap kegagalan yang terjadi berdasarkan nilai RPN tertinggi ini dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Usulan Perbaikan No Mode Kegagalan Gagal pada hasil printting. Gagal dalam memotong. Penempelan valve pada tube tidak sempurna/gagal. Gagal pada proses opening. Gagal pada proses opening. Efek Kegagalan Penyebab Kegagalan Usulan Perbaikan Logo gambar, tulisan hilang, terputus, dan Posisi gambar tidak sesuai dengan spesifikasi. Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setengah jadi. Tidak terpasangnya valve pada tube. Tidak terbukanya bottom tube pada mesin. Lipatan tube yang membalik. Settingan unit ink roller (rubber roll) dan intermédiate roll (anilox roll) belum pas ke roll klise sewaktu pergantian klise stempel. Terganggunya kelancaran aliran proses produksi. Tegangan yang kurang maksimal. Setingan roll klise stempel yang kurang pas. Kertas yang lembab pada suhu di pagi hari. Settingan baut prees rubber roll cutting kurang pas. Pisau pelipat yang sudah tipis pada mesin valve inserting unit. Dinding plat forming yang berkerak. Lem cross pasting unit dan lem longitudinal yang keluar Sucker yang sudah sobek. Settingan angin pada mesin opening kurang pas. 11 Disaat penyettingan pemasangan klise stempel dapat menentukan jarak antara unit ink roller dan intermédiate roll ke roll klise stempel dengan cepat, tepat, sehingga penempelan tinta dapat merata. Awal start pada mesin tubing dengan kecepatan sedikit tinggi, agar lebih cepat penegangan kertas. Operator harus standby, siap dan tanggap dalam menangani dimana terjadi gangguan pada kelancaran produksi pada mesin tubing guna untuk menghilangkan gagal printing. Pemberian lampu sorot yang diletakan dibagian mesin tubing sebelum mesin cutting seperti dilandasan sparate unit, guna kelembaban kertas dapat dikurangi oleh suhu panas cahaya lampu sorot. Dilakukan pemeriksaan pada mesin cutting secara berkala, karna pada dasarnya secara sistem mekanis, kekerasan fisik pada komponen mesin sangatlah keras. Dilakukan penyettingan mata pisau perforating dengan baik. Perlu dilakukan pengecekan pisau pelipat tersebut secara berkala, dan juga dapat menentukan umur pemakaian pisau pelipat tersebut. Perlu dilakukan pembersihan kerakkerak lem yang menempel pada plat forming satu kali dalam satu jam. Perlu dilakukan pembersihan kerakkerak lem yang terdapat dalam bak penampung dan dalam selang aliran lem, serta pembersihan komponen alat yang bekerja pada bagian pengeleman secara berkala..pengecekan sucker secara berkala.. Perlu dilakukan penyetingan angin, agar hasil kerja guide roll dapat diharapkan dengan baik.

7 Tube yang keluar dari feeder ke aligement dalam keadaan miring. Terputusnya belt guide roll dan settingan guide roll kurang pas. Operator yang berkerja dibagian stack loader harus memperhatikan kerapian dalam susunan tube yang diletakan pada tumpukan tube (tube bundle) pada mesin rotary feeder. Perlu dilakukan tindakan pergantian belt guide roll secara cepat dan penyettingan guide roll dengan pas, agar dapat bekerja dengan baik. 4. KESIMPULAN Dari hasil pengumpulan serta pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan dari data occurance, jumlah kegagalan pada hasil produksi yang tertinggi dilihat dari jenis kegagalan tersebut adalah Lipatan tube yang membalik dengan jumlah kegagalan 7 helai tube, sedangkan yang terendah adalah Hasil pengeleman pada lipatan tube tidak merata dengan jumlah kegagalan 12 helai kantong. Dan data jumlah kegagalan tersebut diambil dengan jalan produksi yang lancar. 2. Dengan nilai RPN, serta pertimbangan kegagalan-kegagalan dan efeknya, maka yang patut mendapatkan perhatian yang prioritas untuk perbaikan adalah: Potential Effect Lipatan tube yang membalik dengan RPN 6. Potential Effect Tidak terpasangnya valve pada tube dengan RPN 245. Potential Effect Logo gambar, tulisan hilang dan terputus dengan RPN 180. Potential Effect Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setengah jadi dengan RPN 150. Potential Effect Posisi gambar tidak sesuai dengan spesifikasi dengan RPN Usulan perbaikan pada beberapa proses untuk meminimalisir kegagalan produk dapat dilakukan diantaranya; kegagalan pada hasil printing, kegagalan dalam memotong, penempelan valve pada tube tidak sempurna, dan kegagalan pada proses opening. DAFTAR PUSTAKA Ariani, Dorothea W Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Penerbit Andi, Yogyakarta. Firdaus rachmat, dkk Perbaikan Proses Produksi Muffler Dengan Metode FMEA Pada Industri Kecil di Sidoarjo. TEKNOLOJIA Vol. 5. Sidoarjo. Gasperz, Dr. Vincent, DSc., CFPIM, CIQA Total Quality Management, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Referensi Manual Potential Failure Mode and Effects Analysis, Edisi Keempat. Chrysler LLC, Ford Motor Company, General Motor Corporation. Raytheon Process Failure Modes and Effects Analysis, PFMEA for Supplier. Stamatis, D. H Failure Mode and Effect Analysis: FMEA from Theory to Execution, ASQC Quality Press, Milwaukee. 12

Bab I Pendahuluan. Gambar I. 1 Desain Kantong Pasted. Sumber : Biro Pabrik Kantong PT. Semen Padang

Bab I Pendahuluan. Gambar I. 1 Desain Kantong Pasted. Sumber : Biro Pabrik Kantong PT. Semen Padang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia yang didirikan pada 18 Maret 1910 dengan nama NV. Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschaapi (NV

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN

ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN Irwan Soejanto Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur E-mail : irwansj@yahoo.co.id INTISARI Persaingan antara industri

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Anugrah, dkk USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Ninda Restu Anugrah, Lisye Fitria, Arie Desrianty

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB KEGAGALAN PRODUK WOVEN BAG DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (STUDI KASUS DI PT INDOMAJU TEXTINDO KUDUS)

ANALISA PENYEBAB KEGAGALAN PRODUK WOVEN BAG DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (STUDI KASUS DI PT INDOMAJU TEXTINDO KUDUS) C.2. Analisa Penyebab Kegagalan Produk Woven Bag dengan Menggunakan... (Diana Puspita Sari) ANALISA PENYEBAB KEGAGALAN PRODUK WOVEN BAG DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (STUDI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

1. Joko Supono, 2. Lestari

1. Joko Supono, 2. Lestari Journal Industrial Manufacturing Vol. 3,. 1, Januari 201, pp. 15-22 P-ISSN: 2502-452, E-ISSN: 250-3794 ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PRODUK SEPATU TERREX AX2 GORETEX DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE

Lebih terperinci

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA Albertus Daru D. 1), Suhendro Purnomo 2) 1,2) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Berdasarkan penilaian RPN yang telah didapat, perbaikan yang akan dilakukan berdasarkan penyebab kegagalan yang telah dianalisis berdasarkan FMEA sehingga diketahui permasalahan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu

Lebih terperinci

Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running

Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running Petunjuk Sitasi: Sentosa, B. F., Novareza, O., & Swara, S. E. (2017). Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D86-92).

Lebih terperinci

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ CAUSES OF DEFECT ANALYSIS IN THE ASSEMBLY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FMEA DALAM MENGIDENTIFIKASI RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI SARUNG ATM (ALAT TENUN MESIN) (STUDI KASUS PT. ASAPUTEX JAYA TEGAL)

PENGGUNAAN FMEA DALAM MENGIDENTIFIKASI RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI SARUNG ATM (ALAT TENUN MESIN) (STUDI KASUS PT. ASAPUTEX JAYA TEGAL) PENGGUNAAN FMEA DALAM MENGIDENTIFIKASI RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI SARUNG ATM (ALAT TENUN MESIN) (STUDI KASUS PT. ASAPUTEX JAYA TEGAL) Nia Budi Puspitasari, Arif Martanto *) 1,2) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up 1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani

Lebih terperinci

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor

Lebih terperinci

Ariska Andi Kurniawati 1*, Anda Iviana Juniani 2, dan Ekky Nur Budiyanto 3. Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Ariska Andi Kurniawati 1*, Anda Iviana Juniani 2, dan Ekky Nur Budiyanto 3. Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Perencanaan Perawatan Mesin Tuber dan Bottomer Line-2 Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus : PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) Tuban Jawa Timur) Ariska Andi Kurniawati 1*, Anda Iviana Juniani

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 77 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Hasil Pengumpulan Data Bagian ini merupakan tahapan dimana semua data-data hasil observasi lapangan di CV. Panca Karya Utama, dengan demikian dapat dilakukan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK CELANA JEANS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS DI CV.

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK CELANA JEANS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS DI CV. Reka Integra ISSN: 2388-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK CELANA JEANS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa dan Pembahasan Produksi dan Defect Produk Dari data yang diambil, diketahui bahwa defect yang terjadi pada proses filling liquid produk obat sirup penurun panas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK GUNA MEMINIMALISASI PRODUK CACAT Ni Luh Putu Hariastuti Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jln Arief Rachman Hakim 100

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT BAB 1 BAB 2 PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA KEANDALAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT & ANALYSIS (FMEA) DALAM MERENCANAKAN STRATEGI PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PERCETAKAN BUKU YASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Andi Putra Pratama NPM : 30411742 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sudaryanto, MSc. Pembimbing 2 :

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv viii ix x xv

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEEL PIPES DAN TUBULARS MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) PADA PT. DWI SUMBER ARCA WAJA BATAM Cyrilla Indri Parwati 1*, Jilker Pranto Sibarani

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijabarkan kesimpulan yang merupakan akhir dari proses penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Jenis cacat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PENGISIAN PRODUK HANDBODY LOTION SACHET 4 ML DI PT. X DENGAN METODE FUZZY FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Delvis Agusman 1, Ahmad 1, Rusli Tan 2 1) Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Prosiding Teknik Industri ISSN: Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Usulan Perbaikan Pengendalian Kualitas Produk Sepatu dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Primarindo Asia Infrastructure,Tbk.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian melalui penelitian lapangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan untuk mencapai suatu tujuan. Peralatan tersebut dapat berupa mesin yang bekerja sendiri

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com

Lebih terperinci

Arfan Bakhtiar, Diana Puspitasari, Diah Ayu Wulandari

Arfan Bakhtiar, Diana Puspitasari, Diah Ayu Wulandari Analisa Kegagalan Proses Pengolahan Produk Piring Menggunakan Metode Failure Modes, Effects and Analysis dan Fault Tree Analysis di PT. Sango Ceramics Indonesia Arfan Bakhtiar, Diana Puspitasari, Diah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Pada Proses Produksi BJTP 24 S-08 Di PT. I dengan Penerapan Metode FMEA (Failure Mode and Eeffect Analysis) dan Metode Taguchi

Perbaikan Kualitas Pada Proses Produksi BJTP 24 S-08 Di PT. I dengan Penerapan Metode FMEA (Failure Mode and Eeffect Analysis) dan Metode Taguchi Petunjuk Sitasi: Fitriana, R., & Alfianto, M. (2017). Perbaikan Kualitas Pada Proses Produksi BJTP 24 S-08 Di PT. I Dengan Penerapan Metode FMEA (Failure Mode and Eeffect Analysis) dan Metode Taguchi.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI RUDDER TILLER DI PT. PINDAD BANDUNG MENGGUNAKAN FMEA DAN FTA* 1

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI RUDDER TILLER DI PT. PINDAD BANDUNG MENGGUNAKAN FMEA DAN FTA* 1 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI RUDDER TILLER DI PT. PINDAD BANDUNG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products. 40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) Disusun Oleh: Annisa Alfani Biyanni 30411950 Pembimbing: I. Dr. Ir. Budi Hermana,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Prosiding Teknik Industri ISSN: Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-7860 Pengendalian Kualitas Proses Pembuatan Obat Solid X dengan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Quality Control Process of Making Solid X Medical with

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Keramik Lantai Gambaran umum keramik lantai seperti uraian proses produksi secara umum dan menjelaskan parameter pengecekan kualitas. 2.1.1

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 REDUKSI PRODUK CACAT PADA KEGIATAN PENCETAKAN Nismah Panjaitan 1*, Dini Wahyuni 1, Mangara Tambunan 1 1 Departemen Teknik Industri; Fakultas

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat ini sudah

Lebih terperinci

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA Pada Sepeda Motor Honda Absolute Revo Produksi Tahun 2009 39 BAB III FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS 3.1 Pengertian FMEA Adalah sebuah proses analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan global pada umumnya setiap perusahaan mengharapakan keberhasilan dalam menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah FMEA (Falilure Mode and Effect Analysis) FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) pada awalnya dibuat oleh Aerospace Industry pada tahun 1960-an. FMEA mulai digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan yang bergerak di bidang sejenis dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat dengan perubahanperubahan yang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) PENGENDALIAN KUALITAS SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN SIX SIGMA DAN FAULT TREE ANALYSIS SERTA USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN FAILURE MODES AND EFFECTS ANALYSIS Joko Susetyo 1, Indri Parwati 2, Ananto D. Wibowo

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL 49 BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Pembahasan Pengolahan data dilakukan berdasarkan record non-conformance/defective yang disusun dalam tabel potensi dan efek kegagalan sebagai berikut : Tabel 5.1 Potential

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PRODUK Produk merupakan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan dituntut untuk menciptakan suatu produk yang sesuai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sepatu. Sebagai salah satu perusahaan yang menghasilkan produk kelas dunia, maka kualitas

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS SEPATU DENGAN METODE FIVE WHYS ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK

PERBAIKAN KUALITAS SEPATU DENGAN METODE FIVE WHYS ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS PERBAIKAN KUALITAS SEPATU DENGAN METODE FIVE WHYS ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (FMEA) (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA. ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA Jurnal Ilmiah Teknik Industri (203), Vol. No. 2, 9 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PROSES PRODUKSI ROLLER CONVEYOR MBC DI PT

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

Perbaikan Proses Produksi Botol Kemasan AMDK dengan Pendekatan DMAIC (Studi Kasus PT. Lautan Bening)

Perbaikan Proses Produksi Botol Kemasan AMDK dengan Pendekatan DMAIC (Studi Kasus PT. Lautan Bening) PROFISIENSI, Vol.4 No.2 : 68-78 Perbaikan Proses Produksi Botol Kemasan AMDK dengan Pendekatan DMAIC (Studi Kasus PT. Lautan Bening) The Improvement of AMDK Bottle Packaging Production Process with DMAIC

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data-data yang nantinya akan digunakan pada tahap pengolahan data yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung dari proses

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE FAULT MODEAND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PT. SYGMA EXAMEDIA ARKANLEEMA

USULAN PERBAIKAN PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE FAULT MODEAND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PT. SYGMA EXAMEDIA ARKANLEEMA Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 201 USULAN PERBAIKAN PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE FAULT MODEAND EFFECT ANALYSIS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. IDENTIFIKASI FAILURE MODE PENYEBAB KECACATAN PRODUK PADA PROSES CETAK LEMBAR KERJA SISWA (Studi Kasus: CV. Putra Nugraha Triyagan)

TUGAS AKHIR. IDENTIFIKASI FAILURE MODE PENYEBAB KECACATAN PRODUK PADA PROSES CETAK LEMBAR KERJA SISWA (Studi Kasus: CV. Putra Nugraha Triyagan) TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI FAILURE MODE PENYEBAB KECACATAN PRODUK PADA PROSES CETAK LEMBAR KERJA SISWA (Studi Kasus: CV. Putra Nugraha Triyagan) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci