BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Ratna Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algoritma ditemukan oleh seorang ahli matematika dari Uzbekistan, yang bernama Abu Ja far Muhammad Ibnu Al-Kwarizmi ( ). Dalam bukunya yang berjudul Al-Jabr W al Muqabala, beliau telah menjelaskan langkah-langkah dalam penyelesaian berbagai persoalan aritmatika. Kata Algoritma, kemungkinan diambil dari kata Al-Kwarizmi yang kemudian berubah menjadi Algorizm, selanjutnya panggilan ini dipakai untuk menyebut konsep Algorithm yang ditemukan (Munir, 2007). Algoritma adalah prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang menggunakan beberapa nilai sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai yang disebut keluaran. Jadi, algoritma adalah deretan langkah komputasi yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran (Munir, 2007). Tujuan algoritma memberikan petunjuk tentang langkah-langkah logika penyelesaian permasalahan dalam bentuk yang mudah dipahami nalar manusia sebagai acuan yang membantu dalam mengembangkan program komputer. Pemahaman tentang algoritma akan mencegah sejak dini kemungkinan terjadinya kesalahan logika pada program komputer yang dikembangkan. Untuk mencapai tujuan diatas terdapat lima syarat yang harus dipenuhi dalam algoritma menurut (Sutanta, 2004). 1. Logika prosedur pada algoritma harus cukup mudah dipahami nalar manusia. 2. Validitas prosedur pada algoritma dapat ditelusuri dengan mudah. 3. Tidak menimbulkan kerancuan interpretasi bagi orang lain. 4. Prosedur pada algoritma harus cukup mudah dikonversi ke program komputer. 5. Prosedur pada algoritma tidak terpengaruh/bergantung pada bahasa pemrograman apapun. Algoritma harus mempunyai lima ciri penting menurut (Munir, 2007) :
2 1. Algoritma harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah terbatas. Sebagai contoh, tinjau kembali algoritma Euclidean. Pada langkah 1, jika n=0, algoritma berhenti. Jika n 0, maka nilai n selalu berkurang sebagai akibat langkah 2 dan 3, dan pada akhirnya nilai n=0. Program yang tidak pernah berhenti mengindikasikan bahwa program tersebut berisi algoritma yang salah. 2. Setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat dan tidak berarti dua (ambiguous). Pembaca harus mengerti apa yang dimaksud dengan m dan n adalah bilangan bulat tak-negatif. Contoh pernyataan, bagilah p dengan sejumlah beberapa buah bilangan bulat positif dapat bermakna ganda. Berapakah yang dimaksud dengan berapa?. Algoritma menjadi jelas jika langkah tersebut ditulis bagilah p dengan 10 buah bilangan positif. 3. Algoritma memiliki nol atau lebih masukan (input). Masukan ialah besaran yang diberikan kepada algoritma untuk diproses. Algoritma Euclidean mempunyai dua buah masukan, m dan n. 4. Algoritma mempunyai nol atau lebih keluaran (output). Keluaran dapat berupa pesan atau besaran yang memiliki hubungan dengan masukan. 5. Algoritma harus sangkil (effective). Setiap langkah harus sederhana sehingga dapat dikerjakan dalam sejumlah waktu yang masuk akal. Berdasarkan ciri algoritma yang dipaparkan oleh Donald Knuth dan defenisi algoritma maka dapat disimpulkan sifat utama suatu algoritma (Suarga, 2006) yaitu : 1. Input : Suatu algoritma memiliki input atau kondisi awal sebelum algoritma dilaksanakan dan bisa berupa nilai-nilai pengubah yang diambil dari himpunan khusus. 2. Output : Suatu algoritma menghasilkan output setelah dilaksanakan, atau algoritma akan mengubah kondisi awal menjadi kondisi akhir, dimana nilai output diperoleh dari nilai input yang telah diproses melalui algoritma. 3. Definiteness : Langkah-langkah yang dituliskan dalam algoritma terdefinisi dengan jelas sehingga mudah dilaksana oleh penggunaan algoritma. 4. Finiteness : Suatu algoritma harus memberi kondisi akhir atau output setelah melakukan sejumlah langkah yang terbatas jumlahnya untuk setiap kondisi awal atau input yang diberikan.
3 5. Effectiveness : Setiap langkah dalam algoritma bisa dilaksanakan dalam suatu selang waktu tertentu sehingga pada akhirnya memberi solusi sesuai yang diharapkan Konsep Algoritma Penyelesain permasalahan dengan menggunakan alat bantu sistem komputer paling tidak akan melibatkan lima tahapan, yaitu: 1. Analisis masalah. 2. Merancang algoritma. 3. Membuat program komputer. 4. Menguji hasil program komputer. 5. Dokumentasi. Tahapan-tahapan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu fase penyelesaian permasalahan (problem solving phase) dan fase implementasi (implementasi phase). Langkah pertama, yaitu analisis masalah merupakan langkah paling awal untuk mengetahui lebih jauh tentang permasalahan yang akan diselesaikan dengan menggunakan alat bantu komputer. Langkah kedua, yaitu merancang algoritma dilakukan dengan tujuan utama sebagai berikut (Sutanta, 2004). a. Menentukan ide solusi. b. Menyatakan algoritma. c. Memvalidasi algoritma. d. Menganalisis algoritma. Validasi algoritma diperlukan untuk menguji validasi prosedur yang telah dinyatakan dalam algoritma terhadap seluruh kemungkinan data yang di input. Sedangkan analisis algoritma dimaksudkan untuk mengetahui tingkat efisiensi proses dalam algoritma, yang berkaitan dengan efisiensi waktu dan efisiensi penggunaan memori dalam sistem komputer.
4 2.3. String Matching String matching adalah sebuah subjek yang banyak digunakan dalam lingkup pencarian teks. Algoritma-algoritma string matching menjadi komponen dasar yang diaplikasi pada berbagai piranti lunak dan dapat ditemukan pada hampir semua jenis sistem operasi (Charras & Lecroq, 1997). Selain itu, algoritma-algoritma string matching mempengaruhi metode pemrograman yang menjadi pola/acuan dalam bidang lainnya di computer science (baik sistem maupun perancangan piranti lunak). Algoritma-algoritma string matching juga mempunyai perubahan penting dalam lingkup teori computer science dengan menyediakan tantangan-tantangan dan permasalahan-permasalahan untuk dipecahkan. Secara umum, String Matching merupakan proses pencarian kata (pattern) dalam sebuah kalimat teks (string), String matching bisa untuk menemukan satu pattern yang pertama kali ditemukan, atau yang lebih umum menampilkan semua pattern yang dapat ditemukan dalam teks (Charras & Lecroq, 1997). Jenis string matching bermacam-macam, dibedakan menurut hasil yang diinginkan. Yang akan dibahas pada tulisan ini adalah Exact String Matching, Artinya pencarian yang dilakukan untuk menemukan sebuah substring/pattern yang tepat sama dalam sebuah string/text. Pattern dilambangkan dengan P=P[O...m-1], yang mana m adalah panjang dari pattern tersebut atau bisa disebut P:Length. Teks dilambangkan dengan T=IIO...n-1], yang mana n adalah panjang dari teks atau bisa disebut I:Length. String Matching dirumuskan sebagai berikut: x = x[0 m-1] Dimana : y = y[0 n-1] x adalah pattern m adalah panjang pattern y adalah teks n adalah panjang teks Kedua string terdiri dari sekumpulan karakter yang disebut alfabet yang dilambangkan dengan (sigma) dan mempunyai ukuran σ (tao). String matching dibagi menjadi dua, yakni exact matching dan heuristic atau statistical matching (Sarno, et al, 2012).
5 Exact Matching digunakan untuk menemukan pattern yang berasal dari satu teks. Contoh pencarian exact matching adalah pencarian kata pelajar dalam kalimat saya seorang pelajar atau saya seorang siswa. Sistem akan memberikan hasil bahwa kalimat pertama mengandung kata pelajar sedangkan kalimat kedua tidak, meskipun kenyataannya pelajar dan siswa adalah kata yang bersinonim (Sarno, et al, 2012). Cara kerja algoritma Exact String Matching adalah sebagai berikut: Posisi awal pencarian adalah pada ujung kiri (karakter pertama) dari P atau T, lalu karakter pada posisi tertentu di T dibandingkan dengan karakter pada P, bagian ini biasa disebut dengan pattern, dan setelah seluruh perbandingan telah dilakukan atau ditemukan ketidaksamaan maka P akan digeser ke kanan. Prosedur ini dilakukan berulang-ulang sampai ujung kanan P bertemu dengan ujung kanan T. Setiap pattern dengan posisi i pada T terjadi ketika P berada pada posisi m-1. Berdasarkan arah pemeriksaan karakter, metode yang digunakan dikelompokkan menjadi (Cahyo, 2007): 1. Metode pembacaan berawal dari posisi kiri mengarah ke kanan, salah satu contohnya adalah algoritma Knut-Morris-Pratt. Metode ini tergolong alamiah karena sesuai dengan arah pembacaan biasa dan memiliki karakteristik seperti proses pada automata. 2. Metode pembacaan berawal dari posisi kanan mengarah ke kiri, misalnya algoritma Boyer-Moore. Metode ini umumnya menghasilkan algoritma yang sederhana dan dianggap paling mangkus. 3. Metode pencarian dengan aturan tertentu, salah satunya adalah pencarian dua arah yang diawali dengan kemunculan algoritma dua jalur yang dicetuskan oleh Crochemore-Perrin. Metode ini melakukan dua jenis pencarian, yang pertama adalah mencari bagian kanan pola dari kiri ke kanan, dan jika tidak ada ketidakcocokan, pencarian dilanjutkan dengan bagian kiri. 4. Metode yang tidak memiliki suatu pola tertentu, biasanya algoritma ini menggunakan sebagian metode dari algoritma pada tiga kelompok di atas yang dikombinasikan dengan metode lain, contohnya adalah algotima quick search.
6 String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks. Prinsip kerja algoritma string matching adalah sebagai berikut (Effendi, et al, 2013): 1. Memindai teks dengan bantuan sebuah window yang ukurannya sama dengan panjang pattern. 2. Menempatkan window pada awal teks. 3. Membandingkan karakter pada window dengan karakter dari pattern. Setelah pencocokan (baik hasilnya cocok atau tidak cocok), dilakukan shift ke kanan pada window. Prosedur ini dilakukan berulang-ulang sampai window berada pada akhir teks. Mekanisme ini disebut mekanisme sliding-window. Algoritma string matching mempunyai tiga komponen utama (Effendi, et al, 2013), yaitu: 1. Pattern, yaitu deretan karakter yang akan dicocokkan dengan teks, dinyatakan dengan x[0..m-1], panjang pattern dinyatakan dengan m. 2. Teks, yaitu tempat pencocokan pattern dilakukan, dinyatakan dengan y[0..n- 1], panjang teks dinyatakan dengan n. 3. Alfabet, yang berisi semua simbol yang digunakan oleh bahasa pada teks dan pattern, dinyatakan dengan dengan ukuran dinyatakan dengan ASIZE Algoritma Maximal Shift Algoritma Maximal Shift adalah algoritma yang mencari pola dalam teks dengan cara pola dicari dari karakter yang memiliki nilai minshift yang terbesar hingga minshift yang terkecil. Sunday merancang sebuah algoritma dimana karater pola yang satu akan menyebabkan pergeseran yang lebih besar dan yang satu lainnya menyebabkan pergeseran yang lebih pendek. Tahapan proses dari algoritma Maximal shift terdiri dari memilah karakter pola dalam urutan penurunan pergeseran, membangun badcharaters shift dan fungsi good-suffix Shif. Fungsi tersebut disesuaikan dengan urutan scanning karakter pola, (Charras & Lecroq, 2004). Langkah-langkah proses algoritma Maximal Shift yaitu:
7 Proses pertama adalah prosedur perhitungan nilai minshift karakter pola yang akan digunakan untuk proses pengurutan. Dapat dilihat pada Tabel Tabel 2.1 Menentukan Nilai MinShift pada Contoh. i x[i] G C A G A G A G minshift[i] Proses kedua adalah orderpattern yang digunakan untuk mengurutkan karakter pada pola dari nilai minshift tertinggi hingga terkecil pada pola. Jika menemukan karakter yang memiliki nilai minshift yang sama maka pengurutan didasarkan pada posisi pencarian dari kanan ke kiri, yaitu posisi karakter yang di temukan dahulu diurutkan lebih awal. Seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 OrdernPattern Maximal Shift pada Contoh. I Pat[i].loc Pat[i].c G A G A G A C G Proses ketiga adalah preqsbc yang mengitung nilai qsbc pada tiap-tiap karakter yang selanjutnya nilai tersebut kemungkinan akan digunakan untuk pergeseran pola dengan cara menetukan posisi karakter dalam pola dari kanan ke kiri dan jika ada karakter sama dalam pola maka posisi karakter yang pertama ditemukan yang dicatat. Seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Perhitungan preqsbc pada Contoh c A C G T qsbc[c]
8 Proses keempat adalah preadatedgs yang menghitung nilai pada tiap posisi dan kemudian nilai inilah yang kemungkinan akan digunakan untuk pergeseran pada pola. Dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Perhitungan adaptedgs pada Contoh. i adaptedgs[i]
9 Gambar 2.1 Tahap pencarian algoritma Maximal Shift Algoritma Quick Search Menurut (Sunday, 1990) algoritma Quick Search adalah algoritma yang paling sederhana dimana perbandingan yang dilakukan secara ketat dari kiri ke kanan (Stephen, 1994). Algoritma Quick Search ini mencari data secara berurut pada tiap karater dalam teks sehingga pencarian disebut pencarian sekuensial atau sequential search. Algoritma Quick Search mencari pola karakter berdasarkan nilai Quick Search-bad character atau qsbc (Handik, 2006). [ ] { { [ ] } } Proses pertama yang dilakukan adalah mencari nilai Quick Search-bad character atau qsbc yang digunakan untuk proses pergeseran. Seperti pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Perhitungan preqsbc pada Contoh QS C A C G T qsbc[c] Langkah-langkah pencarian dengan algoritma Quick Search. 1. Pertama dihitung selisih panjang pola dan panjang teks. 2. Proses pencarian dimulai dengan mencocokkan karakter pola pertama dengan karakter teks pertama.
10 3. Jika terjadi kecocokkan maka pencarian diteruskan dengan mencocokkan karakter pola selanjutnya dengan karakter pada teks. 4. Jika semua pola ditemukan maka dianggap telah menemukan ouput string yang dicari. 5. Jika ada ketidakcocokkan maka terjadi perhitungan qsbc, dari hasil perhitungan qsbc akan digunakan untuk pergeseran, pergeseran terus terjadi hingga jumlah pergeseran lebih besar dibandingan selisih panjang teks dengan panjang pola.
11 Gambar 2.2 Tahap pencarian algoritma Quick Search 2.6. Kompleksitas Algoritma Kompleksitas dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah. Algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam waktu yang singkat memiliki kompleksitas yang rendah, sementara algoritma membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalahnya mempunyai kompleksitas yang tinggi. Kompleksitas algoritma terdiri dari dua macam yaitu kompleksitas waktu dan kompleksitas ruang (Azizah, 2013). Kompleksitas waktu dinyatakan oleh T(n), diukur dari jumlah tahapan komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan sebagai fungsi dari ukuran masukan n, dimana ukuran masukan (n) merupakan jumlah data yang diproses oleh algoritma. Waktu yang diperlukan untuk menjalankan suatu algoritma harus semakin cepat. Karena kompleksitas waktu menjadi hal yang sangat penting, maka analisis kompleksitas algoritma deteksi tepi akan dilakukan terhadap running time algoritma tersebut Notasi Asimptotik Untuk nilai n cukup besar, bahkan tidak terbatas, dilakukan analisis efisiensi asimptotik dari suatu algoritma untuk menentukan kompleksitas waktu yang sesuai atau disebut juga kompleksitas waktu asimptotik. Notasi yang digunakan untuk menentukan kompleksitas waktu asimptotik dengan melihat waktu tempuh (running time). Kompleksitas waktu asimptotik terdiri dari tiga macam yaitu (Lavitin, 2011): 1. Keadaan terbaik (best case) dinotasikan dengan Big-Omega. 2. Keadaan rata-rata (everage case) dilambangkan dengan notasi Bigtheta.
12 3. Keadaan terburuk (worsh case) dilambangkan dengan notasi ( ) Big-O. Gambar 2.3 Contoh Grafik Notasi Asimptotik Ω. Gambar 8.3 menunjukan notasi Ω menjadi batas bawah dari suatu fungsi agar berada dalam suatu faktor konstan. Dinyatakan jika terdapat konstanta positif dan sedemikian sehingga pada dan dikanan, nilai selalu berada tepat pada atau diatas (Lavitin, 2011). Gambar 2.4 Contoh Grafik Notasi Asimptotik. Gambar 8.4 menunjukan notasi membatasi suatu fungsi agar berada dalam faktor konstan. Dinyatakan dengan jika terdapat konstanta positif
13 ,, dan sedemikian sehingga pada dan di kanan, nilai selalu berada tepat pada, tepat pada, atau diantara dan. Gambar 2.5 Contoh Grafik Notasi Asimptotik. Gambar 8.5 menunjukan noatsi menjadi batas atas dari suatu fungsi agar berada dalam suatu faktor konstan. Dinyatakan dengan jika terdapat konstanta positif, dan sedemikian sehingga pada dan di kanan, nilai selalu berada tepat pada, atau dibawah. Kompleksitas waktu algoritma biasa dihitung dengan menggunakan notasi, dibaca dari (Lavitin, 2011).
14 2.7. Farmakologi Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat, bertujuan agar dapat menggunakan obat untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Prinsip farmakologi adalah molekul obat harus dapat mempengaruhi secara kimia satu atau lebih isi sel agar mengahasilkan respons farmakologi. Cabang-cabang farmakologi mencakup (Susanti & Kumala, 2011) : 1. Farmakoqnosi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang merupakan sumber obat. 2. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, memformulasikan, menyimpan dan menyediakan obat. 3. Farmakologi klinik adalah ilmu yang mempelajari tentang efek obat pada manusia. 4. Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari tentang nasib obat dalam tubuh yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya. 5. Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang efek obat terhadpa fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh mekanisme kerjanya. 6. Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keracunan zat kimia termasuk obat.
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan banyak terdapat istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Secara umum, istilah yang berkaitan dengan diagnosis dan operasi memiliki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan (Utami, 2005).Algoritma adalah urutan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,
Lebih terperinciTECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG
TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG Ario Yudo Husodo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Optimal Mismatch Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap karakter dalam teks sehingga pencarian seperti ini disebut pencarian sekuensial
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Algoritma adalah prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang menggunakan beberapa nilai sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai yang disebut keluaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telekomunikasi memiliki peranan penting bagi pembangunan Nasional, karena telekomunikasi dapat menyalurkan dan menyediakan informasi secara cepat bagi manusia
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA
BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA 3.1 Kompleksitas Algoritma Suatu masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Algoritma yang digunakan tidak saja harus benar, namun juga harus efisien.
Lebih terperinciAnalisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String
Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN
IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN Mesran Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pencocokan string merupakan masalah mendasar yang terjadi dalam berbagai aplikasi praktis. (Mitani & Ino, 2016).Pencocokan string adalah proses menemukan jumlah kejadian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Menurut (Suarga, 2012 : 1) algoritma: 1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun
Lebih terperinciAplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion
Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10
Lebih terperinciKombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery
Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Disusun Oleh : Levanji Prahyudy / 13513052 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kombinasi Algoritma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
7 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini informasi sangat mudah didapatkan terutama melalui media internet. Dengan banyaknya informasi yang terkumpul atau tersimpan dalam jumlah yang banyak, user
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma String Matching Algoritma string matching merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching digunakan
Lebih terperinciAplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan
Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara matematis dan logis. Tanpa kita sadari, kebanyakan dari kegiatan yang kita lakukan setiap
Lebih terperinciPENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING
PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,
Lebih terperinciIT234 ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA
IT234 ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Algoritma-Pemograman-Flow Chart Ramos Somya Algoritma Asal kata Algoritma berasal dari nama seorang ilmuan Persian yang bernama Abu Ja far Mohammed lbn Musa al-khowarizmi,
Lebih terperinciALGORITMA PENCARIAN STRING DENGAN ALGORITMA BRUTE FORCE, KNUTH-MORRIS-PRATT DAN ALGORITMA DUA ARAH
ALGORITMA PENCARIAN STRING DENGAN ALGORITMA BRUTE FORCE, KNUTH-MORRIS-PRATT DAN ALGORITMA DUA ARAH Dwinanto Cahyo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) dengan hadirnya mesin pencarian (Search Engine) di dalam sistem komputer yang merupakan salah satu fasilitas internet
Lebih terperinciMencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching
Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciPertemuan 1. Algoritma dan PHP
Pertemuan 1. Algoritma dan PHP A. Algoritma Algoritma merupakan fondasi khusus yang harus dikuasai setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan suatu masalah secara terstruktur, efektif dan efisien. Definisi
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer
Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Eric Cahya Lesmana 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPerbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis
Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Kata algoritma diambil dari nama ilmuwan muslim dari Uzbekistan Abu Ja far Muhammad bin Musa Al-Khuwārizmi (780-846M), sebagaimana tercantum pada terjemahan karyanya
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA
PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA Darmawan Utomo Eric Wijaya Harjo Handoko Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE STRING MATCHING UNTUK APLIKASI PENGARSIPAN DOKUMEN (STUDI KASUS : SMPN 3 SUMBER KAB. CIREBON)
JURNAL DIGIT, Vol. 7 No.1 Mei 2017, pp. 50~61 50 IMPLEMENTASI METODE STRING MATCHING UNTUK APLIKASI PENGARSIPAN DOKUMEN (STUDI KASUS : SMPN 3 SUMBER KAB. CIREBON) Ida Mulyawati 1, Ridho Taufiq Subagio
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic
Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Fahziar Riesad Wutono (13512012) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciAplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir
Aplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir Edmund Ophie - 13512095 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciPENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE
PENCOCOKAN DNA NR_108049 DAN DNA DI203322 MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas
Lebih terperinciAPLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN
APLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN Saut Dohot Siregar 1*, Mawaddah Harahap 2, Yohana Marbun 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciVolume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di
Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Pencocokan String dan Algoritma Runut Balik dalam Konversi Romaji ke Hangul
Aplikasi Algoritma Pencocokan String dan Algoritma Runut Balik dalam Konversi Romaji ke Hangul Denita Hanna Widiastuti - 13514008 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE
IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Steven Kristanto G 1 Antonius Rachmat C 2 R. Gunawan Santosa 3 stev_en12@yahoo.co.id anton@ti.ukdw.ac.id gunawan@ukdw.ac.id Abstract
Lebih terperinciVisualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java
Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Gozali Harda Kumara (13502066) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Algoritma pencocokan
Lebih terperinciAlgoritma String Matching pada Mesin Pencarian
Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Harry Octavianus Purba 13514050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Bandung, Indonesia 13514050@stei.itb.ac.id Proses
Lebih terperinciAlgoritma, Pseudo Code Flow Chart
Algoritma, Pseudo Code Flow Chart Algoritma Asal kata Algoritma (algorism - algorithm) berasal dari nama Abu Ja far Muhammad ibn Musa Al-Khuwarizmi Ilmuan Persia yang menulis kitab al jabar w al-muqabala
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesan SMS dapat dijadikan sebagai barang bukti digital dalam kasus tindak kejahatan. Di Indonesia sendiri barang bukti digital dalam pengungkapan tindak kejahatan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk
Lebih terperinciPengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman
Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Diana Effendi 1) danandri Kurnaedi 2) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UniversitasKomputer Indonesia (UNIKOM),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang transformasi antara sumber ilmu (koleksi) dengan pencari ilmu (pengunjung). Perpustakaan juga sering disebut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi Data Kompresi adalah mengecilkan/ memampatkan ukuran. Kompresi Data adalah teknik untuk mengecilkan data sehingga dapat diperoleh file dengan ukuran yang lebih kecil
Lebih terperinciAlgoritma & Pemrograman #1. Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs
Algoritma & Pemrograman #1 Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs Algoritma Asal kata Algoritma (algorism - algorithm) berasal dari nama Abu Ja far Muhammad ibn Musa Al-Khuwarizmi Ilmuan Persia yang menulis kitab
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS
PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciPenerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia
Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir
Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Andi Kurniawan Dwi P - 13508028 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciALGORITHM. 2 Analysis Algorithm. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.com
ALGORITHM 2 Analysis Algorithm Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Analysis Suatu Algoritma Studi yang menyangkut analis algoritma ada 2 hal : 1. Perbandingan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan proses analisis dan pengujian program aplikasi pencarian
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan proses analisis dan pengujian program aplikasi pencarian string dengan menggunakan algortima Maximal Shift, algoritma Optimal Mismatch dan algoritma
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang
Lebih terperinciAPLIKASI PENENTUAN JENIS PART OF SPEECH MENGGUNAKAN METODE N-GRAM DAN STRING MATCHING
APLIKASI PENENTUAN JENIS PART OF SPEECH MENGGUNAKAN METODE N-GRAM DAN STRING MATCHING 1 Nurzaenab dan 2 Purnawansyah 1 nurzaenab16@yahoo.co.id, 2 purnawansyah@gmail.com 12 Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma adalah urutan langkah logis tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Yang ditekankan adalah urutan langkah logis, yang berarti algoritma harus mengikuti suatu
Lebih terperinciAPLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI
APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI Winda Winanti Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Performansi Algoritma Zhu-Takaoka dan Algoritma Karp-Rabin Pada Pencarian Kata Di Rumah Baca Buku Sunda
Analisis Perbandingan Performansi Algoritma Zhu-Takaoka dan Algoritma Karp-Rabin Pada Pencarian Kata Di Rumah Baca Buku Sunda LATAR BELAKANG RUMAH BACA BUKU SUNDA BANYAKNYA Buku Banyaknya Algoritma 35
Lebih terperinciANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP)
ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) Wistiani Astuti whistieruslank@gmail.com Teknik Informatika, Universitas Muslim Indonesia Abstrak Skripsi adalah suatu
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Knuth Morris Pratt pada Alat Penerjemah Suara
Implementasi Algoritma Knuth Morris Pratt pada Alat Penerjemah Suara Bima Laksmana Pramudita (13511042) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Algoritma Algoritma adalah kumpulan instruksi atau perintah yang dibuat secara jelas dan sistematis berdasarkan urutan yang logis (logika) untuk penyelsaian suatu
Lebih terperinciPraktikum Algoritma dan Pemrograman. By Faizah, S.Kom. Lab. Komputasi Dasar Prodi Ilmu Komputer UGM
Praktikum Algoritma dan Pemrograman By Faizah, S.Kom Lab. Komputasi Dasar Prodi Ilmu Komputer UGM Materi Pengantar Algoritma Konsep Bahasa Pemrograman Tipe Data, Keywords, Konstanta, Variabel Struktur
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT
Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. No., Agustus ISSN -X (Media Cetak) Hal : - PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT Firman Matondang, Nelly Astuti Hasibuan,
Lebih terperinciPattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh
Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Dini Lestari Tresnani - 13508096 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan
Lebih terperinciArtikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs.
Studi Perbandingan Algoritma Brute Force, Algoritma Knuth- Morris-Pratt, Algoritma Boyer-Moore untuk Identifikasi Kesalahan Penulisan Teks berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti: Ditya Geraldy (672011064)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahirnya teknologi informasi komputer dan fasilitas pendukungnya seperti layanan internet saat ini membuat perkembangan yang sangat luas. Segala informasi-informasi
Lebih terperinciPerbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String
Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Hary Fernando Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No.10 Bandung, e-mail: hary@hary.web.id ABSTRAK Pencocokan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah urutan logis langkah-langkah penyelesaian yang disusun secara sistematis. Meskipun algoritma sering dikaitkan dengan ilmu komputer, namun
Lebih terperinciAlgoritma Brute Force (Bagian 2) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik
Algoritma Brute Force (Bagian 2) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik 1 Contoh-contoh lain 1. Pencocokan String (String Matching) Persoalan: Diberikan a. teks (text), yaitu (long)
Lebih terperinciBab I Pengantar Ke Algoritma
Bab I Pengantar Ke Algoritma 1.1. Apa Itu Algoritma Kata algoritma sendiri berasal dari kata algorism yang berarti proses sebagai metode perhitungan komputasi ( Urutan logis pengambilan keputusan intuk
Lebih terperinciMATERI SIMKOMDIG PENGERTIAN DASAR LOGIKA DAN ALGORITMA
MATERI 3.1 4.1 SIMKOMDIG PENGERTIAN DASAR LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA Diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles (384-322 SM) ALGORITMA Diperkenalkan Oleh Ahli Matematika : Abu Ja far Muhammad Ibnu Musa
Lebih terperinciII. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN
Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciPengantar Teknologi Informasi
Pengantar Teknologi Informasi Komputasi & Pemrograman Defri Kurniawan, M.Kom Fasilkom 11/24/2013 Content Teori Komputasi Mesin Turing Komputasi Komputasi Modern Teori Komputasi Teori komputasi adalah cabang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Information Retrieval System 2.1.1. Pengertian Information Retrieval System Information retrieval system merupakan bagian dari bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk pengambilan
Lebih terperinciAlgoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan
Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan Andri Rizki Aminulloh Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE
PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE Ramadhansyah (12110817) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun
Lebih terperinciStudi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String
Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Algoritma 2.1.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi
Lebih terperinciAnalisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O
Analisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O Rama Aulia NIM : 13506023 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : ramaaulia@yahoo.co.id Abstrak Sorting
Lebih terperinciLogika dan Algoritma Yuni Dwi Astuti, ST 2
ALGORITMA Istilah algoritma pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli matematika yaitu Abu Ja far Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi. Yang dimaksud dengan algoritma adalah : Urutan dari barisan instruksi
Lebih terperinciPenggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf
Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Luthfi Kurniawan 13514102 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
Lebih terperinciAlgoritme Pencocokan String (String Matching) Menurut Black (2016), string adalah susunan dari karakter-karakter (angka, alfabet, atau karakte
II KAJIAN PUSTAKA 2! KAJIAN PUSTAKA 2.1! Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam tulisan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. unik. Orang hanya menemukan kata algorism yang berarti proses menghitung
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Algoritma 2.1.1. Sejarah Algoritma Ditinjau dari asal-usul katanya, kata Algoritma mempunyai sejarah yang unik. Orang hanya menemukan kata algorism yang berarti
Lebih terperinciAnalisa Algoritma. Konsep Algoritma
Analisa Algoritma Konsep Algoritma Deskripsi Materi ini membahas tentang konsep dasar algoritma Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Menjelaskan konsep dasar algoritma Mendeskripsikan tahapan algoritma Menjelaskan
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan
Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Andreas Dwi Nugroho - 13511051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma berasal dari nama ilmuwan muslim dari Uzbekistan, Abu Ja far Muhammad bin Musa Al-Khuwarizmi (780-846M). Pada awalnya kata algoritma adalah istilah yang merujuk
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI VICI INDAH YANA 121401062 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Lebih terperinciPERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN
PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN Yudhistira NIM 13508105 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika ITB Jalan Ganesha No.10 Bandung e-mail: if18105@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinci