LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL"

Transkripsi

1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL Disusun oleh : Kelompok 6 Kelompok Nika Awalistyaningrum (9118) 2. Esti Rumaningsih (9127) 3. Hety Handayani Hidayat (9131) Asisten : Khusnul Khotimah

2 LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah industri, tentunya tidak akan lepas dari sistem industri yang meliputi input, proses, serta output. Proses produksi merupakan salah satu hal yang penting demi kelancaran kegiatan suatu industri. Pada tahap ini dilakukan penambahan nilai suatu barang input untuk menhasilkan output produk yang berharga lebih. Hal ini bertujuan agar dapat mendatangkan keuntungan yang lebih bagi industri tersebut. Selain itu juga dapat mengembangkan usahanya supaya dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak yang berimbas pada penurunan angka pengangguran suatu negara. Proses produksi ini terdiri dari beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan, yang setiap langkanya melibatkan adanya peralatan yang digunakan, tempat yang dipakai, waktu yang diperlukan, serta pekerja atau operatornya. Oleh karena itu setiap langkah dari proses produksi harus perlu diperhatikan, mengingat berkaitannya dengan operasi yang efektif dan efisien selama proses produksi, ketersediaan biaya untuk produksi serta waktu yang dibutuhkan selama proses sangat memperngaruhi biaya yang harus dikeluarkan industri. Suatu industri perlu merancang peta kerja yang dapat menggambarkan kegiatan kerja proses produksi tersebut secara sistematis. Selain untuk kepentingan produksi dapat juga sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu tata letak industri secara langsung dan perbaikan terhadap metode kerja yang erat kaitannya dengan tata letak.

3 Dengan perbaikan metode kerja, maka diperlukan juga perbaikan tata letak yang mengikuti adanya perubahan metode kerja. Perbaikan tersebut dapat meningkatkan produktivitas suatu industri dan meminimalisasi cost untuk produksi lebih lanjut. Peta kerja digunakan dalam industri untuk menciptakan suatu aliran produksi yang lancar, mengurangi adanya backtracking, selain itu dapat memperbaiki suatu metode kerja sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pabrik melalui aliran proses-proses operasi manufacturing komponen yang ada. Peta kerja meliputi Peta Proses Operasi (PPO), Peta Aliran Proses (PAP) ataupun Diagram Aliran (Bagan Tali). Mengingat penyusunan peta kerja sangat penting dari suatu industri, maka dari itu pada praktikum ini diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap tata letak berdasarkan peta kerja yang dibuat dengan menganalisis kelebihan serta kekurangan tata letak yang ada sekarang pada industri bakery yang dijadikan sebagai obyek penelitian. A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat membuat peta kerja seperti peta proses operasi, peta aliran proses, diagram aliran (bagan tali) berdasarkan proses produksi yang terjadi, lengkap dengan data peralatan dan waktu proses. 2. Praktikan dapat mengevaluasi tata letak berdasarkan peta kerja yang dibuat. 3. Praktikan dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan tata letak yang ada sekarang.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ada beberapa teknik yang umum digunakan dalam merencanakan aliran. Beberapa diantaranya khusus digunakan dalam tata letak pabrik, beberapa lagi digunakan dalam tahap pemindahan bahan, dan beberapa dipinjam dari bidang ekonomi gerakan dan penyerdehanaan kerja (teknik tata cara kerja). Meskipun kebanyakan teknik semula ditujukan untuk tujuan analitis, teknik-teknik tersebut juga berguna untuk perencanaan. Yang paling umum digunakan adalah (Apple, 1990): 1. Peta (bagan) rakitan 2. Peta proses operasi 3. Peta proses produk-darab 4. Diagram (bagan) tali 5. Peta proses 6. Bagan (diagram) aliran 7. Peta proses aliran 8. Peta dari-ke 9. Peta prosedur 10. Jaringan lintasan kritis

5 Menurut Sutalaksana (1979) Peta Kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan juga jelas, di mana dapat digunakan untuk berkomunikasi secara luas, melalui peta kerja ini kita dapat sekaligus memperoleh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja khususnya kerja produksi. Peta proses operasi (operation process chart) umumnya digunakan untuk menggambarkan urut-urutan kerja khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang produktif saja seperti operasi dan inspeksi. Dengan kata lain, pada Peta Proses Operasi, akan menunjukkan langkah-langkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar dan bahan baku yang digunakan di dalam suatu proses manufakturing yaitu dimulai dari datangnya bahan baku sampai ke proses pengemasan (packaging) dari produk jadi yang dihasilkan (Wignjosoebroto, 1993). Diagram proses operasi menggambarkan lokasi dari aliran produksi dalam pabrik. Simbol simbol yang digunakan (Madyana, 1996) : : operasi, misalnya memotong, merendam. : inspeksi/kontrol Dan pada diagram aliran proses lebih lengkap dari diagram proses. Simbol simbol yang digunakan : : operasi : inspeksi : transportasi : penundaan (delay) : penyimpanan Peta proses operasi adalah salah satu teknik yang paling berguna dalam perencanaan produksi. Kenyataannya peta ini adalah diagram tentang proses, dan telah digunakan dalam berbagai cara sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Dengan tambahan data lain, peta ini dapat digunakan sebagai alat manajemen. Beberapa keuntungan dari peta proses operasi ini adalah sebagai berikut (Apple, 1990) : 1. Mengkombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan

6 sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap 2. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen 3. Mencatat proses pembuatan untuk diperlihatkan pada yang lain 4. Menunjukkan kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam aliran produksi 5. Menunjukkan urutan operasi pada tiap komponen 6. Menunjukkan sifat masalah penanganan bahan 7. Menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan dari tiap komponen 8. Menunjukkan kerumitan nisbi dari fabrikasi tiap komponen 9. Menunjukkan sifat pola aliran bahan 10. Menunjukkan hubungan antar komponen 11. Menunjukkan secara nisbi konsentrasi mesin, pekerja, dan peralatan 12. Menunjukkan panjang nisbi dan lintas fabrikasi dan ruang yang dibutuhkannya 13. Menunjukkan jumlah pekerja yang dibutuhkan 14. Menunjukkan titik tempat komponen memasuki proses 15. Menunjukkan tingkat kebutuhan sebuah rakitan-bagian. Peta Proses Operasi (PPO) atau Operation Process Chart (OPC) adalah teknik yang paling berguna dalam perencanaan produksi. Kenyataannya peta ini adalah gambaran tentang proses dan telah digunakan dalam berbagai cara sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Dengan tambahan data lain, peta ini dapat digunakan sebagai alat manajemen. Beberapa keuntungan dan kegunaan dari PPO ini adalah (Anonim 1, 2009) : 1. Mengkombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap.

7 2. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk setiap komponen. 3. Menunjukkan urutan operasi pada setiap komponen. 4. Menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan dari setiap komponen. 5. Menunjukkan kerumitan nisbi dari fabrikasi setiap komponen. 6. Menunjukkan hubungan antar komponen. 7. Menunjukkan panjang nisbi dari lintasan fambikasi dan ruang yang dibutuhkannya. 8. Menunjukkan titik tempat komponen memasuki proses. 9. Menunjukkan tingkat kebutuhan sebuah rakitan bagian bagian. 10. dll Peta aliran proses adalah suatu peta yang akan menggambarkan semua aktivitas -baik aktivitas produktif- Maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja. Metoda penggambaran hampir sama dengan peta proses operasi (operation process chart) hanya saja di sini akan jauh lebih detail dan lengkap. Tidak seperti peta proses operasi yang hanya menggambarkan aktivitas yang produktif (kegiatan operasi dan inspeksi), maka peta aliran proses (flow process chart) juga akan menggambarkan aktivitas-ativitas yang tidak produktif seperti transportasi (material handling), delay/idle, dan penyimpanan (Wignjosoebroto, 1993). Sementara itu, peta aliran proses memiliki pengertian lain yaitu merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasi yang diperlukan untuk menganalisis data-data seperti waktu dan jarak perpindahan bahan. PAP dibagi menjadi 2 tipe yaitu PAP tipe bahan dan PAP tipe orang. PAP tipe bahan menggambarkan kejadian yang

8 dialami bahan dalam suatu proses operasi, sedangkan PAP tipe orang menggambarkan suatu proses aktivitas manusianya (Reksohadiprodjo, 1984). Sedangkan, diagram aliran atau biasa disebut bagan tali adalah alat untuk menggambarkan aliran unsur pada tata letak daerah tertentu, dengan menggunakan tali, benang, atau kain, dsb. Diagram ini digunakan untuk menunjukkan lintasan perpindahan (gerakan) atau perjalanan elemen pada suatu daerah (Apple, 1990). Diagram aliran pada dasarnya persis sama dengan peta aliran proses. Hanya saja di sini penggambarannya dilakukan di atas gambar layout dari fasilitas kerja. Tujuan pokok dalam pembuatan flow diagram adalah untuk mengevaluasi langkah-langkah proses dalam situasi yang lebih jelas, di samping tentunya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan di dalam desain layout fasilitas produksi yang ada (Wignjosoebroto, 1993). Penyusunan diagram alir proses pembuatan produk dilakukan dengan mencatat seluruh proses sejak diterimanya bahan baku sampai dengan dihasilkannya produk jadi untuk disimpan. Pada beberapa jenis produk, terkadang disusun diagram alir proses sampai dengan cara pendistribusian produk tersebut. Diagram alir proses disusun dengan tujuan untuk menggambarkan keseluruhan proses produksi. Diagram alir proses ini selain bermanfaat untuk membantu tim HACCP dalam melaksanakan tugasnya, dapat juga berfungsi sebagai pedoman bagi orang atau lembaga lainnya yang ingin mengerti proses dan verifikasinya (Anonim 2, 2009). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat : 1. Penggaris biasa 2. Penggaris bulat dan kotak 3. Alat Tulis

9 Bahan : 4. Kertas A4 1. Lokasi Salma Roti dan Kue B. Prosedur Praktikum 1. Pembuatan PPO Cara untuk membuat PPO : a. Menulis pada baris teratas Peta Proses Operasi, diikuti informasi lain seperti nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta. b. Menulis bahan yang akan diproses di atas garis horizontal. Jika bahan lebih dari satu, bahan utama atau bahan yang mengalami operasi terbanyak digambarkan di bagian paling kanan. c. Gambar garis menurun, kemudian menunjukkan tanda operasi dan atau inspeksi yang dialami dengan menggunakan lambang lingkaran atau bujur sangkar. Di sebelah kanan lambang lingkaran atau bujur sangkar menuliskan nama operasi/inspeksi, kondisi operasi, mesin yang digunakan atau stasiun kerja yang melaksanakan operasi/inspeksi. Di sebelah kiri lambang lingkaran atau bujur sangkar, tuliskan waktu yang diperlukan. d. Bahan tambahan yang mengalami operasi/inspeksi digambarkan di sebelah kiri bahan utama/bahan dengan proses terpanjang. e. Bahan tambahan yang tidak mengalami operasi (dibeli langsung dipakai) digambarkan langsung dititik bahan tersebut bergabung. f. Penomoran kegiatan operasi/inspeksi dilakukan secara beruntun sesuai dengan urutan operasi/inspeksi yang terjadi. g. Setalah PPO selesai dibuat, menuliskan ringkasan jumlah kegiatan operasi dan inspeksi.

10 2. Pembuatan PAP Cara untuk membuat PAP : a. Membuat formulir PAP b. Mengisi sesuai dengan kegiatan yang diamati. c. Menentukan aliran bahan / orang yang diamati. d. Melengkapi kolom sebelah kanan dengan data seperti : jarak perpindahan, jumlah orang terlibat, waktu yang dibutuhkan, metode perpindahan, frekuensi pemindahan, nomor departemen dan lain lain. e. Dilanjutkan ke seluruh proses. f. Dalam menentukan langkah, harus mengikuti satu orang atau satu obyek. g. Mengkaji peta untuk kemungkinan perbaikan. 3. Pembuatan Diagram Aliran Cara pembuatan DA: a. Menggambarkan aliran bahan yang ada pada denah yang sudah diperoleh di acara 1. b. Memindahkan lambang-lambang pada peta aliran proses ke dalam diagram aliran, dari awal sampai akhir proses. c. Menghubungkan lambang-lambang tersebut dengan garis untuk lintasan perjalanan bahan. Tiap bahan mempergunakan warna yang berbeda. d. Kepadatan garis menunjukan daerah yang padat. 4. Pembuatan Peta Dari-Ke 1. Menggambar matriks dengan jumlah baris dan kolom sesuai dengan jumlah kegiatan. 2. Memasukkan nama kegiatan sepabjang baris dan kolom kiri ke bawah dengan urutan susunan geografis dalam pabrik, susunan logis aliran proses atau urutan yang disarankan. 3. Memasukkan data yang dapat berupa: jumlah gerakan, jumlah bahan bahan dipindahkan tiap periode, berat, kombinasi jumlah, waktu, berat tiap satuan waktu, waktu perpindahan, biaya perpindahan, dsb.

11 4. Menjunlahkan tiap baris dan kolom. 5. Menganalisis Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Sekarang a. Membuat tabel b. Menganalisis tata letak industri yang ada sekarang berdasarkan peta-peta kerja yang telah dibuat dengan mengacu pada kriteria tata letak yang aik. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. PPO :

12 PETA PROSES OPERASI Nama Objek : Pembuatan Roti Manis Rasa Coklat Dipetakan Oleh : Kelompok 10 Tanggal Pemetaan : 11 Maret 2010 Nomor Peta : 1 ragi mentega margarin telur terigu 20" O-5 i-5 Penimbangan 20" timbangan O-4 i-4 penimbangan timbangan 19" O-3 i-3 penimbangan timbangan 130 " O-2 i-2 Pemisahan manual 17" O-1 i-1 Penimbangan timbangan formula air 20' O-6 i-6 pengadukan mixer 18" O-7 i-7 penimbangan timbangan 150 " Selai Coklat O-8 Pembagian adonan devider 33" Pembentukan O-9 adonan manual 120 ' O-10 pengembangan manual 15' O-11 i-8 pengovenan oven pendinginan 30' O-12 manual pengemasan Ringkasan jml Wkt (s) 20" O-13 manual Operasi Inspeksi Penyimpanan 1 2. PAP

13 PETA ALIRAN PROSES Kegiatan Sekarang jml wkt Usul beda jml wkt jml wkt No. Peta : 1 Operasi Orang : Bahan : inspeksi Sekarang : Usulan : transportasi Diciptakan Oleh : Kelompok 10 menunggu 0 0 Tanggal Dipetakan : 11 Maret 2010 penyimpanan 2 0 Jumlah Lambang Uraian Kegiatan Jarak (m) Jumlah Waktu (s) keterangan 1 Penyimpanan tepung terigu di gudang 2 Penimbangan terigu 4 kg 17 Dengan timbangan 3 Pemindahan terigu 11,7 4 kg 107 manual 4 Pencampuran terigu dengan telur, mentega, margarin, formula, air, dan ragi 20 ke mixer 5 Pengadukan 6 Pemindahan adonan 7 Penimbangan adonan 8 Pembagian adonan 9 Pembentukan adonan dan penambahan selei 1200 dengan mixer 1,95 42 manual 18 dengan timbangan 150 devider 30 manual 10 Pemindahan adonan 0,5 3 ke loyang 11 Pengembangan adonan 12 Pemindahan adonan 13 Pengovenan roti , fermentasi ke oven oven 14 Pemindahan roti 15 Pendinginan roti 16 Pengemasan roti 17 Penyimpanan roti 3,51 10 ke rak kelompok hary 3. Diagram Alir :

14 4. Peta Dari-Ke

15 P A B R IK S A L M A R O T I D A N K U E P E M E T A A N 1 K E T A N G G 1A 8 L M A R E2 T D A R I P E T A D -K A RE I (P E M B E) R I K E G u d a n g B a h a n B a k u (P E M A K A) IA N M ix e r A re a P e n im b a n g a n D e v i d e r F r e e z e r A re a P e m b e n tu k a n A d o n a n A re a P e n g g e m b a n g a n A d o n a n O v e n A re a P e n d in g i n a n A r e a P e n g e m a s a n J U M L A H (s e k o) n G u d a n g B a h a n B a k u M i x e r A r e a P e n i m b a n g a n D e v id e r F r e e z e r 7 7 A r e a P e m b e n tu k a n A d o n a n A r e a P e n g g e m b a n g a n A d o n a n O v e n A r e a P e n d i n g in a n A r e a P e n g e m a s a n J U M L A H (s e k o) n Maju: 1 x ( ) = x (15) = Analisis Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Sekarang

16 NO LOKASI KELEBIHAN KEKURANGAN 1 Tempat Parkir Area luas, sudah di-conblock Terletak di pinggir jalan, halaman tanpa pagar, dikhawatirkan kendaraan dapat hilang karena 2 Outlet Area cukup luas, penataan rapid an sudah dipisahkan menurut jenisnya 3 Ruang Administra si 4 Ruang Produksi I Dekat dengan pintu keluar, sehingga supplier bisa langsung bertemu dengan manajer. Efisiensi ruang Berdekatan dengan Outlet sehingga pembeli dapat melihat proses produksi. Penerangan cukup 5 Gudang Cukup strategis karena dekat pintu keluar masuk. Peletakan bahan-bahan sudah cukup bagus tidak ada penjaga Roti diletakan pada rak yang terbuka sehingga memperluas peluang terjadinya kontaminasi. Selain itu, pintu selalu dalam keadaan terbuka yang dapat membuat debu dan kotoran masuk Antara ruang administrasi dan lorong menuju gudang tidak bersekat sehingga dapat menghalangi saat penggangkutan bahan. Kurang memperhatikan nilai estetika Kurang luas sehingga pekerja terbatas geraknya Pintu selalu terbuka sehingga hewan seperti serangga dapat masuk 6 Ruang produksi II Dekat ruang produksi I Penerangan kurang dan kebersihan kurang terjaga serta relative terlalu sempit 7 Dapur Pencahayaan bagus Tidak ada sekat dengan ruang 8 Kamar Mandi Letak strategis dan bersih 9 Kamar Terletak di tempat yang strategis dan terdapat hiburan pencucian Area sempit Area sempit mengingat banyaknya pekerja B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan proses produksi, dapat dibuat 6 buah PPO dan 6 buah

17 PAP. 2. Kekurangan dari industri ini yaitu, aliran bahan pada proses produksi kurang efektif karena masih ada aliran bahan yang bolakbalik. 3. Kelebihan dari industri ini yaitu ruang produksi yang cukup luas mempermudah dalam evaluasi tata letak. B. Saran 1. Asisten hendaknya lebih membimbing lagi dalam pembuatan peta agar praktikan dapat mengerjakan secara maksimal. 2. Praktikum dibuat lebih menyenangkan dengan suasana yang lebih kondusif. DAFTAR PUSTAKA

18 Anonim Indeecom.wordpress.com/2008/09/05. Diakses pada tanggal 25 Maret Pukul 10:40. Anonim web.ipb.ac.id/tpg/cbt/langkah4.php. Diakses pada tanggal 25 Maret Pukul 10:50. Apple, J.M Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga. Penerbit ITB : Jakarta. Madyana, A.M Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Penerbitan Universitas Atmajaya : Yogyakarta. Reksohadiprodjo Manajemen Produksi Edisi Revisi. BPFE UGM : Yogyakarta. Sutalaksana Teknik Tata Cara Kerja. Keluarga Mahasiswa Teknik Industri : Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo Pengantar Teknik Industri Jilid 1. PT. Guna Widya : Jakarta.

MODUL 4 PERENCANAAN PROSES

MODUL 4 PERENCANAAN PROSES MODUL 4 PERENCANAAN PROSES 1. Deskripsi Perencanaan proses merupakan tahapan untuk menentukan bagaimana suatu produk itu diproduksi. Tahapan tersebut mendefinisikan secara detil proses produksi dan perakitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Peta Kerja Peta kerja ( Peta Proses process chart ) merupaka alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir (Sritomo,

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS Disusun Oleh Tim Dosen dan Asisten PLO 2017 LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES 81

PERANCANGAN PROSES 81 PERANCANGAN PROSES 81 Keterkaitan Perancangan Produk, Perancangan Proses, Perancangan Jadwal,dan Perancangan Fasilitas Perancangan Produk Perancangan Fasilitas Perancangan Proses Perancangan Jadwal 82

Lebih terperinci

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PEMBUATAN DONAT Siapkan dan timbang tepung terigu Tambah gula, mentega, telur campur rata Setelah tercampur, potong dan bentuk bulat kecil Diamkan sejenak agar adonan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) 1 Setelah mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah

Lebih terperinci

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R. 0810670002 CONTOH OPC DAN FPC Peta Proses Operasi (OPC) dan Peta Aliran Proses (FPC) merupakan dua jenis peta kerja digunakan untuk mengetahui secara jelas proses

Lebih terperinci

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado PETA-PETA KERJA Oke Sofyan,Ita Novita Sari Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta Kampus J Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali, kalimalang, Bekasi Telp: (021) 94122603 Email:

Lebih terperinci

PETA PETA KERJA. Nurjannah

PETA PETA KERJA. Nurjannah PETA PETA KERJA Nurjannah Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 2006) Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui petapeta

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 5.1 TUJUAN PRAKTIKUM Project ini bertujuan agar tiap-tiap

Lebih terperinci

Bagian Assembly Chart

Bagian Assembly Chart Materi #4 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Assembly Chart 2 x : nomor part, berada dalam lingkaran kecil yyy : nama part, lingkaran yang agak besar SiAj : subassembly A : final product 6623

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ROUTING SHEET DAN MULTIPLE PRODUCT PROCESS CHART ASISTEN PRAKTIKUM PLO 2015

BAB III PEMBUATAN ROUTING SHEET DAN MULTIPLE PRODUCT PROCESS CHART ASISTEN PRAKTIKUM PLO 2015 BAB III PEMBUATAN ROUTING SHEET DAN MULTIPLE PRODUCT PROCESS CHART ASISTEN PRAKTIKUM PLO 2015 ROUTING SHEET Routing sheet adalah lembar isian yang akan menjelaskan kebutuhan sumber daya bahan baku dan

Lebih terperinci

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri DEFINISI Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja MACAM Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri Peta Pekerja dan Mesin : Menggambarkan Koordinasi

Lebih terperinci

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d #4 - AC dan OPC 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Assembly Chart (AC) (1) 2 Bagian paling kiri AC merupakan nama part. Semakin ke kiri, penomoran S bertambah dan semakin ke bawah penomoran A bertambah.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Toyota Production System Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah aktivitas pada tingkat keseluruhan perusahaan berdasarkan pada kesadaran untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY Wakhid Ahmad Jauhari 1, Arda Candra Faisal Pinastika 2, Chirstina Ayu Kusumawardani 3, Eva Kholisoh 4, Helma Hayu Juniar 5, Rafiq Ramadhan 6,

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pada Sistem Produksi Flow Shop (Studi Kasus Pt. Xxx Pekanbaru)

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pada Sistem Produksi Flow Shop (Studi Kasus Pt. Xxx Pekanbaru) Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 8 ISSN : 2085-9902 Pekanbaru, 9 November 2016 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pada Sistem Produksi Flow Shop (Studi Kasus Pt.

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 DEFINISI Material handling merupakan salah satu jenis transportasi (pengangkutan), yang digunakan untuk memindahkan bahan baku,

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Fasilitas. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya, Malang 2015

Perencanaan Kebutuhan Fasilitas. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya, Malang 2015 Perencanaan Kebutuhan Fasilitas Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya, Malang 2015 Perencanaan Kebutuhan Fasilitas Butuh berapa mixer? Butuh berapa wajan? Berapa luas area meja pembentukan?

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA PETA-PETA KERJA (WORK CHARTS)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA PETA-PETA KERJA (WORK CHARTS) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA PETA-PETA KERJA (WORK CHARTS) Font 6, bold, center Disusun Oleh : Font, bold, center Nama / NPM :.... / NPM.... / NPM Kelompok : Hari / Tanggal : Shift

Lebih terperinci

M A K A L A H Operation Process Chart Of Banquet Chair Disusun Oleh :...(...) Muhammad Faisol Bahri ( )

M A K A L A H Operation Process Chart Of Banquet Chair Disusun Oleh :...(...) Muhammad Faisol Bahri ( ) M A K A L A H Operation Process Chart Of Banquet Chair Disusun Oleh :...(...) Muhammad Faisol Bahri (4411216140) Universitas Pancasila Jakarta Jl.Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan 12640 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan proses penelitian yang panjang dan terkait secara sistematika. Tiap tahap merupakan penentu tahap berikutnya, karena itu harus

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN (Improving The Plug Assembling Method Through The Left and Right Hand Motions) I Wayan Sukania*,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Produk Produk yang telah dibuat dalam peta-peta kerja ini adalah meja lipat. Komponennya terdiri dari alas yang berukuran 50 cm x 33 cm, kaki meja yang berukuran

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN I Wayan Sukania, Oktaviangel 2, Julita 2. Staf pengajar Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Untar 2. Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA Jurusan Teknik Industri Semester Genap 2015/2016 Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA 5 Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah Suatu tata cara pengaturan fasilitas fasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata Letak secara umum

Lebih terperinci

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA O U T L I N E Peta Kerja Peta Kerja Keseluruhan Peta Kerja Setempat Standard Operation Procedure PETA KERJA

Lebih terperinci

PETA RAKITAN, PETA PROSES OPERASI DAN DIAGRAM TALI PADA ANALISIS ALIRAN BAHAN PULLER JAWS

PETA RAKITAN, PETA PROSES OPERASI DAN DIAGRAM TALI PADA ANALISIS ALIRAN BAHAN PULLER JAWS Momentum, Vol. 3, No. 1, April 0 : 6-12 PETA RAKITAN, PETA PROSES OPERASI DAN DIAGRAM TALI PADA ANALISIS ALIRAN BAHAN PULLER JAWS I. Syafa at *) Abstrak Pengaturan tata letak pabrik (plant lay-out) tidak

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Page 1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Program Studi Teknik Industri Page 1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini, persaingan di dunia manufaktur menjadi sangat ketat, hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas 1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas - fasilitas fisik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti Roti adalah produk makanan yang terbentuk dari fermentasi terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya yang kemudian dipanggang

Lebih terperinci

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL 2.1 Landasan Teori Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara umum ditinjau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. 1. Metode Penelitian Deskriptif Menurut sugiyono (2013:53) metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri saat ini sedang berkembang pesat. Kebutuhan dan selera masyarakat yang semakin banyak ragamnya, serta daya beli masyarakat yang cenderung meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keseimbangan Lintasan berkaitan dengan bagaimana operasi yang ditunjuk pada stasiun kerja dapat dioptimalkan melalui menyeimbangkan kegiatan yang ditugaskan

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil & Analisa Dari hasil perancangan tata letak fasilitas, penempatan stasiun kerja disesuaikan dengan keterkaitan aktivitas antar stasiun kerja satu dengan stasiun kerja

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM

BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM II-13 BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM 2.1 Landasan Teori Peta proses operasi adalah peta kerja yang yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen

Lebih terperinci

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 4-9 ISSN 2302 934X Industrial Management Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Dewi Mulyati*

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 29 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Tata Letak Salah satu kegiatan rekayasa industri yang paling tua adalah menata letak fasilitas. Dan tata letak yang baik selalu mengarah kepada perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI Ade Putri K 1, Alifah K 2, Finda Arwi M 3, Rizqy W 4, Virda Hersy L. S 5, Wakhid Ahmad Jauhari

Lebih terperinci

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X I Wayan Sukania 1), Oktaviangel 2), Julita 3) Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 1) Program

Lebih terperinci

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan lintasan produksi seoptimal mungkin merupakan tujuan yang ingin dicapai tiap industri. Penggunaan lintasan produksi secara optimal dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin. Farhan Mutaqin. Institut Teknologi Bandung

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin. Farhan Mutaqin. Institut Teknologi Bandung Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin Farhan Mutaqin Institut Teknologi Bandung Catatan Penulis Farhan Mutaqin, Program Studi Teknik Industri. Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Alpine Cool merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. Produk yang dihasilkan perusahaan adalah Refigerator System atau yang lebih dikenal dengan sebutan panel pendingin. Dari

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel Acara Sub acara : Praktikum Food Processing & Technology : Praktikum teknologi baking Hari / tanggal : Selasa / 25 Maret 2014 Tempat Prinsip Tujuan : Lab Gizi STIKes Widya Cipta Husada Malang : Prinsip

Lebih terperinci

BAB 6 USULAN DAN ANALISIS

BAB 6 USULAN DAN ANALISIS BAB 6 USULAN DAN ANALISIS 6.1 Stasiun Kerja Usulan Berikut merupakan nama-nama stasiun kerja usulan yang digunakan untuk memproduksi toy Nxxxx. Pada usulan ini terdapat 27 stasiun kerja, berikut merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

ANALISIS TATA LETAK FASILITAS (Studi Kasus: UKM Sandal AMORITA S)

ANALISIS TATA LETAK FASILITAS (Studi Kasus: UKM Sandal AMORITA S) ANALISIS TATA LETAK FASILITAS (Studi Kasus: UKM Sandal AMORITA S) Dinda Puspita Mandiri Harianto Jurusan Teknik Industri, FTI, Universitas Gunadarma dindapmandiri@gmail.com Abstrak Perancangan tata letak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan sistem kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancanganterbaik dari system kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Identitas Judul Mata Kuliah : PERANCANGAN KERJA DAN STUDI GERAKAN SKS : 3(1-2) Semester : 4 PK : MANAJEMEN INDUSTRI Prasyarat : - Pengajar : Ir. Purana Indrawan, MP (PJMK) Annisa Kartikawati, STP, MT Angga

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Penarikan kesimpulan diperoleh dari hasil pengolahan data serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya. Adapun beberapa kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) Widya Nurcahayanty Tanjung 1, Fauzan Hariz Harimansyah E-mail: widya@uai.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. MS Bakery adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan (food industri).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan tata letak fasilitas manufaktur dapat berpengaruh secara langsung terhadap aliran material didalam pabrik. Tata letak pabrik yang baik dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Kidung Agung Food terkenal dengan produk kacang atom serta berbagai macam kudapan tradisional Indonesia (kuping gajah, plintiran dan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Perencanaan Tata Letak Perencanaan tata letak dapat dikemukakan sebagai proses perancangan tata letak, termasuk di dalamnya analisis, perencanaan, desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas. Dalam suatu industri manufaktur, tercapainya output merupakan target yang harus dicapai terutama dalam divisi produksi. Akan tetapi untuk mencapai target output

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 36-41 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Suharto Tahir *, Syukriah

Lebih terperinci

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat 60 LAMPIRAN A. PERHITUNGAN NERACA MASSA WAFER STICK Neraca massa didasarkan pada kapasitas produksi wafer stick yang dihasilkan sebesar 7.128,02 kg/ hari dengan berat tepung terigu 4.564,91 kg terigu/

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah 57 Observasi Lapangan Pengamatan dilakukan pada bagian perakitan resleting PT. Fajarindo Faliman Zipper. Untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab 2 ini merupakan dasar pengembangan peneliti dalam melakukan penelitian agar menjadi suatu yang terarah. Tinjauan pustaka berisi mengenai studi penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut pada tahun 1991. Kemudian

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN Disusun Oleh: Risya Yuthika (1102120156) Septi Kurniawan (1102130054) Tio Auzan Hawali (1102120067) Nenden Widha Soraya (1102120157) Achmad Rizaldi

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN By: Rini Halila Nasution, ST, MT STUDI GERAKAN Studi gerakan atau yang biasanya disebut dengan motion study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Tata letak Awal

BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Tata letak Awal BAB V ANALISIS Perencanaan ulang tata letak fasilitas dan aliran material merupakan permasalahan yang sering muncul pada sebuah lantai produksi. Proses yang kompleks dengan melibatkan semua stasiun kerja

Lebih terperinci

PETA KERJA UNTUK ANALISA KERJA KESELURUHAN

PETA KERJA UNTUK ANALISA KERJA KESELURUHAN PETA KERJA UNTUK ANALISA KERJA KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA PETA KERJA Peta Kerja : alat yg menggambarkan kegiatan kerja secara

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK Konsumsi Semen PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA DAN KANAN Cut Ita Erliana 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Rahim Matondang 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mendukung di antara masing-masing bagian. Bagian produksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. saling mendukung di antara masing-masing bagian. Bagian produksi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan harus mampu mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara tepat. Untuk itu diperlukan suatu sistem kerja yang saling mendukung di antara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Tata Letak Pabrik, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan analisa

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Risthia Eriana Putri 1, Hery Irwan 2,Zaenal Arifin 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau

Lebih terperinci

IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO

IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO A. Sistem Produksi Produk Roti Manis (sweet bread) PT Nippon Indosari Corpindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan di pool tipar cakung, analisa yang akan dikembangkan adalah perbaikan layout dan aliran kendaraan.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA LABORATORIUM MENENGAH TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK/KALIMALANG 05 Modul Peta Peta Kerja (Work

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tata Letak Pabrik atau Fasilitas Tata letak pabrik atau fasilitas produksi dan area kerja adalah masalah yang kerap kali kita jumpai dalam teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat dapat menyebabkan lamanya waktu untuk pemindahan bahan

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat dapat menyebabkan lamanya waktu untuk pemindahan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tata letak dan penanganan bahan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja dari suatu industri. Tata letak yang kurang tepat

Lebih terperinci