FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA JUDI (Bandar) di KALANGAN REMAJA (Studi Kasus : Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA JUDI (Bandar) di KALANGAN REMAJA (Studi Kasus : Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman"

Transkripsi

1 FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA JUDI (Bandar) di KALANGAN REMAJA (Studi Kasus : Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman ARTIKEL Diajukan Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) RAHMI YOZE Npm PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 $.i!ti-'[,;r,.,"u$ "izk?:!t:'.gity;{;.'{ { t,r1',.c?.t AEt{'E4;.'z:.,i :.1,i. :-;.-.:.r,i:iii,.ii.!ir,.r:.11;,;.,.i i;.'l.:;;. ii. t i.1,.;.i,,:. l..g i;r;.r i.:.: \;;i:.,; :E gq,2!+tad:ra=? :. rt,'.r - -.: \.a..., : 4i,:).i. :: ' 't it'!!.1 :t. t-).,., _ - -? i 1 l'.,:...-, '\",,t'.i,,...t i ' ii.:;l " il; j.. ;:': t,;:.ii:l: ;ji1;.ii;;',,,'1r ;,i.:i'.r ;.i,::.;t:i\ ' ' :1":.. : i!.'t,:-i1- i.:,,,,,1. \a'":i i:r!;;1::ri i'iii!,.. 'i )l i.i:,... I):,,;- r l.. t:t 1..,; i1-i:7rr.i ".1,..., i -.-j.' ii 'ii :, : - t. i,'.; :.,,:!-

3 Rahmi Yoze, ( ). Factors Cause Rampant Gambling Came (Bandar) Among Adolescents (Case Study: Teens at Jorong II Nagari Tarung-Tarung Subdistrict Rao Pasaman. Thesis, Sociology of Education High School of Pedagogy and Educational Sciences (STKIP), PGRI West Sumatra Padang Oleh: Rahmi Yoze 1, Surya Prahara,MH 2, Ikhsan Muharma Putra,M.Si 3 *The Sociology Department Student of STKIP PGRI West Sumatera **The Sosiology Staff of Sociology Department of STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT This event will be based on Research by school-age teenagers who play the game gambling came (bandar) school-age adolescents, which should aim to learn and develop themselves towards the better so as not to commit to things that deviate or violate the regulations that exist within the community. Formulation of the problem in this research is what causes rampant gambling operatives among adolescents of school age at Jorong II Nagari Tarung-Tarung Subdistrict Rao Pasaman. This research aims to describe and analyze what factors cause the rise of teenage school-age play gambling came (bandar). The theory used in this study the theory of Max Weber's theory of social action that is. This research used the qualitative approach with descriptive type is a type of research that guide researchers to explore or photograph the social situation will be examined thoroughly, wide and deep. the technique of taking informants by means of purposive sampling with a number of informants 20 people. With the criteria of informant, school-age teenagers who play the game gambling came (bandar), mamak, niniak head jorong and Chairman of the youth. The data type is primary data and secondary data. Engineering data collection done by the method of observation, interviews, document study. The unit of analysis that is individual with data analysis Miles & Huberman that consists of the stages of data collection, data presentation, data reduction, and the withdrawal of the conclusion. The results of this study, namely that the cause of the rampant gambling came (Airport) among adolescents (case study: school-age teens at Jorong II Nagari Tarung-Tarung Subdistrict Rao Pasaman is (1) to consider in a group, (2) Habitual, (3) the impingement of emotion, (4) wanted to be considered an adult, end (5) wanted to know. Kata kunci: Faktor Penyebab Judi Came (bandar) 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

4 ABSTRAK Rahmi Yoze, , Faktor Penyebab Maraknya Judi (Bandar) dikalangan Remaja (Studi Kasus: Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, Penelitian ini dilatar belakangi oleh remaja usia sekolah yang memainkan permainan judi came (bandar), remaja usia sekolah yang seharusnya bertujuan untuk belajar dan mengembangkan diri kearah yang lebih baik agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang menyimpang atau melanggar peraturan yang ada di dalam masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa penyebab maraknya judi bandar di kalangan remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis apa faktor penyebab maraknya remaja usia sekolah memainkan judi came (banar). Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori dari Max Weber yaitu teori tindakan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif merupakan tipe penelitian yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. teknik pengambilan informan dengan cara purposive sampling dengan jumlah informan 20 orang. Dengan kriteria informan, remaja usia sekolah yang memainkan permainan judi came (bandar), niniak mamak, kepala jorong dan ketua pemuda. Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, studi dokumen. Unit analisis yaitu individu dengan analisis data Miles & Huberman yang terdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini, yaitu bahwa faktor penyebab maraknya judi came (bandar) dikalang remaja (studi kasus: remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung -Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman adalah (1) ingin dianggap dalam kelompok, (2) ketagihan atau candu, (3) pelampiasan emosi, (4) ingin dianggap dewasa dan (5) ingin tahu. Kata kunci: Faktor Penyebab Judi Came (bandar) PENDAHULUAN Pada umumnya semua manusia memiliki tahap-tahap perkembangan diri, diawali dengan masa di dalam kandungan, masa lahir, masa kanak-kanak, masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua sebagai mana menurut Donald B. Helm dan Jeffrey S. Turner (1981), memberikan urutan lengkap dari perkembangan individu, yaitu masa: prenatal atau sebelum lahir dari masa konsepsi sampai lahir, bayi 0-2 tahun, kanak-kanak 2-3/4 tahun, anak kecil ¾ -5/6 tahun, anak 6-12, remaja tahun, dewasa muda 19-30,dewasa tahun dan usia lanjut 65 ke atas. Dari perkembangan ini remaja merupakan tahap yang sangat membutuhkan perhatian serta masukan-masukan yang baik untuk menentukan masa depan remaja kearah yang lebih baik (dalam Sukmadinata, 2003:119). Sedangkan remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Pada umumnya diusia remaja ini memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang suatu hal, sehingga seringkali ingin coba-coba, menghayal dan merasa gelisah serta melakukan pertentangan jika dirinya merasa

5 disepelekan atau tidak dianggap, dan remaja juga tidak memikirkan apa penyebab dan akibat perbuatannya, seperti, remaja melakukan hal-hal yang tidak baik atau bisa disebut dengan penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial adalah prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial dan norma, baik dalam sudut pandang manusia (Agama) maupun individu sebenarnya sebagai bagian dari pada mahluk sosial. Menurut Robert M.Z Lawang perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistim sosial (dalam Tika, 2008:119). Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi aturan (norma) untuk berbuat dan berprilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Remaja yang masih perlu bimbingan kerap terjerumus pada perilaku menyimpang. Banyak perilaku-perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh individu-individu yang ada di dalam masyarakat salah satunya judi. Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian tidak ada dijelaskan secara rinci defenisi dari perjudian. Namun dalam UU No. 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 303 ayat (3) KUHP. Yang dimaksud dengan permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana kemungkinan untuk menang pada umumnya bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Dalam pengertian permainan judi termasuk juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segaa pertaruhan lainnya. Perjudian dalam perspektif hukum adalah salah satu tindak pidana (delict) yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Ancaman pidana perjudian sebenarnya cukup berat, yaitu dengan hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun atau pidana denda sebanyak-banyaknya Rp ,00 (Dua puluh lima juta rupiah). Pasal 303 KUHP. Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1974 menyebutkan: 1. Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak Rp ,00 (dua puluh lima juta rupiah), barang siapa tanpa mendapat ijin : a. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu. b. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara. c. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencaharian. 2. Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencahariannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian itu, (Kartono 1992 : 52-53) Judi merupakan kegiatan yang ilegal di Indonesia khususnya, artinya disini jika melakukan hal ini akan dikenakan sanksisanksi yang berlaku di Indonesia. Menurut hukum di Indonesia dalam pasal 2 ayat (1) UU. No. 7 Tahun 1974 menjelaskan 8 bulan penjara atau denda sebanyak banyaknya 25 juta rupiah. Di dalam pasal 303 ayat (1) -1 Bis KUHP dan pasal 303 ayat(1)-2 KUHP memperberat ancaman hukuman bagi mereka yang mempergunakan kesempatan, serta ikut bermain judi, diperberat menjadi 4 tahun

6 penjara atau denda sebanyak banyak nya 10 juta rupiah dan ayat (2) penjatuhan hukuman menjadi selama lamanya 6 tahun atau denda sebanyak banyaknya 15 juta rupiah, (Kartono 1992). Judi merupakan suatu pelanggaran yang ada di dalam masyarakat karena kebiasaankebiasaan yang dilakukan masyarakat dan ini sudah menjadi tradisi di dalam masyarakat, fenomenanya seperti main togel, domino, koa, main bandar, kartu remi dan masih banyak yang lainnya. Berdasarkan keputusan pemerintah mulai 1 Oktober 1981 segala bentuk perjudian secara resmi dilarang berlangsung di wilayah Indonesia. Meskipun sudah ada larangan pemerintah tetap saja praktek-praktek judi secara diam-diam dan ilegal terus berkembang dengan berbagai bentuk. Perjudian masih dilindungi oleh oknum-oknum tertentu, berupa kelompok tukang pukul, oknum-oknum pejabat dan polisi. Sangatlah sulit memusnahkan permainan judi. Melihat sekarang ini di kotakota besar dan kota industri serta kota dagang norma-norma susila sudah longgar dan sanksisanksi sosial melemah, serta keyakinan akan norma-norma religius menipis. Peran oposisi kaum agama tidak dipeduli karena masyarakat sudah kecanduan dan menganggapnya sebagai peristiwa biasa, (Kartono, 1992 : 60-62). Permainan judi memiliki unsur-unsur yang tidak pasti atau harapan yang sangat tinggi untuk menang. Situasi seperti ini membuat rasa penasaran yang begitu tinggi. Rasa penasaran akan hilang apa bila nomor atau angka yang kita miliki sudah terlihat, permainan ini sangat erat dengan hoki atau keberuntungan seseorang dalam memilih nomor sehingga mereka merasa ketagihan dan lama kelamaan taruhan semakin besar sehingga jadilah mereka penjudi profesional yang takkan jera dengan hukuman. Hal yang terpenting yang perlu dipertimbangkan adalah judi merupakan pilihan, tidak ada seorangpun yang memaksa seseorang untuk terlibat dalam perjudian melainkan dari diri sendiri berawal untuk hiburan sehingga menjadi ketagihan serta mengakibatkan kecanduan judi. Banyak jenis permainan judi yang dimainkan remaja jorong II Nagari Tarung- Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman seperti domino, QQ, togel dan judi bandar. Judi bandar adalah istilah yang diberikan oleh remaja usia sekolah yang memainkan permainan judi ini, judi bandar ini sama halnya yang dimainkan dalam game online yaitu judi (Came). Judi Came merupakan salah satu permainan kartu domino yang cara bermainnya hampir sama seperti permainan QQ. Judi came menggunakan kartu domino, dalam permainan terdapat satu bandar dan maksimal 7 orang pemasang, disetiap putaran permainan ini diiringi dengan pertaruhan berbentuk uang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Max Weber yaitu tindakan sosial, tindakan sosial merupakan, suatu tindakan yang memiliki makna, yaitu ketika individu yang berinteraksi dengan individu lain dan hasilnya individu tersebut dapat mempengaruhi individu lainnya. Dalam teori ini mempunyai empat tipe tindakan sosial, namun yang berkaitan dengan hasil penelitian hanya dua tipe, yaitu tipe Rasionalitas Instrumental dan Tindakan Efektif, dalam penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan menganalisis faktor penyebab maraknya judi (bandar) dikalangan remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Dengan menggunakan, tipe Rasionalitas Instrumental dan Tindakan Efektif. METODELOGI Dalam penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilaku yang dapat diamati, pengempulan dilakukan melalui observasi, wawancara secara mendalam dan metode lain yang dapat menghasilkan data yang bersifat deskriptif tentang sesuatu (Bugin, 2001 : ). Sementara tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif. Tipe deskriptif ini digunakan karena dapat menggambarkan dan menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan remaja bermain judi di Jorong II

7 nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman dan semua permasalahan ini didapatkan dari lisan dan dokumen dari wawancara yang dilakukan. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2011:12). Teknik purposive sampling digunakan karena dalam penelitian ini ditentukan kriteria informan atau subjek penelitian secara jelas agar tercapai fokus dalam menjawab permasalahan penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan yang menjadi kriteria informan penelitian adalah : 1. Remaja usia sekolah tahun yang memainkan judi bandar 2. Niniak mamak jorong II 3. Kepala jorong 4. Ketua pemuda jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao K abupaten Pasaman. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahap pertama adalah pengumpulan data, reduksi data, tahap display data, dan tahap keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan / atau tahap verifikasi. Penelitian ini dilakukan di Jorong II Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, dipilihnya daerah ini sebagai lokasi penelitian karena ditemukan remaja usia sekolah yang berumur tahun yang memainkan judi (bandar). TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Jenis Permainan Judi Di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Banyak perjudian yang terjadi di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, permainan judi yang sering dimainkan seperti domino, QQ, bandar dan togel perjudian ini dimainkan oleh remaja, orang dewasa bahkan orang tua. Taruhan yang dipertaruhkan di dalam permainan ini beragam, seperti bermain domino, remaja, orang dewasa dan orang tua memainkan judi domino ini dengan taruhan seperti rokok, minuman es teh, teh telor dan makanan seperti nasi goreng, mie goreng, mie rebus dan lainlain, taruhan yang dipertaruhkan di dalam permainan judi ini bukan berbentuk uang nyata langsung, permainan domino ini dimainkan oleh empat orang pemain yang mana dua lawan dua atau disebut (Mandan), bagi pemain yang kalah akan membayar makanan, minuman dan rokok yang dipesan oleh pemain. B. Gambaran umum judi came (bandar) di jorong II nagari tarung-tarung Permainan judi came atau judi (bandar) istilah yang diberikan remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, pada umumnya yang memainkan permaian judi bandar remaja usia sekolah, remaja sangat tertarik dengan permainan ini dikarenakan permainan ini mudah, simpel dan permainan ini putarannya banyak maksudnya, dari waktu 5 minit permainan ini bisa menyelesaikan 10 sampai 15 kali putaran, dalam setiap putarannya diiringi taruhan berbentuk uang. Permainan ini mengunakan kartu domino, kartu domino merupakan kartu yang berbentuk kertas, memiliki 28 lembar kartu, memiliki jumlah titik yang ada di dalam kartu semuanya berjumlah 168 titik, fenomena permainan judi came atau bandar ini adalah pemain berjumlah 7 orang maxsimal, dan minimal 3 atau 4 orang, permainan ini memiliki satu bandar, bandar berfungsi untuk menjalankan permainan, agar bisa menjadi bandar, bandar harus memiliki uang sikitnya Rp , sedangkan yang lainnya adalah pemasang atau pemain. Taruhan di dalam permainan ini kecilnya Rp besarnya Rp permainan tidak boleh memasang di bawah Rp 2000 dan tidak boleh di atas Rp 7.000,, dalam permainan ini kartu tertinggi adalah 19=9 (Q) dan kartu yang terendah adalah berjumlah10=0 atau 20=0 yang disebut (but). Fenomena permainan ini, diawali dengan bandar mengocok kartu, sebelum dibagikan bandar memberikan kartu kepada pemain agar dipotong atau mengocok kembali kartu tersebut agar tidak ada kecurang yang dilakukan bandar, lalu dibagikan kepada pemain, pembagian kartu pertama hanya 1 kartu, pemain boleh melihat kartu yang pertama, setelah pemain melihat kartunya masing-masing maka pemain memasang atau

8 menetapkan taruhan seberapa besar yang dipertaruhkannya, setelah itu bandar membagikan 1 kartu lagi untuk semua pemain jadi sekarang pemain memengang 2 kartu untuk satu orang pemain dan bandar juga memegang 2 kartu, seandainya pada kartu pertama bandar mendapat kartu 3per2 (angka titik pada gambar pertama) dan kartu kedua 4per6 (angka titik pa da gambar) berarti jumlahnya 15=5 (jumlah semua titik yang ada dalam gambar). Peraturan permainan judi Came atau bandar ini, apabila jumlah angka dari kedua kartu lewat dari 10 (but), maka akan dihitung dari satu kembali, begitu juga dengan pemain lainnya, bagi pemain yang jumlah titik kartunya rendah dari jumlah titik yang dimiliki bandar, maka bandar menarik pasangannya, apabila jumlah titik di atas kartu bandar, maka bandar akan membayar berapa taruhan yang dipasang oleh pemain, jika ada kartu pemain yang berjumlah 19 (Q) atau 9 (Q) maka bandar akan membayar dua kali lipat uang yang dipertaruhkan pemain, ini keuntungan dari pemain, keuntungan bandar apabila ada jumlah kartu yang sama dengan bandar, maka bandar yang menang (draw untuk bandar), dan apabila ada jumlah angka 19 atau 9 lebih dari 1 pemain, maka pembayaran dua kali lipatnya dibatalkan, kembali kepada pembayaran normal, atau berapa yang dipertaruhkan oleh pemain. Dari hasil wawancara peneliti dengan informan, uang yang diberi orang tuanya perhari berkisar Rp sampai Rp , biasanya remaja menang di dalam permainan ini bisa berkisar Rp , remaja menggunakannya untuk membeli rokok, bermain Ps, dan sisanya berkisar Rp buat modal main untuk selanjutnya, apabila kalah, remaja berusaha untuk meminjam uang temannya, tapi, tidak semua remaja yang meminjam uang ada juga yang berhenti bermain apabila kalah. Dalam permainan judi, sebagian remaja banyak yang tidak takut kalah dalam perjudian, alasan mereka karena di dalam permainan judi menang kalah itu biasa, ada juga ramaja yang takut kalah sehingga remaja masih dapat mengontrol dan menyisakan uang yang dimilkinya. Menurut niniak mamak (niniak ayub) remaja bermain judi dikarenakan adanya fasilitas merupakan tempat bermain judi yang disediakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga remaja usia sekolah leluasa untuk bermain judi, selain itu penyebab remaja memainkan judi adalah pengaruh dari teman atau diajak oleh teman sehingga remaja terpengaruh oleh ajakan teman sepermainannya, pada awalnya mereka hanya coba-coba sehingga mengakibatkan kebiasaan. Dalam melakukan permainan ini, remaja berpindah pindah tempat, seperti, di ladang, di gedung SMP pada malam hari, di gedung TK pada malam hari, dan dilapau-lapau, apabila remaja main di lapau, orang lapau menyediakan kartu domino, harga kartu domino yang biasanya Rp bisa menjadi Rp dengan uang tempat, selama permainan bisa 3 kali ganti kartu karena kartunya sudah kotor, lengket dan tidak asik lagi, di lapau ini remaja juga bisa memesan minuman, rokok, makanan dan lain-lainnya, tapi jika remaja main di ladang atau disalah satu gedung, maka salah satu pemain yang membeli kartu, nanti di dalam permainan siapa yang mendapat bayaran dua kali lipat atau (Q) maka akan di potong Rp 1000 untuk mengganti uang kartu, kartu yang biasanya Rp 5000 diganti dengan uang Rp , sulitnya disini remaja yang memainkan judi bandar ini tidak bisa memesan minuman, makanan ataupun rokok, remaja membeli sendirisendiri. C. Faktor Penyebab Remaja Bermain Judi Came (Bandar) Banyak faktor penyebab remaja memainkan permainan judi came (bandar), namun yang terkait dengan teori yang peneliti teliti yaitu: 1. rasa ingin dianggap di dalam suatu kelompok, karena pada dasarnya remaja membutuhkan kelompok sehingga remaja melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok tersebut 2. Ketagihan atau candu, rasa penasaran, asik, tegang akan membuat ramaja ketagihan untuk melakukan dan melakukan

9 lagi bermain judi, 3 Pelampiasan emosi, pada saat ini remaja memiliki rasa emosi yang tinggi yang diakibatkan oleh bermacam persoalan, yang dihadapinya, bisa saja dikarenakan putus cinta, tidak puas, dimarahi oleh keluarga dikarenakan remaja tidak bisa melampiaskan emosinya kepada keluarga, sehingga remaja melampiaskan emosinya dengan bermain judi, 4. Ingin dianggap dewasa, remaja cendrung untuk meniru tingkahlaku orang dewasa, sehingga remaja melakukan dan mencontoh apa yang dilakukan orang dewasa, 5. ingin tahu, rasa ingin tahu yang timbul di dalam dirinya untuk melakukan judi bandar. Kesimpulan Di zaman modren ini judi sudah merambah kesemua lapisan masyarakat. Kaya atau miskin, tua atau muda, dari orang dewasa hingga generasi muda dan pelajar. Perilaku judi dewasa ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga dilakukan anak-anak dan remaja. Fenomena judi pada usia sekolah tidak pandangan asing lagi. Saat sekarang anak usia sekolah di kota maupun desa sudah bermain judi, baik yang sudah candu maupun yang masih coba-coba. Seperti hal yang terjadi di Jorong II Tarung-Tarung, remaja usia sekolah yang seharusnya belajar, serta mendapatkan didikan yang baik, supaya remaja tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri, maupun orang lain, namun yang terjadi di Jorong II Nagari Tarung-Tarung, remaja usia sekolah tahun ditemukan bermain judi came (bandar). Berdasarkan observasi yang dilakukan ditemukan 17 remaja bermain judi, dalam melakukan permainan judi remaja sembunyisembunyi dan berpindah-pintah tempat, Mereka ditemukan berjudi disaat, pulang sekolah, sore hari dan malam hari pada saat mereka berkumpul dengan teman-temannya. Adapun faktor-faktor penyebab judi pada remaja usia sekolah di Jorong II Tarung- Tarung 1) ingin di anggap dalam kelompok, 2) ketagihan atau candu,3) pelampiasan emosi, 4. Ingin dianggap dewasa, 5. Ingin tahu. Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diusulkan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan yang 1. Untuk remaja yang memainkan judi came (bandar), seharusnya sadar dengan dampak buruk dari bermain judi came (bandar) karena melanggar UU dan Agama. Hal buruk bagi diri sendiri adalah dapat merusak pemikiran, rasa tegang, menghabiskan uang. Dan sebaiknya remaja mengerti dengan hukum, adat istiadat, agama agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga remaja bisa menjaga dirinya sendiri, 2. Bagi masyarakat dalam upaya pencegahan perjudian harus melibatkan masyarakat, pihak berwajib, agar bekerja sama untuk menanggulangi permasalahan judi came (bandar) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Bagi pemerintah Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, sebaiknya harus lebih memperhatikan remaja-remaja yang ada di lingkungan setempat, serta menyediakan fasilitas-fasilitas untuk penyalur hobi remaja agar remaja bisa menyalurkan hobinya sehigga akan mengurangi hal-hal negatif. Selain itu untuk peneliti yang ingin meneliti hal yang senada dengan yang penelitian yang telah dilakukan ini, peneliti memberikan saran agar peneliti lain untuk meneliti tentang permainan judi QQ dan domino di kalangan remaja usia 20 tahun ke atas dan seterusnya peneliti juga menyarankan untuk meneliti dampak permainan judi terhadap remaja. DAFTAR PUSTAKA Buku Aditya. Z, coky. Terapi Beragam Masalah Emosi Harian. Jakarta : sabil Bugin. Burhan Penelitian Kulitatif. Jakarta : Kencana Hogen Pengantar Kriminologi. Jakarta : Kencana Pranada Media Group Saran

10 Kartono Patologi Sosial. Jakarta : Cv Rajawali Lawang, Robert M.Z Teori Sosiologi Klasik dan Modren. Jakarta : Gramedia Pustaka. Ritzer George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Soekanto. Soejono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixes methods). Bandung : Alfabet Sukmadinata Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Tika pabundu, dkk Ilmu Pengantar Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2. Skripsi Yoze. Rahmi Faktor Maraknya Judi Bandar Di Kalangan Remaja (Studi Kasus: Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. (Skripsi). Sosiologi. STKIP PGRI. 3. Internet ahjenis-jenis-tentang.html

FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR

FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR (Studi Terhadap Penyebab dan Dampak Judi Domino Bagi Pelajar di Nagari Padang Gelugur Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman) ARTIKEL ILMIAH JEFRINALDI NPM:10070009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan

Lebih terperinci

JURNAL KORI HARTATI NIM

JURNAL KORI HARTATI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pula pada dinamika kehidupan masyarakat. Perkembangan dalam kehidupan masyarakat terutama yang

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL Oleh: YAN IQBAL NPM. 10070022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL NITA OKTAVIA 10070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL DERI KURNIAWAN NPM: 11070067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN A. Pengertian Tindak Pidana Perjudian Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tindak pidana perjudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi: Saat ini, berbagai macam dan bentuk perjudian sudah meluas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sebagian masyarakat memandang bahwa perjudian sebagai

Lebih terperinci

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJUDIAN Perjudian merupakan suatu bentuk permainan yang telah lazim dikenal dan diketahui oleh setiap orang. Perjudian ini diwujudkan

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKTIFITAS PERJUDIAN ONLINE DI INDONESIA SERTA PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKTIFITAS PERJUDIAN ONLINE DI INDONESIA SERTA PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKTIFITAS PERJUDIAN ONLINE DI INDONESIA SERTA PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI Oleh William Dwi K. P. Marbun I Ketut Sudjana Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

Jenis Kelamin. Umur : tahun

Jenis Kelamin. Umur : tahun 73 Nama Alamat Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan : : : : Umur : tahun : :. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang saudara anggap sesuai dengan pendapat saudara, apabila jawaban

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat, indonesia tidak terlepas dari arus informasi global yang diperlukan untuk mengetahui fenomenafenomena

Lebih terperinci

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan Pasal 281 Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah: 1. barang siapa dengan

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR

UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR Oleh I Ketut Adi Widhiantara I Wayan Suardana Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS (Studi Kasus : di Kampung Pasar 60 Nagari Tapan Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL.

KENAKALAN REMAJA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS (Studi Kasus : di Kampung Pasar 60 Nagari Tapan Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL. KENAKALAN REMAJA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS (Studi Kasus : di Kampung Pasar 60 Nagari Tapan Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL Oleh: RAHMAWATI NPM 10070141 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi merupakan salah satu hakasasi warga negara dalam menyampaikan pendapat terhadap segala bentuk peristiwa maupun permasalahan yang ada di sekitar

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PELAKU JUDI TOGEL (TOTO GELAP) DI KELURAHAN PADANG SARAI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PELAKU JUDI TOGEL (TOTO GELAP) DI KELURAHAN PADANG SARAI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PELAKU JUDI TOGEL (TOTO GELAP) DI KELURAHAN PADANG SARAI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ELLA GUSRIVAL NPM. 11070119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL

PERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL PERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL ELENDA KOEISMA FIFI (10070226) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

STUDY PENANGANAN GURU BK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMP KECAMATAN WIYUNG DI KOTA SURABAYA

STUDY PENANGANAN GURU BK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMP KECAMATAN WIYUNG DI KOTA SURABAYA STUDY PENANGANAN GURU BK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA STUDY TREATMENT COUNSELOR TO THE BEHAVIOR OF TRUANT STUDENTS Fianti Fitriani Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENAHULUHAN. norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan

BAB I PENAHULUHAN. norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan BAB I PENAHULUHAN A. Latar belakang masalah Hukum merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, hukum adalah suatu norma atau aturan yang mengikat dimana setiap perbuatan selalu ada batasanya,

Lebih terperinci

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR Oleh: Ni Wayan Indah Purwita Sari. I Ketut Artadi Bagian Hukum Pidana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perbuatan hanya dapat dikenakan pidana jika perbuatan itu didahului oleh ancaman pidana dalam undang-undang. Artinya bahwa suatu perbuatan hanya dapat dikenai

Lebih terperinci

Dosen Fakultas Hukum UNISSULA Semarang

Dosen Fakultas Hukum UNISSULA Semarang Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12. No. 2 Juni 2017 Analisis Hasil Persidangan Tindak Pidana Perjudian Togel (Fera Dyah Nur Oktavia) ANALISIS HASIL PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI KALANGAN

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida** 1 2 ABSTRACT Social Economic of Communities around Lubuk Larangan Jorong Sungai Tanuak Kenagarian Barung Barung Belantai Tengah Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

Lebih terperinci

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT)

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) Cici Rahma Sari 1, Elvawati 2, Dian Kurnia Anggreta 3 Program

Lebih terperinci

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan Selain masalah HAM, hal janggal yang saya amati adalah ancaman hukumannya. Anggara sudah menulis mengenai kekhawatiran dia yang lain di dalam UU ini. Di bawah adalah perbandingan ancaman hukuman pada pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga melahirkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang berada di masyarakat. melihat hal semacam ini, apabila masing-masing anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten yang terlatak di Provinsi Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan penghasil

Lebih terperinci

PERSEPSI WARGA KAMPUS TERHADAP PERATURAN MENGENAI PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT ABSTRACT

PERSEPSI WARGA KAMPUS TERHADAP PERATURAN MENGENAI PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT ABSTRACT PERSEPSI WARGA KAMPUS TERHADAP PERATURAN MENGENAI PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Fitri Ratna Sari¹, Maihasni², Surya Prahara² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL ELMA WATI 09070171 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) FRANKY ALVA CINO NPM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan

Lebih terperinci

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 201/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci

SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET

SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET (Studi Kasus: Petani Karet Yang Memiliki Hutang di Nagari Tanjung Betung, Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman) ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO ARTIKEL USWATUN KHASANAH NIM. 11070073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT

KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT Dedi Mardia Fitri 1 Erianjoni, M.Si 2 Elvawati, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Redaksi Bukune, Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya, Bukune, Jakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Redaksi Bukune, Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya, Bukune, Jakarta, 2010, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat) dan bukan negara atas kekuasaan (machtsstaat), maka kedudukan hukum harus ditempatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masyarakat maka interaksi tersebut akan memiliki dampak yang positif.

BAB V PENUTUP. masyarakat maka interaksi tersebut akan memiliki dampak yang positif. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Permainan judi online yang dilakukan oleh para mahasiswa merupakan hasil dari sebuah interaksi sosial yang terjadi diantara mereka. Intensitas kebersamaan antar sesama mahasiswa

Lebih terperinci

PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota

PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota SKRIPSI Oleh REZKY AGUS RYANTO BP.1210813005 Dosen Pembimbing Dr.

Lebih terperinci

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL GINA ANDRIA SARI NPM: 10060236 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Sosiology Department College of Teacher Training and Education STKIP (PGRI) Sumatera Barat PADANG 2014 ABSTRACT

Sosiology Department College of Teacher Training and Education STKIP (PGRI) Sumatera Barat PADANG 2014 ABSTRACT 1 THE ROLE OF SOCIOLOGY TEACHERS TO IMPROVE SOCIAL INTERACTION FOR DISABILITY STUDENT AT REFORMATORY BINA NETRA TUAH SAKATO SUB DISTRICT OF KALUMBUK DISTRICT OF KURANJI PADANG TOWN. Diary Akhita Nasrul

Lebih terperinci

FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL ERWIN LUTER NIM. 09070140 PROGRAM PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE (Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Remaja Pengguna Game Online di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun) Saidah H. Naibaho 100904120 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM:

MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM: MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM: 10070221 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL Oleh: MAULA AUFITRI AHDA NPM. 10070039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 52/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

JURNAL UPAYA KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN MELALUI INTERNET

JURNAL UPAYA KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN MELALUI INTERNET JURNAL UPAYA KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN MELALUI INTERNET Diajukan oleh: EBENEZER SITINJAK NPM : 10 05 10438 Program Studi : Ilmu Hukum

Lebih terperinci

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI 41 BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI A. Menurut Peraturan Sebelum Lahirnya UU No. 44 Tahun 2008

Lebih terperinci

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL YULIA HERMIKA 10060053 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI JORONG RAMBAHAN NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI JORONG RAMBAHAN NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN JURNAL PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI JORONG RAMBAHAN NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Pendidikan (Strata S1)

Lebih terperinci

FENOMENA PENGGUNAAN KAMERA PROFESIONAL BAGI PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PARIAMAN. Keywords : Phenomenon, Usage, Professional camera

FENOMENA PENGGUNAAN KAMERA PROFESIONAL BAGI PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PARIAMAN. Keywords : Phenomenon, Usage, Professional camera FENOMENA PENGGUNAAN KAMERA PROFESIONAL BAGI PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PARIAMAN Maisari Yeni Zetria 1, Rio Tutri 2, Adiyalmon 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi dikatakan sebagai tonggak awal kemajuan zaman telah memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga membawa dampak perubahan dari

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN TATA TERTIB PADA PESERTA DIDIK DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR Hilphya Chory Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM. 12070113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT REMAJA DESATERHADAP PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS PADA REMAJA DI DESA BALIREJO KECAMATAN ANGKONA KABUPATEN LUWU TIMUR ) Gede Arnawan Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP )

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP ) BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA A. Pengaturan Tindak Pidana Judi 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP ) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN HANDPHONE OLEH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGGUNAAN HANDPHONE OLEH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT PENGGUNAAN HANDPHONE OLEH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT Wiska 1 Erianjoni 2 Marleni 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 419/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 419/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 419/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) ARTIKEL Oleh: DESI MULYANTI YUNIAR K8409014 FAKULTAS KEGURUAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan suatu daerah otonomi setingkat provinsi yang berada di Indonesia. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 4 KOTA SOLOK JURNAL ELSA BUDI FERTI NPM.

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 4 KOTA SOLOK JURNAL ELSA BUDI FERTI NPM. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 4 KOTA SOLOK JURNAL ELSA BUDI FERTI NPM. 10070158 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN Helmadona 1 Zafri 2 Liza Husnita 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP

Lebih terperinci

Keywords: Strategy, Negative Influence, Smartphone.

Keywords: Strategy, Negative Influence, Smartphone. STRATEGI ORANG TUA DALAM MENGURANGI PENGARUH NEGATIF SMARTPHONE TERHADAP ANAK REMAJA DI NAGARI TARUNG-TARUNG, KECAMATAN RAO, KABUPATEN PASAMAN Siti Aminah 1, Marleni 2, Irwan 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 282/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : FARID KASMI Als FARID Bin MANSUR.

P U T U S A N Nomor : 282/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : FARID KASMI Als FARID Bin MANSUR. P U T U S A N Nomor : 282/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 440/Pid.B/2014/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 440/Pid.B/2014/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 440/Pid.B/2014/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara-perkara pidana pada Peradilan Tingkat pertama dengan acara pemeriksaan

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Novi Susana*) Fitria Kasih**) Nofrita**) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat (Case Study Of Marriage Under The Hand)

Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat (Case Study Of Marriage Under The Hand) Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan (Case Study Of Marriage Under The Hand) By : Nur Efni* Drs. Bakaruddin, MS ** Farida, S.Si.,M.Sc** The Geography Education College

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 381/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS

SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS Erlius 1, Drs. Ardi Abbas, MT 2, Drs. Nilda Elfemi, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR 342/Pid/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. NOMOR 342/Pid/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N NOMOR 342/Pid/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

Muatan yang melanggar kesusilaan

Muatan yang melanggar kesusilaan SKRIPSI HUKUM PIDANA Pasal 27 Jo Pasal 45 ayat (1) UU ITE: Distribusi, membuat dapat diaksesnya konten tertentu yg Ilegal - Author: Swante Adi Pasal 27 Jo Pasal 45 ayat (1) UU ITE: Distribusi, membuat

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM UPAYA GURU DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN SISWA DI SMA NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Ince Deriansyah Syam Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N P U T U S A N Nomor 289/Pid.B/2014/PN-Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

STRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL

STRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL STRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL INDRA YALDI NPM: 12070039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci