METODE PENELITIAN. Tabel 4. Luas lahan sawah, lahan kering, dan hutan jati di Kabupaten Blora

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Tabel 4. Luas lahan sawah, lahan kering, dan hutan jati di Kabupaten Blora"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Keluarga petani miskin subyek penelitian bermukim pada 3 agroekosistem, yaitu dominan sawah, lahan kering, dan hutan jati (cluster sampling), di Kabupaten Blora (Jawa Tengah) (Tabel 4). Tabel 4. Luas lahan sawah, lahan kering, dan hutan jati di Kabupaten Blora Tunjungan 27,9 26,7 39,9 Todanan 31,5 26,1 41,8 Kecamatan Sawah L. kering Hutan Keterangan desa penelitian Dominan sawah Kedungtuban 43,7 21,3 33,3 dekat S. Bengawan Solo, pengairan Cepu 41,9 40,1 9,7 sawah baik, IP padi 300 (3 x padi/thn) Ngawen 40,0 30,0 28,7 Kunduran 43,42 25,5 29,4 kendala air untuk pengairan sawah Dominan lahan kering Bogorejo 26,3 47,7 24,1 lahan kering, sawah tadah hujan dominan, ada penggilingan beras jagung sistem gotong royong kerjakan lahan Blora 36,0 46,6 14,8 perkotaan Banjarejo 26,4 33,5 39,2 Dominan hutan Randublatung 16,6 17,0 65,7 Hutan dgn produksi kayu jati dominan Japah 20,8 24,1 54,3 Jiken 9,6 10,1 80,0 Jati 14,6 13,0 72,0 Sambong 14,4 17,5 66,5 Kradenan 20,7 19,1 59,3 dekat Sungai Bengawan Solo Jepon 23,7 31,1 44,3 dekat kota kabupaten (Blora) dari 3 KPH, nafkah di hutan jati, ada dukungan penelitian sebelumnya Desa-desa penelitian terpilih berada pada zona agroekosistem kecamatan terpilih. Survei lapangan dilakukan pada bulan Juli, Oktober, Desember 2007, Juli, September, November, Desember Survei kategori pertama meliputi : 1. Penjajagan dan penentuan lokasi (kecamatan, desa) penelitian. 2. Pengumpulan data sekunder dari pertemuan, lokakarya, workshop, atau seminar hasil penelitian atau pengkajian di Kab. Blora yang dilakukan P4MI, Badan Litbang Pertanian. 3. Uji coba kuesioner (uji validitas & reliabilitas) dan penyempurnaan kuesioner. Survei kategori kedua adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Pelaksanaan pengumpulan data primer, meliputi : 1. Pengamatan dan melibatkan diri pada keluarga dan komunitas masyarakat dalam konteksnya yang alami (natural setting) (Denzin dan Lincoln, 1994),

2 2. Pengumpulan data primer di tingkat desa dengan kuesioner tidak terstruktur, melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam (indepth interview), yang dilanjutkan pemeriksaan dan editing hasil. 3. Pengumpulan data primer di tingkat keluarga dengan kuesioner terstruktur, yang dilanjutkan pemeriksaan, editing kuesioner dan hasil. Prosedur Pemilihan Contoh Penelitian pertama dilakukan di tingkat desa, kedua di keluarga petani miskin penerima bantuan langsung tunai (BLT) tahun Petani penerima BLT tersebut, juga penerima program bantuan untuk keluarga miskin lain (JPS, BOS, Raskin, PNPM pedesaan, PPK). Petani tersebut di wilayah P4MI (program peningkatan pendapatan petani melalui inovasi) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian di Kabupaten Blora. Kab. Blora ini mewakili daerah lahan kering dan marginal Propinsi Jawa Tengah. Penelitian berusaha membandingkan dua kelompok yang tidak diyakini kesetaraannya, tetapi dianggap cukup layak untuk diperbandingkan (the non equivalent groups design) (Trochim, 2002), berdasarkan zona agroekosistem dominan lahan sawah, lahan kering, atau kawasan hutan jati..populasi penelitian adalah seluruh keluarga petani miskin penerima BLT tahun 2005 di tingkat kecamatan dominan sawah, lahan kering, atau hutan (BPS 2006 a ). Populasi berdasarkan kriteria BLT jumlah KK miskin hasil PSE 05 Kabupaten Blora (BPS 2006 b ). Ketentuan persyaratan jumlah sampel responden (penerima BLT) yang memadai merujuk rumus Slovin (Gulilford dan Fruchter 1973), bahwa persyaratan minimum contoh adalah : n = N/(1 + Ne 2 ) dimana n = ukuran sampel, N = ukuran populasi e = nilai kritis (batas populasi yang digunakan atau persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi). Jika e = 6 persen (0,06), maka nilai minimum (n) pada setiap zona agroekosistem desa-desa sampel yang digunakan, dan telah divalidasi berdasarkan 11 indikator kemiskinan BLT (mengadopsi 14 indikator BLT tahun 2005 dan 8 indikator rekomendasi penelitian kemiskinan oleh BPS Propinsi Jawa Tengah) (denah, Tabel 5). Jumlah minimal keluarga contoh (rumus Slovin) terpilih pada dominan lahan sawah, lahan kering, kawasan hutan jati (e = 6 persen), masing-masing adalah 44,3, 43,4; 43,6; maka setiap zona adalah 44 responden. Keluarga contoh sebagai responden untuk wawancara dengan kuesioner terstruktur (kuantitatif) tersebut adalah (3 x 40) + 10% (120) = 132 responden.

3 Penerima BLT tahun 2005 Kabupaten Blora Penerima BLT 2005 Kec. terpilih dominan sawah (Kedungtuban, Cepu) Penerima BLT 2005 Kec. terpilih dominan lahan kering (Bogorejo, Tunjungan, Todanan) Penerima BLT 2005 Kec. terpilih dominan hutan jati (Randu blatung, Jiken, Japah) Penerima BLT 2005 Desa terpilih dominan sawah (Getas, Klagen, Gondel, Jipang, Panolan, Ngolam) Penerima BLT 2005 Desa terpilih dominan lahan kering (Nglekir, Sambeng, Tempurejo, Kalangan, Tambahrejo, Kajengan, Kd.wungu, Kd.rejo) Penerima BLT 2005 Desa terpilih dominan hutan (Bodeh, Kediren, Ngliron, Bleboh Nglebur, Ngiyono, Sitirejo) Responden penerima BLT 2005 desa terpilih 44 KK Responden penerima BLT 2005 desa terpilih 44 KK Responden penerima BLT 2005 desa terpilih 44 KK Responden perwakilan petani perintis, atau pelopor, petani miskin, pengurus gabungan kelompok tani (Gapoktan), pengurus lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), penyuluh lapang, berjumlah 3 x 30 = 90 responden (Tabel 5). Responden ini sebagai informan data-data di tingkat desa untuk mendukung penelitian di atas, melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam (indepth interview) Tabel 5. Jumlah responden berdasarkan zona agroekosistem di Kab. Blora Desa dominan Kuesioner terstuktur Kuesioner non terstuktur Lahan sawah Lahan kering Kawasan hutan jati Total Desain dan Cara Pengumpulan Data Desain penelitian secara cross sectional studi. Pendekatan penelitian diawali natural setting (Denzin dan Lincoln, 1994). Tahapan lanjutan melalui : 1. Wawancara dengan kuesioner terstruktur (merujuk pada Singarimbun & Effendi, 1982; Touliatos & Compton, 1992; Nawawi & Hadari, 2000), kepada keluarga petani miskin, atau

4 2. Wawancara dengan kuesioner tidak terstruktur (merujuk pada Singarimbun & Effendi, 1982; Touliatos & Compton, 1992; Nawawi & Hadari, 2000); focus group discussion (FGD) (Nawawi & Hadari, 2000) dan wawancara mendalam (indepth interview) (Touliatos & Compton, 1992). Variabel yang diukur, yaitu karakteristik keluarga petani (mikro); sikap keluarga terhadap lingkungan sosial ekonomi, budaya, dan ekologi (Meso); sikap keluarga terhadap dukungan sosial ekonomi, kebijakan (makro); strategi coping (penghematan pengeluaran, peningkatan pendapatan), nafkah berbasis modal sosial; keberfungsian keluarga, dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan) diperoleh dari kuesioner terstruktur. Deskripsi : nafkah keluarga petani miskin, pola nafkah ganda, potensi komoditas sumber nafkah, investasi infrastruktur pengairan P4MI, dan kerawanan pangan desa diperoleh dari kuesioner tidak terstruktur. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, seperti monograpi desa, kecamatan dalam angka, Badan Pusat Statistik (BPS) Blora, seperti Data PSE 05, BLT, Blora dalam Angka, Kesejahteraan Rakyat Blora, Dinas Kesehatan Kab. Blora (status gizi balita, penyakit, ASI Eksklusif, posyandu), Dinas Pertanian dan Bappeda Kabupaten Blora, BPS Jakarta, misal data kemiskinan, Susenas (pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan), (Indeks Pembangunan Manusia, IPM), Modal Sosial dan Kerawanan Sosial}, Departemen Kesehatan Jakarta (Data status gizi balita, penyakit, ASI Eksklusif), P4MI (Badan Litbangtan) Jakarta, diantaranya hasil participatory rural appraisal (PRA) dan base line Kab. Blora, Lab. Sosio UI (2006). Reliabilitas dan Validitas Instrumen Uji coba instrumen (kuesioner) untuk mengetahui pilihan bentuk kuesioner (pernyataan atau pertanyaan), kedalaman, ketepatan pilihan kata, dapat tidaknya suatu pertanyaan ditanyakan, pilihan jawaban yang memungkinkan, serta lama maksimal wawancara, dan pengukuran reliabilitas kuesioner (alpha cronbach). Uji coba kuesioner dilakukan untuk mengetahui : 1. Tingkat kesukaran item, item pertanyaan atau pernyataan terlalu mudah apabila item dijawab benar paling sedikit 75% dari contoh, dan item pertanyaan terlalu sulit apabila item dijawab benar tidak lebih dari 25% dari contoh. 2. Perbedaan item, korelasi antara skor item dengan skor total digunakan korelasi biserial. Item akan dibuang apabila nilai korelasi < 0,3.

5 3. Konsistensi internal masing-masing item satu sama lainnya terhadap konsep dan korelasi dengan skor total digunakan dengan nilai Alpha Cronbach adalah 0,48 0,65, masih pada taraf reliabel. Analisis reliabilitas penelitian menggunakan koefisien alpha Cronbach (skala 0 1). Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai alpha Cronbach minimal 0,70 (Uyanto, 2006). Analisis reliabilitas berguna untuk : (a) mengetahui hubungan antar butir-butir pertanyaan, (b) mendapatkan nilai alpha Cronbach (indeks konsistensi internal skala pengukuran komposit), (c) mengidentifikasi butir-butir pertanyaan yang bermasalah dan harus direvisi atau dihilangkan. Hasil alpha Cronbach untuk peubah atau variabel-variabel komposit penelitian adalah 0,48 0,65 (Tabel 6). Pengujian validitas butir instrumen pada penelitian ini dengan menghitung koefisien korelasi skor butir instrumen dengan skor total instrumen. Butir yang dianggap valid adalah butir instrumen yang skornya mempunyai koefisien korelasi yang signifikan dengan skor total instrumen. Nilai koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih besar dari 0,300 (Uyanto, 2006), maka maka semua butir mempunyai korelasi signifikan dengan skor total tes, maka semua butir tes dianggap valid. Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, diperoleh koefisien korelasi : lingkungan sosial ekonomi (0,532), dukungan sosial ekonomi (0,574), strategi coping aspek penghematan (0,476), peningkatan pendapatan (0,613), nafkah berbasis modal sosial (0,563), Tabel 6. Variabel penelitian dan cara pengukuran Umur bapak, ibu (tahun) Usuran, besar keluarga Pendidikan bapak, ibu (tahun) Pendapatan keluarga Variabel Skala data Item * Cronbach alpha rasio rasio rasio rasio Lingkungan fisik dan perilaku hidup sehat Ordinal (0 2) 12 0,657 Lingkungan sosial ekonomi dan ekologi : sikap Ordinal (1-4) 53 0,576 Dukungan sosial ekonomi dan kebijakan : sikap Ordinal (1-4) 48 0,545 Strategi coping aspek, - Penghematan pengeluaran : - Peningkatan pendapatan Ordinal (0-1) Ordinal (0-1) ,538 0,595 Strategi nafkah berbasis modal sosial : Ordinal (0-1) 84 0,576 Keberfungsian keluarga Ordinal (0-1) 35 0,527 Pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan) Ordinal (0-1) 14 0,485

6 keberfungsian keluarga (0,523), pemenuhan kebutuhan pokok (0,487). Secara garis besar variabel penelitian dengan pengukurannya (kuesioner terstruktur), seperti pada Tabel 6 di atas. Pengukuran Variabel Penelitian a. Kuesioner terstruktur - Keluarga Miskin Kriteria BLT Keluarga petani miskin sebagai responden adalah penerima BLT 2005 yang telah divalidasi berdasarkan 11 indikator kemiskinan BLT (adopsi 14 indikator BLT 2005 dan 8 indikator rekomendasi BPS Propinsi Jawa Tengah), meliputi : - (1) luas lantai per kapita; (2) jenis lantai; (4) fasilitas tempat buang air besar; (5) sumber air minum; (7) bahan bakar (8) membeli daging/ayam/ susu; (9) frekwensi makan per hari; (10) membeli pakaian baru (11) kemampuan berobat; (12) pendidikan; (13) Asset (kepemilikan). - Tiga indikator BLT 2005 dieliminir menjadi indikator kemiskinan di Kab. Blora, yaitu (6) sumber penerangan : listrik PLN (program pemerintah); (14) lapangan usaha petani karena wilayah kajian di desa pertanian; (3) jenis dinding kayu jati menjadi hal biasa karena luasnya lahan hutan jati. Keluarga petani miskin penerima BLT berdasarkan PSE 05 Kab. Blora dengan pengukuran 14 indikator (BPS dan Bappeda Blora, 2006), meliputi : a. Luas lantai per kapita (skor 1 = «8 m2, 0 = > 8m2); b. Jenis lantai (1 = tanah/kayu kualitas rendah, 0 = semen/keramik kualitas tinggi) c. Jenis dinding (1 = bambu/kayu kualitas rendah 0 = tembok/kayu kualitas tinggi) d. Fasilitas tempat buang air besar (1 = milik bersama/lainnya, 0 = milik sendiri); e. Sumber air minum (1 = sumur/mata air tak terlindung/ sungai/air hujan, 0 = air kemasan/leding/pompa/ sumur/mata air); f. Sumber penerangan (1 = bukan listrik, 0 = listrik PLN/non PLN); g. Bahan bakar (1 = kayu/arang/minyak tanah, 0 = gas/listrik). h. Membeli daging/ayam/susu (1 = tidak pernah, 0 = pernah membeli» 1 kali), i. Frekwensi makan per hari (1 = satu kali, 0 = 2 3 kali). j. Membeli pakaian baru (1 = tidak pernah membeli, 0 = pernah membeli» 1 stel. k. Kemampuan berobat (1 = tidak mampu, 0 = mampu). 12. Pendidikan (1 = SD/MI ke bawah, 0 = di atas SLTP); 13. Asset (kepemilikan tabungan, emas, televisi berwarna, ternak ruminansia, sepeda motor) (1 = tidak ada asset, 0 = ada asset);

7 14. Lapangan usaha (1 = pertanian, 0 = non pertanian). Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah menentukan kemiskinan di Kab. Blora menggunakan 8 indikator, rekomendasi penelitian kemiskinan sebelumnya, meliputi 5 kelompok di atas, yaitu (a) ciri tempat tinggal (indikator BLT 1, 2, 3, 4), (b) aspek pangan/ makanan (indikator BLT 8), (c) aspek sandang (indikator BLT 10), (d) aspek kesehatan (indikator BLT 11), (e) kegiatan sosial (pernah hadir dalam kegiatan sosial, arisan, rapat RT/RW dalam 3 bulan terakhir). - Strategi coping Pengukuran keluarga petani miskin melakukan strategi coping (penghematan pengeluaran dan peningkatan pendapatan), dengan jawaban ya = 1, tidak = 0. A. Penghematan pengeluaran : mengurangi pengeluaran, terdiri dari : 1. Konsumsi : (a) pangan, mengurangi : (a) jumlah/kuantitas, (b) kualitas, (c) membatasi jenis (keragaman); (b) non pangan : (a) mengurangi jumlah/ frekwensi (kuantitas) pembelian, (b) mengurangi kualitas (merek) barang, (c) membatasi jenis (keragaman) atau ukurannya. 2. Biaya kesehatan : (a) merubah sumber pengobatan dari obat patent/dokter (beli) ke pengobatan tradisional (gratis); (b) menerapkan perilaku hidup sehat 3. Biaya pendidikan : (a) bantuan JPS pendidikan, (b) mengurangi biaya perlengka pan sekolah anak, (c) mengurangi uang saku anak, (d) anak istirahat sementara dari sekolah, atau tidak melanjutkan sekolah. 4. Biaya perumahan : (a) memperbaiki rumah dengan sumberdaya yang ada (gratis) dan (b) tidak memperbaiki atau menambah bangunan rumah. 5. Tidak melibatkan keluarga untuk transaksi kredit, baik uang, bahan, atau barang- barang non produktif; 6. Biaya usahatani : (a) input produksi, (b) alokasi tenaga kerja keluarga; (b) pemanfaatan sumberdaya lokal untuk input produksi, misal pupuk organik untuk tanaman, obat tradisional untuk ternak; 7. Jumlah anggota keluarga : (a) program KB, (b) berikan anak pada saudara. B. Peningkatan pendapatan, meliputi : 1. Bekerja menambah pendapatan : (a) menambah jam kerja, (b) menerima pekerjaan apapun (buruh dan lainnya; (b) mengembangkan usaha produktif rumahtangga, atau usaha pertanian; (c) alokasi seluruh tenaga kerja keluarga (bapak, ibu, anak, lainya); (d) urbanisasi ke kota atau luar negeri

8 2. Menjual asset : (a) menjual ternak, tanah, barang berharga rumahtangga (emas, TV, radio, sepeda; dll.); (b) menggadaikan ternak, tanah, barang berharga rumahtangga (emas, TV, radio, sepeda; dll.); 3. Bantuan : (a) pemerintah seperti JPS, Raskin; (b) kerabat, tetangga; (c) kelembagaan sosial; 4. Berhutang : (a) meminjam uang atau barang ke lembaga formal, (b) meminjam uang atau barang ke lembaga non formal, (c) meminjam uang atau barang ke saudara, kerabat, tetangga sekitar; 5. Lainnya : (a) memanfaatkan tabungan yang dimiliki (uang dan barang), (b) mencari bahan pangan dan non pangan di lingkungan sekitar, (c) meminta bantuan tenaga pada saudara, kerabat, tetangga sekitar; - Nafkah Berbasis Modal Sosial Keluarga petani miskin melakukan nafkah berbasis modal sosial. Aspek modal sosial yang diukur adalah kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial (Putnam). Instrumen mengadaptasi Alfiasari (2007), jawaban ya = 1, tidak = Kepercayaan keluarga : (1) menjalin hubungan sosial ekonomi; (2) menjalin kerjasama dengan keluarga lain : (a) tanpa saling curiga, (b) dapat membantu pemenuhan kebutuhan (b1) pangan keluarga, (b2) perumahan layak, (b3) kesehatan keluarga, (b4) pendidikan keluarga, (c) kepercayaan keluarga bahwa lingkungan sekitarnya dapat (c1) membantu pemenuhan kebutuhan pokok, (c2) mencegah kerawanan sosial, dan meredam kekacauan sosial, (d) kepercayaan keluarga bahwa menjaga keeratan hubungan dengan lingkungan sekitarnya (d1) merupakan hal penting, (d2) menjaga keeratan hubungan dan tetap kontinu (sustein); 2. Jaringan sosial antar keluarga di dalam komunitas RT, RW, desa, meliputi (A) sifat jaringan : formal, non formal, dan (B) karakteristik jaringan : (a) bentuk/basis hubungan, (b) keluasan, (c) kedalaman dan keterbukaan, (d) keragaman, (e) permanen, tidaknya. 3. Norma sosial : aturan tidak tertulis dalam hubungan antar keluarga dalam komunitas, meliputi (a) nilai tradisional yang sudah ada dan turun temurun, dan (b) nilai agama yang diyakini dalam menjalin hubungan sosial ekonomi, - Sikap Keluarga Terhadap Lingkungan Tataran Meso dan Makro Pengukuran sikap mengacu pada Azwar (2003), dalam bentuk skala Likert dan Semantik differentials, dengan skala : 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3

9 = setuju, 4 = sangat setuju. Lingkungan sosial ekonomi dan ekologi (meso) meliputi aspek : (1) potensi dan masalah sumber nafkah; (2) kerentanan sumberdaya; dan (3) keterdedahan budaya massa. Dukungan sosial ekonomi dan kebijakan (makro), meliputi aspek : (1) dukungan masyarakat dan lembaga sosial ekonomi, dan (2) bantuan pemerintah. Potensi dan masalah sumber nafkah, meliputi : (1) kekuatan modal manusia : indikator penerapan berbagai macam strategi mata pencaharian; (2) kekuatan modal fisik : indikator keluarga harus dan untuk dapat berbagi dengan keluarga lain; (3) kekuatan modal finansial : indikator keluarga agar bisa mendapatkan kredit dan murah; (4) kekuatan modal alam : indikator agar keluarga dapat meningkatkan kualitas sumber daya; (5) kekuatan modal sosial : indikator keluarga agar bisa menjalin hubungan kualitas hubungan. Kerentanan sumberdaya, meliputi : (1) tipe dan marginal lahan : indikator kualitas dan produktivitas lahan; (2) kekeringan berpanjangan : indikator hari hujan dan curah hujan/tahun; (3) krisis ekonomi dan pangan : indikator nilai rupiah dan harga pangan tinggi; (4) fluktuasi harga kebutuhan pokok : indikator harga pangan dan non pangan pokok, obat; (5) perkembangan teknologi pertanian : indikator tradisional ke semi intensif dan intensif. Keterdedahan budaya massa, meliputi : (1) akses dan keterdedahan pada televisi : sebagai budaya massa, pola hidup; (2) akses dan keterdedahan pada radio : sebagai budaya massa, pola hidup; (3) akses pada telepon selluler : sebagai budaya massa, pola hidup (khusus anak muda/remaja); (4) akses pada motor : sebagai budaya massa, pola hidup (khusus anak muda/remaja); (5) akses pada pola hidup konsumtif : sebagai budaya massa, pola hidup. Dukungan masyarakat dan lembaga sosial ekonomi, meliputi : (1) dukungan finansial (uang) untuk pangan, obat-obatan; (2) dukungan non finansial (support, pelatihan untuk keterampilan); (3) dukungan lembaga ekonomi formal (LEF) (koperasi/kud, BRI desa); (4) dukungan lembaga ekonomi non formal (LE-nonF) (kelompok arisan, P4A); (5) dukungan lembaga sosial formal (LSF) (panti asuhan, panti werda, yayasan sosial); (6) dukungan lembaga sosial non formal (LS-nonF) (pengajian, serikat tolong menolong). Bantuan pemerintah, meliputi : (1) bantuan beras keluarga miskin (Raskin), (2) bantuan biaya pengobatan keluarga miskin (Askeskin, SKTM, JPS kesehatan); (3) bantuan langsung tunai (BLT) atau masyarakat (BLM); (4) bantuan biaya pendidikan keluarga miskin (BOS, JPS pendidikan); (5) bantuan program P4MI (poor

10 farmer) (investasi desa : infrastruktur, demplot, pelatihan); (6) bantuan program PPK, PKK, lain (PNPM Mandiri, PUAP) (infrastruktur, tingkatan SDM). - Keberfungsian keluarga Pengukuran keberfungsian keluarga aspek : koneksi, sumber daya lingkungan, perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya, dan relasi menggunakan 35 item pertanyaan dengan Semantik differentials skala 0 dan 1. Instrumen mengadaptasi makna, tujuan, atau rangkuman dari 42 pertanyaan Hodges dalam Dubowitz dan De Panfilis (2000) Hodges yaitu connections, assets, relationships, dan environment (CARE) dengan skala Pemenuhan kebutuhan pokok a. Pangan : pangan pokok, sayuran, lauk pauk, dan bumbu yang dikonsumsi keluarga per hari, minggu, bulan. b. Perumahan : menjumlahkan skor kondisi perumahan dan perabotan yang dimiliki. Skor : (a) status pemilikan : numpang = 1, milik = 2, (b) luas bangunan : < 100 m 2 = 1, > 100 m 2 = 2, (c) jenis rumah : tanah = 1, semen/tegel = 2, (d) kondisi perabotan : tempat tidur, meja kursi, almari = 1, tempat tidur, meja kursi, almari, radio/tape, TV, sepeda, motor = 2. Skor 1 : kurang, 2 : cukup c. Pendidikan : (a) rata-rata pendidikan formal keluarga yang telah berhasil ditempuh anak usia sekolah atau di atasnya, dan (b) ketersediaan dan penggunaan pelayanan pendidikan bagi anggota keluarga. Rata-rata pendidikan formal < 6 tahun = 1, > 6 tahun = 2. Akses pendidikan tidak kurang = 1, cukup baik = 2. d. Kesehatan : (a) perilaku hidup bersih/sehat, (b) status penyakit (tingkat morbiditas/mortalitas bayi & anak), (c) ketersediaan dan penggunaan pelayanan kesehatan bagi anggota keluarga. Perilaku hidup sehat : kurang = 1, cukup baik = 2. Status penyakit : morbiditas sedang tinggi = 1, morbiditas rendah = 2. Akses sarana kesehatan kurang = 1, cukup baik = 2. b. Kuesioner tidak terstruktur - Strategi Nafkah Strategi nafkah meliputi : (a) strategi nafkah yang berbasis kegiatan ekonomi (produksi), atau strategi berbasiskan rekayasa sumberdaya, yaitu (1) rekayasa sumber nafkah pertanian, (2) pola nafkah ganda, (3) strategi nafkah berbasis modal sosial (non produksi) (kepercayaan, jejaring sosial, norma sosial),

11 - Kerawanan Pangan Desa Analisis data lapangan (primer, sekunder) terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Pengukuran mengadaptasi Bappeda dan BPS Blora (2009), disusun berdasarkan indikator-indikator yang sesuai dengan rekomendasi United Nation- World Food Programe (UN-WFP), yaitu nilai kumulatif, meliputi : Ketersediaan pangan, pengukuran : rasio konsumsi dengan ketersediaan padi, jagung, umbian. Indeks ketersediaan pangan kurang dari 1, menunjukkan kondisi surplus pangan, jika lebih dari 1, maka kondisi defisit pangan. Indeks ketersediaan pangan, meliputi : (1) < 0,50 = surplus tinggi, (2) 0,50 «x < 0,75 = surplus, (3) 0,75 «x < 1,00 = surplus rendah, (4) 1,00 «x < 1,25 = defisit rendah, (5) 1,25 «x < 1,50 = defisit sedang, (6) > 1,50 = defisit tinggi. Akses pangan dan penghasilan, pengukuran : fasilitas akses pangan + RT. miskin, yaitu (a) persen penduduk miskin, (b) % KK tidak ada listrik, (c) % KK jalan tidak memadai sebagai indikator, jika disetarakan (~) range indeks WFP, ketahanan, atau rawan pangan, masing-masing indikator meliputi : (1) < 10% = sangat tahan pangan (STP), (2) 10 - < 15% = tahan pangan (TP), (3) 15 - < 20% = cukup tahan pangan (CTP), (4) 20 - < 25% = agak rawan pangan (ARP), (5) 25 - < 35% = rawan pangan (RP), dan (6)» 35% = sangat rawan pangan (SRP). Pemanfaatan dan penyerapan pangan, dimensi : (a) persen KK jarak ke Puskesmas» 5 km, (b) % KK tanpa akses air bersih, (c) % perempuan buta huruf, (d) balita gizi kurang, sehingga termasuk gizi buruk. Pengukuran (a) disetarakan (~) range indeks WFP dengan akses kesehatan dan gizi, meliputi : (1) < 20% = akses kesehatan dan gizi (AKG) sangat tinggi, (2) 20 - < 30% = AKG tinggi, (3) 30 - < 40% = AKG cukup tinggi, (4) 40 - < 50% = AKG cukup rendah, (5) 50 - < 60% = AKG rendah, dan (6)» 60% = AKG sangat rendah. Pengukuran (b), meliputi : (1) < 30% = AKG sangat tinggi, (2) 30 - < 40% = AKG tinggi, (3) 40 - < 50% = AKG cukup tinggi, (4) 50 - < 60% = AKG cukup rendah, (5) 60 - < 70% = AKG rendah, dan (6)» 70% = AKG sangat rendah. Pengukuran (c), meliputi : (1) < 5% = AKG sangat tinggi, (2) 5 - < 10% = AKG tinggi, (3) 10 - < 20% = AKG cukup tinggi, (4) 20 - < 30% = AKG cukup rendah, (5) 30 - < 40% = AKG rendah, dan (6)» 40% = AKG sangat rendah. Pengukuran (d), meliputi : (1) < 12% = AKG sangat tinggi, (2) 12 - < 18% = AKG tinggi, (3) 18 - < 25% = AKG cukup tinggi, (4) 25 - < 35% = AKG cukup rendah, (5) 35 - < 45% = AKG rendah, dan (6)» 45% = AKG sangat rendah.

12 Kerentanan pangan, dengan dimensi (a) % daerah berhutan, (b) % puso, dan (c) % banjir. Pengukuran (a) setara (~) range indeks WFP dengan akses pangan, meliputi : (1) < 40% = AKG sangat tinggi, (2) 40 - < 50% = AKG tinggi, (3) 50 - < 60% = AKG cukup tinggi, (4) 60 - < 70% = AKG cukup rendah, (5) 70 - < 80% = AKG rendah, dan (6)» 80% = AKG sangat rendah. Pengukuran (b), meliputi : (1) < 1% = STP, (2) 1 - < 3% = TP, (3) 3 - < 5% = CTP, (4) 5 - < 10% = ARP, (5) 10 - < 15% = RP, (6)» 15% = SRP. Indeks komposit merupakan gabungan dari indeks ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan pendapatan, pemanfaatan dan penyerapan pangan, serta indeks kerentanan pangan. Range indeks berdasarkan kriteria WFP adalah (a) < 0,16 = STP, (b) 0,16 - < 32 = TP, (c) 32 - < 0,48 = CTP, (d) 0,48 - < 0,64 = ARP, (e) 0,64 - < 0,80 = RP, dan (f)» 0,80 = SRP. - Potensi Komoditas Pertanian Sumber Nafkah Penilaian terhadap komoditas pertanian potensial tingkat makro (kabupaten, kecamatan) mengadaptasi hasil penelitian BPS Kab. Blora (2003) dan Pamungkaswati (2005), dengan indikator : x1 = PP = peluang pasar (bobot = bt = 0,30); x2 = KI = kondisi iklim (bt = 0,25); x3 = TKU = Tingkat (tk.) keuntungan usaha (bt = 0,20); x4 = FP = Prefe-rensi petani (bt = 0,10); x5 = AKP = Arah kebijakan pemerintah (bt = 0,08); x6 = PTK = Penyerapan tenaga kerja (bt = 0,07). Penilaian komoditas pertanian potensial tingkat mikro (desa) berdasarkan kesepakatan, dengan indikator aksesibilitas : Y1 = KU= kelayakan usaha untuk dijalankan (bt = 0,30); Y2 = IPM= input produksi/modal dalam usahatani dan adanya program/subsidi pemerintah (bt = 0,40); serta Y3 = KP = pemenuhan kebutuhan pokok (bt = 0,30). Nilai setiap indikator (S) dikalikan bobot (B), dinilai dalam bentuk skala Likert dan Semantik differentials, dengan pemberian skor 4 = sangat potensi; 3 = potensi, 2 = cukup potensi; dan 1 = kurang potensi, penilaian akhir = SxB. Pengolahan dan Analisa Data Data kualitatif yang telah dikumpulkan melalui FGD, wawancara mendalam, dianalisis dengan prinsip analisis data kualitatif (Ancok, D. 1989; Bungin, 2003), atau diedit dan ditabulasi (Siegal, 1988), untuk analisis deskriptif. Data kuantitatif, akan dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 13, selanjutnya dilakukan : 1. Analisis deskriptif untuk menganalisis metode pendekatan secara kualitatif. Pengujian non-numerik dan interpretasi dari observasi dengan tujuan untuk

13 menemukan makna yang melandasi pola hubungan (Koentjaraningrat, 1981; Mulyana, 2001), 2. Analisis Cochran pada kuesioner pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Pada pengolahan data, skala yang digunakan adalah skala nominal, dimana nilai ya = 1, dan nilai tidak = 0. Jika nilai Q hitung (Cochran-test) lebih kecil dari X² (chi-square) tabel, maka item-item yang telah diuji dapat diterima. 3. Uji beda t dua sampel independen (independent-samples t test) untuk mengetahui perbedaan variabel parametrik antara dua sub sampel. ANOVA, untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 variabel, 4. Uji korelasi, untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 variabel beserta magnitude dan arah dari hubungan, hubungan secara positif, atau negatif, a. Korelasi Rank-Spearmen untuk mengetahui hubungan 2 variabel dengan ukuran ordinal, misalnya lingkungan fisik, perilaku hidup sehat dengan tingkat pemenuhan kebutuhan kesehatan. b. Korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan 2 variabel dengan ukuran rasio, misalnya pendapatan, tingkat pemenuhan kebutuhan pangan. 5. Analisis regresi linier berganda, untuk mengetahui pengaruh secara langsung variabel independent (X) dan interaksi antar 2 variabel independent terhadap variabel dependent Y, dimana variabel dependent Y merupakan ukuran ordinal atau rasio, seperti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap strategi coping, nafkah berbasis modal sosial, keber-fungsian keluarga. 6. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan pokok. 7. Analisis jalur digunakan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh langsung dan tidak lansung antar variabel, terhadap pemenuhan kebutuhan pokok. Definisi Operasional Aktivitas nafkah adalah wujud nyata dari strategi yang diterapkan oleh keluarga petani miskin, meliputi kegiatan pertanian (on farm dan off farm) dan non pertanian (non farm) (Ellis, 1998) Budaya massa adalah segala yang dimiliki setiap orang dalam suatu masyarakat, tidak harus material tetapi juga immaterial, mungkin sekali dalam bentuk cara berpendapat dan berpikir, cara merasakan sesuatu, sampai pada tindakan yang menggunakan produk tertentu. Budaya massa lebih terfokus pada pengaruh media massa.

14 Coping adalah respons tingkah laku dan pikiran terhadap stress, penggunaan sumberdaya pada diri individu dan lingkungan, bertujuan untuk mengurangi mengatur konflik, sehingga dapat meningkatkan perkembangan kehidupan. Keberfungsian keluarga adalah kemampuan keluarga dalam mengembangkan kemampuan seluruh anggota keluarga agar dapat menjalankan fungsinya di komunitas dengan baik, memberikan kepuasan dan memelihara lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera. Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu (makan, perumahan, pakaian), maupun keperluan pelayanan social tertentu (air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan, dan pendidikan). Ketahanan fisik keluarga merupakan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik, berdasarkan indikator sumberdaya fisik, masalah keluarga fisik dan penanggulangannya, serta kesejahteraan fisik. Lingkungan fisik adalah keadaan lingkungan fisik sekitar rumah meliputi kondisi perumahan, kondisi sanitasi, penyediaan sumber air bersih, kondisi saluran pembuangan, tempat sampah/limbah rumah tangga. Instrumen ini merupakan instrumen yang telah digunakan pada penelitian Hartoyo et.al. (2002), Khairunisak (2004), dan Hastuti (2006). Modal sosial adalah jaringan yang terbentuk dari hubungan sosial dimana dibangun oleh kepercayaan, hubungan timbal balik di dalamnya (jaringan), dan normanorma sosial. Instrumen ini mengadaptasi dari instrumen yang telah digunakan pada penelitian Alfiasari (2007). Penghematan pengeluaran, artinya usaha membatasi pengeluaran keluarga dengan cara (a) perubahan konsumsi pangan dan non pangan, baik kualitas maupun kuantitas, (b) perubahan biaya pendidikan, dengan mengurangi uang saku sekolah, atau pilihan memberhentikan anak sekolah, (c) perubahan biaya kesehatan, baik sumber obat, atau kualitas obat. Peningkatan pendapatan, artinya mencari penghasilan tambahan, baik dengan menambah jam kerja, bekerja sampingan, atau mempekerjakan anggota keluarga, menjual aset, atau berhutang/meminjam. Perilaku hidup sehat adalah tata cara hidup sehari-hari mulai dari pemeliharaan fisik personal dan usaha dalam pemeliharaan hygiene perorangan dan kesehatan seperti mandi, keramas, menggosok gigi, memotong kuku, mencuci tangan sebelum makan, dan sesudah buang air. Instrumen ini merupakan instrumen

15 yang telah digunakan pada penelitian Hartoyo et.al. (2000; 2002), Khairunisak (2004), Hartoyo dan Hastuti (2004), dan Hastuti (2006). Pola nafkah ganda, artinya usaha yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain sektor pertanian untuk menambah pendapatan (diversifikasi pekerjaan). Rekayasa sumber nafkah pertanian, artinya usaha pemanfaatan sektor pertanian agar lebih efektif dan efisien, baik melalui penambahan input eksternal berupa tenaga kerja, atau teknologi (intensifikasi), maupun dengan memperluas lahan garapan pertanian (ekstensifikasi). Rekayasa berbasis modal sosial, artinya usaha yang dilakukan dengan cara pemeliharaan kelembagaan sosial yang ada, seperti kelompok arisan, pengajian, perkumpulan kematian, atau kelembagaan tradisional yang ada, seperti gotong royong, pemanfaatan ikatan solidaritas sosial, dan hubungan patron klien. Status kesehatan adalah tingkat kesehatan yang diukur dari jumlah kejadian penyakit yang diderita pada tiga bulan terakhir, frekuensi terkena penyakit, dan lama penyakit yang dideritanya. Strategi nafkah adalah berbagai pilihan tindakan dari berbagai alternatif yang ada yang dilakukan oleh keluarga petani miskin dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya (modal) yang dimilikinya untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok guna mempertahankan keberlangsungan hidup. Strategi nafkah meliputi asset (modal alam, fisik, SDM, finansial, sosial ), aktifitas, dan akses terhadap asset-asset tersebut yang dikombinasikan untuk kehidupan bagi individu maupun rumah tangga (Conway dan Chambers, 1992). Struktur nafkah adalah sumber-sumber nafkah keluarga petani miskin yang membentuk suatu konfigurasi perekonomian keluarga yang berasal dari suami, istri, anak, atau anggota lain dalam keluarga demi memenuhi kebutuhan hidup. Sumber coping keluarga adalah kekuatan individual dan kolektif pada saat peristiwa stressor terjadi, seperti ketahanan ekonomi, kesehatan, kecerdasan, keterampilan kerja, kedekatan, semangat kerjasama, keterampilan berelasi dan jaringan serta dukungan sosial. Strategi coping keluarga adalah respon perilaku yang digunakan keluarga dan subsistemnya yang bertujuan untuk mengatasi situasi dan tuntutan yang dirasakan menekan, menantang, membebani dan melebihi sumber daya yang dimiliki keluarga, atau mempertahankan berbagai tujuan rumah tangga, seperti pemenuhan konsumsi pangan, kesehatan, status sosial ekonomi.

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep usahatani Soekartawi (1995) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 39 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga KERANGKA PEMIKIRAN Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 224 LAMPIRAN 225 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 2 3 1 4 Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 226 Lampiran 2 Hasil uji reliabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka 21 KERANGKA PEMIKIRAN Ketahanan pangan rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik rumahtangga (meliputi ukuran rumahtangga, pendidikan kepala dan ibu rumahtangga, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 2 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data melalui survei lapang dalam satu titik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 8 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional study. Disain ini dipilih karena ingin mendapatkan data pada saat yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 39 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di wilayah pertanian hortikulutra di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian, khususnya pada sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Prioritas ini penting, mengingat saat ini dan di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk semakin hari semakin meningkat. Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan air bersih. Peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

POTENSI TERNAK SAPI PADA USAHA PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA (KASUS: KECAMATAN BOGOREJO, JAPAH DAN RANDUBLATUNG, KABUPATEN BLORA)

POTENSI TERNAK SAPI PADA USAHA PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA (KASUS: KECAMATAN BOGOREJO, JAPAH DAN RANDUBLATUNG, KABUPATEN BLORA) POTENSI TERNAK SAPI PADA USAHA PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA (KASUS: KECAMATAN BOGOREJO, JAPAH DAN RANDUBLATUNG, KABUPATEN BLORA) (Potentials of Cattle in Agribussiness in Blora District: a Case of Subdistrict:

Lebih terperinci

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup 7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat 35 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat kejadian yang ada di lapangan tanpa melakukan intervensi dari peneliti. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan Cross Sectional dengan metode survei yang menggunakan kuesioner, lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lampung Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raskin merupakan program bantuan yang sudah dilaksanakan Pemerintah Indonesia sejak Juli 1998 dengan tujuan awal menanggulangi kerawanan pangan akibat krisis moneter

Lebih terperinci

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG Riptek, Vol.2, No.2, Tahun 2008, Hal.: 1 6 STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Unisbank Semarang Abstrak Kemiskinan sampai saat ini masih menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 21 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Hal ini disebabkan selain provinsi tersebut adalah target sasaran wilayah program Pengembangan

Lebih terperinci

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita 16 KERANGKA PEMIKIRAN Karakteristik sebuah rumah tangga akan mempengaruhi strategi dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Karakteristik rumah tangga itu antara lain besar rumah tangga, usia kepala rumah tangga

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan: 23 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional) 27 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional) dengan pendekatan kuantitatif yang menitikberatkan pada penelitian eksplanatif (penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN Oleh : Sumaryanto Sugiarto Muhammad Suryadi PUSAT ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat, data yang

Lebih terperinci

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM 2007-2015 Pendahuluan 1. Target utama Kementerian Pertanian adalah mencapai swasembada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI No. 13/12/33/16/Th.VIII, 15 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 SEBESAR 94,13 Pada tahun 2016, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 36 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai penelitian survey deskriptif korelasional yaitu melihat hubungan antara peubah secara mendalam. Peubah penelitian yang diamati

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan 64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi. Penelitian berlangsung pada bulan Juli sampai dengan September 0.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Responden 1. Umur Umur merupakan suatu ukuran lamanya hidup seseorang dalam satuan tahun. Umur akan berhubungan dengan kemampuan dan aktivitas seseorang dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

Sekapur. Penutup. Publikasi ini merupakan momentum awal kami sebelum publikasi lain diterbitkan dari hasil pengolahan data final hasil SP2010.

Sekapur. Penutup. Publikasi ini merupakan momentum awal kami sebelum publikasi lain diterbitkan dari hasil pengolahan data final hasil SP2010. Penutup Sekapur Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui proses perencanaan yang matang

Lebih terperinci

KEMISKINAN OLEH HERIEN PUSPITAWATI

KEMISKINAN OLEH HERIEN PUSPITAWATI KEMISKINAN OLEH HERIEN PUSPITAWATI KRITERIA KEMISKINAN BPS GARIS KEMISKINAN Kota Bogor tahun 2003: Rp 133 803/kap/bln Kab Bogor tahun 2003: Rp 105 888/kap/bln UNDP US 1/kap/day tahun 2000 US 2/kap/day

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian deskriptif, prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu Berdasarkan hasil pendataan sosial ekonomi penduduk (PSEP) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2005 diketahui jumlah keluarga miskin di Desa Sitemu 340 KK. Kriteria

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah dan memiliki jumlah penduduk nomor empat di dunia. Saat ini penduduk Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n = 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode survei. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD

IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD (SUL) (Studi Kasus : Kelurahan Tamansari, Bandung) Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2006

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study.penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang bersumber dari data riset

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemerintah sangat penting dalam merancang dan menghadapi masalah pembangunan ekonomi. Seberapa jauh peran pemerintah menentukan bagaimana penyelesaian

Lebih terperinci