PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA"

Transkripsi

1 Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI

2 Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja 2. Rencana pembobotan incentive 3. Standard waktu dan teori kurva belajar 4. Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja pengendalian 5. Pertimbangan etika 6. Akuntansi untuk biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja Kemampuan akhir yang diharapkan 1. Mampu membahas pentingnya produktivitas beserta karakteristiknya, serta hubungan antara produktivitas dengan biaya tenaga kerja 2. Menjelaskan design dan penerapan rencana insentif gaji 3. Menjelaskan dan menerapkan teori kurva belajar 4. Menyatakan pengaturan yang dibutuhkan untuk akuntansi dan pengendalian biaya tenaga kerja 5. Mempertanggungjawabkan tunjangan, pajak penghasilan, dan pengurangan lainnya yang berkaitan dengan tenaga kerja

3 Gaji baik secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan produktivitas dan keterampilan dari pekerja. Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan untuk merencanakan, motivasi, pengendalian dan akuntansi untuk biaya dan produktivitas tenaga kerja yang memadai. Produktivitas tenaga kerja (Labor productivity) dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak ukurnya. Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh seorang pekerja. Merencanakan Produktivitas : Berikut beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum membuat rencana produktivitas : 1. Bagaimana perusahaan mendefinisikan produktivitas dan hidup kerja yang bermutu? 2. Prioritas mana yang sebaiknya dikaitkan dengan perbaikan produktivitas? Siapa yang bertanggung jawab? 3. Bagaimana komitmen manajemen eksekutif akan dikomunikasikan? 4. Seberapa besar keseragaman yang diinginkan dalam penerapan? 5. Seberapa jauh keterlibatan karyawan yang dianggap pantas dalam perencanaan dan implementasi? 6. Bagaimana mengukur kemajuannya?

4 Mengukur produktivitas Produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis, diinterpretasikan, dan dipahami. Tujuan dari pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan indeks yang padat dan akurat guna membandingkan hasil aktual dengan suatu target atau standar kinerja. Menetapkan standar kinerja seringkali menimbulkan perselisihan antara manajemen dan serikat pekerja. Kecepatan dengan mana seseorang yang sedang diamati bekerja, dicatat dan dianggap sebagai rating atau rating kinerja (performance rating). Beberapa rating untuk suatu tugas yang dipilih digabungkan guna memperoleh waktu normal (normal time), yaitu waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut ketika bekerja dengan kecepatn normal. Tambahan waktu diberikan untuk waktu pribadi, jam istirahat, kelelahan, serta penundaan karena kerusakan mesin dll. Hasilnya adalah waktu standard (standard time) untuk suatu pekerjaan, yang dinyatakan dalam jumlah menit per unit atau total unit yang dapat dihasilkan per jam. Rasio Efisiensi Produktivitas Mengukur output dari seorang individu relatif terhadap standar kinerja. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur pencapaian operasional relatif dari suatu mesin, operasi, departemen, atau organisasi secara keseluruhan. Misalnya, jika jam merupakan standard bagi suatu departemen tetapi ternyata aktualnya jam yang digunakan, maka terdapat rasio ayng tidak menguntungkan sebesar 90.9 % (4000 : 4.400)

5 Dampak Ekonomi dari Produktivitas Apabila produktivitas meningkat, laba bisnis dan pendapatan riil pekerja juga meningkat. Lebih lanjut lagi, peningkatan produktivitas memungkinkan masyarakat untuk memperoleh output yang lebih banyak dan lebih baik dari sumber daya yang tersedia dalam perekonomian tersebut. Dalam tahun-tahun terakhir, produktivitas secara umum telah meningkat, menyebabkan lebih banyak barang dan jasa tersedia. Tetapi kadang keuntungan produktivitas turun. Suatu keterlambatan menyebabkan peningkatan biaya. Apabila peningkatan output tidak dapat mengimbangi kecepatan peningkatan biaya, maka biaya per unit dan juga harga jual akan meningkat Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Sumbar Daya Manusia yang Lebih baik. Empat asumsi dasar yang merupakan karakteristik dari manajemen sumber daya manusia yang lebih baik : 1. Orang yang melakukan pekerjaan tersebut adalah orang yang memiliki kualifikasi terbaik untuk memperbaikinya 2. Pengambilan keputusan sebaiknya terjadi di tingkatan serendah mungkin dalam organisasi 3. Partisipasi pekerja meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap tujuan perusahaan 4. Terdapat sejumlah besar ide yang dimiliki pekerja yang menunggu utk ditemukan

6 Rencana Pemberian Insentif Berbeda dengan pembayaran per jam, per minggu atau per bulan, rencana pemberian insentif (incentive wage plan) memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi. Stadar kerja per jam atau per hari sebaiknya ditetapkan sedemikian rupa sehingga pekerja dapat melampauinya dengan usaha yang wajar sehingga dapat menerima manfaat penuh dari insentif tersebut. Kunci keberhasilan dari rencana pemberian insentif adalah : 1. Dapat diterapkan dalam situasi dimana pekerja dapat meningkatkan output 2. Menyediakan lebih banyak upah yang besarnya proporsional terhadap output yang melebihi standar 3. Menetapkan standar yang adil sehingga usaha tambahan akan menghasilkan pembayaran bonus. Selain hal-hal penting diatas, rencana tersebut juga harus sederhana dan dapat dimengerti

7 Tujuan Rencana Pemberian Insentif Tujuan dari rencana pemberian insentif adalah untuk mendorong pekerja agar memproduksi lebih banyak guna memperoleh upah yang lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan mengurangi biaya per unit. Contoh dampak dari rencana pemberian insentif, dijelaskan pada ilustrasi berikut : Asumsikan bahwa suatu operasi pabrik dilakukan di suatu bangunan yang disewa $2.00 per bulan ($80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusutan asuransi, dan pajak properti berjumlah $64 per hari atau $8 per jam. Asumsikan lebih lanjut bahwa ada 10 pekerja yang bekerja selama 8 jam per hari dengan upah $6 per jam dan setiap pekerja memproduksi 40 unit produk per hari (5 unit per jam per pekerja). Pekerja dan manajemen setuju bahwa tarid $6,6 per jam akan dibayarkan jika seseorang pekerja memproduksi 48 unit per hari, sehingga meningkatkan jumlah output per jam dari 5 menjadi 6 unit Dampak dari Rencana Pemberian Insentif Terhadap Biaya per Unit Sistem sebelumnya $6 per jam (10 Pekerja) Sistem baru, $6,6 per jam (10 pekerja) Faktor Biaya Jumlah per jam Unit per jam Biaya per unit Jumlah per jam Unit per jam Biaya per unit Tenaga Kerja $ ,2 $66 60 $1,1 Sewa , ,1 Penyusutan, asuransi dan pajak properti , ,13 Total $78 50 $1, $1,4

8 Jenis Rencana Pemberian Insentif 1. Rencana Unit Kerja Langsung membayar upah diatas tarif dasar untuk produksi diatas standar. Standar produksi dihitung dalam jumlah menit per unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dollar yang dibayarkan per unit. Jika 2,5 menit adalah standar waktu untuk menghasilkan satu unit, maka tarif standar adalah 24 unit per jam. Jika upah dasar dari seorang pekerja adalah sebesar $7,44 per jam, maka tarif per unit adalah $7,44 : 24 atau $0,31 per unit. Rencana Unit Kerja Langsung Unit Per Jam Tarif per Jam yang Dijamin Tarif per Unit Diterima per Jam Biaya Tenaga Kerja per Unit Overhead per jam Overhead per unit Biaya konversi per unit 20 $7,44 $0 $7,44 $0,372 $4,80 $0,240 $0, $7,44 0 $7,44 0,338 4,8 0,218 0, $7,44 0,31 $7,44 0,310 4,8 0,200 0, $7,44 0,31 8,06 0,310 4,8 0,185 0, $7,44 0,31 8,68 0,310 4,8 0,171 0, $7,44 0,31 9,3 0,310 4,8 0,160 0, $7,44 0,31 9,92 0,310 4,8 0,150 0,460

9 2. Rencana Bonus Seratus Persen (One Hundred Percent Bonus Plan). pada jenis rencana insentif bonus seratus persen ini, standarnya tidak dinyatakan dalam uang, tetapi dalam waktu per unit output. Waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan satu unit dijadikan standar, kemudian pekerja dibayar berdasarkan waktu standar dikalikan tarif per jam jika unit diselesaikan sesuai dalam waktu standar atau kurang. Dengan demikian jika seorang pekerja menyelesaikan 100 unit dalam shift selama 8 jam dan waktu standar adalah 80 unit per shift (atau 10 unit per jam), maka pekerja tersebut akan dibayar sesuai dengan tarif per jam dikalikan waktu standar sebesar 10 jam. Pekerja Jumlah Jam kerja Unit Output Unit Standar Rasio Efisiensi Rencana Bonus Seratus Persen Tarif Dasar Tarif Dasar X Rasio Efisiensi Total yang diperoleh Biaya Tenaga kerja per Unit Overhead per Jam Overhead per Unit Biaya konversi per unit Abram ,90 $7,50 - $300 $0,55 $5,40 $0,4000 $0,95 Gordon ,10 7,50 $8, ,00 0,50 5,40 0,33 0,82 Hanson ,33 7,50 9, ,00 0,49 5,40 0,27 0,76 Johnson ,14 7,60 8, ,23 0,50 5,40 0,31 0,82 Stawell ,25 7,72 10, ,00 0,53 5,40 0,28 0,82 Webold ,35 10,42 10, ,88 0,51 5,40 0,26 0,78 * Ketika rasio efisiensi kurang dari 1, maka bonus tidak didapat **Ilustrasi di atas menggunakan asumsi bahwa standar produksi adalah 15 unit per jam

10 Rencana Bonus Kelompok (Grup Bonus Plan) Operasi pabrik yang menggunakan mesin-mesin besar seringkali mengharuskan karyawan bekerja dalam kelompok. Meskipun pekerjaan dari setiap karyawan adalah penting bagi operasi mesin,tetapi adalah tidak mungkin untuk memisahkan pekerjaan dari seorang anggota kelompok. Misal, seorang pekerja dari lini perakitan tidak dapat meningkatkan output tanpa kerja sama dari seluruh anggota kelompok. Demikian pula, pekerja individual mungkin diharuskan untuk fleksibel dalam hal penugasan kelompok, dengan kapabilitas untuk mengerjakan sejumlah besar tugas. Rencana bonus kelompok, seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual dimaksudnkan untuk mendorong produksi pada tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif per jam untuk produksi sampai sejumlah output standar. Unit yang diproduksi diatas standar dianggap waktu yang dihemat oleh kelompok tersebut, dan sebagai akibatnya pekerja menerima bonus untuk penghematan waktu tersebut. Biasanya bonus yang diperoleh suatu kelompok dibagi ke anggota-anggota kelompok sesuai dengan tarif dasar mereka masing-masing.

11 Rencana Bonus Kelompok Seratus Persen Unit yang diproduksi Jam kerja standar untuk unit yang diproduksi Jam kerja aktual Upah Regular kelompok Bonus (Jam kerja yang Total Pendapatan Kelompok Biaya Tenaga kerja per unit Biaya overhead per Unit Biaya konversi per unit $800 $0 $800 $2286 $0,914 $ ,00 800, , , , , , , , , , * Ketika rasio efisiensi kurang dari 1, maka bonus tidak didapat Tampilan di atas mengilustrasikan pelaksanaan rencana bonus kelompok seratus persen. Suatu kelompok yang terdiri dari 10 orang menggunakan peralatan yang mahal, dan setiap orang dibayar sebesar $10 per jam untuk shift reguler selama 8 jam. Produksi standar adalah 50 unit per jam, atau 400 unit per shift, dan overhead adalah sebesar $320 per shift selama 8 jam atau $40 per jam. Dalam ilustrasi ini, bonus dihitung untuk setiap hari. Dalam rencana pemberian insentif kelompok atau individual yang lain, bonus dapat dihitung per minggu, per bulan, atau per triwulan

12 Rencana Insentif Organisasi Jika berdasarkan hasil evaluasi manajemen atas kekuatan dan kelemahan baik dari rencana pemberian insentif individu atau kelompok dinilai kurang mewakili, maka dalam situasi dimana produktivitas dari seluruh organisasi memerlukan perbaikan, maka rencana insentif organisasi atau pembagian keuntungan organisasi akan menjadi pilihan yang terbaik. Kunci dari penerapan rencana pembagaian keuntungan organisasi yang sukses mencakup biaya tenaga kerja normal yang terukur, rasio yang relatif stabil dari nilai output terhadap biaya tenaga kerja, dan insentif serta kebijakan yang adail bagi semua pihak yang berpartisipasi.

13 Standar Waktu dan Teori Kurva Belajar (Learning Curve Theory) Rencana pemberian insentif berdasarkan waktu yang tetap, seperti rencana bonus seratuspersen yang dijelaskan sebelumnya, tidak selalu memotivasi pekerja secara efektif. Misalnya saja, jika tingkat produksi pekerja meningkat secara tetap sebagai akibat dari pengalama yang diperoleh pekerja untuk suatu tugas baru, maka standar waktu tetap akan segera menjadi usang karena telah dilampaui oleh tingkat output aktual. Pekerja kemudian dapat memenuhi dan melampaui standar tetap tersebut dengan usaha yang minimal, sehingga menggagalkan tujuan dari insentif tersebut. Defisiensi dari standar tetap dapat diatasi dengan memasukkan pelajaran dari teori kurva belajar. Teori Kurva Belajar (Learning Curve Theory) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output kumulatigf menjadi dua kalilipat, maka rata-rata waktu kumulatif per unit berkurang sebesar persentase tertentu. Misal, dengan asumsi persentase kritis sebesar 20%,,maka kurva belajar memprediksikan bahwa rata-rata waktu per unit yang diperlukan untuk memproduksi 2 unit pertama hanyalah sebesar 80%dari waktu rata-rata kumulatif per unit yang diperlukan untuk memproduksi unit pertama, dan seterusnya.

14 Unit X Jumlah Jam Tenaga Kerja Rata-rata Kumulatif yang Diperlukan per Unit = Estimasi Total Jam yang Diperlukan untuk melakukan Tugas Tersebut 1 10 jam 10,0 jam 2 8 jam (10,0 x 80%) 16,0 jam 4 6,4 jam (8,0 x 80%) 25,6 jam 8 5,1 jam (6,4 x 80%) 40,8 jam 16 4,1 jam (5,1 x 80%) 65,6 jam 32 3,3 jam (4,1 x 80%) 105,6 jam 64 2,6 jam (3,3 x 80%) 166,4 jam Tabel tersebut menunjukkan bahwa tarif 80% adalah konstan di setiap penggandaan total output. Angka-angka di kolom ketiga dihitung sebagai waktu rata-rata kumulatif. Untuk mengestimasikan total waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas untuk 32 kali pertama, perhitungannya adalah 32 x 3,3 atau 105,6 jam. Untuk mengestimasikan total waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas untuk jumlah tersebut menghasilkan selisih sebesar 166,4 105,6 = 60,8 jam, yang diprediksikan sebagai total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 32 unit terakhir.

15 Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Prinsip dan tujuan dari akuntansi biaya tenaga kerja relatif sederhana. Namun penerapan prinsip-prinsip ini bisa saja sulit jika jumlah pekerja banyak atau jika pekerja berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain. Langkah-langkah dalam akuntansi untuk biaya tenaga kerja digambarkan sebagai berikut : Akuntansi Keuangan Catatan total waktu kerja dan total jumlah yang diperoleh oleh setiap pekerja disimpan Jumlah pendapatan harian atau mingguan yang diperoleh setiap pekerja dimasukkan dalam catatan gaji Setiap periode penggajian, total jumlah upah yang terutang ke pekerja menghasilkan ayat jurnal berikut : Debit Kredit Beban Gaji xxx Utang Pph Kary xxx Utang Pajak xxx Gaji yang harus dibayar xxx Akuntansi Biaya Catatan waktu kerja untuk setiap pesanan, proses atau departemen dari setiap pekerja serta biaya yang terkait disimpan Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dimasukkan dalam kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi. Biaya tenaga kerja tidak langsung dimasukkan dalam kertas kerja analisis beban departemental Barang dalam prosesn Pengendali OH Pabrik TK tidak langsung Beban gaji Buku Pembantu xxx D K xx xx xx

16 Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja termasuk departemen personalia, departemen perencanaan produksi, departemen pencatatan waktu, departemen penggajian dan departemen biaya. Departemen Personalia Fungsi personalia meliputi perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling pensiun, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar. Departemen personalia, dalam hubungannya dengan kepala departemen terkait, merencanakan kebutuhan ekspansi dan menyetujui promosi, pemutusan hubungan kerja, transfer, jumlah dan keahlian dari pekerja serta absensi Departemen Perencanaan Produksi Bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah umumnya disertai dengan permintaan bahan baku dan kartu jam kerja tenaga kerja yang akan menjadi acuan operasi yang akan dilakukan atas produksi tersebut. Departemen pencatatan waktu Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja dengan menggunakan kartu absensi, mesin absensi, kartu jam kerja atau kartu laporan jam kerja atau teknologi berkoding.

17 Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Departemen Penggajian Data penggajian diproses dalam 2 tahap : 1. Menghitung dan menyiapkan gaji 2. Mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen Perhitungan dan persiapan penggajian Penggajian disiapkan dari kartu absesn. Beban gaji final hasil perhitungan dicatat dalam jurnal gaji atau catatan gaji. Catatan tersebut menunjukkan total upah, potongan, dan gaji bersih. Catatan kumulatif atas pendapatan dan potongan dari masing-masing karyawan juga harus disimpan. Distribusi beban gaji Kartu jam kerja atau laporan waktu kerja harian individual menunjukkan penggunaan atas waktu yang dibeli dari setiap karyawan. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan harus sama dengan total pendapatan karyawan untuk minggu tersebut. Kartu jam kerja diurutkan berdasarkan pesanan, departemen, dan jenis tenaga kerja tidak langsung, akan mendistribusikan total beban gaji ke akun barang dalam proses, dan ke catatan tinci depertemen yang mendukung akun pengendali overhead pabrik

18 Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Departemen Biaya Berdasarkan ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja atau kartu jam kerja, departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemen yang terinci. Dibeberapa perusahaan, akuntansi biaya didesentralisasikan, dimana kelrek biaya ditempatkan di departemen produksi guna membantu dalam mengakumulasi dan mengklasifikasi biaya tenaga kerja, menggunakan kartu jam kerja atau tipe produk. Di perusahaan lain, departemen biaya sangat tersentralisasi dan tidak terlibat sama sekali dalam pencatatan waktu maupun persiapan penggajian PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ETIKA Akuntansi biaya dan pengendalian tenaga kerja adalah salah satu area yang dicakup oleh Standard Of Ethical Conduct sebagaimana ditampilkan di Bab 1. Standard ini berkaitan dengan hubungan kerja, pemutusan hubungan kerja, dan kompensasi. Dengan pembuatan anggaran dan analisis waktu dan biaya tenaga kerja dengan program produktivitas dan rencana pemberian insentif dan dengan persamaan dalam tunjangan karyawan.

19 Akuntansi Untuk Biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja Penghasilan Lembur Pendapatan lembur terdiri atas 2 elemen : 1. Tarif upah reguler dan 2. Premium lembur Batas waktu kerja dalam 1 minggu adalah 40jam kerja atau 8 jam kerja per hari. Pemberi kerja harus membayar lembur minimal sebesar satu setengah kali tarif upah reguler. Contoh berikut adalah ilustrasi pendapatan kotor karyawan yang diminta bekerja 45 jam di suatu minggu. Minggu kerja reguler 40 = $320 Lembur 5 = 40 Premium Lembur 5 = 20 Pendapatan kotor $380 Pembebanan premium lembur ke pesanan atau produk tertentu atau overhead pabrik sangat bergantung pada alasan dilakukannya lembur. Apabila suatu pesanan adalah pesanan kilat sehingga diketahui sebelumnya bahwa lembur akan diperlukan, maka harga yang disetujui cukup tinggi untuk menutup premium lembur dan biaya tersebut sebaiknya dibebankan ke pesanan tersebut. Tetapi jika lembur disebabkan karena volume pesanan reguler tidak dapat selesai dalam jam kerja reguler, maka premium lembur sebaikanya dibebankan ke OH pabrik karena lembur tersebut tidak disebebkan oleh pekerjaan yang dikerjakan selama jam lembur.

20 Akuntansi untuk Biaya-biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja Pembayaran bonus dan kompensasi yang ditunda Pembayaran bonus adalah biaya produksi, beban pemasaran, atau beban administrasi, bergantung pada dimana pekerja tersebut ditugaskan. Jika pendapatan rata-rata per minggu dari seorang karyawan yang merupakan tenaga kerja langsung adalah sebesar $250 dan perusahaan bermaksud membayar upah dua minggu sebagai bonus di akhir tahun, maka pendapatan aktualnya adalah sebesar $260 per minggu. Tambahan $10 per minggu dibayarka sekaligus $500 ($10x50 minggu, dengan asumsi waktu cuti selama 2 minggu) di akhir tahun. Biaya bonus dibagi ke produksi selama tahun tersebut melalui tarif overhead yang telah ditentaukan sebelumnya. Bonus ini dibebankan ke overhead pabrik sebagai berikut : Buku Pembantu Debit Kredit Barang dalam proses 250 Pengendali Overhead pabrik 10 Pembayaran Bonus 10 Beban Gaji 250 Utang Bonus 10 Rencana opsi bonus yang berkaitan dengan periode yang lebih lama dari satu tahun merupakan contoh kompensasi yang ditunda (deffered compensation plan)

21 Akuntansi untuk Biaya-biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja Rencana Upah Tahunan Terjamin Dengan asumsi bahwa pemutusan hubungan kerja pada akhirnya akan terjadi, karyawan yang bekerja memperoleh hak yang tidak dimasukkan dalam pembayaran gaji saat ini. Pembayaran upah tahunan terjamin diilustrasikan sebagai berikut : Barang dalam proses Pengendali Overhead Pabrik Tunjangan Pengangguran Beban Gaji Utang Tunjangan pengangguran Buku Pembantu Debit Kredit xxx A A xxx A Program Pensiun Dalam kasus bonus dan cuti yang dibayar, sebagian dari total pendapatan karyawan dipotong atau diakrualkan untuk suatu periode waktu dalam bulan dan kemudian dibayarkan sekaligus. Dalam kasus pembayaran pensiun, upah diperoleh dan biaya tenaga kerja terjadi dalam banyak tahun sebelum pembayaran dilakukan. Biaya pensiun dibebankan ke dalam overhead pabrik, beban pemasaran atau beban administrasi

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor : Controlling and Accounting for Costs. Suryadharma Sim, SE, M. Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Labor : Controlling and Accounting for Costs. Suryadharma Sim, SE, M. Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: 11 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Labor : Controlling and Accounting for Costs Suryadharma Sim, SE, M. Ak Program Studi S1 Manajemen Biaya tenaga kerja mencerminkan kontribusi manusia

Lebih terperinci

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Komponen Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari tiga elemen biaya produksi. Elemen biaya produksi: Biaya

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Definisi overhead pabrik dan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya

AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Modul ke: 11 Fakultas Ekonomi & Bisnis AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Elok Kurniawati, SE, M.Ak Program Studi Manajemen Produktivitas tenaga kerja adalah sebagai suatu ukuran

Lebih terperinci

MEET 5 FOR E - LEARNING BIAYA TENAGA KERJA

MEET 5 FOR E - LEARNING BIAYA TENAGA KERJA MEET 5 FOR E - LEARNING BIAYA TENAGA KERJA BIAYA TENAGA KERJA (BTK) Biaya Tenaga Kerja dan Cara Pengelolaannya Pengawasan Biaya Tenaga Kerja Penentuan Besarnya Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Biaya Tenaga

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi

Lebih terperinci

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk). 1 BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja menggambarkan kontribusi karyawan perusahaan di dalam kegiatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul menjelaskan arus biaya dalam perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. BAB I Pendahuluan. Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi, membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. BAB I Pendahuluan. Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi, membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi, membuat perusahaan harus semakin pandai dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Factory Overhead: Planned, Actual and Applied Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Overhead Pabrik

Lebih terperinci

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN Manusia dilahirkan di dunia untuk meneliti kehidupan dan senantiasa mengupayakan kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi

BAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi BAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi Departementalisasi Departementalisasi dari overhead pabrik berarti membagi parik ke dalam segmen-segmen yang disebut departemen, kemana biaya overhead tersebut

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN GAIN SHARING

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN GAIN SHARING MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN GAIN SHARING PENGERTIAN UMUM Insentif dan Gain Sharing (Bagi Hasil) adalah alat untuk memotivasi karyawan Insentif dan Gain Sharing merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi Bahasan Definisi Biaya Tenaga Kerja Penggolongan Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Pendahuluan Tenaga kerja di perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A;Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A;Latar Belakang 1 1 BAB I PENDAHULUAN A;Latar Belakang Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (costs) dari sesuatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: COST ACCOUNTING FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied Fakultas Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Umumnya didefinisikan

Lebih terperinci

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA BAHAN AJAR M S D M Oleh Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA 1 A. KOMPENSASI 1. Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Biaya

Lebih terperinci

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM   10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 Pertemuan 7 Nova Yanti Maleha,S.E.MM E-mail : novayanti608@gmail.com 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 PENGERTIAN KOMPENSASI? KOMPENSASI Adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang, langsung

Lebih terperinci

Review of Materials Acc.

Review of Materials Acc. Review of Materials Acc. 1. Selama Juni PT Mulia membeli 3 jenis bahan baku yaitu A = 10.000 unit, B=5.000 unit dan C=2.000 unit dgn harga A=Rp 200/unit, B=Rp 2.000/unit dan C=Rp 1.600 per unit. Untuk

Lebih terperinci

Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan (Factory Overhead : Planned, Actual and Applied) Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan (Factory Overhead : Planned, Actual and Applied) Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Akuntansi Biaya Modul ke: Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan (Factory Overhead : Planned, Actual and Applied) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Angela Dirman, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Angela Dirman, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Perhitungan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. Material, Labor, FOH, ABC. SOAL /QUIS : Joint product, Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

COST ACCOUNTING. Material, Labor, FOH, ABC. SOAL /QUIS : Joint product, Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis COST ACCOUNTING SOAL /QUIS : Joint product, Material, Labor, FOH, ABC Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id L 8-2 Perhitungan biaya

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi Akuntansi Biaya Modul ke: Latihan-Latihan Soal Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

AKUNTANSI BIAYA. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 6 Manajemen Personalia Agar supaya pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan personalia-personalia yang handal dan cakap. Personaliapersonalia ini diberi wewenang, tanggung

Lebih terperinci

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN Tujuan pembelajaran : 1. Membedakan antara anggaran statis dengan anggaran fleksibel 2. Menghitung dan menggunakan rumus anggaran di dalam menyusun

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN Novera KM COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM BIAYA TAKSIRAN Adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Definisi Prosedur dan Upah Kata prosedur sering kita temui dalam keseharian. Ada prosedur kerja, prosedur pengupahan dan sebagainya. Simamora (006) didalam manajemen sumber daya

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SISTEM

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Overhead Pabrik: Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Overhead Pabrik: Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Overhead Pabrik: Anggaran, Aktual, dan Pembebanan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akurat, dan berdaya guna maka didesain suatu sistem akuntansi. Sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akurat, dan berdaya guna maka didesain suatu sistem akuntansi. Sistem akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Informasi keuangan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik pihak ekstern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA. Just In-Time dan Backflushing. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA. Just In-Time dan Backflushing. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Just In-Time dan Backflushing Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Perbedaan Sistim Produksi Just-In-Time dan Sistem Produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A KOMPENSASI PENGERTIAN Kompensasi adalah segala sesuatu yg diterima para karyawan sebagai balas jasa /imbalan atas tenaga dan pikiran yg telah mereka sumbangkan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Perhitungan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Job Order Costing Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Metode Akumulasi Biaya Metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN

LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN PENGANTAR AKUNTANSI 2 LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN 4-1 Chapter 11 Liabilitas Lancar Penggajian Liabilitas Lancar Utang merupakan kewajiban untuk membayar yang dicatat sebagai liabilitas (liability)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING)

BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING) BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING) Penekanan Akuntansi Berdasarkan Proses Ilustrasi Akuntansi Berdasarkan Proses Laporan Beban pokok produksi Berdasarkan Proses 81 BEBAN POKOK PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan pengelompokan biaya. dengan pendapatan untuk menentukan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan pengelompokan biaya. dengan pendapatan untuk menentukan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya Produksi a. Definisi dan pengelompokan biaya Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) 1. Konsep Dasar Job-Order Costing & Process Costing 2. Perbedaan Job-Order Costing & Process Costing 3. Arus Biaya dalam Perhitungan Job-Order Costing Muniya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Biaya Tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada pada pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan utk biaya tenaga kerja ini adalah

Lebih terperinci

Tujuan administrasi kompensasi

Tujuan administrasi kompensasi kompensasi Definisi kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa kerja mereka (Handoko,2001) Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS

PERENCANAAN KAPASITAS PERENCANAAN KAPASITAS Konsep Kapasitas Adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

Chapter Report TENAGA KERJA: PENGENDALIAN DAN AKUNTANSI BIAYA

Chapter Report TENAGA KERJA: PENGENDALIAN DAN AKUNTANSI BIAYA Chapter Report TENAGA KERJA: PENGENDALIAN DAN AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

= $ = $9 = $4 = 50% = $3

= $ = $9 = $4 = 50% = $3 BERBAGAI TARIF OVERHEAD L124 Nazareth Company mengestimasikan biaya overhead sebesar $225.000 untuk tahun depan. Estimasi unit yang akan diproduksi adalah sebesar 25.000 unit, dengan biaya bahan baku sebesar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Anggaran II.1.1 Definisi Anggaran Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuannya, oleh karena itu perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Sistim pembelian dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sofyandi (2009), manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tugas Akuntansi Biaya 1

DAFTAR ISI. Tugas Akuntansi Biaya 1 DAFTAR ISI Karakteristik Overhead Pabrik... 2 Penggunaan Tarif Biaya Overhead yang Telah Ditentukan Sebelumnya... 3 3 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Tarif Biaya Overhead... 4 Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prosedur Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: Suatu urutan kegiatan klerikal biasannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Sebelum mengurai lebih jauh tentang biaya overhead pabrik dan harga pokok penjualan, penulis ingin menjelaskan pengertian akuntansi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai sistem dan prosedur yang diuraikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA AKUNTANSI BIAYA BAGIAN III SISTEM ADMINISTRASI PABRIK DAN AKUMULASI BIAYA Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA ARUS BIAYA PERUSAHAAN PABRIKASI a. Tahap pencatatan dan klasifikasi biaya b. Tahap pengelompokkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi kompensasi yang paling besar yang di berikan pemerintah sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Sistem sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Sistem biasa dikatakan sebagai jantung perusahaan, karena dengan adanya sistem dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja Pegawai Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Systems and Cost Accumulation Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Flows of Costs in a Manufacturing Enterprise Aliran biaya

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M.

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 6.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 6.2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MENGELOLA ADMINISTRASI GAJI DAN UPAH

MENGELOLA ADMINISTRASI GAJI DAN UPAH MENGELOLA ADMINISTRASI GAJI DAN UPAH I. MENYIAPKAN PENGELOLAAN ADMINSTRASI GAJI DAN UPAH A. Pengertian Gaji dan Upah Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci