BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan analisis kebutuhan tenaga kerja. Hasil-hasil dari penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan analisis kebutuhan tenaga kerja. Hasil-hasil dari penelitian"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini, khususnya berhubungan dengan analisis kebutuhan tenaga kerja. Hasil-hasil dari penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat dan akan dijadikan pedoman untuk melengkapi penelitian ini. Penelitian yang pertama mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja adalah laporan akhir yang berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Front Office Department di Maya Ubud Resort & Spa Kabupaten Gianyar Bali yang disusun oleh Ni Komang Mas Utami Dewi (2014). Dalam penelitian ini mengangkat permasalahan tentang berapakah jumlah tenaga kerja pada divisi Front Office Department yang semestinya dibutuhkan di Maya Ubud Resort & Spa. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebanyak 28 orang, yang sebelumnya hanya berjumlah 23 orang. Penambahan tenaga kerja sebanyak 5 orang tersebut diuraikan sebagai berikut, pada tenaga kerja Front Desk Agent dibutuhkan 1 orang, Guest Relation Officer sebanyak 2 orang, Reservation Staff sebanyak 1 orang, dan Bell Boy sebanyak 1 orang. Penambahan jumlah tenaga kerja tidak dibutuhkan pada posisi Telephone Operator. Terdapat penambahan 1 orang tenaga kerja dari hasil WFA,

2 dengan pertimbangan absensi dan perputaran tenaga kerja. Maka jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan adalah 29 orang. Penambahan 1 orang tenaga kerja tersebut akan ditempatkan pada posisi Front Desk Agent. Penelitian kedua berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Reservasi dan Tiketing di Cathay Pacific Airways - Denpasar yang disusun oleh Riana Nathasia (2014). Berdasarkan dengan hasil perhitungan dari analisis beban kerja dan analisis kebutuhan tenaga kerja, dapat ditarik kesimpulan bahwa tenaga kerja pada divisi reservasi dan tiketing di Cathay Pacific Airways Denpasar tidak membutuhkan tambahan tenaga kerja. Namun beban kerja karyawan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur sebagai karyawan reservasi dan tiketing yang seharusnya, sehingga mengalami kekurangan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Kekurangan waktu yang dialami karyawan adalah sebanyak 172 menit, sementara apabila karyawan bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditentukan, para karyawan juga tetap mengalami kekurangan waktu sebanyak 38 menit. Hal ini terjadi dikarenakan karyawan pada divisi reservasi dan tiketing juga mengerjakan pekerjaan di luar dari standar operasional prosedur. Adapun persamaan kedua penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah pada pembahasan tentang analisis kebutuhan tenaga kerja, namun terdapat perbedaan pada konsentrasi divisi dan lokasi penelitian. Pada penelitian pertama membahas tentang analisis kebutuhan tenaga kerja pada divisi Front Office di Maya Ubud Resort & Spa Kabupaten Gianyar Bali,

3 selanjutnya pada penelitian kedua membahas tentang analisis kebutuhan tenaga kerja pada divisi reservasi dan tiketing di Cathay Pacific Airways Denpasar, sementara pada penelitian yang dilakukan saat ini membahas tentang analisis kebutuhan tenaga kerja divisi operasional pada PT. Asialink Holidays Sanur, Bali. Jadi, perbedaan yang jelas tampak terlihat pada konsentrasi divisi dan lokasi penelitian tersebut diadakan. Penelitian ketiga dilakukan oleh Rr. Bathari Nindita K. (2014) dengan judul : Analisis Strategi Pemasaran Paket Wisata Pada PT. Aryana Wisata Dewata Sanur, Bali. Penelitian ini membahas tentang strategi pemasaran paket wisata. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun masih memiliki kekuatan dari segi internal. Sehingga strategi yang dapat diterapkan adalah strategi ST (Strenghts Threats), yaitu strategi untuk memaksimalkan kekuatan dalam menghadapi ancaman yang ada. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah pada lokasi penelitiannya, yaitu di PT. Aryana Wisata Dewata yang juga lebih dikenal dengan nama PT. Asialink Holidays Sanur, Bali, sedangkan untuk perbedaannya penelitian sebelumnya membahas tentang analisis strategi pemasaran paket wisata, sementara pada penelitian saat ini membahas tentang analisis kebutuhan tenaga kerja pada PT. Asialink Holidays Sanur, Bali.

4 Pada tinjauan penelitian sebelumnya, penulis juga menggunakan jurnal internasional sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Jurnal yang pertama yaitu berjudul HRM Practices for Sustainable Workforce : Perceived Satisfaction Level of University Teachers oleh Arif, dkk. Penelitian ini dilakukan untuk menguji tingkat kepuasan dosen serta menganalisis beban kerja karyawan atau para dosen tersebut. Persamaan dari jurnal internasional di atas dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah memiliki pembahasan yang sama, yaitu analisis beban kerja, namun terdapat perbedaan pada teknik pengumpulan data, penentuan sampel, serta analisis datanya. Jurnal yang kedua berjudul Workload Analysis for Planning Needs of Employees in the Corporate Administration Unit PT. Timah (Persero) Tbk oleh Renny Hutagalung dan Aurik Gustomo (2013). Dalam penelitian ini membahas tentang analisis beban kerja karyawan unit administrasi perusahaan pada PT. Timah (Persero) Tbk, dengan tujuan merencanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja pada masa yang akan datang. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah menyatakan jumlah analisis beban kerja karyawan pada unit administrasi adalah 70,79% ; hasil tersebut didapatkan dari perhitungan rumus analisis beban kerja dengan mengambil populasi karyawan unit administrasi berjumlah 40 orang. Dengan analisis yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan jumlah karyawan pada tahun sebelumnya, ternyata jumlah karyawan pada unit administrasi perusahaan saat ini sudah mencukupi, justru jumlah karyawan pada tahun sebelumnya terlalu banyak sehingga kurang efisien. Sehingga dapat disimpulkan

5 untuk saat ini dan tahun kerja berikutnya, PT. Timah (Persero) Tbk tidak perlu melakukan perekrutan karyawan untuk unit administrasi perusahaan. Persamaan dari jurnal internasional kedua dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah pada analisis yang dilakukan yaitu menganalisis beban kerja serta menentukan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan hasil analisis beban kerja tersebut. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah selain menggunakan analisis beban kerja, penelitian saat ini juga menggunakan analisis kebutuhan tenaga kerja, dengan perhitungan rumus pada masing-masing analisis tersebut. Sementara pada jurnal hanya menggunakan satu analisis, yaitu analisis beban kerja serta menghitung rata-rata dari tahun sebelumnya dan tahun sekarang sebagai perbandingan. Jurnal ketiga yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini adalah jurnal yang berjudul Workload Analysis, Implications, and Optimization on a Production Hadoop Cluster : A Case Study on Taobao yang disusun oleh Zujie Ren, dkk. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk melakukan analisis beban kerja pada produksi Hadoop Cluster khususnya dalam e-commerce lingkungan produksi skala besar. Dengan menggunakan jejak yang dikumpulkan dari 2000 Hadoop Cluster di Taobao, yang merupakan perusahaan online e- commerce terbesar di Asia. Hasil dari penelitian ini adalah analisis beban kerja yang representatif dan umumnya konsisten dengan gudang data untuk situs web e- commerce dapat membantu para peneliti dan insinyur memahami karakteristik beban kerja Hadoop dalam lingkungan produksi. Berdasarkan pengamatan dan

6 implikasi yang berasal dari jejak, penelitian tersebut merancang pembangkit beban kerja Ankus, untuk mempercepat evaluasi kinerja dengan mekanisme baru dan biaya yang rendah. Pada jurnal internasional yang ketiga ini juga memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini, yaitu pada analisis beban kerja yang dilakukan. Hanya terdapat perbedaan, yaitu pada metode yang digunakan. 2.2 Tinjauan Konsep Tinjauan Tentang Tenaga Kerja Pengertian tenaga kerja secara umum adalah penduduk dalam usia kerja. Beberapa literatur menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang tergolong dalam usia kerja, yang berusia tahun. Pada tahun 2003, Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang tenaga kerja yang tercantum dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2 menyatakan : Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Menurut Sastrohadiwiryo (2003), tenaga kerja adalah salah satu unsur dari perusahaan dan memiliki peran yang sangat penting dalam operasional perusahaan. Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh Musanef (1997), bahwa tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi baik pada

7 instansi pemerintah maupun pada perusahaan dan pada usaha-usaha sosial dengan mana ia memperoleh suatu balas jasa tertentu. Sementara menurut Sumarsono (2003), tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup kerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan bekerja. Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja (non-labor force). Angkatan kerja (labor force) terdiri dari : 1) Golongan yang bekerja 2) Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sementara yang bukan angkatan kerja (non-labor force), yaitu : 1) Golongan yang bersekolah 2) Golongan yang mengurus rumah tangga 3) Golongan lain-lain atau penerima pendapatan Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja ini sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena itu kelompok ini sering dinamakan sebagai potential labor force. Dalam penelitian ini yang dimaksud tenaga kerja adalah seseorang yang berada pada usia kerja, mampu melakukan pekerjaan dan dapat

8 menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memperoleh suatu balas jasa Tinjauan Tentang Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) Menurut pendapat Komaruddin (1996), analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas. Sementara menurut Simamora (1995), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun kualifikasi pegawai yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber manusia. Menurut Moekijat (1985) definisi dari analisis beban kerja adalah prosedur yang memberikan atau menghasilkan alat-alat pengukur tenaga kerja standar-standar penyusunan tenaga kerja yang menunjukkan jumlah-jumlah yang dipekerjakan untuk masing-masing jabatan. Lebih lanjut dikatakan bahwa analisis beban kerja ini dapat digunakan sebagai alat menentukan atau

9 meramalkan kebutuhan tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan sehingga tidak terjadi kesengajaan jumlah. Metode Work Load Analysis (WLA) dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja berdasarkan total persentase beban kerja dari waktu yang diberikan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, serta dapat menentukan jumlah karyawan yang sebenarnya dibutuhkan untuk dipekerjakan dalam suatu perusahaan. Adapun langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : 1) Mengetahui struktur organisasi dan job description yang dilakukan oleh aktifitas terkait 2) Menentukan aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas tiap posisi jabatan aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan pada job description yang dilakukan oleh aktivitas terkait 3) Melakukan pengamatan untuk menghitung besarnya persentase produktif dan non produktif 4) Menentukan jumlah menit pengamatan 5) Penentuan aloowance dan performance rating 6) Perhitungan besarnya beban kerja 7) Penentuan jumlah pegawai yang optimal tiap posisi jabatan, diperoleh dengan pembulatan kertas dari hasil perhitungan besarnya beban kerja 8) Melakukan perbandingan jumlah pegawai awal dan jumlah pegawai rekomendasi

10 Dalam pendapatnya, Ardana., dkk. (2001) juga menyatakan bahwa analisis beban kerja adalah penentuan jumlah tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu atau penentuan jumlah jam kerja orang (man hours) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu dalam periode waktu tertentu. Analisis beban kerja merupakan teknik yang diciptakan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu pada suatu tingkat prestasi yang telah ditetapkan atau pada periode tertentu, seperti : 1) Volume pekerjaan yang semestinya dikerjakan yang dapat dinyatakan dalam satuan waktu seperti : meter, meter kubik, kilogram, jam kerja dan hari. 2) Standar waktu yang merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produksi atau kerja. 3) Jangka waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Penentuan jumlah tenaga kerja ke dalam man hours per satuan pekerjaan, akan menghasilkan jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan pada periode tersebut. Hasil dari analisis beban kerja adalah penetapan jumlah karyawan yang diperlukan untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu pula. Langkah-langkah dalam melakukan analisis beban kerja sampai dengan menentukan jumlah tenaga kerja adalah sebagai berikut :

11 1) Standar beban kerja yaitu keseluruhan waktu yang diperlukan yang paling efektif untuk melaksanakan pekerjaannya, karena manusia mempunyai kemampuan yang berbeda maka mengukur standar beban kerja dihitung dengan volume hasil kerja rata-rata dalam waktu yang sama tanpa mengesampingkan mutu produksi. 2) Waktu lingkaran kerja, yaitu waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan kebutuhan suatu pekerjaan yang dapat dibagi menjadi empat jenis waktu penyelesaian yaitu : a. Waktu lingkaran (cycle time) adalah waktu yang dipergunakan dalam waktu lingkaran ini umumnya langsung berhubungan dengan produksi. Misalnya memberi pelayanan kepada tamu, travel agent, dan supplier. b. Waktu bukan lingkaran (non-cycle time) adalah waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Misalnya melakukan persiapan sebelum melakukan pekerjaan. c. Waktu kelelahan (fatique time) adalah waktu yang digunakan karyawan untuk beristirahat sejenak di antara jam kerjanya di luar waktu istirahat. Misalnya waktu meregangkan otot. d. Waktu pribadi (personal time) adalah waktu yang dipergunakan atau dimanfaatkan oleh karyawan untuk keperluan pribadi. Misalnya waktu pergi ke kamar kecil. 3) Total Man Hours adalah jumlah karyawan dalam waktu yang sebenarnya dibutuhkan dalam menyelesaikan kewajiban selama satu tahun (365 hari).

12 4) Man Hours per Unit adalah jumlah waktu efektif (8 jam x 60 menit) dalam satu tahun yang sudah dipotong waktu libur, yaitu 291 hari. Melalui perhitungan waktu lingkar kerja dapat ditetapkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yaitu dengan menetapkan jumlah waktu yang sesungguhnya diperlukan untuk berproduksi (waktu lingkaran), kemudian menetapkan persentase waktu bulat lingkaran, persentase waktu menghilangkan kelelahan dan persentase waktu pribadi. Keseluruhan waktu yang diperlukan oleh keempat waktu penyelesaian ini merupakan beban suatu jabatan. Menurut Winaya (1994) analisis beban kerja adalah suatu analisis untuk mengetahui tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, produksi pada periode tertentu. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Work Load Analysis = Total Man Hours Man Hours per Unit Pelaksanaan analisis beban kerja dilakukan dengan tujuan agar terpenuhi tuntutan kebutuhan dalam menciptakan efektivitas, efisiensi, serta profesionalisme sumber daya manusia yang memadai pada setiap instansi dan mampu melaksanakan tugas-tugas umumnya.

13 Hasil beban kerja juga dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan, dan pendayagunaan, baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan, maupun kepegawaian. Analisis beban kerja ini banyak dipergunakan di antaranya dapat digunakan dalam penentuan kebutuhan pekerja (man power planning) ; analisis ergonomic ; analisis keselamatan dan kesehatan kerja ; hingga ke perencanaan penggajian dan sebagainya Tinjauan Tentang Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis) Martoyo (1992) menyatakan bahwa analisis kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisis terhadap kemampuan tenaga kerja yang sekarang ini untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Dianalisis apakah tenaga kerja yang sekarang bisa diatur kembali dan dapat memenuhi kebutuhan atau tidak. Menurut Ardana, dkk (2011) mengungkapkan bahwa analisis kebutuhan tenaga kerja adalah menghitung banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan beban kerja produksi akan diperoleh jumlah tenaga kerja yang sesuai untuk menyelesaikan beban produksi yang ditetapkan. Manfaat analisis kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia bagi perusahaan meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) Optimalisasi sistem manajemen informasi utamanya tentang data karyawan

14 2) Memanfaatkan sumber daya manusia seoptimal mungkin 3) Mengembangkan sistem perencanaan sumber daya manusia dengan efisiensi dan efektif 4) Mengkoordinasikan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia secara optimal 5) Mampu membuat perkiraan kebutuhan sumber daya manusia dengan lebih akurat dan cermat. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menganalisis kebutuhan perusahaan akan sumber daya manusia atau tenaga kerja meliputi : 1) Perubahan lingkaran eksternal. Bentuk-bentuk perubahan lingkungan eksternal meliputi : a. Kondisi perekonomian makro, seperti tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai rupiah yang sangat mempengaruhi kemajuan bisnis di tingkat makro. b. Hukum, politik dan sosial, pada sisi hukum dalam bentuk peraturanperaturan seperti halnya yang menyangkut hak cuti, hak waktu kerja, upah minimum regional dan hak sosial karyawan dapat mempengaruhi perencanaan kebutuhan sumber daya manusia atau karyawan ; pada sisi politik, perusahaan mengalami kesulitan yang lebih besar dalam berbisnis utamanya dalam mengekspansi usahanya jika kestabilan

15 politik selalu terganggu ; pada sisi sosial budaya, masyarakat dapat memberi ciri perbedaan etos kerja. c. Ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam hal kemajuannya sangat berpengaruh terhadap kebutuhan sumber daya manusia yang akan digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu tergantung pada jenis usaha dan teknik produksi yang akan digunakan, apakah akan berorientasi pada padat karya ataukah padat modal. d. Persaingan usaha, seperti halnya dalam aspek keunggulan efisiensi, teknologi, kualitas sumber daya manusia, tingkat upah dan peluang ekspansi usaha serta pangsa pasar komoditi. 2) Perubahan lingkungan internal perusahaan meliputi : a. Perubahan kondisi perusahaan Kondisi perusahaan yang sehat dan kurang sehat dapat dilihat dari sisi efisiensi akan berpengaruhnya permintaan atau kebutuhan sumber daya manusia. Semakin berkualitas kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi dan ekspansi, semakin tinggi peluang karyawan dapat direkrut. b. Perubahan kondisi karyawan Kondisi dimana karyawan yang relatif mudah dilihat dari segi-segi perilaku, penguasaan teknologi, ragam kebutuhan karyawan, tingkat kehadiran dan perputaran karyawan yang semuanya itu akan berpengaruh pada produktifitas kerja.

16 Menurut Winaya (1994), mengemukakan bahwa penentuan jumlah tenaga kerja memperhatikan beban kerja, persentase ketidakhadiran dan persentase perputaran karyawan yang dinyatakan dengan rumus : WFA = WLA + % Absenteeism x WLA + % Labor Turnover x WLA Dengan keterangan sebagai berikut : WFA (Work Force Analysis) WLA (Work Load Analysis) : Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja : Analisis Beban Kerja % Absenteeism : Persentase tingkat perputaran absensi tenaga kerja % Labor Turnover : Persentase perputaran tenaga kerja Analisis Tingkat Absensi Tenaga Kerja Tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari-hari yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk melakukan pekerjaan (Ranupandajo, 1997). Persentase absensi dapat dirumuskan sebagai berikut : % Absenteeism = Hari Kerja yang Hilang x 100% Hari Karyawan Bekerja + Hari Karyawan Tidak Bekerja Sehingga tingkat absensi tenaga kerja dalam satu tahun dapat dihitung dengan menggunakan rumus : = Jumlah Karyawan Awal Periode Jumlah Karyawan Akhir Periode 2

17 Jumlah karyawan awal periode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja divisi operasional PT. Asialink Holidays Sanur, Bali pada bulan Januari 2014, sementara jumlah karyawan akhir periode yang dimaksud adalah jumlah tenaga kerja divisi operasional PT. Asialink Holidays Sanur, Bali pada bulan Desember Tinjauan Tentang Perputaran Tenaga Kerja (Labor Turnover) Menurut Robbins (2001), turnover merupakan suatu penarikan diri secara sukarela (voluntary) atau tidak sukarela (involuntary) dari suatu organisasi. Voluntary turnover disebabkan oleh dua faktor, yaitu seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini serta tersedianya alternatif pekerjaan lain. Voluntary turnover tersebut dibedakan menjadi dua berdasarkan sifatnya, yaitu dapat dihindari (avoidable voluntary turnover) dan tidak dapat dihindari (unavoidable voluntary turnover). Avoidable voluntary turnover terjadi karena alasan upah yang lebih baik, pimpinan, atau alternatif tempat kerja yang lebih baik. Sedangkan unvoidable voluntary turnover timbul karena pindah ke kota lain mengikuti pasangannya, perubahan karir, individu, ataupun karena kehamilan. Sementara involuntary turnover digambarkan sebagai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawan yang sifatnya tidak dapat diprediksi bagi karyawan yang mengalaminya.

18 Menurut Winaya (1994) tingkat perputaran karyawan (labor turnover) adalah aliran masuk (accession) dan aliran keluarnya (separation) sumber daya manusia. Sementara Ardana., dkk (2001) berpendapat bahwa tingkat perputaran sumber daya manusia adalah suatu istilah untuk mengukur beberapa banyak orang yang masuk menjadi karyawan dan beberapa orang yang pergi meninggalkan perusahaan karena suatu sebab lain. Tingkat perputaran karyawan menunjukkan stabil tidaknya suatu perusahaan. Semakin tinggi persentase labor turnover suatu perusahaan, berarti semakin sering terjadinya pergantian (replacement) sumber daya manusia pada perusahaan yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perputaran tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah pengganti karyawan dalam suatu perusahaan dengan rata-rata karyawan yang terdapat dalam satu periode. Persentase perputaran tenaga kerja (labor turnover) menurut Winaya (1994) dapat dihitung dengan rumus : % Perputaran Tenaga Kerja = Jumlah Pergantian Karyawan x 100% Rata rata Karyawan dalam satu periode Tinjauan Tentang Biro Perjalanan Wisata Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pariwisata No. Kep 16/U/II/88 Tanggal 25 Februari 1988 tentang pelaksanaan Ketentuan Usaha Perjalanan, pada Bab I Penelitian Umum Pasal 1, member pengertian dengan

19 batasan : Biro Perjalanan Wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan usaha perjalanan ke dalam negeri dan ataupun ke luar negeri. Pada Bab II Pasal 4 Surat Keputusan tersebut juga menjelaskan bahwa Biro Perjalanan Wisata mempunyai ruang lingkup yang terdiri dari : 1) Membuat, menjual, dan menyelenggarakan paket wisata. 2) Mengurus dan melayani kebutuhan jasa angkutan bagi perorangan dan atau kelompok. 3) Melayani pemesanan akomodasi, restoran, dan sarana wisata lainnya. 4) Mengurus dokumen perjalanan. 5) Menyelenggarakan panduan perjalanan wisata. 6) Melayani penyelenggaraan konvensi. Nyoman S. Pendit (dalam Yoeti, 2003) memberikan pengertian tentang biro perjalanan wisata (travel bureau) yaitu perusahaan yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan suatu perjalanan (tour) bagi seseorang yang merencanakan untuk mengadakannya. Sementara R. S. Darmadjati (dalam Yoeti, 2003) memberikan batasan tentang travel bureau yaitu perusahaan yang khusus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan atau persinggahan orang-orang, termasuk kelengkapan perjalanannya, dari satu tempat ke tempat lain, baik di dalam negeri, dari luar negeri, ke luar negeri, atau dalam negeri itu sendiri.

20 Sehingga dapat disimpulkan biro perjalanan wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu perusahaan yang menekankan pada perencanaan (planning) dan penyelenggaraan (arrangement) perjalanan wisata atas inisiatif sendiri dan tanggung jawab sendiri, dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari penyelenggaraan dari perjalanan tersebut. Dalam hal ini perusahaan atau biro perjalanan wisata yang digunakan sebagai lokasi penelitian adalah PT. Asialink Holidays Sanur, Bali Tinjauan Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur adalah suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Standar Operasional Prosedur juga merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry dan Potter, 2005). Pada penelitian ini, Standar Operasional Prosedur digunakan sebagai tolak ukur dalam mengamati beban kerja karyawan. Secara khusus, pengamatan tersebut mengarah pada job description atau tugas dan tanggung jawab karyawan divisi operasional pada PT. Asialink Holidays Sanur, Bali. Adapun tugas dan tanggung jawab yang dimiliki adalah : a. Melakukan absensi b. Memeriksa permintaan pemesanan dari tour operator yang sudah disetujui oleh karyawan reservasi.

21 c. Memeriksa dan membalas d. Memeriksa kegiatan harian. e. Menandatangani voucher dan memeriksa semua pesanan untuk hotel, restoran dan supplier lain yang sudah pasti. f. Membalas dan menindaklanjuti keluhan secara tertulis kepada tour operator dan di cc ke general manager. g. Membuat jadwal untuk mengunjungi restoran dan yang lainnya untuk memastikan kontak dengan orang kunci masih berlaku. h. Membuat laporan mingguan kepada General Manager. i. Memasukkan data penilaian (kuesioner) dari wisatawan terhadap pemandu wisata.

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI Jurnal IPTA ISSN : 8-86 Vol. 4 No. 1, 016 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI Mardi Ulises Simanjuntak I Made Kusuma Negara Email : mardiulises@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja dilakukan oleh Adiputra (2004) dalam kajiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pardamean (2002) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sangat dikenal dengan dunia pariwisatanya, baik wisata alam, wisata budaya, wisata spiritual, dan beberapa jenis wisata yang baru bermunculan seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja dilakukan oleh Adiputra (2004) dalam kajiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Terdapat beberapa pengertian sumber daya manusia menurut para ahli, antara lain: 1. Ike Kusdyah Rachmawati (2008:1) Sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL Maya Christina I Made Kusuma Negara I Wayan Suardana Email : my_hope_psiko@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat. Perkembangan tersebut dilakukan dengan meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan potensi pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kesempatan bekerja sering kali menjadi masalah mendasar yang dihadapi banyak negara diseluruh dunia. Indonesia sendiri, persoalan kesempatan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perencanaan Sumber Daya Manusia Hani Handoko (2001:53) mengemukakan bahwa perencanaan sumberdaya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu titik kritis dan strategis dalam pengukuran adalah analisa beban

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu titik kritis dan strategis dalam pengukuran adalah analisa beban 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu titik kritis dan strategis dalam pengukuran adalah analisa beban kerja (workload analysis). Dari sinilah kemudian berkembang berbagai teori dan turunannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), maka

Lebih terperinci

DIPLOMA IV PARIWISATA PROGRAM STUDI DENPASAR 2015

DIPLOMA IV PARIWISATA PROGRAM STUDI DENPASAR 2015 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI DI PRAMA SANUR BEACH BALI I WAYAN YOGI ARIASA 1012041027 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATAA UNIVERSITAS UDAYANAA DENPASAR 2015 ANALISIS KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan sistem produksinya, PT Mayora Indah perlu mengatur serta menganalisa beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya yang sangat diminati oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan suatu organisasi. Dalam pemilihan sumber daya manusia diperlukan beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi arus globalisasi saat ini, sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan perusahaan. Berhasil atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang ditetapkan sebagai pusat pariwisata di Indonesia bagian tengah merupakan daerah wisata yang terkenal dengan keramah tamahan penduduknya, adat istiadatnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait pada kegiatan pariwisata seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau sebagai salah satu aset untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengembangkan pariwisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia mempunyai alam dan budaya yang unik dan beraneka ragam yang dapat dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja BAB II TI NJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Cool s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department di Grand Mirage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan perkembangan yang semakin cepat disegala bidang kegiatan telah mempengaruhi perkembangan berbagai sektor di Indonesia. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu pilar penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah adalah rangkuman perjalanan masa lalu dalam kurun waktu tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran dalam pembangunan nasional, diantaranya sebagai sumber perolehan devisa, menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Bali menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata utama di Indonesia, banyak potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari keindahan alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang, wisata sudah menjadi lahan bisnis yang potensial karena wisata Indonesia cukup bisa diandalkan untuk menghasilkan rupiah. Dan lewat perpanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kepariwisataan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang kegiatannya berhubungan dengan wisata, pengusahaan, obyek dan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Keseimbangan Lintasan Keseimbangan lintasan adalah lintasan produksi dimana material berpindah secara kontinyu dengan laju rata-rata yang sama melalui sejumlah stasiun kerja,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA FRONT DESK AGENT PADA FRONT OFFICE DEPARTMENT DI HOTEL SANTIKA KUTA BALI DESSY NATALIA SHINTA DEWI

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA FRONT DESK AGENT PADA FRONT OFFICE DEPARTMENT DI HOTEL SANTIKA KUTA BALI DESSY NATALIA SHINTA DEWI ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA FRONT DESK AGENT PADA FRONT OFFICE DEPARTMENT DI HOTEL SANTIKA KUTA BALI DESSY NATALIA SHINTA DEWI 0812014017 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA PERANAN TOUR LEADER PADA BIRO PERJALANAN WISATA CV. BIMO KRISNO TOURS DAN TRAVEL LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Pariwisata Program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Beban Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Beban Kerja 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Beban Kerja Menurut Simamora (1995) dikutip dari Kurnia (2010), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun kwalifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini yang berjudul Pengaruh Reservasi Melalui Travel Agent, Personal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan sebuah organisasi. Bahkan bisa dikatakan sumber daya manusia merupakan unsur terpenting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pembangunan yang mendatangkan devisa bagi negara adalah pariwisata. Di samping itu pariwisata juga merupakan industri yang besar yang dibangun dari

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai Pariwisata dan dukungan teknologi di dalamnya yang bertujuan untuk memajukan daerah pariwisata itu sendiri telah banyak dipublikasikan.

Lebih terperinci

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini : A. Pengertian Hotel Kata Hotel berasal dari bahasa Perancisyaitu hostel artinya tempat penampungan buat pendatang atau bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum. Oleh sebab itu, keberadaan hostel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi, yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. SDM secara tidak langsung dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi sangat besar bagi Indonesia yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Keberadaan sumber daya manusia bagi perusahaan kadang kala sering diabaikan sebagai asset

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri dalam wajah dunia saat ini. Demikian juga yang terjadi dalam dunia kepariwisataan. Dunia pariwisata

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP USAHA ELECTRA WISATA TOUR & TRAVEL. A. Sejarah Berdirinya Electra Wisata Surakarta

BAB II RUANG LINGKUP USAHA ELECTRA WISATA TOUR & TRAVEL. A. Sejarah Berdirinya Electra Wisata Surakarta BAB II RUANG LINGKUP USAHA ELECTRA WISATA TOUR & TRAVEL A. Sejarah Berdirinya Electra Wisata Surakarta Electra Wisata adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa pariwisata baik penyediaan

Lebih terperinci

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

PENETAPAN PANITIA PENGUJI 1 DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PEGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN ORISINALITAS... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk mendapatkan devisa adalah dengan meningkatkan pembangunan pariwisata. Kemampuan sektor pariwisata di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia mengalami perkembangan di berbagai bidang. Indonesia harus ikut berkembang agar tidak menjadi negara yang tertinggal, baik itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1. Sejarah Singkat Parador Hotels and Resorts Hotel group Parador Hotels and Resorts adalah jaringan hotel yang dikelola oleh PT. Parador Management International.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor yang berkembang relative pesat pada saat ini, bahkan pariwisata telah menjadi industri terbesar di dunia. Usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg (dalam Ardana, dkk., 2009: 34) mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata (S.Par) MARDI ULISES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang bersifat multi ethnis, multi cultural, multi lingual, begitu pula dengan asset alam yang sangat mempesona dan kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. (Yerik Afrianto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah perusahaan. Pada praktiknya, perusahaan sering melupakan hakikat sumber daya manusia sebagai

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Suriwathi Beach Hotel Legian Kuta - Bali Nama : Ni Kadek Setya Prameswari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai bidang industri, tak terkecuali pada industri Pariwisata. Persaingan tidak hanya terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 17 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah berdiri CV. Putra Bayu Tour Berdasarkan perkembagan jumlah perusahaan tour & travel terutama dalam bidang biro perjalanan wisata di Indonesia yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel merupakan salah satu akomodasi yang dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Hotel merupakan salah satu akomodasi yang dapat diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata yang tumbuh di Indonesia berkembang cukup pesat. Wisatawan yang melakukan wisata bukan hanya dari dalam negeri melainkan juga dari mancanegara. Banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia. Menurut Santoso (2002), sekitar delapan persen dari ekspor barang dan jasa pada umumnya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendatangkan wisatawan. Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang mendatangkan wisatawan. Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali merupakan primadona salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang mendatangkan wisatawan. Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki lebih dari 700

Lebih terperinci

Kuesioner untuk Pelanggan PT Kuwera Jaya Tour and Travel. 1. Latar belakang pendidikan Anda adalah :

Kuesioner untuk Pelanggan PT Kuwera Jaya Tour and Travel. 1. Latar belakang pendidikan Anda adalah : L1 KUESIONER (Setelah dibuat website) Kuesioner untuk Pelanggan PT Kuwera Jaya Tour and Travel 1. Latar belakang pendidikan Anda adalah : A. SMU masih tahap kuliah B. D3- S1 C. S2 ke atas 2. Seberapa sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pulau Bali sebagai barometer pariwisata nasional (Bali Post: 2003) dan mendapat penghargaan sebagai pulau terindah di dunia versi Majalah Conde Nast Traveler Rusia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL XYZ. didaerah Jakarta Timur, hotel ini dibangun sejak Maret 1993 dan mulai

BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL XYZ. didaerah Jakarta Timur, hotel ini dibangun sejak Maret 1993 dan mulai BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL XYZ 1.1 Sekilas Tentang Hotel XYZ Hotel XYZ adalah hotel yang terletak dipusat Ibu Kota tepatnya didaerah Jakarta Timur, hotel ini dibangun sejak Maret 1993 dan mulai diresmikan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa modern ini, masalah yang sering kali muncul dan mendapatkan perhatian dalam organisasi, baik organisasi profit maupun non profit, adalah masalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang

BAB II URAIAN TEORITIS. wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Paket Wisata Mengingat keberhasilan daerah Sumatera Utara dalam meraih jumlah wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang terus meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha ritel modern merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Supplier Bahan Baku Bagian Purchasing

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

Rancangan Perbaikan Beban Kerja Staf di Departemen Purchasing PT Insera Sena

Rancangan Perbaikan Beban Kerja Staf di Departemen Purchasing PT Insera Sena Rancangan Perbaikan Beban Kerja Staf di Departemen Purchasing PT Insera Sena Joan Patricia Yuwono 1, Herry Christian Palit, S.T., M.T. 2 Abstract: Process of bicycle s raw materials procurement in PT Insera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Mulyareksa Jayasakti Semarang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi angkutan kapal laut atau ekspedisi muatan kapal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (output) bagi pelanggan. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. (output) bagi pelanggan. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT.

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. X - SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh: HERY NURIMA PRASETYA NPM : 0732015021

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata, salah satunya adalah kota Bandung. Bandung memiliki cukup banyak pilihan objek wisata, seperti wisata

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA. Pengertian analisis beban kerja :

ANALISIS BEBAN KERJA. Pengertian analisis beban kerja : ANALISIS BEBAN KERJA Berapa sih sebenarnya waktu kerja efektif Pegawai Negeri dalam sehari? Barangkali banyak orang yang belum mengetahuinya, orang hanya tahu masuk kantor pukul 07.30 WIB dan pulang pukul

Lebih terperinci

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Materi 1 Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia http://deden08m.com 1 Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan

Lebih terperinci