Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin. Farhan Mutaqin. Institut Teknologi Bandung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin. Farhan Mutaqin. Institut Teknologi Bandung"

Transkripsi

1 Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin Farhan Mutaqin Institut Teknologi Bandung Catatan Penulis Farhan Mutaqin, Program Studi Teknik Industri. Institut Teknologi Bandung Korespondensi mengenai penelitian ini harus diajukan kepada Farhan Mutaqin Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganeca No. 10, Bandung f1996@ymail.com

2 2 ABSTRAK Perancangan sistem kerja adalah ilmu yang berisi teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan sistem kerja yang terbaik. Penerapan teknik dan prinsip kerja tersebut digunakan untuk mengatur komponen pada sistem kerja agar mencapai kondisi EASNE, yaitu Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien. Pada penelitian ini, sistem kerja yang penulis pilih adalah sistem kerja pada Warung Sadikin. Warung Sadikin merupakan warung yang terletak di Jalan Cisitu Lama no 8 Dago Bandung, dekat gerbang Cisitu Permai. Warung ini menjual makanan dan minuman seperti mie instan, roti bakar, bubur, susu, kopi, dan sebagainya. Warung ini beroperasi 24 jam dengan 2 pekerja masing-masing bekerja 12 jam. Pergantian kerja dilakukan pada jam dan Sistem kerja pada Warung Sadikin memiliki beberapa kelemahan seperti sistem kerja yang belum efisien, terdapat beberapa waste yang dilakukan pekerja, kondisi lingkungan kerja yang kurang baik. dan peletakkan bahan dan peralatan yang kurang sesuai. Pada penelitian ini, penulis akan lebih memfokuskan pada bahasan perubahan sistem kerja yang kurang efisien serta peletakkan bahan dan peralatan yang kurang sesuai sehingga masih bisa diperbaiki lagi. Proses kerja yang dimaksud adalah proses pembuatan 1 buah mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine. Hasil pada penelitian ini didapat bahwa ternyata terdapat waktu menunggu yang lama pada konsumen yang disebabkan terdapat waktu delay yang cukup signifikan pada pekerja dalam melakukan pekerjaannya serta layout Warung Sadikin yang masih bisa diubah untuk meminimasi transportasi. Peneliti juga mencantumkan rekomendasi sistem kerja usulan yang telah dibuat untuk meningkatkan produktivitas pada Warung Sadikin. Kata Kunci : Flow Process Chart, waktu tunggu, Flow Diagram, layout, produktivitas

3 3 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Perancangan Sistem Kerja ialah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Ilmi ini merupakan salah satu ilmu didalam disipilin teknik industri, bahkan dilihat dari sejarahnya. Perancangan Sistem Kerja merupakan cikal bakal disiplin ini. 1 Penerapan teknik dan prinsip kerja tersebut digunakan untuk mengatur komponen pada sistem kerja agar mencapai kondisi EASNE, yaitu Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien. Pada penelitian ini, proses perancangan sistem kerja yang ingin diubah adalah sistem kerja yang terdapat pada Warung Sadikin. Warung Sadikin merupakan warung yang terletak di Jalan Cisitu Lama no 8 Dago Bandung. Warung ini menjual makanan dan minuman seperti mie instan, roti bakar, bubur, susu, kopi, dan sebagainya. Warung ini beroperasi 24 jam Pergantian kerja dilakukan pada jam dan Penelitian ini memfokuskan pada proses kerja pembuatan mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine. Warung Sadikin memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sistem kerja yang belum efisien, terdapat beberapa waste yang dilakukan pekerja, kondisi lingkungan kerja yang kurang baik. dan peletakkan bahan dan peralatan yang kurang sesuai. Kelemahan ini menyebabkan terdapat beberapa pengunjung kurang nyaman dan memiliki waktu tunggu yang lama. Oleh karena itu, pada Warung Sadikin perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan service level pada konsumen. Tujuan Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Menentukan sistem kerja yang sesuai pada Warung Sadikin Menentukan layout yang tepat pada Warung Sadikin Manfaat Penelitian berikut : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada Warung Sadikin sebagai 1 Iftikar Z. Sutalaksana, et al., Teknik Perancangan Sistem Kerja (Bandung:Penerbit ITB, 2006), hlm. 1

4 4 Warung Sadikin dapat mengurangi waktu tunggu yang terjadi pada pekerja dan konsumennya Warung Sadikin dapat meningkatkan produktivitasnya Dengan peningkatan produktivitas, Warung Sadikin diharapkan dapat meningkatkan profitnya juga Kajian Pustaka Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsipprinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan.teknikteknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, peralatan kerja, bahan, serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta aman, sehat, dan nyaman bagi pekerja. Tujuan perancangan sistem kerja yang demikian itu disingkat EASNE, yaitu Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien. 2 Pada penelitian ini, perancangan sistem kerja dilakukan menggunakan peta-peta kerja. Peta kerja merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu sistem kerja secara sistematis dan jelas. Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 peta kerja keseluruhan, yaitu flow process chart dan diagram aliran. Flow process chart atau FPC menggambarkan aliran material, pekerja, atau informasi dalam suatu kegiatan produksi. Tujuan pemetaan dengan FPC adalah untuk mengetahui aliran material atau pekerja dan memberikan informasi jumlah operasi yang dikerjakan dan waktu operasinya. Dalam mengidentifikasi masalah, informasi yang dianalisis didapat dari 7 waste, yaitu over production, idle time, transportation, production process, inventory, non-value added motions, dan defects. Waste atau pemborosan merupakan hal-hal yang tidak memberikan nilai tambah yang harus direduksi atau dihilangkan. 2 Ibid, hlm. 6

5 5 Sedangkan dalam merancang sistem kerja dengan gerakan kerja ekonomis diperlukan penerapan prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan aspek tubuh manusia dan gerakannya, pengaturan tata letak tempat kerja, dan perancangan peralatan.

6 6 Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan langsung / observasi pada pekerja Warung Sadikin. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data-data yang bersifat tidak umum seperti jam buka, jumlah karyawan, dan sebagainya. Sedangkan metode pengamatan langsung dilakukan untuk pengumpulan data yang langsung dapat dilihat, seperti urutan pekerjaan dan waktu pekerjaan. Subjek Penilitian Subjek pada penelitian ini adalah salah satu pekerja yang saat itu sedang melaksanakan pekerjaannya di Warung Sadikin saat peneliti melakukan observasi, yaitu Bapak Agni. Data Penelitian Data pada penelitian ini berisikan tentang waktu-waktu pekerjaan saat pengukuran serta gambar kondisi layout eksisting yang akan dicantumkan pada lampiran. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data, yaitu waktu pekerja melakukan pekerjaannya pada penelitian ini menggunakan metode pengukuran waktu jam henti. Pengukuran waktu menggunakan jam henti seringkali digunakan karena merupakan cara yang paling banyak dikenal. Selain itu, alasan lainnya pengukuran waktu menggunakan jam henti juga sering digunakan karena kesederhanaan aturan-aturan pengukuran yang dipakai. 3 Pengukuran jam henti digunakan pada penelitian ini karena caranya yang praktis sehingga peneliti dapat mengumpulkan data dengan mudah. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Flow Process Chart (Peta Aliran Proses) dan Flow Diagram (Diagram Aliran). Metode Peta Aliran Proses digunakan untuk mengetahui dan menghilangkan aktivitas yang tidak perlu, mengubah tempat kerja, mengubah waktu atau urutan kerja, serta menyederhanakan atau memperbaiki metode kerja. Sedangkan Diagram aliran berfungsi untuk melengkapi Peta Aliran Proses. Penganalisisan suatu proses kerja akan lebih sempurna apabila kita mengetahui lokasi tempat mesin, tempat 3 Ibid, hlm. 133

7 kerja, daerah kerja, dan arah gerakan dari bahan, perlengkapan, atau orang selama proses tersebut berlangsung Ibid., hlm. 43

8 8 Hipotesis Hipotesa awal peneliti pada saat melakukan penilitian adalah sebagai berikut : Proses menunggu yang lama pada konsumen disebabkan banyaknya transportasi yang terjadi pada pekerja. Banyaknya transportasi yang terjadi dikarenakan tata letak Warung Sadikin masih belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Selain transportasi, proses menunggu pada konsumen juga disebabkan karena urutan pengerjaan yang masih kurang efisien sehingga terdapat delay pada pekerja.

9 9 Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil-Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian didapat urutan proses kerja, jumlah operasi, pemeriksaan, transportasi, menuggu penyimpanan, beserta waktunya direpresentasikan dalam flow process chart sebagai berikut : Lampiran Gambar 1 Berdasarkan flow process chart eksisting diatas, terdapat 35 jumlah operasi dengan jumlah waktu 111,32 detik, 13 transportasi dengan jumlah waktu 46,32 detik, proses menunggu / delay sebanyak 3 selama 238,2 detik, dan tidak ada proses pemeriksaan dan penyimpanan. Sedangkan untuk urutan aliran material dari awal pembuatan mie, pembuatan telur dadar, pembuatan ovaltine, hingga pemberian kepada pelanggan direpresentasikan pada diagram aliran proses sebagai berikut : Lampiran Gambar 3 Pembahasan Pada flow process chart eksisting, terdapat 35 jenis operasi yang memiliki waktu total sebesar 111,32 detik, 13 jenis transportasi yang memiliki waktu total sebesar 46,32 detik, dan proses menunggu / delay sebanyak 3 dengan waktu total sebesar 238,2 detik. Waktu operasi ini meliputi proses pembuatan mie, telur, dan minuman ovaltine dari awal persiapan hingga pemberian ke pelanggan. Jarak total transportasi yang dilakukan oleh operator sebesar 36,92m, yaitu meliputi transportasi ke tempat perebusan mie, ke tempat peralatan, ke tempat penggorengan telur, ke tempat penyimpanan bahan, ke tempat penyimpanan air, ke tempat penyimpanan es, dan ke transportasi ke pembeli. Proses yang dilakukan pada kondisi eksisting adalah mengambil mie dari penyimpanan mie, transportasi ke tempat pembuatan mie, menaruh panci diatas kompor 1, membuka bungkus mie dan bumbunya, mengambil telur, transportasi ke tempat peralatan, mengambil alat pengadukan, memecahkan dan memasukkan telur ke pengadukan, membuang kulit telur, mengaduk telur, transportasi ke tempat penggorengan telur, menyalakan kompor 3, memasukkan telur ke wajan, menunggu telur sampai matang, transportasi ke tempat peralatan, mengambil piring, transportasi ke tempat penggorengan telur, mematikan kompor 3, menaruh telur ke dalam piring, transportasi ke tempat peralatan,

10 10 mengambil mangkok, transportasi ke tempat perebusan mie, memasukkan bumbu mie ke dalam mangkok, menunggu mie matang, mematikan kompor 1, mengangkat panci, mengeringkan dan menuangkan mie ke mangkok, menaruh telur ke mangkok, transportasi mie ke pembeli, memberikan pesanan ke pembeli, transportasi kembali ke tempat peralatan, mengambil gelas dan sendok, menuangkan susu kental manis, menunggu penuangan susu kental manis, menggunting minuman sachet, menuangkan sachet minuman ke gelas, transportasi ke tempat penyimpanan, memberikan gula kedalam gelas, transportasi ke tempat penyimpanan, memberikan gula kedalam gelas, menuangkan air, mengaduk minuman, transportasi ke tempat pengambilan es batu, mengambil es batu, menuangkan es batu, mengambil sedotan, mengantarkan minuman ke pembeli dan terakhir memberikan minuman ke pembeli. Kompor 1 merupakan kompor perebusan mie, kompor 2 merupakan kompor perebusan air, dan kompor 3 merupakan kompor untuk menggoreng telur dadar. Pada proses eksisting, dapat dilihat banyak sekali pemborosan seperti transportasi yang banyak, proses menunggu yang seharusnya bisa dilakukan untuk hal lain, serta proses yang redundant. Pemborosan disini disebabkan karena tata letak pabrik dan peralatan yang masih belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Proses menunggu / delay terjadi 3x pada flow process chart eksisting, yaitu menunggu telur sampai matang, menunggu mie sampai matang, dan menunggu penuangan susu kental manis. Tidak ada proses pemeriksaan / inspeksi dan penyimpanan pada proses pembuatan mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine di peta aliran proses tersebut. Sehingga waktu total dari seluruh kegiatan pembuatan mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine adalah 395,84 detik. Sedangkan pada diagram aliran eksisting, terlihat bahwa banyak ketidakefisienan terutama dalam tata letak perancangan stasiun kerja. Di mana peletakan tersebut mengakibatkan seringnya pekerja melakukan transportasi dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dengan jarak tempuh yang lumayan besar. Selain masalah transportasi, ketinggian kompor juga harus dirancang untuk memenuhi kondisi ideal bagi pekerja. Sehingga dibutuhkan perbaikan tata letak stasiun kerja dan pendekatan antropometri untuk mengoptimalkan proses pembuatan mie goreng telur dan minuman ovaltine sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Rekomendasi yang Diajukan Peneliti mengajukan urutan proses kerja dengan flow process chart sebagai berikut : Lampiran Gambar 2

11 11 Pada flow process chart eksisting, proses yang terlihat berbeda signifikan dengan flow process chart usulan adalah proses transportasi. Proses transportasi yang terjadi pada flow process chart eksisting dilakukan sebanyak 13 kali sehingga menyebabkan waktu yang diperlukan oleh operator menyelesaikan pekerjaannya lebih lama dan energi yang dikeluarkan lebih besar. Sedangkan pada kondisi usulan, terdapat perubahan layout pada warung sadikin sehingga tempat penyimpanan bahan, tempat penggorengan telur dadar, tempat peralatan, tempat perebusan mie, serta tempat perebusan air ditempatkan pada bagian yang berdekatan satu sama lain sehingga operator tidak melakukan banyak perpindahan dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu, terdapat juga perubahan dengan menghilangkan meja menjadi ruang kosong sehingga operator tidak perlu memutar dalam mengantarkan pesanan ke pelanggan. Perbedaan proses transportasi waktu pada transportasi antara kondisi eksisting dan usulan mencapai 40,32 detik sehingga pada kondisi usulan, proses transportasi yang dilakukan operator dalam membuat mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine hanyalah 6 detik. Perbedaan operasi antara flow process chart eksisting dan usulan adalah perbedaan urutan pengerjaan yang dilakukan operator. Pada kondisi eksisting, proses pembuangan antara bungkus mie, sachet minuman, dan kulit telur dilakukan secara terpisah. Hal ini merupakan gerakan pemborosan, sehingga pada kondisi usulan, ketiga sampah tersebut dibuang secara bersamaan. Proses operasi yang lain yang berbeda adalah pada saat kondisi eksisting, urutan hal yang dilakukan operator adalah membuat mie terlebih dahulu, lalu membuat telur, selanjutnya mengantarkan mie dan telur kepada pelanggan, membuat minuman ovaltine, dan terakhir mengantarkan minuman kepada pelanggan. Sedangkan pada kondisi usulan, urutan hal yang dilakukan operator adalah membuat mie terlebih dahulu, selanjutnya sambil menunggu mie matang, operator membuat minuman dan telur terlebih dahulu, dan terakhir mengantarkannya ke pelanggan. Dengan kondisi usulan ini, operator akan meningkatkan tingkat efisiensi pekerjaannya dan mengurangi jumlah transportasi yang terjadi. Perbedaan proses menunggu / delay pada kondisi existing dan kondisi usulan adalah pada kondisi eksisting, proses menunggu terjadi pada pembuatan telur hingga matang, lalu proses menunggu pembuatan mie hingga matang, dan setelah itu dilakukan pembuatan ovaltine dan proses menunggu saat menuangkan susu kental manis. Sedangkan pada kondisi usulan, proses yang terjadi adalah pembuatan mie terlebih dahulu, selanjutnya dilanjutkan pembuatan minum, dan terakhir pembuatan telur, sehingga proses menunggu yang terjadi pada pembuatan mie hingga matang hanyalah sedikit karena tertutup oleh pekerjaan pekerjaan yang lain. Berkurangnya proses menunggu / delay ini akan mengurangi waktu menganggur pada operator sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien.

12 12 Sedangkan untuk flow diagram usulan yang peneliti sarankan adalah sebagai berikut: Lampiran Gambar 4 Pada kondisi eksisting, terdapat beberapa aspek yang dipertimbangkan untuk diubah, yakni tata letak stasiun kerja berupa penempatan setiap stasiun kerja agar penempatan tersebut optimal bagi pekerja untuk menjangkau segala alat dan bahan dalam proses pembuatan mie goreng dan minuman ovaltine. Dapat dilihat dari flow diagram usulan, terjadi beberapa perubahan stasiun kerja. Yang pertama adalah pemindahan tempat penyimpanan bahan yang semula berada pada etalase warung dipindah menjadi di atas tempat perebusan mie, perebusan air, dan penggorengan telur. Peletakan meja tempat penggorengan pada kondisi usulan juga diubah, di mana susunan dari kanan ke kirinya yaitu tempat perebusan air, tempat perebusan mie, tempat penggorengan telur, dan tempat peralatan. Usulan ini memungkinkan pekerja untuk meminimasi transportasi dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lain. Dengan kondisi usulan tersebut, diharapkan pekerja dapat melakukan aktivitas tanpa harus berpindah dan berjalan, tapi hanya membutuhkan pergerakan posisi badan dalam proses pembuatan mie. Perubahan peletakan meja tempat penggorengan juga sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja, yaitu meletakkan material dan peralatan di tempat yang mudah dan cepat untuk dijangkau dan menentukan urutan peletakkan bahan dan material sesuai dengan urutan prosesnya. Sedangkan dalam proses pembuatan minuman ovaltine, usulan yang diberikan adalah dengan menaruh minuman saset pada bagian kanan tempat penyimpanan sehingga pekerja dapat tetap dengan mudah menjangkau minuman saset. Selain itu, letak tempat es batu juga dipindahkan dari yang semula ditaruh pada meja di sebrang tempat perebusan mie menjadi di bawah tempat penggorengan telur. Dengan memosisikan tempat es batu di bawah tempat penggorengan telur, pekerja dapat meminimasi perputaran badan untuk pengambilan es pada kondisi eksisting walaupun terjadi keterbatasan ruang peletakan tempat es batu. Dengan dipindahkannya beberapa stasiun kerja yang telah disebutkan, secara otomatis tempat penggorengan ketan hitam dan kacang hijau akan berubah. Tempat penggorengan kacang hijau dan ketan hitam disarankan untuk ditaruh pada meja sebrang tempat perebusan mie dikarenakan sedikitnya permintaan kacang hijau dan ketan hitam oleh pelanggan Warung Sadikin. Sehingga ketika ada pemesanan kacang hijau dan ketan hitam, hal yang dilakukan oleh pekerja Warung Sadikin antara lain adalah memindahkan panci penggorengan telur ke meja

13 13 sebrang tempat perebusan air dan memindahkan wajan penggorengan kacang hijau atau ketan hitam (sesuai dengan permintaan pelanggan) pada tungku tempat penggorengan telur sebelumnya. Hal ini juga untuk meminimasi penggunaan alat penggorengan yang semula pada kondisi eksisting berjumlah lima menjadi tiga pada kondisi usulan. Pengalihfungsian meja tempat penyimpanan bahan dijadikan tempat nampan untuk menaruh makanan dan minuman yang dipesan oleh pelanggan. Tempat nampan juga diletakkan pada letak meja tempat penyimpanan bahan sebelumnya karena pada kondisi usulan ini dilakukan penghilangan meja yang tidak begitu penting dalam keberjalanan bisnis Warung Sadikin. Usulan tersebut menghasilkan ruang kosong tempat pekerja menghidangkan pemesanan pelanggan kepada tempat makan sesuai dengan tata letak sebelumnya. Dengan kondisi ini, tingkat produktivitas pekerja Warung Sadikin meningkat seiring dengan berkurangnya jumlah transportasi yang berhubungan dengan jarak pindah dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Serta kondisi ini mendukung sistem kerja dalam meminimasi musculoskeletal disorder (MSD) yang diakibatkan oleh tinggi tempat penggorengan telur pada kondisi sebelumnya. Dari penjelasan di atas, didapatkan kondisi optimal dalam peletakan stasiun kerja untuk pekerja dalam proses pembuatan mie goreng telur dan minuman ovaltine. Untuk memudahkan, layout pada Warung Sadikin pada kondisi eksisting dan usulan digambarkan sebagai berikut : Lampiran Gambar 5 Lampiran Gambar 6

14 14 Penutup Kesimpulan Perancangan Sistem Kerja ialah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Perancangan sistem kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perancangan ssistem kerja Warung Sadikin dengan identifikasi masalah dari 7 waste, perbaikan sistem kerja menggunakan peta kerja flow process chart dan flow diagram, serta perancangan sistem kerja yang dilakukan berdasarkan prinsip ekonomi gerakan. Dari FPC eksisting, dapat dilihat banyak sekali pemborosan seperti transportasi yang banyak, proses menunggu yang seharusnya bisa dilakukan untuk hal lain, serta proses yang redundant. Pemborosan disini disebabkan karena tata letak pabrik dan peralatan yang masih belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Sedangkan pada diagram aliran eksisting, terlihat bahwa banyak ketidakefisienan terutama dalam tata letak perancangan stasiun kerja. Di mana peletakan tersebut mengakibatkan seringnya pekerja melakukan transportasi dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dengan jarak tempuh yang lumayan besar. Sehingga pada kondisi usulan, peneliti menyarankan untuk mengubah urutan proses kerja yang dilakukan pekerja Warung Sadikin serta melakukan perubahan layout. Perubahan urutan proses sistem kerja dan perubahan layout dijelaskan pada FPC usulan dan Diagram Aliran usulan yang terdapat pada lampiran. Rekomendasi Penelitian Berikutnya Peneliti menyarankan untuk penelitian berikutnya lebih diperdalam lagi bukan hanya tentang sistem kerjanya, tapi postur tubuh saat bekerja, lingkungan kerja yang masih belum baik, serta visual display dari menu. Karena selain sistem kerja, beberapa hal yang disebutkan diatas juga mempengaruhi produktivitas dari Warung Sadikin.

15 15 Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada Dr.Ir. Iftikar Zahedi Sutalaksana yang telah mengajari peneliti ilmu-ilmu tentang teknik dan perancangan sistem kerja selama 1 semester terakhir ini. Selain itu peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Orang Tua peneliti karena kedua Orang Tua sangat mendukung dan membantu sehingga penelitian ini dapat selesai. Peneliti juga berterimakasih kepada Yasser Apriliano karena telah mengajarkan cara-cara untuk merapihkan laporan serta membantu dalam proses pembuatan flow diagram dan layout. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman peneliti seperti Aditya Binowo, Welly Sijabat, Demetrius Bagas, Davin Kurnia karena telah membantu dan menyemangati pembuatan penelitian ini hingga penelitian ini dapat selesai. Selain itu, tak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada asisten LRSKE karena berkat modul-modul PPST yang diberikan membuat peneliti lebih mengerti bagaimana cara merancang sistem kerja yang baik, terutama pada modul 2.

16 16 Pustaka Acuan Asisten Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II. (2016). Modul 2 Pemetaan Kondisi Eksisting dan Analisis Metode Kerja, Bandung: ITB Asisten Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II. (2016). Modul 4 Standardisasi Sistem Kerja, Bandung: ITB Hidayat, W. N. (2014). Jenis-Jenis Metode Penelitian Beserta Contohnya. Retrieved from website : beserta.html Mahasiswa Teknik Industri Telkom. (2014). Analisis Perancangan Kerja. Retrieved from website: Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja, Bandung: Penerbit ITB Bandung.

17 17 Lampiran Menunggu telur sampai matang Transportasi ke tempat peralatan 1 150,7 0,7 1 1,4 Mengambil piring 1 2,1 Transportasi ke tempat penggorengan telur 0,7 1 1,6 Mematikan kompor 3 1 1,3 Menaruh telur ke dalam piring Transportasi ke tempat peralatan 1 4,3 0,7 1 2,3 Mengambil mangkok 1 2,32 Transportasi ke perebusan mie Memasukkan bumbu mie ke dalam mangkok 1,13 1 2,22 1 3,3 Menunggu mie matang 1 80,3 Mematikan kompor 1 1 1,3 Mengangkat panci 1 3,6 Mengeringkan dan menuangkan mie ke mangkok Menaruh telur ke mangkok Transportasi mie ke pembeli Memberikan pesanan ke pembeli Transportasi kembali ke tempat peralatan Mengambil gelas dan sendok Menuangkan susu kental manis Menunggu penuangan susu kental manis Menggunting minuman sachet Menuangkan sachet minuman ke gelas Transportasi ke tempat penyimpanan Memberikan gula kedalam gelas Transportasi ke tempat penyimpanan air 1 13,5 1 2, ,2 1 2,1 10,13 1 9,5 1 4,5 1 1,7 1 7,2 1 2,6 1 2,3 0,8 1 1, ,8 1 1,2 Menuangkain air 1 1,4 Mengaduk minuman 1 14,3 Transportasi ke tempat pengambilan es batu 0,9 1 1,5 Mengambil es batu 1 1,3 Menuangkan es batu 1 3,6 Mengambil sedotan 1 1,5 Mengantarkan minuman ke pembeli Memberikan minuman ke pembeli ,3 1 2,1 Gambar 1 FPC Eksisting

18 Mengambil sedotan 1 1,5 Mengambil telur 1 2,2 18 Mengambil alat pengadukan 1 2,3 Memecahkan dan memasukkan telur ke pengadukan Membuang kulit telur, bungkus mie dan bumbu mie, dan sachet minuman 1 3,2 1 2,1 Mengaduk telur 1 6,5 Menyalakan kompor 3 1 1,3 Memasukkan telur ke wajan 1 2,3 Mengambil piring 1 2,1 Menunggu telur matang 1 148,6 Mematikan kompor 3 1 1,3 Menaruh telur ke dalam piring 1 4,3 Mengambil mangkok 1 2,32 Memasukkan bumbu mie ke dalam mangkok 1 3,3 Menyalakan kompor 2 1 1,3 Menunggu mie matang 1 5,48 Mematikan kompor 1 1 1,3 Mengangkat panci 1 3,6 Mengeringkan dan menuangkan mie ke mangkok Menaruh telur ke mangkok Transportasi mie, telur, dan minuman ke pembeli Memberikan pesanan ke pembeli 1 13,5 1 2, ,1 Gambar 2 FPC Usulan

19 19 Gambar 3 Diagram Aliran Eksisting Gambar 4 Diagram Aliran Usulan

20 20 Gambar 5 Layout Eksisting Gambar 6 Layout Usulan

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.4

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.4 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.4 1. Cara membuat mi instan 1. Setelah air mendidih masukkan mi ke dalam air dan tunggu sampai bentuk mi berubah menjadi lebih empuk!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Strategi proses memiliki dampak besar terhadap perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Strategi proses memiliki dampak besar terhadap perencanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan strategi proses dilakukan sebagai alternatif pengambilan keputusan operasional setelah melakukan perancangan produk dan jasa. Strategi proses mengacu

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado PETA-PETA KERJA Oke Sofyan,Ita Novita Sari Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta Kampus J Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali, kalimalang, Bekasi Telp: (021) 94122603 Email:

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja Teknik Tata Cara Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan suatu rancangan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Identitas Judul Mata Kuliah : PERANCANGAN KERJA DAN STUDI GERAKAN SKS : 3(1-2) Semester : 4 PK : MANAJEMEN INDUSTRI Prasyarat : - Pengajar : Ir. Purana Indrawan, MP (PJMK) Annisa Kartikawati, STP, MT Angga

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) 1 Setelah mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah

Lebih terperinci

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PEMBUATAN DONAT Siapkan dan timbang tepung terigu Tambah gula, mentega, telur campur rata Setelah tercampur, potong dan bentuk bulat kecil Diamkan sejenak agar adonan

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN (Improving The Plug Assembling Method Through The Left and Right Hand Motions) I Wayan Sukania*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam kemasan yang merupakan unit usaha kecap kedelai dan saus dengan badan hukum Nomor 23. Kegiatan bisnis

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui petapeta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Produk Produk yang telah dibuat dalam peta-peta kerja ini adalah meja lipat. Komponennya terdiri dari alas yang berukuran 50 cm x 33 cm, kaki meja yang berukuran

Lebih terperinci

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA ) Priscilla Tamara, 2) Peniel I. Gultom, 3) Erni Junita Sinaga,3) Program Studi Teknik Industri D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Peta Kerja Peta kerja ( Peta Proses process chart ) merupaka alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir (Sritomo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA O U T L I N E Peta Kerja Peta Kerja Keseluruhan Peta Kerja Setempat Standard Operation Procedure PETA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri telah memberikan pengaruh terhadap budaya lingkungan pekerjanya. Banyak perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika telah mengadopsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN I Wayan Sukania, Oktaviangel 2, Julita 2. Staf pengajar Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Untar 2. Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA Jurusan Teknik Industri Semester Genap 2015/2016 Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA 5 Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/

Lebih terperinci

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X I Wayan Sukania 1), Oktaviangel 2), Julita 3) Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 1) Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri DEFINISI Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja MACAM Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri Peta Pekerja dan Mesin : Menggambarkan Koordinasi

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, semakin berkembangnya dunia bisnis dalam suatu perusahaan menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam banyak hal,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R. 0810670002 CONTOH OPC DAN FPC Peta Proses Operasi (OPC) dan Peta Aliran Proses (FPC) merupakan dua jenis peta kerja digunakan untuk mengetahui secara jelas proses

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % OVER PRODUCTION Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % No Tipe Pemborosan TL 1 TL 2 TL 3 TL 4 RATA-RATA RANKING 1 Produk Cacat (Defect) 3 3 2 2 2.5 1 2 Waktu Tunggu (Waiting) 1 1 1 0 0.75 6 3 Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya persaingan usaha yang semakin ketat tentunya menuntut setiap perusahaan untuk memiliki efisiensi dan efektivitas yang tinggi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah Bagaimana cara membuat desain tempat bahan memasak yang mudah untuk dijangkau?

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah Bagaimana cara membuat desain tempat bahan memasak yang mudah untuk dijangkau? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, banyaknya kuliner makanan yang berkembang di Indonesia. Perpaduan antara kuliner Indonesia dan asing juga mulai bermunculan. Oleh sebab

Lebih terperinci

vii Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kedai Steak Purwakarta merupakan kedai pertama yang menjual steak dan beraneka minuman yang ada di Purwakarta tepatnya di Kelurahan Nagri Tengah. Saat ini terdapat beberapa pesaing yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 43 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah pemecahan masalah yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan penelitian terhadap pokok-pokok permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

Proces Design. Bentuk Mutu. Volume Type. Bentuk. Volume. Bahan. Mutu. Type. Bahan. Plant. Plant

Proces Design. Bentuk Mutu. Volume Type. Bentuk. Volume. Bahan. Mutu. Type. Bahan. Plant. Plant PROCESS DESIGN perencanaan tentang pembuatan produk yang telah ditetapkan pada produk desain dengan mempergunakan alat-alat yang ada atau dapat diadakan dengan caracara seekonomis mungkin Proces Design

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK Konsumsi Semen PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA DAN KANAN Cut Ita Erliana 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Rahim Matondang 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

PETA PETA KERJA. Nurjannah

PETA PETA KERJA. Nurjannah PETA PETA KERJA Nurjannah Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 2006) Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA NON SATRALatihan Soal 6.17

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA NON SATRALatihan Soal 6.17 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA NON SATRALatihan Soal 6.17 1. Bacalah teks di bawah ini! (1) Bacalah judul dan keterangan yang ada dalam formulir. (2) Isilah formulir sesuai dengan petunjuk.

Lebih terperinci

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra (09403241002) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 A. Ringkasan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan Dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun di PT. Surya Alam Rekananda pada proses pengeringan jagung, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

benda di sekitar pelajaran 5

benda di sekitar pelajaran 5 benda di sekitar pelajaran 5 banyak benda yang ada di sekitar rumah seperti meja kursi gelas koran dan kacamata semua benda itu ada gunanya tahukah kamu nama dan guna benda 60 cinta berbahasa indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu memiliki tujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan meniminasi semua jenis biaya, hal ini tidak lain dimaksudkan untuk mendapatkan profit

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan sistem kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancanganterbaik dari system kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS CAFE MARTABAK MANIS BANGKA BERKONSEP WIFI & ONLINE

PROPOSAL BISNIS CAFE MARTABAK MANIS BANGKA BERKONSEP WIFI & ONLINE PROPOSAL BISNIS CAFE MARTABAK MANIS BANGKA BERKONSEP WIFI & ONLINE DISUSUN OLEH : PETER MINARDI LUKITO NIM : 201481079 UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL Disusun oleh : Kelompok 6 Kelompok 10 1. Nika Awalistyaningrum (9118) 2. Esti Rumaningsih (9127)

Lebih terperinci

NUGROHO NIM. I : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

NUGROHO NIM. I : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERANCANGAN ROTARY TABLE UNTUK AKTIVITAS MENYABLON DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ANTHROPOMETRI OPERATOR (Studi Kasus : Produsen Pakaian Jadi Black Bat Industries) Skripsi SIGIT NUGROHO NIM. I 0306059 JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBOROSAN WAKTU YANG TERJADI DI LANTAI PRODUKSI PADA PT. SOLINDO GRAPIKA

ANALISIS PEMBOROSAN WAKTU YANG TERJADI DI LANTAI PRODUKSI PADA PT. SOLINDO GRAPIKA Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PEMBOROSAN WAKTU YANG TERJADI DI LANTAI PRODUKSI PADA PT. SOLINDO GRAPIKA Prihantoro Cahyo Waskitomo 1*, Vinsentius Ariyono 2 Program

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Penarikan kesimpulan diperoleh dari hasil pengolahan data serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya. Adapun beberapa kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

A. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah A. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Di zaman di mana semakin berkembang pesatnya makanan-makanan ringan yang hadir di Indonesia dengan kelezatan dan berbagai macam aneka rasa yang berbeda di banding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap badan usaha yang ada, baik itu yang berbentuk badan usaha manufaktur ataupun badan usaha jasa, pasti ingin mendapatkan keuntungan. Hal ini memerlukan

Lebih terperinci

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING

Lebih terperinci

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X* Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang sangat penting. fungsi produksi merupakan cost center yang akan menentukan besar atau kecilnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teknik Pengukuran Data Waktu Jam Henti Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, banyak sekali pengusaha yang membuka usaha di bidang kuliner. Hal ini menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan yang bahan utamanya adalah pati. Berbagai bahan berpati dapat diolah menjadi kerupuk,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri saat ini sedang berkembang pesat. Kebutuhan dan selera masyarakat yang semakin banyak ragamnya, serta daya beli masyarakat yang cenderung meningkat

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) Yanti Helianty, Caecilia SW, Mita Lianie Astuti Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Analisis kelayakan finansial atau analisis aspek keuangan usaha perlu

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Analisis kelayakan finansial atau analisis aspek keuangan usaha perlu BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1.1 Aspek Keuangan Analisis kelayakan finansial atau analisis aspek keuangan usaha perlu dilakukan untuk membantu dalam mengembangkan

Lebih terperinci

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Indah Mutiarahma NPM 0532010150 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

GASKY CAFE 7 P DALAM PELAKSANAAN BISNIS MELIPUTI :

GASKY CAFE 7 P DALAM PELAKSANAAN BISNIS MELIPUTI : GASKY CAFE SEKILAS TENTANG GAPSKY CAFE Gapsky Cafe adalah sebuah cafe yang didesain simple namun nyaman sehingga cocok sebagai tempat untuk nongkrong. Berbagai fasilitas disediakan di cafe ini seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya datang dari dalam tetapi datang juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, material, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah bagi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) WORK SYSTEM DESIGN IN DRY-CORN PROCESSING REFER TO ERGONOMIC

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY Wakhid Ahmad Jauhari 1, Arda Candra Faisal Pinastika 2, Chirstina Ayu Kusumawardani 3, Eva Kholisoh 4, Helma Hayu Juniar 5, Rafiq Ramadhan 6,

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Penentuan Tujuan Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods (barang-barang konsumsi) seperti minyak goreng, sabun, makanan kaleng dan sebagainya perlu memiliki persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

41 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

41 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 MINIMASI WASTE DEFECT PADA WORKSTATION CUTTING DAN SEWING DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA 1 Febrina Indri Rumondang, 2 Sri Widaningrum, 3 Pratya Poeri Suryadhini

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING

USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING (ARTAL CAST) CIMAHI UNTUK MENGURANGI WASTE MENGGUNAKAN LEAN MANUFACTURING IMPROVEMENT SUGGESTION OF ALUMINIUM

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat ini Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat pembuatan minuman jika dilihat dari segi antropometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci