MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM:"

Transkripsi

1 MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 Motif Youth Action Crime in Pariaman (cases reported to the Police Resort Pariaman) By : Titin Febrianti 1 Aziwarti 2 Rinel Fitlayeni 3 * The Sosiology education student of STKIP PGRI Sumatera west. ** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI Sumatera west. ABSTRACT This study examines the motive juvenile crimes that occurred in the area of police work (Police) Pariaman. The research looked at what the motive juvenile crimes reported to the Police Pariaman. Based on the formulation of the problem and research objectives, whatever the motive juvenile crimes reported to the Police Pariaman. Aims to describe the motive juvenile crimes that occurred in the region of Pariaman district police. This study uses a phenomenological theory developed by Alfred Schutz. This study used a qualitative approach which is defined as understanding perceived by others, understand the mindset and viewpoints lain.dengan descriptive type. Informants in this study as many as 13 people. Selection of informants through purposive sampling, namely the withdrawal of informants chosen by the researchers deliberately by researchers. The research method is observation, interviews and documents. Data accuracy triagulasi tested using data from the data analyzed by Milles and Huberman interactive model that consists of data reduction, data presentation and conclusion. Based on the results of research can be concluded that the motive juvenile crimes in the region of Pariaman district police, especially sexual abuse, assault and theft was the motive Because Motive classified into: a) curiosity, b) an opportunity. and c) revenge. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Pembimbing I, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

4 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang Motif remaja melakukan tindakan kriminal yang terjadi di wilayah kerja Polisi Resor (Polres) Pariaman. Penelitian ini melihat apa saja motif remaja melakukan tindakan kriminal yang dilaporkan ke Polres Pariaman. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian: apa saja motif remaja melakukan tindakan kriminal yang dilaporkan ke Polres Pariaman. Bertujuan untuk mendeskripsikan motif remaja melakukan tindakan kriminal yang terjadi di wilayah kerja Polres Pariaman. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi yang dikembangkan oleh Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang diartikan sebagai pemahaman yang dirasakan oleh orang lain, memahami pola fikir dan sudut pandang orang lain.dengan tipe penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 13 orang. Pemilihan informan melalui purposive sampling yaitu penarikan informan yang dipilih oleh peneliti secara sengaja oleh peneliti. Metode penelitian yaitu observasi, wawancara dan dokumen. Keakuratan data diuji dengan menggunakan triagulasi data, dari data yang terkumpul dianalisis dengan model interaktif Milles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa motif remaja melakukan tindakan kriminal di wilayah Polres Pariaman khususnya pencabulan, penganiayaan dan pencurian adalah motif yang tergolong kedalam Because Motive yaitu: a) rasa ingin tahu, b) adanya kesempatan. Dan c) dendam

5 PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa yang rawan dari pengaruh negatif seperti narkoba, kriminal, kebut-kebutan dan kejahatan seks. Oleh karena itu masa remaja tidak dapat dipisahkan dari pembinaan dan pembentukan kepribadian seorang individu. Sebagaimana persepsi umum mengatakan bahwa remaja merupakan kelompok manusia yang penuh potensi, penuh vitalitas, semangat patriotisme dan menjadi harapan bangsa (Al-mighwar, 2006: 57). Masalah kenakalan remaja dewasa ini semakin meresahkan masyarakat, baik di negaranegara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang. Dalam kaitan ini, masyarakat Indonesia telah mulai merasakan keresahan tersebut, terutama mereka yang berdomisili di kota-kota besar. Akhir-akhir ini masalah tersebut cendrung menjadi masalah nasional yang dirasa semakin sulit untuk dihindari, ditanggulangi dan diperbaiki kembali. (Sudarsono,2004:v) Kenakalan remaja merupakan masalah yang signifikan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikarenakan kenakalan remaja merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam masyarakat itu sendiri. Kenakalan remaja sering diartikan terjemahan dari Juvenile Delinquency secara etimologis pengertian juvenile delinquency berasal dari kata juvenile yang berarti anak, dan delinquency yang berarti kejahatan. Dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency memiliki arti kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja. (Sudarsono,2004:92) Tindakan kriminal atau kejahatan yang dilakukan dikalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Di kota-kota besar yang ada di Indonesia banyak terjadi tindakan kriminal atau kejahatan yang kita lihat di berbagai media massa, baik elektronik maupun cetak. Seperti yang diungkapkan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyatakan anak remaja pelaku kejahatan dari Januari hingga September 2014 di DKI. Jakarta sebanyak 816 orang atau naik 26 persen dibanding kasus (Republika.co.id. 17 November 2014) Begitu pula halnya di Pariaman bahwa dari data yang didapatkan dari Polres Pariaman tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja di kota Pariaman dari tahun 2012 sampai 2014 sudah tercatat sedikitnya 56 kasus yang terdiri dari 20 kasus pencurian, 29 kasus penganiayaan, dan 16 kasus pencabulan Sehubungan dengan adanya kejahatan yang dilakukan oleh remaja di kota Pariaman, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Motif Remaja Melakukan Tindakan Kriminal di Pariaman (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resort Pariaman). Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi pemasalah disini yaitu Apa motif remaja melakukan tindakan kriminal Adapun manfaat yang diharapkan yakni manfaat akademis. a) Manfaat Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan konstribusi untuk ilmu sosiologi, khususnya tentang motif remaja melakukan tindakan kriminal menjadi penelitian yang relevan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti masalah ini. b) Manfaat praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan bagi masyarakat, serta memotivasi masyarakat lain khususnya bagi remaja untuk tidak melakukan tindakan kejahatan. TEORI PENELITIAN Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi yang di kembangkan oleh Alfred Shcutz. Alfred shcutz mengatakan bahwa reduksi fenomenologis, mengesampingkan pengetahuan kita tentang dunia, meninggalkan kita dengan apa yang ia sebut sebagai suatu arus-pengalaman (stream of experience). Sebutan fenomenologis berarti studi tentang cara dimana fenomena hal-hal yang kita sadari muncul kepada kita, dan cara yang paling mendasar dari pemunculannya adalah sebagai suatu aliran pengalamanpengalaman inderawi yang berkesinambungan yang kita terima melalui panca indera kita.(zeitlin,1998:129). Fenomenologi tertarik dengan pengidentifikasian masalah ini dari dunia pengalaman inderawi yang bermakna, suatu hal yang semula terjadi di dalam kesadaran individual kita secara terpisah dan kemudian secara kolektif, di dalam interaksi antara kesadran-kesadaran. Bagian ini adalah suatu bagian dimana kesadaran bertindak (acts) atas data inderawi yang masih mentah, untuk

6 menciptakan makna, didalam cara yang sama sehingga kita bisa melihat sesuatu yang bersifat mendua dari jarak itu, tanpa masuk lebih dekat, mengidentifikasinya melalui suatu proses dengan mengubungkannya dengan latar belakangnya.(sukanto,1993:69) Menurut Schutz, cara kita mengkonstruksikan makna di luar dari arus utama pengalaman ialah melalui proses tipikasi. Dalam hal ini termasuk membentuk penggolongan atau klasifikasi dari pengalaman dengan melihat keserupaannya. Schutz melihat objek-objek tertentu pada umumnya memiliki ciri-ciri khusus, bahwa mereka bergerak dari tempat ke tempat, sementara lingkungan sendiri mungkin tetap diam.(zetlin, 1998: ) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif diartikan sebagai cara yang dipakai oleh para peneliti untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan. Cara analisisnya mencari atau membangun pola, dilakukan mulai saat pengumpulan data saat penulisan laporan penelitian(afrizal, 2008 : 17 ). Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Basrowi dan Suwandi, 2008: 21). Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif analitis, yang mengembangkan konsep dan mengumpulkan fakta-fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. metode deskriptif ini menggambarkan sifat sesuai keadaan sementara berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala-gejala tertentu. (Moleong, 2010:3). Sedangkan teknik pengumpulan informan menggunakan purposive sampling merupakan salah satu menentukan informan yang paling umum didalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah tertentu. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang, yaitunya adalah: remaja yang pernah melakukan tindakan kriminal, orangtua dari remaja yang pernah melakukan tindakan criminal serta satu orang petugas kepolisian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam penelitian kualitatif, dimana peneliti akan mencari data melalui hasil dari pengamatan atau observasi dan melalui wawancara dan studi dokumen. Analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Polres Pariaman, Kota Pariaman. Alasan penulis memilih lokasi ini karena berdasarkan data yang didapatkan dari Polres Pariaman terdapat adanya remaja yang melakukan tindakan kriminal. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Informan Sebelum membahas tentang permasalahan motif remaja melakukan tindakan kriminal kita harus mengetahui dulu profil informan. Profil informan merupakan faktor yang sangat penting untuk diketahui dalam suatu penelitian, dari data informan ini diharapkan dapat memberi gambaran awal yang akan membantu masalah selanjutnya yang akan diuraikan untuk lebih mengenal informan dalam penelitian ini. Profil adalah gambaran, karakteristik yang memberikan fakta tentang hal-hal yang mencakup kegiatan yang dilakukan sehari-hari baik perorangan maupun kelompok (Ali, 1985:104 Profil informan dalam penelitian ini adalah gambaran informan yaitu remaja yang melakukan tindakan kriminal dan orang tua remaja yang melakukan tindakan kriminal yang berada atau yang dilaporkan ke Polres Pariaman serta petugas kepolisian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terhadap informan-informan yang terlibat dalam penelitian ini yaitu berjumlah 13 orang yang terdiri dari 8 orang remaja yang pernah melakukan tindakan kejahatan atau kriminal dan 4 orang tua dari remaja yang pernah melakukan tindakan kriminal, dan 1 orang petugas kepolisian 2. Motif Remaja Melakukan Tindakan Krminal. Motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak yaitu alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu.(sabur, 2009:266). Menurut alfred schutz tindakan manusia ditentukan oleh makna yang dipahami tentang sesuatu yang disebut dengan motif. Dimana mereka dalam melakukan tindakan mempunyai alasan tertentu. Karena alasan itulah mereka melakukan suatu tindakan. Berikut motif remaja melakukan tindakan kriminal yaitu:

7 A. Rasa Ingin Tahu Salah satu motif remaja melakukan tindakan kejahatan khususnya pencabulan yaitu karena adanya rasa ingin tahu. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal tidak terkecuali dalam bidang seks. Rasa keingintahuan yang besar yang akhirnya membuat penasaran dan akhirnya menjadikan mereka mencoba-coba untuk melakukannya. Masa remaja merupakan tahap dimana seseorang sedang mengalami periode penting dalam hidupnya yakni transisi dari masa anakanak menuju masa dewasa. Kematangan sosial pada usia remaja menyebabkan munculnya minat seksual dan keingin tahuan yang tinggi tentang seksualitas. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan informan pada tanggal 15 April 2015 bahwa remaja melakukan tindakan kriminal atau kejahatan khususnya pencabulan dikarenakan karena rasa ingin tahu remaja yang terlalu besar dan dikarenakan terlalu seringnya atau bisa dikatakan hampir setiap hari remaja menonton film yang tidak seharusnya mereka tonton baik itu disaat dia lagi sendiri maupun dengan teman-temannya. Apalagi pada zaman sekarang ini teknologi yang semakin canggih, sehingga remaja mudah membuka situs-situs yang tak seharusnya mereka buka. Sesuai dengan teori Alfred Schutz salah satu motif yang mempengaruhi tindakan manusia yaitu because motif yang berarti motivasi yang timbul melalui pengalaman dan masa lalu individu sebagai anggota masyarakat. Teori ini terbukti bahwa remaja melakukan tindakan kejahatan khususnya tindakan pencabulan karena berasal dari pengalamannya yang sering menonton film porno dan masa lalu individu sebagai anggota masyarakat. Dimana remaja sering melihat atau menonton kemudian mempelajarinya. Sehingga remaja ingin mencoba untuk melakukannya. Schutz juga mengatakan bahwa tindakan manusia ditentukan oleh makna tertentu dan alasan tertentu. Remaja melakukan tindakan kejahatan merupakan tindakan manusia yang sudah dimaknai melalui fenomena yang dilihatnya kemudian remaja tersebut merasakan bahwa apa yang dilihatnya sesuai dengan apa yang ingin dilakukannya. Maka dari itu remaja melakukan tindakan pencabulan. Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan, remaja melakukan tindakan kejahatan pencabulan sudah tiga kali dan remaja melakukan pencabulan dengan anak yang masih kecil yang masih berumur kurang lebih 5 (lima) tahun. Remaja dilaporkan ke kantor polisi karena si korban menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya. Masa remaja adalah masa transisi dimana rasa keingin tahuan terhadap sesuatu begitu besar. Kadangkala akibat dorongan rasa ingin tahuan tersebut, remaja harus melakukan tindakan diluar batas kewajaran atau menentang nilai dan norma dan juga hukum yang berlaku dalam masyarakat. Krisis identitas membuat remaja kadangkala berbuat kejahatan karena kurangnya pemahaman terhadap tindakan yang dilakukannya. B. Adanya Kesempatan Adanya kesempatan merupakan alasan lain remaja melakukan tindakan kriminal khususnya pencurian. Dimana kesempatan merupakan suatu peluang atau adanya situasi dan kondisi yang aman agar seseorang bisa melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Seseorang bisa berubah menjadi penjahat apabila muncul peluang besar untuk melakukan kejahatan seperti tindakan pencurian. Remaja sudah mulai mencuri disaat mereka masih kecil atau disaat mereka masih duduk di bangku SD. Mereka awalnya mencuri dari barang yang bernilai kecil sampai barang yang bernilai tinggi. Walaupun remaja itu tahu bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu salah, namun kondisi ekonomi yang kurang memadai seperti belanja ke sekolah yang diberikan orang tuanya hanya cukup untuk belanja sekolah saja. Bedasarkan hasil temuan dilapangan bahwa remaja sering bermain kerumah temannya dan dari situ remaja melihat barangbarang mewah sehingga timbul keinginan untuk mengambilnya. Remaja melakukan kejahatan karena adanya kesempatan dan kondisi yang mendukung untuk melakukan pencurian, seperti adanya suatu benda atau barang mewah yang sedang tidak ada orangnya sehingga remaja lebih mudah melakukan tindakan kejahatan pencurian. Selama tidak ketahuan remaja sangat senang karna dari hasil curian mereka bisa membeli apa yang mereka inginkan dan bisa untuk membayar hutang. Adanya kesempatan mempermudah remaja untuk melakukan tindakan kejahatan. Kesempatan untuk mencuri itu datang ketika remaja melihat sesuatu yang berharga seperti uang atau barang-barang elektronik yang pemiliknya lengah atau sedang tidak ada, ditambah lagi dengan banyaknya pengaruh dan kondisi yang ada dalam dirinya seperti, tidak adanya uang ditangan sedangkan remaja tersebut ingin beli ini, beli itu serta karena remaja memiliki hutang sehingga remaja bisa melakukan kejahatan.

8 Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, remaja melakukan pencurian karena adanya kesempatan yang mendukung untuk melakukan tindakan kejahatan, seperti seringnya remaja melihat uang atau suatu benda yang pemiliknya sedang tidak ada. Sehingga remaja melakukan tindak kejahatan khususnya pencurian. Adanya kesempatan adalah yang menjadi alasan remaja melakukan tindakan pencurian walaupun pada awalnya tidak ada niat dalam diri mereka tapi karena remaja melihat adanya sesuatu barang berharga yang membuat ada peluang bagi remaja untuk mencuri. Remaja sangat mudah terpengaruh apalagi mereka melihat adanya kesempatan untuk mencuri ditambah lagi dengan kondisi ekonomi yang kurang mencukupi seperti tidak ada biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk membeli apa yang remaja inginkan dan hutangpun sudah banyak, sehingga apabila remaja melihat adanya kesempatan maka remaja langsung beraksi untuk melakukan pencurian. C. Dendam Dendam merupakan salah satu alasan remaja melakukan tindakan kriminal khususnya tindakan penganiayaan. Dendam adalah keinginan keras didalam hati untuk membalas orang lain. Apabila orang lain berbuat suatu kesalahan kepada seseorang, maka di dalam hati memiliki keinginan untuk membalasnya pada waktu yang lain. Keinginan tersebut tertanam di dalam hati, dan berusaha mencari kesempatan untuk melampiaskan dendamnya tersebut. Begitu juga dengan remaja, remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja yaitu perkembangan emosi. Pada umumnya remaja memiliki emosi yang sangat labil. Emosinya mudah naik turun, apabila remaja sering di ejek, direndahkan, dan sering dipermalukan maka remaja akan mudah marah dan merasa sakit hati dan akhirnya timbul dendam didalam hati dan berusaha mencari kesempatan untuk bisa melampiaskan dendamnya tersebut dan bahkan melakukan tindakan yang mengarah kriminal seperti penganiayaan. Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan bahwa alasan remaja melakukan tindakan kriminal khususnya penganiayaan disebabkan karena berawal dari rasa sakit hati karena sering dihina, dicaci bahkan direndahkan oleh temannya seperti sering dibilang bodoh, dan sering menertawakan orang tua remaja ditambah lagi remaja sering dipanas-panasi oleh temannya sehingga emosi remaja mudah naik sehingga timbul dendam didalam diri remaja tersebut dan disaat ada kesempatan remaja tersebut membalasnya dengan cara memukuli teman yang sering merendahkannya agar temannya tahu siapa dia dan tidak merendahkannya lagi. Usia remaja adalah usia yang dianggap rawan, dimana emosi pada masa remaja sangat labil dan mudah naik turun. Remaja akan susah mengendalikan emosi dalam menghadapi halhal yang sepele, seperti sering direndahkan, dicaci, ditertawakan oleh sesama temannya sehingga gampang marah yang akhirnya timbul dendam didalam hati untuk membalasnya. KESIMPULAN Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Motif Remaja melakukan tindakan kriminal di Pariaman (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resort Pariaman) maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa motif Remaja Melakukan Tindakan Kriminal di wilayah Polres Pariaman yaitu berdasarkan Because Motive adalah: a. Rasa ingin tahu, disebabkan karena sering menonton sehingga timbul rasa ingin tahu dan akhirnya mereka melakukan tindakan pencabulan b. Adanya kesempatan atau celah untuk remaja melakukan tindakan kejahatan. c. Dendam yang berawal dari rasa sakit hati karena sering dihina, dicaci dan direndahakan sehingga remaja melakukan kejahatan penganiayaan. DAFTAR PUSTAKA Afrizal Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Dari Pengertian Sampai Penulisan Laporan. Padang : Laboratorium Sosiologi FISIP UNAND. Desmita Psikologi perkembangan remaja. Bandung : PT remaja rasdakarya. Hurlock Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Gramedia Kartono, Kartini Patologi Sosial. Jakarta: C.V. Rajawali Lexy, Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Soekanto, Soerjono Kriminologi suatu pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia

PERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL

PERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL PERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL ELENDA KOEISMA FIFI (10070226) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS (Studi Kasus : di Kampung Pasar 60 Nagari Tapan Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL.

KENAKALAN REMAJA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS (Studi Kasus : di Kampung Pasar 60 Nagari Tapan Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL. KENAKALAN REMAJA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS (Studi Kasus : di Kampung Pasar 60 Nagari Tapan Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL Oleh: RAHMAWATI NPM 10070141 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

MOTIF PESERTA DIDIK MELIHAT PORNOGRAFI Studi Kasus: Di SMAN 2 Mukomuko Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko

MOTIF PESERTA DIDIK MELIHAT PORNOGRAFI Studi Kasus: Di SMAN 2 Mukomuko Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko MOTIF PESERTA DIDIK MELIHAT PORNOGRAFI Studi Kasus: Di SMAN 2 Mukomuko Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko ARTIKEL Oleh: APRILAWATI NPM: 11070003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM. 12070113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

JURNAL KORI HARTATI NIM

JURNAL KORI HARTATI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL NITA OKTAVIA 10070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR

FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR (Studi Terhadap Penyebab dan Dampak Judi Domino Bagi Pelajar di Nagari Padang Gelugur Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman) ARTIKEL ILMIAH JEFRINALDI NPM:10070009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi terus berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Pola kehidupan pun semakin universal. Suatu permasalahan yang sering muncul di masyarakat adalah

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL

FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL Oleh: YAN IQBAL NPM. 10070022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL ELMA WATI 09070171 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kenakalan remaja bukan merupakan permasalahan baru yang muncul kepermukaan, akan tetapi masalah ini sudah ada sejak lama. Banyak cara, mulai dari tindakan prefentif,

Lebih terperinci

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT 1 INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahmat Hidayat 1, Isnaini 2, Yenita Yatim 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program

Lebih terperinci

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar) PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KELUARGA MAMPU MENERIMA BANTUAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI JORONG KAMBANG HARAPAN NAGARI KAMBANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

FAKTOR PENYEBAB KELUARGA MAMPU MENERIMA BANTUAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI JORONG KAMBANG HARAPAN NAGARI KAMBANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL FAKTOR PENYEBAB KELUARGA MAMPU MENERIMA BANTUAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI JORONG KAMBANG HARAPAN NAGARI KAMBANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL DELVA SESRIANI NPM. 10070047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena disini peneliti sebagai instrumen kunci, serta hasil penelitian lebih menekankan makna

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) MONDRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan masyarakat, tak hanya masyarakat di perkotaan, masyarakat didesapun mulai merasa resah dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prilaku remaja pada hakekatnya adalah suatu aktivitas pada remaja itu sendiri, prilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan bagian dari generasi muda yang menjadi peletak dasar bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan oleh remaja

Lebih terperinci

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Derajat Srata

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. di zaman era reformasi ini sangat berpengaruh bagi. masyarakat, khususnya terpengaruh oleh budaya-budaya yang modernisasi.

1.PENDAHULUAN. di zaman era reformasi ini sangat berpengaruh bagi. masyarakat, khususnya terpengaruh oleh budaya-budaya yang modernisasi. 1 1.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kehidupan masyarakat di zaman era reformasi ini sangat berpengaruh bagi masyarakat, khususnya terpengaruh oleh budaya-budaya yang modernisasi. Kemajuan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang didasarkan pada fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja bermula dari 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun,

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

MOTIF PELAJAR BERPACARAN DENGAN SOPIR ANGKUTAN KOTA DI KELURAHAN PAMPANGAN NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Artikel

MOTIF PELAJAR BERPACARAN DENGAN SOPIR ANGKUTAN KOTA DI KELURAHAN PAMPANGAN NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Artikel MOTIF PELAJAR BERPACARAN DENGAN SOPIR ANGKUTAN KOTA DI KELURAHAN PAMPANGAN NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG Artikel Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Adolescence (remaja) merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, karena masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) DESI MELIA

Lebih terperinci

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM.

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM. TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM. 10070016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian lapangan (field research) dengan bentuk penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun. Pada usia ini anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, dan mengabungkan diri

Lebih terperinci

ALASAN MASYARAKAT TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI NAGARI SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

ALASAN MASYARAKAT TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI NAGARI SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL 1 ALASAN MASYARAKAT TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI NAGARI SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL PUTRI WAHYUNI NPM: 12070056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa krisis identitas bagi kebanyakan anak remaja. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya. Secara umum dan

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar hukum. Kejahatan yang terjadi di masyarakat saat ini tidak seluruhnya dilakukan oleh orang

Lebih terperinci

A. LatarBelakangMasalah

A. LatarBelakangMasalah BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Saat ini banyak kita jumpai remaja yang berperilaku ugal-ugalan dan tidak taat pada peraturan dan norma. Perilaku tersebut umum terjadi dan remaja melakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak dan dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak dan dewasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak dan dewasa, pada masa ini ada juga keraguan terhadap peran yang akan dilakukan. Remaja bukan lagi seorang anak

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI (Studi Kasus di Jorong Bukit Subur Nagari Ranah Palabi Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya). Watini 1 DrZusmelia M.Si 2 MarleniM.Pd 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak merupakan harta yang tak ternilai bagi suatu keluarga, dan menjadi aset yang berharga bagi suatu bangsa. Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi anak saat ini akan

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Hurlock (2004: 206) menyatakan bahwa Secara psikologis masa remaja adalah

Lebih terperinci

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) FRANKY ALVA CINO NPM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG. Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3

PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG. Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3 PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3 Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh : TRI MULYATI. M 10060129 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL Oleh: MAULA AUFITRI AHDA NPM. 10070039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MOTIF SISWA MAN 2 PADANG MEMILIH LES PRIVATE SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPEROLEH PEMBELAJARAN TAMBAHAN. Oleh: BRAMA JOLINANDA

MOTIF SISWA MAN 2 PADANG MEMILIH LES PRIVATE SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPEROLEH PEMBELAJARAN TAMBAHAN. Oleh: BRAMA JOLINANDA MOTIF SISWA MAN 2 PADANG MEMILIH LES PRIVATE SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPEROLEH PEMBELAJARAN TAMBAHAN ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk mencoba menggambarkan faktafakta dan data secara

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN FAKTOR PENYEBAB PERJUDIAN PADA MALAM PESTA PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KENAGARIAN KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL DERI KURNIAWAN NPM: 11070067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian, BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan, manfaat penelitian serta mengulas secara singkat mengenai prosedur

Lebih terperinci

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu, sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan berusaha mencari sesuatu dengan segala upaya memenuhi kepuasannya, baik dari segi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO SKRIPSI Diajukan oleh : Bonnie Suryaningsih F. 100020086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JULI 2010 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

MOTIF MAHASISWA BERMAIN KARTU CEKI (KOA)STUDI KASUS: RUMAH KOST KOMPLEK PERUNDAM III/RW.14/ RT

MOTIF MAHASISWA BERMAIN KARTU CEKI (KOA)STUDI KASUS: RUMAH KOST KOMPLEK PERUNDAM III/RW.14/ RT MOTIF MAHASISWA BERMAIN KARTU CEKI (KOA)STUDI KASUS: RUMAH KOST KOMPLEK PERUNDAM III/RW.14/ RT. I KELURAHAN SURAU GADANG, KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Jurnal Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam

Lebih terperinci

FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL ERWIN LUTER NIM. 09070140 PROGRAM PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia pendidikan sedang berkembang, banyak sekolah-sekolah yang berdiri dengan kegiatan-kegiatan yang menarik untuk mendukung proses belajar siswa mereka, namun

Lebih terperinci

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS Juliana S.R. Marpaung*, Setiawan ** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat modern yang serba kompleks sebagai produk kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi memunculkan banyak masalah

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH REMAJA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL DI JORONG TARATAK TANGAH KABUPATEN SOLOK. Oleh: Lasma Farida* Fitria Kasih** Nofrita**

MASALAH-MASALAH REMAJA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL DI JORONG TARATAK TANGAH KABUPATEN SOLOK. Oleh: Lasma Farida* Fitria Kasih** Nofrita** MASALAH-MASALAH REMAJA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL DI JORONG TARATAK TANGAH KABUPATEN SOLOK Oleh: Lasma Farida* Fitria Kasih** Nofrita** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok)

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) E-JURNAL RIA PERMATA SARI NIM: 10060246 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut. laku remaja sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut. laku remaja sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut remaja danmereka beranggapan bahwa mereka bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi belum mampu memegang tanggung

Lebih terperinci

PERAN DIRIGEN DALAM MENGGERAKKAN KREATIVITAS SIMPATISAN PASOEPATI

PERAN DIRIGEN DALAM MENGGERAKKAN KREATIVITAS SIMPATISAN PASOEPATI PERAN DIRIGEN DALAM MENGGERAKKAN KREATIVITAS SIMPATISAN PASOEPATI SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Sosiologi Oleh : M Ridwan NIM. D0308041 FAKULTAS

Lebih terperinci

ALASAN ANAK BEKERJA SEBAGAI NELAYAN DI NAGARI SUNGAI TUNU BARAT KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

ALASAN ANAK BEKERJA SEBAGAI NELAYAN DI NAGARI SUNGAI TUNU BARAT KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ALASAN ANAK BEKERJA SEBAGAI NELAYAN DI NAGARI SUNGAI TUNU BARAT KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL MERI ANDINI NPM: 12070197 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

MOTIF ANAK PUTUS SEKOLAH PADA KELUARGA MENENGAH KE ATAS DI NAGARI TEBING-TINGGI

MOTIF ANAK PUTUS SEKOLAH PADA KELUARGA MENENGAH KE ATAS DI NAGARI TEBING-TINGGI MOTIF ANAK PUTUS SEKOLAH PADA KELUARGA MENENGAH KE ATAS DI NAGARI TEBING-TINGGI (Studi Kasus : Anak dari Keluarga Menengah ke atas di Nagari Tebing Tinggi Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya)

Lebih terperinci

KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL. Oleh:

KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL. Oleh: KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Oleh: YELLA AGUSTI NINGSIH NPM. 12070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

STRATEGI MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK) MENGHADAPI PERILAKU BELAJAR SISWA DI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM JURNAL

STRATEGI MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK) MENGHADAPI PERILAKU BELAJAR SISWA DI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM JURNAL STRATEGI MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK) MENGHADAPI PERILAKU BELAJAR SISWA DI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah remaja adalah suatu masalah yang sebenarnya sangat menarik untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif yang sangat mencemaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Remaja merupakan fase perubahan baik itu dalam bentuk fisik, sifat, sikap, perilaku maupun emosi. Seiring dengan tingkat pertumbuhan fisik yang semakin berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja memang masa yang menyenangkan sekaligus masa yang tersulit dalam hidup seseorang. Pada masa ini, sebagian besar remaja mengalami gejolak dimana terjadi perubahan

Lebih terperinci

RARA NINGRUM NPM:

RARA NINGRUM NPM: 0 PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA AWAL DILIHAT DARI LIFE POSITION DI JORONG PADANG BUNGUR KECAMATAN KOTO BESAR KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: RARA NINGRUM NPM: 11060262 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM MAKALAH PANCASILA OLEH NAMA : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : 11.12.5657 JURUSAN : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) KELAS : 11 (S1-SI)05 DOSEN : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM KENAKALAN REMAJA SEBAGAI PRILAKU MENYIMPANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan kepribadian dan pendidikan anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah pelik yang dihadapi bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Lalu apa sebenarnya penyebab kenakalan remaja? Harapan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis.

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM DAMPAK POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SISWA (STUDI PADA ANAK GURU DI SMA 1 CAMPALAGIAN KABUPATEN POLMAN) Siti Raodha Muttalib Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR ( STUDI KASUS DI POLRES TABANAN )

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR ( STUDI KASUS DI POLRES TABANAN ) ABSTRACT PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR ( STUDI KASUS DI POLRES TABANAN ) Oleh Bambang Anom Partha Beda Awa I Made Tjatrayasa A.A. Ngurah Yusa Darmadi Bagian Hukum Pidana

Lebih terperinci