BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari
|
|
- Djaja Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 43 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data Dari hasil penelitian, pada tabel 4.1 diketahui bahwa menu yang ada di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari ditambah menu ke 11 untuk setiap tanggal 31. Pada penelitian ini ada 2 menu yang tidak digunakan, yaitu menu 2 dan menu 7, karena pada saat pengambilan sampel, menu tersebut jatuh pada hari libur, sehingga tidak diambil data dalam penelitian sebelumnya, dan penelitian ini menggunakan data sekunder, hasil dari penelitian sebelumnya. Jumlah responden terbanyak adalah yang mendapat menu 8 yaitu 18 dari 91 responden (19,78%). B. Analisis Data 1. Analisis Harga Sisa Makanan Lunak dan Zat Gizi yang hilang Dari tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai zat gizi rata-rata yang diberikan sudah sesuai dengan komposisi pembagian zat gizi seimbang, yaitu untuk protein sebesar %, lemak 20-30% dan hidrat arang sebesar %. Sedangkan untuk rata-rata harga makanan lunak adalah Rp ,22. Harga termahal adalah menu ke 8 yaitu Rp ,53 (13,13%). Hal ini disebabkan pada menu 8 menggunakan lauk hewani daging sapi (untuk menu makan pagi, siang dan sore) yang berdasarkan harga kontrak, harganya lebih mahal 59% dibandingkan dengan harga lauk hewani lainnya. Harga rata-rata perporsi masakan lauk hewani daging sapi adalah
2 44 Rp 3.800,00 sedangkan rata-rata lauk hewani lainnya adalah Rp 2.400,00. Dari tabel 4.3, dapat dilihat bahwa pencapaian nilai gizi makanan yang diberikan di rumah sakit terhadap standar makanan lunak rumah sakit sudah mencapai 100 % bahkan lebih. Kecuali untuk lemak, hanya tercapai 78,65% dari standar karena pada realisasi pengolahan, tidak ada penggunaan minyak dalam jumlah banyak (tidak ada yang di goreng). Kelebihan protein pada menu 9 dan 10 adalah karena pada menu 9 menggunakan sayuran capcay untuk makan siang, dimana pada sayuran ini menggunakan campuran bahan makanan sumber protein antara lain udang, baso ikan, dan ayam fillet dalam jumlah besar, yaitu mencapai ½ penukar hewani. Hal ini juga terjadi pada menu 10. Menu ini banyak menggunakan campuran bahan makanan sumber protein, misalnya pada makan pagi, ada tambahan kacang tolo pada lauk nabati (1/4 penukar nabati ) pada makan siang ada tambahan sumber protein hewani ayam pada sayuran siang yaitu soto bening (1/8 penukar protein hewani), dan pada makan sore ada tambahan nabati pada sayuran sup kacang merah (1/5 penukar protein nabati). Penggunaan campuran sumber protein menyebabkan nilai protein menjadi tinggi. Untuk hidrat arang hanya menu 6 yang jumlahnya lebih dari standar, karena pada menu 6 menggunakan bahan sumber karbohidrat untuk campuran, antara lain tepung beras dan tepung terigu (1/4 penukar karbohidrat) untuk campuran lauk nabati.
3 45 2. Identifikasi Sisa Makanan Lunak a. Jumlah Sisa Makanan Lunak Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase rata-rata kehilangan zat gizi dibandingkan dengan zat gizi yang diberi adalah 27,4%, di atas standar minimal pelayanan yang menetapkan 20% untuk sisa makanan. Sisa ini lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian di RSUD Banjarnegara tahun 2002 yaitu sebesar 52% (Azizah, 2002). Untuk urutan sisa makanan dari yang terbanyak adalah makanan pokok (36,57%), Sayuran (31,04%), lauk nabati (28,14%), snack (19,85%), lauk hewani (19,52%) dan buah (4,49%). Hasil ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan penelitian sisa makanan di RSUD Dr Moewardi Surakarta yang dilakukan oleh Viorida, 2008 yang menyebutkan bahwa sisa makanan pokok (54,3%), lauk hewani (51,2%), lauk nabati (60,7%), sayur (58,4%) dan buah (42,9%). Sedangkan hasil penelitian di RS Cibinong menunjukkan sisa makanan pasien sebesar 37,75% makanan pokok, lauk nabati (30,1%) dan sayuran (51%). Tingginya sisa makanan berkontribusi pada terjadinya gizi buruk di rumah sakit dan terhadap biaya. Hasil penelitian dari 32 rumah sakit di Eropa, didapat sisa makanan 30 %, jauh lebih tinggi daripada pengaturan jasa makanan lain. Tingginya sisa ini disebabkan antara lain oleh kondisi klinis pasien, faktor makanan dan menu (kualitas makanan), akses pelayanan makanan, waktu makan yang tidak tepat, banyak terjadi interupsi atau gangguan seperti visite, lingkungan makan. (Williams.P, dkk).
4 46 b. Nilai Gizi Sisa Makanan Lunak 1) Analisis zat gizi yang hilang menurut jenis makanan Berdasarkan jenis makanan, pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata kehilangan zat gizi makro masih tinggi yaitu 28,42%, yang terdiri dari : Energi : 598,74 Kal Protein : 18,91 gr Lemak : 14,26 gr HA : 96,82 gr Kehilangan energi terbesar adalah dari jenis makanan pokok yaitu 368,08 Kalori (61,53%). Dilihat dari zat gizinya, maka kehilangan paling banyak adalah dari jenis hidrat arang yaitu 96,82 gr (64%). 2) Rata-rata zat Gizi Yang Hilang Menurut Waktu Makan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa kehilangan zat gizi paling banyak adalah pada waktu makan siang (38,13%) sejalan dengan harga sisa tertinggi, dan yang paling sedikit adalah waktu makan sore (30,67%). Sedangkan untuk makan pagi sebesar 31,19%. Hasil ini lebih tinggi daripada penelitian sisa makanan yang dilakukan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yaitu sisa makan siang 20,33%, makan sore 22,4% dan makan pagi 23,8% (Djamaluddin, 2002).
5 47 Penelitian yang dilakukan pada orang tua di tempat fasilitas perawatan di Australia oleh CA Nowson, menyebutkan bahwa rata-rata energi terbuang adalah 17%, dan 16% adalah makanan utama. Kehilangan energi untuk makan pagi adalah 8%, makan siang 22% dan makan malam sebanyak 25%. Kehilangan saat makan siang adalah sebesar 226,04 Kal; Protein sebesar 6,89 gr; Lemak sebesar 5,5 gr dan Hidrat arang sebesar 36,92 gr. Rata-rata kehilangan zat gizi dari 3 waktu makan adalah Energi sebesar 199,58 kal (sd=27,4) ; Protein : 6,3 gr (sd=0,95) ; Lemak : 4,75 gr (sd=1,52) ; dan Hidrat Arang sebesar 32,27 gr (sd=4,03). Sejalan dengan harga sisa makanan terbuang berdasarkan waktu makan, kehilangan zat gizi terendah adalah pada waktu makan sore, dimana periode waktu makan sore lebih panjang dibandingkan makan pagi dan makan siang. Penelitian Ethan A. Bergman terhadap makan siang anak sekolah dasar menyebutkan bahwa lamanya periode waktu makan akan berpengaruh terhadap terjadinya sisa makanan. Waktu makan yang diteliti adalah pada saat makan siang, dengan periode waktu 20 menit dan 30 menit. Ternyata periode waktu makan yang lama memberikan sisa makanan lebih sedikit (27,2%) dibandingkan dengan periode waktu makan yang lebih sebentar (43,15%).
6 48 3) Analisis Zat Gizi Yang Hilang menurut Menu Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai zat gizi yang hilang rata-rata hampir sama, kecuali nilai ekstrim yang tinggi terdapat pada menu 4 yaitu untuk Energi : 783,81 Kal (15,38%) dan Protein : 23,85 gr (14,85%) karena persentase rata-rata sisa makanan yang tidak termakan paling besar ada di menu 4 yaitu sekitar 37,22%. Tetapi untuk Lemak tertinggi ada di menu 11 yaitu sebesar 22,34 gr (18,20%) karena menu 11 banyak menggunakan minyak dalam pengolahannya. ( menu terlampir). Sedangkan kehilangan zat gizi terendah ada di menu 10 karena sisa makanan pada menu 10 juga paling sedikit yaitu sekitar 5,38%. c. Harga Sisa Makanan Lunak 1) Harga Sisa Makanan Lunak Menurut Jenis Makanan Total harga sisa makanan yang didapat dari 91 orang responden adalah Rp ,00 (tabel 4.8). Berdasarkan jenis makanan, harga sisa makanan lunak tertinggi ada di jenis lauk hewani yaitu Rp ,00 karena harga perporsi lauk hewani menurut harga kontrak mahal, antara Rp Rp 4.000,00 perporsi hidangan. Tetapi jika dilihat dari persentase sisa makanan lunak berdasarkan jenis, sisa terbanyak adalah dari jenis makanan pokok yaitu mencapai 37,25%. Lauk hewani hanya bersisa 19,28% atau ada di urutan ke 5 dari 6 jenis kelompok sisa makanan. Selain itu, harga sisa makanan dari jenis sayuran juga tinggi yaitu Rp ,00. Hal ini juga disebabkan karena harga sayuran di
7 49 RS Hasan Sadikin mahal, antara Rp 700,00 untuk porsi makan pagi sampai Rp 2.300,00 untuk porsi makan siang atau sore, dan untuk persentase sisa, sayuran ada di urutan ke dua terbanyak, yaitu 35,11%. Sedangkan untuk harga sisa buah, sangat kecil yaitu Rp 7.667,00 karena pasien kelas 3 menggunakan buah-buahan yang harga kontraknya murah, seperti pisang. Selain itu, secara persentase sisa, buah adalah jenis makanan yang sisanya paling sedikit, yaitu 7,85%. Penyebab terjadinya sisa makanan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asep Ahmad Munawar pada bulan April 2011 menyebutkan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sisa makanan lunak di RS Hasan Sadikin antara lain penampilan makanan yang meliputi warna, bentuk, konsistensi dan cara penyajian, cita rasa masakan yang meliputi rasa, aroma, bumbu, tekstur, tingkat kematangan, dan suhu masakan, serta faktor pelayanan yang meliputi ketepatan waktu penyajian dan keramahan petugas penyaji makanan di ruangan. Dari faktor-faktor tadi, yang paling dominan dalam hubungannya dengan terjadinya sisa makanan adalah penampilan makanan.
8 50 2) Harga Sisa Makanan Lunak Menurut Waktu Makan Dari tabel 4.9 terlihat bahwa dari 3 waktu makan (pagi, siang dan sore), harga sisa makanan tertinggi adalah pada waktu makan siang yaitu Rp ,00 (40,52%) dan yang terendah adalah makan sore yaitu Rp ,00 (25,15%). Rata-rata harga yang didapat untuk 3 kali waktu makan adalah Rp ,00 dengan standar deviasi , sehingga didapat rentang harga antara Rp , ,00. Untuk makan sore, sisa harga dibawah standar deviasi, artinya makan sore hanya tersisa sedikit, tapi untuk makan pagi dan siang masih banyak yang tersisa. Penyebab sisa makanan tinggi pada waktu makan siang disebabkan karena tingginya waktu visite oleh dokter maupun tenaga kesehatan lainnya pada siang hari, terutama pada pasien kelas 3 gakin di RS Hasan Sadikin yang merupakan rumah sakit pendidikan juga. Sedangkan penyebab sisa makanan tinggi pada makan pagi adalah karena pasien sudah mendapat makanan dari luar rumah sakit. 3) Harga Rata-rata Sisa Makanan Lunak Menurut Menu Harga rata-rata yang didapat menurut tabel 4.10 adalah Rp 4.107,00 per pasien perhari. Tanpa melihat menu dan faktorfaktor yang bisa berpengaruh terhadap sisa, harga ini lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian harga sisa makanan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta pada bulan Mei 2010 yaitu Rp 4.183,00 per pasien per hari. Harga sisa
9 51 tertinggi ada di menu 8 yaitu Rp 6.123,00. Ini disebabkan antara lain karena harga menu 8 paling mahal, dan persentasi sisa makanan pada menu 8 adalah nomer 2 tertinggi, yaitu 25,56%, setelah menu 4 yaitu 28,53%, sehingga hal ini menyebabkan ratarata harga sisa termahal ada di menu 8. Bila dihitung sebagai biaya kerugian produksi dari makanan selama sebulan adalah sebesar Rp ,00 per pasien. Hal ini jelas merupakan sesuatu yang inefisien atau pemborosan biaya. 4) Persentase besarnya rata-rata harga sisa makanan terhadap harga makanan Tabel 4.11 menggambarkan bahwa secara keseluruhan ratarata harga sisa makanan masih tinggi, yaitu 20,26%. Harga sisa makanan tertinggi ada di menu 4 dan 8, karena dari hasil penelitian didapat bahwa : a) Sisa makanan terbanyak ada di menu 4 dan 8 yaitu 28,53% dan 25,56%. b) Jumlah responden terbanyak juga ada di menu 4 dan 8, masingmasing adalah 16 orang (17,58%) dan 18 orang (19,78%). c) Harga menu 8 adalah yang termahal. d) Walaupun harga menu 4 adalah yang termurah, tapi secara persentase jumlah sisa, menu 4 adalah yang paling banyak bersisa (28,53%).
10 52 3. Hubungan Antara Kelompok Umur dengan Sisa makanan Berdasarkan teori, sisa makanan dapat disebabkan oleh banyak faktor, dimana salah satunya adalah umur. Dalam penelitian ini, digunakan t-test independent dengan mengkategorikan umur menjadi dua kelompok yaitu umur tahun dan umur tahun (dalam skala interval) dan data sisa makanan dalam ukuran numerik. Menurut Khairun Nida dalam penelitian skripsinya, pasien berusia tahun, kemungkinan menyisakan makanan 0,4 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang berusia di bawahnya. Suatu penelitian yang dilakukan di Montreal Amerika Serikat menyebutkan bahwa pada orang berusia tahun dengan kasus dimensia, dapat menghabiskan makanan bila diberikan dengan sistem decentralized bulk food portioning, yaitu makanan yang diberikan di porsi di ruang makan secara desentralisasi. (Shanstein, Bryna). Hasil uji statistik ini, ternyata didapat bahwa p sign adalah 0,243 lebih besar daripada = 0,05. Artinya bahwa tidak ada perbedaan rata-rata sisa makanan dalam dua kelompok umur tersebut, sehingga Ho diterima, atau tidak ada hubungan antara kelompok umur dengan terjadinya sisa makanan. 4. Hubungan Antara Lama Rawat dengan Sisa Makanan Menurut Almatsier (1992), sisa makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lama perawatan. Pasien yang menjalani rawat inap dalam waktu yang cukup lama, seringkali tidak menghabiskan makanan yang disajikan oleh rumah sakit. Menurut Moehyi (1999), pasien dengan masa rawat lama, cenderung sudah hafal menu makanan yang disajikan, rasa masakan dan sebagainya.
11 53 Penelitian Jay Kandiah menyebutkan, sisa makanan dipengaruhi antara lain oleh diet, jenis kelamin, diagnosis penyakit dan lama tinggal pasien. Penelitian ini dilakukan selama 4 hari terhadap 346 pasien di rumah sakit, dengan lama rawat antara 3,63 4,7 hari. Hasilnya adalah sisa makanan meningkat sebanyak 14,1% untuk setiap hari pasien dirawat, tetapi untuk pasien diabetes, sisa makanan menurun sebanyak 61,2%. Dalam penelitian ini, digunakan t-test independent dengan mengkategorikan umur menjadi dua kelompok lama rawat yaitu 10 hari dan > 10 hari (sesuai dengan siklus menu yang berlaku di RS Hasan Sadikin). Hasil uji statistik ini, ternyata didapat bahwa p sign adalah 0,177 lebih besar daripada = 0,05. Artinya bahwa tidak ada perbedaan rata-rata sisa makanan dalam dua kelompoklama hari rawat tersebut, sehingga Ho diterima, atau tidak ada hubungan antara kelompok lama hari rawat dengan terjadinya sisa makanan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan hasil dari penelitian terakhir sisa makanan lunak di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan November 2011, dimana data yang diambil adalah data sekunder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pelayanan gizi, dalam standar profesi Gizi, dinyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Depkes, 2003) salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan gizi, dalam standar profesi Gizi, dinyatakan bahwa Pelayanan gizi adalah suatu
Lebih terperinciGAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
GAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun Oleh : TRI VIORIDA J
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif bidang gizi institusi yang menggambarkan sisa makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi sisa makanan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan data sampai evaluasi penyelenggaraan makanan, yang dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan dengan perkembangan penyakit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuhnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuhnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 147 tahun 2010, rumah sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan RS merupakan serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan
Lebih terperinciLAPORAN MODIFIKASI RESEP DI INSTALASI GIZI RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK SUP AYAM FANTASI
LAPORAN MODIFIKASI RESEP DI INSTALASI GIZI RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK SUP AYAM FANTASI DISUSUN OLEH : RIRIN SURYANI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG DIPLOMA IV JURUSAN GIZI TAHUN 2013 A. GAMBARAN RESEP
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya mencapai pemulihan penderita. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia dan sangat berpengaruh dalam perilaku dan pola kehidupan sehari-hari, bahkan dapat dijadikan strategi dalam peperangan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber energi, pertumbuhan dan perkembangan, pengganti sel-sel yang rusak,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit Makanan merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhannya. Secara umum makanan berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan serangkaian kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit, perencanaan menu sampai distribusi
Lebih terperinciINFORMED CONSENT. Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang dilaksanakan, saya :
Lampiran-lampiran INFORMED CONSENT Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang dilaksanakan, saya : Nama Anak : Umur Anak : Nama Orangtua : Menyatakan bersedia untuk menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit Citra sebuah rumah sakit di tentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah sistem pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya yang dilakukan meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Lebih terperinciPROGRAM STUDI SI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
4 GAMBARAN SISA MAKANAN, KONTRIBUSI ZAT GIZI DAN BIAYA MAKAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : OKTAVIANI FADILAH J310 111 005 PROGRAM STUDI SI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan, sehingga harus diperhatikan secara individual. Khususnya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif yaitu
32 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif yaitu menganalisis kesesuaian preskripsi diet dengan makanan yang disajikan pada pasien rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pelayanan gizi yang bermutu terutama dalam menyediakan makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan mempunyai tujuan untuk melakukan upaya penyembuhan pasien dengan waktu yang singkat. Salah satu upaya yang
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak
BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan makanan merupakan salah satu hal penting dalam peningkatan dan perbaikan status gizi pasien di rumah sakit sebagai bagian dari penyembuhan penyakit. Pemberian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daya Terima Daya terima makan adalah kesanggupan seseorang untuk menghabiskan yang disajikan sesuai dengan kebutuhannya (Kurnia, 2010). Daya terima secara umum dapat dilihat
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu yang tidak berkelanjutan. Penelitian
Lebih terperinciKUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN
KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN 1. Perencanaan Menu a. Apakah ketering melakukan perencanan menu? b. Apakah dalam perencanaan menu yang dibuat ketering memperhatikan kecukupan gizi konsumen? c. Apakah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan
Lebih terperinciIswanelly Mourbas, M. Husni Thamrin, Ayu Restika (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
ANALISIS BIAYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN DI RSUD PROF. DR. M.A HANAFIAH BATUSANGKAR TAHUN 2014 Iswanelly Mourbas, M. Husni Thamrin, Ayu Restika (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT Food
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi Rumah Sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien, berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciPENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes
PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005
Lebih terperinciPENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI
PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI Pengertian MENU Susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang MENU SEIMBANG Menu yang mengandung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan pemilihan menu diet bagi penyandang Diabetes Mellitus dengan menggunakan metode
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DARI KUALITAS MAKANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN DI RSUD KOTA SEMARANG
ILMU GIZI INDONESIA pissn 2580-491X Vol. 01, No. 01, Agustus 2017 HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DARI KUALITAS MAKANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN DI RSUD KOTA SEMARANG Angelina Swaninda Nareswara * Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Makanan Keberhasilan suatu pelayanan gizi di ruang rawat inap di evaluasi dengan pengamatan sisa makanan tidak di konsumsi setelah makanan disajikan (Sutarjo, 1999 dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, pekerja perkebunan, para prajurit, orang. sakit, penghuni asrama atau panti asuhan,narapidana dan sebagainya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu penyelenggraan makanan merupakan suatu keharusan, baik dilingkungan keluarga maupun diluar lingkungan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang diawali dengan adanya tumor yaitu pembengkakan pada tubuh akibat berkembangbiaknya sel-sel yang bersifat abnormal. Tumor
Lebih terperinciFORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN
60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
79 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Hasil Penelitian Kesimpulan penelitian mengenai Kemampuan Mahasiswa dalam Analisis Menu Sehat Seimbang bagi wanita Dewasa (Penelitian terbatas pada mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Standar akreditasi rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan gizi. metabolisme manusia untuk pemulihan dan mengoreksi kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar akreditasi rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan gizi tidak hanya penyediaan makanan bagi pasien dan petugas saja tetapi yang terpenting adalah penyediaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Bab ini mengenai analisis yang dilakukan sebelum membuat aplikasi kesehatan untuk menentukan menu diet dengan model What-If Analyisis serta tampilan sistem
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian
Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)
Lebih terperinciKUESIONER PENILAIAN DAYA TERIMA MAKANAN PASIEN
KUESIONER PENILAIAN DAYA TERIMA MAKANAN PASIEN A. Data Umum 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Lama dirawat : 5. Jenis terapi : Radioterapi / Kemoterapi 6. Pendidikan : 7. Diagnosa : B. Data
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat
7 BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori 1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi rumah sakit sangat berpengaruh dalam menyediakan makanan bagi orang sakit, sehingga tujuan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status gizi anak. Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor utama penentu status gizi seseorang. Status
Lebih terperinciPERBEDAAN DAYA TERIMA, SISA DAN ASUPAN MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MENU PILIHAN DAN MENU STANDAR DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
PERBEDAAN DAYA TERIMA, SISA DAN ASUPAN MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MENU PILIHAN DAN MENU STANDAR DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK THE DIFFERENCE OF FOOD ACCEPTANCE, FOOD WASTE AND FOOD INTAKE OF STANDARD AND
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN Nama : Jenis Kelamin : Usia : Lama Rawat :
Lebih terperinciFORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : L/P (coret yang tidak perlu) Pekerjaan : Alamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa Remaja merupakan periode dimana terjadi peningkatan pertumbuhan. Oleh sebab itu pada periode ini kebutuhan gizi meningkat dibandingkan periode lain setelah
Lebih terperinciMAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA
MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA Dosen pembimbing : Ir. Suyatno, M.Kes Disusun oleh : Bertin F W 25010110141094 Annisa Arum S 25010112150038 BAGIAN GIZI
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet
BAB V PEMBAHASAN A. Perubahan Berat Badan Pasien Berat badan dalam adalah salah satu parameter yang memberikan status gizi seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Hampir seluruh
Lebih terperinciIndikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat
A. KEPUASAN PASIEN 1. Definisi Pengertian kepuasan pasien Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan BAB II Penampilan makan Rasa makanan TINJAUAN PUSTAKA Keramahan pramusaji Kebersihan
Lebih terperinciANALISIS ZAT GIZI DAN BIAYA SISA MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MAKANAN BIASA
108 JURNAL Mihir GIZI Djamaluddin, KLINIK INDONESIA, Endy P Prawirohartono, Ira Paramastri Volume 1, No. 3, Maret 2005: 108-112 ANALISIS ZAT GIZI DAN BIAYA SISA MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MAKANAN BIASA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Banyak Penyelenggaraan makanan institusi adalah serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, penyediaan atau pembelian bahan makanan, penerimaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan adalah kepedulian terhadap pelanggan serta menjadikannya fokus pelayanan. Pasien sebagai pelanggan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii
vi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iii-v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SENSORIK MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD DR. SOERATNO, GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SENSORIK MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD DR. SOERATNO, GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN Vivin Ariyanti 1, Endang Nur Widyaningsih 2, Rusdin Rauf 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia adalah Kurang Energi Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi disebabkan oleh rendahnya
Lebih terperinciTANGGAL TERBIT. 01 januari 2013
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata pengantar... ii Daftar Isi... iii 1. Perencanaan anggaran belanja... 1 2. Perencanaan menu... 2 3. Persiapan pelaksanaan produksi distribusi sebelum masuk ruang kerja...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pelayanan Gizi Rumah Sakit Berdasarkan SK. Men. Kes No. 134 / Men. Kes / IV / 1978 dan SK. Men. Kes No. 983 / 1992 menyebutkan bahwa Instalasi Gizi merupakan wadah yang
Lebih terperinciWritten by Dr. Brotosari Saturday, 19 September :24 - Last Updated Sunday, 06 August :16
Anda termasuk golongan yang nduttt dan gampang lapar? Coba yang berikut ini: 1. Air Putih Minumlah air putih sebanyak-banyaknya sebelum makan, karena air adalah penekan lapar alami. Air putih dapat mempercepat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Sisa Makanan a. Definisi sisa makanan Sisa makanan (waste) yaitu bahan makanan yang hilang karena tidak dapat diolah atau tercecer. Sisa pengolahan ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat
Lebih terperinciDEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA
Lebih terperinciPeneliti : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. dkk
Peneliti : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. dkk ASPEK PENGEMBANGAN SDM MASALAH & TANTANGAN 54 % angka kematian Balita disebabkan oleh kurang gizi (WHO,2002) Indonesia menempati urutan pertama kematian balita (UNICEF,2004)
Lebih terperinciHUBUNGAN VARIASI MENU, BESAR PORSI, SISA MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA MAKANAN LUNAK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
1 HUBUNGAN VARIASI MENU, BESAR PORSI, SISA MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA MAKANAN LUNAK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Shopia Damayanti Program StudiIlmuGizi, FakultasIlmu-IlmuKesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.
Lebih terperinciPENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si
PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
Lebih terperinciDBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya
DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM
LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan. Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN. : Ibu Post partum di Ruang Perawatan Alamanda. Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Makanan Pendamping ASI Sasaran : Ibu Post partum di Ruang Perawatan Alamanda Waktu : 40 menit Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013 Penyuluh : Apri Rahma Dewi
Lebih terperinciREKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
KOP PERUSAHAAN SATUAN KERJA : REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA NO NAMA BAHAN JUMLAH HARGA (Rp) 1 Daging Sapi/Kerbau 2 Ikan Segar 3 Ikan Asin 4 Telur Ayam / Itik 5 Tempe / Kedelai 6 Kacang 7 Kacang Tanah
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER
A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014).
4. PEMBAHASAN Snack atau yang sering disebut dengan makanan selingan adalah suatu produk yang biasannya dikonsumsi diantara waktu makan utama. Snack biasa dikonsumsi dengan jangka waktu 2-3 jam sebelum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum RS Royal Taruma
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RS Royal Taruma Rumah Sakit Royal Taruma didirikan pada tanggal 29 Maret 2007, berlokasi di Jl Daan Mogot N0 34, Jakarta Barat 11470. Gambar rumah sakit dan lokasi RS
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN
BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : BA. 147/PAN/E-PROC/DISPORA/2012 Pada hari ini Senin, tanggal Sepuluh bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Belas, bertempat di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lebih terperinciPENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG
PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciPenyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang
Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan
96 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan Penyelenggaraan Makanan Anak Balita (Penelitian terbatas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diet Pasca-Bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan
Lebih terperinciANGKET / KUESIONER PENELITIAN
ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita
Lebih terperinciPenelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.
2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat
Lebih terperinciUkuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram
Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes
Lebih terperinci