BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The"

Transkripsi

1 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja dilakukan oleh Adiputra (2004) dalam kajiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The Resort and Spa. dari analisis yang diperoleh, beban kerja dari guest services officer untuk shift pagi kekurangan waktu sebanyak 108,96 menit sedangkan petugas guest services officer untuk shift sore kekurangan waktu sebanyak 49,3 menit, sehingga terjadi kelebihan beban kerja yang diterima oleh guest services officer yang melebihi standar waktu kerja yang telah ditentukan oleh hotel tersebut. Pada kenyataannya jumlah karyawan guest services officer yang dibutuhkan sebanyak 6 orang tetapi yang ada saat itu sebanyak 3 orang, sehingga masih membutuhkan karyawan sebanyak 3 orang lagi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Indrawati (2005) dalam kajiannya tentang analisis beban kerja yang berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Reservasi Qantas Holidays Pada PT. Tour East Indonesia.diketahui bahwa reservasi Qantas holidays pada shift pagi kekurangan waktu sebanyak 40 menit dan reservasi Qantas holidays pada shift sore kekurangan waktu kerja sebanyak 20 menit. Sehingga jumlah tenaga kerja reservasi Qantas holidays pada PT.Tour East Indonesia yang seharusnya adalah sebanyak 5 orang, tetapi pada kenyataannya yang ada saat itu adalah sebanyak 3 orang. 12

2 26 Setiawati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Accounting Department Di Ramayana Resort and Spa Kuta. dari hasil penelitiannya diketahui bahwa jumlah karyawan pada accounting department di Ramayana resort and Spa pada saat itu yaitu 16 orang, tetapi dari hasil beban kerja diketahui bahwa diperlukan tenaga kerja sebanyak 19 orang, dan pada analisis kebutuhan tenaga kerja diperlukan tenaga kerja sebanyak 22 orang. Oleh karena itu diperlukan penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 6 orang, yaitu pada seksi accounting receivable, income audit, restaurant cashier, night auditor, buyer, dan store. Hartono (2008) jurnal teknik industri yang berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Jasa Penyeberangan Ujung - Kamal. dari hasil penelitiannya diketahui tenaga kerja yang bekerja di perusahaan tersebut melebihi beban kerja seharusnya, yaitu jumlah karyawan saat ini pada porter shift I sebanyak 9 orang sedangkan jumlah karyawan yang diperlukan setelah analisis sebanyak 4 orang, jadi jumlah karyawan yang menganggur sebanyak 5 orang. Porter shift II jumlah karyawan saat ini 7 orang, yang diperlukan 2 orang, jumlah karyawan yang menganggur 5 orang. Pengatur kendaraan shift I saat ini sebanyak 19 orang, jumlah karyawan yang diperlukan 12 orang, jadi jumlah karyawan yang menganggur 7 orang. Pengatur kendaraan shift II sebanyak 19 orang, jumlah karyawan yang diperlukan 6 orang, jadi jumlah karyawan yang menganggur sebanyak 13 orang. Kaitan penelitian ini dengan penelitian Adiputra (2004), Indrawati (2005), Hartono (2008) sebelumnya yaitu sama sama menganalisis tentang kebutuhan

3 27 tenaga kerja dengan masing masing objek dan lokasi penelitian yang berbeda. Tetapi perbedaan dalam penelitian kali ini lebih difokuskan lagi pada kebutuhan tenaga kerja Reservasi yang memiliki beban kerja tinggi seperti seringkali extend waktu demi menyelesaikan tuntutan pekerjaan yang semakin banyak serta kurangnya tenaga kerja yang membantu dalam menyelesaikan pekerjaannya. 2.2 Deskripsi Konsep Kebutuhan Tenaga Kerja Peramalan kebutuhan sumber daya manusia sangat erat dengan peramalan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang diperlukan tergantung pada prospek perusahaan dan kebijaksanaan perusahaan dalam melakukan investasi yang akan dipakai dalam proses produksi. Menurut Husnan (2011:31) mengemukakan bahwa peramalan kebutuhan tenaga kerja adalah sebagai berikut Peramalan kebutuhan sumber tenaga kerja sangat erat hubungannya dengan peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Banyak sedikitnya masing masing jenis karyawan yang diperlukan akan tergantung pada prospek ekonomi perusahaannya dan kebijakan perusahaan dalam melakukan investasi peralatan/mesin mesin yang akan dipakai produksinya. Menurut Utama (2001:81) peramalan kebutuhan sumber daya manusia dimasa yang akan datang sangat dipengaruhi oleh permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga kebutuhan akan sumber daya manusia ditentukan oleh perusahaan. Kegiatan produksi perusahaan akan ditentukan oleh

4 28 permintaan barang atau jasa oleh masyarakat atau konsumen. Untuk meramalkan kebutuhan tenaga kerja dimulai dari peramalan penjualan, dari ramalan penjualan disusun rencana produksi. Ramalan penjualan diwujudkan sebagai suatu penjualan yang harus dicapai oleh bagian penjualan berdasarkan rencana produksi, dimulai dengan menentukan kebutuhan jumlah sumber daya manusia Tenaga Kerja Dalam menjalankan sebuah perusahaan sangat bergantung pada tenaga kerja yang merupakan peranan penting sebagai pengendali dalam operasionalnya, Manusia (Tenaga Kerja) unsur terpenting di samping dari unsur atau alat produksi lainnya seperti modal kerja, sarana kerja, mesin mesin, bahan mentah dan bahan baku, serta metode kerja (Buchari 2001:85). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang tenaga kerja yang tertuang dalam UU ketenagakerjaan No 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa : Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sastrohadiwiryo (2003:33) juga memberikan batasan bahwa Tenaga kerja adalah salah satu unsur dari perusahaan dan memiliki peran yang sangat penting dalam operasional perusahaan. Selanjutnya menurut Musanef (1997:18) mengemukakan bahwa : Tenaga kerja adalah orang orang yang bekerja pada suatu organisasi baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan dan pada usaha usaha sosial dengan mana ia memperoleh suatu balas jasa tertentu. Sedangkan menurut Soeroto (Adiputra, 2004) menyatakan bahwa Sumber Daya

5 29 Manusia baik nyata maupun yang potensial untuk memproduksi yang berbeda dengan sumber daya yang lainnya (alam dan kapital). Pengertian Tenaga Kerja dalam penelitian ini berdasarkan lima definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memperoleh suatu balas jasa Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis) Menurut Husnan (2011:33), analisis kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisis terhadap kemampuan tenaga kerja yang sekarang ini untuk memenuhi jumlah karyawan. Analisis kebutuhan tenaga kerja dapat dinyatakan dengan rumus (Utama, 2001:91) : (WFA) = Work Load Analysis + % Absenteissm WLA + % Labour Turn Over WLA Untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan turut diperhitungkan analisis beban kerja, tingkat absensi dan tingkat perputaran tenaga kerjanya. Ketiga hal ini diperhitungkan agar setiap saat terdapat jumlah tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan tugas tugas dalam perusahaan, sehingga tidak mengganggu jalannya produksi. Analisis kebutuhan tenaga kerja dalam penelitian ini adalah suatu analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja reservasi Intercontinental Bali Resort. Untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan diperhitungkan analisis beban kerja, tingkat absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja dengan melihat

6 30 terhadap kemampuan tenaga kerja yang ada pada saat ini untuk memenuhi jumlah karyawan pada masa mendatang Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) Suwanto (2011:250) mengatakan bahwa secara konseptual beban kerja dapat ditinjau dari selisih energi yang tersedia pada setiap pekerjaan dengan energi yang diperlukan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sukses. Pengertian mengenai analisis beban kerja juga dikemukan oleh Schultz dan Schultz (2000:550) bahwa beban kerja bukan saja menyangkut kelebihan pekerjaan (work overload) energi termasuk pula yang setara/sama atau sebaliknya kekurangan atau terlalu rendah/kecil pekerjaan (work underload). yakni proses untuk menetapkan jumlah kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja pada waktu tertentu. Utama (2001:88) mengatakan bahwa: Analisis beban kerja adalah penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu atau penentuan jumlah jam kerja orang (man hours) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu dalam periode waktu tertentu. Dalam menentukan jumlah tenaga kerja dengan menggunakan analisis beban kerja perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut, yaitu: 1. Target volume kerja merupakan pekerjaan yang mesti dirampungkan dalam batas waktu tertentu. 2. Standar waktu yaitu jumlah waktu yang diperlukan untuk merampungkan suatu pekerjaan.

7 31 3. Jangka waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, dilakukan dengan cara menerjemahkan beban kerja kedalam man hours per satuan pekerjaan, akan menghasilkan jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan pada periode tersebut. Utama (2001:89) analisis beban kerja dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: work load analisis = total man hours X 1 orang man hours per unit Hasil dari analisis beban kerja adalah penetapan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan tertentu. Langkah dalam menggunakan analisis beban kerja sampai dengan menentukan adalah sebagai berikut. 1. Standar beban kerja yaitu keseluruhan beban kerja yang diperlukan yang paling efektif untuk melaksanakan pekerjaannya, karena manusia mempunyai kemampuan yang berbeda maka pengukuran standar beban kerja dihitung dengan volume hasil kerja rata rata dalam waktu yang sama tanpa mengesampingkan mutu produksi. 2. Waktu lingkaran kerja (cycle time) yaitu waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dapat dibagi menjadi empat jenis (Utama (2001:89)) yaitu: 1) Waktu lingkaran (cycle time) adalah waktu yang sungguh sungguh dipergunakan untuk bekerja dan sifatnya berulang ulang. Kegiatan yang dipergunakan dalam waktu lingkaran ini umumnya langsung berhubungan dengan produksi.

8 32 2) Waktu bukan lingkaran (non cycle time) adalah waktu yang didalam kegiatan kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. 3) Waktu kelelahan (fatique time) adalah waktu yang digunakan karyawan untuk beristirahat sejenak di antara jam kerja diluar waktu istirahat. 4) Waktu pribadi (personal time) adalah waktu yang digunakan atau dimanfaatkan oleh karyawan untuk keperluan pribadi. Melalui perhitungan waktu lingkar kerja dapat ditetapkan jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu dengan menetapkan jumlah waktu yang sesungguhnya diperlukan untuk berproduksi (waktu lingkaran), kemudian menetapkan persentase waktu bukan lingkaran, persentase waktu menghilangkan kelelahan dan persentase waktu pribadi. Keseluruhan waktu yang dibutuhkan oleh keempat waktu penyelesaian ini merupakan beban suatu jabatan. Beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan tenaga kerja dapat menimbulkan dampak negatif dari beban kerja yang melebihi kemampuan kerja sebagai berikut. 1. Kualitas kerja menurun Beban kerja yang terlalu berat tidak dapat diimbangi dengan kemampuan tenaga kerja mengakibatkan kualitas kerja menurun karena kelelahan fisik dan turunnya konsentrasi, pengawasan diri, dan akurasi kerja, sehingga hasil kerja tidak sesuai dengan standar.

9 33 2. Keluhan tamu Keluhan tamu timbul karena hasil kerja yaitu pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan standar. 3. Kenaikan tingkat absensi Beban kerja yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tenaga kerja menjadi sakit. Hal ini akan berakibat buruk bagi kesejahteraan karyawan dan absensi yang terlalu tinggi akan mengganggu kelancaran operasional Tingkat Absensi Tenaga Kerja Menurut Utama (2001 : 92), tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari kerja yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk bekerja. Sedangkan menurut Husnan (2011 : 24) tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari hari yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk bekerja. Hal ini bisa dinyatakan dengan rumus : hari kerja yang hilang Absenteeism = hari karyawan bekerja+hari karyawan tidak bekerja X 100% Yang dimaksud dengan tingkat absensi tenaga kerja dalam penelitian ini adalah tingkat ketidakhadiran karyawan dalam suatu perusahaan atau hotel, baik itu dengan alasan sakit, ijin atau tanpa alasan yang menyebabkan karyawan tersebut tidak bekerja Perputaran Tenaga Kerja ( Labour Turn Over ) Menurut Winaya (dalam Parmadean, 2002), tingkat perputaran karyawan (labour turn over) adalah aliran masuk (accesion) dan aliran keluarnya (separation) sumber daya manusia. Tingkat perputaran karyawan menunjukkan stabil tidaknya suatu perusahaan. Semakin tinggi persentase labour turn over

10 34 suatu perusahaan berarti semakin sering terjadinya pergantian (replacement) sumber daya manusia pada perusahaan yang bersangkutan, begitupula sebaliknya. Persentase perputaran tenaga kerja (labour turn over) dapat dicari dengan rumus : % persentase tenaga kerja = jumlah pergantian karyawan rata rata karyawan dalam satu periode X 100% Jumlah rata rata karyawan dalam satu periode dapat dihitung dengan menggunakan rumus : jumlah karyawan awal periode+jumlah karyawan akhir periode Perputaran tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbandingan antara jumlah pergantian karyawan dalam suatu perusahaan atau hotel dengan rata rata karyawan yang terdapat dalam satu periode tertentu Reservasi 2 Menurut Bagyono (2008:28) reservasi adalah salah satu seksi yang bertugas dan bertanggungjawab untuk menangani permintaan pemesanan dari para calon tamu. Sedangkan menurut Damardjati ( 2001 : 16 ) reservasi bisa disamakan arti dengan booking yang memiliki pengertian pemesanan tempat (di restoran, night club, theater, shows, atau tempat duduk dalam pesawat, kereta api, intercity bus atau kamar dalam hotel dan sebagainya). Pengertian lain tentang reservasi juga dikemukakan oleh Agus Irianto (2010 : 15) yakni Reservasi secara umum dapat diartikan sebagai penyediaan seat, yang meliputi keseluruhan proses kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan inventori, pendistribusian produk, dan pencatatan keseluruhan transaksi pemesanan tempat untuk pencapaian revenue yang optimal.

11 35 Pengertian reservasi pada penelitian ini yaitu mengacu pada pendapat dari Bagyono yaitu salah satu seksi yang bertugas dan bertanggungjawab untuk menangani permintaan pemesanan dari para calon tamu. Media reservasi adalah alat pengantar atau penghubung reservasi dengan pihak pemesan. Adapun media yang biasa digunakan dalam reservasi adalah sebagai berikut. 1. Telepon Telepon adalah suatu alat yang banyak digunakan untuk pemesanan karena mudah dilaksanakan dan menghemat waktu. 2. Facsimile Facsimile adalah alat elektronik berteknologi canggih yang fungsinya sebagai fotocopy jarak jauh, dengan demikian berita yang disampaikan sama persis dengan berita yang diterima. 3. Surat Reservasi melalui surat juga sering dilakukan, terutama untuk reservasi tamu rombongan dalam jumlah besar. Cara ini lebih efektif karena informasi yang disampaikan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. 4. Telex Media reservasi ini biasanya digunakan pada reservasi internasional dan lokal yang jaraknya cukup jauh. 5. Telegram Telegram adalah salah satu media reservasi, namun cara ini sudah jarang digunakan.

12 36 6. Kabel Media ini merupakan cara lama dalam membuat pemesanan dan sekarang jarang digunakan. 7. Go Show Go show adalah reservasi yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan secara langsung. Sumber sumber reservasi adalah lembaga atau perseorangan yang melakukan pemesanan. Sumber sumber ini bisa menjadi pemesan tetap. Adapun sumber sumber reservasi adalah sebagai berikut : 1. Company atau perusahaan Perusahaan yang dimaksud disini bisa merupakan perusahaan swasta nasional atau asing yang joint venture. Perusahaan umum yang bergerak di bidang industri sandang dan pangan dan industri yang bergerak di bidang teknik merupakan salah satu sumber pemesanan kamar. Sebab pengusaha yang melakukan perjalanan dalam usaha bisnis atau tugas kantor secara continue biasanya mereka memiliki langganan tetap di setiap daerah tujuan wisata. Di samping pihak pihak pengusaha dalam rangka tugas kantor, kadang kala mereka mengambil waktu cutinya untuk berlibur bersama keluarga adalah merupakan bagian dari pengisian kamar hotel. 2. Travel Agent Biro perjalanan merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa, mereka memberikan pelayanan kepada setiap orang yang membutuhkan khususnya menangani seseorang yang ingin mengadakan

13 37 perjalanan. Biro perjalanan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai partner hotel dalam usaha meningkatkan penghunian kamar. Biro perjalanan membantu tamu dalam melaksanakan pemesanan kamar kepada pihak hotel sesuai dengan kebutuhan tamu dan mengirimkan konfirmasi baik melalui surat, teleks, dan alat komunikasi lainnya yang dikehendaki. Dari pihak hotel (reservation staff) akan memberikan konfirmasi apakah pesanan masih bisa diterima atau tidak dilengkapi dengan beberapa informasi tambahan. Bila pemesanan kamar dilakukan oleh pihak biro perjalanan sedangkan pembayaran dilakukan oleh tamu langsung di hotel pada waktu mereka meninggalkan hotel, maka pihak biro perjalanan akan mengeluarkan surat konfirmasi yang sering disebut confirmasion Slip, sebagai bukti mereka telah memesan sesuai dengan permintaannya. Sedangkan pihak biro perjalanan berhak mendapatkan imbalan jasa dari hotel (commission) 10% dari harga pokok kamar (sebelum ditambah uang jasa dan pajak). Bila tamu membayar langsung kepada biro perjalanan atau membeli tour secara keseluruhan pada biro perjalanan, tamu akan membawa tanda bukti pembayaran yang disebut voucher. Dikeluarkan oleh biro perjalanan dalam rangkap tiga, satu lembar dikirim kepada pihak hotel, satu lembar diberikan kepada tamu dan satu lembar dijadikan arsip. Dari voucher ini tamu berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan jumlah yang tertera pada voucher itu dan pihak hotel akan menguangkan voucher ini kepada biro perjalanan akan membayar sejumlah yang ditentukan dalam voucher.

14 38 Agen perjalanan wisata dapat menjadi sumber reservasi untuk tamu tamu yang dikategorikan dalam F.I.T (Free Independent Traveler) adalah para wisatawan yang datang sendiri, tidak langsung dengan rombongan dan G.I.T (Group Inclusive Tour) adalah wisatawan yang datang ke hotel secara berombongan. 3. Airline Agency atau perusahaan penerbangan Perusahaan penerbangan ( Airlines) adalah salah satu sarana pokok sebagai penunjang kegiatan pariwisata dan juga sebagai sarana angkutan yang sangat penting bagi kehidupan dunia usaha sehingga dapat memperlancar kegiatan melayani kehidupan manusia. Di samping sebagai sarana angkutan yang penting bagi dunia usaha secara umum dan kegiatan pariwisata khususnya, maka perusahaan penerbangan juga sebagai partner dalam pengisian jumlah hunian kamar hotel. Para wisatawan tidak saja memerlukan sarana angkutan tetapi juga memerlukan tempat menginap selama mereka melakukan perjalanan, sehingga kadang tamu akan meminta bantuan dari pihak perusahan penerbangan untuk mendapatkan tempat penginapan. Bahkan secara resmi di samping mereka menyediakan tiket penerbangan juga menjual kamar hotel kepada tamu dengan jalan menyediakan harga tertentu sudah termasuk harga tiket, kamar dan makan yang disebut dengan package tour. Dengan mengambil package tour, maka tamu akan memperoleh fasilitas selama perjalanannya di daerah tujuan sesuai dengan macam package yang diambil. Reservasi yang diperoleh dari perusahaan penerbangan antara lain untuk awak pesawat dan kantor perwakilan.

15 39 4. Pemerintah Pemerintahan merupakan sumber yang sangat subur, sebab dari pemerintahan ada berbagai sumber lembaga diantaranya. 1. BUMN (Badan Usaha Milik Negara) 2. Departement departement di dalam perusahaan 3. Pemerintahan daerah 5. Individual atau perseorangan Adalah sebagai sumber pemesanan kamar, tamu mengadakan pemesanan langsung, melalui alat komunikasi yang mereka inginkan dan membayar langsung rekeningnya pada waktu meninggalkan hotel. Banyak pesanan perorangan yang terjadi pada hotel yang biasa dipergunakan untuk liburan dan hal ini harus mendapatkan perhatian yang baik, pelayanan yang memuaskan dalam usaha mempertinggi penghasilan dari pihak hotel sebab mereka kebanyakan membayar langsung dengan harga normal. Konfirmasi dan informasi lain yang dibutuhkan oleh tamu harus mereka terima sebelum tamu tiba di hotel. 6. Airport Representative Airport representative atau petugas hotel yang bekerja di bandara udara adalah petugas yang bekerja melayani tamu yang baru tiba dan akan menginap di hotel tempat petugas petugas tersebut bekerja. Sedangkan tugas lainnya adalah mencari tamu tamu yang kebetulan belum membuat reservasi dan membuat mereka tertarik untuk menginap di hotel. 7. Central reservation system (Sistem Pemesanan Pusat)

16 40 Ada dua jenis central reservation sistem yaitu an affiliate reservation network sebuah jaringan reservasi hotel yang memiliki mata rantai bisnis seperti Hyatt, Hilton, InterContinental dan lain lain. Serta a non-affiliate reservation network, yaitu jaringan reservasi yang tidak terikat pada mata rantai hotel. 8. Intersell Agencies Adalah perusahaan yang memberikan jasa pelayanan dalam segala sesuatu yang sifatnya pemesanan seperti pesan tiket pesawat, sewa mobil dan sebagainya. 9. Internet Adalah satu sumber reservasi yang banyak dilakukan oleh para wisatawan yang ingin memesan kamar untuk liburan mereka. Sekarang hampir semua hotel besar maupun kecil mempunyai suatu sistem yang disebut dengan reservation online. Biasanya hotel mempunyai suatu kerja sama dengan provider tertentu dengan pembagian hasil berupa komisi dari setiap reservasi yang confirm. Dengan adanya system reservation online ini diharapkan para wisatawan lebih muda dalam memilih akomodasi yang diinginkan. Adapun tugas dari reservasi adalah sebagai berikut (Marpaung. 2002: ). 1. Memberikan informasi mengenai tarif angkutan, jadwal pelayanan angkutan, jadwal pertunjukan, harga kamar (hotel), harga makanan serta persyaratan. 2. Memberikan saran cara terbaik kepada calon tamu atau langganan dalam menikmati pemakaian jasa angkutan dan jasa akomodasi.

17 41 3. Memesan tempat jasa angkutan atau kamar pada hotel atau akomodasi lainnya yang diminta dan memberitahukan konfirmasinya segera kepada calon tamu. 4. Memberikan informasi mengenai dokumen perjalanan dan perijinan keimigrasian Pengertian Hotel Kamus Oxford, The Advance Learner s Dictionary adalah: Building where meals and rooms are provided for travelers. Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi tamu. Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 37/PW.340/MPPT-86 memberikan batasan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan layanan penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan Republik Indonesia pada pasal 61 dinyatakan bahwa pelayanan pokok usaha hotel yang harus disediakan sekurang kurangnya harus meliputi penyediaan kamar tempat menginap, penyediaan tempat dan pelayanan makan dan minum, penyediaan pelayanan pencucian pakaian/binatu dan penyediaan fasilitas lainnya. United State Logding Industry menjelaskan bahwa yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu.

18 42 1. Transient Hotel adalah hotel yang letak atau lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk keperluan bisnis dan turis. 2. Residential Hotel adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah yang berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahankemudahan seperti layaknya hotel, seperti layanan makanan yang diantar ke kamar dan pelayanan kebersihan kamar. 3. Resort Hotel, dalam kamus pariwisata dan perhotelan yang memberikan batasan tentang resort yaitu merupakan salah satu jenis hotel, tamu yang menginap bertujuan unutk mencari pleasure (kesenangan) dan biasanya terletak di suatu tempat peristirahatan atau tempat wisata dan memiliki fasilitas untuk bersantai (Soenarno, 2000 : 35). Sedangkan menurut Marpaung (2002), resort adalah salah satu jenis hotel yang berlokasi pada area yang memiliki iklim atau udara yang sejuk dan bersih atau berada pada suatu kawasan wisata, area piknik, tempat bermain anak, atau taman. Selanjutnya menurut Sihite (2000 : 8) menjelaskan bahwa resort adalah salah satu jenis hotel yang terletak di kawasan wisata yang sebagian besar tamunya tidak melakukan kegiatan usaha. Resort hotel dapat dibedakan lagi sesuai dengan karakteristik daerahnya, antara lain : mountain hotel (terletak di daerah pegunungan), beach hotel (terletak di dekat pantai), lake hotel (terletak di dekat danau). Definisi resort lebih lanjut dijelaskan oleh United State Lodging Industry yang menyatakan bahwa resort adalah hotel yang pada

19 43 umumnya berlokasi di tempat tempat wisata dan menyediakan tempat tempat rekreasi, olahraga dan juga ruang rapat, serta fasilitas konferensi untuk tamu tamunya. Dalam penelitian ini Intercontinental Bali Resort Jimbaran termasuk resort hotel yaitu hotel yang berlokasi di tempat-tempat wisata dan menyediakan tempat rekreasi yang dikelola secara komersial.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja dilakukan oleh Adiputra (2004) dalam kajiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Nyoman Daniel Adi Putra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Nyoman Daniel Adi Putra BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Nyoman Daniel Adi Putra (2011) dengan judul skripsi Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Total Revenue di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pardamean (2002) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG RESERVASI HOTEL

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG RESERVASI HOTEL BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG RESERVASI HOTEL 2.1 Pengertian Reservasi Berbicara mengenai reservasi (pemesanan kamar), terlebih dahulu kita perlu mengetahui defenisi dari reservasi itu sendiri. Reservasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI Jurnal IPTA ISSN : 8-86 Vol. 4 No. 1, 016 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI Mardi Ulises Simanjuntak I Made Kusuma Negara Email : mardiulises@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini yang berjudul Pengaruh Reservasi Melalui Travel Agent, Personal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan analisis kebutuhan tenaga kerja. Hasil-hasil dari penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan analisis kebutuhan tenaga kerja. Hasil-hasil dari penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kepariwisataan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang kegiatannya berhubungan dengan wisata, pengusahaan, obyek dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang Pengaruh Online dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang Pengaruh Online dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang Pengaruh Online dan Offline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya. Adapun.hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini. Dalam penelitian Tsalis (2011) yang berjudul Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kesempatan bekerja sering kali menjadi masalah mendasar yang dihadapi banyak negara diseluruh dunia. Indonesia sendiri, persoalan kesempatan kerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 17 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah berdiri CV. Putra Bayu Tour Berdasarkan perkembagan jumlah perusahaan tour & travel terutama dalam bidang biro perjalanan wisata di Indonesia yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri kepariwisataan Indonesia berkembang semakin pesat terutama dalam sektor industri perhotelan dan sektor wisata konvensi, atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja telah dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja telah dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja telah dilakukan oleh Paskalis Sudirman (2012) dalam kajian berjudul Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai Pariwisata dan dukungan teknologi di dalamnya yang bertujuan untuk memajukan daerah pariwisata itu sendiri telah banyak dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hotel Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hampir di tiap-tiap kota terdapat hotel yang memberikan jasa penginapan berikut service lainnya. Bagi orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, bahkan dapat dipercaya sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata (DTW) yang terkenal di Indonesia dan mancanegara. Pariwisata di Bali memberikan pesona wisata yang berbeda dari daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), maka

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang 1 A Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja BAB II TI NJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Cool s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department di Grand Mirage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Umum Pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesatnya. Ini merupakan suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Perubahan dalam indutri pariwisata dan perhotelan sangat cepat. Industri pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi, misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Dalam sub

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Dalam sub BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PENELITIAN SEBELUMNYA Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Dalam sub

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL Maya Christina I Made Kusuma Negara I Wayan Suardana Email : my_hope_psiko@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya yang sangat diminati oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Peranan dan Fungsi Kantor Depan Hotel Hampir semua kegiatan yang ada di Kantor Depan Hotel berhubungan dengan tamu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia memiliki potensi wisata untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata tingkat dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata di Indonesia selain Pulau Bali, wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta sangat banyak dan juga memiliki kepentingan masing

Lebih terperinci

RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product:

RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product: RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR Products of Airlines A. Main Product: Aircraft Destination Scheduling Ground Handling, yaitu penanganan passenger needs yang dapat merupakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Front Office Front office department merupakan salah satu departemen yang berhubungan langsung kepada tamu ketika tamu check-in sampai tamu check-out. Front office

Lebih terperinci

Itinerary. Lihat Bali Paradise Honeymoon TIBA DI BALI-TRANSFER IN HOTEL SIGNATURE MASSAGE SPA+ACARA BEBAS ACARA BEBAS-TRANSFER OUT

Itinerary. Lihat Bali Paradise Honeymoon TIBA DI BALI-TRANSFER IN HOTEL SIGNATURE MASSAGE SPA+ACARA BEBAS ACARA BEBAS-TRANSFER OUT Lihat Bali Paradise Honeymoon Keberangkatan 18 Feb 2017-20 Feb 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Itinerary Hari 01 TIBA DI BALI-TRANSFER IN HOTEL Sat, Feb 18 2017 Setibanya di Bali, Anda akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan penelitian sebelumnya diambil dari jurnal nasional yang berjudul Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : KANTOR DEPAN (FO) HARI/TANGGAL : KELAS/SEMESTER : XI/GANJIL

MATA PELAJARAN : KANTOR DEPAN (FO) HARI/TANGGAL : KELAS/SEMESTER : XI/GANJIL PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 TAMPAKSIRING Alamat : Jl. Dr. Ir. Soekarno di Sanding (0361) 981681 MATA PELAJARAN : KANTOR DEPAN (FO) HARI/TANGGAL : KELAS/SEMESTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sangat dikenal dengan dunia pariwisatanya, baik wisata alam, wisata budaya, wisata spiritual, dan beberapa jenis wisata yang baru bermunculan seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau sebagai salah satu aset untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengembangkan pariwisata yang

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : KANTOR DEPAN (FO) HARI/TANGGAL : KELAS/SEMESTER : XI/GANJIL

MATA PELAJARAN : KANTOR DEPAN (FO) HARI/TANGGAL : KELAS/SEMESTER : XI/GANJIL PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 TAMPAKSIRING Alamat : Jl. Dr. Ir. Soekarno di Sanding (0361) 981681 MATA PELAJARAN : KANTOR DEPAN (FO) HARI/TANGGAL : KELAS/SEMESTER

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

Lihat Bali Kintamani Volcano. Keberangkatan 28 Jan Jan 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

Lihat Bali Kintamani Volcano. Keberangkatan 28 Jan Jan 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Lihat Bali Kintamani Volcano Keberangkatan 28 Jan 2017-30 Jan 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Itinerary Hari 01 TIBA DI BALI-TRANSFER IN HOTEL-ACARA BEBAS Sat, Jan 28 2017 Setibanya di Bandara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BABI PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi bagi orang-orang yang melakukan perjalanan untuk berbagai tujuan. Sebagaimana keputusan mentri pariwisata Pos dan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

Lihat Eksotis Ambon & Ora Beach

Lihat Eksotis Ambon & Ora Beach Lihat Eksotis Ambon & Ora Beach CARRIER Land Only (No Ticket) DEPARTURE 17 Feb 2017 LENGTH 4 DAYS PRICE Rp 038.000 ROUTE AMQ-AMQ Day 01 Fri, Feb 17 2017 TIBA DI AMBON-TRANSFER ORA BEACH RESORT Setibanya

Lebih terperinci

Lihat Tateyama Alpine Route. Keberangkatan 03 Jun Jun 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

Lihat Tateyama Alpine Route. Keberangkatan 03 Jun Jun 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Lihat Tateyama Alpine Route Keberangkatan 03 Jun 2017-04 Jun 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Itinerary Hari 01 Tiba di Nagano Station Sat, Jun 03 2017 Berangkat dengan Express Bus menuju

Lebih terperinci

Sebelum anda melakukan transaksi booking Tour Online di situs kami, Anda harus membaca kondisi dan aturan yang berlaku.

Sebelum anda melakukan transaksi booking Tour Online di situs kami, Anda harus membaca kondisi dan aturan yang berlaku. Kondisi & Aturan berlaku untuk booking Tour Online Sebelum anda melakukan transaksi booking Tour Online di situs kami, Anda harus membaca kondisi dan aturan yang berlaku. Penjelasan tentang Jenis-Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pulau Bali sebagai barometer pariwisata nasional (Bali Post: 2003) dan mendapat penghargaan sebagai pulau terindah di dunia versi Majalah Conde Nast Traveler Rusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya dan dikenal dengan

Lebih terperinci

Departement, tinjauan hotel. data, teknik penentuan sampel dan teknik analisis data. oleh Asisten Manajer Reservasi di Bali Hyatt Hotel.

Departement, tinjauan hotel. data, teknik penentuan sampel dan teknik analisis data. oleh Asisten Manajer Reservasi di Bali Hyatt Hotel. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Akan menjelaskan teori-teori dan pendapat yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, adapun pengertian yang diuraikan adalah tinjauan pengawasan, tinjauan kinerja, tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor yang berkembang relative pesat pada saat ini, bahkan pariwisata telah menjadi industri terbesar di dunia. Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tergambar bentuk-bentuk produk pelayanan jasa, dan barang untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tergambar bentuk-bentuk produk pelayanan jasa, dan barang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan multi usaha yang mencakup bermacammacam bidang kegiatan. Keragaman bidang tersebut ditunjukkan dalam bentuk kegiatan industri / usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana perhubungan yang dapat menunjang dan memperlancar kegiatan seluruh

Lebih terperinci

Lihat Bali Free & Easy

Lihat Bali Free & Easy Lihat Bali Free & Easy CARRIER Land Only (No Ticket) DEPARTURE 18 Feb 2017 LENGTH 3 DAYS PRICE Rp 958.000 ROUTE DPS-DPS Day 01 Sat, Feb 18 2017 TIBA DI BALI-TRANSFER IN HOTEL-ACARA BEBAS Setibanya di Bandara

Lebih terperinci

LISA COMPANY PROFILE SEJARAH KAMI

LISA COMPANY PROFILE SEJARAH KAMI LISA COMPANY PROFILE SEJARAH KAMI LISA Tour & Travel adalah portal penyedia pemesanan tiket pesawat dan kereta api secara online dengan tenaga yang profesional. Kami menyediakan berbagai informasi seputar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dunia kepariwisataan dewasa ini sedang mendapat perhatian dan sorotan yang sangat meningkat di berbagai negara maupun di berbagai dunia, hal ini terbukti

Lebih terperinci

Itinerary. Lihat Jogjakarta Merapi Volcano TIBA DI JOGJA+PRAMBANAN TOUR FULL DAY BOROBUDUR+MERAPI TOUR ACARA BEBAS+TRANSFER OUT

Itinerary. Lihat Jogjakarta Merapi Volcano TIBA DI JOGJA+PRAMBANAN TOUR FULL DAY BOROBUDUR+MERAPI TOUR ACARA BEBAS+TRANSFER OUT Lihat Jogjakarta Merapi Volcano Keberangkatan 28 Feb 2017-02 Mar 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Itinerary Hari 01 TIBA DI JOGJA+PRAMBANAN TOUR Tue, Feb 28 2017 Selamat Datang di Jogja, Setibanya

Lebih terperinci

KURIKULUM SMK EDISI 2004

KURIKULUM SMK EDISI 2004 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN LEVEL KOMPETENSI KUNCI : Menyediakan layanan akomodasi reception : ITHHBFOC03AIS : 304 Jam @ 45 menit A B C D E F G 1 2 1 1 1 1 1 KONDISI KINERJA 1. Unit ini berlaku

Lebih terperinci

Keberangkatan 01 Apr Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

Keberangkatan 01 Apr Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Lihat Eazy Seoul Keberangkatan 01 Apr 2017-03 Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Itinerary Hari 01 TIBA DI SEOUL Sat, Apr 01 2017 Tiba di Incheon Airport, Anda diantar ke hotel untuk check

Lebih terperinci

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Bali menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata utama di Indonesia, banyak potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari keindahan alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten Badung, Provinsi Bali yang memiliki luas 17,52 km 2. Wilayah ini memiliki salah satu daerah tujuan wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan merupakan suatu industri yang berkembang pesat di seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk mengembangkan industri kepariwisataannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini industri pariwisata di Indonesia sedang dikembangkan oleh pemerintah sebagai salah satu penghasil devisa. Indonesia dikenal memiliki banyak tempat-tempat

Lebih terperinci

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata

Lebih terperinci

Lihat Melbourne Free & Easy

Lihat Melbourne Free & Easy Lihat Melbourne Free & Easy CARRIER Land Only (No Ticket) DEPARTURE 16 Feb 2017 LENGTH 4 DAYS PRICE Rp 758.000 ROUTE MEL-MEL Day 01 Thu, Feb 16 2017 TIBA DI MELBOURNE+TRANSFER IN Setibanya di Melbourne

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran dalam pembangunan nasional, diantaranya sebagai sumber perolehan devisa, menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan wisatawan memiliki hubungan erat dengan kualitas pelayanan (jasa). Terjadinya loyalitas konsumen disebabkan adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan wisatawan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk dapat menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Supplier Bahan Baku Bagian Purchasing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan zaman dan teknologi, penggunaan teknologi internet di Indonesia dan dunia pada umumnya terus bertambah, bahkan sudah menjadi sebuah gaya hidup sebagian

Lebih terperinci

CHINA EZ FUN. Tax: 0 7 HARI 6 MALAM FCHN /CX

CHINA EZ FUN. Tax: 0 7 HARI 6 MALAM FCHN /CX CHINA EZ FUN 7 HARI 6 MALAM FCHN-07 0217/CX 2017-02-17-2017-02-23 China adalah negara dengan populasi tertinggi di dunia yang memiliki ragam wisata tersendiri seperti kuliner dan jajanan uniknya, serta

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat BAB II PROFIL BISNIS 2.1. Sejarah Berdirinya Usaha Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat adanya peluang bisnis yang bagus yaitu banyaknya mahasiswa yang berasal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Cempaka Travel Tours adalah Travel Agent di bawah : PT CEMPAKA MITRA SELARAS dan memainkan peran penting untuk mendukung dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perhotelan termasuk dalam industri jasa yang menawarkan jasa pelayanan kamar, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi sangat besar bagi Indonesia yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang lebih dari 24 jam yang bertujuan untuk rekreasi, refreshing, atau keluar dari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. hotel, dan pemesanan paket tour. Pembentukan Prima Vacation didirikan oleh

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. hotel, dan pemesanan paket tour. Pembentukan Prima Vacation didirikan oleh 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Prima Vacation merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang pariwisata yang melayani pemesanan tiket

Lebih terperinci

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Defenisi Hotel Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, dan dikelola

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN Indonesia mengandalkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan pembangunan yang saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan yang terbesar di dunia yang memiliki kira-kira dua puluh delapan ribu

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan yang terbesar di dunia yang memiliki kira-kira dua puluh delapan ribu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini industri pariwisata adalah industri yang mengalami perkembangan pertumbuhan yang sangat pesat dan cepat. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang terbesar

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN

DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memberikan bantuan layanan transfer kedatangan dan keberangakatan : PARUJPFTG02C : 80 Jam @ 45 menit DESKRIPSI PEMELAJARAN LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1

Lebih terperinci

PERTANYAAN UMUM LEGAL PEMBANGUNAN. T. Jenis kepemilikan apa yang tersedia? J. Kepemilikan properti berupa hak sewa berdasarkan kontrak.

PERTANYAAN UMUM LEGAL PEMBANGUNAN. T. Jenis kepemilikan apa yang tersedia? J. Kepemilikan properti berupa hak sewa berdasarkan kontrak. PERTANYAAN UMUM PERTANYAAN UMUM LEGAL T. Jenis kepemilikan apa yang tersedia? J. Kepemilikan properti berupa hak sewa berdasarkan kontrak. T. Jika tanah berstatus hak sewa, siapa yang memegang hak milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota pariwisata karena memiliki asset

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota pariwisata karena memiliki asset 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan salah satu kota pariwisata karena memiliki asset pemandangan yang indah dan udaranya yang sejuk. Didukung pula dengan kota Bandung sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis di dunia travel dan pariwisata baik dalam maupun luar negeri menunjukkan tingginya tingkat mobilitas dari suatu daerah ke daerah yang lain.

Lebih terperinci

Lihat Eksplor Makassar & Tana Toraja. Keberangkatan 27 Feb Mar 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

Lihat Eksplor Makassar & Tana Toraja. Keberangkatan 27 Feb Mar 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Lihat Eksplor Makassar & Tana Toraja Keberangkatan 27 Feb 2017-02 Mar 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Itinerary 01 TIBA DI MAKASSAR + CITY TOUR Mon, Feb 27 2017 Setibanya di Bandara Sultan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

Kepulangan GA 879 HARI JADWAL PERJALANAN MP MS MM

Kepulangan GA 879 HARI JADWAL PERJALANAN MP MS MM KOREA EZ FUN 7 HARI 6 MALAM FKOR-07 1219/GA + EVERLAND 2017-12-19-2017-12-25 Keberangkatan Kepulangan 23:12 08:12 10:12 15:12 GA 878 Soekarno-Hatta International > Seoul (Incheon) ICN GA 879 Seoul (Incheon)

Lebih terperinci

Lihat Honeymoon Osaka. Keberangkatan 21 Apr Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

Lihat Honeymoon Osaka. Keberangkatan 21 Apr Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Lihat Honeymoon Osaka Keberangkatan 21 Apr 2017-23 Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket) Itinerary Hari 01 TIBA OSAKA Fri, Apr 21 2017 Setibanya di Kansai Airport anda akan dijemput oleh Guide

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kemajuan ilmu dibidang teknologi sungguh sangat cepat dirasakan pada masa sekarang ini. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin mudah dan cepatnya manusia dalam mencari informasi

Lebih terperinci