10 PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "10 PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI"

Transkripsi

1 Makalah Hari : Jum at MK. MSPM Lanjut Tanggal : 17 Oktober PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI Oleh: Kelompok 6 Amalina Rizma (PO ) Putry Eridatama (PO ) Ummu Rufika (PO ) Dosen Pembimbing: Roziana, SST, M.Gz Fitriani, SKM, MKM Sandi Riawan, A.Md.Gz KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU JURUSAN GIZI PEKANBARU 2014

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan, baik di lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluarga. Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan keluarga diperlukan oleh sekelompok konsumen karena berbagai hal yang mengakibatkan mereka tidak dapat makan bersama dengan keluarganya di rumah (Moehyi,1992). Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan status gizi pasien di rumah sakit karena merupakan bagian dari penyembuhan penyakitnya. Karena jika pasien tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup selama perawatan di rumah sakit, maka kesembuhan yang diharapkan menjadi tidak optimal, bahkan berisiko pada kematian pasien. Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan menjadi hal yang cukup penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi (Depkes, 2003). 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian penyelenggaraan makanan rumah sakit 2. Untuk mengetahui 10 proses langkah-langkah penyelenggaraan makanan

3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Menurut Depkes tahun 2007 dalam buku pedoman PPMRS (Pelayanan penyelenggaraan makanan Rumah Sakit) pengertian penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makanan RS, perencanaan menu, sampai distribusi makanan pada pasien/konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dengan tujuan untuk menyediakan makanan dengan kualitas yang baik dan jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien/ konsumen yang membutuhkan. 2.2 Langkah-Langkah Penyelenggaraan Makanan a. Perencanaan Anggaran Belanja Makanan Perencanaan Anggaran Belanja Makanan (PABM) adalah kegiatan penghitungan jumlah biaya yang diperlukan untuk penyediaan bahan makanan bagi konsumen. Anggaran belanja untuk menyelenggarakan makanan institusi sebaiknya direncanakan setahun sebelumnya. Anggaran tersebut meliputi bahan makanan, peralatan, pemeliharaan dan perbaikan alat, buruh dan kebutuhan lain yang direncanakan (Oktrizanita, 2005). Tujuan dari perencanaan anggaran bahan makanan adalah tersedianya usulan anggaran yang cukup untuk pengadaaan bahan makanan sesuai dengan standar kecukupan gizi yang ditetapkan. Syarat yang diperlukan dalam merencanakan anggaran bahan makanan adalah adanya peraturan pemberian makanan rumah sakit. Peraturan pemberian makanan rumah sakit adalah suatu pedoman yang ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai salah satu acuan dalam memberikan pelayanan gizi pada pasien dan karyawan yang memuat : pola makan sehari, nilai gizi yang mengacu pada buku penuntun diet, standar makanan dan jenis konsumen yang dilayani.

4 Langkah penyusunan anggaran bahan makanan adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data tentang jumlah dan macam konsumen, harga bahan makanan setempat, peraturan pembelian makanan institusi setempat, standar kecukupan gizi yang ada. 2. Menterjemahkan standar kecukupan gizi ke dalam bahan makanan untuk per orang/ hari. 3. Menghitung index harga makanan per orang/ hari. 4. Menghitung anggaran belanja makanan untuk masing-masing jenis/ kelompok untuk jangka waktu 1 hari, 1 bulan, atau 1 tahun. (Muchatob, 1991) b. Perencanaan Menu Menu adalah rangkaian dari beberapa hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa susunan hidangan pagi, hidangan siang dan hidangan malam. Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan makanan di institusi (Muchatob, 1991). Tujuan perencanaan menu adalah tersedianya menu sesuai dengan tujuan sistem penyelenggaraan makanan, baik komersial maupun non komersil. Menurut Depkes (2007) tujuan institusi dan tenaga harus dipertimbangkan dalam penyusunan menu. Langkah -langkah penyusunan menu menurut DepKes (2007) adalah: 1. Menetapkan macam menu Pada tahap awal dengan mengacu kepada tujuan institusi, maka perlu ditetapkan macam menu, apakah menu standar atau menu pilihan. Sedangkan menurut Moehyi (1992), Ada tiga macam menu yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut : a. Menu bebas, yaitu menu yang disusun sesuai dengan keinginan pemesan. Jenis masakan dan jumlah masakan yang akan disajikan dapat beragam tergantung permintaan pelanggan.

5 b. Menu pilihan, yaitu jenis menu yang menyajikan pilihan jenis makanan sehingga konsumen dapat memilih makanan sesuai dengan seleranya. Akan tetapi, pilihan jenis masakan dapat saja terdiri dari macam masakan yang sama, tetapi bahan utama makanan yang berbeda. Misalnya ikan goreng, ayam goreng, dan udang goreng. c. Menu standar atau master menu, yaitu susunan menu yang digunakan untuk penyelenggaraan makanan dengan waktu cukup panjang antara 3 hari atau sampai 10 hari. Macam hidangan untuk tiap kali makan biasanya terbatas dan tidak banyak berbeda dengan menu makanan keluarga sehari-hari. 2. Menetapkan siklus menu Bila menu yang ditetapkan adalah standar, maka perlu ditetapkan macam siklus menu yang cocok dengan tipe sistem penyelenggaraan makanan yang sedang berjalan. Macam siklus menu 5 hari, 7 hari atau 10 hari. 3. Menetapkan periode siklus menu Periode siklus menu adalah lamanya siklus menu berlaku dan perlu penggantian atau modifikasi kembali. Pada menu yang baru disusun, dimana keadaan konsumen belum terlalu dipahami oleh manajemen, biasanya diberlakukan lebih cepat, misalnya 3 bulan. Pada institusi yang telah lama dibentuk dan pihak manajemen telah melakukan perbaikan-perbaikan dapat diberlakukan lebih lama, misalnya 6 bulan atau 1 tahun. 4. Menetapkan pola menu Pola menu yang dimaksud adalah golongan macam hidangan yang direncanakan untuk setiap waktu makan. Tujuan dibuat pola menu agar dalam siklus menu dapat dipastikan menggunakan bahan makanan sumber zat gizi yang dibutuhkan konsumen. Selain itu dengan

6 penetapan pola dapat dikendalikan bahan makanan sumber zat gizi yang diperlukan. Contoh dari pola menu adalah sebagai berikut: Tabel 1. Pola Menu Pagi Siang Malam Nasi/penukar Lauk hewani Sayuran Buah Susu Makanan Selingan Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran Buah Makanan Selingan Nasi/penukar Lauk hewani Lauk nabati Sayuran Buah 5. Menetapkan besar porsi Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku di rumah sakit. Contoh dari standar porsi adalah sebagai berikut: Tabel 2. Standar Porsi Jadwal Jenis makanan Berat (gr) E(kkal) P (gr) L (gr) Kh (gr) Pagi - Nasi - Hewani - Sayur - Buah - Susu - Minyak Membuat master menu Master menu adalah alokasi item bahan makanan ke dalam matrix dalam siklus menu. Tujuan dibuatnya master menu adalah agar distribusi bahan makanan yang digunakan tersebar lebih harmonis, sehingga pengulangan penggunaan bahan makanan tercatat dengan baik. Manfaat master menu adalah mudah dalam melakukan modifikasi

7 menu pada kegiatan perencanaan ulang, apabila suatu saat terjadi perubahan dana. Contoh dari master menu adalah sebagai berikut: Tabel 3. Master Menu Bahan Makanan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Beras 3 X 2 X 3 X 3 X 3 X Ubi jalar ungu 1 X X 7. Inventarisasi golongan hidangan, macam hidangan dan resepnya Resep-resep makanan sebaiknya tersedia resep yang telah terstandarisasi. Oleh karena itu kegiatan penelitian dan pengembangan resep harus selalu ada pada dana sistem penyelenggaraan makanan. Berikut ini adalah salah satu contoh standar resep: Golongan Hidangan: Makanan Selingan Sop Buah Bahan : Melon yang sudah dikupas sebanyak 50 gr, potong dadu Semagka yang sudah dikupas sebanyak 50 gr, potong dadu Papaya yang sudah dikupas sebanyak 50 gr, potong dadu Bengkuang yang sudah dikupas sebanyak 50 gr, potong dadu Susu kental manis 2 sdm (20 gr) Air secukupnya Es serut 2 sdm Cara Membuat : 1. Masukkan buah melon, semangka, papaya dan bengkuang yang sudah dipotong-potong ke dalam mangkuk 2. Tambahkan susu kental manis dan air, aduk rata 3. Taburi dengan es serut, sajikan (Untuk 1 porsi)

8 8. Merancang menu dalam siklus yang ditetapkan (format menu) Yaitu memadukan/ mengkombinasikan berbagai macam hidangan menjadi susunan yang harmonis dan rasa yang diterima. Berikut ini adalah salah satu contoh menu dalam siklus: Tabel 4. Menu dalam Siklus 3 hari Hari 1 Hari 2 Hari 3 Pagi Pagi Pagi - Nasi - Kolak kacang - Nasi jagung - Telur dadar hijau bayam - Bening bayam - Jeruk - Jus tomat Sel 1 - Onde-onde ubi jalar ungu Sel 1 - Sup buah Sel 1 - Ubi rebus tabur kelapa Siang - Nasi - Gulai udang daun singkong - Sari jeruk manis Siang - Nasi - Pindang ikan - Tahu saus tomat - Acar segar - Pepaya Siang - Nasi - Udang wijen - Orak-arik kol Sel 2 - Banana split Malam - Nasi - Oseng-oseng udang komplit Sel 2 - Puding jagung Malam - Nasi - Ayam saus tomat - Tempe kecap - Sup sayur - Pisang Sel 2 - Pisang gepeng saus karamel Malam - Nasi campur tuna spesial

9 9. Menyiapkan formulir penilaian menu Yaitu menyiapkan instrument yang digunakan untuk mengecek kembali menu yang telah disusun. Mengecek pola menu, penggunaan macam bahan makanan, serta hidangan yang ditetapkan. Pertanyaan pertanyaan yang harus disusun harus dapat mencapai tujuan institusi. 10. Melakukan penilaian yang dilakukan oleh pihak manajemen Instrumen penilaian disebar kepada setiap manajer. Misalnya manajer produksi, distribusi dan marketing. Bila tidak ada ketidaksetujuan oleh salah satu manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-benar disetujui oleh manajer. 11. Melakukan pretes/try out Bila menu telah disetujui oleh pihak manajer dan mungkin pemilik, maka perlu dilakukan uji pengembangan menu sebagai uji coba. c. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu proses untuk menetapkan jumlah, macam dan kualitas bahan makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan. Perhitungan kebutuhan bahan makanan merupakan kegiatan penting dari kegiatan-kegiatan dalam sistem penyelenggaraan makanan. Tujuan dari perencanaan bahan makanan adalah tersedianya tafsiran kebutuhan bahan makanan dalam kurun waktu tertentu untuk konsumen dan pegawai menurut masing-masing jenis bahan makanan (Mukrie, 1980). Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan : a. Susun macam bahan makanan yang akan dibeli, lalu golongkan bahan makanan apakah termasuk dalam : 1. Bahan makanan segar 2. Bahan makanan kering b. Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu : 1. Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani

10 2. Tetapkan periode yang ditetapkan (3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun). Dan siklus menu yang telah ditetapkan (misalnya :5,7 atau 10 hari). 3. Hitung berapa kali/ frekuensi 1 jenis bahan makanan dalam 1 siklus menu. 4. Hitung berapa siklus menu dalam 1 periode (gunakan kalender) dalam satu periode yang ditetapkan. 5. Hitung kebutuhan per/tiap jenis bahan makanan untuk 1 periode tersebut. Misalnya : menu daging Dalam siklus menu 10 hari terdapat 5 x menu daging Standar porsi : 50 gram Jumlah klien : 80 orang Maka kebutuhan daging dalam 1 siklus menu 10 hari adalah : 5 x 50 gr x 80 orang = 20 kg. 6. Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan (dilengkapi dengan spesifikasi). Berikut ini adalah salah satu contoh jumlah kebutuhan bahan makanan dan spesifikasinya: Tabel 5. Spesifikasi bahan makanan dan Jumlah yang Dibutuhkan No Bahan Spesifikasi Makanan Jumlah Warna/Aroma/Tekstur Merk/Jenis Harga 1 Beras 70 kg Putih, berbentuk lonjong Top Koki Rp ,-/kg 3 Tepung Terigu 8 kg Putih, tidak hapek, tidak menggumpal Segitiga Biru Rp ,-/kg 4 Tepung beras 5 kg Putih, kesat, tidak hapek, tidak Rose Brand Rp 9.000,-/kg menggumpal 5 Roti Tawar 50 bks Tidak kadaluwarsa, tidak berjamur, Sari Roti Rp 6.500,-/bks warna putih, tanpa kulit, 1 bungkus = 10 lembar. 7. Dalam menentukan berat/volume bahan makanan yang akan dibeli, perlu diperhitungkan refuse (bahan makanan yang tidak dapat digunakan). Untuk memperhitungkannya perlu merujuk pada daftar komposisi bahan makanan (berat dapat dimakan atau BDD).

11 d. Pemesanan & Pembelian Bahan Makanan Pemesanan Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani dan dengan memperhitungkan stock bahan makanan yang ada. Tujuannya adalah tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan standar atau spesifikasi yang ditetapkan. Pemesanan dapat dilakukan sesuai dengan kurun waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan). Dengan persyaratan sebagai berikut : a. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengadaan bahan makanan. b. Adanya surat perjanjian antara rumah sakit dengan rekanan atau pemasok. c. Adanya spesifikasi bahan makanan. d. Adanya daftar pesanan bahan makanan. e. Tersedianya dana. Langkah pemesanan bahan makanan adalah sebagai berikut: 1. Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari dengan cara : standar porsi x jumlah pasien. 2. Hasil perhitungan diserahkan ke bagian gudang logistik. 3. Bagian gudang menyiapkan bon pesanan bahan makanan dan memberikan bon pesanan kepada rekanan. Pembelian Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan penyediaan macam, jumlah, spesifikasi/kualitas bahan makanan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di institusi/rumah sakit yang bersangkutan. Pembelian bahan makanan terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga yang benar. Untuk rumah sakit kelas pemerintah, berlaku ketentuan pemerintah yang mengatur dan menetapkan bahwa pembelian bahan makanan dilakukan secara kontrak berdasarkan pelelangan. Prosedur/sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain :

12 a. Pembelian langsung ke pasar Cara ini sebenarnya dapat digolongkan sebagai pembelian setengah resmi, karena banyak hal-hal yg merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual yang tidak dapat dikendalikan secara pasti. Walaupun demikian cara ini masih melaksanakan prosedur pembelian dari segi administrasinya. Biasanya pesanan dapat dilakukan melalui telepon atau datang langsung ke pasar atau berdasarkan perjanjian antara pembeli dengan penjual. Kebanyakan cara ini kurang tertib dalam administrasinya seperti bon pesanan atau bon penerimaan dan pencatatan sering tidak dilakukan. b. Pembelian dengan musyawarah (the negotiated of buying) Cara pembelian ini termasuk pembelian setengah resmi. Cara pembelian ini dilakukan hanya utk bahan makanan yang hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu dan jumlahnya terbatas dan merupakan bahan makanan yang dibutuhkan klien. Sebagai contoh pembelian ikan yang hanya ada pada musim tertentu, maka pembeli dan penjual mengadakan kesepakatan bahan makanan sebelumnya untuk pengadaan tersebut. c. Pembelian yang akan datang (Fiture contrak) Cara pembelian ini dirancang untuk bahan makanan yang telah terjamin dan pasti, terpercaya mutu, keadaan dan harga. Kesepakatan harga adalah harga saat ini, akan tetapi BM yg dibeli dan dipesan sesuai waktu dan kebutuhan pembeli. d. Pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contrak/ auction) Cara pembelian ini juga termasuk pembelian setengah resmi. Perjanjian dilakukan atas dasar kepercayaan, sehingga pihak penjual, rekanan maupun pemborong harus memiliki reputasi yang tinggi dalam pelaksanaan pembelian bahan makanan. e. Pembelian melalui tender/ pelelangan (The Formal Competitive) Cara pembelian dengan pelelangan merupakan cara pembelian yang resmi dan mengikuti prosedur pembelian yg telah dijabarkan dalam Keppres serta peraturan yg ditetapkan oleh Pemda atau

13 penanggung jawab tertentu. Melalui pelelangan berarti akan terjadi kompetisi antar rekanan atau sesama penjual. Pemberitahuan pelelangan harus disebarluaskan melalui media massa, radio, surat kabar, poster di institusi dll. e. Penerimaan Bahan Makanan Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan yang telah ditetapkan. Institusi membuat daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan menu yang akan disajikan (Moehyi, 1992). Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam sistem penyelenggaraan makanan institusi (Depkes RI, 2003), prasyarat penerimaan bahan makanan adalah: 1. Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah bahan makanan yang akan diterima. 2. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan. Penerimaan bahan makanan di lakukan oleh salah satu dari ahli gizi yang bertugas memeriksa, meneliti, mencatat, menetapkan dan melaporkan macam, jumlah dan kualitas bahan makanan yang di terima sesuai dengan pemesanan dan spesifikasi yang ada. Jika terjadi kerusakan atau tidak sesuai dengan spesifikasi maka barang akan di kembalikan. Dalam melakukan penerimaan bahan makanan di bagi menjadi 2 kelompok yaitu penerimaan bahan makanan kering dan penerimaan bahan makanan basah. f. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan Penyimpanan Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat dan pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, bahan makanan tersebut harus segera dibawa ke ruangan penyimpanan, gudang atau ruangan pendingin. Apabila bahan makanan

14 langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan dibawa ke ruangan persiapan bahan makanan (Moehyi, 1992). Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam sistem penyelenggaraan makanan institusi (Depkes RI, 2003), prasyarat penyimpanan bahan makanan adalah: 1. Adanya sistem penyimpanan barang. 2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan. 3. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan. Ada 4 prinsip penyimpanan bahan makanan yang sesuai dengan suhunya (Depkes RI, 200): Penyimpanan sejuk (colling) pada suhu 10ºC-15ºC seperti jenis minuman, buah dan sayuran. Penyimpanan dingin (chilling) pada suhu 4ºC-10ºC seperti makanan berprotein yang segera akan diolah. Penyimpanan dingin sekali (freezing) pada suhu 0ºC-4ºC seperti bahan makanan yang mudah rusak untuk jangka waktu 24 jam. Penyimpanan beku (frozen) pada suhu <0ºC seperti bahan protein yang mudah rusak untuk jangka waktu <24 jam. Penyaluran Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan pemintaan harian. Tujuan daripada penyaluran bahan makanan adalah tersedianya bahan makanan yang siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan pesanan. Untuk melaksanakan kegiatan penyaluran bahan makanan ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu adanya bon permintaan bahan makanan dan tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan makanan (Moehyi, 1992).

15 g. Persiapan Makanan Menyiapkan makanan meliputi kegiatan membersihkan dan menghilangkan bagian bagian yang tidak dimakan, memotong, menghaluskan, menggiling, mencampur, membentuk serta kegiatan lainnya yang harus dikerjakan sebelum bahan makanan siap diolah. Persiapan yang sempurna terhadap bahan makanan sangat penting dan tidak hanya ditinjau dari segi gizi, tetapi juga dari segi biaya operasionalnya. Selain itu, bagian ini perlu diawasi untuk mencegah terjadinya pembuangan bahan makanan, misalnya pengupasan yang terlalu tebal. Persiapan yang biasa dilakukan adalah: memotong, mengiris, mengocok, menghaluskan, dan sebagainya merupakan persiapan yang biasa saja (Oktrizanita, 2005). h. Pengolahan/Pemasakan Bahan Makanan Suatu kegiatan mengubah bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman dikonsumsi. Prinsip pengolahan bahan makanan yaitu cara pemasakan bahan makanan yang tepat dan benar sesuai prosedur pengolahan sehingga menghasilkan makanan yang berkualitas dan dapat dikonsumsi klien dengan sisa makanan yang minimal (sedikit /tidak bersisa). Tujuan dari pengolahan bahan makanan antara lain : a. Mengurangi risiko kehilangan zat-zat gizi pada bahan makanan. b. Meningkatkan nilai cerna c. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan (kualitas makanan). d. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh (Depkes RI, 2006). Pengolahan bahan makanan disesuaikan dengan standar porsi, penggunaan standar resep, waktu pemasakan, suhu pemasakan, suhu penyajian makanan, prosedur kerja dalam pemasakan dan ketepatan penggunaan alat. 1) Standar Porsi

16 Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam jumlah bersih setiap hidangan. Dalam penyelenggaraan makanan orang banyak, diperlukan adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah hidangan menjadi jelas. Porsi yang standar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus distandarkan. 2) Standar Resep Standar resep adalah resep yang telah dites/dicoba berulang-ulang dinilai cita rasanya oleh panelis (konsumenden manajemen). Fungsi standar resep : a. Pengawasan mutu yaitu menghasilkan masakan yang sama siapapun yang menggunakan. b. Pengawasan jumlah yaitu jumlah bahan makanan dan porsi serta hasil yang tepat. Dengan standar resep, kualitas dan kuantitas makanan tetap terjaga sehingga pengawasan lebih tepat. 3) Standar Bumbu Standar bumbu adalah komposisi bumbu yang telah dibakukan dan diberlakukan di institusi dalam rangka penyeragaman rasa hidangan (bumbu dasar). Tujuan standar bumbu : a. Untuk konsistensi rasa hidangan yang diproduksi b. Penyederhanaan persiapan bumbu Pada institusi yang besar, masing-masing mempunyai jenis standar bumbu yang khas dan berbeda untuk setiap institusinya. Manfaat standar bumbu: a. Mempermudah dalam peracikan bumbu b. Satu macam dapat digunakan beberapa macam hidangan dan jumlah porsi tertentu (DepKes, 2007). 4) Waktu Pemasakan Ketepatan waktu pemasakan agar tercapai tingkat kematangan yang tepat. Karena setiap jenis bahan makanan berbeda-beda perlakuan

17 dalam proses pemasakan begitu juga dengan waktu yang dibutuhkan dalam pemasakan sampai masakan tersebut matang. 5) Suhu Pemasakan dan Suhu Penyajian Suhu pada saat proses pemasakan juga harus disesuaikan terutama dalam mengatur besar dan kecilnya api. Selain itu juga memperhatikan suhu setelah pengolahan, penyajian dan saat distribusi makanan. 6) Prosedur Kerja Dalam Pemasakan Menerima bahan makanan dan bumbu dari persiapan Memasak sesuai standar resep Menempatkan hasil pemasakan pada kontainer/panci yang ditetapkan Menyajikan dan menyalurkan makanan sesuai sistem distribusi Macam Proses Pemasakan a. Pemasakan dengan medium udara Membakar/mengepan yaitu memasak bahan makanan dalam oven sampai masakan kering/kecoklatan. Memanggang b. Pemasakan dengan medium air Merebus : memasak dengan banyak air Menyetup : memasak dengan sedikit air» Mengetim» Mengukus» Steam cooking : tekanan uap c. Pemasakan dengan menggunakan lemak seperti menggoreng. d. Pemasakan langsung melalui dinding panci dengan cara dinding alat langsung dipanaskan (wafel) seperti menyangrai. e. Pemasakan dengan kombinasi seperti menumis. f. Pemasakan dengan elektromagnetik.

18 i. Distribusi Makanan Serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun khusus) (Depkes RI, 2003). Tujuan dari distribusi makanan adalah agar konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. 1) Hal Yang Perlu Diperhatikan Hal berikut ini perlu diperhatikan dalam pendistribusian dan penyajian makanan kepada konsumen. a. Makanan harus didistribusikan dan disajikan kepada konsumen tepat pada waktunya. b. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah atau porsi yang telah ditentukan. c. Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah temperatur makanan pada waktu disajikan. 2) Cara Distribusi Makanan Distribusi makanan terdapat 3 cara yang dapat di gunakan : a. Cara Sentralisasi Sentralisasi adalah makanan langsung dibagikan pada tempat makan masing masing konsumen, atau dalam kotak makanan. Cara ini membutuhkan peralatan yang cukup banyak dan untuk menjaga kualitas makanan. Perlu diperhatikan macam tempat makanan yang aman dan sesuai, sehingga makanan tidak tumpah dan tercemar. b. Cara Desentralisasi Cara ini berarti penanganan makanan secara dua kali. Makanan dibagikan dalam jumlah besar pada alat alat khusus kemudian dikirim ke ruang makan yang ada. Kemudian di ruang makan ini makanan di sajikan dalam bentuk porsi, makanan akan dipanaskan kembali bila diperlukan. Cara ini memerlukan tenaga yang cukup banyak. Kualitas makanan dapat dipertahankan untuk menjaga kualitas masakan, tergantung pada jenis makanan tersebut. (Depkes RI, 1990). c. Distribusi Makanan Kombinasi

19 Kedua cara di atas dapat pula dilakukan secara bersamaan. Dengan kombinasi tersebut maka sebagian ditempatkan langsung ke dalam alat makan pasien sejak dari tempat produksi (dapur), dan sebagian lagi dimasukkan kedalam wadah besar, pendistribusiannya dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan. 3) Cara Penyajian Makanan Ada beberapa cara penyajian makanan, baik dalam penyelenggaraan makanan, baik dalam penyelenggaraan institusi maupun dalam penyelenggaraan makanan komersial, yaitu sebagai berikut : a. Penyajian Makanan Di Atas Meja Makan Pelayanan akan menyajikan makanan yang diperlukan setelah konsumen duduk di kursi yang tersedia di sekitar meja makan. Dengan demikian, konsumen tidak mengambil sendiri makanan yang diperlukannya. Makanan yang disajikan dapat terpisah-pisah menurut porsi masing-masing, tetapi dapat juga dalam bentuk porsi untuk dua orang atau lebih. Cara ini biasanya digunakan dalam penyelenggaraan makanan di asrama,panti asuhan, atau di tempat lain yang konsumennya saling mengenal. b. Penyajian Makanan Dengan Cara Presmanan Makanan disajikan kepada konsumen di suatu tempat khusus dalam jumlah banyak. Makanan ditata letaknya sedemikian rupa, pada satu ujung meja biasanya ditempatkan nasi yang diikuti dengan penempatan berbagai macam lauk-pauk, sayur-mayur, dan hidangan penutup. Konsumen memilih sendiri makanan yang disenangi dan besar porsi makanan yang dikehendakinya. c. Penyajian Makanan Dengan Cara Kafetaria Penyajian makanan dengan cara kafetaria memungkinkan konsumen mengambil dan memilih sendiri makanan yang disukainya. Akan tepati berbeda dengan cara presmanan dalam hal berikut. Ruang untuk penyajian makanan dibuat dan diatur secara khusus sehingga waktu konsumen mengambil makanan harus mengikuti urutan tertentu.

20 Cara ini praktis sekali terutama untukmelayani konsumen yang jumlahnya banyak sedangkan waktu yang tersedia untuk makan terbatas. Karena pengambilan makanan dilakukan melalui antrean (service line), cara kafetaria juga disebut sebagai free flow food service. d. Penyajian Makanan Melalui Kemasan Dengan cara ini makanan masukkan atau dikemas semuanya dalam satu tempat. Biasanya kotak karton digunakan sebagai pengemas. Makanan yang dikemas dapat berupa makanan dan juga berupa makanan selingan (Moehyi, 1992). j. Pencatatan, Pelaporan & Evaluasi 1) Pencatatan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu bentuk dari pengawasan dan pengendalian. Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan yang dilakukan, sedangkan pelaporan dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan dalam suatu institusi penyelenggaraan makanan (Depkes, 2003). Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dalam jangka waktu tertentu bertujuan untuk menghasilkan bahan bagi penilaian pada kegiatan yang dilakukan serta untuk pengambil keputusan. 2) Evaluasi Evaluasi ialah membuat penilaian komparatif dari nilai sesuatu dengan menggunakan data yang dikumpulkan secara sistematis, dalam rangka pengambilan keputusan (apa yg akan dilakukan). Hasil evaluasi baik, bila kualitas data baik dari berbagai aspek yaitu, jenis data rancangan, data sampel dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Tujuan dari evaluasi dalam penyelenggaraan makanan yaitu untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan tentang apa yang harus diperbuat. a. Sasaran Evaluasi

21 Evaluasi terhadap kebutuhan dan tujuan : Mendiagnosa perubahan kebutuhan karena lingkungan dalam/luar dan masyarakat luas. Mereview tujuan yang telah ditentukan b. Metode Evaluasi 1) Audit, terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Konkuren : dilakukan bersamaan dengan pemberian pelayanan Retrospektif : dilakukan setelah pemberian pelayanan Manfaat dilakukannya proses evaluasi, ialah terciptanya efisiensi pelayanan gizi, efektivitas pelayanan gizi, meningkatkan penerimaan pelanggan serta perlindungan kemungkinan gugatan hukum terhadap petugas.

22 BAB III PENUTUP Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan status gizi pasien di rumah sakit karena merupakan bagian dari penyembuhan penyakitnya. Karena jika pasien tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup selama perawatan di rumah sakit, maka kesembuhan yang diharapkan menjadi tidak optimal, bahkan berisiko pada kematian pasien. Penyelenggaraan makanan yang baik harus melalui proses perencanaan anggaran, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, pemesan dan pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, persiapan, pengolahan, distribusi serta pencatatan, pelaporan dan evaluasi yang sangat penting untuk perbaikan di masa yang akan datang.

23 DAFTAR PUSTAKA Oktrizanita, D., Evaluasi Pelaksaan Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sumatera Utara Tahun 2005, Skripsi Mahasiswa FKM Universitas Sumatera Utara, Medan. Utari, R., Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Gondangrejo Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Program D III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Moehji, S Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta: Bharata. Dep Kes RI Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI. Departemen Kesehatan RI Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Dirjen Bina Pelayanan Medik. Depkes RI Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan, R.I Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta : Dirjen Bina Pelayanan Medik. Muchatob. E Manajemen Pelayanan Gizi Makanan Kelompok. Jakarta : SPAG Depkes RI. Mukrie, A. N Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Jakarta : Depkes RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya 2.1. Penyelenggaraan Makanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat. (Ali,

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata pengantar... ii Daftar Isi... iii 1. Perencanaan anggaran belanja... 1 2. Perencanaan menu... 2 3. Persiapan pelaksanaan produksi distribusi sebelum masuk ruang kerja...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Hari VIP Kelas Ruangan I Pagi Pagi Pagi Ikan acar kuning Telur dadar Telur dadar Tempe goreng Tempe goreng Tempe goreng Tumis bayam Tumis bayam

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER A. Pengertian Penyelenggaraan makanan darurat merupakan peyelenggaraan makanan yang dipersiapkan pada waktu terjadi keadaan darurat yang ditetapkan oleh Kepala Wilayah

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 6 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 10 Pokok Bahasan : Pembelian Bahan Makanan Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan

Lebih terperinci

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA Dosen pembimbing : Ir. Suyatno, M.Kes Disusun oleh : Bertin F W 25010110141094 Annisa Arum S 25010112150038 BAGIAN GIZI

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI Pengertian MENU Susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang MENU SEIMBANG Menu yang mengandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PEDOMAN PELAYANAN GIZI SOP Direktur 1. Definisi Kegiatan pelayanan gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap di guna memenuhi keperluan metabolisme tubuh, peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuhnya.

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam MENU MAKAN PAGI KETUPAT JALA TALAS KETUPAT JALA TALAS Bahan 225 gr Talas 100 gr Talas 100 gr Ubi 50 gr Ubi 200 gr Santan 60 gr Santan 5 gr Garam 5 gr Garam 3 gr Gula KETUPAT Talas dan ubi yang sudah digiling

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan: TIM MAKARONI 25 gr makaroni 250 cc air 25 gr daging giling 25 gr tahu, potong kecil 25 gr wortel, parut kasar 25 gr tomat, iris halus 1. Rebus makaroni bersama dengan air, daging giling, dan tahu sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNARUNGU (SMALB-B-D-E)

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNARUNGU (SMALB-B-D-E) PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNARUNGU (SMALB-B-D-E) Mata Pelajaran Jenis Keterampilan : Keterampilan : Jasa Boga DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU

PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU BALITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN PERMAINAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN Tanggal Pengamatan - - Kelurahan

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe Makan Pagi Nasi tim Cah brokoli+ goreng Ayam bacem Pepaya Air Putih Master Menu Rumah Sakit (siklus 0 hari) Hari ke- Porsi Porsi Porsi Makan Siang Makan Malam URT gram URT gram URT gram Nasi merah Sop

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

Resep nasi goreng - 5 cara membuat nasi goreng paling enak

Resep nasi goreng - 5 cara membuat nasi goreng paling enak Resep nasi goreng - 5 cara membuat nasi goreng paling enak Resep nasi goreng ini saya posting karena nasi goreng merupakan salah satu masakan Indonesia yang paling terkenal. Bahkan CNN melansir nasi goreng

Lebih terperinci

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 18 SERI BACAAN ORANG TUA UBI JALAR Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu

HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu HANDOUT 4 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 6 dan 7 Pokok Bahasan : Perencanaan Menu Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN MODIFIKASI RESEP DI INSTALASI GIZI RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK SUP AYAM FANTASI

LAPORAN MODIFIKASI RESEP DI INSTALASI GIZI RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK SUP AYAM FANTASI LAPORAN MODIFIKASI RESEP DI INSTALASI GIZI RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK SUP AYAM FANTASI DISUSUN OLEH : RIRIN SURYANI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG DIPLOMA IV JURUSAN GIZI TAHUN 2013 A. GAMBARAN RESEP

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Syarat sistem penyelenggaraan Ya Tidak 1. Perencanaan anggaran belanja a. Tersedianya data standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari 43 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data Dari hasil penelitian, pada tabel 4.1 diketahui bahwa menu yang ada di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari ditambah menu

Lebih terperinci

4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba

4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba 4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba recepmakanan.blogspot.co.id/2017/01/resep-masakan-sehari-hari.html resep masakan rumahan sehari hari - Ada banyak sekali resep masakan nusantara

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN TUMIS DAGING sayuran Bahan: 250 gr daging sapi has dalam, iris melintang tipis 4 buah sosis sapi, iris 1 cm 200 gr bak coy, lepaskan dari bonggolnya 100 gr wortel, kupas, iris tipis 100 gr kapri, siangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Panti Rehabilitasi Panti rehabilitasi merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat 7 BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori 1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi rumah sakit sangat berpengaruh dalam menyediakan makanan bagi orang sakit, sehingga tujuan penyelenggaraan

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus

Lebih terperinci

Kumpulan Resep Sup ( Baru )

Kumpulan Resep Sup ( Baru ) SUP PASTA BENING BAHAN : Kaldu ikan 250 gram ikan kakap 1 buah bawang Bombay potong-potong 1 batang daun bawang iris 1 batang seledri iris 5 biji merica butiran 1 liter air Isi : 12 udang ukuran sedang

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

MODUL III MANAGEMEN MENU. Oleh: Ir. SUYATNO, MKes Bagian Gizi FKM-UNDIP Semarang

MODUL III MANAGEMEN MENU. Oleh: Ir. SUYATNO, MKes Bagian Gizi FKM-UNDIP Semarang MODUL III MANAGEMEN MENU Oleh: Ir. SUYATNO, MKes Bagian Gizi FKM-UNDIP Semarang Menu: Pengertian berasal dari bhs Perancis yang berarti: suatu daftar yang tertulis secara rinci daftar hidangan yang disiapkan

Lebih terperinci

Dari 60,7 gr protein nabati, 32,8 gr = 27,9 gr; bila protein nabati ini disumbang dari tempe 17,9 gram, dan tahu 10 gr.

Dari 60,7 gr protein nabati, 32,8 gr = 27,9 gr; bila protein nabati ini disumbang dari tempe 17,9 gram, dan tahu 10 gr. Jika 15,2 gr protein hewani diambil dari ikan segar, maka kebutuhan akan ikan segar adalah : 15,2/17 x 100 x 100/80 = 111,8 gr; yang mengandung energi: 111,8/100 x 80/100 x 113 kal =101 Kal. Dari 60,7

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 9 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 14 Pokok Bahasan : Prosedur Persiapan dan Pemasakan Bahan Makanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian FIK 31 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian KESBANG 32 Lampiran 3 Gambaran Pendampingan Makanan pada Partisipan Kelompok Eksperimen Partisipan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu

Lebih terperinci

Serba Pepes dan Botok

Serba Pepes dan Botok Serba Pepes dan Botok Resep Botok Ares Botok Ares adalah jenis masakan kukus dibungkus daun berbentuk tum dengan bahan utamanya ares, yakni bagian dalam dari batang pohon pisang. Untuk rasanya, silakan

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor Kegiatan Lokasi : 007/BA.Aan/PAN-LLG/DINKES/III/2010 : Belanja Makanan

Lebih terperinci

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA Kue talam memang biasanya diolah dari bahan ubi. Namun sebenarnya tidak harus seperti itu. Banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kue talam

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BALAI BESAR REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD) UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. SKB No. 5 Karadenan Cibinong Bogor, 16913 Telp. (0251) 8654702 8654705 Fax. 8654701

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan Institusi

TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan Institusi TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan Institusi Menurut Moehyi (1992), makanan institusi merupakan bentuk penyelenggaraan makanan kelompok yang memiliki tempat memasak dan menyajikan makanan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan RS merupakan serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN TAHUN 2012

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

Aneka Resep Masakan Sayur

Aneka Resep Masakan Sayur Aneka Resep Masakan Sayur Sayur mayur sangat penting bagi tubuh kita, karenanya kita mesti menyeimbangkan asupan gizi dari makanan yang mama masak. Aneka resep masakan sayur kami sajikan kali ini. Ada

Lebih terperinci

*SAMA SEKALI TIDAK BOLEH DIKONSUMSI SELAMA PROGRAM*:

*SAMA SEKALI TIDAK BOLEH DIKONSUMSI SELAMA PROGRAM*: *DIET PEMBAKARAN LEMAK* Untuk orang-orang yang butuh menghilangkan berat badan dalam waktu singkat. Diet ini diberikan oleh salah satu Rumah Sakit di Maryland USA untuk para pasien jantung yang perlu menurunkan

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot Tahu Tumis Tausi 2 buah tahu putih yang bagus mutunya 1 sdm minyak sayur, cincang 25 g bawang Bombay, cincang 100 g udang kupas ukuran sedang 1 sdm saus tiram 1 sdm kecap asin 1 sdm tausi ½ sdt garam 75

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status

Lebih terperinci

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT: Kecap Asin/Manis BAHAN: 1 kg kedelai putih atau hitam 3 gr ragi tempe 3 lbr daun salam 2 btg serai 3 Daun jeruk 1 lembar 4 cm lengkuas 1 sdt pokak 6 kg gula merah 1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah

Lebih terperinci

BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI. A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita

BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI. A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita Makanan jajanan menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang

Lebih terperinci

Pembuatan Sosis Ikan

Pembuatan Sosis Ikan Pembuatan Sosis Ikan Sosis ikan adalah salah satu olahan yang dibuat dari pasta ikan yang ditambah dengan bumbu-bumbu, kemudian dibungkus/dikemas dengan usus kambing atau pengemas lainnya yang biasa disebut

Lebih terperinci

HeHeader

HeHeader SOTO PEKALONGAN 750 gram daging sandung lamur 3 cm jahe, memarkan 3 batang serai, memarkan 3 lembar daun jeruk 3 sdm taoco manis 2 sdm kecap manis 1,5 liter air 6 cabai merah besar 8 bawang merah 6 siung

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

ALUR KERJA INSTALASI GIZI ALUR KERJA INSTALASI GIZI PELAYANAN GIZI... 3 ALUR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT...4 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN...5 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT INAP...6 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN...7 ALUR PENELITIAN

Lebih terperinci

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga HANDOUT PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga MATERI PERKULIAHAN Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga 1. Dapur Usaha Boga

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 1. Manusia membutuhkan serat, serat bukan zat gizi, tetapi penting untuk kesehatan, sebab berfungsi untuk menetralisir keasaman lambung

Lebih terperinci

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN 1. Perencanaan Menu a. Apakah ketering melakukan perencanan menu? b. Apakah dalam perencanaan menu yang dibuat ketering memperhatikan kecukupan gizi konsumen? c. Apakah

Lebih terperinci

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati SOTO BANJAR Elly Lasmanawati Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010 SOTO Soto, sroto,

Lebih terperinci

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent ANALISIS UNIVARIAT 1. Jenis Kelamin [DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics Jenis Kelamin N Valid 54 Missing 0 Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Lebih terperinci

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata (Resep 1).. Serba Ayam Ayam Tulang Lunak 1 ekor ayam 50 g gula Jawa, sisir halus 1 sdm air asam Jawa kental 2,5 liter air kelapa 5 lembar daun salam 4 cm lengkuas, memarkan minyak goreng Bumbu, haluskan:

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung zatzat gizi dan atau unsur-unsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukan

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Tempe merupakan jenis makanan fermentasi dengan bahan dasar kedelai atau jenis

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA. ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA Repa Kustipia 1 1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Jakarta

Lebih terperinci

Resep MPASI Bagi Balita Berumur Setengah Tahun

Resep MPASI Bagi Balita Berumur Setengah Tahun Resep MPASI Bagi Balita Berumur Setengah Tahun Bayi Ibu sekarang sudah berusia 6 tarikh. Jika Pokok sudah sukses menjalankan BERTERIMA eksklusifnya tengah 6 bulan maka sehabis lepas 6 bulan Permulaan sudah

Lebih terperinci

T E M P E 1. PENDAHULUAN

T E M P E 1. PENDAHULUAN T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

PECEL. Dra.Elly Lasmanawati.MSi

PECEL. Dra.Elly Lasmanawati.MSi PECEL Dra.Elly Lasmanawati.MSi Prodi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2009 Pengertian pecel dalam

Lebih terperinci

Peneliti : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. dkk

Peneliti : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. dkk Peneliti : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. dkk ASPEK PENGEMBANGAN SDM MASALAH & TANTANGAN 54 % angka kematian Balita disebabkan oleh kurang gizi (WHO,2002) Indonesia menempati urutan pertama kematian balita (UNICEF,2004)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan bukan hanya kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat penting untuk membangun fisik yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur Restoran Martabak Air Mancur (MAM) merupakan konsep restoran yang menyajikan keunikan pengolahan tepung terigu menjadi menu makanan

Lebih terperinci

NOMOR : PL /019.2/521112/2011 TANGGAL : 27 Januari 2011

NOMOR : PL /019.2/521112/2011 TANGGAL : 27 Januari 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT PARU Dr HA ROTINSULU PANITIA PENGADAAN BARANG-JASA BELANJA RUPIAH MURNI JL BUKIT JARIAN NO40 BANDUNG 40141 TELP 2034446,2031427 FAX2031427 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN/

Lebih terperinci

BUKU KOMPILASI RESEP

BUKU KOMPILASI RESEP Menu Hari Pertama BUKU KOMPILASI RESEP LOMBA CIPTA MENU B2SA BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL SE-PROVINSI RIAU TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2015 1 SARAPAN PAGI NASI GORENG

Lebih terperinci