PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE
|
|
- Sudirman Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas Selatan Kav.22, Jakarta Timur Telp. (021) , Fax. (021) yulius.prabowo@kalbis.ac.id ABSTRAK Penggunaan algoritma sebagai alat bantu untuk memecahkan masalah dalam bidang diluar ilmu komputer mulai banyak diterapkan. Algoritma boyer moore merupakan algoritma yang cukup baik untuk digunakan dalam pemrosesan teks. Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) pada prakteknya dapat disimpan dalam bentuk data teks untuk dianalisa, pada prakteknya pencocokan DNA sering dilakukan. Jumlah gen yang banyak membuat diperlukannya algoritma yang dapat digunakan untuk membantu proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan algoritma boyer moore dalam hal pencocokan data DNA. Data yang digunakan adalah data DNA dengan kode DI sebagai pattern dan data DNA dengan kode NR_ sebagai data teks. Kata Kunci: boyer moore, pencocokan string, dna matching 1. PENDAHULUAN Algoritma Boyer-Moore merupakan algoritma pencocokan string yang dianggap paling baik sejauh ini sehingga banyak digunakan pada berbagai aplikasi (Vina, 2013 dan Soleh, 2010). Penerapan algoritma ini yang paling dekat pada keseharian kita adalah pada aplikasi teks editor (dalam fungsi find and replace). Algoritma ini mencocokkan teks string dari kanan ke kiri, secara umum algoritma ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah tahap preprocessing, dalam tahap ini ada dua buah fungsi untuk menggeser pola ke arah kanan. Fungsi yang pertama disebut dengan good-suffixshift, fungsi ini akan menyimpan hasilnya ke dalam sebuah tabel bmgs yang berukuran m+1. Tabel Good Suffix dihitung dari pattern yang ada pada karakter saat verifikasi salah. Dua kasus yang terjadi adalah pattern yang cocok terjadi juga di string pattern dan hanya sebagian dari pattern yang cocok ada pada awal dari string pattern. Fungsi yang kedua disebut dengan badcharacter-shift, hasil dari fungsi ini akan disimpan ke dalam sebuah tabel bmbc yang berukuran n. Tabel Bad Characters dihitung dari string pattern dengan cara memasukkan posisi tertinggi semua karakter alfabet pada pattern. Bila pattern tidak mengandung karakter tersebut maka nilainya adalah -1, yang nanti akan menyebabkan pergeseran sebesar panjang pattern tersebut. Tahap kedua adalah tahapan pencarian, dari kedua fungsi diatas nilai yang paling besar diambil untuk setiap pattern karakter dari i sampai panjang string pattern. Pencocokan string merupakan masalah yang berhubungan dengan pemrosesan teks, mulai dari pencocokan yang sederhana yang dapat ditemui dalam keseharian seperti: pencarian kata pada perangkat lunak pengolah kata, hingga pada pencocokan untuk rangkaian Deoxyribose Nucleic Acid (DNA). DNA merupakan polimer yang terdiri dari gugus fosfat, gula deoksiribosa dan basa nitrogen. Bentuk dari DNA adalah dua buah untaian yang berpilin (double helix), kedua untaian ini disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada masing-masing untaian. Empat basa yang terdapat pada DNA adalah adenin (A), sitosin (C), guanin (G) dan timin (T). Gambar 1. Ilustrasi untaian berpilin DNA Pencocokan DNA merupakan proses yang hampir selalu digunakan dalam berbagai macam cara memanipulasi DNA, tujuannya adalah untuk mendapatkan karakteristik dari sebuah DNA. Karenanya diperlukan algoritma yang dapat membantu proses pencocokan DNA sehingga proses dapat dilakukan secara efisien dari segi waktu. Algoritma Boyer-Moore telah digunakan pada berbagai aplikasi, antara lain : Pencocokan String (Susilowati, 2001), simulasi pencocokan DNA 197
2 pattern (Minandar, 2011) dan (Pratama,2008), Algoritma ini juga digunakan dalam pencarian kata dalam bahasa batak (Irfan, 2013), pengajuan judul skripsi (Ginting, 2014), pembuatan contact manager pada platform android (Suntoro, 2015), dan Aplikasi search engine (Soleh, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah algoritma Boyer-Moore dapat diterapkan dalam pencocokan DNA, menggunakan data DNA sebenarnya. Data DNA yang digunakan adalah data Homo sapiens colon cancer dengan kode data NR_108049, sedangkan data pembandingnya adalah data Treatment of Colon Cancer dengan kode data DI PEMBAHASAN Pencarian string pada dasarnya adalah mencari sebuah string yang terdiri dari beberapa karakter (pattern) dalam sebuah dokumen teks. Didalam pencarian sting dilakukan proses pencocokan string, pencocokan string sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu: pencocokan string secara exact atau pencocokan string yang sama persis dan pencocokan string berdasarkan kemiripan atau sering disebut inexact string matching. Pada penelitian ini pencocokan string yang dimaksud adalah pencocokan string yang sama persis atau exact string matching menggunakan metode Boyer- Moore. Algoritma Boyer-Moore akan menyimpan informasi pergeseran untuk melakukan pencarian string. Dengan metode pencarian dari kanan (belakang) ke kiri maka jika ada ketidaksesuaian saat perbandingan string, pattern akan bergerak lebih jauh, hal ini bertujuan untuk menghindari perbandingan karakter pada string yang kemungkinan gagalnya tinggi. Saat terjadi kegagalan dalam pencocokan string algoritma Boyer-Moore menggunakan dua buah tabel untuk membantu pengolahan komputasinya. Pada dasarnya kedua tabel ini akan menghitung banyaknya pergeseran yang harus dilakukan. Tabel bad-character-shift menghitung banyaknya pergeseran yang harus dilakukan berdasarkan identitas karakter yang menyebabkan kegagalan. Tabel good-suffix-shift menghitung banyaknya pergeseran berdasar jumlah karakter yang berhasil dicocokkan sebelum pencocokan string tersebut gagal. 2.1 Good suffix shift Dalam notasi matematis, good sufix shift dapat digambarkan sebagai pergeseran yang dilakukan dari x[i]=a ke karakter lain yang letaknya lebih ke kiri dibanding dengan x[i] serta terletak disebelah kiri segmen u. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. U yang terjadi lagi dengan didahului karakter c yang berbeda dari a Jika tidak ada segmen yang sama dengan segmen u, maka selanjutnya akan dicari u yang merupakan suffiks terpanjang dari u, seperti yang terjadi pada gambar 3. Gambar 3. Suffix u yang terjadi pada pattern x 2.2 Bad character shift Bad character shift adalah karakter pada teks masukan, yang ditulis dalam notasi matematik sebagai y [i+j] yang tidak sesuai dengan karakter pada pattern. Misalkan bad character y [i+j] terdapat pada pattern di posisi paling kanan, dimana posisi tersebut terletak lebih kiri dari x[i] maka pattern akan digeser sejauh i-k, seperti ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4. Jika b terdapat pada pattern x Namun seandainya bad character y [i+j] tidak ditemukan pada pattern, maka pattern akan digeser ke arah kanan sejauh i, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 4. Jika b tidak ditemukan ada dalam pattern x Jika bad character y [i+j] ada pada posisi paling kanan pada pattern yang letaknya di sebelah kanan dari x[i] maka pattern akan digeser ke kanan sejauh i-k, biasanya hasil perhitungan merupakan bilangan negatif, hal ini berarti pattern digeser kembali ke 198
3 kiri. Jika hal ini yang terjadi maka hal ini akan diabaikan. Pada kasus ketidakcocokan maka algoritma akan membandingkan langkah-langkah good suffix shift dan bad character shift, dalam hal ini maka algoritma akan memilih langkah yang paling besar. Langkah langkah yang dilakukan algoritma Boyer-Moore saat mencocokkan string adalah : a. Algoritma akan mencocokkan karakter dari kanan ke kiri, algoritma akan mencocokkan karakter per karakter pattern dengan karakter teks yang besesuaian, algoritma tidak akan berhenti sampai kondisi berikut terpenuhi : a) Karakter di pattern dan di teks yang dibandingkan tidak cocok (mismatch). b) Ada karakter di pattern yang cocok dengan di teks pembanding. b. Langkah selanjutnya adalah algoritma kemudian akan menggeser pattern dengan memaksimalkan nilai pergeseran good-suffixshift dan bad-character-shift, langkah ini yang akan terus diulang, demikian seterusnya algoritma akan mengulang mulai dari langkah pertama hingga pattern berada di ujung kiri teks pembanding. 2.3 Pseudocode Bayer-Moore Pseudocode algoritma Boyer-Moore,dapat dilihat pada gambar 6. Langkah awalnya program akan menjalankan prebmbc dan prebmgs untuk mendapatkan inisialisasi. Kemudian prosedur prebmbc akan dijalankan, menjalankan prosedur suffix pada pattern, menjalankan prosedur prebmgs dan kemudian melakukan pencarian string menggunakan hasil perhitungan prosedur prebmbc dan prosedur prebgs yang disimpan pada tabel BmBc dan BmGs. Gambar 7. Pseudocode prosedur prebmbc Fungsi dari prosedur prebmbc adalah untuk menentukan berapa banyak pergeseran yang harus dilakukan sehingga mencapai karakter tertentu pada pattern dari karakter paling kanan, hasilnya disimpan pada sebuah tabel. Pseudocode prosedur ini dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 6. Pseudocode pencarian boyer moore Gambar 8. Pseudocode prosedur presuffix 199
4 Prosedur suffix berguna untuk memeriksa kesamaan karakter, pemeriksaan ini dilakukan mulai dari karakter paling kanan. Pencocokan dilakukan terhadap sejumlah karakter yang terletak di sebelah kiri dari karakter awal yang diperiksa. Hasil dari prosedur ini juga disimpan dalam sebuah tabel. Pseudocode prosedur ini dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 9. Pseudocode prosedur prebmbc Prosedur prebmgs berfungsi untuk mengetahui banyaknya langkah pada pattern dari satu segmen ke segmen lain yang sama, namun letaknya lebih ke kiri dibanding dengan karakter di sebelah kiri segmen yang berbeda. Prosedur ini menggunakan hasil perhitungan dari tabel suffix untuk mengetahui semua pasangan segmen yang sama. Itulah mengapa sebelum prosedur ini dijalankan, prosedur suffix harus terlebih dahulu dieksekusi. Hasil dari prosedur ini juga disimpan dalam sebuah tabel. Pseudocode prosedur ini dapat dilihat pada gambar Inisialisasi dalam pencocokan gen Misalkan pattern yang akan dicari adalah GCAGAGAG. Pencarian akan dilakukan pada string dengan data sebagai berikut GCATCGCAGAGAGTATACAGTACG, dengan data tersebut, maka insisasi awal algoritma Boyer Moore akan mengikuti tahapan yang ditetapkan. Perhitungan prosedur prebmbc menghasilkan banyaknya pergeseran yang harus dilakukan pada pattern untuk sampai pada karakter A,C,G,T dari posisi paling kanan. Dengan pattern dan string diatas maka banyaknya pergeseran yang harus dilakukan berdasar perhitungan adalah 1, 6, 2 dan 8. Perhitungan prosedur suffiks akan menghasilkan data sebagai berikut : suff[0] = 1, 1 karakter G posisi 7 cocok dengan 1 karakter G posisi 0. suff[1] = 0, karakter G posisi 7 tidak cocok dengan karakter C posisi 1. suff[2] = 0, karakter G posisi 7 tidak cocok dengan karakter A posisi 2. suff[3] = 2, 2 karakter dimulai dari karakter G posisi 7 cocok dengan 2 karakter dimulai dari karakter G posisi 3, yang artinya karakter A,G posisi 6,7 cocok dengan karakter A,G posisi 2,3. suff[4] = 0, karakter G posisi 7 tidak cocok dengan karakter A posisi 4. suff[5] = 4, 4 karakter dimulai dari karakter G posisi 7 cocok dengan 4 karakter dimulai dari karakter 5, artinya karakter A,G,A,G posisi 4,5,6,7 cocok dengan karakter A,G,A,G posisi 2,3,4,5. suff[6] = 0,karakter G posisi 7 tidak cocok dengan karakter A posisi 6. suff[7] = 8, 8 karakter G,C,A,G,A,G,A,G posisi 0,1,2,3,4,5,6,7 cocok dengan 8 karakter G,C,A,G,A,G,A,G posisi 0,1,2,3,4,5,6,7. Prosedur probmgs akan menghasilkan data sebagai berikut : G C A G A G A G bmgs[0]= 7, karakter ke-0 G adalah karakter sebelah kiri segmen CAGAGAG.Tidak ada segmen CAGAGAG lain dengan karakter sebelah kiri bukan G maka digeser 7 langkah. bmgs[1]= 7, karakter ke-1 C adalah karakter sebelah kiri segmen AGAGAG. Tidak ada segmen AGAGAG lain dengan karakter sebelah kiri bukan C maka digeser 7 langkah. bmgs[2]= 7, karakter ke-2 A adalah karakter sebelah kiri segmen GAGAG. Tidak ada segmen GAGAG lain dengan karakter sebelah kiri bukan A maka digeser 7 langkah. bmgs[3]= 2. karakter ke-3 G adalah karakter sebelah kiri segmen AGAG. Karena ada segmen AGAG posisi 2,3,4,5 dengan karakter sebelah kiri bukan G yaitu C posisi 1 maka digeser 2 langkah. bmgs[4]= 7, karakter ke-4 A adalah karakter sebelah kiri segmen GAG. Karena tidak ada seamen GAG lain dengan karakter sebelah kiri bukan A maka digeser 7 langkah. bmgs[5]= 4. karakter ke-5 G adalah karakter sebelah kiri seamen AG. Karena ada segmen AG posisi 2,3 dengan karakter sebelah kiri bukan G yaitu C posisi 1 maka digeser 4 langkah. 200
5 bmgs[6]= 7, karakter ke-6 A adalah karakter sebelah kiri segmen yaitu A posisi 7. Karena tidak ada segmen G dengan karakter sebelah kirinya bukan A maka digeser 7 langkah. bmgs[7]= 1, karakter ke-7 G adalah karakter sebelah kiri segmen dan karena segmen tidak ada maka digeser 1 langkah 2.5 Data Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari NCBI, untuk data pattern yang dicari digunakan penyakit kanker yang sudah diobati (Treatment of Colon Cancer) dengan kode data DI Sedangkan untuk data string yang dicocokkan digunakan data manusia yang terkena kanker kolon (Homo sapiens colon cancer) dengan kode data NR_ Data tersebut kemudian dibandingkan untuk mendapatkan apakah pattern ditemukan pada data teksnya. Metode pengolahan data pattern dan data teks dilakukan menggunakan algoritma boyer moore dengan logika yang sama yang sudah dijelaskan diatas. Hanya saja data yang digunakan lebih banyak jumlahnya. Untuk data pattern terdapat 1034 karakter dan untuk data teks terdiri dari 4991 karakter. Data lengkap yang digunakan pada penelitian ini, dilampirkan beserta paper ini 2.6 Hasil Penelitian Algoritma boyer moore dibuat menggunakan bahasa pemrograman python versi 2.7. Pemilihan bahasa pemrograman ini dilakukan dengan alasan bahwa bahasa pemrograman ini relatif lebih mudah digunakan dalam pengolahan teks. Data yang digunakan adalah data kanker kolon dan data DNA kanker yang sudah diobati. Tidak ada kriteria khusus dalam pemilihan data yang akan digunakan. Hal ini disebabkan karena penelitian ini hanya akan menguji algoritma boyer moore untuk mencocokkan gen menggunakan data gen sebenarnya. Program algoritma boyer moore yang dibuat berhasil menemukan kesamaan dari data pattern sebagai data masukan dan data teks sebagai data yang dianalisa. Waktu yang diperlukan program algoritma boyer moore untuk menemukan hasilnya adalah 0,991detik. Screenshoot dari program yang dibuat dapat dilihat pada gambar KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji algoritma boyer moore dengan menggunakan data sebenarnya. Dari hasil pengujian, penggunaan algoritma boyer moore berhasil menemukan kesamaan antara pattern dan data teks dalam waktu 0,991 detik. Maka dapat disimpulkan bahwa algoritma ini dapat digunakan dalam pencocokan DNA. Untuk pengembangannya algoritma ini dapat digunakan untuk pencocokan satu pattern dengan berberapa data teks. Hal ini akan sangat berguna untuk misalnya menebak pembawa penyakit berdasarkan analisis gen pembawa penyakit tersebut (sebagai data teks) dan sampel gen yang terinfeksi penyakit tersebut. PUSTAKA Ginting Penerapan algoritma boyer moore pada aplikasi pengajuan judul skripsi berbasis web. Dipublikasikan pada majalah ilmiah Informasi dan Teknologi Ilmiah, Volume III. Gossett, E Discrete mathematics with proof. John Wiley. Irfan Perancangan aplikasi pencarian kata dala kamus bahasa batak dengan menggunakan Algoritma boyer moore.pusat Informatika Budi Darma Volume 5. Minandar, A., Tanoto, A., Tanadi, D., 2011 Aplikasi Algoritma Pencarian String. Pratama Pencocokan DNA pattern dengan algorima boyer moore. Dimuat dalam majalah ilmiah IFF Soleh Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana. Dimuat dalam makalah Strategi Algoritma. Suntoro, M., Implementasi Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dalam Pembuatan Contact Manager pada platform Android. Susilowati Pencocokan string menggunakan algoritma boyer moore. Stephen, G.A String Searching Algorithms. School of Electronic Engineering and Computer System University of Wales UK, World Scientific. Vina, S., dan Prasetiyowati M.I., 2013 Studi Perbandingan Implementasi algoritma Boyer- Moore, Turbo Boyer-Moore dan Tuned Boyer- More dalam pencarian string. Yellin, F.N The Boyer-Moore Patternmatching Algorithm. Harvard University. Gambar 10. Screenshoot perhitungan algoritma boyer moore menggunakan python
6 Lampiran Data pattern yang dicari (DI203322) GGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAA GGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTC TCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCC CCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGG GGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTT GTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGT GTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTT TTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAA AAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTC CCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTT TCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGG TCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCC CCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGG GGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCC CCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTT CCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGT GTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTT TTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAA AAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCC AAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCC CCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCA GTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCC CAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGG GGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCA AAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCC CAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAG TCAGTCAGTCAGTCAGTCAGT Lampiran Data Teks (NR_108049) TTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCC AAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGG GGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAA AAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCC AAAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGT GTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCC CCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAA AGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAA GGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAA AAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCA CAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTT TTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAA AAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGG GGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAA GGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAA AAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCA CAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTCCCCC CCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGG GGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGG GGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCA CAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTT TTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAA AAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTT GGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCA CAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCC CCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGG GGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTT GTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGT GTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTT TTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAA AAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTC CCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTT TCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGG TCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCC CCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGG GGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCC CCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTT CCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGT GTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTT TTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAA AAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCC AAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCC CCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCA GTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCC CAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGG GGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCA AAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCC CAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAG AGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTC CCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAA AAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAA AAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTC TCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTT TTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCA AAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGG AAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTC TCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCC CCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAA 202
7 GGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAG AGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAG AGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTTT TTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAAA AAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGG AGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAG AGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCC CCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGG GGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGG GGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCA CAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTT TTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAA AAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTT GGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCA CAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCC CCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGG GGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTT GTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGT GTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTT TTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAA AAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTC CCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTT TCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGG TCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCC CCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGG GGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCC CCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTT CCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGT GTCAGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTT TTCCCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAA AAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCC AAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCC CCAAAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCA GTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCC CAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGG GGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCCCA AAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTTTTCCC CAAAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAG AGTCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTC CCCCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAA AAGGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAA AAAGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTC TCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTT TTTTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCA AAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGG AAAGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTC TCAGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCC CCCCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAA GGGGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAG AGGGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAG AGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTTTT TTTTTTTTTTTTCCCCCCCCCCCCCCCCAAA AAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGG AGGGGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAG AGTCAGTCAGTTTTTTTTTTTTTTTTCCCCC CCCCCCCCCCCAAAAAAAAAAAAAAAAGG GGGGGGGGGGGGGGTTTTCCCCAAAAGGG GGGTTTTCCCCAAAAGGGGTCAGTCAGTCA CAGTCAGTCAGTCAGTCAGTCAG 203
PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING
PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE
IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Steven Kristanto G 1 Antonius Rachmat C 2 R. Gunawan Santosa 3 stev_en12@yahoo.co.id anton@ti.ukdw.ac.id gunawan@ukdw.ac.id Abstract
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna
Lebih terperinciAnalisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String
Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciPerbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String
Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Hary Fernando Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No.10 Bandung, e-mail: hary@hary.web.id ABSTRAK Pencocokan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang
Lebih terperinciVariasi-Variasi Algoritma Boyer-Moore dan perbandingannya dalam pencarian String
Variasi-Variasi Algoritma Boyer-Moore dan perbandingannya dalam pencarian String Flora Monica Mirabella 13510094 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan banyak terdapat istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Secara umum, istilah yang berkaitan dengan diagnosis dan operasi memiliki
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer
Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Eric Cahya Lesmana 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan
Lebih terperinciAplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion
Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dan Knuth-Morris-Pratt (KMP) dalam Pencocokkan DNA
Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dan Knuth-Morris-Pratt (KMP) dalam Pencocokkan DNA Khaidzir Muhammad Shahih 1351268 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciPenerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia
Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciPattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh
Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Dini Lestari Tresnani - 13508096 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciPengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman
Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Diana Effendi 1) danandri Kurnaedi 2) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UniversitasKomputer Indonesia (UNIKOM),
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan (Utami, 2005).Algoritma adalah urutan langkah-langkah
Lebih terperinciPerbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis
Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung
Lebih terperinciStudi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String
Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA
IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA Rivalri Kristianto Hondro 1, Zumrotul Aqobah Hsb 2, Suginam 3, Ronda Deli Sianturi 4 1, 3, 4 Dosen Tetap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi teknologi telah berkembang sangat cepat pada zaman sekarang. Hampir semua manusia modern memanfaatkan teknologi untuk mempermudah
Lebih terperinciVolume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di
Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS
PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciINFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN DOKUMEN DIGITAL PADA SMARTPHONE MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE
INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN DOKUMEN DIGITAL PADA SMARTPHONE MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Gilang Yulianta 1, Yudi Setiawan 2, Diyah Puspitaningrum 3 1,2,3 Program Studi Teknik Infomatika,
Lebih terperinciModifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA
Modifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA Septu Jamasoka - 13509080 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciPenggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf
Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Luthfi Kurniawan 13514102 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII
Lebih terperinciANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP)
ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) Wistiani Astuti whistieruslank@gmail.com Teknik Informatika, Universitas Muslim Indonesia Abstrak Skripsi adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telekomunikasi memiliki peranan penting bagi pembangunan Nasional, karena telekomunikasi dapat menyalurkan dan menyediakan informasi secara cepat bagi manusia
Lebih terperinciTECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG
TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG Ario Yudo Husodo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciMencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching
Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android
Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android Kencana Wulan Argakusumah, Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara matematis dan logis. Tanpa kita sadari, kebanyakan dari kegiatan yang kita lakukan setiap
Lebih terperinciPenerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo
Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Reno Rasyad 13511045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI VICI INDAH YANA 121401062 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Lebih terperinciPerbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine
Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Optimal Mismatch Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap karakter dalam teks sehingga pencarian seperti ini disebut pencarian sekuensial
Lebih terperinciAplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan
Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE
PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE Ramadhansyah (12110817) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era komputerisasi informasi telah berkembang dengan pesat.terdapat sistem operasi yang berkembang dengan sangat cepat di smartphone. Smartphone sebagai produk
Lebih terperinciImplementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana
Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana Moch. Yusup Soleh/13507051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana untuk menyampaikan sesuatu pesan yang diinginkan kepada manusia lain. Sarana yang diperlukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang
Lebih terperinciKombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery
Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Disusun Oleh : Levanji Prahyudy / 13513052 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kombinasi Algoritma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diantara banyak fungsi komputer yang digunakan oleh manusia adalah. pencarian data serta pengurutan data (Handoyo, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini penggunaan komputer sudah merakyat dan hampir selalu digunakan untuk menjalankan berbagai aktivitas manusia. Diantara banyak fungsi komputer
Lebih terperinciAlgoritma String Matching pada Mesin Pencarian
Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Harry Octavianus Purba 13514050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Bandung, Indonesia 13514050@stei.itb.ac.id Proses
Lebih terperinciPencocokan String dengan Algoritma Reverse Colussi
encocokan String dengan Algoritma Reverse Colussi Didik Haryadi - 13509601 1 rogram Studi eknik Informatika Sekolah eknik Elektro dan Informatika Institut eknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma String Matching Algoritma string matching merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching digunakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algoritma ditemukan oleh seorang ahli matematika dari Uzbekistan, yang bernama Abu Ja far Muhammad Ibnu Al-Kwarizmi (770-840). Dalam bukunya yang berjudul Al-Jabr
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciPencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan Algoritma Brute force
Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan
Lebih terperinciVisualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java
Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Gozali Harda Kumara (13502066) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Algoritma pencocokan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) dengan hadirnya mesin pencarian (Search Engine) di dalam sistem komputer yang merupakan salah satu fasilitas internet
Lebih terperinciII. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN
Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pencocokan string merupakan masalah mendasar yang terjadi dalam berbagai aplikasi praktis. (Mitani & Ino, 2016).Pencocokan string adalah proses menemukan jumlah kejadian
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic
Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Fahziar Riesad Wutono (13512012) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT
Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. No., Agustus ISSN -X (Media Cetak) Hal : - PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT Firman Matondang, Nelly Astuti Hasibuan,
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA
PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA Darmawan Utomo Eric Wijaya Harjo Handoko Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciAPLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN
APLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN Saut Dohot Siregar 1*, Mawaddah Harahap 2, Yohana Marbun 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Information Retrieval System 2.1.1. Pengertian Information Retrieval System Information retrieval system merupakan bagian dari bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Algoritma adalah prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang menggunakan beberapa nilai sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai yang disebut keluaran.
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI BERBASI WEB
PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI BERBASI WEB Guidio Leonaerde Ginting Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN
IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN Mesran Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
Lebih terperinciAplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir
Aplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir Khoirunnisa Afifah (13512077) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciAplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir
Aplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir Edmund Ophie - 13512095 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1 Word search puzzle Sumber (http://en.wikipedia.org/wiki/word_search)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permainan Word Search Puzzle Permainan word search puzzle atau permainan pencarian kata adalah permainan permainan berbasis puzzle untuk mencari kata-kata yang disusun dalam bentuk
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA Teguh Nurhadi Suharsono 1, Ega Bahari 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai macam hal saat ini telah bisa dilakukan melalui proses komputasi. Dari hal-hal yang sederhana seperti perhitungan sederhana hingga proses yang tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahirnya teknologi informasi komputer dan fasilitas pendukungnya seperti layanan internet saat ini membuat perkembangan yang sangat luas. Segala informasi-informasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA
PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA Rudi Setiawan Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Telematika,
Lebih terperinciEFISIENSI PENGGUNAAN ALGORITMA BOYER MOORE UNTUK PREDIKSI PERILAKU ORANG MELALUI INTERAKSI DI TWITTER
EFISIENSI PENGGUNAAN ALGORITMA BOYER MOORE UNTUK PREDIKSI PERILAKU ORANG MELALUI INTERAKSI DI TWITTER Mukh Noorfaik 1, Sendi Novianto 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika S1 1,Dosen Pembimbing Jurusan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE STRING MATCHING UNTUK APLIKASI PENGARSIPAN DOKUMEN (STUDI KASUS : SMPN 3 SUMBER KAB. CIREBON)
JURNAL DIGIT, Vol. 7 No.1 Mei 2017, pp. 50~61 50 IMPLEMENTASI METODE STRING MATCHING UNTUK APLIKASI PENGARSIPAN DOKUMEN (STUDI KASUS : SMPN 3 SUMBER KAB. CIREBON) Ida Mulyawati 1, Ridho Taufiq Subagio
Lebih terperinciDeteksi Plagiarisme Gambar menggunakan Algoritma Pencocokan Pola Rabin-Karp
Deteksi Plagiarisme Gambar menggunakan Algoritma Pencocokan Pola Rabin-Karp Fadhil Imam Kurnia - 13515146 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciAplikasi Pencarian Data Produk Herbal Menggunakan Algoritma Boyer-Moore
ISSN: 0216-3284 945 Aplikasi Pencarian Data Produk Herbal Menggunakan Algoritma Boyer-Moore Linda Hasanah 1, Hugo Aprilianto 2 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String Knuth-Morris-Pratt Sebagai Algoritma Pencocokan DNA
Penerapan Algoritma Pencocokan String Knuth-Morris-Pratt Sebagai Algoritma Pencocokan DNA Kukuh Nasrul Wicaksono Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No 10 Bandung Indonesia
Lebih terperinciPenerapan Algoritma String Matching dalam Intelligent Personal Assistant Siri
Penerapan lgoritma String Matching dalam Intelligent Personal ssistant Siri dya Naufal Fikri - 13515130 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Menurut Lauder (2005:223), Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Aplikasi How-Old.net
Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Aplikasi How-Old.net Chairuni Aulia Nusapati 13513054 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciPattern Matching dalam Aplikasi SimSimi
Pattern Matching dalam Aplikasi SimSimi Diah Fauziah - 13512049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM PEMBUATAN CONTACT MANAGER PADA PLATFORM ANDROID SKRIPSI MEGO SUNTORO
IMPLEMENTASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM PEMBUATAN CONTACT MANAGER PADA PLATFORM ANDROID SKRIPSI MEGO SUNTORO 101401004 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Mona, 2015). Anak merupakan tunas sebuah bangsa. Kemajuan sebuah
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI KEGIATAN P3K DENGAN ANIMASI 2D MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER-MOORE
RANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI KEGIATAN P3K DENGAN ANIMASI 2D MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER-MOORE Khaerul Manaf 1), Ruqi Antika 2) Jurusan Sistem Informatika, Fakultas Teknik Universitas Sangga Buana Jl.PHH
Lebih terperinciArtikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs.
Studi Perbandingan Algoritma Brute Force, Algoritma Knuth- Morris-Pratt, Algoritma Boyer-Moore untuk Identifikasi Kesalahan Penulisan Teks berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti: Ditya Geraldy (672011064)
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Andri Januardi (09115) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode
Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode Hishshah Ghassani - 13514056 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, JL. Ganesha 10
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
7 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini informasi sangat mudah didapatkan terutama melalui media internet. Dengan banyaknya informasi yang terkumpul atau tersimpan dalam jumlah yang banyak, user
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciAPLIKASI ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT PADA MESIN PENCARI KATA UNTUK LINGKUNGAN WEBSITE MAHASISWA INFORMATIKA 2005
APLIKASI ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT PADA MESIN PENCARI KATA UNTUK LINGKUNGAN WEBSITE MAHASISWA INFORMATIKA 2005 Herdyanto Soeryowardhana Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl.
Lebih terperinci