BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna, pemakaian atau terjemahan (Argakusumah, 2014). Selain itu, kamus merupakan buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta dengan penjelasan makna dan pemakaiannya. 2.2 Definisi Algoritma Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis (Rinal Munir, 1999). Kata logis merupakan kata kunci. Langkah-langkah tersebut harus logis, ini berarti nilai kebenarannya harus dapat ditentukan, benar atau salah. Langkahlangkah yang tidak benar dapat memberikan hasil yang salah. Algoritma adalah jantung ilmu komputer atau informatika. Banyak cabang ilmu komputer yang diacu dalam terminologi algoritma. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat proses yang digambarkan dalam suatu algoritma. Cara membuat kue atau masakan, misalnya dinyatakan dengan suatu resep. Resep makanan adalah suatu algoritma Definisi Algoritma String Matching String Matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (kurnaedi, 2012). Prinsip kerja algoritma string matching adalah sebagai berikut : 1. Memindai teks dengan bantuan sebuah window yang ukurannya sama dengan panjang pattern. 2. Menempatkan window pada awal teks. 3. Membandingkan karakter pada window dengan karakter dari pattern. Setelah pencocokan (baik hasilnya cocok atau tidak cocok), dilakukan shif ke kanan pada window. Prosedur ini dilakukan berulang-ulang sampai window berada pada akhir teks. Mekanisme ini disebut sliding-window.

2 7 String Matching dibagi menjadi dua, yaitu exact string matching dan heuristic (statistical matching). Exact matching digunakan untuk menemukan pattern yang berasal dari satu teks. Contoh pencarian exact matching adalah pencarian kata pelajar dalam kalimat saya seorang pelajar atau saya seorang siswa. Sistem akan memberikan hasil bahwa kata pelajar dan siswa bersinonim. Algoritma exact matching diklasifisikan menjadi tiga bagian menurut arah pencariannya, yaitu : 1. Arah pencarian dari kiri ke kanan. Algoritma yang termasuk dalam kategori ini adalah Brute Force, Morris dan Pratt (yang kemudian dikembangkan oleh Knuth, Morris dan Pratt). 2. Arah pembacaan dari kanan ke kiri. Algoritma yang termasuk dalam kategori ini adalah Boyer Moore yang kemudian dikembangkan menjadi algoritma Turbo Boyer Moore, Tuned Boyer Moore dan Zhu Takaoka. 3. Arah pencarian yang ditentukan oleh program. Algoritma yang termasuk dalam kategori ini adalah algoritma Colussi dan Crochemore-Perrin. Heuristic matching adalah teknik yang digunakan untuk menghubungkan dua data terpisah ketika exact matching tidak mampu mengatasi karena pembatasan pada data yang tersedia. Heuristic matching dapat dilakukan dengan perhitungan distance antara pattern dengan teks. Exact dan heuristic matching memiliki kemiripan makna tetapi berbeda tulisan Algoritma Turbo Boyer Moore Algoritma Turbo Boyer Moore adalah sebuah algoritma pencocokan pola tertentu terhadap suatu kalimat atau paragraf. Algoritma ini merupakan varian dari Algoritma Boyer Moore yang memungkinkan terjadinya lompatan melewati segmen yang tidak memerlukan preprosessing tambahan dengan kecepatan yang baik. Algoritma Turbo Boyer Moore mengambil metode pencarian string boyer moore yaitu good suffix dan bad character suffix. Akan tetapi, Algoritma Turbo Boyer Moore berbeda dengan Algoritma Boyer Moore, algoritma ini dimungkinkan terjadinya lompatan melewati segmen mengingat faktor dari teks yang cocok dengan akhiran dari pattern selama attempt terakhir sehingga memanfaatkan teknik turbo shift. Cara kerja algoritma Turbo Boyer Moore ini adalah :

3 8 Pertama : inisialisasi, karena algoritma ini menggunakan good suffix shif dan bad character shif dari Algoritma Boyer Moore maka untuk inisialisasi dijalankan prosedur prebmbc dan prebmgs seperti Algoritma Boyer Moore. Kedua : Melakukan proses pencocokan karakter pada pattern dengan karakter pada teks. Jika terjadi ketidakcocokan maka dilakukan pergeseran terbesar berdasarkan tabel BmBc, tabel BmGs dan turbo shif. Adapun Prinsip Kerja dari Algoritma Turbo Boyer Moore adalah sebagai berikut : 1. Algoritma Boyer Moore mulai melakukan pencocokan pattern pada awal teks. 2. Dari kanan ke kiri, algoritma ini akan mencocokkan karakter per karakter pattern dengan karakter pada teks yang bersesuaian sampai salah satu kondisi berikut dipenuhi: a) Di pattern dan di teks yang dibandingkan tidak cocok (missmatch). b) Semua karakter di pattern cocok. Algoritma akan memberitahukan penemuan di posisi ini. c) Algoritma kemudian menggeser pattern dengan memaksimalkan nilai pergeseran good suffix dan pergeseran bad character, lalu mengulangi langkah b sampai patern berada di ujung teks. Untuk fase pencarian dalam algoritma Turbo Boyer Moore, proses yang dilakukan hampir sama dengan fase pencarian pada Algoritma Boyer Moore. Yang membedakan adalah adanya variabel yang berfungsi untuk menampung nilai pergeseran apabila pada putaran sebelumnya nilai yang diambil untuk pergeseran berasal dari tabel good suffix shift. Nilai ini nantinya akan digunakan sebagai nilai yang mungkin digunakan untuk pergeseran pattern. Fase inisialisasi pada algoritma ini sama dengan fase inisialisasi pada algoritma Boyer Moore, yaitu mempunyai kompleksitas waktu dan ruang sebesar O(n + σ) dengan σadalah besar ruang alfabet. Sedangkan pada fase pencocokan, algoritma ini mempunyai kompleksitas waktu sebesar O(m) dengan jumlah pencocokan karakter pada algoritma ini adalah 2m. Contoh : Teks : Titik Berat Benda Pattern : Benda Tabel 2.1 Tabel BmBc dan BmGs Index Pattern B e n d a BmBc BmGs

4 9 Temu Pola 1 Tabel 2.2 Pergeseran karakter TBM 1 T I T I K B E R A T 1 Terlihat perbedaan pada index K : - Geser BmBc(K) m + ( index bawah + 1) = = 5 - BmGs[4] = 1 Sehingga geser pattern sebesar 5 (nilai maksimal dari kedua perhitungan) Temu Pola 2 Tabel 2.3 Pergeseran karakter TBM 2 T I T I K B E R A T 1 - Terlihat perbedaan pada index R, maka : - Geser BmBc(R) m + ( index bawah + 1 ) = = 4 - BmGs[3] = 4 Sehingga geser pattern sebesar 4 (nilai maksimal dari kedua perhitungan) Temu Pola 3 Tabel 2.4 Pergeseran karakter TBM 3 T I T I K B E R A T 1 Terlihat perbedaan pada index E, maka : - Geser BmBc(E) m + ( index bawah + 1 ) = = 3 - BmGs[4] = 1 Sehingga geser pattern sebesar 3 (nilai maksimal dari kedua perhitungan)

5 10 Temu Pola 4 Tabel 2.5 Pergeseran karakter TBM 4 T I T I K B E R A T Pada temu pola 4, tidak perlu dilakukan pergeseran lagi karena sudah sampai pada indeks terakhir Algoritma String Matching on Ordered Alphabets Algoritma String Matching on Ordered Alphabets ialah algoritma yang mirip dengan algoritma pencarian satu-satu (brute force). Perbedaanya adalah pada saat dilakukan percobaan untuk menyamakan string dimana jendela diposisikan oleh substring y[j..j+m-1], saat prefix u dari x telah ditemukan dan ketidaksamaan terjadi antara karakter a dalam x dengan b dalam kata y. y x Gambar 2.1 Percobaan pada algoritma string matching on ordered alphabets Algoritma ini akan menghitung periode ub seperti pada gambar diatas. Jika tidak berhasil dalam menemukan periode yang tepat, algoritma ini akan beralih untuk menghitung perkiraannya. Algoritma String Matching on Ordered Alphabets melakukan 37 kali perbandingan karakter. Pada kasus terburuk, algoritma ini melakukan perbandingan karakter sebanyak 6n+5 perbandingan danmenghasilkan kompleksitas waktu pencariannya O(n). Contoh : Teks : Titik Berat benda Pattern : Benda Perhitungan Pergeseran : Untuk proses pergeseran dihitung berdasarkan banyaknya string yang sama ditambah dengan string yang berbeda. Jika karakter string teks dan pattern tidak sama, lakukan pengecekan ke string berikutnya. U U B A

6 11 Tabel 2.6. Pergeseran Pattern SMOA 1 T I T I K B E R A T. Tabel 2.7. Pergeseran Pattern SMOA 2 T I T I K B E R A T Tabel 2.8. Pergeseran Pattern SMOA 3 T I T I K B E R A T Tabel 2.9. Pergeseran Pattern SMOA 4 T I T I K B E R A T Tabel Pergeseran Pattern SMOA 5 T I T I K B E R A T Tabel Pergeseran Pattern SMOA 6 T I T I K B E R A T

7 12 Tabel Pergeseran Pattern SMOA 7 T I T I K B E R A T Geser pattern 3 kali Tabel Pergeseran Pattern SMOA 8 T I T I K B E R A T Tabel Pergeseran Pattern SMOA 9 T I T I K B E R A T Tabel Pergeseran Pattern SMOA 10 T I T I K B E R A T Tabel Pergeseran Pattern SMOA 11 T I T I K B E R A T Pattern sudah cocok dan teks sudah berada diujung, proses pencocokan selesai. 2.3 Definisi Android Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka (Safaat,2011).

8 13 Android dipuji sebagai platform mobile pertama yang lengkap, terbuka dan bebas. 1. Lengkap (Complete Platform) : para desainer dapat melakukan pendekatan yang komprehensif ketika mereka sedang mengembangkan platform Android. Android merupakan sistem operasi yang aman dan banyak menyediakan tools dalam membangun software dan memungkinkan peluang pengembangan aplikasi. 2. Terbuka (Open Source Platform) : Platform Android disediakan melalui lisensi open source. Pengembang dapat dengan bebas untuk mengembangkan aplikasi. Android sendiri menggunakan Linux Kernel Bebas (Free Platform) : Android adalah platform/aplikasi yang bebas untuk develope. Tidak ada lisensi atau biaya royalti untuk dikembangkan pada platform Android. Tidak ada biaya keanggotaan diperlukan. Tidak ada biaya pengujian. Tidak ada kontrak yang diperlukan. Aplikasi untuk Android dapat didistribusikan dan diperdagangkan dalam bentuk apapun. 2.4 Kompleksitas Algoritma Algoritma ialah urutan-urutan langkah logis dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus (efficient). Kemangkusan algoritma diukur dari waktu (time), eksekusi algoritma dan kebutuhan ruang (space) memori. Algoritma yang mangkus ialah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang. Kebutuhan waktu dan ruang suatu algoritma bergantung pada ukuran masukan (n), yang menyatakan jumlah data yang diproses. Kemangkusan algoritma dapat digunakan untuk menilai algoritma yang bagus dari sejumlah algoritma penyelesaian masalah. Model abstrak pengukuran waktu/ruang harus independen dari pertimbangan mesin dan compiler apapun. Besaran yang dipakai untuk menerangkan model abstrak pengukuran waktu/ruang ini adalah kompleksitas algoritma. Ada dua macam kompleksitas algoritma, yaitu: kompleksitas waktu dan kompleksitas ruang. Kompleksitas waktu, T(n), diukur dari jumlah tahapan komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukann. Kompleksitas ruang, S(n) diukur dari memori yang digunakan oleh struktur data yang terdapat di dalam algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukan n.

9 14 Kompleksitas algoritma diukur berdasarkan kinerja dengan menghitung waktu eksekusi suatu algoritma. Waktu eksekusi algoritma dapat diklasifisikan menjadi tiga kelompok besar, yaitu best-case (kasus terbaik), average-case (kasus rerata) dan worst-case (kasus terjelek). Pada pemograman yang dimaksud dengan kasus terbaik, kasus rerata dan kasus terjelek dalam suatu algoritma adalah besar kecilnya atau hanya sedikitnya sumbersumber yang digunakan oleh suatu algoritma. Makin sedikit makin baik, makin banyak makin jelek. Biasanya sumber-sumber yang paling dipertimbangkan tidak hanya waktu eksekusi tetapi bisa juga besar memori, catu-daya dan sumber-sumber lain (subandijo, 2011). 2.6 Notasi Big O Notasi Big O adalah cara yang digunakan untuk menguraikan laju pertumbuhan suatu fungsi yang tidak lain adalah time complexity suatu algoritma (subandijo, 2011). Secara sederhana notasi Big O didefinisikan sebagai berikut: Jika n adalah ukuran masukan dan f(n) serta g(n) adalah fungsi positif dari n maka f(n) adalah O(g(n)) jika dan hanya jika terdapat konstanta positif c dan integer positif n 0 sedemikian rupa sehingga f(n) c g(n) untuk semua n n 0. Secara tidak formal, suatu algoritma disebut menunjukkan laju pertumbuhannya merupakanorder suatu fungsi matematika jika untuk ukuran masukan n, fungsi f(n) dikalikan konstanta positifmerupakan batas atas atau limit dari waktu eksekusi algoritma tersebut. Dengan kata lain untuk ukuran masukan n yang lebih besar daripada n 0 dan konstanta c, waktu eksekusi algoritma tidak akanmelampaui c * f(n). Sebagai contoh, karena waktu eksekusi insertion sort tumbuh secara kuadratik dengan besarnya masukan n ketika ukuran masukan naik, insertion sort dikatakan mempunyai order O (n 2 ). Notasi ini dikenal dengan nama notasi Big O yang secara khusus digunakan untuk menguraikan efisiensi algoritma. Notasi Big O tidaksecara spesifik memasukkan suku konstanta. Jika hasil estimasi efisiensi algoritma mencakup jumlah beberapa suku, notasi ini hanya akan mengambil suku dengan order tertinggi. Sebagai contohalgoritma dengan efisiensi T(n) = n 2 +n+10 maka order algoritma tersebut adalah O(n 2 ). Ilustrasiberikut menujukkan bagaimana dominasi n 2 terhadap nilai T(n) secara keseluruhan saat nilai n menuju tak berhingga.

10 15 n n 2 n 10 T(n) Meskipun notasi ini dikembangkan sebagai bagian dari matematika murni, notasi ini kerap dipakai pada analisis algoritma untuk menguraikan algoritma pemakaian sumbersumber komputasi, kasus terburuk atau kasus rerata waktu eksekusi atau pemakaian memori suatu algoritma kerapdisajikan sebagai fungsi dari besaran masukan menggunakan notasi Big O. Hal ini memungkinkan perancang algoritma memprediksi perilaku algoritmanya dan menentukan algoritma mana yang akan digunakan tak tergantung pada arsitektur komputer dan clock rate. Karena notasi Big O mengabaikan nilai konstanta dan kelipatannya dan juga mengabaikan efisiensi untuk argumen-argumen dalam ukuran yang lebih kecil ordernya, maka notasi Big O tidak selalu mencerminkan algoritma yang paling cepat pada data tertentu, tetapi pendekatan ini tetap sangat efektif untuk membandingkan berbagai algoritma saat ukuran data masukan menuju tak terhingga. Konsep O(n) dikenal sebagai salah satu metode asymptotic analysis untuk menyatakan batas atas asimptotik. Sebagai contoh, T(n) = 13n n 2 + 2n log n + 4n di mana T merupakanfungsi dari obyek masukan n, ditulis sebagai T(n). Jika n tumbuh menjadi lebih besar maka nilai n 3 akan jauh lebih besar daripada n 2, n log n dan n sehingga n 3 mendominasi T(n). Waktu eksekusi T(n)secara garis besar mempunyai order n 3 dan notasinya ditulis sebagai O(n 3 ). Dua metode lain yang dikenal adalah Ω (n) untuk menyatakan batas bawah asimtotik dan Ɵ(n) untuk menyatakan tight bound asymptotic. Secara formal T(n) didefinisikan sebagai berikut: T(n) = O(f(n)) jika terdapat konstanta c dan n 0 sedemikian rupa sehingga T(n) < c * f(n) untuk n >n 0. Ini berarti bahwa untuk n >n 0 maka c * f(n) merupakan batas atas dari T(n). Sebagai contoh, jika T(n) = 1000n dan f(n) = n 2, n 0 = 1000 dan c = 1 maka T(n) 1 * f(n) untuk n > 1000 dan dikatakan bahwa T(n) = O(f(n)).

11 16 Notasi Big O adalah cara yang sangat menyenangkan untuk menyajikan skenario keadaanterjelek suatu algoritma, meskipun ia juga dapat digunakan untuk menyajikan kasus rerata. Sebagai contoh, skenario kasus terjelek quick sort adalah O(n 2 ), tetapi rerata waktu eksekusinya adalah O(n log n). 2.5 Penelitian yang Relevan Berikut ini beberapa penelitian yang terkait dengan Algoritma Turbo Boyer Moore dan String Matching on Ordered Alphabets : 1. Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati (2013) dalam jurnal yang berjudul studi perbandingan implementasi algoritma boyer moore, turbo boyer moore dan tuned boyer moore dalam pencarian string. Menyatakan bahwa algoritma Turbo Boyer Moore merupakan algoritma tercepat kedua dari ketiga varian algoritma tersebut. 2. Rizal (2015) dalam jurnal yang berjudul permainan tebak kata bahasa aceh menggunakan algoritma turbo boyer moore. Menyatakan bahwa pencocokan string yang diterapkan pada aplikasi permainan tebak kata bahasa aceh berhasil diterapkan dan menghasilkan pencocokan yang sesuai dengan yang di harapkan. Algoritma Turbo Boyer Moore melakukan pencocokan dengan sangat cepat. 3. Priskila Ifke Goni (2013) dalam skripsi yang berjudul penerapan algoritma turbo boyer moore untuk pendeteksian kemiripan dokumen berbasis android. Menyatakan bahwa dalam proses pendeteksian, Algoritma Turbo Boyer Moore dijadikan sebagai string (pattern) matching. Berdasarkan dokumen yang diuji kinerja dari algoritma Turbo Boyer Moore bergantung pula pada hasil akhir dari tahap preprocessing yakni tahap tokenizing dan tahap filtering.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algoritma ditemukan oleh seorang ahli matematika dari Uzbekistan, yang bernama Abu Ja far Muhammad Ibnu Al-Kwarizmi (770-840). Dalam bukunya yang berjudul Al-Jabr

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan (Utami, 2005).Algoritma adalah urutan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang

Lebih terperinci

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara matematis dan logis. Tanpa kita sadari, kebanyakan dari kegiatan yang kita lakukan setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN Mesran Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah

Lebih terperinci

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE PENCOCOKAN DNA NR_108049 DAN DNA DI203322 MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telekomunikasi memiliki peranan penting bagi pembangunan Nasional, karena telekomunikasi dapat menyalurkan dan menyediakan informasi secara cepat bagi manusia

Lebih terperinci

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Steven Kristanto G 1 Antonius Rachmat C 2 R. Gunawan Santosa 3 stev_en12@yahoo.co.id anton@ti.ukdw.ac.id gunawan@ukdw.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs.

Artikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs. Studi Perbandingan Algoritma Brute Force, Algoritma Knuth- Morris-Pratt, Algoritma Boyer-Moore untuk Identifikasi Kesalahan Penulisan Teks berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti: Ditya Geraldy (672011064)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII

Lebih terperinci

TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG

TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG Ario Yudo Husodo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di

Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java

Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Gozali Harda Kumara (13502066) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Algoritma pencocokan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Optimal Mismatch Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap karakter dalam teks sehingga pencarian seperti ini disebut pencarian sekuensial

Lebih terperinci

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Harry Octavianus Purba 13514050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Bandung, Indonesia 13514050@stei.itb.ac.id Proses

Lebih terperinci

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Dini Lestari Tresnani - 13508096 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma String Matching Algoritma string matching merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching digunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery

Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Disusun Oleh : Levanji Prahyudy / 13513052 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kombinasi Algoritma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kamus Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan maknanya, pemakaiannya

Lebih terperinci

Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus.

Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Waktu komputasi (dalam detik) Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma

Lebih terperinci

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching

Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang 7 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini informasi sangat mudah didapatkan terutama melalui media internet. Dengan banyaknya informasi yang terkumpul atau tersimpan dalam jumlah yang banyak, user

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Bahan Kuliah IF2120 Matematika Disktit Rinaldi M/IF2120 Matdis 1 Rinaldi M/IF2120 Matdis 2 Pendahuluan Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pencocokan string merupakan masalah mendasar yang terjadi dalam berbagai aplikasi praktis. (Mitani & Ino, 2016).Pencocokan string adalah proses menemukan jumlah kejadian

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA

PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA Darmawan Utomo Eric Wijaya Harjo Handoko Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Menurut Lauder (2005:223), Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan

Lebih terperinci

Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf

Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Luthfi Kurniawan 13514102 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1 Word search puzzle Sumber (http://en.wikipedia.org/wiki/word_search)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1 Word search puzzle Sumber (http://en.wikipedia.org/wiki/word_search) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permainan Word Search Puzzle Permainan word search puzzle atau permainan pencarian kata adalah permainan permainan berbasis puzzle untuk mencari kata-kata yang disusun dalam bentuk

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Andreas Dwi Nugroho - 13511051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Eric Cahya Lesmana 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) dengan hadirnya mesin pencarian (Search Engine) di dalam sistem komputer yang merupakan salah satu fasilitas internet

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN Yudhistira NIM 13508105 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika ITB Jalan Ganesha No.10 Bandung e-mail: if18105@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic

Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Fahziar Riesad Wutono (13512012) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String

Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Hary Fernando Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No.10 Bandung, e-mail: hary@hary.web.id ABSTRAK Pencocokan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma adalah urutan langkah logis tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Yang ditekankan adalah urutan langkah logis, yang berarti algoritma harus mengikuti suatu

Lebih terperinci

Matematika Diskrit Kompleksitas Algoritma. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Matematika Diskrit Kompleksitas Algoritma. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Matematika Diskrit Kompleksitas Algoritma Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Pendahuluan Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah pengurutan (sort), ada

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String

Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI

APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI Winda Winanti Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Information Retrieval System 2.1.1. Pengertian Information Retrieval System Information retrieval system merupakan bagian dari bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk pengambilan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI VICI INDAH YANA 121401062 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir

Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Andi Kurniawan Dwi P - 13508028 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir

Aplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir Aplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir Khoirunnisa Afifah (13512077) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algortima adalah jantung ilmu komputer atau informatika. Banyak cabang dari ilmu komputer yang diacu dalam terminologi algoritma, misalnya algoritma perutean (routing)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan banyak terdapat istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Secara umum, istilah yang berkaitan dengan diagnosis dan operasi memiliki

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Reno Rasyad 13511045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM DI B.A.S LPKIA Teguh Nurhadi Suharsono 1, Ega Bahari 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma 1 Pendahuluan Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah pengurutan (sort), ada puluhan algoritma pengurutan Sebuah algoritma tidak saja harus

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, budaya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, budaya, suku, dan kuliner. Dari kekayaan alam dan budaya yang berbeda-beda pada setiap daerah, secara tidak

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O

Analisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O Analisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O Rama Aulia NIM : 13506023 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : ramaaulia@yahoo.co.id Abstrak Sorting

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir

Aplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir Aplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir Edmund Ophie - 13512095 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5]

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Algoritma adalah prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang menggunakan beberapa nilai sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai yang disebut keluaran.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 17 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan untuk memahami sistem dan komponen-komponen bagian dalam sistem dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA

PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA Ikhsan Fanani NIM : 13505123 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : ikhsan_fanani@yahoo.com

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Aplikasi Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Patrick Nugroho Hadiwinoto / 13515040 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android

Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android Kencana Wulan Argakusumah, Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang,

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman

Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Diana Effendi 1) danandri Kurnaedi 2) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UniversitasKomputer Indonesia (UNIKOM),

Lebih terperinci

Analisis Kompleksitas Waktu Untuk Beberapa Algoritma Pengurutan

Analisis Kompleksitas Waktu Untuk Beberapa Algoritma Pengurutan Analisis Kompleksitas Waktu Untuk Beberapa Algoritma Pengurutan Dibi Khairurrazi Budiarsyah, 13509013 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Pengantar Strategi Algoritmik. Oleh: Rinaldi Munir

Pengantar Strategi Algoritmik. Oleh: Rinaldi Munir Pengantar Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir 1 Masalah (Problem) Masalah atau persoalan: pertanyaan atau tugas yang kita cari jawabannya. Contoh-contoh masalah: 1. [Masalah pengurutan] Diberikan senarai

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dan Knuth-Morris-Pratt (KMP) dalam Pencocokkan DNA

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dan Knuth-Morris-Pratt (KMP) dalam Pencocokkan DNA Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dan Knuth-Morris-Pratt (KMP) dalam Pencocokkan DNA Khaidzir Muhammad Shahih 1351268 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Dalam Algoritma Pengurutan

Kompleksitas Algoritma Dalam Algoritma Pengurutan Kompleksitas Algoritma Dalam Algoritma Pengurutan Rio Cahya Dwiyanto Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: kasrut_desu@yahoo.co.id Abstract Makalah ini membahas tetang beberapa algoritma, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam interaksi kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan sarana untuk menyampaikan sesuatu pesan yang diinginkan kepada manusia lain. Sarana yang diperlukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE

PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE Ramadhansyah (12110817) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencocokan String dan Algoritma Runut Balik dalam Konversi Romaji ke Hangul

Aplikasi Algoritma Pencocokan String dan Algoritma Runut Balik dalam Konversi Romaji ke Hangul Aplikasi Algoritma Pencocokan String dan Algoritma Runut Balik dalam Konversi Romaji ke Hangul Denita Hanna Widiastuti - 13514008 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT

PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. No., Agustus ISSN -X (Media Cetak) Hal : - PERANCANGAN APLIKASI TEXT EDITOR DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT Firman Matondang, Nelly Astuti Hasibuan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Game (Permainan) Game adalah suatu sistem atau program di mana satu atau lebih pemain mengambil keputusan melalui kendali pada objek di dalam game untuk suatu tujuan tertentu (Jasson,

Lebih terperinci

ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP)

ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) Wistiani Astuti whistieruslank@gmail.com Teknik Informatika, Universitas Muslim Indonesia Abstrak Skripsi adalah suatu

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA KULIAH KE : 3 ALGORITMA

STRUKTUR DATA KULIAH KE : 3 ALGORITMA STRUKTUR DATA KULIAH KE : 3 ALGORITMA Ciri-ciri algoritma 1. Input 2. Output 3. Definite 4. Efective 5. Terminate : masukan : keluaran : jelas : efektif : berakhir 1. Input 2. Output terdapat nol masukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi teknologi telah berkembang sangat cepat pada zaman sekarang. Hampir semua manusia modern memanfaatkan teknologi untuk mempermudah

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien.

Pendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien. Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien. Algoritma yang efektif diukur dari berapa jumlah waktu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan dalam pemasaran konvensional, barang

BAB I PENDAHULUAN. tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan dalam pemasaran konvensional, barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi internet disebabkan oleh kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Pencocokan String dalam Perangkat Lunak Pemblokir Akses Situs Negatif

Penerapan Algoritma Pencocokan String dalam Perangkat Lunak Pemblokir Akses Situs Negatif Penerapan Algoritma Pencocokan String dalam Perangkat Lunak Pemblokir Akses Situs Negatif Ahmad Aidin - 13513020 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana

Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana Moch. Yusup Soleh/13507051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Pengurutan Selection Sort dan Insertion Sort

Kompleksitas Algoritma Pengurutan Selection Sort dan Insertion Sort Kompleksitas Algoritma Pengurutan Selection Sort dan Insertion Sort Setia Negara B. Tjaru (13508054) Program Studi Teknik Informatika ITB Bandung e-mail: if18054@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Makalah ini

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA

IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA Rivalri Kristianto Hondro 1, Zumrotul Aqobah Hsb 2, Suginam 3, Ronda Deli Sianturi 4 1, 3, 4 Dosen Tetap

Lebih terperinci