BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asalusul(etimologi) suatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi kata tersebut. Kamus disusun sesuai dengan abjad dari A-Z dengan tujuan memudahkan pengguna kamus dalam mencari istilah yang diinginkannya dengan cepat dan mudah. Berdasarkan penggunaan bahasa, kamus dibagi menjadi beberapa jenis (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002), yaitu : 1. Kamus Ekabahasa Pada kamus ini, kata-kata yang dijelaskan dengan penjelasannya menggunakan bahasa yang sama. Perbedaan jelas yang dimiliki kamus ini dengan kamus dwibahasa adalah karena kamus ini disusun berdasarkan pembuktian data korpus yaitu bermaksud untuk memberikan definisi atas kata-kata berdasarkan makna kata yang diberikan dalam penggunaan kalimat yang mengandung katakata tersebut. Contoh kamus ekabahasa ini ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2. Kamus Dwibahasa Dapat dilihat dari namanya, kamus ini menggunakan dua bahasa pada kata masukan dan memberikan persamaan kata dari kata yang berkaitan dengan menggunakan bahasa lain. Contohnya adalah Kamus Inggris-Indonesia. 3. Kamus Aneka Bahasa Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih.

2 6 Selain itu terdapat pula jenis Kamus Khusus, yaitu kamus yang merujuk kepada kamus yang mempunyai fungsi khusus (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002), contohnya : 1. Kamus Istilah Kamus ini berisi istilah-istilah khusus untuk suatu bidang tertentu. Fungsinya adalah untuk kegunaan ilmiah. 2. Kamus Etimologi Kamus etimologi ini merupakan kamus yang menerangkan asal usul suatu perkataan dan maksud asalnya. 3. Kamus Tesaurus Kamus tesaurus menerangkan maksud suatu perkataan dengan memberikan kata searti atau sinonim dan juga kata yang berlawanan arti atau antonim. Kamus ini digunakan para penulis untuk meragamkan penggunaan diksi. 4. Kamus Peribahasa/Simpulan Bahasa Kamus ini menerangkan maksud sesuatu peribahasa/simpulan bahasa. Kamus ini digunakan sebagai rujukan dan pada umumnya kamus ini dibaca dengan tujuan keindahan. 5. Kamus Kata Nama Khas Kamus ini hanya menyimpan kata nama khas seperti nama tempat, nama tokoh, dan juga nama bagi instusi. Biasanya kamus ini digunakan untuk menyediakan rujukan bagi nama-nama ini. 6. Kamus Terjemahan Kamus ini menampilkan kata searti dalam bahasa asing untuk satu bahasa sasaran. Kegunaannya adalah untuk membantu para penerjemah 7. Kamus Kolokasi Kamus kolokasi merupakan kamus yang menerangkan tentang padanan kata, contohnya kata terdiri yang selalu berpadanan dengan dari atau atas. Secara fisik, kamus terbagi menjadi dua jenis yaitu kamus yang berbentuk buku dan kamus elektronik(digital) (Nurhapipah, 2011). Kamus berbentuk buku terdiri dari puluhan bahkan ratusan lembar halaman kata. Berbeda dengan kamus buku yang cenderung besar dan tebal, kamus elektronik atau kamus digital merupakan

3 7 sebuah fasilitas yang membantu pengguna mencari kata dengan cara mengetikkan kata yang diinginkan pada kolom pencarian. Penggunaan kamus elektronik atau kamus digital ini lebih efisien dalam hal waktu dibandingkan dengan kamus buku. 2.2 Fitur atau Layanan Autocomplete Fitur autocomplete atau word completion merupakan fasilitas yang disediakan oleh berbagai web browser, -programs, search engine interface, source code editors, database query tools, word processor, dan command line interpreters. Autocomplete juga tersedia untuk atau sudah terintegrasi di dalam text editor. Autocomplete melakukan prediksi terhadap sebuah kata atau frasa yang pengguna ingin tulis tanpa harus menulis keseluruhan kata atau frasa secara lengkap (Kusuma, 2012). Autocomplete digunakan untuk mempermudah masalah pada pengetikan, misalnya apabila pengguna tidak dapat mengeja suatu kata dengan baik atau pengguna bingung dan sering sulit mengingat istilah yang tepat. Autocomplete dapat membantu untuk melengkapi kata yang diketikkan oleh pengguna menjadi kata yang mungkin dimaksud oleh pengguna. Dengan begitu, penggunaan autocomplete ini dapat mempersingkat waktu pengguna pada pengetikan kata tersebut (Morville & Callender, 2010). Autocomplete bekerja ketika pengguna menulis huruf pertama atau beberapa huruf/karakter dari sebuah kata. Program yang melakukan prediksi akan mencari kemungkinan kata sebagai pilihan. Jika kata yang dimaksud ada dalam pilihan itu, maka pengguna dapat memilih itu (Kusuma, 2012). Fitur autocomplete dapat dilihat pada Facebook Search ataupun search suggestion pada Google Search, Seacrh engine pada media sosial, pada aplikasi katalog perpustakaan, kamus dan aplikasi pencarian lainnya. Fitur autocomplete ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

4 8 Gambar 2.1 Autocomplete pada Google Search 2.3 Algoritma Exact String Matching Pencocokan string merupakan bagian terpenting dari sebuah proses pencarian string dalam sebuah dokumen. Pencocokan string melakukan pencarian untuk semua kemunculan string pendek yang disebut pattern terhadap string yang lebih panjang atau disebut text. Hasil dari pencarian string dalam dokumen tergantung pada teknik atau cara pencocokan string yang digunakan. Exact string matching, yaitu pencocokan sebuah string secara sangat tepat dengan susunan karakter dalam string yang dicocokkan baik dalam jumlah maupun urutan karakter dalam stringnya. Pada proses pencocokan string, digunakan sebuah window yang akan bergeser di text. Window itu memiliki panjang yang sama dengan panjang pattern. Pada awal proses pencocokan string, window diletakkan pada ujung kiri text, lalu karakter-karakter pada window dibandingkan dengan karakter-karakter pada pattern, kemudian window akan digeser ke kanan di text dengan jarak tertentu, dan pergeseran tersebut baru akan berhenti bila window tersebut sampai pada ujung kanan text atau sampai pattern ditemukan cocok. (Charras & Lecroq, 2001). Algoritma brute force merupakan algoritma paling alami untuk pencocokan string. Algoritma brute force menemukan semua kemunculan karakter dari pattern y dengan panjang n pada text x dengan panjang m dengan waktu O(n x m). Beberapa

5 9 pengembangan dari algoritma brute force dapat diklasifikasikan berdasarkan pada urutan pada saat algortima tersebut melakukan pencocokan antara karakter di pattern dan karakter di text pada setiap tahap pencocokannya (Charras & Lecroq, 2001). Kategori pertama, arah yang paling alami dalam pencocokan string yaitu dari kiri ke kanan. Algoritma kategori ini melakukan pencocokan string dimulai dari karakter paling kiri pattern seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2. Beberapa algoritma yang termasuk dalam kategori ini adalah algoritma brute force, algoritma Karb-Rabin, dan algoritma Knuth-Morris-Pratt. Gambar 2.2 Pencocokan dari karakter paling kiri ke karakter paling kanan pattern(left to right) Kategori kedua, algoritma yang melakukan pencocokan dari kanan ke kiri karakter pada pattern seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.3. Algoritma yang termasuk dalam kategori ini umumnya dikatakan sebagai algoritma yang menghasilkan hasil terbaik pada praktekmya, yaitu algoritma Boyer-Moore. Gambar 2.3 Pencocokan dari karakter paling kanan ke karakter paling kiri pattern(right to left) Kategori ketiga yaitu pencocokan dari dua arah yang telah ditentukan oleh tiap algoritma tertentu. Salah satunya seperti yang diterapkan oleh Galil-Seiferas dan Crochemore-Perrin dalam algoritma Two Way, mereka membagi pattern y menjadi dua bagian yaitu y = y 1 y 2. Seperti yang dapat kita lihat pada gambar 2.4, pertama kali, pencarian terjadi pada y 2 yang dilakukan dari karakter paling kiri ke kanan, apabila selama pencarian pertama tidak terjadi ketidakcocokan atau pattern y 2 cocok dengan

6 10 text selanjutnya pada pencarian kedua algoritma akan memeriksa pada y 1 yang dilakukan dari kanan ke kiri seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5. Gambar 2.4 Pencocokan pada pattern y 2 dimulai dari karakter paling kiri Gambar 2.5 Pencocokan pada pattern y 1 dimulai dari karakter paling kanan 2.4 Algoritma Boyer-Moore Algoritma Boyer-Moore dipublikasikan pada tahun 1977 oleh Robert S. Boyer dan J. Strother Moore pada tahun Algoritma Boyer-Moore dianggap sebagai algoritma pencocokan string yang paling efisien pada aplikasi umum, karena sering diimplementasikan pada text editors untuk perintah search dan subtitute (Charras & Lecroq, 2001). Algoritma ini kemudian dikembangkan menjadi beberapa varian, diantaranya Turbo Boyer-Moore, Tuned Boyer-Moore, Hoorspol dan Zhu-Takaoka. Dan dari hasil penilitan yang dilakukan oleh Sagita (2013), disimpulkan bahwa algoritma Boyer- Moore memiliki waktu pencarian tercepat dari varian Boyer-Moore lainnya. Dimana algoritma Turbo Boyer-Moore merupakan algoritma tercepat kedua dan yang paling lambat adalah algoritma Tuned Boyer-Moore. Algoritma Boyer-Moore melakukan pencocokan dimulai dari karakter yang paling kanan hingga karakter paling kiri pattern. Jika terjadi ketidakcocokan antara karakter paling kanan pattern dengan karakter pada text yang dicocokkan, maka

7 11 karakter pada pattern akan diperiksa satu persatu untuk mendeteksi apakah ada karakter pada text tersebut yang sama dengan karakter pada pattern. Apabila terjadi kecocokan, maka pattern akan digeser sedemikian rupa sehingga posisi karakter yang sama antara pattern dan text terletak sejajar. Secara sistematis, langkah-langkah yang dilakukan algoritma Boyer-Moore pada saat mencocokkan string adalah sebagai berikut (Soleh, 2011) : a. Algoritma mulai mencocokkan pattern pada awal text. b. Algoritma ini akan mencocokkan karakter per karakter dari kanan ke kiri pattern dengan karakter di text yang bersesuaian, sampai salah satu kondisi berikut dipenuhi : i. Karakter pada pattern dan pada text yang dibandingkan tidak cocok (mismatch). ii. Semua karakter di pattern cocok. Kemudian algoritma akan memberitahukan penemuan di posisi ini. c. Algoritma kemudian menggeser pattern dengan memaksimalkan nilai pergeseran good-suffix dan pergeseran bad-character, lalu mengulangi langkah 2 sampai pattern berada diujung text. Tabel pergeseran bad-character dan good-suffix dapat dihitung dengan kompleksitas waktu dan ruang sebesar O(n + σ) dengan σ adalah besar ruang alfabet. Sedangkan pada fase pencarian, algoritma ini menemukan semua kemunculan dari pattern dengan panjang n di dalam text sepanjang m dengan waktu O(nm). Pada kasus terburuk, algoritma ini akan melakukan 3m pencocokan karakter, namun pada performa terbaiknya algortima ini hanya akan melakukan O(n/m) pencocokan (Charras & Lecroq, 2001) Pergeseran Bad-Character Misal, terjadi ketidakcocokan antara karakter y[i] = b pada pattern dengan karakter x[i + j] = a pada text selama pencocokan terjadi pada posisi j. Lalu, y[i n 1] = x[i + j j + n 1] = v dan y[i] x[i + j]. Pergeseran bad-character terdiri dari menyejajarkan karakter x[i + j] pada text dengan kemunculan paling kanan karakter tersebut pada pattern, proses ini dapat dilihat pada gambar 2.6. Apabila karakter a tidak muncul pada pattern dan tidak ada kemunculan salah satu karakter pada pattern di text termasuk karakter a, maka pattern akan digeser sampai karakter paling kiri

8 12 pada pattern sejajar dengan karakter setelah x[i + j], yaitu x[i + j + 1], seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.7 (Charras & Lecroq, 2001). Gambar 2.6 Pergeseran bad-character, a muncul pada y Gambar 2.7 Pergeseran bad-character, tidak ada kemunculan a pada y Pada tabel bad-character, setiap karakter pada pattern diberi nilai sesuai dengan ukuran jauhnya karakter tersebut dari karakter paling kanan dari pattern dan untuk karakter yang tidak terdapat pada pattern akan diberi nilai sejumlah karakter pada pattern. Adapun pseudocode untuk pergeseran bad-character ini adalah sebagai berikut : Procedure prebmbc( input y : array[0..n-1]of char, input n : integer, input/output bmbc : array of integer ) Deklarasi i:integer Algoritma for (i=0; i<asize; ++i) bmbc[i] n for (i=0; i< n - 1; ++i) bmbc[y[i]] n i 1;

9 Pergeseran Good-Suffix Misal, terjadi ketidakcocokan antara karakter y[i] = b pada pattern dengan karakter x[i + j] = a pada text selama pencocokan terjadi pada posisi j. Lalu, y[i n 1] = x[i + j j + n 1] = v dan y[i] x[i + j]. Pergeseran good-suffix terdiri dari menyejajarkan potongan x[i + j j + n 1] = y[ i + 1..n 1] dengan kemunculan paling kanan potongan tersebut pada y yang didahului oleh karakter yang berbeda dari y[i], dapat dilihat pada gambar 2.8. Apabila tidak ada potongan seperti itu, pergeseran dilakukan dengan menyejajarkan akhiran terpanjang u pada v dengan awalan dari y yang sama dengan akhiran u tersebut, seperti pada gambar 2.9 (Charras & Lecroq, 2001). Gambar 2.8 Pergeseran good-suffix, v muncul didahului oleh karakter c Gambar 2.9 Pergeseran good-suffix, hanya akhiran dari v yang muncul pada y Pada tabel pergeseran good-suffix, nilai pergeseran digunakan ketika ketidakcocokan ditemukan berdasarkan karakter pada posisi keberapa yang menyebabkan ketidakcocokan. Nilai dari setiap karakter yang ada pada pattern bergantung terhadap ada atau tidaknya perulangan akhiran(suffix) v dari text pada pattern. Semakin banyak perulangan, maka akan semakin kecil nilai pergeseran. Untuk menentukan nilai-nilai tersebut, lebih dahulu menghitung nilai tabel suffix yang bertujuan untuk memberi tanda adanya perulangan akhiran. Dari tabel suffix inilah tabel good-suffix akan didapat.

10 14 Pada tabel suffix, berisi nilai dari tiap karakter yang ada pada pattern yang menunjukkan ada atau tidaknya perulangan akhiran (suffix) dan dimana posisi perulangan tersebut sehingga ketika proses perhitungan tabel good-suffix dapat diketahui seberapa banyak pergeseran yang akan dilakukan untuk pencocokan selanjutnya. Adapaun pseudocode untuk pergeseran good-suffix adalah sebagai berikut : Procedure suffixes( input y: array[0..n-1] of char, input n: integer, input/output suff: array of integer ) Deklarasi f, g, i : integer Algoritma suff[n-1] n; g n-1 for (i = n-2; i >= 0; --i) if(i > g and suff[i + n 1 - f] < i-g)do suff[i] suff[i + n 1 - f]; else if(i<g)do g i; f = i while(g >= 0 and y[g] == y[g + n 1 - f])do --g; suff[i] f-g; endif endfor procedure prebmgs( input y: array of char, input n:integer, input/output bmgs: array of integer ) Deklarasi i, j : integer suff : array [0..YSIZE] of integer Algoritma suffixes(y, n, suff)

11 15 for (i=0; i < n; ++i)do bmgs [i] n for (i= n-1; i >= -1; --1) if(i == -1 or suff[i] == i+1) for(j=0; j < n-1-i; ++j) if(bmgs[j] == n) bmgs[j] n-1-i for (i=0; i <= n-2; ++i) bmgs[n-1-suff[i]] n-1-i Setelah diperoleh nilai-nilai pada tabel bad-character dan tabel good-suffix, selanjutnya algoritma Boyer-Moore akan menggunakan nilai maximum antara nilai pergeseran bad-character dan nilai pergeseran good-suffix untuk melakukan pergeseran window pada saat pencocokan berlangsung. Proses pencocokan string dengan algoritma Boyer-Moore ini dapat dilihat dalam pseudocode berikut : procedure BM( input y: array[0..n-1] of char, input n:integer, input x: array of[0..m-1] char, input m:integer ) Deklarasi i, j : integer bmgs : array [0..YSIZE] of integer bmbc : array [0..ASIZE] of integer Algoritma /*Preprocessing*/ prebmgs(y, n, bmgs) prebmbc(y, n, bmbc) /*searching*/ j = 0 while(j <= m-n) for(i= n-1; i >= 0 and y[i] == x[i+j]; --i) if(i < 0) OUTPUT(j) j j + bmgs[0] else j j + MAX(bmGs[i], bmbc[x[i+j]]- n i) endif endwhile

12 16 Perhitungan dengan algoritma Boyer-Moore dapat dilihat pada contoh berikut ini. Contoh : Pattern (y) = comp n = 4 Text (x) = host computer a. Perhitungan pergeseran bad-character i c c o m p * BmBc [c] Nilai pergeseran pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut : BmBc [y[i]] = n 1 i BmBc [y[0]] = = 3 BmBc [y[1]] = = 2 BmBc [y[2]] = = 1 BmBc [y[3]] = = 0 Dan untuk karakter selain yang terdapat pada pattern, karakter tersebut bernilai sejumlah karakter pattern yaitu 4. b. Perhitungan pergeseran good suffix Berdasarkan perhitungan sesuai pseudocode pergeserannya, didapat nilai untuk tabel good-suffix sebagai berikut : i c c o m p suff[i] BmGs [i] c. Pencocokan pattern dengan text i c c o m p * BmBc[c] BmGs [i]

13 17 Pencocokan 1 : h o s t c o m p u t e r c o m p BmBc[t] = 4 BmGs[3] = 1 Maka pergeserannya, max(1, 4) = 4 Pencocokan 2 : h o s t c o m p u t e r c o m p BmBc[m] = 1 BmGs[3] = 1 Maka pergeserannya, max(1, 1) = 1 Pencocokan 3 : h o s t c o m p u t e r c o m p Pada pencocokan ke-3, pattern ditemukan pada indeks ke-5 pada text. 2.5 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan autocomplete diantaranya penelitian oleh Kusuma (2012) yang membangun fitur autocomplete pada text editor yang menggunakan algoritma pencocokan string, yaiu algoritma brute force. Pada penelitiannya, Kusuma (2012) memodifikasi algoritma brute force dengan mengganti struktur data yang digunakan algoritma brute force sebelumnya. Pada penelitian

14 18 tersebut, Kusuma (2010) menggunakan struktur data pohon/tree untuk menyimpan reserved words, variabel, fungsi, serta daftar kata apa saja yang telah diinputkan user. Pradhana (2012), pada penelitiannya menggunakan algoritma brute force dalam pengecekan kata untuk menghasilkan autocorrect dan menggunakan algoritma Boyer-Moore untuk menampilkan kata tersebut. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Primadani (2014), fitur autocomplete dihasilkan dari perhitungan jarak levensthein distance yaitu dengan menghitung jumlah minimum pentranformasian suatu string sumber( yang diambil dari database) menjadi string lain yaitu sama dengan string target (yang diinput user) yang meliputi penghapusan, penyisipan, dan penukaran. Pada penelitian ini, apabila string sumber memiliki nilai modifikasi yang paling sedikit saat dibandingkan dengan string sumber dianggap sebagai kata yang cocok atau paling mendekati. Untuk keterangan lain mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan autocomplete ini dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan autocomplete No Nama Penelitian Penulis Keterangan Pencocokan String untuk 1. Fitur autocompletion pada text editor atau integrated development Muhammad Wachid Kusuma (2012) Cara kerja algortima berjalan lambat environment(ide) 2. Penerapan String Matching pada Fitur Auto Text di Smartphone Fandi Pradhana (2012) Waktu pengecekan dengan algoritma Brute Force membuat sistem menjadi lambat

15 19 Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan autocomplete (lanjutan) No Nama Penelitian Penulis Keterangan 3. Simulasi Algoritma Levenshtein Distance untuk Fitur Autocomplete pada Aplikasi Katalog Perpustakaan Yuli Primadani (2014) Jika nilai jarak levenshtein yang diperoleh terlalu besar kemungkinan judul buku yg dicari tidak dapat ditampilkan Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan algoritma Boyer-Moore, diantaranya penelitian oleh Minandar, et al. (2005) yang menggunakan algoritma Boyer-Moore untuk pencocokan DNA. Pada penelitian tersebut, DNA dianggap sebagai rangkaian string, sehingga pencocokan DNA tidak lain merupakan pencocokan string. Penelitian oleh Vandika & Kartawidjaja (2009), pencarian kata dilakukan secara paralel dengan algoritma Boyer-Moore dan lingkup paralel diemulsikan dengan menggunakan suatu perangkat lunak yang dinamakan PVM (parallel Virtual Machine). Soleh (2010), melakukan penelitian dengan menggunakan dua algoritma pencocokan string yaitu algoritma KMP dan algoritma Boyer-Moore dalam melakukan pencarian pada aplikasi Search Engine sederhana. Penggunaan dua algoritma bertujuan untuk membandingkan algoritma mana yang melakukan pencarian lebih cepat. Sagita & Prasetiyowati (2013) juga melakukan studi perbandingan implementasi algoritma Boyer-Moore dan dua algortima turunannya yaitu algoritma Turbo Boyer-Moore dan Tuned Boyer Moore dalam pencarian string. Untuk keterangan lain mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Boyer-Moore dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

16 20 Table 2.2 Penelitian terdahulu yang menggunakan Algoritma Boyer-Moore No Nama Penelitian Penulis Keterangan 1. Aplikasi Algoritma Pencarian String Boyer- Moore pada Pencocokan DNA Arie Minandar, Andri Tanoto, Davis Tanadi (2005) Algoritma Boyer-Moore merupakan algoritma yang efisien untuk pencocokan string Pencarian kata dengan metode Boyer-Moore dengan Kinerja Algoritma Paralel Stania Vandika & menggunakan komputasi 2. untuk Pencarian Kata dengan Metode Boyer- Maria Angela Kartawidjaja paralel akan memberikan peningkatan kinerja Moore Menggunakan PVM (2009) komputasi untuk kata kunci yang terdiri dari satu huruf saja. Algortima Boyer-Moore yang 3. Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana Moch. Yusup Soleh (2010) lebih cocok digunakan untuk pencarian string dengan alpabet sedikit sedangkan Algortima KMP lebih cocok untuk pencarian string dengan alpabet sedikit 4. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian string Vina Sagita & Maria Irmina Prasetiyowati (2013) Algoritma Boyer-Moore memiliki waktu pencarian tercepat dari tiga varian Boyer-Moore yang telah ditentukan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. 2.1. Katalog Perpustakaan Katalog perpustakaan merupakan suatu

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Reno Rasyad 13511045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Dini Lestari Tresnani - 13508096 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.

Lebih terperinci

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE PENCOCOKAN DNA NR_108049 DAN DNA DI203322 MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA DISTANCE UNTUK FITUR AUTOCOMPLETE PADA APLIKASI KATALOG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS ALMUSLIM

PENERAPAN ALGORITMA DISTANCE UNTUK FITUR AUTOCOMPLETE PADA APLIKASI KATALOG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS ALMUSLIM PENERAPAN ALGORITMA DISTANCE UNTUK FITUR AUTOCOMPLETE PADA APLIKASI KATALOG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS ALMUSLIM FARHAN a a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Steven Kristanto G 1 Antonius Rachmat C 2 R. Gunawan Santosa 3 stev_en12@yahoo.co.id anton@ti.ukdw.ac.id gunawan@ukdw.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) dengan hadirnya mesin pencarian (Search Engine) di dalam sistem komputer yang merupakan salah satu fasilitas internet

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Pidie Jaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Pidie Jaya BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Pidie Jaya Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie Jaya merupakan lembaga independen non departemen yang bertugas menyelenggarakan

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Harry Octavianus Purba 13514050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Bandung, Indonesia 13514050@stei.itb.ac.id Proses

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana untuk menyampaikan sesuatu pesan yang diinginkan kepada manusia lain. Sarana yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Algoritma 2.1.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi pada masa sekarang sangat membantu serta memberi kemudahan bagi manusia dalam melakukan berbagai aktivitas, khususnya aktivitas yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs.

Artikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs. Studi Perbandingan Algoritma Brute Force, Algoritma Knuth- Morris-Pratt, Algoritma Boyer-Moore untuk Identifikasi Kesalahan Penulisan Teks berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti: Ditya Geraldy (672011064)

Lebih terperinci

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1.8. Quer Quer adalah satu atau beberapa kata atau frase / kalimat ang di masukan / di ketikan oleh pengguna saat melakukan pencarian pada search engine (google atau search engine

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada perpustakaan sekolah, katalog perpustakaan masih berupa katalog fisik dari kertas karton. Katalog diurutkan berdasarkan klasifikasi katalog

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN Mesran Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Andreas Dwi Nugroho - 13511051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Eric Cahya Lesmana 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di

Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Information Retrieval System 2.1.1. Pengertian Information Retrieval System Information retrieval system merupakan bagian dari bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma Boyer-Moore untuk menemukan kembali pesan SMS yang telah dihapus

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA

PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA Rudi Setiawan Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Telematika,

Lebih terperinci

ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP)

ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) Wistiani Astuti whistieruslank@gmail.com Teknik Informatika, Universitas Muslim Indonesia Abstrak Skripsi adalah suatu

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE

PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE Ramadhansyah (12110817) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Era yang telah berkembang saat ini, banyak perkembangan perangkat lunak, adapun salah satu yang kita kenal adalah text editor. Seiring dengan perkembangan zaman

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan banyak terdapat istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Secara umum, istilah yang berkaitan dengan diagnosis dan operasi memiliki

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA

IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA Rivalri Kristianto Hondro 1, Zumrotul Aqobah Hsb 2, Suginam 3, Ronda Deli Sianturi 4 1, 3, 4 Dosen Tetap

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana

Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana Moch. Yusup Soleh/13507051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 17 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan untuk memahami sistem dan komponen-komponen bagian dalam sistem dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Andri Januardi (09115) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG

TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG Ario Yudo Husodo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android

Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android Kencana Wulan Argakusumah, Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang,

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode

Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode Hishshah Ghassani - 13514056 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, JL. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Menurut Lauder (2005:223), Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan

Lebih terperinci

Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java

Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Gozali Harda Kumara (13502066) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Algoritma pencocokan

Lebih terperinci

Pengaplikasian Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Teknik Kompresi Data

Pengaplikasian Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Teknik Kompresi Data Pengaplikasian Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Teknik Kompresi Data I Nyoman Prama Pradnyana - 13509032 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir

Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Andi Kurniawan Dwi P - 13508028 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI

APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI Winda Winanti Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang transformasi antara sumber ilmu (koleksi) dengan pencari ilmu (pengunjung). Perpustakaan juga sering disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan (Utami, 2005).Algoritma adalah urutan langkah-langkah

Lebih terperinci

Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery

Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Disusun Oleh : Levanji Prahyudy / 13513052 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kombinasi Algoritma

Lebih terperinci

Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String

Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Hary Fernando Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No.10 Bandung, e-mail: hary@hary.web.id ABSTRAK Pencocokan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma String Matching Algoritma string matching merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching digunakan

Lebih terperinci

Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones

Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones Fandi Pradhana/13510049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf

Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Luthfi Kurniawan 13514102 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sudah dirasakan penting oleh manusia dalam era globalisasi saat ini. Hal itu terjadi karena kemajuan teknologi yang ada tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN ALGORITMA BOYER MOORE UNTUK PREDIKSI PERILAKU ORANG MELALUI INTERAKSI DI TWITTER

EFISIENSI PENGGUNAAN ALGORITMA BOYER MOORE UNTUK PREDIKSI PERILAKU ORANG MELALUI INTERAKSI DI TWITTER EFISIENSI PENGGUNAAN ALGORITMA BOYER MOORE UNTUK PREDIKSI PERILAKU ORANG MELALUI INTERAKSI DI TWITTER Mukh Noorfaik 1, Sendi Novianto 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika S1 1,Dosen Pembimbing Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara banyak fungsi komputer yang digunakan oleh manusia adalah. pencarian data serta pengurutan data (Handoyo, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Diantara banyak fungsi komputer yang digunakan oleh manusia adalah. pencarian data serta pengurutan data (Handoyo, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini penggunaan komputer sudah merakyat dan hampir selalu digunakan untuk menjalankan berbagai aktivitas manusia. Diantara banyak fungsi komputer

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT

PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. No., Agustus ISSN -X (Media Cetak) Hal : - PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT Firman Matondang, Nelly Astuti Hasibuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5]

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Algoritma adalah prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang menggunakan beberapa nilai sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai yang disebut keluaran.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI VICI INDAH YANA 121401062 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman

Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Diana Effendi 1) danandri Kurnaedi 2) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UniversitasKomputer Indonesia (UNIKOM),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diberbagai kalangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diberbagai kalangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pertukaran informasi menjadi sangat mudah. Kemajuan yang cukup besar di bidang komputer dan dunia internet semakin mempercepat proses tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi teknologi telah berkembang sangat cepat pada zaman sekarang. Hampir semua manusia modern memanfaatkan teknologi untuk mempermudah

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String

Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Vandika, Kinerja Algoritma Paralel untuk Pencarian Kata dengan Metode Boyer-Moore Menggunakan PVM KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Maria Angela Kartawidjaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan dalam pemasaran konvensional, barang

BAB I PENDAHULUAN. tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan dalam pemasaran konvensional, barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi internet disebabkan oleh kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Knuth-Morris-Pratt dan Algoritma Boyer-Moore dalam Pencarian Teks di Bahasa Indonesia dan Inggris

Perbandingan Algoritma Knuth-Morris-Pratt dan Algoritma Boyer-Moore dalam Pencarian Teks di Bahasa Indonesia dan Inggris Perbandingan Algoritma Knuth-Morris-Pratt dan Algoritma Boyer-Moore dalam Pencarian Teks di Bahasa Indonesia dan Inggris Kevin Wibowo-13509065 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan

Lebih terperinci

String Matching Dalam Permainan The Hunt for Gollum

String Matching Dalam Permainan The Hunt for Gollum String Matching Dalam Permainan The Hunt for Gollum Ligar Mugi Syahid (10111053) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA Teguh Nurhadi Suharsono 1, Ega Bahari 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algoritma ditemukan oleh seorang ahli matematika dari Uzbekistan, yang bernama Abu Ja far Muhammad Ibnu Al-Kwarizmi (770-840). Dalam bukunya yang berjudul Al-Jabr

Lebih terperinci

APLIKASI PENENTUAN JENIS PART OF SPEECH MENGGUNAKAN METODE N-GRAM DAN STRING MATCHING

APLIKASI PENENTUAN JENIS PART OF SPEECH MENGGUNAKAN METODE N-GRAM DAN STRING MATCHING APLIKASI PENENTUAN JENIS PART OF SPEECH MENGGUNAKAN METODE N-GRAM DAN STRING MATCHING 1 Nurzaenab dan 2 Purnawansyah 1 nurzaenab16@yahoo.co.id, 2 purnawansyah@gmail.com 12 Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA

PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA Darmawan Utomo Eric Wijaya Harjo Handoko Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Aplikasi Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Patrick Nugroho Hadiwinoto / 13515040 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara matematis dan logis. Tanpa kita sadari, kebanyakan dari kegiatan yang kita lakukan setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku

Lebih terperinci

Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching

Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Pattern Matching dalam Aplikasi SimSimi

Pattern Matching dalam Aplikasi SimSimi Pattern Matching dalam Aplikasi SimSimi Diah Fauziah - 13512049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan String Matching Pada Auto-Correct Berbasis Algoritma Levenshtein Distance

Penerapan String Matching Pada Auto-Correct Berbasis Algoritma Levenshtein Distance Penerapan String Matching Pada Auto-Correct Berbasis Algoritma Levenshtein Distance Adam Rotal Yuliandaru 13514091 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan

Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan Andri Rizki Aminulloh Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kamus Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan maknanya, pemakaiannya

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Pencocokan String dalam Fitur Autocompletion pada Text Editor atau Integrated Development Environment (IDE)

Pencocokan String dalam Fitur Autocompletion pada Text Editor atau Integrated Development Environment (IDE) Pencocokan String dalam Fitur Autocompletion pada Text Editor atau Integrated Development Environment (IDE Muhammad Wachid Kusuma 13510074 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telekomunikasi memiliki peranan penting bagi pembangunan Nasional, karena telekomunikasi dapat menyalurkan dan menyediakan informasi secara cepat bagi manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER MOORE DAN METODE N-GRAM UNTUK APLIKASI AUTOCOMPLETE DAN AUTOCORRECT

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER MOORE DAN METODE N-GRAM UNTUK APLIKASI AUTOCOMPLETE DAN AUTOCORRECT IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER MOORE DAN METODE N-GRAM UNTUK APLIKASI AUTOCOMPLETE DAN AUTOCORRECT TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Studi Strata Satu (S1) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic

Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Fahziar Riesad Wutono (13512012) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci