BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Sucianty Hardja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi. Informatian retrieval merupakan ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur dan metode-metode untuk menemukan kembali informasi yang tersimpan dari berbagai sumber yang relevan atau koleksi sumber informasi yang dicari atau dibutuhkan. Dengan tindakan index panggilan (searching), pemanggilan data kembali. (Kowalski, G. 997) Dalam pencarian data, beberapa jenis data dapat ditemukan diantaranya texts, table, image, video, audio. Adapun tujuan dari Infromation Retrieval ialah untuk memenuhi informasi pengguna dengan cara meretrieve dokumen yang relevan atau menguragi dokumen pencarian yang tidak relevan. (Kowalski, G. 997) Information Retrieval memiliki kegunaan yang banyak untuk user. Kita bisa melihat fungsinya di mesin pencari untuk mencari informasi, atau di perpustakaan, di apotik dan lain sebagainya. Itu semua adalah karena jasa Information Retrieval. Information Retrieval mempunyai peran untuk: ) Menganalisis isi sumber informasi dan pertanyaan pengguna. 2) Mempertemukan pertanyaan pengguna dengan sumber informasi untuk mendapatkan dokumen yang relevan. 2.2 String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 994). String matching digunakan untuk menemukan suatu string yang disebut dengan pattern dalam string yang disebut dengan teks (Charras, C. & Lecroq, T. 997). Prinsip kerja algoritma string matching (Effendi, D. et al. 203) adalah sebagai berikut:
2 7 ) Memindai teks dengan bantuan sebuah window yang ukurannya sama dengan panjang pattern. 2) Menempatkan window pada awal teks. 3) Membandingkan karakter pada window dengan karakter dari pattern. Setelah pencocokan (baik hasilnya cocok atau tidak cocok) dilakukan pergeseran ke kanan pada window. Prosedur ini dilakukan berulang-ulang sampai window berada pada akhir teks. Mekanisme ini disebut mekanisme sliding window. Algoritma string matching mempunyai tiga komponen utama (Effendi, D. et al. 203), yaitu: ) Pattern, yaitu deretan karakter yang akan dicocokkan dengan teks, dinyatakan dengan, panjang pattern dinyatakan dengan. 2) Teks, yaitu tempat pencocokan pattern dilakukan. Dinyatakan dengan, panjang teks dinyatakan dengan. 3) Alfabet, berisi semua simbol yang digunakan oleh bahasa pada teks dan pattern, dinyatakan dengan dengan ukuran dinyatakan ASIZE. 2.3 Cara Kerja String Matching Pattern adalah solusi umum yang dapat digunakan kembali pada permasalahan umum yang sering terjadi pada software design. Design pattern bukan desain final yang dapat ditransformasikan secara langsung kedalam kode. Ini hanyalah deskripsi atau template untuk mengetahui bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dapat digunakan pada berbagai macam situasi yang berbeda. Cara yang jelas untuk mencari pattern yang cocok dengan teks adalah dengan mencoba mencari di setiap posisi awal dari teks dan mengabaikan pencarian secepat mungkin jika karakter yang salah ditemukan (Knuth, D.E. et al. 977). Proses pertama adalah menyelaraskan bagian paling kiri dari pattern dengan teks. Kemudian dibandingkan karakter yang sesuai dari teks dan pattern. Setelah seluruhnya cocok maupun tidak cocok dari pattern, window digeser ke kanan sampai posisi pada teks. Menurut Singh, R. & Verma, H.N. (20), efisiensi dari algoritma terletak pada dua tahap: ) Tahap praproses, tahap ini mengumpulkan informasi penuh tentang pattern dan menggunakan informasi ini pada tahap pencarian.
3 8 2) Tahap pencarian, pattern dibandingkan dengan window dari kanan ke kiri atau kiri ke kanan sampai kecocokan atau ketidakcocokan terjadi. 2.4 Klasifikasi Algoritma String Matching Algoritma string matching dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian menurut arah pencariannya (Charras, C. & Lecroq, T. 997), yaitu: ) Dari kiri ke kanan (left to right), algoritma yang termasuk dalam kategori ini adalah algoritma Brute Force, algoritma Morris dan Pratt yang kemudian dikembangkan menjadi algoritma Knuth-Morris-Pratt. 2) Dari kanan ke kiri (right to left) yang biasanya menghasilkan hasil terbaik secara partikal. Contoh algoritma ini adalah algoritma Boyer-Moore, yang kemudian banyak dikembangkan menjadi algoritma Tuned Boyer-Moore, algoritma Turbo Boyer-Moore, algoritma Zhu Takaoka dan algoritma Horspool. 3) Dari arah yang ditentukan secara spesifik oleh algoritma tersebut (in a spesific order), arah ini menghasilkan hasil terbaik secara teoritis. Algoritma yang termasuk kategori ini adalah algoritma Colussi dan algoritma Chrocemorre- Perrin. 2.5 Teknik Algoritma String Matching Menurut Singla, N. & Garg, D. (202), ada dua teknik utama dalam algoritma string matching, yaitu: ) Exact string matching Exact string matching, merupakan pencocokan string secara tepat dengan susunan karakter dalam string yang dicocokkan memiliki jumlah maupun urutan karakter dalam string yang sama. Beberapa algoritma exact string matching antara lain: a. Knuth-Morris-Pratt, metode ini mencari kehadiran sebuah kata dalam teks dengan melakukan observasi awal (preprocessing) dengan cara mengecek ulang kata sebelumnya. Algoritma ini melakukan pencocokan dari kiri ke kanan. b. Boyer-Moore, algoritma Boyer-Moore adalah algoritma string matching yang paling efisien dibandingkan algoritma string matching lainnya. Sebelum melakukan pencarian string, algoritma melakukan proses terlebih dahulu pada pattern, bukan pada string pada teks tempat pencarian. Algoritma ini melakukan
4 9 pencocokan karakter yang dimulai dari kanan ke kiri. Karena sifatnya yang sangat efisien, Boyer-Moore memiliki banyak variasi penyederhanaannya. Salah satunya adalah algoritma Horspool yang akan digunakan dalam penelitian ini dan akan dijelaskan pada poin berikutnya. 2) Approximate string matching atau Fuzzy string matching Fuzzy string matching merupakan pencocokan string secara samar, maksudnya pencocokan string dimana string yang dicocokkan memiliki kemiripan memiliki susunan karakter yang berbeda (mungkin jumlah atau urutannya), tetapi string tersebut memiliki kemiripan baik kemiripan tekstual/penulisan (approximate string matching) atau kemiripan ucapan (phonetic string matching). 2.6 Algoritma Not So Naive Algoritma Not So Naive pertama kali dipublikasikan oleh Christophe Hancart tahun 992. Algoritma Not So Naive merupakan variasi turunan dari algoritma Naive atau yang sering disebut algoritma Brute Force. Cara kerja algoritma ini adalah dengan memiliki fase pencarian mengecek teks dan pola dari kiri ke kanan. Lalu, algoritma Not So Naive akan mengidentifikasi terlebih dahulu dua kasus yang dimana di setiap akhir fase pencocokan pergeseran dapat dilakukan sebanyak 2 posisi ke kanan, tidak seperti algoritma Naive yang dimana pergeseran tetaplah sebanyak posisi ke kanan. Kita asumsikan bahwa P[0] P[]. Jika P[0] = T[s] dan P[] = T[s+], maka di akhir fase pencocokan pergeseran s bisa dilakukan sebanyak 2 posisi. Karena P[0] P[] = T[s+]. Dan jika P[0] = P[]. Jika P[0] = T[s] tapi P[] T[s+]. Maka sekali lagi pergeseran s dapat dilakukan sebanyak 2 posisi (Cantone & Faro,2004) dimana P adalah Pattern,T adalah Teks dan s adalah nilai posisi. Saat fase pencarian dari Algoritma Not So Naive perbandingan karakter dilakukan dengan posisi pola mengikuti urutan, 2,..., m-2, m-, 0 dimana m adalah panjang pattern. Di setiap percobaan dimana jendela diposisikan di teks faktor y[i..j+m-]. jika x[0] = x[] dan x[] y[ j+] atau jika x[0] x[] dan x[] = y[j+] polanya akan digeser sebanyak 2 posisi di setiap akhir percobaan dan sebanyak posisi jika kondisi di atas tidak terpenuhi (Alapati & Mannava, 20) dimana y adalah teks dan x adalah pattern. Berikut diberikan contoh untuk menunjukkan proses pencarian Algoritma Not So Naive dimana karakter urutan 0 dan karakter urutan pada pattern tidak
5 0 mengalami kesamaan (x[0]!= x[]) maka nilai variabel k akan diinisialisasi dengan nilai dan nilai variabel ell akan diinisialisasi dengan nilai 2 dimana kedua variabel tersebut akan digunakan untuk nilai pergeseran pada proses pencocokan. Contoh Teks : NURUL HASANAH HARAHAP Pattern : ARAH Tabel. Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Satu Pada Tabel. perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.2 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Dua 2 Pada Tabel.2 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak 2 posisi sesuai dengan nilai variable ell. Tabel.3 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Tiga Pada Tabel.3 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k.
6 Tabel.4 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Empat Pada Tabel.4 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.5 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Lima Pada Tabel.5, perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.6 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Enam Pada Tabel.6 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.7 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Tujuh Pada Tabel.7 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k.
7 2 Tabel.8 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Delapan Pada Tabel.8 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.9 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Sembilan Pada Tabel.9 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.0 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Sepuluh Pada Tabel.0 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel. Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Sebelas Pada Tabel. perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k.
8 3 Tabel.2 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Dua Belas Pada Tabel.2 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.3 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Tiga Belas Pada Tabel.3 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.4 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Empat Belas Pada Tabel.4 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Tabel.5 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Lima Belas 4 2 3
9 4 Pada Tabel.5 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak 2 posisi sesuai dengan nilai variabel ell. Tabel.6 Proses Pencocokan Algoritma Not So Naive Pada Percobaan Enam Belas Pada Tabel.6 perbandingan karakter pertama (x[]!= y[j+]) sudah mengalami digeser sebanyak posisi sesuai dengan nilai variabel k. Namun dikarenakan sisa Teks lebih kecil daripada pola maka fase pencarian berhenti disini. 2.7 Algoritma Two Way Algoritma Two Way Algorithm atau Algoritma Dua Arah dipublikasikan Maxime Crochemore dan Dominique Perrin pada tahun 99. Algoritma ini memfaktorkan pattern menjadi dua bagian patternkiri, dan patternkanan sehingga pattern=patternkiripatternkanan. Fase pencocokan pada algoritma ini terdiri dari dua bagian, pertama mencocokkan karakter patternkanan dari kiri ke kanan, lalu mencocokkan karakter patternkiri dari kanan ke kiri [CHA0]. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 2. Fase inisialisasi pada algoritma ini menghitung faktorisasi yang baik dari pattern atas patternkiri dan patternkanan. Jika (u, v) merupakan sebuah faktorisasi dari pattern, maka sebuah pengulangan di (u, v) adalah sebuah kata w, sehingga dua persyaratan ini terpenuhi:. w adalah akhiran dari u atau u adalah akhiran dari w 2. w adalah awalan dari v atau v adalah awalan dari w Dengan kata lain, kata w muncul di kedua sisi dari potongan u dan v dengan kemungkinan overflow di kedua sisi. Panjang dari pengulangan terkecil di (u, v) disebut periode lokal, dan dinotasikan dengan r (u, v). Setiap faktorisasi dari (u, v) paling tidak mempunyai satu pengulangan. Dapat dilihat dengan mudah bahwa r (u, v) x. Faktorisasi (u, v) dari x sehingga r (u, v) = per (x) disebut faktorisasi kritis dari x. Jika (u, v) adalah faktorisasi kritis dari x, maka pada posisi pada u di x,
10 5 periode lokal dan periode global akan sama. Algoritma Crochemore-Perrin memilih faktorisasi kritis (patternkiri, patternkanan) sehingga patternkiri < per(x) dan patternkiri mempunyai nilai minimal. (Crochemore, M & Perrin, D. 99) Fase inisialisasi pada algoritma ini mempunyai kompleksitas waktu dan ruang O (n), sedang fase pencocokan dapat dilakukan dengan kompleksitas waktu O (m), dan pada kasus terburuk, algoritma ini melakukan 2m-n pencocokan karakter. Contoh: Teks : NURUL HASANAH HARAHAP Pattern : ARAH Tabel 2. Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Satu Terlihat perbedaan pada index R sehingga geser pattern sebanyak Tabel 2.2 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Dua Terlihat perbedaan pada index U sehingga geser pattern sebanyak Tabel 2.3 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Tiga Terlihat perbedaan pada index L sehingga geser pattern sebanyak Tabel 2.4 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Empat Terlihat perbedaan pada index (spasi) sehingga geser pattern sebanyak
11 6 Tabel 2.5 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Lima Terlihat perbedaan pada index H sehingga geser pattern sebanyak Tabel 2.6 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Enam 2 Terlihat persamaan pada index A dan terlihat perbedaan pada index S sehingga geser pattern sebanyak 2 Tabel 2.7 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Tujuh 2 Terlihat persamaan pada index A dan terlihat perbedaan pada index N sehingga geser pattern sebanyak 2 Tabel 2.8 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Delapan Terlihat persamaan pada index A, H, A dan terlihat perbedaan pada index N sehingga geser pattern sebanyak 2 Tabel 2.9 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Sembilan 2 Terlihat persamaan pada index A dan terlihat perbedaan pada index R sehingga geser pattern sebanyak 2
12 7 Tabel 2.0 Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Sepuluh Teks dan Pattern cocok sehingga geser pattern sebanyak 4 Tabel 2. Proses Pencocokan Algoritma Two Way Pada Percobaan Sebelas Pada pola ini tidak perlu dilakukan pergeseran karena sudah pada indeks terakhir. 2.8 Kompleksitas Algoritma Suatu masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Algoritma yang digunakan tidak saja harus benar, namun juga harus efisien. Efisiensi suatu algoritma dapat diukur dari waktu eksekusi algoritma dan kebutuhan ruang memori. Algoritma yang efisien adalah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang. Dengan menganalisis beberapa algoritma untuk suatu masalah, dapat diidentifikasi satu algoritma yang paling efisien. Besaran yang digunakan untuk menjelaskan model pengukuran waktu dan ruang ini adalah kompleksitas algoritma. Kompleksitas dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah. Secara informal, algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam waktu yang singkat memiliki kompleksitas yang rendah, sementara algoritma yang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalahnya mempunyai kompleksitas yang tinggi. Kompleksitas algoritma terdiri dari dua macam yaitu kompleksitas waktu dan kompleksitas ruang. Kompleksitas waktu, dinyatakan oleh T ( n ) diukur dari jumlah tahapan komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukan, di mana ukuran masukan ( n ) merupakan jumlah data yang diproses oleh sebuat algoritma. Sedangkan kompleksitas ruang S( n ) diukur dari memori yang digunakan oleh struktur data yang terdapat di dalam algoritma sebagai fungsi dari masukan. Dengan menggunakan kompleksitas waktu atau kompleksitas ruang,
13 8 dapat ditentukan laju peningkatan waktu atau ruang yang diperlukan algoritma, seiring dengan meningkatnya ukuran masukan ( n ). Kecenderungan saat ini, ruang (memori utama) yang disediakan semakin besar yang artinya kapasitas data yang diproses juga semakin besar. Namun, waktu yang diperlukan untuk menjalankan suatu algoritma harus semakin cepat. Karena kompleksitas waktu menjadi hal yang sangat penting, maka analisis kompleksitas algoritma deteksi tepi akan dilakukan terhadap running time algoritma tersebut. 2.9 Notasi O (Big-O) Notasi O menyatakan running time dari duatu algoritma untuk kemungkinan kasus terburuk. Notasi memiliki dari beberapa bentuk. Notasi O dapat berupa salah satu bentuk maupun kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Bentuk O () memiliki arti bahwa algoritma yang sedang dianalisis merupakan algoritma konstan. Hal ini mengindikasikan bahwa running time algoritma tersebut tetap, tidak bergantung pada n. O (n) berarti bahwa algoritma tersebut merupakan algoritma linier. Artinya, bila n menjadi 2n maka running time algoritma akan menjadi dua kali running time semula. O ( ) berarti bahwa algoritma tersebut merupakan algoritma kuadratik. Algoritma kuadratik biasanya hanya digunakan untuk kasus dengan n yang berukuran kecil. Sebab, bila n dinaikkan menjadi dua kali semula, maka running time algoritma akan menjadi empat kali semula. O ( ) berarti bahwa algoritma tersebut merupakan algoritma kubik. pada algoritma kubik, bila n dinaikkan menjadi dua kali semula, maka running time algoritma akan menjadi delapan kali semula. O ( ) Bentuk berarti bahwa algoritma tersebut merupakan algoritma eksponensial. Pada kasus ini, bila n dinaikkan menjadi dua kali semula, maka running time algoritma akan menjadi kuadrat kali semula. O ( ) berarti algoritma tersebut merupakan algoritma logaritmik Pada kasus ini, laju pertumbuhan waktu lebih lambat dari pada pertumbuhan n. Algoritma yang termasuk algoritma logaritmik adalah algoritma yang memecahkan
14 9 persoalan besar dengan mentransformasikannya menjadi beberapa persoalan yang lebih kecil dengan ukuran sama. Basis algoritma tidak terlalu penting, sebab bila misalkan n dinaikkan menjadi dua kali semula, meningkat sebesar jumlah tetapan. Bentuk O (n ) terdapat pada algoritma yang membagi persoalan menjadi beberapa persoalan yang lebih kecil, menyelesaikan setiap persoalan secara independen, kemudian menggabungkan solusi masing- masing persoalan. Sedangkan O (n ) berarti bahwa algoritma tersebut merupakan algoritma faktorial. Algoritma jenis ini akan memproses setiap masukan dan menghubungkannya dengan n- masukan lainnya. Bila n menjadi dua kali semula, maka running time algoritma akan menjadi faktorial dari 2n Kompleksitas algoritma yang akan diuji adalah kompleksitas Algoritma Not So Naive dan Algoritma Two Way. Seperti dijelaskan pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 berikut 2.0 Penelitian yang relevan Berikut ini beberapa penelitian yang terkait dengan Algoritma Not So Naive dan Two Way :. Cantone, D. & Faro, S. (2004) Menjelaskan bahwa Algoritma Not So Naive merupakan variasi simpel dari Algoritma Naive yang ternyata cukup efisien dalam beberapa kasus. Proses searching dari Algoritma Not So Naive dilakukan dengan mencocokan teks dan pola dari kiri ke kanan. Namun, Algoritma Not So Naive mempunyai dua kasus yang jikalau terpenuhi maka akhir dari pencocokan, pola bisa bergeser sebanyak 2 posisi ke kanan, daripada posisi yang terdapat di Algoritma Not So Naive. 2. Dwinanto, Cahyono. (2003) dalam penelitiannya menganalisa algoritma pencarian string dengan algoritma Algoritma Brute Force, Knuth Morris Pratt dan Algoritma Dua Arah (Two Way). Dalam penelitiannya Algoritma pencarian string merupakan salah satu komponen penting dalam pemrosesan string. Penelitian ini menghasilkan masing masing algoritma menggunakan metode pemeriksaan string yang berbeda dalam konteks arah.
15 20 3. Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati (203) dalam penelitiannya membandingkan algoritma Boyer Moore, Turbo Boyer Moore dan Tuned Boyer Moore. Dalam penelitiannya menggunakan kecepatan waktu untuk menentukan algoritma yang terbaik. Penelitian ini menghasilkan algoritma boyer moore merupakan algoritma tercepat. Algoritma Turbo Boyer Moore merupakan tercepat kedua dan yang paling lambat adalah Tuned Boyer Moore.
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara matematis dan logis. Tanpa kita sadari, kebanyakan dari kegiatan yang kita lakukan setiap
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA
BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA 3.1 Kompleksitas Algoritma Suatu masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Algoritma yang digunakan tidak saja harus benar, namun juga harus efisien.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algoritma ditemukan oleh seorang ahli matematika dari Uzbekistan, yang bernama Abu Ja far Muhammad Ibnu Al-Kwarizmi (770-840). Dalam bukunya yang berjudul Al-Jabr
Lebih terperinciVisualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java
Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Gozali Harda Kumara (13502066) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Algoritma pencocokan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telekomunikasi memiliki peranan penting bagi pembangunan Nasional, karena telekomunikasi dapat menyalurkan dan menyediakan informasi secara cepat bagi manusia
Lebih terperinciPENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING
PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Information Retrieval System 2.1.1. Pengertian Information Retrieval System Information retrieval system merupakan bagian dari bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk pengambilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma adalah urutan langkah logis tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Yang ditekankan adalah urutan langkah logis, yang berarti algoritma harus mengikuti suatu
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer
Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Eric Cahya Lesmana 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciArtikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs.
Studi Perbandingan Algoritma Brute Force, Algoritma Knuth- Morris-Pratt, Algoritma Boyer-Moore untuk Identifikasi Kesalahan Penulisan Teks berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti: Ditya Geraldy (672011064)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Menurut Lauder (2005:223), Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan
Lebih terperinciAnalisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String
Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS
PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan (Utami, 2005).Algoritma adalah urutan langkah-langkah
Lebih terperinciAplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion
Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Image Preprocessing Masalah umum pada tahap awal proses preprocessing OCR adalah menyesuaikan orientasi area teks. Baris teks seharusnya sejajar dengan batas gambar. Pada
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN
IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN Mesran Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT
Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. No., Agustus ISSN -X (Media Cetak) Hal : - PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT Firman Matondang, Nelly Astuti Hasibuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi teknologi telah berkembang sangat cepat pada zaman sekarang. Hampir semua manusia modern memanfaatkan teknologi untuk mempermudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Algoritma adalah prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang menggunakan beberapa nilai sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai yang disebut keluaran.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung
Lebih terperinciTECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG
TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG Ario Yudo Husodo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciKombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery
Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Disusun Oleh : Levanji Prahyudy / 13513052 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kombinasi Algoritma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) dengan hadirnya mesin pencarian (Search Engine) di dalam sistem komputer yang merupakan salah satu fasilitas internet
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 1.8. Quer Quer adalah satu atau beberapa kata atau frase / kalimat ang di masukan / di ketikan oleh pengguna saat melakukan pencarian pada search engine (google atau search engine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diantara banyak fungsi komputer yang digunakan oleh manusia adalah. pencarian data serta pengurutan data (Handoyo, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini penggunaan komputer sudah merakyat dan hampir selalu digunakan untuk menjalankan berbagai aktivitas manusia. Diantara banyak fungsi komputer
Lebih terperinciPerbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis
Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna
Lebih terperinciAPLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN
APLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN Saut Dohot Siregar 1*, Mawaddah Harahap 2, Yohana Marbun 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
7 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini informasi sangat mudah didapatkan terutama melalui media internet. Dengan banyaknya informasi yang terkumpul atau tersimpan dalam jumlah yang banyak, user
Lebih terperinciStudi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String
Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA
PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA Darmawan Utomo Eric Wijaya Harjo Handoko Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP)
ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) Wistiani Astuti whistieruslank@gmail.com Teknik Informatika, Universitas Muslim Indonesia Abstrak Skripsi adalah suatu
Lebih terperinciALGORITMA PENCARIAN STRING DENGAN ALGORITMA BRUTE FORCE, KNUTH-MORRIS-PRATT DAN ALGORITMA DUA ARAH
ALGORITMA PENCARIAN STRING DENGAN ALGORITMA BRUTE FORCE, KNUTH-MORRIS-PRATT DAN ALGORITMA DUA ARAH Dwinanto Cahyo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Algoritma 2.1.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi
Lebih terperinciVolume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di
Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sudah dirasakan penting oleh manusia dalam era globalisasi saat ini. Hal itu terjadi karena kemajuan teknologi yang ada tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi Data Kompresi adalah mengecilkan/ memampatkan ukuran. Kompresi Data adalah teknik untuk mengecilkan data sehingga dapat diperoleh file dengan ukuran yang lebih kecil
Lebih terperinciAplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan
Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pencocokan string merupakan masalah mendasar yang terjadi dalam berbagai aplikasi praktis. (Mitani & Ino, 2016).Pencocokan string adalah proses menemukan jumlah kejadian
Lebih terperinciMencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching
Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi internet dan e-business belakangan ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi internet dan e-business belakangan ini telah menyebabkan pertumbuhan pesat dalam hal jumlah dan tipe informasi yang tersedia bagi suatu aplikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsip Dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2009 menjelaskan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan dalam pemasaran konvensional, barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi internet disebabkan oleh kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan
Lebih terperinciAplikasi Algoritma BFS dan String Matching pada Tag Suggestions di Facebook
Aplikasi Algoritma BFS dan String Matching pada Tag Suggestions di Facebook Catherine Pricilla 13514004 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciPerbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String
Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Hary Fernando Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No.10 Bandung, e-mail: hary@hary.web.id ABSTRAK Pencocokan
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic
Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Fahziar Riesad Wutono (13512012) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kamus Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan maknanya, pemakaiannya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma String Matching Algoritma string matching merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching digunakan
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA Teguh Nurhadi Suharsono 1, Ega Bahari 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT DAN APOSTOLICO-CROCHEMOE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA - BELANDA SKRIPSI
i PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT DAN APOSTOLICO-CROCHEMOE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA - BELANDA SKRIPSI HUSNIL KHOTIMAH SIREGAR 131401008 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Game (Permainan) Game adalah suatu sistem atau program di mana satu atau lebih pemain mengambil keputusan melalui kendali pada objek di dalam game untuk suatu tujuan tertentu (Jasson,
Lebih terperinciPenerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia
Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciAplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir
Aplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir Edmund Ophie - 13512095 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciPENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE
PENCOCOKAN DNA NR_108049 DAN DNA DI203322 MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas
Lebih terperinciModifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA
Modifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA Septu Jamasoka - 13509080 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesan SMS dapat dijadikan sebagai barang bukti digital dalam kasus tindak kejahatan. Di Indonesia sendiri barang bukti digital dalam pengungkapan tindak kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang transformasi antara sumber ilmu (koleksi) dengan pencari ilmu (pengunjung). Perpustakaan juga sering disebut
Lebih terperinciPenggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf
Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Luthfi Kurniawan 13514102 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan
Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Andreas Dwi Nugroho - 13511051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciAplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir
Aplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir Khoirunnisa Afifah (13512077) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciPenerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo
Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Reno Rasyad 13511045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciAnalisis Algoritma Bubble Sort
Analisis Algoritma Bubble Sort Ryan Rheinadi NIM : 13508005 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung e-mail: if18005@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciPattern Matching dalam Aplikasi SimSimi
Pattern Matching dalam Aplikasi SimSimi Diah Fauziah - 13512049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciPencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan Algoritma Brute force
Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan
Lebih terperinciAlgoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan
Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan Andri Rizki Aminulloh Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita
Aplikasi Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Patrick Nugroho Hadiwinoto / 13515040 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan banyak terdapat istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Secara umum, istilah yang berkaitan dengan diagnosis dan operasi memiliki
Lebih terperinciPengembangan Algoritma Boyer Moore
Pengembangan Algoritma Boyer Moore Aldyaka Mushofan - 13512094 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Performansi Algoritma Zhu-Takaoka dan Algoritma Karp-Rabin Pada Pencarian Kata Di Rumah Baca Buku Sunda
Analisis Perbandingan Performansi Algoritma Zhu-Takaoka dan Algoritma Karp-Rabin Pada Pencarian Kata Di Rumah Baca Buku Sunda LATAR BELAKANG RUMAH BACA BUKU SUNDA BANYAKNYA Buku Banyaknya Algoritma 35
Lebih terperinciDeteksi Plagiarisme Gambar menggunakan Algoritma Pencocokan Pola Rabin-Karp
Deteksi Plagiarisme Gambar menggunakan Algoritma Pencocokan Pola Rabin-Karp Fadhil Imam Kurnia - 13515146 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPENGKAJIAN DAN ANALISIS TIGA ALGORITMA EFISIEN RABIN-KARP, KNUTH-MORRIS-PRATT,
PENGKAJIAN DAN ANALISIS TIGA ALGORITMA EFISIEN RABIN-KARP, KNUTH-MORRIS-PRATT, DAN BOYER-MOORE DALAM PENCARIAN POLA DALAM SUATU TEKS Alsasian Atmopawiro NIM : 13505074 Program Studi Teknik Informatika,
Lebih terperinciII. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN
Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciPencocokan String dengan Algoritma Reverse Colussi
encocokan String dengan Algoritma Reverse Colussi Didik Haryadi - 13509601 1 rogram Studi eknik Informatika Sekolah eknik Elektro dan Informatika Institut eknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). Kata cryptography berasal dari kata Yunani yaitu kryptos yang artinya tersembunyi
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Knuth Morris Pratt pada Alat Penerjemah Suara
Implementasi Algoritma Knuth Morris Pratt pada Alat Penerjemah Suara Bima Laksmana Pramudita (13511042) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciAPLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI
APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI Winda Winanti Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya secret (rahasia), sedangkan gráphein artinya writing (tulisan), jadi kriptografi berarti secret
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir
Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Andi Kurniawan Dwi P - 13508028 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String dalam Perangkat Lunak Pemblokir Akses Situs Negatif
Penerapan Algoritma Pencocokan String dalam Perangkat Lunak Pemblokir Akses Situs Negatif Ahmad Aidin - 13513020 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Kata algoritma diambil dari nama ilmuwan muslim dari Uzbekistan Abu Ja far Muhammad bin Musa Al-Khuwārizmi (780-846M), sebagaimana tercantum pada terjemahan karyanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak cipta adalah sebuah hak eksklusif untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan
Lebih terperinciPerbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine
Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciAplikasi Pencarian Data Produk Herbal Menggunakan Algoritma Boyer-Moore
ISSN: 0216-3284 945 Aplikasi Pencarian Data Produk Herbal Menggunakan Algoritma Boyer-Moore Linda Hasanah 1, Hugo Aprilianto 2 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Lebih terperinciEfektifitas Algoritma Knuth-Morris-Pratt dan Algoritma Boyer- Moore Dalam Pencarian Word Suggestion Menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial
Efektifitas Algoritma Knuth-Morris-Pratt dan Algoritma Boyer- Moore Dalam Pencarian Word Suggestion Menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial Tugas Akhir Bidang: Teknologi Informasi dan Komputer Muhammad
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE STRING MATCHING UNTUK APLIKASI PENGARSIPAN DOKUMEN (STUDI KASUS : SMPN 3 SUMBER KAB. CIREBON)
JURNAL DIGIT, Vol. 7 No.1 Mei 2017, pp. 50~61 50 IMPLEMENTASI METODE STRING MATCHING UNTUK APLIKASI PENGARSIPAN DOKUMEN (STUDI KASUS : SMPN 3 SUMBER KAB. CIREBON) Ida Mulyawati 1, Ridho Taufiq Subagio
Lebih terperinci