Sosiology Department College of Teacher Training and Education STKIP (PGRI) Sumatera Barat PADANG 2014 ABSTRACT
|
|
- Ridwan Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 THE ROLE OF SOCIOLOGY TEACHERS TO IMPROVE SOCIAL INTERACTION FOR DISABILITY STUDENT AT REFORMATORY BINA NETRA TUAH SAKATO SUB DISTRICT OF KALUMBUK DISTRICT OF KURANJI PADANG TOWN. Diary Akhita Nasrul 1 Buchari Nurdin 2 Darmairal Rahmad 3 Sosiology Department College of Teacher Training and Education STKIP (PGRI) Sumatera Barat PADANG 2014 ABSTRACT This research aim to describe the role of sociology teachers to improve social interaction for disability student with planning of learning, implementation of study, and evaluation by sociology. This research type is qualitative by using technique of purposive sampling. Type of data used primary data and secondary data. Methods of data collection is done in three ways of that is exploiting of document, interview and observation. Analysis of the data used by the model of interactive data analysis Milles and Huberman with four stages, (1) data collection, (2) data reduction, (3) data display and (4) data conclusion. This research is concluded that sociology teachers to improve social interaction for disability student (blind), such as teacher is directed in group student activity and mobility oriented. Key word: Role Of Teacher, Social Interaction and Disability Student 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan Pembimbing I 3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
2 2 PENDAHULUAN Di semua masyarakat yang pernah dikenal, hampir semua orang hidup terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut hubungan peran (role playing). Pola kekeluargaan manusia sebagian ditentukan oleh tugas khusus yang dibebankan kepadanya: Keluarga itu adalah satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia (William, 2007:16). Hal yang terpenting dan menggembirakan dalam sebuah keluarga adalah saat mengetahui bahwa akan ada bayi yang akan menghiasi kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga. Karena hal ini sangat dinantikan oleh setiap keluarga dan salah satu fungsi keluarga adalah mendapatkan keturunan yang akan meneruskan generasi selanjutnya. Bagaimana jika keturunan yang akan meneruskan generasi orang tuanya terlahir sebagai anak tuna netra? Beragam pendapat keluarga dalam hal ini orang tua mengenai keberadaan anak tuna netra. Dimana semestinya setiap keluarga memahami akan kebutuhan anak tuna netra tersebut layak untuk sama dengan anak normal lainnya. Anak yang mempunyai kekurangan (cacat) biasanya disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan di Panti Sosial anak berkebutuhan khusus. Penyandang tuna netra juga merupakan individu yang memiliki hak yang sama seperti individu normal di dalam Pendidikan. Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 disebutkan bahwa: Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental dan sosial. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa khusus untuk anak tuna netra disekolahkan di SLB, yang di dalamnya juga terjadi proses sosial melalui Interaksi Sosial. Dalam hal ini interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang menunjuk pada hubunganhubungan sosial yang dinamis. Dengan kata lain interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara orang dengan perorangan, orang dengan kelompok, kelompok dengan kelompok (Soerjono, 2006:54-55). Di sekolah tersebut anak tuna netra akan bertemu dengan beragam watak manusia. Dalam hal ini guru memiliki peranan penting dalam meningkatkan interaksi sosial pada anak tuna netra dimana salah satu tugas dari seorang guru sosiologi. Hal ini tidak terlepas dari peranan guru di Panti Sosial Bina Netra Tuah Sakato khususnya guru sosiologi. Tentunya guru sosiologi tersebut juga tidak terlepas dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap pembelajaran sosiologi yang dilaksanakannya. Singkronisasi antara
3 3 ketiga proses tersebut adalah optimalnya perencanaan tujuan pembelajaran sosiologi yang berkaitan dengan interaksi sosial. Dimana proses perencanaan, pelaksanaannya yang difokuskan pada pembentukan kelompok baik itu di dalam dan di luar jam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini: a. Menganalisis perencanaan pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan interaki sosial pada anak tuna netra di Panti Sosial Bina Netra Tuah Sakato. b. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak tuna netra di Panti Sosial Bina Netra Tuah Sakato. c. Menganalisis evaluasi pembelajaran sosiologi khususnya interaksi sosial di Panti Sosial Bina Netra Tuah Sakato. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pendekatan Teoritis Dalam membahas mengenai peran guru sosiologi dalam meningkatkan interaksi sosial pada anak tuna netra ini menggunakan teori pembelajaran sosial pandangan dari Albert Bandura. Dalam teori tersebut Bandura menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat-isyarat perubahan perilaku, dan pada prosesproses mental internal. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (social learning teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi (Haba 2013). Kemudian teori Behavioristik menurut pandangan Thorndike yang terkenal dengan hukum tiga tahap tentang belajar. 2. Penjelasan Konseptual a. Peran Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status (Soerjono, 2006:212). b. Pembelajaran Sosiologi a). Perencanaan Pembelajaran Cunningham (Hamzah, 2011:1) mengemukakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan memformulasikan hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. b). Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran adalah tahap proses. Proses pelaksanaan adalah tahap dimana dan kapan, bagaimana serta oleh siapa kegiatan kelompok bermain itu dilaksanakan, sehingga pelaksanaannya
4 4 dapat diartikan sebagai proses kegiatan terlibatnya semua sumber daya manusia, dana dan sarana sesuai dengan pedoman dan petunjuk, waktu dan tempat yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan program (Aulia Makro 2013). c). Evaluasi Pembelajaran Kata evaluasi merupakan penyaduran bahasa dari kata evaluation dalam bahasa Inggris yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Nurkancana (Evelin dan Hartini, 2010:142) evaluasi dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu. c. Anak Tuna Netra Pengertian anak menurut UUD RI. No.4 Tahun 1979: Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Secara etiologi timbulnya ketunanetraan disebabkan oleh faktor endogen dan faktor eksogen. Ketunanetraan karena faktor endogen seperti keturunan atau karena faktor eksogen karena penyakit, kecelakaan, obat-obatan dan lainnya (Mohammad, 2009:30-34). Tuna netra artinya rusak matanya atau tidak memiliki mata yang berarti buta atau kurang dalam penglihatannya. d. Guru Damsar (2011:154) guru merupakan suatu profesi yang memiliki organisasi dan kode etik profesi. e. Pendidikan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 Bab I, pasal 1 menggariskan pengertian: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. f. Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang menunjuk pada hubungan sosial yang dinamis. Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama (Soerjono, 2006:54-55). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dimulai sejak bulan Oktober s/d November Lokasi penelitian ini di Panti Sosial Bina Netra Tuah Sakato Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Basrowi, 2008:21). Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah pemanfaatan
5 5 dokumen, observasi dan wawancara. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis interaktif dari Milles dan Huberman. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian terdapat beberapa proses yang dilakukan oleh guru sosiologi, diantaranya melakukan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran. a. Guru Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial pada Anak Tuna Netra. Dalam menyusun RPP guru sosiologi menggunakan acuan atau pedoman dari Dinas Sosial. Guru sosiologi merencanakan pembelajaran sosiologi tidak saja di dalam kelas saja, melainkan juga dilakukan di luas kelas yang dikenal dengan istilah orientasi mobilitas. Maksud dari orientasi mobilitas tersebut adalah kegiatan yang dilakukan anak tuna netra untuk melatih anak tuna netra dalam berinteraksi sosial dengan bantuan tongkat sebagai alat bantu anak tuna netra dalam berjalan. Guru sosiologi merencanakan pembelajaran sosiologi lebih memfokuskan kepada kegiatan di luar kelas. Dalam RPP tersebut guru menjelaskan rencana langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran, seperti langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya. Guru merencanakan kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi selanjutnya kegiatan akhir. Dalam hal ini guru sosiologi selalu merencanakan anak tuna netra untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Namun kegiatan orientasi mobilitas lebih dianggap efektif dalam meningkatkan interaksi sosial pada anak tuna netra. b. Guru Melaksanakan Pembelajaran Sosiologi. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran penulis selalu mengamatinya dengan selalu memperhatikan kesesuaian RPP dengan pelaksanaan yang dilakukan oleh guru mulai dari awal guru masuk kelas hingga keluar kelas (pelaksanaan pembelajaran selesai). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses perencanaan pembelajaran sosiologi tersebut memiliki tujuan utama untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak tuna netra. Dalam pelaksanaan pembelajaran apa yang terdapat dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disusun sebelumnya oleh guru. Dalam hal ini guru melakukan orientasi mobilitas dan menginstruksikan untuk membentuk kelompok mampu meningkatkan interaksi sosial yang penulis maksud antara lain, (a) mampu aktif mengemukakan pendapat atau bertanya dalam kegiatan
6 6 pembelajaran (b) mampu membuka diri untuk mendapatkan teman dengan orangorang baru, (c) bertutur kata dan berlaku sopan dengan siapa saja sedang berbicara dan berhadapan. Seperti yang dijelaskan oleh Albert Bandura bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan permodelan (Djaali, 2009:94). c. Guru Melakukan Evaluasi Pembelajaran Sosiologi. Seperti yang telah uraikan sebelumnya, sebagai bentuk evaluasi terhadap anak tuna netra mampu berinteraksi sosial dengan baik, guru sosiologi sepakat untuk menginstruksikan anak tuna netra ikut andil dalam berbagai kelompok dan organisasi yang ada di PSBN Tuah Sakato. Dimulai dari proses perencanaan guru sama-sama merencanakan anak tuna netra mampu membentuk kelompok, ketika pelaksanaan pembelajaran guru sama-sama menyebutkan atau menyarankan anak tuna netra untuk aktif dalam kelompok tersebut, sebagai hasil maka terbentuklah beberapa kelompok minat dan satu organisasi masingmasingnya satu kelompok. Kemudian guru mulai melakukan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang direncanakan sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kelompok-kelompok tersebut memudahkan anak tuna netra untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesam mereka anak tuna netra. Hal ini sudah menjadi alternatif untuk mengetahui kemampuan anak tuna netra dalam bermasyarakat dan melakukan interaksi sosial dengan teman-tmannya. KESIMPULAN a. Untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak tuna netra guru memulai dari proses perencanaan pembelajaran sosiologi, pelaksanaan dan evaluasi. Dimana dalam ketiga proses ini guru mampu merencanakan kegiatan untuk memancing daya tarik anak tuna netra dalam melakukan interaksi sosial. Dalam tahap perencanaan pembelajaran guru mengarahkan anak tuna netra untuk membentuk kelompok dan aktif dalam kegiatan organisasi OSIS di PSBN Tuah Sakato. Tujuan guru adalah membiasakan anak tuna netra menghadapi orang lain. Sehingga anak tuna netra dapat berinteraksi sosial dengan maksimal. b. Proses pelaksanaan pembelajaran sosiologi dapat disesuaikan dengan RPP apabila kondisi atau keadaan di dalam kelas memungkinkan untuk sepenuhnya dilaksanakan. Sempurnanya sebuah rencana pembelajaran apabila dalam pelaksanaannya memiliki poin-poin yang sama seperti ada dalam perencanaan pembelajaran. Selama pelaksanaan pembelajaran guru
7 7 menyuruh anak tuna netra membentuk kelompok dan aktif mengikuti organisasi (OSIS) dan mengatakan kepada anak tuna netra bahwa kegiatan ini menjadi penilaian personal/ individu bagi anak tuna netra tersebut. c. Dalam proses evaluasi pembelajaran sosiologi dilakukan dengan adanya terbentuk kelompok dan organisasi tersebut. Guru menilai dengan terbentuknya kelompok tersebut dan 8 orang diantara anak tuna netra memiliki kelompok yang lebih dari satu. Dan diantara kelompok tersebut, sudah layak untuk ditampilkan ke masyarakat. Hal ini menandakan bahwa guru sosiologi berhasil meningkatkan interaksi sosial pada anak tuna netra, dengan awal mula anak tuna netra ini sulit untuk diajak kerja sama namun dengan upaya yang dilakukan guru sosiologi dalam kegiatan variatif anak tuna netra bisa kerja sama dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT RinekaCipta Burhan, Bungin Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, Sosiologi Komunikasi. Surabaya: Kencana Damsar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Djaali Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Mohammad Efendi Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Goode, William J Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT. Bumi Aksara Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Poloma, Margaret M Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers Ritzer, George Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers Siregar, Eveline dan Hartini Nara Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Soerjono, Soekanto Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: ALFABETA, CV Tim Pembina Mata Kuliah Pengantar Pendidikan UNP Pengantar Pendidikan. Padang.
8 8 Undang-Undang tentang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 Hamzah. B, Uno Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
9 9
ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.
HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181
Lebih terperinciSISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM
SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM. 12070113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciAPPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)
APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi
Lebih terperinciPERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 20-26 20 PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK Oleh Nia Purnama Sari Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciARTIKEL MIGO WAHYU AKNIMAL NPM
PELAKSANAAN PERMENDIKBUD NO. 65 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSES (PENDEKATAN SAINTIFIK) PADA KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IPS SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL MIGO WAHYU AKNIMAL NPM.
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG
PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG Novri Yanti 1 Liza Husnita, M.Pd 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciJURNAL KORI HARTATI NIM
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. teknologi informasi dan komunikasi, telah membawa dampak luas dan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam teknologi informasi dan komunikasi, telah membawa dampak luas dan perubahan yang begitu cepat terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Kneller memiliki arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan
Lebih terperinciKONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL. Oleh:
KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Oleh: YELLA AGUSTI NINGSIH NPM. 12070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciINFLUENCE LEARNING METHOD OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TO STUDENT S ANALYSIS ABILITY ON MULTICULTURAL SOCIETY CONCEPTION
INFLUENCE LEARNING METHOD OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TO STUDENT S ANALYSIS ABILITY ON MULTICULTURAL SOCIETY CONCEPTION (Case : In Student of Class XI IPS SMA Country Sub District Akabiluru)
Lebih terperinciFAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG
FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 1 Menurut Bogdan
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL
PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG
PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG Refki Linaldi 1, Fitria Kasih 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciPenyesuaian Diri Remaja Tunanetra di Panti Sosial Bina Netra Tuah Sakato Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang
0 1 Penyesuaian Diri Remaja Tunanetra di Kuranji Padang *Student ** lecturers Popi Nofrita * Rahma Wira Nita., M.Pd, Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Silvia Afdalina 1, Rahma Wira Nita 2, Rici Kardo 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU SOSIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT
KEMAMPUAN GURU SOSIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Putri 1 Dr. Ansofino, M.Si 2 Marleni, S.Pd 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL
PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL NITA OKTAVIA 10070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berlansung dalam latar yang wajar dengan menggunakan paradigma fenomenologis
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), karena objek kajian ini akan dilakukan di lapangan yaitu di Sekolah Menengah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Henggar Dimas Pradiva NIM K8411035
Lebih terperinciKESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL
KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Henggar Dimas Pradiva NIM K8411035
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah kualitatif yang menggambarkan sekaligus mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang dikumpulkan.
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciEli Santana Siregar. Dosen FKIP Univeristas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2 TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Eli Santana
Lebih terperinciPENERAPAN METODE FUN LEARNING PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 20 KUMANIS KABUPATEN SIJUNJUNG
PENERAPAN METODE FUN LEARNING PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 20 KUMANIS KABUPATEN SIJUNJUNG Zartika Darna Sulita 1, Nurharmi 2, Hendrizal 1 1 Program
Lebih terperinciKey Words: Media by History Social Science Education. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG. Oleh: Melly Marissa 1. Kaksim M.Pd 2. Syamdani M.Pd 3. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The
Lebih terperinciOleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK
1 Kendala yang Dialami oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyalurkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 2 Bayang Oleh: Eldawati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
Lebih terperinciKENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH
KENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH Mahmud (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD )FKIP Unsyiah) ABSTRAK
Lebih terperinciPROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL
PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) LENDA PUTRI NEKSI NIM. 10060093 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Lebih terperinciDiajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A
PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK BAGASKARA SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI
Implementasi Model Pembelajaran... (Vira Juwita R) 1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI THE IMPLEMENTATION OF NUMBERED
Lebih terperinciPROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:
PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:11060324 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menentukan pendekatan penelitian yang dilakukan harus disesuaikan dengan jenis fenomena atau fakta yang terjadi di lapangan. Ada perbedaan
Lebih terperinciINTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
1 INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahmat Hidayat 1, Isnaini 2, Yenita Yatim 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program
Lebih terperinciKETERAMPILAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMAN SE-KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Yumita Maswira 1
KETERAMPILAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMAN SE-KABUPATEN PADANG PARIAMAN Yumita Maswira 1 Program Studi Sosiologi-Antropologi FIS Universitas Negeri Padang email: yumitamaswira@yahoo.co.id
Lebih terperinciOleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dan tempat penelitian di Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau yang beralamat jalan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG
PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG Hasanatul Fitri 1, Dra. Gusmaweti, M.Si 2, Drs. H. Asrul Thaher,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman
Lebih terperinciNadia Fitri Yani Adiyalmon, S.Ag, M.Pd Marleni, S.Pd Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Peranan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat (Studi Tentang Kesiapan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa PPL Untuk Praktek Mengajar) Di SMA N Se-Kabupaten Dharmasraya Nadia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata
Lebih terperinciFAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN
FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh: GENDRI ZATION NPM: 11060079 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan rancangan kegiatan yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dan masyarakat luas. Menurut UU Sisdiknas tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak dikeluarkannya surat ijin penelitian oleh STAIN Palangka
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh J A M A W I N NIM: F34211105 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL SILVIA HAPPY NPM:11060213 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena beberapa pertimbangan, pertama lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarno@gmail.com
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang didasarkan pada fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah suatu
Lebih terperinciTHE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL
THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL Hijir Kurniati1, Muslim1, Hendrizal1 1Program Pancasila The Educational and citizenship
Lebih terperinciTHE USE OF PROJECTION AS LEARNING MEDIA OF SOCIOLOGY AT CLASS XI IPS IN SMAN 12 PADANG Abdul Rahman 1 Adiyalmon 2 Faishal Yasin 3
THE USE OF PROJECTION AS LEARNING MEDIA OF SOCIOLOGY AT CLASS XI IPS IN SMAN 12 PADANG Abdul Rahman 1 Adiyalmon 2 Faishal Yasin 3 Sociology Education Program STKIP PGRI West-Sumatera ABSTRACT The background
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Pembelajaran, ICT, Prestasi Belajar
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 0/0 Oleh: Mike Devy Permatasari ABSTRACT Mike Devy
Lebih terperinciPEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*
PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciPENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI EKA WARDANI PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. email: ekawardani87@yahoo.co.id
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciRusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitatif research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan tidak hanya bertindak sebagai alat yang dapat meningkatkan kapasitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI
PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI 10020021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciKata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar
Lusi Hidayati dan Sukati Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data
Lebih terperinciPROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:
PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE STRATAGEM TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA
Vol. 9 No.1 Desember 2016 Halaman 35-41 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2016.v9i1.1968 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi EFEKTIVITAS METODE STRATAGEM TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciE-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
PERSEPSI GURU TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PERILAKU DALAM KEGIATAN SEKOLAH Oleh: Yuda Pramita Amelia Abstract This research background of differences in perception or perspective teachers of children
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dahrendorf, Ralf, 1959. Case and Class Conflict in Industrial Society. London:
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PENYANDANG TUNA NETRA DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL DISABILITAS NETRA BHAKTI CANDRASA SURAKARTA TAHUN 2017
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PENYANDANG TUNA NETRA DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL DISABILITAS NETRA BHAKTI CANDRASA SURAKARTA TAHUN 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Afrizal Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta..1982. Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada perantaraan pendidikan agar perkembangannya sempurna sesuai dengan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap insan yang lahir ke dunia telah membawa potensi dasar berupa unsur jasmani, rohani, dan akal. Dan potensi tersebut dapat berkembang manakala ada perantaraan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13
PENINGKATAN PEMAHAMAN AKUNTANSI DAN PARTISIPASI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING Shinta Agustina Siregar Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N se-kecamatan Buayan yaitu
93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka terdapat pemanfaatan, hambatan maupun upaya guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N se-kecamatan
Lebih terperinciSTRATEGI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) MUARA BUNGO ABSTRACT
STRATEGI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) MUARA BUNGO Nuraini 1, Adiyalmon 2, Erningsih 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian
51 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam konteks penelitian, approach atau pendekatan itu dapat dipahami sebagai upaya atau tindakan yang disiapkan dan dilakukan untuk memulai proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu jenis penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti simpulkan sebagai
67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang disajikan dan pembahasan yang telah diuraikan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti simpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada
Lebih terperinciDiajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN) PADA SISWA KELAS VIII E SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN Ratnawilis 1, Pebriyeni 2, Hasnul Fikri 2 1 Mahasiswa Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena
Lebih terperinciSTRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG
STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi
Lebih terperinciMikro Syariah (Studi di BMT Kube Sejahtera Palangka Raya). Adalah. lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya.
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan penulis untuk melaksanakan penelitian tentang Implementasi Hukum Jaminan pada Akad Murabahah Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai dampak industri kerajinan kayu motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Influence, Problem Based Learning, IPS Text
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII-2 SMP N 19 PADANG KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Elvira 1, Kaksim 2, Juliandry Kurniawan Junaidi 2
Lebih terperinci