t - 5 I b I b - 1 Latnpiran 1. Bidang Cartesius untuk b.,, b3, b,,..., b12 Diperoleh T (f,g, h) = - Diperoleh T (f, g, h) = 1 Diperoleh ~*~(j,g,hj = 1
|
|
- Liani Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN
2 Latnpiran 1. Bidang Cartesius untuk b.,, b3, b,,..., b12 I b I b - 1 Diperoleh T (f,g, h) = - Lo,,' b2 --- Diperoleh T (f, g, h) = 1 L,-I LI,-I L4-I Diperoleh ~*~(j,g,hj = 1 + I. I Lo,, t Diperoleh T - 5 (f,g,hjz- 2 LJ./ L, I I L1,-1 Lo, 1 5 Diperoleh Tb7 (j,g, h) = - 2 LII, a Diperoleli Tb4 (7, g, hj = 2
3 Diperoleh Tb"(f.g,h) = 2 1 Diperoleh ~~(f,g,h) = - 2 Diperoleh Tbk2(f,g, 3 2 h) = - Diperoleh Tho (f. g,h) > 5
4 Lampiran 2. Diagram alir algoritma untuk menentukan R& - Tentukan matriks angora Dk Tidak Untuk matriks yang bernila sama diambil salah satu saj
5 $. Tentukan anggota Hk, Rk, Ek Ya Ak=Aa, Ak = min ET(s(k)) r(k)e& Selesai
6 Lampiran 3. Tahap-tahap algoritma untnk menentukan R$ Tahap inisialisasi : Ao=47/48 cia1 s(1) = [[l)2[;j,[;i)3[! 1 ~]7[-~]*[~]3[~~)7[~1)], * Tahap 1: Diketahui k=l sehingga s(k) = s(1). Banyaknya matriks s(1) adalah 2*'=~~=8, sfl)=[~),[~),[~l),[~~),[j],[~],[j~),[~l)], yaitu: Karena k=l maka jelas bal~wa Dl =s(l). Dari kedelapau matriks itu akan ditentukan yang menjadi anggota HI,RI, dan El. Karena matriks bernilai sama dengan d i d [:jnntnk &;roses selanjutnya. Begitu pula mat& maka bisa diarnbil matriks. Untuk s(l)= 1 ; artinya pemain I, pemain 11, &II pemain 111 melanjntkan arah sebelumnya [:I.. pada t=1/2. T(cI,s(l)) menyatakau waktu pertemuan peltama kali dari dua pemain yang berdekatan dengan posisi awal pa& cl (0,1,2,+, 1. +) untnk [0,1/2] dan dilanjutkan dengan s(1) untuk [112,1]. Apabila digambarkan pada bidang Cartesius diperolel~ l~asil sebagai berikut: Karena pada waktu t=l, permainan belum berakhir, maka diperoleh T(cl,sl(l))=m. Dengall cara yang sama untuk ke-23 kasus yang lain diperoleh:
7
8 24. makadiperoleh hasil ~T*(c~,s(l)) i=l = 21, sehingga Dari hasil ini, diperoleh bahwa ET'(~(I))<A,, Apabila T(c,s(l)) digambarkan pada bidang Cartesius diperoleh hasil : sehingga T(c,s(l))= m. Hal ini menghasilkan makscec T(c,s(I)) =a, sehingga M(s(l))=O. /I\ I-J 1 mempakan anggota HI. Dengan Karena ET'(s(1)) 410 dan M(s(l))=O, maka s(1) = [:] [IJ, cara perhitungan yang sama seperti 1 dan I-lj I-lj maka untuk dua matriks yang lain diperoleh : - 1 E HI dan - 1 E R,. Pada tahap ini El tidak mempunyai anggota..,., Karena El himpunan kosong, maka A1=A0=47/48. Pada tahap ini ada dua matriks anggota (1) 11) 1 dan -1 sehingga HI bukan himpunan kosong. Akibatnya proses -" 1- J 1- J ditemskax pada tahap berikutnya untuk k=2. Tahap 2:Diketahui k=2 selungga s(k) = s(2). Pada tahap 2 ini, matriks s(2) yang diproses adalah anggota Dz yaitu matriks anggota [_:j,[ii HI dengan tambahan satu kolom matriks s(1). Pada tahap seklumnya.=i) dipemleh.hi, sehingga anggotas(2) yang diproses adalah:
9
10 Lampiran 4. Pembuktian Lema 2 dan Leilia 5 Bukti Lema 2: Misalkan pemain terdekat dengan peinain i adalah pemain r dan s, dengan MS. Diasumsikan bahwa pemain i menggunakan strategi J dan mengikuti lintasan Ll,,(.), sehigkan pemain r dan s n~enggunakan strategi g dan h dan mengikuti lintasan Lp(.) dan Lo,&), dengan fi y {+I; -1). Bukti dibagi menjadi kemungkinan-kemungkinan berikut: Kemunglunan 1: Satu agen pemain i bertemu dengan agen pemain r pada fi,~ sedangkan agen lain pemain i tidak bertemu dengan agen peinain manapun pa& tpl, Kemunglunan 2: Satu agen pemain i bertemu dengan agen penlain r pada tj,~, sedan- agen lain pemain i bertemu agen pemain s pada t,,). Kemungkinan 3: Hanya satu agen pemain i yang bertemu dengan agen kedna pemain r dan s pada $+I, sedangkan agen pemain i yang lain tidak bertemu dengan agen pemain manapun. Kejadian dimana satu agen pemain i memenuhi kemungkinan 3 sedangkan agen pemain i lainnya bertemu agen pemain lain tak mungkin terjadi. Hal ini karena jika kemungkinan 3 berlaku, maka : af($+d + 1 =.Bg($ = yh ($+I) yang berakibat -aj($+j + 1 = -.Bgft,,J = -yh ($ sehi~igga diperoleh -a f ($+I) + 1 # -,13g($+I) + 2 clan -a J($+)) + 1 t -yh ($+I). Oleh karena itu lintasan pada Ll,., tidak berpotongan dengan lintasan agen-agen pemain lain pada ti,). Kemungkinan dimana agen pemain i bertemu dengan agen kedua pemain r ( atau s, tapi bukan kednanya), &pat diperlakukan dengan cara yang sama seperti kemungkinan 1. Unmk keperluan pembuktian lema, maka tanpa mengurangi keumuman &pat diasumsikan bahwa satu agen pemain i yang dibahas adatall agen yang mengikuti lintasan strategi L1,1(1). Kemungkinan 1: Misalkan 1 J($+I) - J(tJ 1 < $+I - 4, maka $-$+~<fl$+~) -f$< $+I - $. Perhatihi bahwa jika penlain i bertemu deiigan pemain r di $+I, maka Lzpt$+l)=fl$+l) + 1 (6) sehingga LZptt)- J(t) - 1 > 0, Vf<lj+~. Akibatnya, &pat dituliskan strategi baru : t-tj + J(tj) untukt~[t~,t~+,] r(t) = J(t) selainnya, sehingga &,(tj+1)-7(t,+,)-1= - &p(f+l)-f+l +tj - J(tj)-l < &p(tj+i)- t,+~ + tj +tj+~ -tj - J(tj+1)-1 = 0 Karena L2P(.) dan f (.) kontinu yang berakibat bahwa terdapat q+, E (t,.tj+,) sedemikian sehingga Dari (6) dan (7) dikroleh :
11 = )I = l(kftj+l ) + 2) -(&(T+l) = ]k(tj+i-&(<+, 11 = l~{g(t,+~ )-a<+, )>I =\PI [g(tj+,)-gk+l)[ = Ig(t,+l)-g(<+l)[ karenap = +l 5 Itj+, - <.+li karenag E P - - tj+1 - fj+l maka agen pemain i &pat bergerak pada kecepatan 1 menuju lintasan Lz8 sampai <+, (menggunakan - f ) clan kemudian mengikuti lintasan L2dt) untuk t E(T~+,,~~+~]. Jadi terdapat paling sedikit satu strategi sehingga waktu pertemuan &pat dikurangi. Akibatnya waktu harapan termodifikasi paling besar adalah T"( f,g,h). Dalam bentuk gambat, untuk kemungkinan 1 ini &pat dilihat pa& Gambar 7. 4 Gambar 7. koses kemungkinan 1 dalanl bentuk gambar Kemungkinan 2: Karena pertemuan antara agen-agen tejadi pertamald pada waktu $+I, maka L2/Xt) -J(t)-1 > 0 dan Ldt) + f(t) -1 < 0, untuk semua t < tjtl. Misalkan V(tj+,) -flvl< 5+1 -ti. dan t - tj + J(tj) untuk t E [t,, tju] selainnya
12 maka dillasilkan : - ~ 2, ~,~(t)-f"(t)-l> 0 dan { ~o~(t)+?(t)-l<o (fj+l)-7(tj+l)- 1 < 0, Lor (fj+,)+ 7(fj+,) > 0. Karena Lzd.), LO&.) dan f () kontinu yang menmbatkan terdapat <+j,i,+l E (tj,tj+j). sedemikian sehinga L,, (q+,) = + 1 L,, (ij+,) = -7(ij+,) + 1. Misalkan f' = maks(i;+,,fit,), maka - \f(t,+,)-7(t.)\ =lf(tj+,)-t. +tj -JV,)l =If(tj+,)-f(fj)-t.+fjl <Ij+,-t, -t - +tj =t. -t J+l -t-1 Jadi 1 f(tl+,)-7(t*4 <tlil-t', I maka satu agen pemain i dapat bergerak pada kecepatan 1 menuju lintasan Lzp sampai tj, (menggunakan 7 ) dan kemudian mengikuti lintasan Lzdt) untuk t E (~+l,t,+l], sedangkan satn agen yang lain bergerak menuju lintasan LO,, sampai i1+, dan kemudian mengikuti lintasan Lo,#) untuk t ~(i,+~,t,+,]. Jadi terdapat paling sedikit satn strategi sehingga waktu pertemuan dapat dikurangi. Akibatnya wamu harapan temodifikasi paling besar adalah T"( f,g,h). Karena pertemuan antara satu agen pemain i dengan agen pemain r dan s terjadi pertamakali pa& waktuii,~.maka Lzdf) -/It)-1 > 0 dan Ldt) -/It)-1 < 0, untuk semua 1 < $+,. Misalkan Ifl$+~) -flii,l< $1 - r/, dan t-t,+j(t,) untuk tc[tj,tj+,] f (t) selainnya maka dihasilkan : - Karena Lzd.), Ld.) dan f () kontinu yang mengahbatkan terdapat T+, E (t,. t,,) dengan <+, < t, = 7(<+,) + 1 dan Lo, 6,) = 7(<+,) + 1, maka sedemikian selungga L,# (q+,)
13
14 m T(f;g,h)=-(a,x-+a, x-+a, x-+am x-) m =-(12x-+6x-+5x-+-) m =-(-+-) = -(39+m). 48 Berdasarkan Lema 1, maka diperoleh: (39+m)< m < 8, sehingg T, O: g, h) 5 4 untuk semua c E C. E4
RENDEZVOUS SEARCH PADA G MS DENGAN TIGA PEMATN
RENDEZVOUS SEARCH PADA G MS DENGAN TIGA PEMATN JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAElUAN AWM INSTlTUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2001 ABDUL LATIP. Rendezvous Search pada Garis dengan Tiga
Lebih terperinci={ awal permainan. + jika pemain i bergerak naik pa& Definisi 2 Posisi awal p pada pemain adalah p2, p3) dengan P adalah permumi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendezvous search adalah suatu kwrdinasi tanpa komunikasi dau mernpakan proses paralef. Masalah rendezvous search (Alpern, 1995) menjelaskan bagaimana para pemain yang
Lebih terperinci1 0 0 m 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN NILA
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A R A N I K A N N I L A P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A
Lebih terperinci5 S u k u B u n g a 1 5 %
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) U S A H A A B O N I K A N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) U S A H A A B O N I K A N B A N K I N D O N E S I A K A
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Konvek Definisi 2.1.1. Suatu himpunan C di R n dikatakan konvek jika untuk setiap x, y C dan setiap bilangan real α, 0 < α < 1, titik αx + (1 - α)y C atau garis penghubung
Lebih terperinciBAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf
BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi graf, istilah-istilah dalam graf, matriks ketetanggaan, graf terhubung, primitivitas graf, dan scrambling index. 2.1 Definisi Graf
Lebih terperinciKEPUTUSAI[ 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (LN No. 158 Tahun 2012, Tambahan LN No" 5336 Tahun 2Ol2);
KTR RST, TKOOG PK TGG URSTS RGG KUTS PRK KUT KmuC UiJl, uly - Suby 0115 Tl, (031) 5911451,. (031) 595741 wbit : htt://uuyl ui..t -m : f @ ui,c,i KPUTUS[ K KUTS PRK KUT URSTS,RflGG m : 18 /U3.1"1lKPlO7
Lebih terperinciUSAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K O N V E K S I P A K A I A N J A D I P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H (
Lebih terperinciLampiran 1. Data penekukan plat
a. Perhitungan tekukan Lampiran 1. Data penekukan plat L = La + Lb + Lp Lp = Rn = Rd + X La = Lb = L1 (Rd + S) Keterangan : L = Panjang bahan sebelum penekukan Lp = Bend allowance ( pertambahan panjang
Lebih terperinciSURAT REKOMENDASI Nomor:?,6\S /UN7.3.1/PP/2016
KEETER1A RISET, TEKOLOGI, DA PEDIDIKA TIGGI UIVERSITAS DIPOEGORO FAKULTAS HUKU Alamat : Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang - Semarang Kode Pos 575 Telepon : (4) 769181,76918,769183,769184,769185 - Faes.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN RENIA KL TAHUN SEKRETARIAT IENDERAL 4 APRIL 2014 I '-I. "l I t t I
KMRA KHAA RA K AHU 01 '- KRARA DRA 4 APR 0. -l "l . UMUM 1. Keee/e. U 0. M U 4. e. Ke P. P 7. Pe [u Rup,l 1. Rup Pe. Pep. Pep. PH u PD RMUR R CAA KRA KM'RA/MBAA (RA- K) AHU AARA 01 KMRA KHAA eke leel 04.01.01.
Lebih terperinci1, 1 PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A N I K A N D E N G A N P U R S E S E I N E P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A
Lebih terperinci0,8 9 0,9 4 1,2 4 7,1 6 %
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) E M P I N G M E L I N J O P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) E M P I N G M E L I N J O B A N K I N D O N E S I A K A
Lebih terperinciA s p e k P a s a r P e r m i n t a a n... 9
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K E R U P U K I K A N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R
Lebih terperinciBUPATI BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG
&s* -tor BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Halaman
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1... 148 a. Instrumen Uji Coba Penelitian... 149 b. Data Uji itas dan Uji Reliabilitas... 157 c. Hasil Uji itas dan Uji Reliabilitas... 161 LAMPIRAN 2... 165 a. Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Judul modul ini adalah lingkaran, sedangkan yang akan dibahas ada tiga unit yaitu : 1. Menggambar lingkaran 2. Membagi keliling lingkaran sama besar. 3. Menggambar garis
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2016/2017 8 Maret 2017 Kuliah yang Lalu 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit Amplifikasi DNA dilakukan dengan tiga macam primer yaitu ILSTS028, ILSTS052 dan ILSTS056 serta masing-masing lokus menganalisis 70 sampel DNA. Hasil amplifikasi
Lebih terperinciKERAGAMAN FENOTIPIK DAN GENETIK, PROFIL REPRODUKSI SERTA STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH
181 Lampiran 1. Kuisener kegiatan penelitian eksploratif Sapi Katingan KERAGAMAN FENOTIPIK DAN GENETIK, PROFIL REPRODUKSI SERTA STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciy'rt l. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 dan Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
KBPTS DK KTS TK, PRT VRSTS DS PDC Tg Pk/Pggk D Pmbmbg lhw gk 014 Pgm S Tkk P kl Tklg P DK KTS TK PRT VRSTS DS Mmbc Mmbg Mgg Mpk Pm K Kg S K Pgm S Tkk Pl m 084/.1.1llKPlTpl01 ggl l5 Spmb 01 g Pk D Pmbmbg
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. L Blg A y g Tlg If d-w, y g d h 1) K gl yg dl jg, fw g l hg lh j h g dl yg dl. 2) Dg h dg wjd Ay Dyh S U,D f If Sy,Fcly f C Scc,Gd U
IMPLEMENTATION MODULE ON BUYING AND SELLING T Ch SME GLOBAL ARRAY MAX Ay Dyh S U, Udgd Pg, If Sy Gd Uvy h://www.gd.c.d Kywd: Il, Pchg, Sl, T Ch, SME ABSTRACT Scfc wg f ld "Sccfl SME g T Ch" y Wqh Hd. H
Lebih terperinciss 5 E Sl? EEH i:-e af:t S? E T E RI 3XE 5 Hry,$s iee H=+=; ^te :sinl ; A 4 BE ;!t E t3e fii F 5 = 3E A i E EErEst gs s s E Zi_Ee: 3 FE 9 * E ::ih5*
ce CJ G (J G' f 'V.,.Y,/l i':u 1 1 1 J 1. & i! k),i ii l< b l j _ i 3Z:l :l l < :'i C l.9f;9+l!vl.9 '5 l T R ; 4 5 Sl? 4
Lebih terperinci=====================================
PERSETUJUAN PERDAGANGAN AN TARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK TUNISIA ===================================== Pemerintah Republik I ndonesia dan Pemerintah Republik Tunisia ; Berhasrat
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MATRIK ASAL TUJUAN Matriks pergerakan atau Matriks Asal Tujuan (MAT) sering
Lebih terperincikegtatan sub unsur perencanaan, pelaksanaan, dan -3-
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-14/BC/217 TENTANG BUKTI PENDUKUNG, TUGAS LIMPAH, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, UJI KOMPETENSI, SERTA WAKTU
Lebih terperinciGeometri dalam Ruang, Vektor
Prodi Matematika FMIPA Unsyiah September 29, 2011 Singgung terhadap Kurva Sebuah kurva ruang (space curve) dapat ditentukan oleh tiga persamaan parametrik. x = f(t), y = g(t), z = h(t), t I dengan f, g,
Lebih terperinciDeskripsi karya Komposisi MARS PT KERETA API INDONESIA (KAI)
Deskripsi karya Kmpsisi MARS PT KRTA API INDONSIA (KAI) Karya : Heni Kusumawati (heni_kusumawati@uny.ac.id) NIP : 19671126 199203 2 001 Latar Belakang Penciptaan Memperingati hari ulang tahun ke-66 PT
Lebih terperinciO-'. t'r. 3 6; b se E. re!u ri. fi E= -F A * ) tl v,... d.. -. z.== l=e_= v.= 3 4 JZo too o 9'.= n. i E F 1-c\..';$ a) Fr re b: '>.
!9 c:) cl l C e {' ] ] ] O'. c) 1 O. l' 11 ( li.!]^..,.u..:c'l. g ;f; : '," U SP!': C '!i c. g. 2 : V2 "? 2 1 l. '; g h 2 X e. f l.i y 3 4 Z 9'. n e b: '>.) i 1c..'; ) h (h ' ( l 3 gd ;i..xe c. l_. fi
Lebih terperinci6 S u k u B u n g a 1 5 % 16,57 % 4,84 tahun PENGOLAHAN IKAN BERBASIS FISH JELLY PRODUCT
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N G O L A H A N I K A N B E R B A S I S F I S H J E L L Y P R O D U C T ( O T A K -O T A K d a n K A K I N A G A ) P O L A P E M B I A Y
Lebih terperinciProtokol Dagang antara Republik Indonesia dan Republik Rakjat Tiongkok
r I I I Protokol Dagang antara Republik Indonesia dan Republik Rakjat Tiongkok Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Rakjat Pusat Republik Rakjat Tiongkok, dengan keinginan untuk memadjukan dan
Lebih terperincim 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A R A N I K A N L E L E P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan permasalahan, seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. 2.1 Graf Graf
Lebih terperinciBAB 2 DIGRAF DWIWARNA PRIMITIF
BAB 2 DIGRAF DWIWARNA PRIMITIF Pada bab ini akan dibahas teorema, definisi dan landasan teori pada penelitian ini. Berikut akan dibahas mengenai digraf, digraf dwiwarna dan hubungan keduanya dengan primitifitas,
Lebih terperinciMENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA
-.cs- MENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA PERATURAN MENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 216 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 186 TAHUN 215 TENTANG INDIKATOR
Lebih terperinciBagian 2 Matriks dan Determinan
Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika
Lebih terperinciJABATAN PELAJARAN TERENGGANU DENGAN KERJASAMA PERSIDANGAN KEBANGSAAN PENGETUA SEKOLAH MENENGAH MALAYSIA CAWANGANTERENGGANU
SULT Pendidikan slam Kertas 2 Ogos 2005 1 2 / 3 jam JABATAN PELAJARAN TERENGGANU DENGAN KERJASAMA PERSDANGAN KEBANGSAAN PENGETUA SEKOLAH MENENGAH MALAYSA CAWANGANTERENGGANU PEPERKSAAN PERCUBAAN SPM TAHUN
Lebih terperinciProgram Kerja TFPPED KBI Semarang 1
U P A Y A M E N G G E R A K K A N P E R E K O N O M I A N D A E R A H M E L A L U I F A S I L I T A S I P E R C E P A T A N P E M B E R D A Y A A N E K O N O M I D A E R A H ( F P P E D ) S E K T O R P
Lebih terperinciKARTU RENCANA STUDI SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK / Program Studi : Manajemen ( S1 ) KURIKULUM LAMA 2012 / 2013
SKOLA TNGG LMU KONOM NDONSA "STSA" SURABAYA PRATKAN JADWAL KULA APABLA KRS, MNGAJUKAN K BAAK LNGKAR NO. URUT MATA KULA YANG DPROGRAM KARTU RNCANA STUD SMSTR GASAL TAUN AKADMK / Prgra Stud : Maajee ( S1
Lebih terperincia. Pengujian Terhadap Data Waktu Yang Dikumpulkan teriebih dahulu akan dilakukan proses pengujian terhadap data waktu
BABV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN V.l Pengolahan Data V. 1.1 Proses Penentuan Waktu Standar a. Pengujian Terhadap Data Waktu Yang Dikumpulkan Sebelum melakukan tahap-tahap penentuan waktu standar, teriebih
Lebih terperinciSOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.
SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar. Dengan menggunakan ruas garis yang sudah ada, tentukan banyak jajar genjang tanpa sudut siku-siku pada
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Titik Tetap dan Bifurkasi Kelompok Inti pada Model Transmisi Penyakit Seksual
Analisis Kestabilan Titik Tetap dan Bifurkasi Kelompok Inti pada Model Transmisi Penyakit Seksual Titi Rahmawati, M. Nur Aidi, Farida Hanum Institut Perlanian Bogar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperincipaling efektif dan efisien penggunaannya di lapangan. dengan kapasitas 30 ton. Pembebanan dilakukan secara bertahap dengan kenaikan
BABV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari pengujian didapatkan data primer berupa kuat tarik baja dan kuat tarik las. Data-data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kekuatan las yang paling efektif
Lebih terperinciBAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf
BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada Bagian ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema terkait graf, matriks adjency, terhubung, primitifitas, dan scrambling index sebagai landasan teori yang menjadi acuan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. A. Suasana Parkir di Jalan Patrice Lumumba II. B. Suasana Parkir di Jalan Merdeka. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 A. Suasana Parkir di Jalan Patrice Lumumba II B. Suasana Parkir di Jalan Merdeka C. Suasana Parkir di Jalan MH. Thamrin D. Suasana Parkir di Jalan WR. Supratman E. Suasana Parkir di Jalan KH.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. parkir Pasar Klaten selama 3 hari dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil data survai dan analisis yang dilakukan pada lahan parkir Pasar Klaten selama 3 hari dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Akumulasi
Lebih terperinciLAMPIRAN A VISI & MISI PDAM TIRTA BUMI SERASI KAB. SEMARANG
LAMPRA A VS & MS PDAM TRTA BUM SRAS KAB. SMARAG VS & MS VS Terwujudnya PDAM Kabupaten Semarang mandiri, berwawasan glbal dengan kinerja ptimal dan terukur MS Memberikan keuntungan dan pertumbuhan yang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah yang bertujuan untuk menguraikan sebuah sistem menjadi subsistem untuk mengetahui kinerja, hubungan
Lebih terperinci: 1. KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR :4.
,' BUPAT CANJUR KPUTUSAN BUPAT CANJUR NOMOR 28 TAHUN 2O1 TNTANG BANTUAN UNTUK MNNGKATKAN PMBRDAYAAN MASYARAKAT DSA DAN PMRNTAH DSA SRTA PLAYANAN KPADA MASYARAKAT TAHUN 2O1 BUPAT CANJUR, Menimbang :4. b.
Lebih terperinciPENCARIAN ALIRAN MAKSIMUM DENGAN ALGORITMA FORD-FULKERSON DAN MODIFIKASINYA
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 29-36. PENCARIAN ALIRAN MAKSIMUM DENGAN ALGORITMA FORD-FULKERSON DAN MODIFIKASINYA Fransiska Sumarti INTISARI Algoritma
Lebih terperinciBAB 2 DIGRAPH. Representasi dari sebuah digraph D dapat dilihat pada contoh berikut. Contoh 2.1. Representasi dari digraph dengan 5 buah verteks.
BAB 2 DIGRAPH Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori dasar tentang digraph yang meliputi definisi dua cycle, primitifitas dari digraph, eksponen, dan lokal eksponen. Dengan demikian, akan mempermudah
Lebih terperinciBAB II JARI-JARI SPEKTRAL. nilai eigen suatu matril<.s A disebut spektral.
BAB II JARI-JARI SPEKTRAL 2.1, JARI-JARl SPEKTRAL SUATU MATRIKS Himpunan dari semua nilai eigen suatu matril
Lebih terperinciiisr ;sge c.eff"" {.{.Ef" E+ F 6i'6++ icll lj b![[ t ut Irt c t! 2 FXoo {(0 v (g '- (q sp oia o z 6uj g. 4 =l! F Z< FL b o.ss c i'8 o:: =lu I a.
+ iisr ;sg f -l (b _l. l ( 'L :l Q1.s!. LL? i! ; {,q{ e {(0 f g, uj g. 4 u L lr lu gl ll f0 v (g s - il ( 'r1.9 ) : l - - ( l -l dl r!l 1l il '- 2 9; : Bl!l -.9 i\ { ) l:l. ijf ). l b.ss! i'++ r r 2 X
Lebih terperinci6 Sistem Persamaan Linear
6 Sistem Persamaan Linear Pada bab, kita diminta untuk mencari suatu nilai x yang memenuhi persamaan f(x) = 0. Pada bab ini, masalah tersebut diperumum dengan mencari x = (x, x,..., x n ) yang secara sekaligus
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR :1. TAHUN 198 SERI:DNO.14. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 2 TAHUN 198 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METOOE KLAS'F'KAS' DATA Untuk mempermudah dalam perolehan data maka metode klasifikasi data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Sehingga didapat tahapan-tahapan
Lebih terperinciJabatan : Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bali. Jabatan : Plt. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan. Jakarta, Februari 2016
KMTRA DALAM R RPUBLK DOSA PRAA KRA TAHU 201 BRO PMRTAHA SKRTARAT DARAH PROVS BAL Dalam ranka mewujudkan manajemen pemerintahan yan efektif, transparan, dan akuntabel serta berrientasi pada hasil, kami
Lebih terperinciJABATAN PELAJARAN TERENGGANU DENGAN KERJASAMA PERSIDANGAN KEBANGSAAN PENGETUA SEKOLAH MENENGAH MALAYSIA CAWANGANTERENGGANU
SULIT Pendidikan Islam Kertas2 Oktober 2007 1jam40 minit JABATAN PELAJARAN TERENGGANU DENGAN KERJASAMA PERSIDANGAN KEBANGSAAN PENGETUA SEKOLAH MENENGAH MALAYSIA CAWANGANTERENGGANU PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN
Lebih terperinciUSAHA PEMBUATAN GULA AREN
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) G U L A A R E N ( G u l a S e m u t d a n C e t a k ) P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) G U L A A R E N ( G u l a S
Lebih terperincia. Kaca prisma refraktometer dibersihkan dengan akuades dan dikeringkan b. Dibuat larutan gula 65% dan diteteskan pada kaca pnsma refrakiometer,
Lampiran 1. Prosedur Pengujian Total Padatan Terlarut Prosedur Pengujian Total Padatan Terlarut (Ranganna, 1986) a. Kaca prisma refraktometer dibersihkan dengan akuades dan dikeringkan dengan kertas lensa.
Lebih terperinci4 E 6? E 2988*e8. e * +es $ st. ,5 ^ Sl El. E $' Cg3ss il? fa E d-.$.el. o g *l= E ie titsl. B"HF-A x 5 HC 9. H ; sef. f I F E.
P G c e cl & 11 3 il il & ] u ) ] 4.' \l 1 1 \ { e i \ f l C,) 1 l ( (,) q { \'D c1 Tl 8 g *l l?). ( x \ fi Y &Ē. 38 \l l S e ili,5 ^ Sl l 3 R f.$.l ie i $' Cg3 il?.;x \l e * +e$ 4 6? 2988*e8 ; ci cci+b..2
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil selama penelitian parkir Abu Bakar Ali Malioboro Yogyakarta adalah sebagai berikut : 1. Karakteristik taman parkir Abu Bakar Ali.
Lebih terperinciPertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor
Pertemuan : 4 Materi : Fungsi Bernilai Vektor dan Gerak Sepanjang Kurva Bab II. Diferensial Kalkulus Dari Vektor Standar Kompetensi : Setelah mengikuti perkuliahaan ini mahasiswa diharapkan dapat : 1.
Lebih terperinciCONTOH SOAL MATEMATIKA SMP SATU ATAP: 1. Hasil dari (3 + (-4)) (5 + 3) adalah... A. 8 B. -7 C. -8 D Hasil dari adalah... A.
CONTOH SOAL MATEMATIKA SMP SATU ATAP: 1. Hasil dari (3 + (-4)) (5 + 3) adalah... A. 8 B. -7 C. -8 D. -15 2. Hasil dari 12+13-14 adalah... A. 320 B. 512 C. 712 D. 1 E. 3. Ibu membeli 24 permen yang akan
Lebih terperinciMinggu ke II. Dua isomer hidrokarbon dengan rumus molekul C 4 H 10 disajikan pada Gambar 2.1. H H H H C C C C H H H H H H H H. Gambar 2.
Minggu ke II Dua isomer hidrokarbon dengan rumus molekul C disajikan pada Gambar.. Gambar. Dalam bahasa teori graf kedua graf ini tidak isomorfik. Dengan perkataan lain bahasa teori graf bagi persoalan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan bahan dan software yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan dan software yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan
Lebih terperinciPROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENT ANG
WALKOTA MOJOKERTO PROVNS! JAWA TMUR PERATURAN WALKOTA MOJOKERTO NOMOR 28 TAHUN 27 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALKOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 26 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Lebih terperinciRobot Cerdas Pemadam Api Dan Robot Cerdas Pemain Bola
Uivt Mdiy Ml Lt Bl ci200..c.id Id tl d bb li Kt Rbt Id (KRI), di y bi wil Id t iti t bt tit itl y dil di bb A ti J, Tild, K Slt, Ci, Mly, Vit d li-li. B l t t y wili Id d t 200 yit ti B-C di PENS (Pliti
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Algoritma Kruskal dalam Pembuatan Jaringan Distribusi Listrik
Analisis Penerapan Algoritma Kruskal dalam Pembuatan Jaringan Distribusi Listrik Maureen Linda Caroline (13508049) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciAlgoritma Puzzle Pencarian Kata
Algoritma Puzzle Pencarian Kata Sigit Aji Nugroho (13510021) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciUSAHA PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP GILLNET
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A N I K A N P E L A G I S D E N G A N A L A T T A N G K A P G I L L N E T P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L (
Lebih terperinciMATEMATIKA DASAR 16. Jika maka Jawab : E 17. Diketahui premis-premis sebagai berikut : 1) Jika maka 2) atau Jika adalah peubah pada himpunan bilangan real, nilai yang memenuhi agar kesimpulan dari kedua
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai
Lebih terperinciP r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) I N D U S T R I S O H U N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DECISION TREE UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS
IPLEENTASI DECISION TREE UNTUK EPREDIKSI JULAH AHASISWA PENGABIL ATAKULIAH DENGAN ENGGUNAKAN STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORATIKA ITS Romauli anullang - 5108100501 Latar Belakang Pembuatan jadwal pada
Lebih terperinciQ Juli Kasubdit Kualifikasi Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2. Rektor Universitas Negeri Malang
STKBKT KMTRA RST, TK DA PDDKA T. Ry Si, Pi Sy, k 1070 T. (01) 579100 (HT) / (x) 01790 i biki.g.i H g h/ /iki.g. i i Pih 15.? 1.1015 1 () P P D Pi Biw Piik P D gi (BPPD) bg 1 Th Agg 015 Q i015 K h. Dik
Lebih terperincil'i btr! d Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai inventaris 21,657,60e 19,852,700 KOR ojk \set (edit yang Diberikan
KOR JK LAPORA RACA PUBLKAS PT BPR SURYA YUDHAKCAA Tanggal : 30 September 2016 (Ribuan Rp) \set (as 16,211,242 14,213,693 (as dalam Valuta Asing 0 0 iurat Berharga 0 U rendapatan Bunga yang Akan Diterima
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan model sistem identifikasi pembicara dibangun dengan maksud untuk memudahkan dalam pembuatan aplikasi (perangkat lunak). Aplikasi yang dibuat merupakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan
Lebih terperinciFUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii)
FUNGSI A. Relasi dan Fungsi Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan
Lebih terperinciDAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW
Lampiran 1 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Non Akademik - UKSW DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW Waktu Penilaian : YANG DINILAI a. Nama b. NIP c. Pangkat,
Lebih terperinciPeta Konsep. Bangun datar. Sifat-sifat bangun datar. Sudut
Pelajaran 4 angun atar Peta Konsep angun datar Sifat-sifat bangun datar Sudut Persegi Persegi panjang Segitiga Mengenal sudut Membandingkan dan mengurutkan besar sudut Mengenal dan membuat sudut siku-siku,
Lebih terperinciDuta Besar Republik Indonesia di Djeddah
PROTOKOL PENANDA TANGANAN PERDJANDJAN PERSAH.ABATAN antara REPUBLK NDONESA dan KERADJAAN SAUD ARABA Bertempat di gedung Kementerian Luar Negeri Saudi Arabia, pada hari Selasa tanggal dua puluh empat bulan
Lebih terperincifungsi Dan Grafik fungsi
fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan
Lebih terperinciTEORI PERMAINAN. Digunakan jika permainan stabil ada titik saddle (saddle point) Titik sadel minimaks = maksimin Contoh :
TEORI PERMAINAN Aplikasi Teori Permainan Lawan pemain (punya intelegensi yang sama) Setiap pemain mempunyai beberapa strategi untuk saling mengalahkan Two-Person Zero-Sum Game Permainan dengan pemain dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan
Lebih terperinci1 N ENAHULUA B Io l h Io j l l of c L Al, B A, B l o l f H h l O h h, o h h l h h, l l h l j h h Bc lol f w j - Nol B I w h (BNB Bc l (BB h Bc l B l B
ITIGAI GEA AN TUNAI I OTA AANG N ov W, l, h Lh A l, Fl Il ol Il ol U v ooo J lof oho H, Tl, El : ovw@lco A c Rcoz h C h hh oc of hq, B l Bc h (BB- of C f o h C ooo Ilo of h locl lvl Th o cv o c h h h of
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Data Penelitian Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah Garut Utara hasil pengamatan Tim Geoteknologi LIPI Bandung dengan menggunakan gravitimeter
Lebih terperinciJIM Reka Bentuk & Analisis Ujikaji
- LTNIVERSITI SAINS MALAYSIA Peperiksaan Kursus Semasa Cuti panjang Sidang Akademik 2003/2004 April2004 JIM 4161420 - Reka Bentuk & Analisis Ujikaji Masa : 3 jam Sila pastikan bahawa kertas peperiksaan.ini
Lebih terperinciI Jumlah. =.. -r 4 = 17, , nxt = ,4033. I Jumlah! JKT JKP JKK JKG KTP = JKP = 50, 6928 =
LAMP RAN Lampiran 1. Perhitungan Anava Cooking Yield Sosis Sa pi Rendah Lemak Perlakuan Ulangan Jumlah! ------, 0% 1% 2% 3% 1 86,69 89,39 90.62 91,87 2 89,37 91,21 92,09 93,22 ' 3 87,45 91,62 92,28 93,13
Lebih terperinciUSAHA BUDIDAYA CABAI MERAH
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A B U D I D A Y A C A B A I M E R A H P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P
Lebih terperinciTabel Validitas Komunikasi Visual Merokok Resiko Merokok
Lampiran 1 Tabel 3.6.1.1 Validitas Komunikasi Visual Merokok Resiko Merokok Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total
Lebih terperinciBAB V PENERAPAN 5.1 PERMASALAHAN PENUGASAN PEGAWAI. Dalam suatu perusahaan, n pekerja-pekerja X 1, X 2,... X 3 tersedia untuk
BAB V PENERAPAN 5.1 PERMASALAHAN PENUGASAN PEGAWAI Dalam suatu perusahaan, n pekerja-pekerja X 1, X 2,... X 3 tersedia untuk mengerejakan n pekerjaan-pekerjaan Y 1, Y 2,... Y 3, masing-masing pekerja terkualifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam lingkup pendidikan
I PEDHULU. Latar elakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam lingkup pendidikan sekolah, matematika merupakan salah
Lebih terperinciBAB 4 Sistem Persamaan Linear. Sistem m persamaan linear dalam n variabel LG=C adalah himpunan persamaan linear
BAB 4 Sistem Persamaan Linear berbentuk Sistem m persamaan linear dalam n variabel LG=C adalah himpunan persamaan linear Dengan koefisien dan adalah bilangan-bilangan yang diberikan. Sistem ini disebut
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Linier Penyelesaian program linear dengan algoritma interior point dapat merupakan sebuah penyelesaian persoalan yang kompleks. Permasalahan dalam program linier mungkin
Lebih terperinci